18 0 186 KB
Perhitungan Manual Metode Analytical Hierarchy Process AHP langkah-langkah Perhitungan manual dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebagai berikut: a. Kriteria yang menjadi penentuan yaitu nilai, keahlian, jurusan, jarak dan penghasilan orang tua b. Menyusun kriteria-kriteria penentuan lokasi prakerin siswa dengan matrik perbandingan berpasangan. Masukan awal adalah menentukan nilai kriteria. Tabel 4.1 Matrik perbandingan berpasangan Kriteria
Nilai
Keahlian
Jurusan
Jarak
Penghasilan
Nilai
1
1/3 = 0.33
1/5 = 0.2
1/7 = 0.14 1/9 = 0.11
Keahlian
3
3/3 = 1
3/5 =0.6
3/7 = 0.42 3/9 = 0.33
Jurusan
5
5/3 = 1.66
5/5 = 1
5/7 = 0.71 5/9 = 0.55
Jarak
7
7/3 = 2.33
7/5 = 1.4
7/7 = 1
Penghasilan
9
9/3 = 3
9/5 = 1.8
9/7 = 1.28 9/9 = 1
7/9 = 0.77
c. Menjumlahkan nilai elemen setiap kolom dari nilai-nilai elemen matrik kriteria diatas, maka jumlah elemen setiap kolom adalah : Nilai : 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25 Keahlian : 0.33 + 1 + 1.66 + 2.33 + 3 = 8.32 Jurusan : 0.2 + 0.6 + 1 = 1.4 + 1.8 = 5 Jarak : 0.14 + 0.42 + 0.71 + 1 + 1.28 = 3.55 Penghasilan : 0.11 + 0.33 + 0.55 + 0.77 + 1 = 2.76 d. Membagi setiap elemen pada kolom dengan jumlah perkolom yang sesuai dari nilai-nilai elemen martik table 4.1 dan jumlah masing-masing kolom diatas, maka dapat dihitung matrik normalisasi dengan cara membagi setiap elemen pada kolom dengan jumlah perkolom yang sesuai, misalnya untuk menghitung matrik normalisasi pada kolom 1 dan baris 1 maka dapat di hitung sebagai berikut : Table 4.2 Hasil matrik normalisasi kriteria Kriteria Nilai
Nilai
Keahlian
Jurusan
Jarak
Penghasilan
1/25=0,0
0,33/8,32=0,04
0,2/5=0,04
0,14/3,55=0,04
0,11/2,76=0,04
1/8,32=0,12
0,6/5=0,12
0,42/3,55=0,12
0,33/2,76=0,12
4
Keahlian
3/25=0,1 2
Jurusan
5/25=0,2
1,66/8,32=0,2
1/5=0,2
0,17/3,55=0,2
0,55/2,76=0,2
Jarak
7/25=0,2
2,33/8,32=0,28
1,4/5=0,28
1/3,55=0,28
0,77/2,76=0,28
3/8,32=0,36
1,8/5=0,36
1,28/3,55=0,36
1/2,76=0,36
8
Penghasilan 9/25=0,3 6
e. Setelah matrik normalisasi didapatkan, langkah selanjutnya menjumlahkan tiap baris pada matrik tersebut. Jumlah masing-masing baris pada tabel 4.2 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : Nilai : 0,04 + 0,04 + 0,04 + 0,04 + 0,04 = 0,2 Keahlian : 0,12 + 0,12 + 0,12 + 0,12 + 0,12 = 0,6 Jurusan : 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 = 1 Jarak : 0,28 + 0,28 + 0,28 + 0,28 +0,28 = 1,4 Penghasilan orang tua : 0,36 + 0,36 + 0,36 + 0,36 + 0,36 = 1,8 Setelah didapatkan jumlah pada masing-masing baris, selanjutnya di hitung nilai prioritas kriteria dengan cara membagi masing-masing jumlah baris dengan jumlah elemen atau jumlah kriteria (n=5), sehingga nilai prioritas masing-masing kriteria dapat dihitung sebagai berikut : Nilai prioritas kriteria Nilai : 0,2/5 = 0,04 Nilai prioritas kriteria Keahlian : 0,6/5 = 0,12 Nilai prioritas kriteria Jurusan : 1/5 = 0,2 Nilai prioritas kriteria Jarak : 1,4/5 = 0,28 Nilai prioritas kriteria Penghasilan Orang tua : 1,8/5 = 0,36 Sehingga jika dalam bentuk persen dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Table 4.3 Nilai bobot Kriteria Kriteria
