16 0 445 KB
Weli Yurlianti_856214971
PETA KONSEP MODUL 2: HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
KEGIATAN BELAJAR 1 Pengertian pelayanan pendidikan dan sejarah perkembangan pendidikan khusus di Indonesia
Makna dan jenis pelayanan pendidikan bagi ABK
Makna pelayanan pendidikan Kebutuhan para ABK merupakan sesuatu yang khas yang harus dijadikan landasan dalam pendidikan agar pelayanan sesuai dengan kebutuhan. Jenis pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus Layanan bidang kesehatan dan fisik Layanan kebutuhan emosional sosial Layanan kebutuhan pendidikan
Sejarah perkembangan layanan pendidikan
Pada awalnya, perlakuan terhadap para penyandang kelainan sangat menyedihkan. Oleh karena pengaruh mistik dan berbagai kepercayaan, para penyandang kelainan dikucilkan, bahkan ada yang dimusnahkan ketika masih bayi. Layanan pendidikan terhadap penyandang kelainan dapat ditelusuri mulai abad ke-16, ketika di Spanyol seorang anak tunarungu sejak lahir berhasil dididik. Di Amerika layanan pendidikan ini baru mulai tahun 1817, dan di Indonesia dapat ditelusuri mulai tahun 1901.
KEGIATAN BELAJAR 2 Berbagai bentuk dan jenis layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK)
Pelayanan pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusi
Layanan pendidikan segregasi Memisahkan ABK dari anak normal. Layanan pendidikan integrasi Menyediakan pendidikan bagi ABK di sekolah yang sama dengan anak normal. Layanan pendidikan inklusi Setiap anak diakui sebagai bagian dari anak-anak lain yang ada dalam satu sekolah
Jenis pelayanan pendidikan khusus
Layanan di sekolah biasa Sekolah biasa dengan guru konsultan Sekolah biasa dengan guru kunjung Model ruang sumber Model kelas khusus Model sekolah khusus siang hari Model sekolah dalam panti asuhan atau rumah sakit
Pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK
Berasumsi bahwa layanan pendidikan terhadap ABK akan menjadi lebih efektif jika dilakukan oleh satu tim yang berasal dari berbagai bidang keahlian, yang bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan ABK. Dalam menangani ABK yang ada di sekolah biasa, guru dapat berkolaborasi dengan teman sejawat, kepala sekolah, dan orang tua siswa.