Perkembangan Islam Di Malaysia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Pengantar Studi Islam yang diampuh oleh :



Indira Sabet Rahmawaty, S.IP.,M.Ag.



Oleh : Kelompok 6 Rihan Muzahir Auliya



(1194020161)



Riziq Abdul Malik



(1194020164)



Sabiq Faiz Nul Hakim



(1194020167)



Tubagus Maulana Fauzi



(1194020181)



Wildan Syahrial Hasani



(1194020091)



JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Makalah dengan judul “Perkembangan Islam di Malaysia” sebagai pelaksanaan tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam. Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, dan mendukung proses pembuatannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan sebaik – baiknya. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga Tuhan tetap melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.



Bandung, 09 November 2019 Penulis



2



DAFTAR ISI



JUDUL ........................................................................................................ 1 KATA PENGANTAR ................................................................................ 2 DAFTAR ISI ............................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4 C. Tujuan Pembahasan ......................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN A. Masuknya Islam di Malaysia ........................................................... 5 B. Perkembangan Islam di Malaysia .................................................... 8 C. Perkembangan Pendidikan Islam di Malaysia ............................... 12 BAB II PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 19



3



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar belakang Pada awalnya, Malaysia merupakan kerajaan federal di Asia Tenggara yang penduduknya mayoritas Islam dan sebagai agama resmi negara. Munculnya Islam di Malaysia dimulai melalui jalur perdagangan, karena jalur perdagangan merupakan media efektif dalam menyiarkan ajaran Islam. Pemerintahan sangat mendukung perkembangan Islam di Malaysia, terbukti dengan pembangunan yang dilakukan secara besar – besaran untuk membuat pusat Islam di Putrajaya. Abdullah Ahmad Badawi yang menjabat sebagai Perdana Menteri sejak tahun 2004 ini juga menyuarakan Islam. Hal ini dapat ditunjukkan dari konsep pembangunan masyarakat agamis yang digagasnya, yang dikenal dengan istilah “Islam Hadhary” Walaupun Malaysia sebagai salah satu negara yang masyarakatnya dominan muslim, namun masih banyak pertanyaan yang masih simpang siur. Hal ini disebabkan karena tidak adanya dokumen yang lengkap mengenai



kedatangan



Islam



ke



Malaysia,



sehingga



menimbulkan



munculnya berbagai teori tentang kapan masuknya Islam di Malaysia.



B.



Rumusan Masalah a. Bagaimana proses masuknya Islam di Malaysia? b. Siapa tokoh – tokoh yang menyebarkan Islam di Malaysia? c. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam di Malaysia?



C.



Tujuan Kajian a. Untuk mengetahui proses masuknya Islam di Malaysia. b. Untuk mengetahui perkembangan Islam di Malaysia. c. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan Islam di Malaysia.



4



BAB II PEMBAHASAN



A.



Masuk nya Islam di Malaysia Malaysia merupakan negara yang mempunyai peranan strategik di kawasan Asia Tenggara pada khususnya dan dunia pada umumnya. Di samping berada pada kedudukan



geografik yang menjadi laluan



perdagangan antarabangsa sejak zaman dahulu. Negara Malaysia adalah negara



berkembang



dan



masih



digolongkan



pada



negara



yang



berpenghasilan menengah ke bawah, tetapi beberapa sektor mendapat prestasi dunia yang telah dicapai Malaysia yaitu record kembar Petronis tertinggi di dunia, selain itu posisi mata uang ringgit cukup tangguh. Malaysia terdiri dari dua bagian, Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Malaysia Barat merupakan sebuah semananjung yang tepanjang di dunia, di bagian tengahnya membujur pegunungan dari utara ke selatan. Pegunungan tersebut tediri dari beberapa rangkaian sejajar. Daratan rendah utama adalah daratan rendah Kedah di utara, daratan rendah Selangor di Barat, daratan rendah Johor di Selatan dan daraytan rendah Kelantang dan Pahang di Pantai Timur, daratan rendah di pantai Timur makin ke Selatan makin melebar.(Dewan Ensiklopedia Islam, 1994) Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan oleh Laut Cina Selatan Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Suku Melayu menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas Tionghoa-Malaysia dan India-Malaysia yang besar. Bahasa Melayu dan Islam menjadi bahasa dan agama resmi negara. Penduduknya sebagian besar



atau 61% terdiri dari suku Melayu



pribumi, pendatang terdiri dari orang muslim dan non Muslim yaitu orang muslim dari Indonesia (Minangkabau, Jawa, Banjar, Bugis, Aceh, Mandailing) dan orang muslim dari India, Cina, Pakistan, Persia dan Turki, Sedangkan orang non muslim adalah Cina dan India. Mayoritas penduduknya adalah muslim Suni pengikut Mazhab Syafií.



