14 0 2 MB
STUDENT PROJECT COMPETITION IATMI 2010 BY :
PETROLEUM ENGINEERING DEPARTMENT ISLAMIC UNIVERSITY OF RIAU (UIR)
Petroleum Engineering
1
CONTENT 1. EXECUTIVE SUMMARY
3
2. PLAN OF DEVELOPMENT PQR FIELD
9
2.1 Introduction
9
2.2 Geology
11
2.3 Drill Stem Test
15
2.4 Hydrocarbon Analysis
17
2.5 PVT Analysis
19
2.6 Reserve
21
2.7 Development Scenario
23
2.8 Completion
26
2.9 PQR Field Development
32
2.10 Economics Aspect
36
3. CONCLUSION
39
ACKNOWLEDGEMENTS
Petroleum Engineering
2
1. EXECUTIVE SUMMARY Lapangan PQR berada di Blok West Madura, sebelah utara pulau madura, perairan laut Jawa. Lapangan ini terletak pada koordinat 06º 50' 40" LS / 112° 56' 45" BT. Dengan posisi di sebelah timur dari Lapangan Minyak KE-2, PQR ini merupakan salah satu lapangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pemboran sumur eksplorasi pertama kali dilakukan pada tahun 2001 dengan melakukan pemboran pada Well 1, yang berada disebelah tenggara dari Lapangan PQR. Puncak struktur pada Well 1 ditemukan pada kedalaman 4166 ft. Kemudian dilanjutkan dengan pemboran Well 2 pada arah timur laut dari Well 1 yang dilakukan di tahun 2002, dengan puncak struktur Well 2 pada kedalaman 4162 ft. Dari hasil kedua pemboran sumur eksplorasi ini dapat diidentifikasikan struktur dari lapisan minyak dan gas yang terkandung pada lapangan PQR. Struktur Lapangan offshore PQR memanjang pada arah tenggara – timur laut dan dibatasi oleh sebuah patahan memanjang disebelah selatannya. Lingkungan pengendapan di PQR mencirikan pengendapan laut dangkal dengan karakter terumbu karang dan tersusun atas batuan karbonat limestone. Formasi Kujung merupakan formasi produktif yang terdapat di Lapangan PQR, formasi ini terdiri atas 4 layer : Layer 1, Layer 2, Layer 3, dan Layer 4. OWC berada pada kedalaman 4258 ft dan GOC
Petroleum Engineering
3
pada kedalaman 4220 ft. Layer 2 merupakan interest zone yang akan diproduksikan. Ketebalan formasi rata-rata pada Layer 2 berkisar pada 20.6 ft untuk lapisan minyak dan 23.3 ft pada lapisan gas, dengan harga porositas 25%, permeabilitas 3,3 mD – 191 mD dan saturasi air sebesar 44%. Untuk mengetahui kemampuan suatu interval dalam berproduksi dilakukan uji kandungan lapisan. DST dilakukan pada saat pemboran terhadap interest zone, dengan melakukan DST diharapkan dapat memberikan data-data penting yang berkaitan dengan kemampuan produksi suatu interval. Selanjutnya data hasil pengujian tersebut diolah untuk memperoleh data Permeabilitas (K), Skin (S), serta Absolute Open Flow Potential (AOFP). Laju alir gas yang akan diproduksikan dipengaruhi oleh nilai AOFP yang juga merupakan kemampuan maksimal produksi gas dari reservoir. Analisa Hidrokarbon dilakukan di separator dari sampel liquid dan gas. Dari analisa yang dilakukan pada sampel liquid menunjukkan adanya kandungan gas dalam minyak. Karakteristik dari Heptanes yaitu oAPI
sebesar 40.1 dengan densitas sebesar 0.8245 gm/cc. Sedangkan
karakteristik dari Undecanes Plus yaitu oAPI sebesar 33.6 dengan densitas sebesar 0.8572 gm/cc, Kedua senyawa tersebut merupakan kandungan utama dari sampel minyak dari Lapangan PQR. Data-data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa minyak pada reservoir ini tergolong Petroleum Engineering
4
minyak ringan. Untuk analisa yang dilakukan pada sampel gas menunjukkan besarnya kandungan methana (CH4) 77.48 %, ethana (C2H6) sebesar 8.64 %, propana (C3H8) sebesar 7.34 % dengan kandungan zat pengotor seperti CO2 dan N2 yang cukup kecil. Dari sini bisa juga didapatkan harga densitas gas (g) yaitu 0.759 gm/cc. Lapangan PQR merupakan reservoir minyak yang mempunyai kandungan gas yang cukup baik dengan harga Gross Heating Value sebesar 1292.7 BTU/cf. PVT Analysis dilakukan terhadap sampel fluida hidrocarbon. Dimana dari hasil tes tersebut didapatkan tekanan bubble point sebesar 1870 psig. Pada tekanan tersebut didapatkan kelarutan gas (Rs) sebesar 836 scf/stb, Faktor volume formasi minyak (Bo) sebesar 1.501 bbl/stb, densitas minyak (o) sebesar 0.6503 gm/cc dan viscositas minyak sebesar 0.274 cp. Untuk
