Peta Rupa Bumi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II Dasar Teori 2.2 Peta Rupa Bumi Peta Rupabumi atau dalam bahasa asing sibebut topographic map adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur alam (asli) dan unsur-unsur buatan manusia di atas permukaan bumi. Unsur-unsur tersebut diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi yang sebenarnya. Peta Rupabumi disebut juga sebagai peta umum, karena dalam Peta Rupa Bumi menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi, dengan mempertimbangkan skala yang sangat terbatas. Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:       



Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan sebagainya Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa Tema 7: Toponim: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya



Peta rupa bumi dibuat oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang sekarang bernama Badan Informasi Geospasial (BIG). Peta Rupa Bumi Indonesia biasa digunakan sebagai peta dasar dalam pembuatan peta wilayah atau peta tematik. Peta Rupa Bumi dengan skala 1:25.000 digunakan sebagai dasar dalam pembuatan Peta Rencana Struktur Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya, Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya, dan Peta Arahan Peraturan Zonasi untuk SP-1 Kawasan Borobudur dan Sekitarnya yang tercantum dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2014. Peta Rupabumi memiliki karakteristik memuat gambaran tentang penyebaran, luas dan karakteristik dari unsur-unsur fisiografi, topografi, morfologi, geologi, demografi dan sebagainya; sebagai wadah inventarisasi sumberdaya alam; dan terdapat kerangka titik kontrol horizontal (koordinat lintang/bujur) dan kerangka titik kontrol vertikal (koordinat tinggi terhadap muka air laut rata-rata). Menurut Bakosurtanal (2004), Peta Rupa Bumi dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan atas skalanya, yaitu : 1. Skala 1 : 1.000.000 2. Skala 1 : 500.000 3. Skala 1 : 250.000



4. 5. 6. 7.



Skala 1 : 100.000 Skala 1 : 50.000 Skala 1 : 25.000 Skala 1: 10000



Variasi skala peta tersebut membawa konsekuensi pada variasi cakupan area yang terpetakan. Semakin kecil skala peta, maka lingkup area yang terpetakan semakin luas, demikian sebaliknya semakin besar skala peta, lingkup area yang terpetakan semakin kecil. Di samping itu, skala peta juga dapat memberikan informasi tentang tingkat kedetilan isi peta, semakin besar skala tingkat kedetilan semakin tinggi, demikian sebaliknya. Peta Rupabumi merupakan cerminan berbagai tipe informasi muka bumi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber data dan informasi spasial yang cukup baik. Namun demikian untuk dapat menggunakan peta dengan baik diperlukan tuntunan dalam pemakaiannya. Ada tiga tahapan dalam menggunakan Peta Rupa Bumi, yaitu tahap pembacaan, tahap analisis, dan tahap interpretasi. Peta Rupa Bumi mempunyai banyak komponen penting yang harus ada didalamnya. Bagian-bagian ini adalah hal dasar yang diperlukan untuk membantu dalam membaca peta sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca peta, berikut adalah komponen dasar Peta Rupa Bumi :



Gambar 2.2.1 Bagian-bagian peta rupa bumi



           



Judul Petunjuk letak peta dan diagram lokasi Sistem referensi Pembuat dan penerbit peta Nama dan nomor lembar peta Legenda Riwayat peta Petunjuk pembacan koordinat Pembagian daerah administrasi Bar scale Diagram arah utara dan deklinasi Grid Peta



BAB III Pembahasan 1.1



Informasi Peta Rupa Bumi Daerah Garut



Peta rupa bumi daerah Garut yang didapatkan adalah sebagai berikut :



Gambar 3.2 Peta Rupa Bumi Lembar 1208-642 Garut Dari peta rupa bumi diatas terlihat beberapa komponen yang dapat mendeskripsikan berbagai informasi yang ada dalam peta tersebut. Berikut ini adalah deskripsi Peta Rupa Bumi diatas:



1. Judul, kode, skala, dan tahun pembuatan peta



Peta rupa bumi yang kami deskripsikan berjudul “Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Lembar 1208-642 Garut” dan memiliki skala sebesar 1:25000. Dengan skala tersebut berarti peta mempunyai interval kontur sebesar 12,5 m. Peta rupa bumi Garut ini diterbitkan pada tahun 2001. Informasi ini dapat ditemukan di bagian pojok kanan atas peta.



