Polip Serviks [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan pendahuluan Polip Serviks



Di susun oleh : DINA MAHRINA 19149011007



STIKes YPIB MAJALENGKA PROFESI NERS 2019



LAPORAN PENDAHULUAN



A. Definisi Polyp = tumor jinak yang tumbuh menonjol dan bertangkai dari selaput lendir dibagian tubuh manusia, seperti hidung, telinga, usus dan selaput lendir lainnya. Cervix = leher rahim. (http:// konsultasi-spesialis-obsgin.blogspot.com). Polip serviks adalah polip berukuran kecil, tumbuh di permukaan mukosa serviks, atau pada saluran endoserviks dan menonjol pada mulut serviks. (http:// www.kesrepro.info). Polip serviks sering mempunyai tungkai yang pendek, tetapi beberapa dapat mempunyai dasar



yang



lebar.



Penyebabnya



belum



jelas,



meskipun



penampilannya



menggambarkan respon epitel endo servik terhadap proses peradangan. Polip servik dapat menimbulkan perdarahan pervaginam, perdarahan kontak, pasca coitus atau setelah pencucian merupakan gejala yang tersering dijumpai. Diagnosisnya dibuat dengan menginspeksi servik. Jika terdapat perdarahan, harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan, terutama keganasan serviks dan endometrium. Bila polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan forsep polip dan diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas dari jaringan servik dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam abnormal, maka diperlukan curettage di RS untuk menyingkirkan keganasan servik dan endometrium. Polip servik yang terjadi sebagai akibat stroma local yang menutupi daerah antara kedua celah pada kanalis servik. Epitellium silinder yang menutupi polip dapat mengalami ulserasi. Banyak polip servik tidak memberikan gejala-gejala utama adalah perdarahan intermitten. Diagnosis dibuat dengan melakukan inspeksi pada servik Sebuah polip serviks adalah umum jinak polip atau tumor pada permukaan saluran leher rahim . Mereka tidak teratur dapat menyebabkan



menstruasi



pendarahan tetapi sering tidak menunjukkan gejala. Sekitar 1% dari polip serviks akan menunjukkan neoplastik perubahan yang dapat menyebabkan kanker . Mereka adalah yang paling umum di pos- menstruasi , pra- menopause wanita yang telah hamil. B. Etiologi Penyebab tumbuhnya polip pada serviks belum sepenuhnya diketahui. Dokter percaya bahwa pertumbuhan polip pada serviks dapat disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, penyumbatan pembuluh darah, dan/atau peradangan kronis pada rahim, vagina, atau mulut rahim.



Kadar



estrogen



seorang



wanita



sering



mengalami



perubahan.



Menstruasi, kehamilan, dan masa menjelang menopause adalah saat di mana estrogen mencapai kadar tertinggi. Kadar estrogen juga dapat meningkat karena lingkungan. Bahan kimia yang digunakan pada wadah plastik, pengharum udara, dan produk daging komersial adalah beberapa hal yang dikenal dapat meningkatkan kadar estrogen. Infeksi, misalnya human papillomavirus (HPV), herpes, bakteri, dan infeksi ragi (yang disebabkan oleh jamur candica) juga dapat menyebabkan pertumbuhan polip serviks. Sayangnya, infeksi justru biasanya malah lebih berbahaya dibandingkan polip. Apabila polip tidak menyebabkan gangguan, misalnya pendarahan berlebih,



maka biasanya



polip tidak perlu dihilangkan.



Apabila polip



menyebabkan gangguan yang mengganggu kehidupan atau kesehatan Anda, maka Anda harus menemui dokter untuk membahas situasi Anda.



C. Gejala Banyak polip serviks tidak memberikan gejala tetapi ada gejala utama adalah dasar diagnosa perdarahan intermitten dan gejala-gejala umum ke-3 bentuk abnormal tersebut: 1. Leukorea yang sulit disembuhkan. 2. Terasa discomfort dalam vagina. 3. Kontak berdarah. 4. Terdapat infeksi. 5. Berdasarkan keluhan yang dikemukakan. 6. Didiagnosa karena kebetulan memeriksakan diri 7. Mudah Jaringan bertambah 8. Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai: Trdapat pada vagina bagian atas