5



Walaupun Islam terus berkembang pesat di Malaysia, sayangnya tidak ada dokumen yang lengkap dan pasti mengenai kedatangan islam ke Malaysia tersebut. Sehingga menyebabkan berbagai teori tentang kapan dan dari mana islam pertama kali menyebar di Negara ini. Menurut Azmi, islam pertama kali datang ke Malaysia sejak abad 7 masehi. Pendapatnya ini berdasarkan kepada sebuah argumen bahwa pertengahan abad tersebut, pedagang arab islam sudah sampai ke gugusan pulau – pulau melayu, di mana Malaysia secara geografis tidak dapat di pisahkan dari wilayah melayu tersebut. Selain itu berdasarkan pendapat Abdullah dan kawan – kawannya menegaskan bawha para pedagang singgah di pelabuhan – pelabuhan di Sumatra untuk mendapatkan barang – barang keperluan dan sementara menanti pergerakan angin muson, ada di antara mereka yang singgah di pelabuhan – pelabuhan tanah melayu seperti kedah, trengganu dan malaka oleh yang demikian bolehlah dikatakan bahwa islam telah masuk di tanah melayu pada abad 7 masehi tersebut. Pendapat ini masih di ragukan karena hipotesis ini terlalu umum dan masih dapat di perdebatkan. Hipotesis lain di kemukakanoleh Fatimi bahwa islam pertama kali datang sekitar abad 8 H (14 masehi). Argumen Fatimi tersebut berdasarkan penemuan batu bersurat di trengganu yang bertanggal 702 H (1303 masehi). Kemudian ada pendapat dari Majul yang mengatakan islam pertama tiba di Malaysia sekitar abad 15 atau 16 M. Dari pendapat Fatimi maupun Majul pun juga tidak dapat diterima, karena adanya bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam tiba jauh sebelum itu. Pendapat terakhir ini didasarkan pada penemuan batu nisan di tanjung inggris, kedah pada tahun 1965 pada batu nisan itu tertulis nama syeikh abd alqadir ibn husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H bertepatan dengan 940 Masehi. (Helmiati 2011). Menyangkut penyebaran Islam di Malaysia, peranan Malaka sama sekali tidak dapat dikesampingkan. Karena koversi Melayu terjadi terutama selama periode kesultanan Malaka pada abad ke 15 M, dari sekitar tahun



6



1402 hingga 1511 M. Malaka dalam sejarah dinukilkan bahwasanya pembentukan dan pertumbuhannya ada kaitannya dengan perang saudara dikerajaan Majapahit setelah kematian Hayam Wuruk. Pada tahun 1401 M meletus perang saudara untuk merebut tahta kerajaan antara Wira Bumi dengan raja Wikrama Wardhana. Dalam perang tersebut Parmewara (Putra Raja Sriwijaya dari Dinasti Seilendra) turut terlibat karena ia menikahi salah seorang putri Majapahit. Oleh karena pihak yang ia bantu mengalami kekalahan maka parmewara dan pengikutnya melarikan diri kedaerah Temasek (singapura) yang berada di bawah kekuasaan empair Siam pada saat itu. Temasek pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum nelayan, diperintah oleh seorang wakil raja Siam yang bernama Tamagi. Oleh karena inginkan kekuasaan akhirnya Parmewara membunuh Tamagi dan berhasil menjadi penguasa di Temasek. Peristiwa terbunuhnya Tamagi diketahui oleh raja Siam yang kemudian memutuskan untuk menuntut balas atas kematian Tamagi. Parmewara dan para pengikutnya mengundurkan diri ke Muar dan akhirnya sampai ke Malaka. Malaka ketika itu merupakan sebuah kampung kecil yang didiami oleh sebagian kecil kaum – kaum nelayan yang kerja mereka sebagian perampok kapal – kapal dagang yang datang dari Barat ke Timur. Sesampainya di Malaka, parmewara dilantik menjadi penguasa oleh pengikut dan penduduk asli disana, dan kemudian mendirikan kerajaan Malaka pada tahun 1402 M. Berdasarkan faktor – faktor yang ada, Malaka tumbuh dengan pesat terutama dalam bidang perdagangan. Dengan berkembangnya Malaka sebagai daerah pelabuhan yang bertaraf internasional, secara tidak langsung telah mengundang orang – orang Arab dan khususnya para pedagang dari bangsa tersebut untuk masuk ke daerah tersebut dan melakukan transaksi perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan tempat di Malaka tak kala seorang ulama dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz berhasil mengislamkan Parmewara pada tahun 1414 M (abad ke 15).