memperhitungkan
cadangan
minyak
dan
gas
yang
terkandung pada lapangan PQR digunakan persamaan OOIP dan OGIP volumetrik, sehingga didapatkan harga OOIP sebesar 22,194 MSTB dan OGIP sebesar 17,765 MMCF, berdasarkan jumlah cadangan yang telah didapat dari hasil perhitungan secara volumetrik, dari ketiga skenario pengembangan yang ada pada POD ini, skenario 2 layak dipilih. Hal ini dikarenakan dengan melakukan pemboran bertahap (3 sumur di tahun 2005 dan 2 sumur di tahun 2006) akan mengurangi beban investasi awal Petroleum Engineering
5
serta cashflow. Dan jika membandingkan antara skenario 1 yang membor 5 sumur sekaligus, dengan skenario 2 yang melakukan pemboran bertahap, dari variabel kemampuan produksi tidak memperlihatkan perbedaan signifikan. Selanjutnya pada skenario 3, akan terjadi blowdown pada tahun ketiga hingga mengurangi efisiensi dari sistem pengangkatan yang akan dirancang jika menggunakan gas lift (indikasi awal menunjukkan kandungan gas yang cukup besar pada Lapangan PQR sangat mendukung untuk digunakan sebagai sistem pengangkatan – gas lift) karena membutuhkan perubahan sistem produksi. Pada skenario 2 sendiri, gas dapat digunakan sampai akhir umur proyek, yaitu lebih kurang 7 tahun. Hal ini juga didukung dengan grafik yang ditunjukkan hasil simulasi pada production forecast. Selanjutnya dalam POD ini akan dilakukan pemboran 5 sumur pengembangan yaitu 1 sumur vertikal dan 4 sumur direksional yang gambarnya dapat dilihat pada gambar PQR Wellbore Angle Strategy, kemudian pada sumur-sumur tersebut akan dipasang 3 macam casing, yaitu Conductor Casing dengan ukuran 20”, Intermediate Casing 9-5/8”, dan casing produksi 7”. Dan asumsi dari tim kami platform untuk kelima sumur tersebut akan dipasang didekat well 2, karena didaerah itulah akumulasi minyak dan gas tersebar dan daerah tersebut relatif memiliki
Petroleum Engineering
6
data yang lebih pasti berdasarkan hasil open hole log yang telah dilakukan di sumur eksplorasi Well 2. Pada sistem auto gas lift, zona gas dan zona minyak akan diperforasi keduanya, dua buah packer akan dipasang untuk mengisolasi interval gas. Selanjutnya gas akan masuk ke tubing yang sama dengan minyak, gas akan mengurangi densitas minyak hingga minyak dan gas akan sampai ke permukaan. Production Performance dapat dilihat pada kurva IPR, pada POD ini ada 2 jenis IPR yang tujuannya untuk menentukan laju alir optimum dengan analisa nodal di dasar sumur. Adapun laju alir yang optimum didapatkan dari data plot laju alir minyak dengan tekanan dasar sumur. Titik pertemuan kurva IPR dengan kurva tubing intake menunjukkan harga laju alir optimum. Untuk mentukan q optimum terhadap ID tubing. Sama halnya dengan cara diatas, tetapi untuk mendapatkan q optimumnya, dengan melihat harga titik pertemuan antara kurva IPR dengan kurva tubing intake dengan ukuran tubing yang berbeda-beda. Dan pada POD ini ukuran tubing yang dianggap akan mendapatkan q optimal adalah 2.992”. Pelaksanaan project pengembangan lapangan PQR akan memakan biaya sebesar MUS $ 13,500. Untuk pelaksanaan semua kegiatan dalam POD ini diatur atau direncanakan dalam project schedule pada POD. Petroleum Engineering
7
Faktor keekonomian menjadi faktor selanjutnya yang menentukan apakah suatu
poject
penegembangan
lapangan
migas
layak
untuk
di
kembangkan. Estimasi kebutuhan Investasi untuk POD lapangan offshore PQR adalah sebesar MUS $ 27,352. Hingga akhir tahun 2011 perkiraan kemampuan produksi lapangan PQR adalah 2.950 MMSTB untuk minyak dan 10.366 BCF untuk gas. Estimasi ini didapat atas skenario pengembangan 5 buah sumur, yang di bor 3 buah sumur pada tahun 2005 dan 2 buah sumur pada tahun 2006. Dengan asumsi harga minyak adalah US$ 22 per barrel dan US$ 3/MMBtu untuk gas. maka diperkirakan total pendapatan kotor dari lapangan PQR berjumlah MU$ 96.121. Total biaya produksi yang diperlukan hingga 2011 adalah MUS$ 13.954 dan cost recovery akan dikembalikan kepada kontraktor berjumlah MUS$ 48.252.
