Pertemuan 6. Fungsi Manajemen Dalam Program Pendidikan Luar Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FUNGSI MANAJEMEN DALAM PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Secara umum manajemen memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Hanry Fayol mengemukakan fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controling. 2. Luther M. Gullick mengemukakan fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgetting. 3. Harold Koontz and Cyrill O. Donelli mengemukakan fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Staffing, Directing, Controlling. 4. George R. Terry mengemukakan fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Actuating, Controlling. 5. John R. Schermerhorn mengemukakan fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Staffing, Directing or Leading, Controlling. 6. John F. Mee mengemukakan fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Motivating, Controlling. Bagaimana dengan fungsi manajemen pada Pendidikan Luar Sekolah ?. Menurut Sudjana (2014:8-10) mengemukakan fungsi manajemen program PLS, yaitu: 1. Fungsi Perencanaan (planning) adalah kegiatan bersama orang lain dan/atau melalui orang lain, perorangan dan/atau kelompok, berdasarkan informasi yang lengkap, untuk menentukan tujuantujuan umum (goals) dan tujuan-tujuan khusus (objectives) program pendidikan luar sekolah, serta rangkaian dan proses kegiatan untuk mencapai tujuan program. Produk dari fungsi perencanaan adalah rencana yang mencakup program, proyek, atau kegiatan. 2. Fungsi Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan bersama orang lain dan/atau melalui orang lain, untuk memilih dan menyusun sumber daya manusia dengan dukungan fasilitas, alat dan biaya, yang mampu melaksanakan program yang telah direncanakan. Produk dari fungsi pengorganisasian adalah



3.



4.



5.



6.



organisasi yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu sehingga dianggap memiliki kemampuan melaksanakan rencana yang di dalamnya mencakup program. Fungsi Penggerakan (motivating) merupakan kegiatan untuk mewujudkan kinerja atau penampilan kerja sumber daya manusia dalam organisasi dalam melaksanakan program. Kegiatan ini diarahkan untuk terwujudnya organisasi yang menunjukkan penampilan tugas dan partisipasi yang tinggi yang dilakukan oleh pelaksana. Produk fungsi penggerakan adalah bergeraknya organisasi dalam melaksanakan program sesuai rencana. Fungsi pembinaan (conforming) adalah kegiatan untuk memelihara agar sumber daya manusia dalam organisasi taat asas dan konsisten melakukan rangkaian kegiatan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Fungsi pembinaan mencakup tiga subfungsi, yaitu fungsi pengawasan (controlling), penyeliaan (supervising), dan pemantauan (monitoring). Sub fungsi pengawasan pada umumnya dilakukan terhadap lembaga penyelenggara program; sub fungsi penyeliaan dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan; dan fungsi pemantauan dilakukan terhadap proses pelaksanaan program. dengan demikian, fungsi pembinaan bertujuan untuk memelihara dan menjamin bahwa pelaksanaan program dilakukan secara konsisten sesuai direncanakan. Fungsi Penilaian (evaluating) adalah kegiatan mengumpulkan, mengelola, dan penyajian data untuk masukan dalam pengambilan keputusan mengenai program yang sedang atau telah dilaksanakan. Produk penilaian adalah tersusunnya nilai-nilai (values) seperti bermanfaat atau tidak bermanfaat, baik atau buruk, berhasil atau gagal, diperluas atau dibatasi, dilanjutkan atau dihentikan dan sebagainya, mengenai program yang sedang atau telah dilaksanakan. Fungsi Pengembangan (developing) adalah kegiatan untuk melanjutkan program berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan program yang mengakibatkan adanya keputusan bahwa program harus ditindaklanjuti. Tindak lanjut program dapat berupa perluasan, perbaikan/modifikasi, peningkatan program. Produk pengembangan adalah adanya tindak lanjut untuk



mengembangkan program yang telah dievaluasi, berkembangnya program pendidikan luar sekolah.