7



Setelah Parmewara masuk islam, ia mengganti namanya dengan Sultan Megat Iskandar Shah. Kitab sejarah Melayu menceritakan bahwa Raja Malaka Megat Iskandar Shah adalah orang pertama kali di kerajaan tersebut yang memeluk agama Islam. Selanjutnya ia memerintahkan segenap warganya menjadi muslim. Dalam proses Islamisasi berikutnya, para Sultan memberi dukungan yang besar dengan turut meningkatkan pemahaman tentang Islam dan berpartisipasi dalam pengembangan wacana, kajian dan pengamalan Islam. Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan Islam telah mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan berdakwah. Selain rakyat Malaka menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak pula orang luar yang datang ke Malaka untuk menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga, dua ulama terkenal di pulau Jawa ini menamatkan pengajiannya di Malaka. Peran Malaka yang begitu penting dalam upaya Islamisasi makin berkembang setelah sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar tahun 1450 M menyatakan Islam sebagai agama resmi kerajaan Malaka, sultan Muzzafar shah juga telah menyusun perundang – undangan di negerinya yang sebagian isinya diambil dari ajaran Islam, yang mana undang – undang tersebut dikenal dengan nama Hukum kanun Malaka. Hukum kanun Malaka tersebut menjadi kitab sumber hukum dalam menangani beberapa pekara hukum di kesultanan Malaka. Dengan demikian, Malaka dapat dianggap sebagai kerajaan Melayu pertama yang menyusun perundangan yang mempunyai unsur-unsur syari'ah Islam.



B.



Perkembangan Islam di Malaysia Azyumardi Azra menyatakan bahwa tempat asal datangnya Islam ke Asia Tenggara termasuk di Malaysia, sedikitnya ada tiga teori. Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab (Hadramaut). Kedua, Islam datang dari India, yakni Gujarat dan Malabar. Ketiga, Islam datang dari Benggali yang sekarang dikenal dengan nama Banglades. (Azyumardi Azra,1994)



8



Sedangkan mengenai pola penerimaan Islam di Nusantara termasuk di Malaysia dapat kita merujuk pada peryataaan Ahmad M. Sewang bahwa, penerimaan Islam pada beberapa tempat di Nusantara memperlihatkan dua pola yang berbeda. Pertama, Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang dan diterima oleh masyarakat lapisan atas atau elite penguasa kerajaan. Kedua, Islam diterima langsung oleh elite penguasa kerajaan, kemudian disosialisasi-kan dan berkembang ke masyarakat bawah. Pola pertama biasa disebut bottom up, dan pola kedua biasa disebut top down. (Ahmad M. Sewang, 2005) Pola ini menyebabkan Islam berkembang pesat sampai sekarang. Pola pertama melalui jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari berbagai etnik dan ras yang berbeda-beda bertemu dan berinteraksi, serta bertukar pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial dan keagamaan. Di tengah komunitas yang majemuk ini tentu saja terdapat tempat mereka berkumpul dan menghadiri kegiatan perdagangan termasuk dirancang strategi penyebaran agama Islam mengikuti jaringanjaringan emporium yang telah mereka bina sejak lama. Seiring itu pola kedua mulai menyebar melalui pihak penguasa dimana istana sebagai pusat kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan kehidupan sosial, dengan dukungan ulama yang terlibat langsung dalam birokrasi pemerintahan, hukum Islam dirumuskan dan diterapkan,