Petroleum Engineering
8
2. PLAN OF DEVELOPMENT PQR FIELD 2.1 Introduction Lapangan PQR berada pada Blok West Madura dan terletak di perairan Laut Jawa sebelah utara Pulau Madura pada koordinat 06º 50' 40" LS / 112° 56' 45" BT. Dengan posisi di sebelah timur dari Lapangan minyak KE-2, PQR ini merupakan salah satu lapangan yang memiliki potensi oil dan gas yang baik untuk dikembangkan.
PQR
Gambar 1.1. PQR Field Location Pemboran sumur eksplorasi pertama kali dilakukan pada tahun 2001 dengan melakukan pemboran pada Well 1, yang berada disebelah tenggara dari Lapangan PQR. Puncak struktur pada Well 1 ditemukan pada kedalaman 4166 ft. Menyusul selanjutnya pemboran Well 2 pada
Petroleum Engineering
9
arah timur laut dari Well 1 dilakukan di tahun 2002, puncak struktur Well 2 ditemukan pada kedalaman 4162 ft. Dari hasil kedua pemboran sumur eksplorasi ini dapat diidentifikasi struktur minyak dan gas yang terkandung pada lapangan PQR.
Gambar 1.2. Top Depth Structural Map PQR Field
Tujuan dibuatnya POD ini adalah untuk mengembangkan Lapangan offshore PQR dengan melakukan pemboran sumur produksi sekaligus memaksimalkan potensi gas yang juga terkandung dalam reservoir sebagai sistem artificial lift. Estimasi cadangan di Lapangan PQR diperkirakan sebesar 22,194 MMSTB untuk OOIP dan OGIP sebesar 17,765 Petroleum Engineering
10
MMSCF. Aspek Geologi, Reservoir, Produksi, Pemboran dan Komplesi, serta Keekonomian memegang peranan penting dalam penyusunan POD ini. Karakteristik fluida yang terkandung pada reservoir Lapangan PQR adalah sebagai berikut:
Minyak tersusun atas mayoritas Heptanes 11.66% (degAPI 40.1) dan Undecanes plus 26.12% (degAPI 33.6)
Kandungan methane pada sampel gas cukup tinggi yaitu berkisar pada angka 77,48%. Sedangkan kandungan zat pengotor relatif kecil. Kandungan CO2 1,07%; N2 0,75% dan tidak ditemukan kandungan H2S.
2.2 Geology Struktur Lapangan offshore PQR memanjang pada arah tenggara – timur laut dan dibatasi oleh sebuah patahan memanjang disebelah selatannya. Lingkungan pengendapan di PQR mencirikan pengendapan laut dangkal dengan karakter terumbu karang dan tersusun atas batuan karbonat limestone. Gambar berikut menunjukkan structural correlation Formasi Kujung dari hasil open log sumur eksplorasi Well 01 dan Well 02 yang didukung data seismik lainnya.
Petroleum Engineering
11
Gambar 2.1. Structural Correlation Selanjutnya pada Gambar 2.2 dapat dilihat peta oil & gas pore volume dari Lapangan PQR. Terlihat kandungan minyak dan gas dari lapangan ini potensial untuk diproduksikan. Formasi Kujung merupakan formasi produktif yang terdapat di Lapangan PQR, formasi ini terdiri atas 4 layer : Layer 1, Layer 2, Layer 3, dan Layer 4. OWC berada pada kedalaman 4258 ft dan GOC pada kedalaman 4220 ft. Layer 2 merupakan interest zone yang akan diproduksikan. Ketebalan formasi rata-rata pada Layer 2 berkisar pada 20.6 ft untuk lapisan minyak dan 23.3 ft pada lapisan gas, dengan harga porositas 25%, permeabilitas 3,3 mD – 191 mD dan saturasi air sebesar 44%. Petroleum Engineering
12
Gambar 2.2. Oil & Gas Pore Volume Map
Petroleum Engineering
13
Grafik berikut menunjukkan hasil uji yang dilakukan laboratorium terhadap sampel core dari sumur eksplorasi.
