Perhitungan Kinerja Ruas Jalan Perkotaan PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI 1997



Beberapa langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung kinerja ruas jalan adalah I.



MENGETAHUI DATA TENTANG RUAS JALAN 1. Kondisi ruas jalan 2. Kondisi geometrik 3. Kondisi lalu lintas 4. Kondisi hambatan samping



II.



HITUNG KECEPATAN ARUS BEBAS 1. Kecepatan arus bebas dasar 2. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk lebar jalur Lalu Lintas (FVw) 3. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVSF) 4. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFV CS)



III.



HITUNG KAPASITAS 1. Kapasitas dasar (C0) 2. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCW) 3. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisahan Arah (FCWB) 4. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping (FCSF) 5. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (FCCS)



IV.



HITUNG DAN TENTUKAN KINERJA RUAS JALAN 1. Derajat Kejenuhan (DS) 2. Kecepatan kendaraan ringan



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



I.



DATA RUAS JALAN 1. Kondisi Ruas Jalan ο‚· Jenis daerah disekitar ruas jalan 1. Daerah pemukiman 2. Daerah perdagangan 3. Akses terbatas/ jalan samping ο‚· Tentukan tipe jalan 1. Empat lajur dua arah terbagi (4/2 D) 2. Empat lajur dua arah tak terbagi (4/2 UD) 3. Dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) 4. Dua lajur satu arah (2/1) 2. Kondisi Geometrik Untuk menghitung kinerja ruas jalan, kita harus mengetahui data geometrik dan sketsa penampang melintang jalan yang diamati, meliputi 1. Data lebar jalur lalu lintas pada kedua sisi/arah (lebar jalur lalu lintas rata-rata), 2. Lebar bahu efektif (Ws). Jika jalan hanya mempunyai bahu pada satu sisi, maka lebar bahu rata-rata adalah sama dengan setengah dari lebar bahu tersebut. Untuk jalan terbagi, lebar bahu rata-rata dihitung perarah sebagai jumlah lebar bahu luar dan dalam. Jalan tak terbagi β†’ Ws =



(π‘Šπ‘†π΄ +π‘Šπ‘†π΅ ) 2



Jalan terbagi β†’ Arah 1 , WS1 = WSAO + WSA1 ; Arah 2 , WS1 = WSBO + WSB1 Jalan satu arah β†’ Ws = WSA + WSB 3. Kereb dan median. Jika jalan mempunyai median, catat kesinambungan median, yaitu: a. Tanpa bukaan b. Sedikit bukaan (ada bukaan, tetapi kurang dari satu per 500 m) c. Banyak bukaan (satu atau lebih bukaan per 500 m)



Keterangan WCA, WCB WSAI, WSBI WSA0, WSB0



= Lebar jalur lalu lintas = Lebar bahu dalam sisi A dan B = Lebar bahu luar sisi A dan B



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



Keterangan WC WK



= Lebar jalur lalu lintas = Jarak dari kereb ke penghalang



3. Kondisi Lalu Lintas Untuk mencatat dan mereduksi data yang didapat dari hasil survey dapat menggunakan Formulir UR-2 pada MKJI. Beberapa data kondisi lalu lintas yang harus diperhitungkan untuk mendapat kinerja ruas jalan yaitu: a. Hitung arus lalu lintas yang melewati ruas jalan yang diamati dalam waktu 1 jam (kend/jam) b. Klasifikasikan data arus lalu lintas yang didapat kedalam komposisi lalu lintas, yaitu ο‚· Kendaraan Ringan (LV) meliputi mobil penumpang, minibus, pik-up, truk kecil dan jeep, ο‚· Kendaraan Berat (HV) meliputi truk dan bus, ο‚· Sepeda motor (MC). c. Tentukan arus lalu lintas dalam satuan smp/jam dengan cara mengalikan jumlah kendaraan (poin a) dengan nilai emp (ekivalen mobil penumpang) masing-masing type kendaraan berdasarkan type jalan yang diamati. Penentuan emp dilakukan berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 berikut: Tabel 1. Emp untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi



Tabel 2. Emp untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah



Untuk kendaraan ringan (LV) emp yang digunakan adalah 1,0. Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