kitab sejarah ditulis sebagai



landasan legitimasi bagi penguasa Muslim. Sisa







sisa



peninggalan



sejarah



yang



juga



membuktikan



perkembangan Islam di Malaysia dapat dilihat sesudah abad ke sepuluh, pada abad ke-15 misalnya dan ketika itu Brunei masih bergabung dengan malaysia, Salah satu sumber dari cina menyebutkan ada enam masjid di Malaysia dan ditemukan batu nisan silsilah keturunan raja-raja Brunei. Sultan Brunei ketika itu adalah Abdul Djalil Jabar tahun 1660, isterinya adalah putri sultan Sukadana dari Sambas. Kemudian pada tahun 1852 ada masjid jami dibangun di daerah Kucing, pada tahun 1917 dibangun madrasah di Malaysia yang disebut Madrasah Al-Mursyidah. (Urniasih,



9



2010) Fakta-fakta sejarah ini mengindikasikan bahwa Islam di Malaysia terus mengalami perkembangan yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetauan dan pendidikan Islam semakin mengalami kemajuan. Memasuki awal abad ke-20, bertepatan dengan masa pemerintahan Inggris, urusan-urusan agama dan adat Melayu lokal di Malaysia di bawah koordinasi sultan-sultan dan hal itu diatur melalui sebuah departemen, sebuah dewan ataupun kantor sultan. Setelah tahun 1948, setiap negara bagian dalam federasi Malaysia telah membentuk sebuah departemen urusan agama. Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada hukum Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketua hakim agama. Bersamaan dengan itu, juga ilmu pengetahuan semakin mengalami perkembangan dengan didirikannya perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan agama. (Ajid Thohir, 2002) Perguruan tinggi kebanggaan Malaysia adalah Universitas Malaya yang kini kita kenal Universistas Kebangsaan Malaysia. Memasuki masa pasca kemerdekaan, jelas sekali bahwa pola perkembangan Islam tetap dipengaruhi oleh pihak penguasa (top down). Sebab, penguasa atau pemerintah Malaysia menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Warisan undang-undang Malaka yang berisi tentang hukum Islam yang berdasarkan konsep Qur’aniy berlaku di Malaysia. Di samping itu, ada juga tokoh-tokoh yang berpengaruh besar terhadap Islam di Malaysia antara lain sebagai berikut : a. Syekh Tahir Jalaluddin b. Sidi Abdul Aziz. Beliau berasal dari Jeddah, beliau adalah salah satu ulama yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka Sultan Permaisura. Beliau merupakan raja pertama yang memimpin kerajaan Islam Malaka. c. Sultan Alauddin Syah I. Yang banyak membangun Malaysia sehingga keislaman dan kotanya berkembang pesat, sebagai pengganti Muhammad Syah. Kemudian pusat pemerintahannya dari Kampar ke Johor



10



(Semenanjung Malaka). Sultan Alaudin Syah I dikenal sebagai Sultan Johor yang pertama. d. Sultan Iskandar Syah. Beliau pengganti dariraja Islam Malaka. e. Sultan Mansyur Syah. Beliau merupakan penggganti dari Sultan Iskadar Syah, dimasa pemimpinannya penyiaran Islam bertambah maju. f. Sultan Muzaffar Shah I. Dari Kedah memeluk Islam dan menjadi raja



Melayu



pertama



yang



diketahui



untuk



berbuat



demikian.



Bagaimanapun, adalah pemelukan Islam oleh Sultan Megat Iskandar Shah, sebelum itu dikenali sebagai Parameswara, yang merupakan peristiwa penting dalam pemelukan Islam oleh orang- orang Melayu di Malaysia. Baginda telah memeluk Islam selepas perkawinannya dengan seorang puteri dari Pasai. (Anneliesa, 2012)



Cara pengembangan Islam di Malaysia atau strategi dakwah yang dilakukan, antara lain : a. Membuka pusat pelatihan agama disebut "pondok" atau pondok kecil dari tempat tidur dibangun untuk para siswa. b. Membantu masyarakat sesuai dengan pekerjaannya c. Perkawinan d. Perdagangan e. Pemerintahan



Adapun faktor yang menyebabkan Islam kuat di Malaysia antara lain : a.