D. Patofisiologi Polip servik dapat menyerang lapisan permukaan luar servik (ektoservik) dan bagian dalam servik (endoservik). Normalnya servik uteri pada nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman, pada multipara dengan ostium uteri eksternum lebih terbuka, batas ke atas ostium uteri internum bebas kuman. Radang pada servik uteri, bisa terdapat pada porsio uteri diluar ostium uteri eksternum dan /



pada endoservik. Penyakit gonorea, sifilis, ulkus molle dan granuloma inguinale dan TBC dapat ditemukan peradangan kronis pada servik. Karena adanya peradangan yang kronis / virus memicu endoservik merespon dengan timbulnya AdenomaAdenoma fibroma (hiperplasia pada epitel endoservik). Setelah epitel endoservik tumbuh menonjol dan / bertangkai dan dapat panjang hingga keluar dari vulva, ujungnya mengalami nekrosis serta mudah berdarah. Karnisoma servik timbul di batas antara epitel yang melapisi absorsevik (porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang di sebut sebagai squamo-colummnar junction(SCJ). Histology antara epitel gepeng berlapis ( squamous complex) dari portio dengan epitel kuboit atau silindris pendek selapis bersilian dari endoserviks kanalis serviks. Pada wanita SCJ ini berada di luar ostius uteri ekternum sedangkan pada wanita umur >35 tahun ,SCJ berada di dalam kanalis serviks . tumor dapat tumbuh : 1. Eksofilik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa yang mengalami infeksi sekunder dan nektrosis . 2. Endovilik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stoma serviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus 3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas. Serviks normal secara alami mengalami proses metablasi atau erosion akibat saling desak mendesak ke dua jenis epitel yang melapisi. Dengan masukknya mutagen,porsio yang erosif ( metablasia squamosa) yang semula fisiologi dapat merubah menjadi etologi melalui tingkatan NIA



E. Phatway



F. Pengobatan polip serviks dapat dihapus menggunakan cincin forsep Mereka juga dapat dihapus dengan mengikatkan tali bedah sekitar polip dan pemotongan itu off. Dasar sisa



polip



maka



dapat



dihilangkan



dengan



menggunakan laser atau



dengan cauterisation. Jika polip yang terinfeksi, sebuah antibiotik bisa diberikan



G. Diagnosa Diagnosa secaraîberdarah mikroskopis 1. Asal/patologi : serviks 2. Asal : - servik - bertangkai 3. Identitas : - agak padat - tertutup epitel - Bernanah - Warna merah



H. Terapi 1. Dilakukan ekstervasi pada tangkainya 2. Dilakukan curettage sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan 3. Hasil pemeriksaan menentukan terapi lebih lanjut



Asuhan Keperawatan A. Pengkajian 1. Identitas Klien 2. Keluhan Utama • Nyeri • Luka • Perubahan fungsi seksual 3. Riwayat Penyakit a. Sekarang Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin b. Dahulu Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi B. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Bagian Luar a. Inspeksi  Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien  Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria  Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus, keluaran dan nodul 2. Pemeriksaan Bagian Dalam a. Inspeksi Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya b. Palpasi • Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula, • Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan • Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas • Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan



C. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi 2. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual 3. Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme 4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosi dan kebutuhan pengobatan



D. Intervensi 1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi Kriteria hasil: Memperhatikan bahwa nyeri ini ada mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan menurunkan nyeri dapat mengidentifikasi dan menurunan sumber-sumber nyeri Intervensi: • Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal • Meluruskan kesalahan konsep pada keluarga • Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan rasa frustasi klien • Berikan privasi selama prosedur tindakan 2. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual Kriteria hasil: Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual. Melaporkan keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual Intervensi: • Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual, kepuasan, pengetahuan seksual, masalah seksual • Identifikasi masalah penghambat untuk memuaskan seksual • Berikan dorongan bertanya tentang seksual atau fungsi seksual 3. Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme Kriteria hasil: Klien mampu memperlihatkan teknik cuci tangan yang benar, bebas dari proses infeksi nasokomial selama perawatan dan memperlihatkan pengetahuan tentang fakor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan pencegahan yang tepat. Intervensi: • Teknik antiseptik untuk membersihan alat genetalia • Amati terhadap manefestasi kliniks infeksi • Infomasikan kepada klien dan keluarga mengenai penyebab, resiko-resiko pada kekuatan penularan dari infeksi • Terafi antimikroba sesuai order dokter



4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan Kriteria hasil: Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu menunjukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program pengobatan Intervensi: • Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan • Berikan informasi mengenai terafi obat-obatan, interaksi, efek samping dan pentingnya pada program • Tinjau factor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat masuk infeksi • Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan.



Daftar Pustaka



Bagian Obstetri dan Genekologi, 1981. Genekologi. Bandung: fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Bobak, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC http://www.frenszone.com/blogs.php?action=show_member_post&ownerID=39025& post_id=4358 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.or g/wiki/Cervical_polyp