Persalinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PERSALINAN DI RUANG KILISUCI



Disusun oleh: RANNI NUR ROHMA NIM: P17321185051



KEMENTERIAN KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI TAHUN 2017



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kematian ibu atau meternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung pada tempat atau usia kehamilan. Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak



langsung.



Kematian



langsung



adalah



sebagai



akibat



komplikasi



kehamilan,persalinan,atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan,misalnya malaria,anemia,HIV/AIDS dan penyakit kardiovaskuler C (Prawirohardjo, 2014.hal 53-54). Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan. WHO memperkirakan sekitar hanya 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca persalinan. (Prawirohardjo,2014.hal 53-54). Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan oasca persalinan, eklampsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama adalah kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ketingkat yang sangat rendah. 1.2 Tujuan 1.2.1 Umum Setelah praktek klinik diharapkan mahasiswa mampu melakukan perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu dengan menerapkan asuhan persalinan dengan pendekatan manajemen kebidanan. 1.2.2 Khusus a. Dapat melakukan pengkajian pada kasus ibu bersalin. b. Dapat merumuskan diagnosa. c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu bersalin. d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan masalah pada ibu bersalin. e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya. 1.3 Metode Pengumpulan data



Manajemen Kebidanan Komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara : tanya jawab secara langsung (anamnesa) kepada pasien dan suami b. Observasi : melakukan pemeriksaan, baik dengan inspeksi, palpasi, perkusi maupun auskultasi. c. Studi dokumentasi : dengan melihat data dan riwayat ibu direkam medik yaitu buku KIA yang berisi riwayat ibu kunjungan ANC sebelumnya. d. Studi kepustakaan : menggunakan buku untuk sumber teori. 



Literatur yang digunakan oleh penulis adalah dari buku.



1.4 Sistematika Penulisan Halaman Judul BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.2.1 Umum 1.2.2 Khusus 1.3 Metode Pengumpulan data 1.4 Sistematika Penulisan BAB 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Teori 2.1.1 Pengertian 2.1.2 Etiologi 2.1.3 Faktor Penngaruh 2.1.4 Tanda-tanda Persalinan 2.1.5 Mekanisme Persalinan 2.1.6 Pimpinan Persalinan Kala I 2.1.7 Pimpinan Persalinan Kala II 2.1.8 Pimpinan Persalinan Kala III 2.1.9 Pengawasan Kala IV 2.1.10 Penatalaksanaan 2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan 2.2.1 Konsep manajemen asuhan varney 2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP 2.2.3 Bagan alur berfikir varney dan pendokumentasian secara SOAP BAB 3. TINJAUAN KASUS 3.1 Data Subyektif 3.2 Data Obyektif



3.1.1 Pemeriksaan fisik 3.1.2 Pemeriksaan penunjang 3.1.3 Program terapi (bila ada) 3.3 Analisis 3.4 Penatalaksanaan BAB 4 PEMBAHASAN BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran 5.2.1 Bagi Penulis 5.2.2 Bagi Lahan Praktik 5.2.3 Bagi Klien 5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan DAFTAR PUSTAKA



BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Teori 2.1.1 Pengertian Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Oktarina.2016.hal:2) Persalinan adalah proses dimana bayi,plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Damayanti.2014.hal:1) Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai penyulit apapun. (JNPK-KR, APN & IMD. 2014. hal: 37) Persalinan adalah proses pengeluarn hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Sulistyawati, 2013) Persalinan dapat didefinisikan sebagai proses ketika kontraksi yang teratur, ritmik dan nyeri menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks dan penurunan bagian presentasi, yang pada akhirnya menyebabkan ekspulsi janin dan plasenta dari ibu (Debbie Holmes. 2011. hal: 217) 2.1.2 Etiologi Saat ini hal yang menyebabkan mulainya proses persalinan belum diketahui benar. Adapun fakotr-faktor penyebab dimulainya persalinan adalah: 1.



Faktor hormonal



Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron, dimana progesteron bekerja sebagai relaksasi otot polos, sehingga aliran darah berkurang dan hal ini menyebabkan atau merangsang pengeluaran prostaglandin merangsang dilepaskanya oksitosin. Hal ini juga merangsang kontraksi uterus, faktor struktur uterus atau rahim membesar dan



menekan menyebabkan ishemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi otot plasenta yang berakibat degenerasi. 2.



