PKM GT Kia 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PKM-GT PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-GAGASAN TULIS NAMA : RIZQIA AFIFATU LATIFAH NIM



: M0218074



PRODI : FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019



I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena dengan mendapatkan pendidikan manusia akan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga orang akan mempunyai dasar untuk berpikir, bersikap dan bertindak dengan baik. Selain itu dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal untuk menghadapi tantangan hidup yang semakin berat sehingga seseorang dapat bertahan hidup. Pendidikan tidak selalu tentang pelajaran yang diberikan di sekolah formal, namun pendidikan juga mencakup pendidikan karakter bagi seseorang. Dari pendidikan bisa memunculkan karakter sebuah bangsa atau orang[ CITATION Abd16 \l 1033 ]. Pembentukan karakter merupakan proses perkembangan dalam berpikir yang berkelanjutan dan sampai habis usia. Pendidikan karakter menjadi bagian terpadu dari pendidikan disaat alih generasi. Pengembangan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran maupun kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Indonesia yang terkenal dengan keramahtamahan penduduknya kini mengalami demoralisasi karena pada kenyataannya kita lebih sering menemui anak usia sekolah yang lebih memilih bermain dengan gadgetnya daripada bermain dengan anak yang sebaya dengannya di lingkungan tempat tinggalnya [ CITATION Abd16 \l 1033 ]. Pada zaman sekarang, teknologi memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Semakin canggih teknologi, maka manusia akan semakin terbantu dalam pekerjaannya. Namun hal ini tidak berlaku apabila teknologi yang ada pada zaman sekarang disalahgunakan karena kurangnya pengawasan dari pihak yang lebih berwenang atau dalam kasus ini adalah penyalahgunaan teknologi oleh anak-anak karena kurangnya pengawasan dari orang tua anak tersebut dan kurangnya bekal pendidikan karakter untuk anak tersebut. Dilatar belakangi oleh hal tersebut, penulis membuat program gagasan yang berjudul “Pendidikan Karakter Anak Melalui Pengawasan dalam Penggunaan Gadget oleh Orang Tua” yang merupakan program untuk mendidik karakter anak-anak dan



sebagai filter dalam menyambut teknologi yang berdampak positif maupun negatif bagi karakter anak-anak Indonesia.



Tujuan 1. Untuk meningkatkan moral anak-anak Indonesia yang mulai terkikis dengan mengurangi penggunaan gadget pada anak-anak. 2. Untuk mencegah demoralisasi yang terjadi pada anak-anak dan menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar. 3. Untuk menerapkan teknik pengawasan pada anak-anak yang bermain gadget yang efektif oleh orang tua.



Manfaat 1. Anak-anak dapat meningkatkan moral yang mulai terkikis karena penggunaan gadget yang tanpa pengawasan orang tua. 2. Demoralisasi yang terjadi pada anak-anak dapat dicegah dan dapat menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar. 3. Orang tua dapat menerapkan teknik pengawasan yang efektif saat anak-anak bermain gadget.



II. GAGASAN Kondisi Kekinian Seiring kemajuan zaman dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, mendorong manusia untuk selalu berkembang pada berbagai sector, tak terkecuali sector pendidikan. Seseorang dapat dengan mudah menemukan informasi melalui internet, baik dari dalam maupun luar negeri. Penggunaan teknologi saat ini mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Namun dampak negatif dari penggunaan teknologi lebih terasa di lingkungan sekitar. Jika diamati kondisi Indonesia sekarang mengalami demoralisasi yang diakibatkan dari dampak negatif teknologi [ CITATION Put17 \l 1033 ].



Teknologi bermanfaat sangat besar dalam dunia pendidikan. Teknologi tidak lepas dari dampak negatif, untuk itu mereka harus mendapat pengawasan dalam memanfaatkan



teknologi.



Keluarga



sebagai



orang



terdekat



anak-anak,



juga



berpartisipasi dalam mengawasi dan membimbing anak-anak dalam memanfaatkan teknologi. Keluarga juga berhak mengawasi si anak dalam bergaul dengan siapa di lingkungan sekitar. Anak-anak dewasa ini lebih banyak menghabiskan waktu bermain games online, berinteraksi dengan media gadget, seperti telepon seluler, laptop dan video games. Aktivitas yang bersentuhan dengan teknologi lebih mewarnai kehidupan anak daripada beerinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan rumah, bermain sepak bola, bersepeda, dan aktivitas bermain lainnya [ CITATION Din18 \l 1033 ]. Kebiasaan seperti itu menyebabkan penurunan karakter anak-anak. Anak-anak menjadi tidak peduli terhadap lingkungan di sekitarnya karena mereka hanya memperhatikan apa yang mereka inginkan. Anak-anak pun akan menjadi pemalas dan boros karena bermain game menghabiskan banyak biaya. Dengan masalah tersebut diperlukan cara atau metode untuk meningkatkan pendidikan karakter anak-anak dan orang tua berperan penting dalam mendukung peningkatan karakter anak dan melakukan pengawasan terhadap penggunaan teknologi terutama gadget dalam kehidupan sehari-hari anak.