Karena islam dijadikan identitas melayu.



Sejak periode paling awal di Malaysia, islam telah mempunyai ikatan yang erat dengan politik dan masyarakat melayu. Islam bagi masyarakat melayu, bukan hanya sebatas menjadi keyakinan, tetapi juga menjadi identitas mereka, dan menjadi dasar kebudayaan melayu. Di sepanjang sejarah, hubungan yang sangat erat antara islam dengan kebudayaan dan identitas melayu ini merupakan sesuatu yang diterima secara umum. “Sejak membuang kepercayaan animism dan memeluk islam



11



selama masa kerajaan malaka (abad XV), bangsa melayu tak pernah berubah agama”. Identifikasi melayu dan islam, di antaranya bisa dilekatkan pada hakikat kepemimpinan polotik melayu trdisional (kesultanan), yang di pimpin oleh sultan.”Sultan“ adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut penguasa muslim. b.



Posisi islam dalam konstitusi dan undang-undang Malaysia 1



agustus tahun 1957 Malaysia merdeka dari inggris Islam menjadin agama resmi kerajaan. c.



Kebijakan pemerintah setelah berakhirnya konflik etnik(1969)



tentang masalah ekonomi dengan membuat sistem ekonomi baru yaitu ekonomi berbasis islam. d.



C.



Adanya dukungan kuat dari pemerintah.



Perkembangan Pendidikan Islam di Malaysia Perlaksanaan pelajaran pendidikan Islam di Malaysia, telah bermula sejak Islam mulai masuk di Malaka. Namun sistem pendidikan Islam pada waktu itu merupakan sistem pendidikan yang tidak formal. Dalam hal ini, tidak terdapat peruntukan undang – undang khusus yang mewajibkan pendidikan Islam diajarkan kepada semua anak-anak Islam. Pendidikan Islam mulai diberi perhatian setelah Tanah Melayu mencapai kemerdekaan pada tahun 1957. Pada tahun 1960, kerajaan mulai melaksanakan undangundang pendidikan berdasarkan kepada Laporan Rahman Talib. Yaitu dengan kewajiban memberikan pendidikan agama Islam kepada murid – murid agama Islam di setiap sekolah yang murid – murid beragama Islam berjumlah 15 orang atau lebih (Abdul Halim Hj. Mat Diah, 1989: 7). Lembaga pendidikan pondok pesantren juga dilaksanakan di negeri ini, pondok yang pertama di tanah Melayu berada di Trengganu, yang telah lama dikenal sebagai pusat studi Islam tradisional. Sistem pondok didirikan pada tahun 1820 oleh Haji Abdul Samad bin Faqih Haji Abdullah atau lebih dikenal dengan sebutan Tok Pulai Condong. Setelah adanya pondok ini,



12



lembaga pendidikan yang lainnyapun turut menjamur di Malaysia, Kini sekolah pondok, madrasah, dan sekolah agama Islam lain, keberadaannya sangat banyak di Malaysia. Pendidikan Islam di perguruan tinggi dimulai sejak tahun 1955 dengan didirikannya University of Malaya (UM), hal ini bermula dari permintaan terhadap pendidikan Islam di perguruan tinggi yang semakin lama semakin meningkat, karena banyaknya sekolah-sekolah Islam yang didirikan. Selain University of Malaya, beberapa perguruan tinggi agama Islam juga didirikan, tidak sedikit pula perguruan tinggi umum juga membuka jurusan agama Islam (Abdul Halim Hj. Mat Diah, 1989: 9). Jenjang Pendidikan di Malaysia diantaranya, Pra-Pendidikan Dasar, Pendidikan Rendah, Pendidikan Menengah Bawah (Form I-III), Pendidikan Menengah Atas (Form IV-V), Pendidikan Pasca-Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi (Universitas, Akademi, Politeknik).