Contoh: Suatu survey lalu lintas didapatkan data geometrik dan data lalu lintas sebagai berikut: Tipe jalan = 2/2 UD Lebar lajur lalu lintas = 6 meter HV = 100 kend/jam; LV = 800 kend/jam; MC = 1.000 kend/jam Total arus lalu lintas = 1.900 kend/jam Berdasarkan data di atas, maka tabel yang digunakan untuk menentukan smp/jam adalah Tabel 1. Didapatkan HV = 100 x 1,2 = 120 smp/jam; LV = 800 x 1,0 = 800 smp/jam; MC = 1.000 x 0,35 = 350 smp/jam. 4. Kondisi Hambatan Samping Selain data arus lalu lintas, data hambatan samping juga mempengaruhi dalam perhitungan kinerja ruas jalan. Beberapa tahapan yang dilakukan untuk menghitung kondisi hambatan samping yaitu: a. Hitung frekuensi kejadian hambatan samping yang ada dilokasi pengamatan per jam per 200 m pada kedua sisi segmen yang diamati, kemudian jumlahkan frekuensi tersebut sesuai dengan tipe hambatan samping. Tipe hambatan samping terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu: - Pejalan kaki yang berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan (PED), - Kendaraan berhenti dan parkir (PSV), - Kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari/ ke lahan samping jalan, jalan sisi, atau gang (EEV), dan - Arus kendaraan yang bergerak lambat seperti sepeda, becak, delman, traktor dan lainnya (SMV). b. Tentukan nilai jumlah bobot kejadian hambatan samping dengan cara mengalikan frekuensi kejadian dilapangan (poin a) dengan faktor bobot. Faktor bobot yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Faktor Bobot Hambatan Samping Tipe Hambatan Samping Simbol Pejalan kaki PED Parkir, kendaraan berhenti PSV Kendaraan masuk + keluar EEV Kendaraan lambat SMV



Faktor Bobot 0,5 1,0 0,7 0,4



Hasil Survei



Contoh: Tipe Hambatan Samping Pejalan kaki Parkir, kendaraan berhenti Kendaraan masuk + keluar Kendaraan lambat



Faktor Bobot



Simbol



Frekuensi kejadian



PED



(1) 0,5



(2) /jam, 200 m



PSV



1,0



/jam, 200 m



EEV



0,7



/jam, 200 m



SMV



0,4



/jam, 200 m



Frekuensi bobot (3) = (1) x (2)



TOTAL Total Frekuensi Berbobot = Nilai jumlah berbobot kejadian Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



c. Tentukan kelas hambatan samping berdasarkan jumlah berbobot hambatan samping (poin b). Klasifikasi kelas hambatan samping dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Kelas Hambatan Samping (SFC) Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi



Tabel 4. Klasifikasi Kelas Hambatan Samping Jumlah berbobot Kode kejadian per 200 m Kondisi Khusus perjam (dua sisi) Daerah permukiman; jalan dengan VL < 100 jalan samping Daerah permukiman ; beberapa L 100 – 299 kendaraan umum, dsb Daerah industri, beberapa toko disisi M 300 – 499 jalan Daerah komersil, aktivitas sisi jalan H 500 – 899 tinggi Daerah komersial dengan aktivitas VH > 900 pasar samping jalan Berdasarkan Hasil Perhitungan poin B



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



II.



HITUNG KECEPATAN ARUS BEBAS ο‚· Untuk jalan tak terbagi analisa dilakukan pada kedua arah lalu lintas, sedangkan jalan terbagi analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu lintas (masing-masing jalur), seolaholah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah. Contoh perhitungan jalan tang terbagi dapat dilihat pada MKJI hal 5-80. ο‚· Kecepatan yang dihitung untuk kecepatan arus bebas adalah untuk kendaraan ringan. ο‚· Dalam MKJI formulir yang digunakan untuk menentukan kecepatan arus bebas adalah dengan formulir UR-3. ο‚· Untuk menghitung kecepatan arus bebas, digunakan rumus sebagai berikut:



Dimana: FV FV0 FVw FFFVSF FFFVCS



𝐹𝑉 = (𝐹𝑉0 + 𝐹𝑉𝑀 ) π‘₯ 𝐹𝐹𝑉𝑆𝐹 π‘₯ 𝐹𝐹𝑉𝑐𝑠 = = = = =



Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam) Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam) Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif (km/jam) (penjumlahan) Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping Faktor penyesuaian ukuran kota



