PPIC Preformulasi Tablet Allopurinol C1 Kelompok 1.... [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ragil
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH STUDI KASUS INDUSTRI TABLET ALLOPURINOL



Dosen Pengampu Dr. apt. Iswandi, M.Farm. Dr. apt. Ilham Kuncahyo, S.Si., M.Sc



Kelas C1/ Kelompok 1



Oleh : Reza Kurnia Septiawan



2120424769



Rizma Noor Maulida



2120424772



Siska Yunita Damiyati



2120424775



Zaitun Nisa



2120424784



FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2021



A. PPIC (Planning Production and Inventory Control) PPIC (Planning Production and Inventory Control) yaitu suatu departemen dalam suatu organisasi perusahaan yang berfungsi merencanakan dan mengendalikan rangkaian proses produksi agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta mengendalikan jumlah inventory agar sesuai dengan kebutuhan yang ada. PPIC merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani 2 departemen yaitu marketing dan produksi. PPIC menerjemahkan kebutuhan marketing kedalam bentuk rencana produksi dan ketersediaan bahan baku yang akan dijalankan agar order yang diterima marketing bisa dikirim tepat quantity. B. Tablet Berdasarkan FI edisi VI tablet merupakan sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan menggunakan cetakan baja sedangkan tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan. Macam-macam tablet berdasarkan FI edisi VI (2020) berikut ini: 1. Tablet Triturate Merupakan tablet cetak atau kempa umumnya berbentuk kecil umumnya silindris yang digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat. 2. Tablet Hipodermik Merupakan tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah melarut atau melarut sempurna dalam air, umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik. 3. Tablet Bukal Merupakan tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi. 4. Tablet Sublingual Merupakan tablet yang digunakan dengan meletakkan tablet dibawah lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet sublingual biasanya



berbentuk pipih dan dikempa, ex : adalah nitrogliserin yang diabsorbsi oleh selaput lendir dibawah lidah (Fatmawaty 2015). 5. Tablet Efervesen Merupakan tablet yang dibuat dengan cara dikempa dan mengandung campuran asam dan natrium bikarbonat yang dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida. 6. Tablet Kunyah Merupakan yang dimaksudkan untuk dikunyah memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. 7. Tablet Lepas lambat Merupakan tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. 8. Tablet Hisap Merupakan sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. C. Uji Mutu Fisik Tablet Menurut FI edisi VI 1. Keseragaman bobot 2. Keseragaman kandungan 3. Waktu hancur 4. Disolusi D. Metode Kempa Langsung Salah satu metode pembuatan tablet dengan cara dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan menggunakan cetakan baja. Pada umumnya tablet kempa mengandung bahan zat aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat, lubrikan, disintegran, bahan pewarna, bahan pengaroma dan bahan pemanis. Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit dan sulit dikempa, contoh: laktosa, pati, selulosa mikrokristal. Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk dan menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi, contoh: gelatin, sukrosa, povidone, metilselulosa. Disintegran membantu hancurnya tablet setelah ditelan,



contoh: asam alginate, pati, sodium starch glicolate. Lubrikan berguna untuk mengurangi gesekan salama proses pengempaan tablet dan mencegah massa tablet melekat pada cetakan, contoh: mg stearate, ca stearate, talk. Bahan tambahan lain yang bisa ditambahkan pada tablet kempa adalah glidan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan mengalir serbuk, contoh: silicon dioksida (FI edisi VI 2020). E. Formula Tablet Allopurinol Formula tablet allopurinol 100 mg untuk kebutuhan 1 batch (10.000.000 tablet) (Formulation Development And Evaluation Of Allopurinol Solid Dispersions By Solvent Evaporation Technique) Bahan Allopurinol



Fungsi



Komposisi



Total bahan/batch (kg)