Faktor syaraf Karena pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul,maka akan menekan dan menggesek ganglion servikalis yang akan merangsang timbulnya kontraksi uterus.



3.



Faktor nutrisi Suplai nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan



4. Faktor partus Partus sengaja ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan oksitosin amniotomi gagang laminaria 5.



Faktor kekuatan plasenta Plasenta penurunan



yang



mengalami



produk



degenerai



hormon



akan



progesteron



mengakibatkan dan



estrogen



(Prawirohardjo,2014). Di dalam buku ajar asuhan kebidanan ibu bersalin, dijelaskan bahwa terdapat teori yang menyebabkan persalinan yaitu : Teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan HIS yaitu: Ada 2 hormon yang dominan saat hamil yaitu hormon estrogen dan progesteron. a. Estrogen 1. Meningkatkan sensitivitas otot rahim 2. Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis. b. Progesteron 1. Menurunkan sensitivitas otot rahim 2. Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,prostaglandin dan mekanis. 3. Menyebabkan otot rahim dan otot relaksasi Estrogen dan progesteron terdapat dalam kesimbangan sehinggan kehamilab dapat dipertahankan, perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise post posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk braxton hicks. Kontraksi braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan,oleh karena itu makin tua hamil frekuensi kontraksi makn sering.



Oksitosin



diduga



bekerja



bersama



atatu



melalui



prostaglandin yang makin meningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-15. Disamping itu faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untung dimulainya kontraksi rahim. Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan: 1.



Teori keregangan 



Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu







Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.



2.



Teori penururnan progesteron  Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.  Produksi progesteron mengalami penurunan,sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin  Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.



3.



Teori prostaglandin 



Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.







Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil kpnsepsi dikeluarkan







Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.



4. Teori plasenta menjadi tua Seiring matangnya usia kehamilan ,villi choirialis dalam plasenta mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunya kadar estrogen dan progesteron yang mengakibatkan tegangnya pembuluh darah sehingga akan menimbulkan kontraksi uterus.



5. Teori iritasi mekanis Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglian ini digeser dan di tekan (misalnya kepala janin) maka akan timbul kontraksi uterus. 6. Teori oksitosin Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim 7. Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis 



Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan







Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuknya hipotalamus



2.1.3Faktor Pengaruh a. Power, Kekuatan his dan mengejan. Kemampuan untuk memberikan tuntunan persalinan sehinggga resultan ketiga kekuatan tersebut berlangsung baik agar tercapai bentuk persalinan spontan belakang kepala. b. Passage, Jalan lahir terdiri atas jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan lahir tulang harus memenuhi syarat, bentuk ukuran luas bagian dalamnya dalam batas normal sehingga proses adaptasi dengan kepala baik, yang memberi kemungkinan persalinan berjalan normal. Jalan lahir lunak terdiri atas otot dasar panggul, elastis, mampu terbuka dengan baik sehingga proses persalinan berjalan normal dan lancar. c. Passenger, Bentuk, besarnya dan posisinya harus normal sehingga mampu beradaptasi dengan baik terhadap jalan lahir dan kekuatan pendorong sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan normal. d. Penolong, alam menentukan kelahiran atau persalinan maka para penolong sangata dibutuhkan untuk memperlancaras proses dari faktor yang mempengaruhi persalinan dengan bantuan para penolong maka persalinan akan terkendali. Penyimpangan yang terjadi dari kemungkinan kerja sama empat komponen tersebut akan menimbulkan proses persalinan distosia. Bila kerja sama ketiganya memuaskan, persalinan akan berjalan lancar sesuai dengan patron persalinan normal.



2.1.4Tanda-Tanda Persalinan Menurut buku ajar asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin dan bayi baru lahir pada halaman 9 tanda awal mulai persalinan adalah: 1. Lightening Yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP) terutama primi para. 2. Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun 3. Ola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian bawah janin 4. False labair pain yaitu perasaan sakit di perut dan pinggang karena adanya kontraksi lemah dari uterus 5. Serviks menjadi lembek,mendatar, dan mengeluarkan sekresi lendir, darah dari vagina Sedangkan menurut Sarwono, 2014, tanda-tanda persalinan adalah : a. His lebih sering dan kuat. b. Penderita mulai mengejan, pengejanan ini timbul secara reflektoris karena kepada janin telah sampai di dasar panggul dan juga pada rektum. c. Perineum mulai mnonjol dan anus mulai membuka. Tanda ini akan tampak bila betul-betul kepala sudah di dasar panggul dan mulai membuka pintu. d. Pada multipara penderita akan dipindahkan ke kamar bersalin pada pembukan 5 cm, sedang primipara bila pembukaan 7 cm. Untuk memastikan apakah betul kala II telah mulai, dapat dilakukan pemeriksaan dalam. e. 2.1.5 Mekanisme Persalinan Mekanisme persalinan mengacu pada serangkaian perubahan posisi dan sikap yang diambil janin selama perjalanannya melalui hjalan lahir. Mekanisme persalinan yang dijelaskan di sini adalah untuk presentasi verteks dan panggul ginekoid. Hubungan kepala dan tubuh janin dengan panggul ibu berubah saat janin turun melalui panggul. a. Engagement Bila presentasi kepala melewati pintu atas panggul,kepala dikatakan telah menancap pada pintu atas panggul. b. Penurunan



Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi diafragma serta otot-otot persalinan. c. Flexi Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yakni dengan diameter suboksipitobregmatika (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatika (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elestisitas diafragma pelcis dan tekanan intraurein disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam (Prawirohardjo, Sarwono, 2014. Hal : 34) d. Putaran Paksi Dalam dan Defleksi Pada umumnya di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubunubun kecil berada di bawah simfisis. Dalam keadaan fisiologis sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, maka dengan suboksput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi lebar dan tipis, anus membuka tampak dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yan disebut putaran paksi luar (Prawirohardjo ,Sarwono, 2014. Hal : 34) e. Putaran Paksi Luar Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi PAP dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Demikian



pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya. 2.1.6 Pimpinan Persalinan Kala I a. Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan sama seperti pada kunjungan antenatal, hanya perlu ditekankan penentuan letak, posisi, dan berat janin, serta DJJ. Dengan pengawasan DJJ dapat dimonitor keadaaan janin. Dalam kala I pengawasan dilakukan setiap 3 jam Semakin maju persalinan, pengawasan lebih sering (Sarwono, 2014. Hal: 39). b. Pengawasan DJJ 



Frekuensi DJJ normal anatara 120-150/menit. Pada waktu his, DJJ turun menjadi 90 atau 100/menit tetapi akan kembali normal dalam waktu 15-20 detik. Bila frekue nsi kurang dari 80, apalagi disertai keluarnya mekonium pada presentasi kepala, menandakan bahwa janin dalam keadaan distres







Dengarkan keteraturan DJJ dengan mendengarkan 5 detik pertama, kemudia 5 detik ke 3 dan 5. Dalam keadaan normal akan terdengar 12:12:12. Bila berbeda lebih dari 2, menandakan DJJ tidak teratur (Sarwono, 2014. Hal: 39)



c. Pemeriksaan Dalam / VT (Vaginal Toucher) Indikasi Pemeriksaan Dalam adalah : 



Primipara, kehamilan 36 minggu bagian bawah janin belum masuk PAP. Kejadian ini mungkin disebabkan karena panggul yang sempit.







Menentukan kemajuan persalinan.







Ketuban pecah sedang BBJ masih tinggi, untuk melihat adanya lengan atau tali pusat yang menumbung.







Menentukan tindakan yang akan dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan dalam adalah keadaan



perineum,



pervaginam,



sistokel



keadaan



dan



rektokel,



serviks, ketuban,



pengeluaran



presentasi,



titik



penunjuk dan posisi janin, turunnya kepala, pemeriksaan panggul, dan ada atau tidaknya tumor jalan lahir (Sarwono, 2014. Hal :40) 2.1.7 Pimpinan Persalinan Kala II a. Cara Memimpin Mengajan 



Pasien diberi nasehat mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap.







Pada permulaan his, pasien disuruh menarik napas dalam, tutuo mulut, mengejan sekuat-kuatnya dan selama mungkin. Bila his masih kuat, setelah menarik napas pengejanan dapat diulangi lagi. Bila his tidak ada, oenderita beristirahat, menunggu datangnya his berikutnya.







Nadi perlu diawasi karena nadi yang cepat antara lain menunjukkan kelelahan, dan perlu dipikirkan apakah pengejanan masih bisa dilakukan. (Sarwono, 2014. Hal : 46)



b. Persiapan Menolong Lahirnya Bayi 



Vulva dan sekitarnya dibersihkan dengan sempurna, penolong menggunakan sarung tangan serik, tutup kepala, masker, kaki, perut, dan bokong ibu ditutup dengan kain seteril.