atau



ASPEK-ASPEK MANAJEMEN PROGRAM PLS 1. Aspek Kuantitatif. Aspek kuantitatif adalah aspirasi dan permintaan masyarakat terhadap program PLS. Perencanaan program PLS dilakukan berdasarkan social demand aproach dan system aproach. Perumusan proyeksi jumlah kelompok usia peserta didik menurut jenjang pendidikan didasarkan pada proyeksi jumlah penduduk secara keseluruhan. Proyeksi bersumber dari instansi yang berwenang, misalnya Dinas Kependudukan. Perumusan kebijakan arus peserta didik biasanya ditentukan oleh kebijakan politik; Misalnya untuk kurun waktu tertentu sebesar berapa persen anak usia tertentu harus mengikuti pendidikan. Di dalam proses perumusan kebijakan arus peserta didik selain kebijaksanaan politik perlu dikembangkan berbagai alternatif dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal dalam pendidikan. Faktor internal perlu dikaji antara lain jumlah satuan, peserta didik, tenaga kependidikan pada semua satuan, jenjang dan jenis pendidikan, susunan program pengajaran, jumlah angka partisipasi murni dan partisipasi kasar penduduk SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Faktor eksternal yaitu berkenaan dengan pertumbuhan penduduk, letak geografis, infrastruktur, dan transportasi kurang memadai, dan kemampuan ekonomi orang tua dan masyarakat perlu diperhatikan. 2. Aspek Kualitatif. Merencanakan kualitas pendidikan berarti merencanakan kemampuan berfikir, mengubah sikap, dan meningkatkan keterampilan peserta didik. suatu pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses belajar mengajar berjalan efektif, peserta didik mengalamai proses pembelajaran bermakna



ditunjang oleh sumber daya pendidikan dan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Dalam proses pendidikan peserta didik menunjukkan tingkat kemampuan prestasi belajar, mengetahui sesuatu dan dapat melakukan sesuatu secara fungsional serta hasil pendidikan sesuai dengan tuntutan lingkungannya. 3. Aspek Relevansi/Kebutuhan Kerja Relevansi pendidikan melekat inhernt dengan perkembangan kemajuan dan aspirasi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan di suatu tempat tertentu dalam kurun waktu tertentu. Aspek relevansi menyusun rencana pendidikan yang dilakukan pada hari ini sebenarnya hasilnya diperuntukkan untuk masa depan. Kaitan masa kini dan masa depan dalam perencanaan aspek relevansi merupakan pangkal tolak perencanaan aspek relevansi. Karakteristik perencanaan aspek relevansi harus bersifat futuristik. Konsep relevansi sebenarnya lebih mendasari konsep peningkatan mutu pendidikan. Aspek relevansi terkait dengan memenuhi kebutuhan tenaga kerja atau relevan dengan formasi lapangan pekerjaan yang berkembang di masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, ada yang memakai istilah aspek relevansi terkandung maksud sama dengan aspek kebutuhan kerja. 4. Aspek Efisiensi Dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal sistem pendidikan. Efisiensi internal ditandai oleh tinggi rendahnya angka putus sekolah dan angka mengulang kelas. Efisiensi eksternal merujuk kepada efektifitas manajemen sistem pendidikan secara keseluruhan. Untuk mengefisienkan dan mengefektifkan sistem pendidikan diperlukan rencana terpadu yang mengaitkan masukan instrumental dan masukan lingkungan dalam proses perencanaan peningkatan efisiensi manajemen sistem pendidikan guna menghasilkan lulusan bermutu dan relevan dengan berbagai kebutuhan melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan secara efisien.



MANAJEMEN PLANNING. Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang paling penting di mana di dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi, serta mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan suatu organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut. Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. di bawah ini dikemukakan beberapa definisi perencanaan dari para ahli manajemen sebagai berikut: 1. George Steiner Menurut Steiner, pengertian perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan rencana terperinci untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru. 2. Jaqueline Alder Menurut Alder (dalam Rustiadi 2008:339), pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan tahapantahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. 3. John Douglas Menurut Douglas, definisi perencanaan adalah suatu proses kontinu dari pengkajian, membuat tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi atau mengontrolnya.



