Pertumbuhan Dan Struktur Populasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MK. EKOLOGI HEWAN “PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR POPULASI” Dosen pengampu Dra. Mbing Maria Imakulata, M.Si



OLEH: 1. BENEDIKTA A. LANDO (1701040033) 2. BERNADETA BOLANG



(1701040022)



3. YUMINA OBENU



(1701040005)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan Judul “Pertumbuhan dan Struktur Populasi ”. Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Maka untuk ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini serta Ibu dosen yang telah memberikan argumen atas terselesaikannya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.



Kupang, Maret 2020 Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1 1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 1 1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2 1.2 TUJUAN............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3 2.1 PERTUMBUHAN POPULASI.......................................................... 3 2.2 STRUKTUR POPULASI................................................................... 5 2.3 SPESIES TERSPESIALIASASI r Dan k........................................... 7 BAB III PENUTUP..................................................................................... 10 KESIMPULAN...................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi berasal dari bahasa latin yaitu “populus” yang berarti penduduk. Didalam ekologi yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu hewan yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individunya dengan menentukan batasan-batasan waktu serta tempatnya. Misalnya, populasi komodo pada tahun (1983) di pulau komodo. Populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari sejenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai cirri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu didalam kelompok itu. Istilah “Ekologi Populasi” mengacu kepada ekologi dari populasi, yaitu sifat-sifatnya (nature) dan interaksi populasi dengan yang lain dan dengan lingkunganya. Ekologi populasi berhubungan perubahan dalam ukuran dan komposisi populasi dan dengan identifikasi penyebab ekologis dan evolusioner dan fluktuasi-fluktuasi tersebut. Istilah “populasi” maksudnya adalah kumpulan organisme dari suatu spesies (jenis) dan biasanya didefinisikan sebagai suatu kumpulan makhluk hidup dengan berbagai karakter yang sama, dengan asal sama dan tidak ada batas yang mencegah anggota dalam spesies itu dapat berbiak satu dengan yang lain ketika jantan dan betina dari spesies itu mempunyai kesempatan demikian. Istilah ekologi populasi berarti hubungan maupun interaksi antar anggota populasi beserta hubungan timbal balik didalamnya. Ekologi populasi perlu dibahas terutama saat sekarang ini dimana peningkatan jumlah makhluk hidup yang semakin bayank. Pada populasi juga memiliki parameter populasi, dimana parameter ini berisi komponen dalam populasi yang bisa diukur seperti natalitas/daya biak dan mortalitas/daya surut beserta faktor-faktor yang mempengaruhi didalamnya.



1.2 Rumusan masalah 1.2.1 Apa itu pertumbuhan populasi ? 1.2.2 Bagaimanakah struktur populasi ? 1.2.3 Bagaimanakah spesies r dan k ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pertumbuhan populasi. 1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan populasi. 1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana spesies r dan k.



BAB II PEMBAHASAN 2.2 Pertumbuhan Populasi Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai dapat berupa populasi rumput, populasi ikan, populasi kepiting, popuasi kerang, populasi sumpil, dan lain-lain. Contoh populasi dari komunitas sawah dapat berupa populasi padi, populasi tikus, populasi ular, dan lain-lain. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut. 1) Alelopati Merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. 2) Kompetisi Merupakan



interaksi



antarpopulasi,



bila



antarpopulasi



terdapat



kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput. Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi disetiap waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita mengetahui adanya pengaturan populasi Interaksi spesies seperti predator, kompetisi, herbivory dan penyakit berdampak terhadap pertumbuhan pop dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan dalam



struktur komunitas oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu populasi tumbuh.Suatu populasi yang dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai, akan terus bertambah jumlahnya. Pertumbuhan yang lengkap tentang dinamika populasi tumbuhan perlu diketahui,oleh karenanya memerlukan informasi tentang jumlah individu secara genetic, jumlah individu yang di produksi secara negative, dan jumlah medule pertumbuhan yang hadir pada individu.Model pertumbuhan populasi continous time cocok dengan pertumbuhan continue dan dalam kasus dimana laju kelahiran, laju kematian,dan ukuran berkolerasi dengan umur,seperti dalam banyak tumbuhan annual dan populasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial (dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S) a) Pertumbuhan Eksponensial Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak. b) Pertumbuhan Sigmoid Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah



tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut. Faktor pembatas pertumbuhan populasi yaitu : 1. Tergantung kepadatan