Dengan adanya pengejanan beberapa kali, kepala akan membuka vulva. Bila terlihat crowning perineum ditahan dengan kain steril, dan dilanjutkan dengan mekanisme persalinan yang benar.







Melakukan PTT (Sarwono, 2014. Hal:46)



2.1.8 Pimpinan Persalinan Kala III Segera setelah bayi lahir penolong harus menentukan TFU dan kontraksi uterus. Bila konsentrasi uterus keras dan tidak ada perdarahan sikap kita hanya menunggu hingga plasenta lepas (Sarwono, 2014. Hal:49) 2.1.9 Pengawasan Kala IV Setelah plasenta lahir hendaknya plasenta diperiksa dengan teliti apakah lengkap. Bila darah yang keluar melebihi 500 cc menandakan adanya perdarahan postpartum. Bila fundus uterus naik dan uterus mengembang perlu dipikirkan adanya perdarahan akibat atonia uteri. (Sarwono, 2014. Hal:50) 2.1.10 Penatalaksanaan Penatalaksanaan Kala I : a. Memonitor TD, suhu badan setiap 1 jam denyut nadi setiap 30 menit. b. Mendengarkan DJJ setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada fase aktif. c. Memonitor kontraksi uterus setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada fase aktif. d. Memonitor perubahan serviks, penurunan baian terendah setiap 4 jam pada fase laten dan 2-4 jam pada fase aktif. e. Memonitor pengeluaran urine setiap 2 jam. Seluruh hasil emantauan dicatat dalam partograf. f. Menghadirkan ornag yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau teman dekat. g. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta kemajuan persalinan. h. Mengatur aktivitas,posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.



i. Menjaga privasi ibu. j. Menjaga kebersihan ibu. k. Mengatasi rasa ketidaknyamanan ibu eperti rasa panas, nyeri ketika his misalnya dengan membuat rasa sejuk, masase. l. Memberikan cukup minum dan makan. m. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong. n. Mempertahankan rasa kedekatan misalnya dengan sentuhan. Penatalaksanaan Kala II : a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu b. Mempertahankan kebersihan ibu. c. Mempersiapkan kelahiran bayi. d. Membimbing meneran pada waktu his. e. Melakukan pemantauan keadaan ibu dan DJJ terus menerus. f. Melakukan amniotomi bila diperlukan. g. Melakukan episiotomi jika diperlukan. h. Melahirkan kepala dengan benar. i. Melonggarkan atau melepaskan bila ada lilitan tali pusat pada kepala dan badan bayi. j. Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi. k. Nilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek, adakah usaha nafas, denyut jantung, warna kulit. l. Klem/jepit tali pusat di dua tempat dan potongdengan gunting steril/DTT/ m. Menjaga kehangatan bayi. n. Merangsang pernafasan bayi, bila diperlukan. Penatalaksanaan Kala III : a. Melaksanakan manajemen aktif kala III : 



Melakukan masase uteru suntuk meyakinkan tidak ada bayi lain.







Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin.







Memberikan suntikan oksitosin 10 U im.







Melakukan PTT







Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan dengan prasat Brand Andrew.







Setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri.



b. Mengikat tali pusa bayi. c. Keringkan dan hangatkan bayi sedini mungkin. d. Memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya. e. Melaksanakan IMD. Penatalaksanaan Kala IV : a. Lanjutkan oemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tandatanda vital b. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum c. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya. d. Ajari ibu/keluarga tentang cara meraba uterus dan memasasenya. e. Evalusi darah yang hilang. f. Memantau pengeluaran lokhea. g. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong. 2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan 2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah- langkahnya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 



Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnosa Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain Evaluasi kebutuhan intervensi segera Perencanaan Implementasi Evaluasi/penilaian Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien. Data dasar tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik dan panggul serta tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah Sakit/RB/Puskesmas. Pengumpulan data ini mencakup Data Subjekti dan Objektif sebagai Berikut :



A. DATA SUBYEKTIF 1) Identitas (Biodata) Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/ pertanyaan kepada ibu hamil  Nama



      2)



Usia Agama Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Telepon dan alamat Keluhan Utama



Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat kehamilan saat ini :  Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan oleh ibu.  Lamanya mengalami gangguan tersebut.  Keluhan yang dirasakan oleh ibu bersalin : 



