Perhitungan Unit Cost Layanan Dan Cost Assignment [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perhitungan unit cost layanan dan cost assignment Tugas Ini untuk memenuhi mata kuliah: Akuntansi m\Manajemen Sektor Publik



DISUSUN OLEH : Adnan Prakasa Binfaryanto 145020307111022 Zulfikar Bintang 145020307111027 Chendy Laksmana 125020300111064 Noven Syahdan Rizaldi 145020307111032 Dendy Taufik K 145020307111014



PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2016



1. Pengertian unit cost Unit cost dapat adalah biaya per unit produk atau biaya per pelayanan. menurut Hansen & Mowen unit cost didefinisikan sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. Produk yang dimaksudkan dapat berupa barang atau jasa. 2. Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost Unit cost ini merupakan informasi yang sangat penting bagi suatu entitas. Dengan penghitungan unit cost, efisiensi dan kinerja suatu entitas dapat dimonitor dengan baik. Selain itu dengan penghitungan unit cost akan dihasilkan informasi mengenai biaya per item, sehingga akan lebih memudahkan dalam membuat strategi, pengenggaran maupun berbagai keputusan penting lainnya’. Dengan kata lain informasi mengenai unit cost dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi suatu entitas. 3. Klasifikasi dan pengelompokan biaya Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan maupun berdasarkan hubungannya dengan yang dibiayai. Dala hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi: A. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya bahan habis pakai adalah contoh biaya variabel, diaman biaya ini tergantung dari banyaknya kegiatan dalam melayani pengguna jasa. B. Biaya tetap biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume tertentu. Gaji pegawai adalah contoh dari biaya tetap, walaupun pengguna jasa yang dilayani bertambah namun gaji pegawai tetap. C. Biaya campuran



Biaya campuran adalah biaya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap ,ataupun biaya variabel. Dengan kata lain, biaya campuran merupakan biaya yang mengandung sebagian unsur biaya tetap dan sebagian unsur biaya variabel. biaya dapat dikelompokkan menjadi: Biaya langsung Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung di tiap-tiap ruang pelayanan adalah semua biaya yang terjadi dala ruang tersebut dalam hubungannya dengan pelayanan pengguna jasa. A. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak harus disebabkan oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan pelayanan jasa yang diberikan adalah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead. 4. Metode Unit Cost A. Metode Satu Langkah, Dua Langkah Dan Metode Reciprocal Dalam metode satu langkah, setiap biaya pusat pelayanan pendukung dialokasikan pada beberapa pusat layanan utama yang menggunakan pelayanannya, tetapi tidak untuk pusat pelayanan yang lain. Akan tetapi metode ini gagal untuk mengenali bahwa beberapa pusat layanan menyediakan layanan untuk pusat layanan lain: misalnya, housekeeping membersihkan departemen medical record, pusat layanan yang lain. Kegagalan metode satu langkah ini kemudian memunculkan metode dua langkah. Metode dua langkah memperbaiki kekurangan metode satu langkah. Dengan metode ini, biaya pusat layanan ‘dialairkan’ ke pusat layanan pendukung lain dan ke pusat layanan utama yang menggunakan basis pengalokasian tertentu. Biasanya tahap ini dimulai dengan pusat pelayanan pendukung yang melayani beberapa pusat pelayanan lain di dalam organisasi dan membagikan ke pusat-pusat biaya sisanya.



Kemudian diteruskan dengan pusat-pusat layanan lain dengan menggunakan metode seperti metode satu langkah. Metode laiinya yang juga mencoba memperbaiki metode step down adalah metode resiprocal. Dalam metode ini, biaya pusat layanan tidak ditunkan. Tetapi, akuntan



mengembangkan



persamaan



simultan



yang



menghitung



dan



mengalokasikan setiap biaya pusat layanan lainnya, tidak hanya oleh pusat layanan yang ada dibawahnya. Singkatnya, dalam metode ini akuntan melakukan3 aktivitas yang berbeda dalam usaha akuntansi biaya. Pertama, mendefinisikan pusat biaya. Kedua, memasukkan setiap biaya ke dalam pusat biaya – pusat layanan utama dan pusat layanan pendukung. Dengan biaya langsung, maka hal ini mudah dilakukan, tetapi lebih rumit jika dilakukan dengan pembiayaan tidak langsung. Dan yang ketiga, mengalokasikan biaya pusat layanan pendukung ke pusat layanan utama. Untuk melaksanakan proses alokasi, dilakukan dengan 2 langkah: 1. Memilih dasar pengalokasian (seperti luas ruangan) untuk setiap pusat biaya layanan pendukung; dasar-dasar ini digunakan untuk menghitung penggunaan layanan-layanan suatu pusat oleh pusat biaya lainnya. 2. Memilih metode pengalokasian (seperti metode step down) untuk mendistribusikan biaya pusat layanan pendukung di antara pusat layanan utama. Kadang-kadang biaya ini menjadi cukup rumit. Dari ketiga metode ini akan menyebabkan hasil analisis biaya kurang tepat karena banyaknyaasumsi. Aplikasi berbagai metode ini tidak didasari pada ide untuk membangun sistem akuntansi biaya tetapi hanya bertujuan untuk menghasilkan informasi biaya. Karena itu hasil analisisnya akan bias dan tidak ada usaha untuk mengembangkan sistem akuntansi biaya di masa datang. B. Metode Double Distribution Metode ini pada dasarnya hampir sama dengan metode dua langkah. Pada metode ini analisis diawali dengan membagi unit-unit kerja kedalam unit pendukung dan unit utama. Alokasi biaya dimulai dengan membagi biaya-biaya di unit pendukung ke unit pendukung lainnya, dan pada akhirnya ke unit utama. Alokasi dilakukan hingga semua biaya di unit pendukung habis. Secara umum alokasi biaya dengan metode ini dapat dilihat pada peraga berikut



