Permasalahan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Permasalahan perkembangan fisik anak usia dini a. Faktor Bawaan (Nature) Istilah “nature” (alam, sifat dasar) dapat diartikan sebagai faktor-faktor alamiah, yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis, hereditas. Dengan mengambil istilah ini, maka perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, karakteristik maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya.  Faktor nature atau genetika (hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) seluruh bawaan heredinitas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya. Masa dalam kandungan sebagai periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran. Pengaruh gen terhadap kepribadian sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah:  Kualitas sistem syaraf  Keseimbangan biokimia tubuh  Struktur tubuh. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah: o    Sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi dan tempramen, o    Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat kondusif), dan o    Mempengaruhi keunikan kepribadian b. Faktor Bimbingan (Nurture) aktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan /pendidikan atau disebut juga dengan aliran ‘Empirisme’ yang menjadikan faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh alran ini adalah John Locke. Nurture mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan. tanaman membutuhkan sinar matahari, air, dan suhu yang tepat untuk tumbuh-dan dibantu bantu seseorang untuk menarik rumput liar di sekitarnya dan menambahkan pupuk. Anak-anak juga perlu dipupuk: mereka



membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua, saudara, keluarga, guru, teman sebaya, dan orang lain, hal tersebut penting dalam hidup mereka. Anak-anak bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang membina mereka. Lingkungan adalah keseluruhan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan media massa.  Menurut Hammer dan Turner (Adiasri T.A., 2008:8) peranan orang tua yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah: 1. Pada masa bayi berperan sebagi perawat (caregiver) 2. Pada masa kanak-kanak sebagai pelindung (protector) 3. Pada usia pra-sekolah sebagai pengasuh (nurturer)                             4. Pada masa sekolah dasar sebagai pendorong (encourager) 5. Pada masa pra-remaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor) Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam secara berpikir, bersikap, maupun berprilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang tua.   Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peran yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerjasama), belajar menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial. c. Kesinambungan dan Ketidaksinambungan Perkembangan terkadang terjadi secara berkesinambungan, tetapi juga kadang-kadang terjadi tidak berkesinambungan. Para penganut aliran nurture selalu memandang perkembangan sebagai proses bertahap dan berkelanjutan. Misalnya mereka mengatakan anak-anak yang telah mampu berjalan dan mendapat kesempatan belajar berjalan tentu akan mampu berlari sebagai konsekuensi dari kemampuan berjalan yang telah dimilikinya. Perkembangan terjadi secara kualitatif terus bertambah dan berkembang. Di sisi lain para ahli aliran nature selalu mengatakan bahwa kadangkadang perkembangan tidak berkesinambungan. Mereka mencontohkan perkembangan ulat menjadi kupu-kupu. Bukankah ulat dan kupu-kupu dua nama bagi binatang yang berbeda. Mereka mengatakan anak-anak yang bersifat baik dan penurut berubah menjadi anak yang keras kepala ketika remaja. Anak-anak yang semula hanya mampu berpikir konkrit, tetapi pada usia tertentu mampu berpikir abstrak. Perkembangan bersifat kualitatif dan



tidak selalu merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya. Di dalam perkembangan mungkin saja terjadi percepatan, lompatan, atau bahkan kemunduran. d. Pengalaman Masa Dini dan Masa Lanjut Sebagian ahli psikologi perkembangan sangat meyakini bahwa pengalaman pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan. Mereka yang sukses pada awal-awal kehidupan tentu akan mengalami pengalaman yang baik pada masa selanjutnya.



Perkembangan fisik merupakan suatu perubahan yang terjadi pada fisik manusia, pada anak usia dasar meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Perkembangan fisik ini mencakup aspekaspek sebagai berikut : a. Perkembangan anatomis. Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang belulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajekan badan secara keseluruhan. b. Perkembangan fisiologis. Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.11 Perkembangan fisik berkaitan erat dengan perkembangan motorik.12 Selaras dengan hal tersebut perkembangan fisik merupakan pertumbuhan yang terjadi pada diri seorang anak yang melibatkan perkembangan otak, sistem syaraf, atau dengan kata lain bisa disebut dengan perkembangan secara fisiologis. Anak dengan umur yang sama tidak berarti mempunyai pertumbuhan dan perkembangan fisik atau biologis yang sama, pun anak perempuan dan laki-laki juga tidak berarti mempunyai pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sama. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik 1) Faktor Internal a) Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya. b) Kematangan. Secara sepintas, pertumbuhan fisik, meskipun anak sudah diberikan makanan dengan gizi yang tinggi, tetapi apabila kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda. 2) Faktor eksternal a) Kesehatan. Anak yang sakit-sakitan pertumbuhan fisik akan terhambat. b) Makanan. Anak yang kurang gizi pertumbuhan fisiknya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya pesat. c) Stimulasi lingkungan. Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat pelatihan.14 b. Pertumbuhan dan Ciri-ciri Fisik Anak Usia Dasar 1) Pertumbuhan dan Ciri-ciri Fisik anak Usia Enam Tahun