KARAKTERISTIK PERENCANAAN



1. Fungsi Manajerial Perencanaan adalah fungsi manajerial pertama dan terpenting menyediakan dasar untuk fungsi lain dari manajemen, yaitu pengorganisasian, kepegawaian, pengarahan, dan pengendalian, karena dilakukan di dalam lingkup rencana yang dibuat. 2. Berorientasi Pada Tujuan Perencanaan berfokus pada mendefinisikan tujuan organisasi, mengidentifikasi tindakan alternatif, dan memutuskan rencana tindakan yang tepat, yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.



3. Pervasif Pengertian pervasif dalam hal ini, perencanaan harus dapat hadir di semua segmen dan diperlukan di semua level organisasi. Meskipun ruang lingkup perencanaan bervariasi di berbagai tingkatan dan departemen. 4. Proses Berkelanjutan Rencana dibuat untuk jangka waktu tertentu, katakanlah untuk satu bulan, kuartal, tahun, dan seterusnya. Setelah periode tersebut berakhir, rencana baru dibuat, dengan mempertimbangkan persyaratan dan kondisi organisasi saat ini dan di masa depan. Oleh karena itu, perencanaan adalah proses yang berkelanjutan, karena rencana dibingkai, dijalankan, dan diikuti oleh rencana lain. 5. Proses Intelektual Perencanaan merupakan proses latihan mental yang melibatkan penerapan logika, berpikir, memperkirakan, membayangkan secara cerdas dan berinovasi, dll. 6. Futuristik Dalam proses perencanaan, kita dapat ‘mengintip’ masa depan. Ini mencakup memproyeksikan masa depan, melakukan analisis dan memprediksinya sehingga organisasi dapat menghadapi tantangan masa depan secara efektif. 7. Pengambilan Keputusan Keputusan dibuat mengenai pilihan tindakan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan. Alternatif yang dipilih harus yang terbaik di antara semua pilihan, yang memiliki paling banyak kelebihan dan sedikit kekurangan. FUNGSI PERENCANAAN Pada dasarnya fungsi perencanaan adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan terbaik yang sesuai dengan tujuan organisasi. Pada pelaksanaannya, proses perencanaan yang dilakukan seorang manajer harus menjawab pertanyaan 5W dan 1H, yaitu:  What: Apa tujuan yang ingin dicapai organisasi?  Why: Mengapa hal tersebut menjadi tujuan organisasi?  Where: Dimana lokasi yang paling tepat untuk mencapai tujuan tersebut?



 When: Kapan pekerjaan harus diselesaikan agar tujuan tercapai (berhubungan dengan jadwal)?  Who: Siapa orang-orang yang tepat yang harus dipilih untuk melaksanakan pekerjaan sehubungan dengan tujuan organisasi? dan  How: Bagaimana metode atau cara melaksanakan pekerjaan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi? Intinya, perencanaan berfungsi untuk mencapai  efektivitas  dan  efisiensi dalam kegiatan organisasi. Dengan begitu maka dapat dilakukan upaya mengidentifikasi berbagai hambatan, melakukan koreksi terhadap penyimpangan sesegera mungkin, sehingga organisasi dapat dikendalikan dengan baik. KARAKTERISTIK PROGRAM PLS Dalam melakukan perencanaan program PLS, terdapat beberapa karakteristik yang harus dipertimbangkan, yaitu:     



Specific: sebuah perencanaan program pls harus memiliki maksud dan tujuan yang jelas, dengan menyertakan batasan ruang lingkup dari tujuan yang hendak dicapai Measureable: perencanaan program pls harus memiliki tingkat keberhasilan yang dapat diukur agar dapat diketahui performanya baik secara berkala maupun pada akhir periode pelaksanaan Achievable: perencanaan program pls harus mencakup rencana yang bisa tercapai, bukan hanya sekedar fiktif Realistic: perencanaan program pls harus mempertimbangkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, menyeimbangkan antara keadaan saat ini dan harapan yang dituju kedepannya Time: perencanaan program pls harus memiliki batas waktu penyelesaian yang jelas, sehingga pada akhir waktunya dapat dilakukan penilaian dan evaluasi untuk menentukan apakah pelaksanaan dari perencanaan yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan harapan ataupun tidak.