Zat aktif



Formula (mg) 100



100 mg x 10.000.000 =



PEG 4000



Polimer



50 mg



1000 kg 50 mg x 10.000.000 = 500



Polyplasdone XL



pembawa Disintegran



30 mg



kg 30 mg x 10.000.000 = 300



5 mg



kg 5 mg x 10.000.000 = 50



5 mg



kg 5 mg x 10.000.000 = 50



310 mg



kg 310 mg x 10.000.000 =



Aerosil Mg. Stearat



Glidan Lubrikan



Avicel PH 102



Filler-



Total Berat



Binder -



tablet



3100 kg 500



mg



F. Karakteristik dan Alasan Penggunaan Bahan 1. Allopurinol (Farmakope Indonesia Edisi VI) Pemerian Serbuk halus putih hingga hampir putih; berbau lemah. Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam larutan kalium hidroksida dan dalam natrium hidroksida; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. BM 136,11 Alasan pemilihan bahan Pemilihan allupurinol sebagai zat aktif dikarenakan allupurinol dapat digunakan sebagai penurun kadar asam urat dalam darah akibat penyakit asam urat (gout), yang bekerja dengan menghambat zat xanthine oxidase. 2.



PEG 4000 (FI VI,2020) Pemerian serbuk licin putih atau putih kuning seperti gading; praktis tidak berbau; tidak berasa. Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam kloroform P; praktis tidak larut dalam eter P Fungsi Polimer pembawa Alasan pemilihan bahan PEG 4000 dipilih karena merupakan polimer pembawa yang dapat meningkatkan kecepatan pelarutan tablet. Proses peningkatan kecepatan pelarutan yang terjadi kemungkinan karena PEG 4000 menghalangi terjadinya agregasi dan aglomerasi partikel-partikel piroksikam. Sifat dari PEG yang mudah larut dalam air menyebabkan terlepasnya piroksikam dalam partikel yang halus. Dengan kondisi partikel piroksikam tersebut, akibatnya luas permukaan efektif bertambah dan dapat meningkatkan kecepatan pelarutan piroksikam. Adanya pemanasan campuran piroksikam dengan PEG 4000 dan PEG 6000 sangat memungkinkan terbentuknya larutan padat serta terjadinya bentuk kristal meta stabil, yang juga dapat meningkatkan kecepatan pelarutan tablet piroksikam.



3. Polyplasdone XL (Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th edition) Pemerian berwarna putih hingga putih krem, terbagi halus, bebas mengalir, praktis tidak berasa, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopis bubuk. PH 5-8 Kelarutan praktis tidak larut air dan kebanyakan pelarut organik umum. Fungsi Desintegran



Alasan pemilihan bahan Polyplasdone merupakan desintegran atau penghancur tablet yang tidak larut air, digunakan pada konsentrasi 2-5% untuk tablet kempa langsung. 4. Aerosil (Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th edition) Pemerian Berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, bubuk amorf. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan asam, kecuali asam hidrofluorat; Larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloidal dalam air. Fungsi Binder/pengikat Alasan pemilihan bahan Aerosil berfungsi sebagai Glidan, bahan ini ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. 5. Mg Stearat (Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th edition) Pemerian serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah khas, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95% dan dalam eter, sedikit larut dalam benzene panas dan etanol panas 95% Alasan Pemilihan Bahan Magnesium Stearat dipilih karena merupakan lubrikan yang baik sehingga dapat mengurangi fraksi antara permukaan dinding / tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Kelebihan magnesium stearat adalah tidak higroskopis, akan tetapi sifat hidrofobik dari magnesium stearat akan menghalangi proses pecahnya tablet sehingga obat akan sulit terdispersi dalam medium air. Kombinasi talk dan magnesium stearat memberikan hasil yang baik pada saat pentabletan. Kedua bahan tersebut juga dapat berperan sebagai antiadherent, yaitu bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. 6. Avicel PH 102 (Handbook of Pharmaceutical Exipient 6th edition) Pemerian Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel berpori; higroskopis Kelarutan Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organic Fungsi Filler-Binder Alasan pemilihan bahan Avicel ph 102 dalam formula ini berfungsi sebafai filler (pengisi) yang berfungsi untuk meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa



campuran sehingga dapat dikompresi/dicetak. Bahan pengisi juga berfungsi untuk menetapkan berat sediaan yang akan diproduksi, dan memperbaiki laju alir massa sehingga mudah dikempa. sedangkan binder (pengikat) merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi sediaan tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat setelah pencetakan.  IPC (In Process Control) 1. Prosedur pembuatan Tablet Allopurinol