Nature



1. Kerdil 2. Bibir sumbing 3. 1. Keterlambatan perkembangan fungsi motorik 4. Keterampilan motorik halus merupakan gerakan kecil, seperti memegang mainan atau menggunakan krayon. Sedangkan keterampilan motorik kasar merupakan gerakan yang lebih besar seperti melompat, memanjat tangga, atau melempar bola. 5. Kemajuan setiap anak memang mungkin berada di tingkat yang berbeda-beda, namun sebagian besar dapat mengangkat kepalanya di usia 3 bulan, duduk di usia 6 bulan, dan dapat berjalan sebelum usia 2 tahun. Pada usia 5 tahun, kebanyakan anak sudah bisa melemparkan bola dan naik sepeda roda tiga. 6. Namun jika anak Anda menunjukkan beberapa gejala seperti berikut, maka sangat mungkin dirinya mengalami keterlambatan perkembangan pada kemampuan motorik halus dan kasarnya: 7. a. Badan dan tungkai lunglai. 8. b. Lengan dan kaki kaku. 9. c. Tidak bisa duduk tanpa bantuan ketika usianya 9 bulan. 10. d. Refleks tidak sadar lebih dominan dibandingkan dengan refleks saat dalam kondisi sadar. 11. e. Kakinya kesulitan menopang berat tubuh saat umur 1 tahun.



Perkembangan setiap anak memang berbeda-beda antar satu sama lainnya. Para orangtua dihimbau untuk memantau dengan serius, tren perkembangan otak sekaligus kemampuan fisik anak selama fase masa pertumbuhan. Jika perkembangannya terbukti sedikit tertinggal dari anak yang lain atau lebih lambat daripada umumnya, orangtua diharapkan tidak harus terlalu menyisihkan banyak waktu dan tenaga merasa cemas. Ini dikarenakan keterlambatan berskala kecil normalnya hanya terjadi sesaat atau dalam kurun waktu tertentu dan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, kedua orangtua harus menganggap serius apabila  keterlambatan perkembangan terjadi secara terus-menerus atau dinilai berskala besar lantaran kondisi ini dapat menyebabkan masalah untuk diri sang anak di kemudian hari. Keterlambatan perkembangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor keturunan, masalah yang dihadapi sang ibu selama periode kehamilan dan kelahiran prematur. Mengetahui sulitnya kondisi tersebut untuk dipulihkan secara total, alangkah baiknya apabila kedua orangtua berkonsultasi dengan dokter anak dengan pengetahuan mendalam terkait masalah keterlambatan perkembangan pada anak.



Ini penting karena intervensi dini bisa membantu mencegah kondisi tersebut dari potensi menjadi semakin parah atau merajalela, serta perlahan-lahan memotivasi kemajuan anak dan perkembangannya dengan strategi-strategi pilihan, baik secara medis maupun sosial, yang dianggap cocok untuk setiap jenis keterlambatan perkembangan pada anak. Namun, terkadang permasalahannya bukan di upaya perawatan dan pemulihan sang anak melainkan kesulitan orangtua mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan pada si buah hati. Kesulitan ini membuat mereka tidak cepat dalam menanggapi masalah yang dihadapi anak. Alhasil, respon telat mereka justru akan membahayakan kesehatan fisik dan mental anak lantaran bisa saja sudah menjadi lebih parah atau perilaku yang mendarah daging sehingga merubahnya pasti memakan waktu lebih lama dan strategi yang harus diterapkan juga semakin rumit. Untuk para orangtua yang merasa kesulitan mendeteksi adanya potensi keterlambatan pada anak atau yang membutuhkan bimbingan khusus dalam upaya menemukannya, berikut tanda-tandanya seperti dilansir dari Health Line, Jumat (7/10/2016):



Penyebab Gangguan Tumbuh Kembang Anak Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak: 















Faktor keturunan. Beberapa jenis gangguan dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan yang ada dalam keluarga, seperti gangguan perawakan pendek. Ini menyebabkan kecepatan pertumbuhan yang tidak normal dan pertumbuhan tulang yang lebih lambat. Kurang mendapatkan nutrisi. Ketidakmampuan secara ekonomi membuat orang tua kurang bisa mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Padahal nutrisi sangat diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Saat anak kekurangan nutrisi, maka tumbuh kembangnya pun dapat terhambat. Masalah pertumbuhan konstitusional. Sering disebut dengan istilah pubertas yang tertunda, anak yang mengalami masalah pertumbuhan konstitusional sebenarnya terlahir dengan kondisi normal. Namun saat memasuki usia 1 tahun, pertumbuhannya mengalami keterlambatan dimana ia tidak memperoleh tahap pertumbuhan dengan baik. Akibatnya, pertumbuhan tulangnya pun lambat, tinggi badannya cenderung lebih rendah, dan berbagai keterlambatan lainnya. Kegagalan pertumbuhan. Gangguan tumbuh kembang anak juga dapat terjadi saat anak mengalami kondisi gagal pertumbuhan. Kondisi ini sering terjadi saat berat badan ideal anak tidak dapat tercapai selama masa











pertumbuhannya. Bayi yang terlahir prematur sangat rentan mengalaminya, sehingga harus diberikan perawatan yang terbaik. Menderita penyakit dan kelainan. Beberapa penyakit kronis dapat mengakibatkan keterlambatan tumbuh kembang pada anak. Contohnya seperti gangguan sistem saraf, gangguan kesehatan pencernaan, gangguan peredaran darah, dan gangguan limfatik. Gangguan sistem hormon. Anak yang menderita gangguan sistem hormon di dalam tubuhnya dapat mengalami gangguan tumbuh kembang, seperti gangguan hipotiroidisme yang menyebabkan semua sistem pertumbuhannya terhambat.