1. Kecepatan Arus Bebas Dasar (FV0) Untuk menentukan kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan digunakan Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Kecepatan Arus Bebas Dasar Kecepatan Arus (FV0) (km/jam) Kendaraan Kendaraan Sepeda Semua Tipe Jalan ringan berat Motor kendaraan (LV) (HV) (MC) (rata-rata) Enam lajur terbagi (6/2 D) atau Tiga lajur 61 52 48 57 satu arah (3/1) Empat lajur terbagi (4/2 D) atau dua lajur 57 50 47 55 satu arah (2/1) Empat lajur tak 53 46 43 51 terbagi (4/2 UD) Dua lajur tak terbagi 44 40 40 42 (2/2 UD) Gunakan kendaraan ringan



2. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk lebar jalur Lalu Lintas (FVw) Penentuan penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas didasarkan pada lebar jalur lalu lintas efektif (Wc) yang di catat pada Formulir UR-1. Kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas ditentukan berdasarkan Tabel 6 berikut. Tabel 6. Kecepatan Arus Bebas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas Lebar jalur lalu lintas efektif FVw Tipe Jalan (Wc) (m) (km/jam) Per lajur 3,00 -4 Empat lajur terbagi atau 3,25 -2 Jalan satu arah 3,50 0 3,75 2 4,00 4



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



Tipe Jalan



Empat lajur tak terbagi



Dua lajur tak terbagi



Lebar jalur lalu lintas efektif (Wc) (m) Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11



FVw (km/jam) -4 -2 0 2 4 -9,5 -3 0 3 4 6 7



3. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFV SF) Penentuan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: a. Jalan dengan bahu, Penentuan faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping, jika jalan yang diamati menggunakan bahu, maka ditentukan sesuai dengan Tabel 7. Tabel 7. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas untuk Hambatan Samping Jika Jalan dengan Bahu



b. Jalan dengan kereb, Penentuan faktor penyesuaian hambatan samping, jika jalan yang diamati menggunakan kereb, maka ditentukan sesuai dengan Tabel 8.



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



Tabel 8. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas untuk Hambatan Samping Jika Jalan dengan Kereb



c. Jalan Enam Lajur, Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam-lajur dapat ditentukan dengan rumus:



𝐹𝐹𝑉6,𝑆𝐹 = 1 βˆ’ 0,8 π‘₯ (1 βˆ’ 𝐹𝐹𝑉4,𝑆𝐹 ) Dimana, 𝐹𝐹𝑉6,𝑆𝐹 𝐹𝐹𝑉4,𝑆𝐹



= Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam lajur = Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan empat lajur



4. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVCS) Untuk penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota dilakukan berdasarkan jumlah penduduk daerah yang diamati. Tabel berikut yang digunakan untuk menentukan faktor penyesuaian ini. Tabel 9. Faktor penyesuaian Kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFV CS) Ukuran Kota (juta penduduk) Faktor Penyesuaian untuk Ukuran Kota < 0,1 0,9 0,1 – 0,5 0,93 0,5 – 1,0 0,95 1,0 – 3,0 1,00 > 3,0 1,03



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



III.



HITUNG KAPASITAS ο‚· Untuk jalan tak terbagi analisa dilakukan pada kedua arah lalu lintas, sedangkan jalan terbagi analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu lintas (masing-masing jalur), seolaholah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah. Contoh perhitungan jalan tang terbagi dapat dilihat pada MKJI hal 5-80. ο‚· Analisa kapasitas jalan dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.



𝐢 = 𝐢0 π‘₯ 𝐹𝐢𝑀 π‘₯ 𝐹𝐢𝑆𝑃 π‘₯ 𝐹𝐢𝑆𝐹 π‘₯ 𝐹𝐢𝐢𝑆 Dimana, C C0 FCW FCSP FCSF FCCS 1.



= = = = = =



Kapasitas (smp/jam) Kapasitas dasar (smp/jam) Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif Faktor penyesuaian pemisah arah Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping Faktor penyesuaian ukuran kota



Kapasitas dasar (C0) Kapasitas dasar ditentukan dengan Tabel 10 berikut. Tabel 10. Penentuan Kapasitas Dasar (C0) Tipe Jalan Kapasitas Dasar (smp/jam) Empat lajur terbagi atau 1.650 Jalan satu arah Empat lajur tak terbagi 1.500 Dua lajur tak terbagi 2.900



Catatan Per lajur Per lajur Total dua arah



Jika jalan lebih dari empat lajur, maka dapat ditentukan kapasitas perlajur sesuai dengan catatan diatas, walaupun lajur tersebut memiliki lebar yang tidak sesuai dengan standar. 2.



Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCW) Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah ditentukan sesuai dengan tabel berikut. Tabel 11. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisahan Arah (FC W) Lebar jalur lalu lintas efektif FCw Tipe Jalan (Wc) (m) Per lajur 3,00 0,92 Empat lajur terbagi atau 3,25 0,96 Jalan satu arah 3,50 1,00 3,75 1,04 4,00 1,08 Per lajur 3,00 0,91 3,25 0,95 Empat lajur tak terbagi 3,50 1,00 3,75 1,05 4,00 1,09 Total dua arah 5 0,56 Dua lajur tak terbagi 6 0,87 7 1,00 8 1,14



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



9 10 11



1,25 1,29 1,34



ο‚· Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan lebih dari empat lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai per lajur yang diberikan untuk jalan empat-lajur dalam Tabel 11. 3.



Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisahan Arah (FCWB) ο‚· Khusus untuk jalan tak terbagi, tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisalan arah berdasarkan data masukan kondisi lalu-lintas dari Formulir UR-2. ο‚· Jika jalan tak terbagi, untuk menentukan faktor penyesuaian ini menggunakan Tabel 12. Tabel 12. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping (FC SF) Pemisah arah SP % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30 Dua lajur 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 (2/2) FCSP Empat 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94 lajur (4/2) ο‚· Jika jalan terbagi atau jalan satu arah maka gunakan nilainya sama dengan 1,00.



4.



Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping (FC SF) Penentuan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: a. Jalan dengan bahu, Penentuan faktor penyesuaian hambatan samping, jika jalan yang diamati menggunakan bahu, maka ditentukan sesuai dengan Tabel 13. Tabel 13. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping Jika Jalan dengan Bahu



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



b.



Jalan dengan kereb, Penentuan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping, jika jalan yang diamati menggunakan kereb, maka ditentukan sesuai dengan Tabel 14. Tabel 14. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping Jika Jalan dengan Kereb



c.



Jalan Enam Lajur, ο‚· Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan 6-lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai FCSF untuk jalan empat-lajur yang diberikan pada Tabel 14. ο‚· Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam-lajur dapat ditentukan dengan rumus:



𝐹𝐢6,𝑆𝐹 = 1 βˆ’ 0,8 π‘₯ (1 βˆ’ 𝐹𝐢4,𝑆𝐹 ) Dimana, 𝐹𝐢6,𝑆𝐹 = Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam lajur 𝐹𝐢4,𝑆𝐹 = Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan empat lajur 5.



Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (FCCS) ο‚· Untuk penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota dilakukan berdasarkan jumlah penduduk daerah yang diamati. Tabel berikut yang digunakan untuk menentukan faktor penyesuaian ini. Tabel 15. Faktor penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (FCCS) Ukuran Kota (juta penduduk) Faktor Penyesuaian untuk Ukuran Kota < 0,1 0,86 0,1 – 0,5 0,90 0,5 – 1,0 0,94 1,0 – 3,0 1,00 > 3,0 1,04



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



Dosen Pengampu Dyah Pradhitya Hardiani, MT



IV.



HITUNG DAN TENTUKAN KINERJA RUAS JALAN 1. Derajat Kejenuhan (DS) Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan rumus



𝐷𝑆 = Dimana, Q = Arus total (smp/jam) C = Kapasitas (smp/jam)



𝑄 𝐢



2. Kecepatan dan Waktu Tempuh Kecepatan rata – rata kecepatan yang digunakan adalah kecepatan kendaraan ringan dan ditentukan dengan menggunakan grafik pada Gambar 1 dan Gambar 2, dengan melakukan beberapa tahapan berikut: a. Masukkan nilai derajat kejenuhan (DS) pada sumbu horizontal (X). b. Buat garis sejajar dengan sumbu vertikal (Y) dari titik DS tersebut sampai berpotongan dengan nilai kecepatan arus bebas sesungguhnya. c. Buat garis horizontal sejajar dengan sumbu (X) sampai berpotongan dengan sumbu vertikal (Y) pada bagian sebelah kiri, dan lihat nilai kecepatan rata-rata kendaraan ringan sesungguhnya untuk kondisi yan dianalisa Waktu tempuh rata-rata dihitung untuk kendaraan ringan dalam jam untuk kondisi yang diamati dengan rumus sebagai berikut π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž (𝑇𝑇) = Dimana, L = Panjang Segmen (Km) V = Kecepatan Kendaraan Ringan (Jam)



Bahan Perkuliahan Rekayasa Lalu Lintas (SPL 4122)



𝐿 𝑉