Gambar 3.2.1 Judul, kode, skala, dan tahun pembuatan peta 2. Penerbit dan penanggungjawab peta Peta rupa bumi ini dicetak dan diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dan dilaksanakan oleh Blom Narcon Cooperation. Peta Rupa Bumi tersebut dikompilasi dari foto udara skala 1:50000 tahun 1993/1994 secara fotogrametri dan survei lapangan dilakukan pada tahun 1997.



Gambar 3.2.2 Penerbit dan penanggungjawab peta 3. Sudut deklinasi (orientasi)



Deklinasi magnetik adalah besar sudut penyimpangan utara magnetik dari utara sebenarnya Di bagian pojok kiri bawah peta dapat ditemukan informasi mengenai deklinasi lokasi setempat yaitu sebesar -4’ pada tahun 2001 atau sekitar -0,067 o dan berkurang setiap 1’ per tahun seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :



Gambar 3.2.3 Deklinasi 4. Petunjuk penggunaan koordinat Peta Rupa Bumi Garut menggunakan proyeksi Transverse Mercator dan menggunakan sistem grid koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) dan geografi. Peta tersebut menggunakan datum horizontal DGN-95 (Datum Geodesi Nasional 1995) dan datum vertikalnya adalah muka laut di Tanjungpriok, Jakarta.



Gambar 3.2.4.1 Datum dan sistem koordinat yang digunakan Selain informasi datum dan sistem koordinat, dapat juga dilihat petunjuk penggunaan peta di bagian kiri bawah peta. Seperti pada contoh, titik Kantor Kabupaten Garut berada di 12’ sebelah timur garis grid 107o53’ dan berada 11’ di selatan garis grid 7o12’ sehingga koordinatnya adalah 107o53’12’ BT, 7o12’11’ LS. Pembacaan yang sama dengan sistem UTM, lokasi tersebut berada di zona UTM 48. Kantor Bupati Garut berada di 800 m sebelah timur garis grid 08 19 dan 800 m sebalah utara garis grid 92 02 sehingga koordinatnya adalah T 0819800 m, U 9202800 m.



Gambar 3.4.2.2 petunjuk pembacaan koordinat Geografi dan UTM 5. Indeks peta (petunjuk dan diagram lokasi) Letak peta dan diagram lokasi dapat ditemukan di bagian kiri peta diatas legenda. Lokasi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat. Dalam digram lokasi tersebut terlihat ada 9 zona wilayah yaitu Majalaya, Leles, Malangbong, Samarang, Garut, Sukawening, Cikalang, Cilawu, dan Singaparna dengan lembar garut berada tepat di tengah-tengah.



Gambar 3.2.5.Petunjuk letak peta dan diagram lokasi



6. Legenda (keterangan dan simbol) Dalam peta dapat ditemukan informasi legenda di sebelah kiri. Terdapat beberaa kategori legenda sebagai berikut : a. Simbol gedung dan bangunan lainnya



Gambar 3.2.6.1 Legenda simbol gedung dan bangunan Dalam legenda ini erdapat informasi simbol-simbol perumahan, gedung, kantor pemerintah, tempat umum, pipa, dan bangunan penting lainnya. b. Tumbuh-tumbuhan Symbol lain adalah tutupan vegetasi atau tumbuhan yang berupa sawah irigasi, sawah tadah hujan, perkebunan, hutan, semak, ladang, rumput/tanah kosong, dan atau hutan rawa



Gambar 3.2.6.2 Simbol tumbuh-tumbuhan



c. Relief dan titik kontrol Informasi mengenai relief seperti garis kontur, bukit, basin, tebing, dsb juga turut disertakan serta symbol-simbol titik yang lain.



