PPK Farmasi DM Tike II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN



RUMAH SAKIT DAERAH Jln. Sultan Mansyur Tlp. (0921) 61223 Fax 61107 Tidore



PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK) FARMASI TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II



1



Pengertian (Definisi)



Diabetes Mellitus adalah merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. (American Diabetes Association (ADA) tahun 2010) Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah kondisi medis yang ditandai dengan ketidakcukupan atau gangguan fungsi insulin. Insulin adalah suatu hormon yang mengatur ambilan glukosa, sumber energi yang penting untuk tubuh.



2



Masalah Kefarmasian



1.INTERAKSI OBAT  Obat Hiperglikemi Oral Berdasarkan sistem kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan : 1. Pemicu sekresi insulin (Insulin secretagogue) : sulfonilurea dan glinid 2. Peningkat sensitivitas terhadap insulin _ metformin dan tiazolidindion 3. Penghambat glukoneogenesis (metformin) 4. Penghambat absorpsi glukosa : penghambat glukodidase alfa 5. Dipeptidyl Peptidase IV (DPPIV inhibitor)  Suntikan : a. Insulin b. Agonis GLP1/incretin mimetic a. Sulfonilurea vs akarbose → meningkatkan efek hipoglikemi MK : sulfonilurea merangsang sel beta untuk melepaskan insulin yang selanjutnya akan merubah glikosa menjadi glikogen dengan adanya akarbose akan memperlambat absorbsi dan penguraian disakarida menjadi monosakarida → insulin » daripada glukosa → hipoglikema meningkat b. Sulfonilurea vs antasida → absorbsi sulfonilurea meningkat MK : interkasi terjadi pada proses absorbsi, yaitu antasida akan meningkatkan pH lambung. Peningkatan pH ini akan meningkatkan kelarutan dari sulfoniurea sehingga absorbsinya dalam tubuh juga akan meningkat c. Insulin vs CPZ → glukosa darah meningkat MK: CPZ akan menginaktivasi insulin dengan cara mereduksi ikatan disulfida sehingga insulin tidak dapat bekerja d. Sulfonilurea vs simetidin → hipoglikemi MK : simetidin menghambat metabolisme



sulfonilurea di hati sehingga efek dari sulfonilurea meningkat e. Sulfonilurea vs Allopurinol → Hipoglikemi » MK : Allopurinol meningkatkan t1/2 klorpropamid. Hipoglikemia dan koma dapat dialami oleh pasien yang mengkonsumsi gliclazide dengan allopurinol f.



Antidiabetik vs Sulfonamida → peningkatan efek hihoglikemia MK : sulfonamid dapat menggantikan posisi dari sulfonilurea dalam hal peningkatan pada protein dan plasma sehingga sulfonilurea dalam darah meningkat



g. Gimfibrozil vs Glimepirid → hipoglikemi » MK : Gimfibrozil mengjambat metabolisme glimepirida pada stikrom P450 dengan isoenzim CYP2C9 yang merupakan perantara metabolisme dari glimepirida dan sulfonilurea lainnya seperti glipizida, glibenklamida dan gliklazida sehingga efek hipoglikemi meningkat h. Sulfonilurea vs kloramfenikol → hipoglikemi akut MK : kloramfenikol dapat menginhibisi enzim dihati yang memetabolisme totbutamiddan klorpropamid. Hal ini menyebabkan terjadinya akumulasi di dalam tubuh, waktu paruh akan semakin panjang, i.



Sulfonilurea vs Probenesid → hipoglikemi MK : probenesid dapat mengurangi ekskresi renal dari sulfonilurea sehingga waktu paruhnya semakin panjang



j.



Sulfonilurea vs klofibrate → efek sulfonilurea meningkat dengan adanya klofibrate MK : berdasarkan pemindahan sulfonilurea dari ikatan protein plasma, perubahan ekskresi ginjal dan penurunan resistensi insulin



k. ADO vs Diuretik Tiazid → meningkatkan kadar gula darah MK : berdasarkan penghambatan pelepasan insulin oleh pankreas l.



ADO vs Ca Channel bloker → hiperglikemia MK : menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukogen, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, kadar glukosa dalam darah meningkat mengikuti pengeluaran katekolamin sesudah terjadi vasodilatasi dan perubahan metabolisme pada glukosa



m. Insulin vs kontrasepsi oral, kortikosteroid, diltiazem, dobutamin, epinefrin, hormon tiroid diuretik tiazid → menerunkan efek hipoglikemia dari insulin n. Insulin vs alkohol, anabolik steroid, beta bloker, klofibrate, salisilat, sulfinpirazon, tetrasiklin







meningkatkan efek hipoglikemia dari insuli



3



Gejala Klinis







Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia,







4



Observasi Klinis



        



5



Observasi Laboratorium



6



Evaluasi



1.



