12 0 687 KB
PLENO PEMICU 1 KELOMPOK DK 3
KELOMPOK DK 3 • • • • • • • • • • • • • •
Reza Redha Ananda Cindy Lidia Dodi Novriadi Rizki Novita Pradini Dwika Hermia Putri Raynaldo D. Pinem Friska Silviantri Friedrich Kurniawan M. Syarifah Rizka Maulida Bimo Juliansyah Rio Kuswara Nisa Khinanaty Tia Aditya Rini Franklin Y. kodororik
I11112005 I11112006 I11112014 I11112018 I11112039 I11112044 I11112045 I11112051 I11112059 I11112062 I11112068 I11112075 I11112082 I11112083
PEMICU Seorang pengendara motor mengalami kecelakaan lalu lintas, kepalanya membentur aspal ketika jatuh dari motor karana
tergelincir di jalan yang licin oleh hujan. Dia terbaring dalam posisi tengkurap, banyak darah membasahi kepala dan pakaiannya, dia juga tidak bergerak sama sekali. Sayangnya, pengendara motor ini
juga tidak mengenakan helm. Apa yang kanAnda menyaksikan kecelakaan tersebut dan menyadari bahwa orang-orang hanya memindahkan korban ke tepi
jalan kemudian berkerumun tanpa melakukan pertolongan apa-apa. Apa yang akan anda lakukan?
Klasikasi dan definisi • Kecelakaan : kejadian yang menyebabkan orang celaka • Jatuh : turun atau meluncur ke bawah dengan cepat karena gravitasi
• Darah : suatu jaringan ikat khusus yang terjadi dari komponen sel dan plasma • Terbentur : terlanggar, tertumbuk • Tengkurap : merebahkan diri dengan muka ke bawah
Kata Kunci • Kepala membentur aspal • Pengendara motor • Tidak menggunakan helm • Terbaring dalam keadaan tengkurap • Darah membasahi kepala
Rumusan Masalah Bagaimana pertolongan pertama yang tepat pada
pengendara
kecelakaan?
motor
yang
mengalami
Analisis Masalah Pengendara motor tidak memakai helm
Kecelakaan lalu lintas
-Kepala membentur aspal Trauma kepala -Terbaring dalamkeadaan tengkurap -Mengalamiperdarahan pengertian
Jenis-Jenis Pertolongan pertama
Definisi
Observasi
Pemeriksaan fisik
Tindakan
Hipotesis Pertolongan pertama yang dapat kita lakukan dengan melakukan prinsip-prinsip pengelolaan kegawatdaruratan.
Pertanyaan Diskusi 1.
Apa saja jenis-jenis trauma kepala?
2.
Bagaimana tindakan pertama pada korban?
3.
Anatomi kepala?
4.
Pertolongan:
- definisi - observasi ( pemeriksaan dan tindakan) 5.
Kapan kita menerapkan prinsip ABCDE?
6.
Kapan waktu dan cara pemindahan korban ketempat aman?
7.
Resiko apa yang dapat terjadi dengan waktu pemindahan korban yang tidak tepat?
Pertanyaan Diskusi (cont.) 8. 9.
Bagaiman prinsip-prinsip pengelolaan kegawatdaruratan? Jenis tindakan apa saja yang dpat dilakukan sebagai orang awam terhadap korban? 10. Kapan waktu yang tepat untuk menghubungi tenaga medis? Bagaima? 11. Syok: - definisi - jenis - tanda awal - penatalaksanaan 12. Perdarahan: - jenis - tanda awal - penatalaksanaan
Pertanyaan Diskusi (cont.) 13. Bgaiamana perbedaan dalam pertolongan petama pada
kecelakaan pengguna motor yang memakai helm dan yang tidak memakai helm? 14. Bagaimana perbedaan pertolongan antara korban yang
dapat bernafas spontan dengan yang tidak? 15. Cedera kepala apa yang dapat terjadi pada korban? 16. Bagaimana langkah-langkah resusitasi?
17. Bagaimana memberi komando pada masyarakat yang berkerumun (cara mengontrol situasi)?
PEMBAHASAN
Klasifikasi Cedera Kepala Rosjidi (2007), trauma kepaladiklasifikasikan menjadi
derajat berdasarkan nilai dari Glasgow Coma Scale (GCS ) nya, yaitu; a. Ringan (GCS = 13-15) b. Sedang (GCS = 9-12) c. Berat (GCS = 1-8 )
Jenis – jenis cedera kepala : fraktur, kontusio, laserasi, abrasi, avulsi.