Peraga 1 Setelah memperoleh alokasi biaya dari unit pendukung kemudian dilakukan analisis biaya di unit utama tersebut. Namun dasar biaya yang akan dianalisis diunit utama adalah kas yang keluar dalam membeli berbagaikebutuhan disuatuentitas. Padahal pembelian kebutuhan tersebut bisa saja dilakukan dengan hutang pada pihak ketiga. Karena dasar biaya adalah pengeluaran kas secara keseluruhan maka akibatnya tidak bisa mengedentifikasi biaya yang terjadi diberbagai unit kerja. Apabila kita menyimak cara analisis metode ini maka akan terliberbagai keterbatasan yang bisa mengakibatkan hasil analisis akan bias dan jauh dari unsur keakuratan. Asumsi yang terlalu banyak dalam mengalokasi biaya, dasar biaya yang dialokasi tidak real merupakan beberapa kelemahan yang nampak terlihat. Padahal dalam konsep alokasi biaya mensyaratkan agar asumsi diusahakan diperkecil atau bahkan kalau mungkin tidak ada. Dari beberapa kelemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya konsep ini lebih cocok untuk membuat standar (standar biaya) karena lebih memfokuskan pada hasil akhir dan tidak berorientasi pada pengembangan sistem akuntansi bniaya berkelanjutan di BLUD. Karena itu hasil analisis metode ini sebenarnya tidak sesuai apabila digunakan untuk pengambilan keputusan manajerial seperti kebijakan tarif, penilaian kinerja unit-unit kerja khususnya mengenai efisiensi, dan untuk anggaran BLUD. C. Metode Analisis Biaya berdasarkan Aktivitas (ABC) Metode ini merupakan metode terbaik dari keseluruhan metode analisis biaya yang ada. Namun prasyarat metode ini mengharuskan system yang sangat baik dan terkomputerisasi menyebabkan metode ini sulit dilakukan di BLUD tanpa adanya perubahn system akuntansi dan keuangan. Walaupun demikian system ini dapat digunakan untuk beberapa aktivitas di BLUD. Pada awalnya, metode analisis biaya berbasis aktivitas (ABC) digunakan pada organisasi yang menggunakan peralatan mesin yang cukup banyak sehingga biaya overhead menjadi besar jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja langsung dan bahan langsung. Namun dalam perkembangannya, konsep ABC ini



kemudian menjadi trend an digunakan oleh berbagai organisasi yang m,enginginkan ketepatan dalam analisis biaya produk/jasanya. Activity-based cost system (ABC systems) merupakan suatu alternatif penentuan harga pokok produk atau jasa yang saat ini cukup dikenal sangat relevan. ABC system, merupakan system informasi tentang pekerjaan (aktivitas) yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Ada dua anggapan penting yang mendasari system ABC, yaitu: a. Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya Adanya anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung menyediakan



kemampuan



untuk



melaksanakan



aktivitas,



bukan



sekedar



menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan. b. Produk (pelanggan) menyebabkan timbulya permintaan atas aktivitas Dalam membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan pelaksanaannya membutuhkan sumber daya. Biaya atas aktivitas membebankan biaya ke produk atau jasa berdasar sumber daya yang dipakai. System ini mengindentifikasi biaya aktivitas dan melacak aktivitas ke produk atau jasa tertentu yang memotivasi terjadinya aktivitas. Biaya tidak langsung atau overhead cost dilacak kesuatu produk atau jasa tertentu daripada disebarkan keseluruh produk jasa secara arbiter. Sistem ABC membuat pihak manajemen dapat belajar untuk mengendalikan timbulnya aktivitas dan biaya. Sumber daya mengalir ke aktivitas melalui resources drivers, kemudian aktivitas mengalir ke objek biaya melalui activity drivers. Resources drivers digunakan untuk membebankan biaya yang gunanya untuk memperkirakan konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Setiap sumber daya dilacak ke aktivitas menjadi suatu elemen biaya (cost element). Kemudian elemen-elemen biaya tersebut berkumpul menjadi suatu activity cost pool (biaya total yang dihubungkan dengan suatu aktivitas). Activity cost pool selanjutnya dilacak ke objek biaya melalui activity drivers. D. Metode Modifikasi