di
Gambar 2.3. Lab – Capillary Pressure
Gambar 2.4. Gas – Oil Relative Permeability
Petroleum Engineering
14
Krow, Krw
Gambar 2.5. Oil-Water Relative Permeability
2.3 Drill Stem Test Uji Kandungan Lapisan dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu interval dalam berproduksi. DST dilakukan pada saat pemboran terhadap
interest zone, dengan melakukan DST diharapkan dapat
memberikan data-data penting yang berkaitan dengan kemampuan produksi suatu interval. Hasil DST yang dilakukan pada kedua sumur eksplorasi Well 01 dan Well 02 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Petroleum Engineering
15
TEST DATE FORMATION INTERVAL, FT CHOKE SIZE, INCH OIL RATE, BOPD GAS RATE, MSCFD GOR, SCF/STB PERMEABILITY, MD PI, BOPD/PSI FLOWING THP, PSIG OIL GRAVITY, API OIL POUR POINT, F B.H.T,F
WELL-01 DST#1 Sep 5-7,2001 Kujung - 1 4,205’-4,240’TVD 32/64 68 1,652 24.175 -
WELL-02 DST#1 Feb 13, 2002 Kujung - 1 4,168’-4,208’TVD 48/64 60 7,150 119.000 -
DST#2 Feb 18, 2002 Kujung - 1 4,226’-4,248’TVD 32/64 1,741 620 356 -
809 40.1 109
664 46 93
500 42 91
Tabel 3.1. DST Summary Selanjutnya data hasil pengujian tersebut diolah untuk memperoleh data Permeabilitas (K), Skin (S), serta Absolute Open Flow Potential (AOFP). Laju alir gas yang akan diproduksikan dipengaruhi oleh nilai AOFP yang juga merupakan kemampuan maksimal produksi gas dari reservoir. Kujung I (Gas Zone) DST Result : Perforation Intervals : 4268’ – 4308’ / 40 ft (MD / TVD) Chk Size
FTP, psi
BOPD
MMSCF / D
BWPD
48/64
380
0
3.5
48/64”
660
12
7-9
Total skin : -2.5
0
Test Duration, hrs 6 hrs
Before acid
100
8 hrs
After acid
Permeability : 3.3 mD
Remark
Res. Press : 1833 psi
Petroleum Engineering
16
Kujung I (Oil Zone) DST Result : Perforation Intervals : 4326’ – 4348’ / 22 ft (MD / TVD) Chk Size
FTP, psi
32’/64’
500
Total skin : 42
BOPD MMSCF / D BWPD 1740
0.62
2
Permeability : 191 mD
Test Duration, hrs 12 hrs
Remark No acid
Res. Press : 1870 psi
Tabel 3.2. DST Result 2.4 Hydrocarbon Analysis Analisa Hidrokarbon dilakukan di separator terhadap sampel liquid dan gas. Dari analisa yang dilakukan pada sampel liquid menunjukkan adanya kandungan gas dalam minyak. Karakteristik dari Heptanes yaitu oAPI
sebesar 40.1 dengan densitas sebesar 0.8245 gm/cc. Sedangkan
karakteristik dari Undecanes Plus yaitu oAPI sebesar 33.6 dengan densitas sebesar 0.8572 gm/cc, Kedua senyawa tersebut merupakan kandungan utama dari sampel minyak dari Lapangan PQR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak pada reservoir ini tergolong minyak ringan. Untuk analisa yang dilakukan pada sampel gas menunjukkan besarnya kandungan methana (CH4) 77.48 %, ethana (C2H6) sebesar 8.64 %, propana (C3H8) sebesar 7.34 % dengan kandungan zat pengotor seperti CO2 dan N2 yang cukup kecil. Dari sini bisa juga didapatkan harga densitas gas (g) yaitu 0.759 gm/cc. Lapangan PQR merupakan reservoir
Petroleum Engineering
17
minyak yang mempunyai kandungan gas yang cukup baik dengan harga Gross Heating Value sebesar 1292.7 BTU/cf. HYDROCARBON ANALYSIS OF SEPARATOR LIQUID SAMPLE (UNDECANE PLUS) Component
Mol %
Weight %
0.00 0.17 0.02 5.83 3.08 6.95 3.00 5.15 4.09 4.00 7.77 11.66 11.58 6.11 4.47 26.12 100.00
0.00 0.06 0.00 0.73 0.72 2.39 1.36 2.33 2.30 2.25 5.08 8.23 9.26 5.53 4.60 55.16 100.00
Hydrogen Sulfita Carbon Dioxide Nitrogen Methane Ethane Propane Iso-Butane N-Butane Iso-Pentane N-Pentane Hexanes Heptanes Octanes Nonanes Decanes Undecanes plus Total Properties of Heptanes Plus oAPI Gravity 60 oF Density, gr/cc at 60 oF Molecular Weight