1H-Pirazolo[3,4-d]pirimidin-4-ol [315-30-0] ; C5H4N4O ; BM 136,11 Alopurinol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C5H4N4O, dihitung terhadap zat kering. Pembuatan tablet Allopurinol menggunakan metode kempa langsung. Allopurinol sangat sukar larut dalam air, oleh karena itu dalam pembuatannya diperlukan peningkatan kelarutan dengan cara mendispersikan zat aktif ke pembawa yang sesuai melalui. Berikut ini skema produksi tablet Allopurinol.



IPC : Identifikasi dan Penetapan Kadar



Bahan Baku



Penimbangan



Penyiapan Dispersi Padat



Pengayakan



Pencampuran 1 IPC : Homogenitas Pencampuran 2



IPC : Keseragaman Kandungan, Keseragaman Ukuran, Kekerasan, Kerapuhan



Pencetakan Tablet



IPC : Sudut diam, Laju alir, Kompresibilitas.



Pengemasan primer



IPC : Penampilan, Kebocoran, Penandaan,



Pengemasan sekunder dan tersier



Produk jadi



IPC : Penampilan, Penandaan, Kelengkapan



Tahapan produksi : Penimbangan : Penimbangan bahan aktif yaitu Allopurinol dan bahan tambahan yaitu PEG4000, Polyplasdone XL, Aerosil, Mg. Stearat, dan Avicel PH 102. Penyiapan Dispersi padat : Metode pelarutan



Serbuk Allopurinol dan Polimer (PEG 4000) dilarutkan dalam pelarut methanol. Campuran diuapkan sampai pelarut hilang dan terbentuk massa kering/dispersi padat. Pengayakan : Campuran serbuk diayak dengan menggunakan ayakan 20 mesh. Pencampuran 1 : Bahan tambahan seperti Polyplasdone XL dan Avicel PH 102 ditambahkan dan dicampur dengan mixer selam 15 menit. Pencampuran 2 : Bahan tambahan seperti Aerosil, Mg. Stearat ditambahkan dan dicampur dengan mixer selama 3 menit. Pencetakan tablet : Tablet dicetak menggunakan mesin kempa langsung. Kekerasan tablet dipertahankan pada 4,0-5,0 kg/cm2 . Pengemasan : Tablet dikemas ke dalam kemasan primer yaitu strip dan kemasan sekunder yaitu box karton 2. Alat Produksi tablet Allopurinol Pada produksi tablet dengan metode kempa langsung di suatu industri diperlukan beberapa alat-alat skala industri seperti : a. Penimbangan bahan menggunakan timbangan analitik. Nama Mesin : Timbangan digital want Produsen : Want Balance Instrument Co.Ltd China Harga : Rp. 2.030.000 Model : Timbangan digital duduk Kapasitas : 500 kg Akurasi : 1 / 10 g Power supply : 0,3 kW b. Pencampuran bahan menggunakan alat Super Mixer V - type effective mixer



Nama Mesin : V-Mixer Machine Produsen : Jiangying Baoli Mchinery Manufacturing Co., Ltd. China Harga : Rp 229.589.760 Power supply : 4 kW Kecepatan rotasi : 50-3000 r/min Kapasitas : 40-10000 L



c. Alat untuk mengayak menggunakan ayakan Produsen : Guan yu Equipment Taiwan Harga : Rp 91.000.000 Power : 1,5 kW Kapasitas : 230kg/h Berat : 235 kg d. Alat Kempa Langsung Nama Mesin : RZW-29 Rotary Tablet Press Produsen : Minipress.RU, Rusia Jumlah Press : 29 Diameter maksimum tablet : 25mm Tinggi maksimum tablet : 6mm Kecepatan rotor : 14-36 rpm Produktivitas : 125.000 tablet perjam Power suply : 4 KW, 1440 putaran/menit, 380V Harga : Rp. 406.000.000 e. Alat Pengemas Primer Strip