Pendidikan Islam Sebagai Mata Pelajaran Mata pelajaran agama Islam diajarkan mulai dari sekolah rendah hingga perguruan tinggi. Pengaturan pendidikan Islam merupakan tanggung jawab negara Malaysia, yaitu di bawah wewenang raja-raja Melayu. Pendidikan agama Islam di Malaysia secara formal dimulai sejak tahun 1960, yaitu ketika kerajaan melaksanakan undang-undang setelah laporan Rahman Talib (Daulay, 2009: 62). Berdasarkan laporan tersebut, maka diundangkanlah Akta Pelajaran pada tahun 1961, dimana pada seksyen 36 (1) dinyatakan bahwa pendidikan Islam dinyatakan bahwa pendidikan Islam hendaklah diberikan kepada murid – murid beragama Islam gama Islam berjumlah 15 orang atau lebih.



Pendidikan Islam Sebagai Lembaga (Institusi) Pendidikan agama Islam di Malaysia diajarkan, baik sebagai ilmu pengetahuan (knowledge) yang sasarannya adalah ranah kognitif, maupun diajarkan sebagai nilai (value) dengan sasaran afektif atau sikap perilaku



13



(Daulay, 2009:64). Di negara Malaysia, beberapa lembaga pendidikan yang mengajarkan pendidikan agama Islam, terdapat pada beberapa tingkat lembaga pendidikan diantaranya adalah: 1. Sekolah Rendah 6 Tahun. Pada sekolah rendah ini, dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Sekolah Rendah Kebangsaan. Di sekolah ini, pendidikan agama Islam diberikan enam kali dalam seminggu, dengan durasi 30 menit setiap pertemuannya. b. Sekolah Rendah Tamil. Di sekolah ini, pendidikan agama Islam diberikan lima kali dalam seminggu, dengan durasi 30 menit setiap pertemuannya. c. Sekolah Rendah Cina. Di sekolah ini, pendidikan agama Islam diberikan empat kali dalam seminggu, dengan durasi 30 menit setiap pertemuannya.



Sebagaimana telah dipahami bahwa agama Islam menjadi agama persekutuan (agama resmi negara), maka hal ini berimbas terhadap pelaksanaan kebijakan di lapangan, seperti halnya bahwa lembaga pendidikan yang dimiliki oleh warga Tamil dan Cina apabila di dalamnya ada paling sedikit 15 anak yang beragama Islam, maka institusi tersebut harus mengajarkan pendidikan agama Islam. Hal ini sebagaimana



tertuang



di



dalam



undang-undang/



peraturan



pemerintah yang dikeluarkan oleh jawatan pelajaran/ kementrian pendidikan pada tahun 1956, yang termaktub juga pada seksyen 49 ordinansi pelajaran 1957 (Daulay, 2009: 64-65). Pendidikan agama Islam harus diberikan pada sekolah rendah mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Pelajaran agama Islam yang diberikan pada sekolah level ini adalah pendidikan asas tilawatil qur’an, pembentukan aqidah dan bimbingan asas fardlu ‘ain, pelaksanaan fardlu ‘ain dan fardlu kifayah, dan penerapan akhlak berasaskan akhlakul islamiyyah (kementrian Pendidikan Malaysia, dalam Daulay 2009: 65).



14



2.



Sekolah Menengah Ada beberapa jenis sekolah menengah,



yaitu sebagai berikut: a. Sekolah Menengah Kebangsaan. Sekolah menengah kebangsaan adalah sekolah yang berada dibawa kementrian pendidikan. Sekolah menengah kebangsaan dibagi menjadi dua tahap, pertama: sekolah menengah rendah, yaitu kelas satu sampai kelas tiga; kedua: sekolah menengah atas, yaitu kelas empat sampai kelas lima, sekolah ini disebut juga dengan tahap ordinary level (“O” level). b. Sekolah Menengah Berasrama Penuh. Sekolah ini diperuntukkan bagi siswa yang mempunyai prestasi – prestasi terbaik, anak – anak yang belajar di sekolah ini diwajibkan tinggal di asrama. 3. Pondok Seperti yang dikemukakan oleh Ishak (1995: 191), bahwa sejarah berdirinya pondok pesantren juga secara tepat tidak bisa dilacak seperti halnya di Indonesia. Namun ada catatan sejarah, bahwa setelah Malaka jatuh, pendidikan Islam mengalami kejayaan di Patani. Dari Patani inilah institusi pondok mulai masuk ke tanah Melayu melalui daerah Trengganu, Kelantan, dan Kedah. Di kelantan, sejak abad 19 telah dikenal beberapa pondok, yaitu: Pondok Kubang Pasu, Pondok Sungai Budur, Pondok Kampung Banggul, Pondok Tuan Padang dan Pondok Tuk Semajan. Secara garis besar keadaan pondok di Malaysia keadaannya sama seperti di Indonesia, ada pondok yang masih menggunakan sistem tradisional maupun juga ada pondok yang menggunakan sistem modern. 4. Pendidikan Tinggi Islam. Pendidikan tinggi Islam di Malaysia dibagai menjadi beberapa bentuk, yaitu Universitas, Kolej university, dan kolej. Islamic studies di Malaysia telah dimulai sejak tahun 1955 oleh Universitas Malaya (UM) yang merupakan universitas tertua di Malaysia. University merupakan lembaga pendidikan tinggi yang mengasuh sejumlah bidang ilmu pengetahuan, sementara kolej university