40.1 0.8245 177.3
Properties of Undecanes Plus oAPI Gravity 60 oF Density, gr/cc at 60 oF Molecular Weight
33.8 0.8572 271.0
Average Total Molecular Weight of Sample = 128.4 Tabel 4.1 Hydrocarbon Analysis Of Separator Liquid Sample Petroleum Engineering
18
HYDROCARBON ANALYSIS OF SEPARATOR GAS SAMPLE Component Hydrogen Sulfida Carbon Dioxide Nitrogen Methane Ethane Propane Iso-Butane N-Butane Iso-Pentane N-Pentane Hexanes Heptanes Octanes Nonanes Decanes Undecanes plus Total….. Gas Gravity (air = 1.000) Gros Heating Value BTU/cubic foot of dry gas at 14.73 psia and 60 °F
Mol % 0.00 1.07 0.75 77.48 8.64 7.34 1.49 1.81 0.56 0.39 0.26 0.15 0.05 0.01 0.00 0.00 100.00
Weight %
2.310 2.022 0.488 0.570 0.204 0.142 0.108 0.054 0.020 0.004 0.000 0.000 5.922
0.759
1292.7
Tabel 4.2. Hydrocarbon Analysis Of Separator Gas Sample 2.5 PVT Analysis PVT Analysis dilakukan terhadap sampel fluida hidrocarbon. Dimana dari hasil tes tersebut didapatkan tekanan bubble point sebesar 1870 psig. Pada tekanan tersebut didapatkan kelarutan gas (Rs) sebesar
Petroleum Engineering
19
836 scf/stb, Faktor volume formasi minyak (Bo) sebesar 1.501 bbl/stb, densitas minyak (o) sebesar 0.6503 gm/cc dan viscositas minyak sebesar 0.274 cp. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : DIFFERENTIAL VAPORIZATION ADJUSTED TO SEPARATOR CONDITION
Pressure psig
5000 4500 4000 3500 3000 2500 2200 2100 2000 1900 1870 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 109 0
Solution
Formation
Gas Formation Oil
Oil/Gas
Gas/Oil Ration
Volume
Volume
Density
Viscosity
Rs(A)
Faktor Bo (B)
Faktor (C)
gm/cc
Ratio
836 836 836 836 836 836 836 836 836 836 836 723 643 567 494 423 354 283 201 148
1.435 1.443 1.452 1.462 1.472 1.484 1.492 1.495 1.498 1.500 1.501 1.446 1.408 1.371 1.336 1.303 1.269 1.234 1.186 1.153
0.00923 0.01068 0.01263 0.01535 0.01945 0.02626 0.03978 0.07894 0.13928
0.6805 0.6767 0.6725 0.6680 0.6631 0.6578 0.6543 0.6532 0.6519 0.6507 0.6503 0.6627 0.6715 0.9800 0.6883 0.6965 0.7050 0.7141 0.7254 0.7326 0.7598
21.1 23.8 26.5 29.6 33.2 38.2 46.7 54.5
Tabel 5.1. Differential Vaporization
Petroleum Engineering
20
Dari data-data diatas terlihat bahwa pada tekanan tersebut belum ada gas yang terbebaskan, ini ditandai tidak adanya nilai faktor volume formasi gas (Bg) pada tekanan tersebut dan viskositas dari minyak yang kecil mengindikasikan bahwa karakter minyaknya low viscous (encer). Disamping itu, faktor deviasi gas (Z) yang bisa ditentukan dari data diatas adalah 0.898 . 2.6 Reserve Untuk
memperhitungkan
cadangan
minyak
dan
gas
yang
terkandung pada lapangan PQR digunakan persamaan OOIP dan OGIP volumetrik, dimana besarnya cadangan minyak pada lapangan PQR adalah : OOIP
7758 A hoil 1 SW Bo
OOIP
7758 1,490 20.6 0.25 1 0.44 1.501
( stb)
stb
OOIP 22,194 Mstb
Sedangkan untuk menghitung cadangan gas pada lapangan PQR adalah :
OGIP
OGIP
43560 A hgas 1 S w Bg
scf
43560 1,031 23.3 025 1 0.44 0.00826
scf
OGIP 17,765 MMcf
Petroleum Engineering
21
Description
Unit
Oil
Gas
Porosity
%
25
25
Water Saturation
%
44.0
44.0
Bo // Bg
RB/STB , SCF/CF
1.501
121
OOIP // OGIP
STB/ac-ft, MCF/ac-ft
724
743
Area
Acres
1,490
1,031
Avg. Thickness
ft
20.6
23.3
Rock Volume
ac-ft
39,322
30,662
OOIP // OGIP
MSTB/ MMCF
22,194
17,765
Recovery Factor
%
13
73.43
Reserves
MSTB, MMCF
2,950
13,045
Tabel 6.1. Estimated Hydrocarbon Reserves
Petroleum Engineering
22
2.7 Development Scenario Berdasarkan jumlah cadangan yang telah didapat dari hasil perhitungan secara volumetrik, berikut dapat dilihat 3 (tiga) opsi skenario yang disimulasikan.