Metode ini didasarkan pada pertimbangan mengenai adanya kelemahan metode yang ada selama ini disatu sisi, dan keberadaan system yang tidak memungkinkan untuk aplikasi metode ABC disisi lain. Metode ini sebenarnya mengacu pada konsep ABCdengan berbagai perubahan karena adanya kendala system, karena itu diusahakan asumsi yang ada sedikit mungkin. Metode ini tidak hanya menghasilkan output hasil analisis tetapi juga akan menghasilkan identifikasi system akutansi biaya yang harus segera dibenahi. Disamping mengacu pada tujuan akutansi biaya, hasil akhir metode ini juga berupa saran pengembangan system. Karena itu secara umum hasil analisis metode modifikasi adalah: a. Informasi harga pokok (unit cost) untuk setiap produk dan jasa b. Informasi biaya untuk tujuan pencapaian c. Informasi biaya untuk tujuan pengendalian biaya (berhubungan dengan anggaran) d. Informasi manajemen untuk pengambilan keputusan khusus e. Informasi mengenai kesiapan system akutansi biaya Informasi biaya yang sesungguhnya yang diperoleh dari system akuntasi biaya



sangat bermanfaat dalam penyusunan anggran komprehensif dalam



organisasi. Bagi BLUD, konsep seperti ini juga berlaku. Informasi cost yang juga disertai informasi penggunaan material, labor, dan overhead bagi tiap-tiap unit kerja di BLUD akan digunakan oleh komisi atau bagian anggaran dalam membuat anggaran komprehensif. Namun, efisiensi perencanaan dan pengendalian biaya sulit atau tidak dapat dilakukan



tanpa mengetahui perilaku biaya yang akan



direncanakan maupun dikendalikan. Pendekatan perhitungan unit cost yang mendekati keakuratan adalah sebanyak



mungkin menghindari pengasumsian karena kurang baiknya system



akutansi. Disamping itu, juga harus dapat mengidentifikasi biaya langsung (direct cost) dengan objek biaya (cost objective) satuan kerja. Setelah itu dilakukan pengalokasian biaya bersama (joint cost) satuan kerja penunjang ke satuan kerja yang menikmati. Selanjutnya, biaya didistribusikan ke unit-unit kerja layanan



dengan menggunakan dasar alokasi yang paling adil untuk menghsilkan biaya satuan layanan. 5. Langkah-Langkah Penghitungan Unit Cost Dalam menghitung unit cost dalam suatu unit kerja ataupun sebagian, berikut adalah langkah-langkah perhitungannya: 1. Tentukan unit cost yang akan menjadi analisis 2. Identifikasi semua produk/jasa yang dihasilkan oleh unit kerja, dan tentukan produk/jasa yang akan dianalisis 3. Identifikasi semua biaya yang timbul di unit kerja karena melakukan pelayanan kepada pengguna jasa, berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung 4. Tentukan dasar alokasi biaya bersama. Biaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk menghasilkan 2 produk/layanan atau lebih 5. Telusuri dan hitkung semua biaya langsung yang terjadi 6. Analisis unit atau bagian lain yang secara logika biayanya timbul akibat peningkatan aktivitas di unit kerja 7. Telusuri biaya tidak langsung dan hitung alokasi biaya tidak langsung untuk unit kerja 8. Hitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya (biaya langsung maupun biaya tidak langsung) ke setiap jasa pelayanan. Biaya satuan ( unit cost ) adalah biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan yang dihitung dengan cara membagi total cost dengan jumlah/kualitas output ( UC ( unit cost ) = TC ( total cost ) T/O (total out put ). 6. Konsep Pembebanan biaya Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggang, dan obyek lain yang merupakan kepentingan manajemen, adalah salah satu tujuan dari sistem informasi manajemen. Oleh karena itu keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu



tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.



A. Keakuratan Pembebanan Pembebanan biaya secara akurat ke obyek biaya sangatlah penting. Keakuratan adalah suatu konsep relatif, dan harus dilakukan dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya.



Pembebanan biaya yang terdistorsi dapatmenghasilkan



keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk. B. Ketertelusuran (traceability) Untuk membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, maka hubungan antara biaya dan obyek biaya harus digali. Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan obyek biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak mudah dan akurat dilacak sebagai obyek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat ditelusur sebagai obyek biaya. “Ditelusur dengan mudah” memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan layak secara ekonomi, “dilacak dengan akurat” memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab akibat. Jadi ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke obyek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. a) Metode Penelusuran Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke obyek biaya, dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh obyek biaya. Penelusuran biaya ke obyek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari dua cara berikut ini: A. penelusuran langsung, B. penelusuranpenggerak. Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu obyek. Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk membebani biaya ke obyek biaya. Penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber



daya obyek biaya. Oleh karena itu, penggerak adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang be rhubungan dengan obyek biaya. b) Membebankan Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya- biaya yang tidak dapat dibebankan ke obyek- obyek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung atau penggerak. Hal ini berarti Hand out Akuntansi Manajemen: Definisi, Proses Pembebanan dan perilaku Biaya bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dan obyek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan biaya tidak langsung ke obyek biaya disebut alokasi.