15



adalah perguruan tinggi yang kualifikasinya belum mencapai tingkat university. Perguruan tinggi dalam bentuk kolej juga telah lama berdiri sejak tahun 1955 yaitu Malaysian Muslim College (MMC), Kolej Islam Malaysia (KIM). Kolej-kolej di Malaysia tumbuh subur di setiap negeri dan hampir di setiap negeri ada kolej yang memprogramkan pendidikan Islam tingkat perguruan tinggi, diantaranya: 1.



Kolej Islam Teknologi Malaka Di Malaka



2.



Kolej Islam Yayasan Johor Di Johor



3.



Kolej Islam Darul Ridwan Di Ipoh



4.



Kolej Islam Selangor Di Selangor- Bangi



5.



Kolej Ugama Sultan Zainul Abidin Di Trengganu



6.



Kolej Islam Pahang Sultan Ahmad Syah Di Kuantan



7.



Kolej Islam Antar Bangsa Di Kota Baru, Klanta



Membicarakan pendidikan tinggi Islam di Malaysia tidak lengkap rasanya tidak membicarakan tentang Universitas Islam Antar Bangsa (Internasional Islamic University Malaysia). Universitas Islam Antar Bangsa merupakan perwujudan dari konferensi islam Internasional tentang pendidikan yang dilaksanakan di Mekkah. Konferensi ini menghasilkan dua keputusan penting tentang pendidikan Islam, bahwa pendidikan



Islam



dibagi



menjadi



dua



kategori;



a) Perenial



Knowledge, yaitu ilmu yang bersumber dari wahyu, seperti: al Qur’an, sunnah, tauhid, fiqh/ ushul fiqh, dll., b) Acquired Knowledge, yaitu ilmu yang bersumber dari upaya manusia. Agar keduanya dapat diwujudkan dalam pendidikan melalui sebuah lembaga pendidikan Islam, maka dibangunlah beberapa universitas Islam internasional, salah satunya adalah Universitas Islam Antar Bangsa (Internasional Islamic University Malaysia) pada 10 Mei 1983. IIUM didirikan oleh pemerintah Malaysia dengan didukung oleh Organisasi Konferensi Islam (The Organization Of Islamic Conference) dan sejumlah individu-individu di negara Islam (Daulay, 2009: 82)



16



Namun akhir – akhir ini muncul keinginan baru menteri Malaysia yang ingin mengurangi pembelajaran Agama Islam dengan harapan mereka tidak mengenal agama saja tetapi juga mengenal ilmu dunia. "Kita (tetap) masih akan belajar agama, tetapi ini tidak akan menjadi satu hari penuh karena kita tidak ingin siswa hanya tahu cara melafalkan doa tetapi kurang pengetahuan dalam mata pelajaran lain," ujar Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, saat berbicara pada jamuan makan malam tahunan almamaternya Sultan Abdul Hamid College (SAHC) di Kuala Lumpur (22/12/2018). Dikutip dari Says, Mahathir menyampaikan pihaknya akan memperbaiki kurikulum sekolah untuk mengurangi fokus pada studi agama. " Kita perlu menguasai semua mata pelajaran lainnya jika ingin maju, orang Malaysia harus berpendidikan, tidak hanya dalam baca doa (melafalkan doa)..." ujarnya. Menguasai semua pengetahuan Ia menambahkan, kurikulum sekolah akan diubah dan dimodifikasi sehingga Malaysia akan memiliki sekolah nasional yang akan mengajarkan semua orang semua mata pelajaran penting yang akan berguna bagi mereka ketika mereka dewasa dan menjadi individu mandiri. (Yohanes Enggar Harususilo, 2019).