Development Scenario No. of Well Producing Well Schedule
1
2
3
5
5
5
5-Year-1
3-Year-1
3-Year-1
2-Year-2
2-Year-2 Gas Blowdown Year 3
No.of Prod Wells
5
5
5
1V+4D
1V+4D
1V+4D
Oil zone
Oil zone
Oil zone
Average Drainage Area
298
298
298
Cum.Oil(Np,MMBO)
3.0
2.94
2.95
Cum.Gas(Gp,BCF)
13.1
13.0
13.2
Oil Equivalent (MMBOE)
5.3
5.3
5.3
Final Reservoir Pres, Psia
702
711
698
Ult. Oil Recov, %OOIP
13.3
13.0
13.1
Ult. Gas Recov,%OGIP
58.3
57.9
58.8
Ult. Equiv Recov, % OOIPE
20.0
19.8
19.9
Type of Well Type of Well Completion
Tabel 7.1. Skenario Pengembangan Dari ketiga skenario pengembangan tersebut, opsi nomor 2 layak dipilih. Hal ini dikarenakan dengan melakukan pemboran bertahap (3 sumur di tahun 2005 dan 2 sumur di tahun 2006) akan mengurangi beban Petroleum Engineering
23
investasi awal serta cashflow. Dan jika membandingkan antara opsi 1 yang membor 5 sumur sekaligus, dengan opsi 2 yang melakukan pemboran
bertahap,
dari
variabel
kemampuan
produksi
tidak
memperlihatkan perbedaan signifikan. Selanjutnya pada opsi 3, akan terjadi blowdown pada tahun ketiga hingga mengurangi efisiensi dari sistem pengangkatan yang akan dirancang jika menggunakan gas lift (indikasi awal menunjukkan kandungan gas yang cukup besar pada Lapangan PQR sangat mendukung untuk digunakan sebagai sistem pengangkatan – gas lift) karena membutuhkan perubahan sistem produksi. Pada skenario 2 sendiri, gas dapat digunakan sampai akhir umur proyek, yaitu lebih kurang 7 tahun. Hal ini juga didukung dengan grafik yang ditunjukkan hasil simulasi pada production forecast berikut ini.
Gambar 7.1. Grafik Simulasi Peramalan Produksi Petroleum Engineering
24
Grafik diatas men-simulasikan produksi yang terjadi pada opsi 2. Dimana pada tahun pertama (2005) dibor 3 sumur, dan pada tahun kedua (2005) dibor 2 sumur tambahan, pada tahun ketiga tidak menunjukkan terjadinya gas blowdown karena pola decline dari FGPR tidak ada perubahan
drastis.
Grafik
simulasi
diatas
juga
menggambarkan
peramalan produksi untuk 7 tahun, sehingga dapat diketahui laju alir minyak untuk masa yang akan datang. ANNUAL CUMMULATIVE PRODUCTION FORECAST.
Year
Oil (MBO)
Gas (MMCF)
2005
749
1195
2006
1040
2970
2007
544
2964
2008
309
2552
2009
169
1741
2010
89
1022
2011
50
601
TOTAL
2,950
13,045
Tabel 7.2. Annual Cummulative Production Forecast
Petroleum Engineering
25
2.8 Completion Pengeboran 5 buah sumur akan dilakukan dilapangan PQR, dengan orientasi sebagai berikut:
Gambar 8.1. Perencanaan Sudut Pemboran Kandungan gas pada lapangan
PQR
memungkinkan untuk
digunakan sebagai tenaga pengangkatan gas lift, dimana gas lift sangat efektif digunakan pada sumur yang memproduksikan minyak dan gas terutama pada offshore. Untuk memaksimalkan produksi minyak dan gas tiap sumurnya maka dipilih metoda in situ/ auto gas lift. Dimana gas dari sumur akan langsung digunakan sebagai tenaga pengangkatan buatan dari minyak yang diproduksikan di sumur tersebut. Karena produksi
Petroleum Engineering
26
dengan menggunakan auto gas lift maka sumur pengembangan ini akan dibor pada lokasi yang mengandung minyak dan gas. Pemilihan insitu/auto gas lift dibanding metode lainnya didasarkan atas pertimbangan biaya komplesi, kemampuan produksi dan berbagai faktor lainnya. Dapat dilihat pada tabel berikut :
ITEM
ESP
Tubing $8.0/ft Eqpt Surface-Wellhead Electric Submersible Pump Electric Cable Packer/ SSD/ Downhole Safety Eqp. Bottom Packer Hydrow II Dual Packer Remotely Operated SSD Dual Hydroulic Line Downhole Safety Valve Misc. Total
US $ 50,000 64,000 60,000 16,000 46,000
236,000
SMART COMPLETION US $ 50,000 64,000
10,000 20,000 44,000 22,000 14,000 10,000 234,000
Tabel 8.1 Completion Cost
Petroleum Engineering
27
METHOD
Dual String
Divert from oil to gas well
Auto Gas Lift
Hyd.Flow Control from Surface
OPTION
1 Wellhead 2-7/8” 9-5/8” dual packer 7”packer 75,000.0 105,000.0
2 Wellhead 3-1/2” 7”packer
3 Wellhead 3-1/2” 7”packer
4 Wellhead 3-1/2” 7”packer
Assign one well for gas source only 5 Wellhead 3-1/2” 7”packer
7”packer 75,000.0 75,000.0
7”packer 75,000.0 91,000.0
7”packer 75,000.0 130,000.0
7”packer 75,000.0 75,000.0
420,000.00 Expensive
390,000.00 Oil production reduce to 3 wells
406,000.00 Require wireline works
445,000.00 More expensive but easy to operate
390,000.00 Oil production reduce to 4 wells
Standard Cost per Well Total Cost Remark
Tabel 8.2. Completion Cost Comparison Dari kelima pilihan tersebut, disimpulkan : Opsi 1 :
Biaya komplesi dengan menggunakan dual string tergolong mahal, dan untuk produksinya menggunakan pompa ESP
Opsi 2 :
Biaya komplesi murah, tetapi jumlah sumur produksi minyak berkurang menjadi 3 sumur
Opsi 3 :
Biaya komplesi tidak terlalu mahal atau terlalu murah, tetapi dalam pekerjaannya menggunakan wireline.