Produsen : Zhejiang Lianyuan Machinary Co., Ltd. Harga : Rp 228.623.310,00 Kapasitas : 800 pcs/menit Power supply : 0,75 Kw



II. In Process Control Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat yang dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh sangat esensial untuk menjamin konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa, memulihkan kesehatan atau memelihara kesehatan. CPOB merupakan bagian dari pemastian mutu yang memastikan obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar serta spesifikasi produk. CPOB mencakup produksi dan pengawasan mutu (Badan POM, 2006). Menurut Badan POM tentang CPOB (2006), aspek yang saling berkaitan untuk membangun manajemen mutu terdiri dari pemastian mutu, CPOB, pengawasan mutu, dan pengkajian mutu produk. Pemastian mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan tujuan pemakaiannya. Oleh karena itu pengawasan selama proses (in-process control) produksi sangat perlu dilakukan untuk menjaga kualitas dari sediaan farmasi yang dibuat. Pengawasan selama proses produksi (in process control) merupakan hal yang yang penting dalam pemastian mutu produk. Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang harus dilakukan selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi karakteristik produk selama proses berjalan. Tujuan IPC untuk memastikan hasil sesuai dengan yang diinginkan, mengetahui sedini mungkin bila terjadi masalah sehingga lebih mudah diawasi dan lebih efisien dan efektif, pengendalian mutu produk antara, ruahan dan produk jadi, pemeriksaan barang kembalian dari distributor, pemeriksaan ulang pada retained sample, dan memonitor stabilitas. a. IPC dalam pemeriksaan bahan baku 1. Pemerikaan bahan baku pembuatan tablet dengan spektrofotometri IR Pemeriksaan



masing-masing bahan



baku pembuatan



tablet



dilakukan



dengan



mencampurkan masing-masing bahan baku dengan KBr. Perbandingan yang digunakan sebesar



3 mg masing-masing bahan baku dengan 300 mg KBr. Kemudian meletakkan hasil campuran ke dalam alat pompa hidrolik. Tekan dengan tekanan 3ton sehingga terbentuk pellet. Melakukan analisis pellet menggunakan alat spektroskopi FTIR. Hasil spektra bahan baku dibandingkan dengan spektra murni/standar untuk mengkonfirmasi apakah bahan baku yang digunakan sesuai. 2. Penetapan Kadar Allopurinol dengan KCKT Fase gerak disiapkan dengan melarutkan lebih kurang 1,25 g kalium fosfat monobasa P dalam 1000 mL air, saring dan awaudarakan. Timbang saksama sejumlah Alopurinol BPFI sebagai baku, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dengan sejumlah kecil natrium hidroksida 0,1 N dan encerkan segera dengan fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL. Encerkan larutan secara kuantitatif dengan fase gerak hingga kadar alopurinol lebih kurang 0,08 mg per mL. Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat (bahan baku), masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dalam 5,0 mL natrium hidroksida 0,1 N, encerkan segera dengan Fase gerak sampai tanda dan kocok. Encerkan larutan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar zat lebih kurang 0,08 mg per mL. Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1.Laju alir lebih kurang 1,8 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih besar dari 2,0 %. Prosedur: Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 μL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase alopurinol, C5H4N4O, dalam zat dengan rumus:



rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; CS dan CU berturut-turut adalah kadar alopurinol dalam mg per mL Larutan baku dan Larutan uji. C. IPC dalam proses produksi Tablet 1. Penimbangan Bahan Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penimbangan bahan:







Penimbangan dilakukan oleh 2 orang dari personalia produksi, dimana satu orang menimbang bahan dan satu orang lainya mengawasi/mengecek kebenaran penimbangan.