17



BAB III PENUTUPAN



A.



Kesimpulan Hipotesis kemukakanoleh Fatimi bahwa islam pertama kali datang sekitar abad 8 H (14 masehi). Argumen Fatimi tersebut berdasarkan penemuan batu bersurat di trengganu yang bertanggal 702 H (1303 masehi). Kemudian ada pendapat dari Majul yang mengatakan islam pertama tiba di Malaysia sekitar abad 15 atau 16 M. Dari pendapat Fatimi maupun Majul pun juga tidak dapat diterima, karena adanya bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam tiba jauh sebelum itu. Pendapat terakhir ini didasarkan pada penemuan batu nisan di tanjung inggris, kedah pada tahun 1965 pada batu nisan itu tertulis nama syeikh abd alqadir ibn husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H bertepatan dengan 940 Masehi. Di samping itu, ada juga tokoh-tokoh yang berpengaruh besar terhadap Islam di Malaysia antara lain Syekh Tahir Jalaluddin, Sidi Abdul Aziz, Sultan Alauddin Syah I, Sultan Iskandar Syah, Sultan Mansyur Syah, dan Sultan Muzaffar Shah I. Pendidikan Islam di Malaysia ditempuh sejak sekolah rendah hingga perguruan tinggi. Pengaturan pendidikan Islam merupakan tanggung jawab negara Malaysia, yaitu di bawah wewenang raja-raja Melayu. Pendidikan agama Islam di Malaysia secara formal dimulai sejak tahun 1960, yaitu ketika kerajaan melaksanakan undang-undang setelah laporan Rahman Talib (Daulay, 2009: 62). Namun saat ini pendidikan islam di Malaysia mulai diwacanakan akan dikurangi dari mate pelajaran. Berdasarkan penjelasan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, ia akan memperbaiki kurikulum sekolah untuk mengurangi fokus pada studi agama. Menurutnya jika seseorang ingin maju, maka harus berpendidikan tidak hanya di pendidikan keagamaan sehingga mereka menjadi individu yang mandiri.



18



Daftar Pustaka Dewan Ensiklopedia Isla, (Tahun 1994). Ensiklopedia Islam Jilid III (Cet. II; Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm 137. Helmiati,(Tahun 2011). Sejarah Islam di Asia Tenggara (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011), hlm 113. Anneliesa, (Tahun 2012) Sejarah Islam di Malaysia. Dikutip 11 November 2019 dari website http://anneliesayalatief.blogspot.com/2012/01/sejarah-islam-di malaysia.html Azyumardi Azra, (Tahun 1994). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII (Bandung: Mizan, 1994), hlm 15-21. Ahmad M. Sewang, (Tahun 2005) Islamisasi Kerjaan Gowa (Cet.II; Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2005), hlm 86. Urniasih, (Tahun 2010) Travel Malaysia Kucing. Dikutip 11 November 2019 dari website http://urniasih.blogspot.com/205/06/travel-Malaysia Kucing/. Ajid Thohir, (Tahun 2002) Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam (Cet.I; Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm 268-269. Abdul Halim Hj. Mat Diah, (Tahun 1989), Pendidikan Islam di Malaysia. Kuala Lumpur:Angkatan Belia Islam Malaysia. Daulay, Haidar Putra, (Tahun 2009), Dinamika Pendidikan Islam Di Asia Tenggara, Jakarta: Rineka Cipta. Ishak, Abdullah, (Tahun 1995), Pendidikan Islam Dan Pengaruhnya Di Malaysia, kementrian pendidikan Malaysia Yohanes Enggar Harususilo (Tahun 2019) Malaysia Berencana Kurangi Fokus pada Pelajaran Agama. Dikutip tanggal 11 Desember 2019 melalui website https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/11/10315901/malaysia-berencana -kurangi-fokus-pada-pelajaran-agama.



19