Kenceng-kenceng







Keluar lendir







Kejang







Lemas







Kaki kram







Perut panas







Lelah







Punggung bagian atas pegal







Pusing



3) Riwayat Menstruasi  HPHT (Periode menstruasi terakhir)  Usia Kehamilan dan Taksirann Persalinan (menggunakan rumus Neagel : tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3) 4) Riwayat Kehamilan saat ini Riwayat kehamilan digunakan untuk mendeteksi adanya komplikasi, ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang dialami wanita sejak HPHT nya. 5)    6) 7)       8)    9)  



Pola kesehatan ibu yang meliputi : Pola aktivitas sehari-hari Pola eliminasi Pola makan dan minum Riwayat mengikuti Program Keluarga Berencana. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya. Cara persalinan. Jumlah dan jenis kelamin anak hidup. Berat badan lahir. Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan. Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir. Riwayat Penyakit dalam Keluarga Diabetes Mellitus, hipertensi atau hamil kembar Kelainan bawaan Kanker Riwayat penyakit ibu Penyakit yang pernah diderita DM, HDK, ISK



 Jantung  Infeksi Virus Berbahaya  Alergi obat atau makanan tertentu  Pernah mendapat transfusi darah dan insdikasi tindakan tersebut  Inkompatibilitas Rhesus  Paparan sinar-X/Rontgen 10) Riwayat Sosial 11) Riwayat Keadaan Psikososial DATA OBYEKTIF 1) Pemeriksaan umum  Keadaan umum  Tanda vital : - TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) 23.5 cm  Berat Badan : Berat badan diperkirakan akan bertambah 12,5 kg sampai akhir kehamilan. namun untuk ibu hamil trimester I perubahan berat badan tidak terjadi secara signifikan. Diperkirakan setiap bulan akan terjadi penambahan berat badan sebesar 1 kg.  Tinggi Badan : >145 cm



2) Pemeriksaan Khusus Inspeksi              



Kepala. Mata Hidung Hiegene mulut dan gigi Karies Bentuk dan ukuran abdomen Payudara (pembesaran dan adanya striae) Parut atau bekas luka operasi Gerakan janin Varises atau pelebaran vena Hernia Edema Kebersihan kulit. Vulva/perineum adakah varises, konndiloma, edema, hemoroid, atau kelainan lain.



Palpasi - Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV : Leopold I : menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak TM I).



Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir TM II) Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian babwah uterus (dilakukan mulai akhir TM II) Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke PAP (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu) Auskultasi - DJJ menggunakan fetoskop atau doppler (jika UK >16 minggu). DJJ -



normal 120-160x/menit. Pemeriksaan Panggul luar



Distansia Spinarum: 24 – 26 cm Distansia Cristarum



: 28 – 30 cm



Konjugata Eksterna



: 18 – 20 cm



Lingkar Panggul



: 80 – 90 cm



Distansia tuberum : ±10, 5 cm 3) Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin



: >12, 5 g/dl



Protein



:-



Reduksi



:-



 Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data menentukan diagnosa Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai dianosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana pelayanan komprehensif.  Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini penting untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan guna keamanan pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan dan persiapan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan.  Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/ identifikasi kebutuhan segera Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan prenatal tetapi tetap berlangsung sampai ketika ia bersalin. Pengkajian



untuk mendapatkan data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap dilakukan.  Langkah ke V (lima): Perencanaan Rencana



pelayanan



komprehensif



ditentukan



berdasarkan



tahapan



terdahulu (langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk mengantisipasi masalah serta diagnosa. Selain itu perlu untuk mendapatkan data yang belum diperoleh atau tambahan informasi data dasar.  Langkah ke VI (keenam): Implementasi Implementasi rencana asuhan yang telah dirumuskan. Rencana yang telah dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan secara mandiri atau sebagian dilaksanakan oleh ibu atau tim kesehatan lainnya.  Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi. Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan yang telah dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya apakah benar-benar memenuhi kebutuhan untuk dibantu.Tujuan dari evaluasi atau penilaian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi asuhan berdasarkan analisa. 2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP terdiri dari empat langkah yaitu;  S : Data Subjektif Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat persalinan saat ini :  Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan oleh ibu.  Lamanya mengalami gangguan tersebut.  Keluhan yang dirasakan oleh ibu trimester II : -