IPC melakukan pemeriksaaan kebersihan ruang penimbangan (lantai, dinding, dan langitlangit) timbangan, peralatan penimbangan, wadah untuk menimbang, dan wadah bahan baku yang akan ditimbang. Bagian IPC akan memastikan bahwa ruang penimbangan bebas dari material pengotor, terutama debu dan material lain.







IPC melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa timbangan yang sudah dipasang dengan benar dan sudah dikalibrasi juga







IPC memeriksa kelengkapan pakaian operator penimbangan







IPC melakukan pemeriksaan terhadap kondisi fisik bahan yang akan di timbang (kebersihan dan keutuhan) dan memastikan label pada bahan baku yang akan ditimbang (nama bahan baku, nomor analisa, tanggal kedaluwarsa, status “diluluskan” dari bagian QC)







IPC melakukan pemeriksaan terhadap kondisi fisik raw material (kebersihan dan keutuhan) dan memastikan label yang terpasang pada bahan baku yang akan ditimbang yang memuat nama bahan baku, nomor analisa, tanggal kedaluwarsa, status “diluluskan” dari bagian QC, dan jadwal re-test bahan awal yang bersangkutan







Setelah ditimbang dilakukan IPC penempelan label pada produk yang telah ditimbang. Label berisikan nama, tanggal, jumlah, tanggal ED dan paraf personalia yang menimbang.







Setelah penimbangan selesai, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kebersihan wadah dan tutup bahan awal yang telah ditimbang dan pengecekan berat penimbangan masingmasing bahan awal.



2. Pencampuran Pemcanpuran bahan berdasarkan CPOB 2018 dimana titik kritis dalam pencampuran yaitu : 



Waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam pencampuran bahan (kecuali lubrikan dan glidan) adalah 15 menit, waktu yang dibutuhkan dalam pencampuran lubrikan dan glidan adalah 2-5 menit.







Suhu : Suhu pada pencampuran dikontrol secara berkala agar tidak terjadi kerusakan pada allopurinol, suhu yang dikehendaki adalah suhu kamar (20 – 25°C)







Kecepatan pencampuran : Dilakukan pencampuran dengan mesin yang telah di kalibrasi dengan kecepatan 3000 rpm



IPC setelah dilakukan proses pencampuran yaitu : 1. Homogenitas Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam campuran. Parameter homogenitas sangat penting dalam sebuah pencampuran atau pengadukan. Hal ini dilakukan dengan cara dilakukan sampling pada 9 titik yaitu 3 titik dibagian atas, 3 titik di bagian tengah dan 3 titik di bagian paling bawah campuran. Pada masing masing titik tersebut dengan posisi (pojok kanan, pojok kiri dan bagian tengah) dilakukan 3 kali replikasi. Setelah pengambilan sampel kemudian dilakukan penentuan kadar dengan alat HPLC dan hasil tidak lebih dari 3% penyimpangannya (Fitrul et al 2018). 2. Sudut Diam Sudut diam diukur setelah pengujian waktu alir dengan mengukur tinggi (h) tumpukan granul dan jari-jari (r) dari alas tumpukan, kemudian dihitung sudut diamnya. Sudut diam dipengaruhi juga oleh ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas partikel semakin tinggi dan akan mengurangi kecepatan alir sehingga sudut diam yang terbentuk lebih besar. Sudut diam yang baik tidak lebih dari 30 o. Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen Granule flow tester.



Granule flow tester. 3. Laju Alir Laju alir adalah kecepatan yang diperlukan serbuk atau granul untuk mengalir melalui corong. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengalirkan granul melalui corong



yang dilakukan 3 kali pengulangan. Kecepatan aliran dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, densitas dan gaya gesek partikel serta kondisi percobaan. Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen Granule flow tester. Tabel syarat waktu alir granul ialah : Nilai (detik) Gambaran alir >10 Mengalir bebas 4 – 10 Mudah mengalir 1,6 – 4 Kohesif