Tindakan Pertama Kepada Korban DRSABCD :
-
DANGER
-
RESPONSE
-
SEND FOR HELP
-
AIRWAY
-
BREATHING
-
CPR
-
DEFIBRILATOR
Anatomi Kepala 1. Kulit kepala SCALP
2. Tengkorak otak gubah, dasar, samping tengkorak 3. Selaput otak 4. Otak otak besar, batang otak, otak kecil
Pertolongan Pertama Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera yang memerlukan bantuan medis dasar. Medis dasar yang
dimaksud di sini adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki orang awam. Pemberian medis dasar ini dilakukan oleh penolong yang pertamna kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis.
Observasi, Pemeriksaan Fisik, Tindakan Penolong
bisa
menggerakkan
korban
perlahan
sambil
memanggil korban. → Bila sadar → menggerakkan tubuhnya, mengelurakan suara atau menjawab pertanyaan (memberi respon)
→ Jika korban tidak sadar, lakukan: • Minta bantuan orang lain untuk memanggil pertolongan. • Baringkan korban dan berlututlahdisebelahnya, tegak lurus dengan bahu korban. • Lakukan prinsip-prinsip pengelolaan kegawat daruratan.
Penerapan Metode ABCD Untuk dapat melakukan prinsip ABCDE harus mendahulukan : • Menghubungi bantuan • Pastikan tempat untuk melakukan ABCD aman • Jika
tidak
aman
pindahkan
ketempat
yang
aman
(memindahkan dengan cara pemindahan korban cedera spinal) • Pastikan alas untuk melakukan ABCD merupakan tempat
yang keras • Melakukan penilaian respon (menepuk bahu, tanyakan nama) • Cek pernapasan dan nadi.
Waktu dan Cara pemindahan korban - Teknik pertama disebut shirt drag. Teknik ini
dapat dilakukan kepada korban yang bajunya masih cukup kuat. Cengkeram bagian baju di sekitar bahu korban dan tarik. Baju yang tertarik harus bertumpu pada ketiak korban, bukan pada leher korban supaya korban tidak tercekik. Jangan lupa amankan terlebih dahulu kepala korban dengan
menyokongnya
menggunakan
badan
anda. Sokong kepala korban dengan lengan anda.
Cont. - Teknik kedua disebut shoulder drag. Sama seperti shirt drag, bedanya yang anda tarik adalah bahunya dengan cara melingkarkan tangan di bawah ketiak korban. Ingat untuk tetap
menyokong kepala korban dengan bagian siku lengan anda.
Cont. - Teknik ketiga adalah yang paling aman. Teknik ini disebut
blanket
drag.
Tarikan
dilakukan
dengan
menggunakan selimut atau kain seadanya. Dengan teknik ini korban akan terhindar dari goresan dan sumbu
tubuh korban dapat dijaga tetap lurus.
Resiko jika waktu dan pemindahan tidak tepat Korban lalu lintas
Bahaya api korban kebakaran Bahaya asap pabrik teksil Hal-hal tersebut dapat membahayakan korban maupun penolong. Namun jikalau hal tersebut tidak ada, sebaiknya berikan pertolongan pertama ditempat korban
berada sambil menunggu bantuan datang.
Prinsip kegawatdaruratan • • • • • • • • • •
Persiapan : pra-rumahsakit & rumahsakit Triase : pemilihan berdasarkan kebutuhan terapi Primary Survey (ABCDE) Resusitasi Tambahan pada primary survey dan resusitasi Rujukan Secondary survey Tambahan pada secondary survey Re-evaluasi Penanganan definitif
Tindakan yang dapat dilakukan sebagai orang awam Jikalau melihat korban seperti pada pemicu adalah pertamatama segera meminta bantuan karna hal itu merupakan hal yang sangat penting. Jangan pernah tinggalkan korban kan sendirian. Kirim orang lain untuk segera mencari pertolongan . Bila anda satu-satunya orang yang berada ditempat kejadian dan bantuan tidak kunjung hadir, anda bisa pergi tinggalkan korban untuk mencari pertolongan. Hubungi rumah sakit atau
fasilitas medis terdekat. Pesan yang diberikan kepada layanan gawat darurat harus singkat: dimana lokasi korban, kondisi korban dan berapa banyak korban.
