Peter Si Anak Manja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Peter Si Anak Manja Judul



: Peter



Penulis



: Risa Saraswati



Penerbit



: Bukune



Cetakan



: VIII, Januari 2018



Tebal



: 176 halaman



Orientasi : Nama Risa Saraswati, penulis juga berprofesi vokalis ini menulis buku Peter. Buku ini diterbitkan pada tahun 2016. Judul buku ini diambil dari kisahnya bertemu lima sahabat yang menceritakan masa lalu pada hidupnya, salah satu sahabtnya yaitu Peter. Risa Saraswati menulis buku yang bernama Hendrick,Hans,William,Janshen. Risa memberanikan diri untuk menulis kembali kisah tentang anak – anak Belanda ini dalam lima buku yang berbeda. Sinopsis : Salah satu novel yang dimuat adalah “Peter”. Novel tersebut bercerita tentang Peter, anak yang paling menyebalkan di antara kelima sahabat Risa, suka memerintah dan marah jika keinginannya tidak dipenuhi. Namun, entah kenapa baik manusia ataupun hantu bertekuk lutut di hadapannya. Sudah bertahun – tahun Risa berteman dengan kelima sahabatnya, namun ia sama sekali tidak tahu persis kehidupan sahabat – sahabatnya saat mereka masih bernapas. Tak terkecuali Peter. Peter van Gils adalah seorang anak Belanda yang lahir di Hindia Belanda. Pada waktu itu, umurnya masih enam tahun. Usia yang sudah cukup untuk memulai menuntut ilmu. Hasrat ini tentu ada dalam diri Peter. Karena itu, Peter meminta orangtuanya untuk sekolah. Awalnya sang ayah, Albertus van Gils, tidak ingin anak satu – satunya bergaul dengan pribumi berhubung sekolah terdekat adalah sekolah pribumi. Namun, lama kelamaan hati sang ayah luluh. Di sekolah, ternyata situasi tidak berjalan seperti yang dipikirkan Peter. Semua anak justru memusuhi dan mengejek anak malang itu. Ini membuat Peter tak ingin pergi ke sekolah lagi.



Akhirnya, sang ibu yang bernama Beatrice van Gils bersedia untuk menjadi guru Peter untuk sementara waktu. Sampai akhirnya datanglah Nafiah. Beliau tumbuh besar di pesantren dan merupakan anak seorang kiai. Kecerdasannya membawanya menuntut ilmu ke Leiden selama dua tahun. Karena inilah Albertus van Gils meminta Nafiah untuk mendidik Peter. Berbeda dengan guru - guru sebelumnya. Peter pun menyukai cara mengajar Nafiah. Suatu hari, Peter tak sengaja mendengar pengasuhnya yang bernama Siti dan Nafiah sedang membicarakan Nippon. Saat itu, Jepang sudah memasuki wilayah Indonesia. Terdengar kabar bahwa Jepang siap membunuh. Pada akhirnya Peter mati karena dibunuh dengan sadis oleh orang Jepang itu dan berharap bisa bertemu dengan ibunya lagi. Analisis : “Peter”, “Hans”, “William”, “Janshen” adalah lima novel yang sama. Kelima novel tersebut menceritakan tentang lima sahabat yang bertemu Risa dan mereka mulai menceritakan masa lalunya pada saat masih bernapas. “Peter” bercerita tentang tokoh anak yang manja dan bodoh, “Hendrick” menceritakan tentang anak laki – laki yang disukai banyak perempuan. Dua – duanya menceritakan masa lalu yang suram. Berbeda dengan buku – buku sebelumya, buku Peter ini mengisahkan tentang Peter sebelum ia berpisah dengan orangtuanya. Karena itu, pembaca disuguhkan kehidupan Peter dan hubungannya dengan orang – orang Belanda juga pribumi di sekitarnya. Lewat buku ini pembaca mengenal sosok orangtua Peter, terutama Beatrice. Sehingga, tidak salah lagi jika Peter memang sangat merindukannya. Evaluasi : Dari segi plot, kisah “Peter” ini sangat rapi. Kejadian yang satu dengan yang lainnya saling berkesinambungan. Hubungan sebab – akibatnya pun jelas. Maklum, ketika membaca kisah ini, pembaca merasa seperti kembali lagi ke masa lalu. Apalagi ketika ada beberapa bab selingan yang menceritakan kisah Risa dan Peter saat ini. Walaupun waktunya berpindah – pindah, itu tidak membuat bingung. Satu hal yang kurang. Karena ada beberapa kesalahan kata. Contohnya berikut ini : “Anak itu terlihat gelisah, terbaring di atas tidur dengan mata



terbuka, memandang langit – langit kamar.” Mungkin maksud si penulis adalah terbaring di atas tempat tidur. Buku ini sebenarnya mempunyai potensi menjadi kumpulan novel yang baik. Kover bukunya pun menarik perhatian pembaca dengan gambar sosok Peter saat enam tahun yang memakai kemeja putih berdasi kupu – kupu dan celana pendek cokelat dengan background cokelat yang membuat sangat pas untuk kover buku tersebut. Rekomendasi : Semoga Risa Saraswati bisa menulis lebih baik lagi, meskipun sudah sembilan buku yang di tulis, dan untuk ceritanya lebih menarik lagi perhatian para pembaca. Juga menjadi sesuatu yang berarti bagi para pembaca agar mengembalikan memori anak – anak yang tidak berdosa, agar hal – hal baiknya senantiasa diingat dan dikenang. Semoga pikiran – pikiran baik pembaca sedikit demi sedikit dapat membantu mereka untuk pulang. Meskipun demikian, novel ini tetap layak mengisi perpustakaan pembaca.