Solusi yang Pernah Ditawarkan Untuk meningkatkan karakter dari anak-anak diperlukan cara yang sesuai yaitu dengan mengurangi dampak negatif dari teknologi terutama gadget dengan pengawasan dari orang tua. Karakter merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau apakah perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah. Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan akhlak tatanannya lebih menekankan bahwa pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam keyakinan di mana keduanya (baik dan buruk) itu ada. Karenanya, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang



tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter memang juga diajarkan di sekolah formal. Namun persentase antara pendidikan karakter lebih sedikit daripada pendidikan tentang pengetahuan di sekolah-sekolah formal, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Pada dasarnya karakter anak tumbuh dari lingkungan sekitarnya, terutama keluarga. Dalam hal ini orang tua berperan sangat penting dalam membentuk karakter anak [ CITATION Nop15 \l 1033 ]. Karakter anak yang mulai mengalami penurunan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dengan kurang tepatnya anak dalam menyikapi atau menggunakan teknologi yang mulai berkembang pesat. Pada metode ini peningkatan karakter anak dilakukan dengan mengontrol penggunaan gadget pada anak-anak karena anak-anak lebih banyak mendapat dampak negatif dari gadget tersebut. Peran serta orang tua dan keluarga sangatlah diperlukan disini, dan hendaknya controlling yang baik dari orang tua akan memberikan efek yang sangat baik bagi peningkatan karakter anak. Selain itu, dibutuhkan beberapa cara untuk menemukan cara yang sesuai dengan kepribadian masing-masing anak agar anak tidak merasa tertekan. Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu Pengimplementasian Beberapa pihak yang terkait untuk meningkatkan karakter anak dengan mengontrol penggunaan gadget pada anak diantaranya adalah peran aktif orang tua, keluarga dan masyarakat sekitar sehingga proses atau tahapan untuk meningkatkan karakter anak dapat terlaksana dengan baik dan berhasil. Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengimplementasikan gagasan ini antara lain : 1. Tahapan pengamatan meliputi pengamatan terhadap kebiasaan anak, apa yang disuka dan apa yang tidak disuka, bagaimana cara menenangkan anak yang sedang marah tanpa memberinya gadget, dan lain lain. 2. Tahap pelaksanaan controlling dimana orang tua melakukan pengawasan saat anak bermain gadget atau alat komunikasi lain.



3. Tahap evaluasi dilakukan saat anak melakukan perlawanan ketika orang tua membatasi ruang geraknya di dunia maya atau saat bermain gadget. Orang tua bisa mengajak anak bermain di luar rumah, berjalan-jalan di sekitar rumah atau kegiatan positif yang lain dan terlepas dari gadget. III. KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan Dalam mecapai tujuan diperlukan beberapa cara. Untuk meningkatkan karakter anak dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan atau controlling terhadap anak saat anak bermain gadget atau alat komunikasi yang lain. Peran serta orang tua dan keluarga sangat diperlukan, bahkan masyarakat juga berperan dalam membantu anak meningkatkan pendidikan karakternya. Teknik Implementasi yang akan Dilakukan Berikut ini teknik implementasi untuk melakukan pengawasan pada anak saat bermain gadget : 1. Tahapan pengamatan meliputi pengamatan terhadap kebiasaan anak, apa yang disuka dan apa yang tidak disuka, bagaimana cara menenangkan anak yang sedang marah tanpa memberinya gadget, dan lain lain. 2. Tahap pelaksanaan controlling dimana orang tua melakukan pengawasan saat anak bermain gadget atau alat komunikasi lain. 3. Tahap evaluasi dilakukan saat anak melakukan perlawanan ketika orang tua membatasi ruang geraknya di dunia maya atau saat bermain gadget. Orang tua bisa mengajak anak bermain di luar rumah, berjalan-jalan di sekitar rumah atau kegiatan positif yang lain dan terlepas dari gadget. Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tulis ini diharapkan mampu membantu orang tua dalam memberikan pendidikan karakter pada anak dan melakukan pengawasan saat anak bermain gadget agar anak tidak emndapat dampak negatif kembangan teknologi yang nantinya bisa berdampak pada masyarakat di lingkungan sekitar.



IV. DAFTAR PUSTAKA CITATION Abd16 \l 1033 : , (Hasibuan, 2016), CITATION Abd16 \l 1033 : , (Hasibuan, 2016), CITATION Put17 \l 1033 : , (Rachmadyanti, 2017), CITATION Din18 \l 1033 : , (Putri, 2018), CITATION Nop15 \l 1033 : , (Omeri, 2015),