Opsi 4 :
Biayanya sangat mahal, tetapi dalam operasinya mudah.
Opsi 5 :
Biaya komplesi murah, tetapi produksi berkurang.
Petroleum Engineering
28
Opsi 3 layak untuk dipilih karena biaya yang diperlukan tidak terlalu tinggi serta untuk produksi minyak tidak diperlukan pompa tambahan. Serta dilihat dari struktur lokasi lapangan PQR dan jumlah kandungan minyak dan gas pada lokasi tersebut sangat mendukung untuk dipilihnya sistem auto gas lift pada kelima sumur pengembangan ini. Pada sistem auto gas lift, zona gas dan zona minyak akan diperforasi keduanya, dua buah packer akan dipasang untuk meng-isolate interval gas. Selanjutnya gas akan masuk ke tubing yang sama dengan minyak, gas akan mengurangi density minyak hingga minyak dan gas akan sampai ke permukaan. Ilustrasi sistem auto gas lift dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 8.2. Desain Komplesi
Petroleum Engineering
29
Berikut adalah well program dari sistem auto gas lift, komponen yang dipasang pada sistem ini dapat terlihat disini.
Gambar 8.3. Desain Komplesi Ket :
1
:
Optimax tubing retrievable sub surface safety valve 13% CR
2
:
dengan ukuran 3-1/2”
Hydrow II Packer dengan ukuran 7” x 3-1/2” x 1/4” x 1/4”
3
:
Ross valve w/QN Nipple Profile 13% CR dengan ukuran 2.75”
4
:
Hydraulic Set Retrievable Packer dengan ukuran 7”
5
:
Nipple dengan ukuran 2.68” XN
Petroleum Engineering
30
Production Performance dapat dilihat pada kurva IPR, pada POD ini ada 2 jenis IPR yang tujuannya untuk menentukan laju alir optimum dengan analisa nodal di dasar sumur. Untuk menentukan q optimum. Didapatkan dari data plot laju alir minyak dengan tekanan dasar sumur. Titik pertemuan kurva IPR dengan kurva tubing intake menunjukkan harga laju alir optimum. Dapat dilihat pada gambar berikut :
Optimum
Gambar 8.4. Inflow/ Outflow Curves Untuk mentukan q optimum terhadap ID tbg. Sama halnya dengan cara diatas, tetapi untuk mendapatkan q optimumnya, dengan melihat harga titik pertemuan antara kurva IPR dengan kurva tubing intake dengan ukuran tubing yang berbeda-beda. Dan pada POD ini ukuran tubing yang dianggap akan mendapatkan q optimal adalah 2.992”. Petroleum Engineering
31
Ukuran tubing yang dipilih 2,992
Gambar 8.5. Grafik IPR inside diameter dan well node (tubing)
2.9 PQR Field Development Untuk mengembangkan lapangan PQR akan dibangun platform tipe 4 pile yang bisa digunakan untuk 7 sumur produksi. Jaringan pipa transportasi minyak dan gas dengan ukuran 10” ID sepanjang 25 km akan menyalurkan fluida ke platform pengumpul dilapangan poleng.
Gambar 9.1. PQR Platform Petroleum Engineering
32
Beberapa peralatan yang akan di pasang pada projek ini mencakup: -
Production Test Manifold
-
Crane
-
WHCP
-
SCADA system
-
Chemical Injection
-
Produktion separator with liquid and gas metering for allocation
-
Multi Phase flow meter
Berdasarkan jadwal pelaksanaan project diatas, diharapkan lapangan PQR akan dimulai berproduksi Februari 2005. Persetujuan POD/AFE dilakukan mulai Oktober 2003 hingga Januari 2004. ditahap ini Feed Study terus dilakukan untuk mendukung dan melengkapi POD yang telah disusun. Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) juga salah satu hal yang harus diperhatikan, mengingat project pengembangan lapangan PQR akan berpengaruh langsung terhadap ekosistem dan biota laut disekitarnya. Procurement of long lead item diperkirakan akan membutuhkan waktu selama 6 bulan, mulai dari Februari 2004 hingga Juli 2005. Sementara itu dibulan Februari 2004 juga tender EPIC mulai dibuka.