2.



3.



4.



7



Informasi dan Edukasi



5. 6. 7. 8. 9. 1.



2. 3.



4.



polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang Pengukuran tekanan darah termasuk pengukuran tekanan darah dalam keadaan berdiri Pemeriksaan funduskopi Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid Pemeriksaan jantung Evaluasi nadi, baik secara palpasi maupun dengan stetoskop Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari Pemeriksaan kulit (bekas tempat penyuntikan insulin) dan pemeriksaan neuroligis Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipe lain Tekanan darah (target < 130/80 mm Hg) LDL kolesterol (target < 100 mg/dl) Penggunaan aspirin untuk pasien DM dengan hipertensi dan resiko jantung Pemeriksaan mata, kaki, gigi (1x/tahun) Vaksinasi influenza dan pneumokokal Glikosuria Ketonuria Proteinuria Mikroalbuminuria Gejalah klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L) Glukosa plasma sewaktu merupakn hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L) Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambhan sedikitnya 8 jam Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilaritkan ke dalam air Proil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDl, LDL dan trigliserida Kreatinin serum Albuminuria Keton, sedimen dan protein dalam urin Elektrokardiogram Foto sinar x dada Meminum obat anda sesuai dengan yang diresepkan adalah sangat penting supaya diabetes anda terkontrol. Untuk mendapatkan hasil optimal, jadwal meminum obat harus dipatuhi Bila anda memikirkan untuk berhenti meminum salah satu obat, atau khawatir mengenai efek sampingnya, bicarakan dulu dengan dokter. Bila anda khawatir dengan biaya obat anda, mungkin ada alternatif yang lebih murah yang sama keefektifannya. Beritahu dokter,jangan malu.



8



Nasehat pulang / Instruksi kontrol



9



Prognosis



10



PIO



11 12



Penelaah Kritis Indikator



13



Kepustakaan



5. Bila regimen obat anda terlalu susah, menjadi beban, atau membingungkan; tanyakan ke dokter atau Apoteker apakah ada alternatif lain yang lebih sederhana 6. Jumlah obat yang anda minum bukanlah pertanda betapa sehat atau tidak sehatnya anda. Lebih baik anda diskusi dengan dokter atau Apoteker tentang target pengobatan seharusnya ( misalnya target kadar gula, tekanan darah, kadar kolesetrol dsb) 7. Bila anda merasa depresi atau tertekan dengan ruwetnya penanganan diabetes anda, bicarakan dengan dokter atau apoteker.  Definisi diabetes, proses penyakit, dan pilihan pengobatan  Terapi nutrisi  Aktivitas fisik  Penggunaan obat  Memonitor kadar gula sendiri  Mencegah, mendeteksi, dan mengobati komplikasi-komplikasi akut dan kronis  Target untuk mencapai hidup sehat  Menyesuaikan sendiri perawatan dalam kehidupan sehari-hari (problem solving)  Penyesuaian psikososial dalam kehidupan sehari-hari Prognosis pada penderita diabetes mellitus tipe 2 bervariasi. Hal ini tergantung pada penanganan yang cepat dan pengobatan yang tepat. Prognosis diabetes mellitus usia lanjut tergantung pada beberapa hal dan tidak selamanya buruk, pasien usia lanjut dengan Diabetes Mellitus tipe II yang terawat dengan baik prognosisnya baik pada pasien Diabetes Mellitus usia lanjut yang jatuh dalam keadaan koma hipoglikemik atau hiperosmolas, prognosisnya kurang baik. Hipoglikemik pada pasien usia lanjut biasa verlangsung lama dan serius dengan akibat kerusakan otak yang permanen. Karena hiporesmolas adalah komplikasi yang sering ditemukan pada usia lanjut dan tingkat kematiannya tinggi. 1. Apakah pasien mengerti cara meminum obatnya? 2. Apakah regimen obat terlalu kompleks? 3. Apakah pasien mengerti keuntungan utama dari obatnya? 4. Apakah pasien mengerti kalau obat dapat membantu walaupun pasien tidak merasakan keuntungannya? 5. Apakah biaya menjadi masalah? 6. Apakah pasien depresi? Gejala efek samping dari pemakaian obat antidiabetes yang sering tidak terdeteksi adalah mual muntah dan bila dibiarkan dpaat berlanjut kepad sakit perut dan maag. Efek samping lain yang diderita pemakai obatobatan diabetes adalah penurunan berat badan atau kenaikan berat badan ini biasanya berhubungan dengan ketidakseimbanagn dalam pengaturan dietdan dosis obat. Dalam hal ini pasien harus rajin kontrol ke dokter untuk mendapatkan sosis dan pengaturan diet yang tepat sesuai konsdsi tubuh