Bobot
Persentase
Nilai
0,04
4%
Keahlian
0,12
12 %
Jurusan
0,2
20 %
Jarak
0,28
28 %
Penghasilan
0,36
36 %
Jumlah
1
100 %
f. Menguji konsintensi dengan cara menghitung (A) (W ) yaitu mengalikan matrik perbandingan berpasangan dengan bobot prioritas kriteria, setelah itu menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus persamaan (2,1) T
(A) (WT) = = max = = 4,976 g. Menghitung indexs konsistensi (consistency index) : untuk menghitung indexs konsistensi (consistency index) dengan memakai rumus : CI = ( max - n)/n - 1 CI = ( max – n)/n -1 = (4,976 – 5)/5 – 1 = - 0,024/4 = - 0,006 h. Menghitung rasio konsistensi dengan rumus : CR = CI/IR, dengan IR adalah inde random dengan nilai 1,12 karena pada kasus ini mempunyai ukuran matriks 5, sehingga nilai darai CR dapat di hitung dengan cara sebagai berikut:
CR = CI/IR = -0,006/1,12 = -0,005
Karena Nilai ratio konsistensi -0,005 ≤ 0,1 maka matrik diatas konsisten.
1. Data Kriteria
Data kriteria digunakan sebagai acuan/dasar dari penilaian. Dalam kriteria, kita bisa menambahkan kode kriteria dan nama kriteria. Dalam ahp, tidak usah memberikan bobot kepentingan dalam kriteria seperti pada metode saw, karena penting atau tidaknya kriteria akan terlihat dari perbandingan antar kriteria (dijelaskan bagian berikutnya). Berikut contoh data kriteria dalam perhitungan spk metode ahp:
Kode
Nama
C01
Jarak ke pondok mahasiswa
C02
Jarak ke sarana pendidikan
C03
Jarak dengan BTS
C04
Pesaing
C05
Luas bangunan
Tabel 1 2. Data Alternatif
Data alternatif adalah sesuatu/orang yang akan diberikan penilaian. Alternatif biasanya berisi kode alternatif dan nama alternatif. Berikut contoh data alteranatif dalam perhitungan spk metode ahp: Kode
Nama
A01
Lokasi 1
A02
Lokasi 2
A03
Lokasi 3
Tabel 2 3. Nilai Perbandingan
Dalam AHP nilai perbandingan diberikan antara 1 sampe 9 sesuai dengan teori Saaty. Berikut penamaan nilai Saaty:
1
Sama penting dengan
2
Mendekati sedikit lebih penting dari
3
Sedikit lebih penting dari
4
Mendekati lebih penting dari
5
Lebih penting dari
6
Mendekati sangat penting dari
7
Sangat penting dari
8
Mendekati mutlak dari
9
Mutlak sangat penting dari
Tabel 3 Dalam metode AHP, kita melakukan 2 perbandingan yaitu
a. Perbandingan Antar Kriteria Kode
C01
C02
C03
C04
C05
C01
1
1
3
1
3
C02
1
1
2
1
1
C03
0.333
0.5
1
1
2
C04
1
1
1
1
3
C05
0.333
1
0.5
0.333
1
Tabel 4 Dalam tabel perbandingan diatas bisa kita melihat setiap kriteria akan dibandingkan dengan semua kriteria (termasuk kriteria itu sendiri). Contoh: perbandingan nilai kriteria C01 (kiri) dengan kriteria C03 (atas) adalah 3. Sebaliknya C03 -> C01 = 1/3 (0.33). Begitu juga nilai antara C03-C05 = 2 adalah 1/nilai C05-C03 = 0.5. Perbandingan nilai antar kriteria yang sama harus 1. Berdasarkan aturan ini maka kita hanya perlu memberikan nilai di cell yang berwarna merah saja. Untuk yang warna hitam otomatis kebalikan dari warna merah, dan yang berwarna hijau otomatis bernilai 1. Kalau diperhatikan nilai yang berwarna merah semua >= 1 dan wana hitam