Petroleum Engineering
33
Platform dan production facilities akan mulai dikerjakan pada Mei hingga November 2004. pembangunan jaringan pipa dasar laut antara platform PQR dengan stasiun pengumpul di lapangan Poleng juga dilakukan pada tahap ini. Tahap selanjutnya adalah fase penting pada project ini. Pada Desember 2005 proses instalasi platform dilokasi akan dimulai. Koneksi antara platform produksi – pipelines – platform pengumpul juga dilakukan pada tahapan ini. Fasa akhir dari pengembangan lapangan PQR telah selesai pada Januari 2005, dengan total memakan waktu selama 16 bulan dari proses persetujuan POD/AFE hingga instalasi platform dan jaringan pipeline. Project ini akan mulai berproduksi di bulan Februari 2005. Pelaksanaan project pengembangan lapangan PQR akan memakan biaya sebesar: Platform
MUS$ 8,650
Pipeline
MUS$ 3,600
Misc
MUS$ 1,250 + Total
MUS$ 13,500
Petroleum Engineering
34
Untuk kegiatan project shcedule dapat dilihat pada tabel berikut :
Petroleum Engineering
35
2.10 Economics Aspect Faktor keekonomian menjadi faktor selanjutnya yang menentukan apakah suatu poject penegembangan lapangan migas layak untuk di kembangkan. Estimasi kebutuhan Investasi untuk POD lapangan offshore PQR adalah: INVESTASI LAPANGAN PQR (CAPEX) I
CAPITAL / TANGIBLE Platform
MUS$ 8,650
Pipeline
MUS$ 3,600
Development drilling & completion (5 well)
MUS$ 13,852 +
Total II.
MUS$ 26,102
NON CAPITAL / INTANGIBLE Miscellaneous
MUS$ 1,250 + TOTAL
MUS$ 27,352
Hingga akhir tahun 2011 perkiraan kemampuan produksi lapangan PQR adalah 2.950 MMSTB untuk minyak dan 10.366 BCF untuk gas. Estimasi ini didapat atas skenario pengembangan 5 buah sumur yang di bor pada tahun 2005 (3 buah sumur) dan 2006 (2 buah sumur).
Petroleum Engineering
36
Pada asumsi harga minyak adalah US$ 22 per barrel dan US$ 3 per MMBtu untuk gas. Maka diperkirakan total pendapatan kotor dari lapangan PQR berjumlah MU$ 96.121. Total biaya produksi yang diperlukan hingga 2011 adalah MUS$ 13,954 dan cost recovery akan dikembalikan kepada kontraktor berjumlah MUS$ 48,252 Dari seluruh investasi, biaya produksi, pendapatan dan cost recovery tersebut akan mempengaruhi cash flow dari kontraktor + partner dan pemerintah. Selanjutnya harga NPV yang didapat oleh kontraktor + partner dan negara hingga 2011, ditabelkan sebagai berikut : Gross Production
Mbbls
2,950
Oil Price
US$/bbl
Gross Revenue
MUS$
96,121
Operation Costs
MUS$
13,954
Capital Expenditure
MUS$
27,352
Total Cost Recovery
MUS$
48,252
Contractor NPV (10% D.C.)
MUS$
3,669
Payout Time
Years
4.5
Contractor
IRR%
26.6
Pertamina NPV (10% D.C.)
MUS$
6,933
Indonesia NPV (10% D.C.)
MUS$
19,289
22
Tabel 10.1. Economic Summary
Petroleum Engineering
37
Sensitivity Analysis Grafik berikut merefleksikan pengaruh dari perubahan berbagai faktor seperti: Harga minyak Capital expenditures Operational expenditures Production (revenue) Terhadap profit (NPV) dari kontraktor, pertamina dan pemerintah
Gambar 10.1. Sensitivity Analysis Petroleum Engineering
38
3. CONCLUSION •
Secara geological lapangan PQR terdiri atas 4 layer dimana layer 2 merupakan interest zone. Hal ini dapat dilihat dari harga porositas, water saturation dan Net to Gross.
•
Dari segi reserve lapangan ini potensial untuk dikembangkan, karena hingga saat ini recovery faktor minyak hanya 13 % dari OOIP 22,194 MSTB, sedangkan cadangan gas OGIP 17,765 MMCF dengan recovery factor sebesar 73.43 %.
•
Lapangan PQR memiliki hidrocarbon dengan kualitas yang cukup baik, dimana derajat API untuk minyak berkisar 33.6 sampai 40.1 sedangkan untuk kandungan gas ditemukan sedikit sekali zat pengotor seperti H2S, nitrogen dan karbon dioksida.
•
Jenis complesi yang dipilih pada lapangan PQR adalah auto gas lift dengan pertimbangan biaya (gas supply yang cukup besar) dan teknis.
•
Dari segi ekonomi project ini layak dikembangkan, ditinjau dari nilai NPV, IRR, POT dan benefit to cost.
Petroleum Engineering
39