Pile Heaving [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pile Heaving Pile heaving adalah kondisi terangkatnya kembali tiang pancang yang sudah selesai dipancang, akibat tekanan tanah yang terjadi pada saat pemancangan titik pondasi berikutnya yang berdekatan, yang radiusnya tergantung dari sifat tanah di lokasi pekerjaan.Pile heaving terjadi karena anggota Struktural dapat menghasilkan pengangkatan karena penyelesaian pondasi satu ujung dan mengangkat ujung lainnya atau gempa bumi yang dihasilkan mengeluarkan kekerasan atau sama dengan aksi angin. Penyebab ini ditemukan dalam kesulitan struktural biasa. Hal ini bisa terjadi dalam pembangunan pondasi tiang pancang ketika situs memiliki tanah liat plastik dalam kondisi jenuh. Selama penggalian tiang ke tanah liat plastik itu menggantikan sejumlah tanah. Jumlah tanah mungkin sama besar dengan volume tumpukan itu sendiri. Menyebutkan lagi tanah harus: a. liat Plastis b. Tanah dalam kondisi jenuh. Fenomena perpindahan ini hasil lain dari naik-turun nya tiang pancang. Tindakan naik-turun ini tidak hanya mengangkat keluar struktur yang berdekatan dengan situs yang digali tetapi juga hasil yang keluar dari tumpukan,didorong sebelumnya. Insinyur Biasanya menghitung kapasitas tiang mempertimbangkan kedua resistensi kulit dan bantalan akhir. Kapasitas ini dihitung menjumlahkan ketahanan kulit di setiap strata dan juga mengakhiri perlawanan di lapisan bantalan akhir. Jika tumpukan menghela keluar maka terangkat dari kedalaman yang diinginkan dan kapasitas tiang menjadi kurang. Berikut contoh metode-metode umum yang sering digunakan dalam mengatasi masalah terangkatnya tiang pancang :  Untuk pemancangan tiang dalam kelompok (2 atau lebih), harus diperiksa secara berkala apakah terjadi pile heaving atau tidak :Untuk kelompok tiang yang terdiri dari 2-4 tiang pancang, tetap harus diperiksa pile heaving pada pemancangan awal sebagai data awal – jika tidak terjadi pile heaving setelah 5 kelompok tiang pertama diperiksa, maka pemeriksaan berikutnya dapat dilakukan secara random, namun jika terjadi pile heaving, maka harus diperiksa setiap kelompok tiang berikutnya  Setiap titik pancang yang telah selesai dipancang dalam satu kelompok harus dicatat level top of pile nya sebelum dilakukan pemancangan berikutnya (level yang dicatat boleh merupakan pinjaman level setempat dan



tidak diikat ke BM, karena surveyor juga harus melakukan tugas yang lain dan mungkin hanya dapat melakukan pengukuran optik dari posisi yang tidak memungkinkan memindahkan acuan BM level ke tiang yang diukur)  Setiap selesainya pemancangan 2-4 tiang berikutnya dalam satu kelompok tiang, dilakukan pengukuran ulang level tiang pancang yang telah terpancang sebelumnya dan dipastikan tidak terjadi pile heaving  Jika terjadi pile heaving, maka tiang pancang yang terangkat harus dipukul ulang/redrive untuk mengembalikan level top of pile ke posisi semula atau sedikit lebih rendah dari level awal – untuk pekerjaan re-drive harus dicatat pada piling record yang ada dan tidak perlu dilakukan pengambilan grafik final set lagi  Proses pengukuran dan pengecekan harus dilakukan terus sampai seluruh tiang pancang dalam satu kelompok tiang selesai dipancang Penetapan nilai pengangkatan (heaving) yang disyaratkan untuk dilakukan re-drive harus mengikuti ketentuan spesifikasi teknis atau persetujuan Konsultan Pengawas -- direkomendasikan nilai 5 mm untuk end-bearing pile dan 3 cm untuk friction pile Untuk menghindari atau mengurangi resiko pile heaving dapat dilakukan langkah sebagai berikut :  Jarak bersih antar tiang pancang tidak kurang dari 2 diameter atau diagonal penampang tiang – ditentukan oleh konsultan desain, jika terjadi pile heaving dalam 5 kelompok tiang berturut-turut, maka diinformasikan kepada PM untuk diputuskan apakah akan diubah jarak antar tiang pancang atau tidak  Jika terdapat kelompok tiang pancang, pemancangan dimulai dari posisi terdalam lalu melingkar keluar