: makanan dan ruangan



2. Tidak tergantung kepadatan : iklim dan bencana alam Faktor pembatas menyebabkan spesies strategi untuk bertahan hidup. 2.3 Struktur populasi Populasi meupakan suatu kelompok individu dari spesies yang sama yang menempati suatu area tertentu dan pada waktu tetentu (Michael, 1995). Menurut Browzer dan Zar (1977) populasi merupakan kumpulan dari individu- individu sejenis yang hidup pada suatu area dan memiliki cici-ciri struktur tertentu yang tidak ditemukan pada individu- individu penyusunnya. Populasi dapat juga diartikan sebagai kumpulan organisme dengan sejumlah karakteristik umum, ditemukan pada suatu area yang sama, tidak terdapat penghalang yang mencegah individu angg ota untuk mengadakan kawin silang atau interbreeding secara bebas atau dengan yang lainnya ketika individu heteroseksual ditemukan bersama (Boughey, 1973). Populasi hewan maupun tumbuhan sangat bervariasi dalam proporsi individu berumur muda dan tua. Unit waktu, seperti minggu, bulan atau tahun digunakan untuk menentukan umur atau dapat juga ditentukan dengan kelas umur secara kualitatif seperti tetasan, muda, agak dewasa,dan dewasa. Untuk tumbuhan biasanya digunakan tingkat pertumbuhan pohon untuk untuk membagi tingkat hidup, seperti semai, sapihan, tiang, dan pohon.Proporsi individu pada kelompok- kelompok umur yang berbeda secara kolektif dinamakan dengan struktur umur atau struktur populasi secara vertikal (Browzer dan Zar,1977). Struktur umur populasi ditunjukan oleh proporsi setiap distribusi umur atau tingkat pertumbuhan yang berbeda pada waktu tertentu (Smith, 1986). Untuk penyebutan selanjutnya cukup digunakan struktur populasi saja.



1. Pola penyebaran intern (dispersi) Penyebaran organisme/individu dalam populasi (penyebaran intern) terjadi menurut tiga pola : 1. Random/acak Penyebaran secara acak relatif jarang di alam, terjadi dimana lingkungan sangat seragam dan cenderung berkumpul (Postlethulait, 1992). 2. Seragam Dapat terjadi dimana persaingan di antara individu sangat keras dimana terdapat antagonisme positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. 3. Bergerombol (tidak teratur dan tidak secara acak) Hampir merupakan aturan jika yang diperhatikan adlah individuindividu. Bergerombol dalam populasi sendiri ada yang menggerombol secara acak, menggerombol seragam dan bergerombol berkumpul (Odum, 1993). 2.  Pengumpulan (aggregation) dan asas allee Pengelompokkan merupakan hasil atau akibat dari pengumpulan individu-individu : 1. Dalam menanggapi perubahan-perubahan cuaca harian dan musiman 2. Menanggapi habitat setempat 3. Sebagai akibat dari proses reproduktif 4. Sebagai akibat dari daya tarik sosial Derajat pengumpulan yang akan dijumpai didalam populasi jenis tertentu jenis tertentu tergantung pada sifat khas dari habitat (apakah seragam atau secara terputus/diskontinus, cuaca, tipe pola reproduktif khas dari jenis, dan derajat dari sosialitasnya. Derajat pengumpulan dan demikian juga kepadatan keseluruhan yang mengakibatkan pertumbuhan dan jumlah yang hidup yang optimum dari populasi



berubah-ubah



dengan



jenis



dan



keadaan;



karenanya



“undercrowding” (atau tiadanya pengumpulan) dan juga “overcrowding”, dapat membatasi dan itulah yang disebut asas Alle.



3. Isolasi dan territorialitas Isolasi (penguncilan) biasanya akibat dari 1. Persaingan antar individu terhadap sumber-sumber yang persediannya sedikit 2. Antagonisme secara langsung Individu-individu,