Kapan waktu yang tepat untuk menghubungi tenaga medis? Bagaimana? Hubungi tenaga medis jika ditemukan : – Korban tidak sadarkan diri – Serangan jantung – Korban sulit untuk bernapas – Hemorrhagi (perdarahan major)
– Bleeding (perdarahan yang tidak berhenti setelah 10) – Korban tenggelam
Cont. Ketika menghubungi tenaga medis atau bantuan lain, bersiaplah untuk memeberikan informasi dibawah ini dengan tenang dan jelas. • Lokasi kecelakaan. Berikan alamat, nama jalan, dan informasi lokasi lain, jika memungkinkan. • Berikan nomor ponsel anda dan nama anda. Ini untuk mencegah kesalahan dalam menghubungi anda kembali. • Berikan informasi tentang apa yang terjadi. Beri tahu status korban terhadap tenaga medis.
• Berikan informasi atas jumlah korban yang butuh pertolongan dan jelaskan kondisi korban.
Syok Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi untuk kebutuhan organ- organ di dalam tubuh. Tipe – tipe syok 1. Syok kardiogenik jantung gagal memompa
2. Syok hipovolemik defisit volume darah 3. Syok distributif maldistribusi aliran darah karena adanya vasodilatasi perifer sehingga volume darah yang bersirkulasi secara efektif tidak memadai untuk perfusi jaringan.
Tanda Klinis Tanda
klinik
syok
dapat
berupa
apatis,
lemah,
membrana mukosa pucat, kualitas pulsus jelek, respirasi cepat, temperatur tubuh rendah, tekanan darah rendah,
capillary refill time lambat, takikardia atau bradikardia (kucing), oliguria, dan hemokonsentrasi (kecuali pada hemoragi)
Pertolongan pertama pada syok • Ikuti metode DRSABCD • Jika pasien tidsk sadar, rebahkan korban usahakan berikan keadaan yang hangat pada korban agar korban
merasa nyaman. Jika memungkinkan angkat kaki korban ke atas sebatas torso dan kepala untuk mengimpruvisasi aliran darah ke otak, jantung, dan peru-paru. Jangan
angkat kaki jika ada cedera spinal dan fraktur
cont. • Tangani perdarahan eksternal. Bersihkan lukadan tkan pada
bagian luka untuk menghentikan perdarahan dengan kassa atau kain biasa. Jika perdarahan merembes pada kassa atau kain, tambahkan kassa atau kain di atas kassa pertama. Jika
perdarahan merembes hingga kassa kedua, maka ganti kassa kedua dengan yang baru. • Jangan beri korban makan atau minum.
• Tenangkan korban dan sarankan untuk istirahat atau tetap terjaga hingga ambulans datang.
Jenis –jenis Perdarahan - Perdarahan internal memar, feses bewarna hitam, nyeri - Perdarahan external luka gores, laserasi, amputasi
Perawatan Perdarahan Perawatan untuk perdarahan eksternal, perawatan ini meliputi kontrol perdarahan dan melindungi luka dari cedera selanjutnya. berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama perdarahan eksternal •
Gunakan APD (Alat Pelindung Diri), minimal sarung tangan.
•
Ekspos luka dengan cara merobek atau melepaskan pakaian untuk menemukan sumber perdarahan.
•
Beri pembalut atau kasa pada sumber perdarahan dan tekan dengan tangan anda secara langsung (tindakan ini dapat menghentikan sebagian
besar perdarahan) •
Jika perdarahan terjadi di sekitar lengan atau tungkai, maka tinggikan bagian tersebut di atas tinggi jantung.
Cont. •
Agar dapat menangani cedera lain anda dapat menggunakan perban tekan untuk menahan pembalut pada luka.
•
Jika darah masih merembes hingga kasa dan perban di penuhi darah, maka jangan angkat perban atau pembalut tersebut. Lebih baik gunakan
kasa tambahan dan perban di ats titik tekan yang sama. •
Jika perdarahan masih belum dapat dikontrol maka beri tekanan pada titik tekan ( TT brakhial pada kedua lengan atas dan TT femoral dapa lipatan paha) sambil tetap menjaga tekanan pada luka. Untuk lebih mempermudah mengingat penanganan pada perdarahan eksternal maka kita singkat pertolongan perdarahan eksternal dengan TET (Tekan, Elevasi, dan Titik Tekan).
Cont. Perawatan yang diberikan saat terjadi perdarahan internal
adalah sebagai berikut, • Mengistirahatkan area yang cidera • Kompres bagian yang cidera denagn es atau kantung dingin • Tekan bagian yang cidera menggunakan perban kompresi • Tinggikan bagian yang cidera apabila tidak terjadi fraktur
Untuk mempermudah mengingat penanganan perdarahan internal ini dengan singkatan RICE (Rice, Ice, Compress dan Elevasi).
Perbadaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dengan Korban yang Memakai Helm dan Tidak Menurut penelitian yang dilakukan Woro Riyadina dan Ita Puspitasari Subik mengenai Profil keparahan cedera pada korban kecelakaan sepeda motor di Instalasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati tingkat keparahan pengguna motor yang memakai helm justru memiliki tingkat yang sangat tinggi dibanding dengan pengguna motor yang tidak menggunakan helm.
Perbadaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dengan Korban yang Dapat Bernapas Spontan dan Tidak • Jika pasien sadar, memberikan respon saat diajak bicara, dan tidak ditemukan jalan napas yang tertutup maka periksalah bagian tubuh lain apakah terdapat cedera. • Jika pasien tidak sadar dan tidak merespon, periksalah jalan napas dengan cara membuka mulut dan perhatikan posisi lidah korban. Jika jalan napas korban tidak tertutup, lakukan head tilt-chin lift agar korban dapat bernapas dengan baik. Jika jalan napas pasien
tertutup maka baringkan korban secara miring, buka mulut korban dan buka jalan napas yang tertutup kemudian lakukan head tilt-chin lift dan cek jalan napas dengan baik
Langkah-langkah resusitasi 1.
Langkah-langkah resusitasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
2.
Tempatkan slah satu tangan dibagian dada korban
3.
Tempatkan tangan lainnya diatas tangan pertama untuk mengunci jari-jari tangan.
4.
Lakukan kompresi sebanyak 30 kali (1/3 kedalaman dada)
5.
Ventilasi sebanyak 2 kali dari mulut ke mulut. Buka jalan napas korban dengan cara
head tilt-chin lift-jaw throast, tutup lubang hidung korban kemudian beri udara melalui mulut sebanyak 2 kali pernapasan 6.
Rasio kompresi dan vetilasi tetap 30 kali dan 2 kali secara berurutan walaupun dilakukan sendiri atau dibantu oleh asisten
7.
Kompresi sebanyak 100 kali per menit
8.
Lanjutakan hingga pasien memberi respon atau sampai ambulans datang.
Cara Mengontrol Situasi • Bagaimana memberi komando pada masyarakat yang berkerumun →
segera
membagi
tugas
→
meminta
seseorang
segera
menghubungi rumah sakit atau fasilitas medis → meminta untuk memberi ruang kepada korban dengan tidak berkerumun agar sirkulasi udara bagi korban → segera memberi pertolongan pertama.
Kesimpulan Hipotesis diterima, Pertolongan pertama yang dapat kita lakukan dengan melakukan prinsip-prinsip pengelolaan
kegawatdaruratan dengan mengutamakan call for help, primary survey (ABCDE), dan resusitasi.
DAFTAR PUSTAKA •
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa. EGC: Jakarta. 2002.
•
Iskandar J.SpBS. Cedera Kepala. Jakarta: BIP. 2004.
•
Anonim. First Aid – Basics. http://www.betterhealth.vic.gov.au. 2013. Diakses pada tanggal 11 Juli 2013.
•
Tim RSUA. P3K dengan Prinsip A-B-C. RSUA. 2013
•
Yayasan IDEP. Panduan Kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM). Diunduh dari www.idepfoundation.org/pbbm pada tanggal 8 Juli 2013
•
Karren KJ, Hafen BQ, Limmer D. First Responder: A Skills Approach. In: Dickinson ET, editor. New Jersey: Prentice-Hall Inc.; 1998. p. 364.
Cont. •
Jones & Bartlett Learning. First Aid, CPR, and AED. American College of Emergency Physicians: Jones and Bartlett Publisher. 2005.
•
Kirby, R. Shock and shock resuscitation. In Proceedings of the Societa Culturale Italiana Veterinari Per Animali Da Compagnia Congress. Rimini, Italy. 2007.
•
Thygerson, Alton. 2011. First Aid Pertolongan Pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga
•
Koesmadji W, dkk. 2004. Teknik Laboratorium. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
•
Woro Riyadina dan Ita Puspitasari Subik.Profil keparahan cedera pada korban kecelakaan sepeda motor di Instalasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati. Universa Medicina Vol.26 No.2. 2007, 26: 64-72
•
Hanifah, Jusuf. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan.Jakarta: EGC, 2009
•
Moore, KL, Agur, AM, 2002. Anatomi Klinis Dasar. Alih Bahasa: H. Laksman. Penerbit Hipokrates, Jakarta.
TERIMA KASIH