Kenceng-kenceng



-



Keluar lendir



-



Kejang



-



Lemas



-



Kaki kram



-



Perut panas



-



Lelah



-



Punggung bagian atas pegal



-



Pusing



 O : Data Objektif  Tanda vital : - TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) 23.5 cm  Berat Badan : Berat badan diperkirakan akan bertambah 12,5 kg sampai akhir kehamilan. namun untuk ibu hamil trimester I perubahan berat badan tidak terjadi secara signifikan. Diperkirakan setiap bulan akan terjadi penambahan berat badan sebesar 1 kg.  Tinggi Badan : >145 cm 4) Pemeriksaan Khusus Inspeksi              



Kepala : simestris/tidak, rambut bersih/tidak Mata : ikhterus/tidak,konjungtiva anemis/tidak Hidung : bersih tidak ada secret/ada sekret Hiegene mulut dan gigi: bersih/ tidak Karies :ya/tidak Bentuk dan ukuran abdomen : simetris/tidak Payudara (pembesaran dan adanya striae) : simetris/tidak Parut atau bekas luka operasi : ada/tidak Gerakan janin : normal/tidak Varises atau pelebaran vena : ada/tidak Hernia : ada/tidak Edema : ada/tidak Kebersihan kulit :bersih/tidak Vulva/perineum adakah varises, konndiloma, edema, hemoroid, atau kelainan lain.



Palpasi - Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV : Leopold I : menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak TM I). Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir TM II) Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian babwah uterus (dilakukan mulai akhir TM II) Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke PAP (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu) Auskultasi - DJJ menggunakan fetoskop atau doppler (jika UK >16 minggu). DJJ normal 120-160x/menit. Pemeriksaan Panggul luar



Distansia Spinarum: 24 – 26 cm Distansia Cristarum



: 28 – 30 cm



Konjugata Eksterna



: 18 – 20 cm



Lingkar Panggul



: 80 – 90 cm



Distansia tuberum : ±10, 5 cm 5) Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin



: >12, 5 g/dl



Protein



:-



Reduksi



:-



 A : Analisa/Assessment G..P....Uk...pembukaan Dx janin : janin tunggal hidup,intra uteri  P : Penatalaksanaan 1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu dan keluarga Ibu mengerti dan memberikan respon yang baik 2. Memfasilitasi inform choice dan memberikan inform consent Ibu mengerti dan memahami 3. Menjelaskan dan menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Ibu mengerti dan memahami 4. Mengajari ibu cara mengatasi ketidaknyamanan Ibu mengerti dan mampu melakukan cara tersebut 8. Menjadwalkan kunjungan berikutnya Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang 9. Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan. 2.2.1 Bagan alur berfikir varney dan pendokumentasian secara SOAP



Alur pikir Bidan



Proses pendokumentasian kebidanan 7 langkah Varney



Pencatatan dari Asuhan Kebidanan



Pendokumentasian



7 langkah Varney



SOAP Notes Subjektif



Data



Objektif



Masalah/Diagnosa Antisipasi masalah potensial Menetapkan kebutuhan



Assessment



segera untuk konsultasi/kolaborasi Merencanakan asuhan yang menyeluruh



Penatalaksanaan : 1. Konsul



Melaksanakan asuhan Mengevaluasi keefektifan asuhan



2. Tes diagnisik 3. Rujukan 4. Pendidikan/konseling 5. Follow up



BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persalinan



adalah



proses



pengeluarn



hasil konsepsi (janin dan



plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulistyawati, 2013) 5.2 Saran 5.2.1 Bagi Penulis Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP dan alur berpikir Varney serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap klien. 5.2.2 Bagi Lahan Praktek Asuhan yang diberikan sudah cukup baik dan hendaknya agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL. 5.2.3 Bagi Klien Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan. 5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan Asuhan Kebidanan dan acuan pada penanganan ibu bersalin.



DAFTAR PUSTAKA Oktarina,Mika.2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir,Ed.,Cet.1.Yogyakarta:Depublish JNPK-KR. 2014. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta Damayanti,Ika Putri,dkk.2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir,Ed.1,Cet.1.Yogyakarta: Depublish Prawirohardjo,Sarwono.2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT BINA SARWONO PRAWIROHARDJO Sulistyawati,Ari



&



Esti



Nugraheny.2013.



Asuhan



Kebidanan



Pada



Ibu



Bersalin.Jakarta:Salemba Medika Holmes, Debbie, dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas. Jakarta : Direktorat Keperawatan & Keteknisian Medik Direktorat Jenderal Perawatan Medik Departemen Kesehatan RI Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.1. Jakarta: EGC