atau



kelompok-kelompok



vertebrata



dan



invertebrata yang lebih tinggi biasanya membatasi kegiatan mereka terhadap



atau



pada



daerah



tertentu



disebut



homerange



(daerah



pengembaraan). Apabila daerah itu dipertahankan secara aktif maka disebut teritori. Isolasi cara demikian mengurangi persaingan, menghemat atau menyimpan energi selama periode-periode yang gawat dan menghindari kelebihan penduduk atau pemborosan persedian makanan dalam kasus binatang, hara, air atau sinar dalam kasus tumbuhan. Dalam perkataan lain, territorialitas cenderung untuk mengatur pada taraf dibawah tingkat kejenuhan. Dalam arti ini maka territorialitas merupakan fenomena (peristiwa) ekologi umum tidak terbatas pada salah satu kelompok taksonomis misalnya burung. 2.4 Spesies Terspesialisasi r dan k Kemampuan bersaing dan efisiensi maksimum penggunaan sumber dayalebih disukai pada populasi yang cenderung tetap berada pada atau di dekat daya tampungnya. Pada kepadatan populassi yang rendah, adpatasi yang meningkatkan reproduksi yang cepat seperti peningkatan fekunditas dan kematangan lebih dini menjadi terseleksi. Strategi sejarah kehidupan yang berbeda tersebut kadang masingmasing disebut sebagai sifat-sifat yang terseleksi oleh K dan terseleksi oleh r. Populasi terseleksi oleh K (K-selected populaton) yang disebut juga populasi kesetimbangan (equilibrial population), adalah popuasi yang enderung akan hidup pada kepadatan populasi yang mendekati batas sumber dayanya (K atau daya tampung). Populasi terseleksi oleh r (rselected population), yang juga desebut poulasi oportunistik (opportnistic poppulation), kemungkinan besar akan ditemukan dalam lingkungan yang



bervariasi, dimana kepadatan populasi berubah-ubah, atau dalam habitat terbuka dimana individu kemungkinan besar menghadapi sedikit persaingan. Jika suatu spesies mengolonisasi suatu area dua tahap dapat diidentifikasi: a. Tahap jarang (uncrowded stage): densitas hewan rendah, lingkungan masih tidak terbatas. Pada tahap ini, spesies dengan laju reproduksi dan pertumbuhan sangat tinggi dan sebagian besar bertahan. Ini merupakan seleksi-r dengan laju pertumbuhan secara intrinsik. b. Tahap sesak (crowded stage): jika lebih banyak spesies dan lebih banyak individu menempati area tersebut, lingkungan menjadi terbatas sehingga muncul resistensi lingkungan, menyebabkan pertumbuhan menjadi menurun. Seleksi-K lebih dominan terjadi pada situasi ini. Organisme yang terseleksi-r cenderung memiliki tubuh yang kecil, masa hidup pendek, oportunistik, dan tumbuh secara tidak teratur dalam siklus populasi antara ledakan populasi serta penurunan populasi. Organisme dengan tipe seleksi ini antara lain serangga, dan spesies yang lebih besar seperti katak dan tikus. Spesies yang sering digolongkan sebagai hama biasanya merupakan spesies terseleksi-r ini dengan kemampuan pertumbuhan yang cepat jika kondisi lingkungan cocok. Sebaliknya, spesies terseleksi-K memiliki karakteristik berukuran besar, pertumbuhan populasi lambat, memiliki sedikit anak, dan merawat anak secara intensif. Sebagai contoh organisme dengan tipe seleksi ini ialah mamalia besar dan burung. Spesies dengan terseleksi-K lebih mudah mengalami kepunahan dari pada spesies terseleksi-r karena spesies yang pertama lebih lama menjadi dewasa dan hanya menghasilkan sedikit keturunan. Di bawah disajikan tabel yang memuat karakteristik reproduksi mamalia dengan seleksi-r serta mamalia terseleksi-K.



Tabel Perbandingan karakteristik mamalia terseleksi-r dan terseleksi-K (www.learner.org) Ciri



Tikus Norwegia (Terseleksi-r)



Gajah Afrika (Terseleksi-K)



Umur dewasa kelamin dan reproduksi Rata-rata lama kebutingan



Setelah 3-4 bulan



Setelah 10-12 tahun



22-24 hari



22 bulan



Waktu menyapih Interval kawin (betina)



Setelah 3-4 minggu Sampai 7 kali per tahun



BAB III



Setelah 48-108 bulan Setiap 4-9 tahun



PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi disetiap waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi. Struktur umur populasi ditunjukan oleh proporsi setiap distribusi umur atau tingkat pertumbuhan yang berbeda pada waktu tertentu. Organisme yang terseleksi-r cenderung memiliki tubuh yang kecil, masa hidup pendek, oportunistik, dan tumbuh secara tidak teratur dalam siklus populasi antara ledakan populasi serta penurunan populasi. Spesies dengan terseleksi-K lebih mudah mengalami kepunahan dari pada spesies terseleksi-r karena spesies yang pertama lebih lama menjadi dewasa dan hanya menghasilkan sedikit keturunan.



DAFTAR PUSTAKA



Boughy,A.S.1973. Ecologyof Populations, Second Edition. Macmillan Publishing Co.: New York. Darmawan,Agus. 2005. Ekologi Hewan. Malang : Universitas Negeri Malang. Michael, P. 1995. Ekologi untuk Penyelidikan di Ladang dan Laboratorium. UI Pess : Jakarta.