Gambar 3.2.6.3 Simbol relief dan titik control d. Perhubungan Simbol perhubungan yang disertakan adlaah simbol jalan, jembatan, lapangan terbang, dna perhubuna yan lainnya.



Gambar 3.2.6.4 Simbol perhubungan e. Batas administrasi Batas administrasi wilayah seperti batas propinsi. kota, kecamatan, dan desa juga turut disertakan sebagai berikut :



Gambar 3.2.6.5 Simbol batas administrasi f. Perairan Darah sungai, rawa, laut, dan perairan lain juga memiliki simbolna masing-masing ayitu sebagai berikut :



Gambar 3.2.6.6 Simbol perairan 7. Pembagian daerah administrasi



Gambar 3.2.7 Pembagian Wilayah Administrasi Garut Dari gambar diatas dapat diketahui persebaran dan pembagian wilayah administrasi Kabupaten Garut. Kabupaten Garut terdiri dari 10 Kecamatan yaitu Kecamatan



Sukawening, Wanaraja, Karangpawitan, Garutkota, Cilawu, Bayongbong, Tarogong, Banyuresmi, Leuwigoong, dan Kecamatan Lebes. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Garut tersebut dapat dianalisis informasi lain juga yaitu sebagai berikut : a. Daerah Garut sebagian besar wilayahnya merupakan sawah irigasi dan tegalan/ladang. Jika melihat peta geologi, wilayah Garut terutama tersusun oleh batuan endapan vulkanik tuffan yang sangat subur sehingga sangat cocok dijadikan area persawahan dan ladang. b. Wilayah Garut terutama bagian tengah memiliki kontur yang renggang sehingga daerahnya relatif datar. Oleh karena itu juga sangat cocok menjadi area persawahan. Wilayah Garut bagian Tenggara dan Barat Laut konturnya lumayan rapat karena merupakan wilayah gunung yaitu gunung Nangkol dan Gunung Geulis di barat laut serta Gunung Monclot dan Gunung Putri di wilayah tenggara. Oleh karena itu pada wilayah barat laut dan tenggara Garut didominasi oleh wilayah ladang dan perkebunan. c. Jika diamati dengan saksama, area pertanian di wilayah utara Garut merupakan sawah tadah hujan. Hal ini dapat dikaitkan dengan litologi setempat yang merupakan formasi Qd atau endapan danau berupa lempung, lanau, dan pasir halus. Selain itu wilayah sawah tadah hujan tersebut merupakan daerah rendah yang terisolir oleh bukit-bukit dan sangat sedikit aliran air atau sistem sungainya, sehingga akan sulit untuk dijadikan sawah irigasi dan lebih cocok untuk menjadi tadah hujan karena akan menampung dengan baik air hujan yang jatuh di wilayah tersebut.



Kesimpulan peta rupa bumi Peta rupa bumi memiliki beberapa komponen seperti judul, tahun pembuatan, penerbit, skala, legenda, deklinasi, pembagian wilayah, petunjuk pembacaan sistem koordinat, dan indeks peta. Dari Peta Rupa Bumi Garut dianalisis bahwa mayoritas atta guna lahannya sebagai area pertanian dan ladang sengan pola pemukiman berpusat di barat daya yaitu di ibukota kabupaten. Wilayah garut bagian tengah merupakan dataran luas dicirikan dengan kontur renggang sehigga cocok untuk pertanian, dan pegunungan/perbukitan di wilayah barat laut dan tenggara. Dilihat dari litologinya, wilayah garut mayoritas terdiri atas endapan batuan vulkanik yang sangat subur. Sumber https://survivalskillsindonesia.files.wordpress.com/2014/02/panduan-membaca-peta.pdf http://borobudurpedia.id/peta-rupa-bumi-indonesia-rbi/