24 0 96 KB
KEJANG DEMAM
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
003/RSZ/SPO-47/V/2015 Tanggal Terbit
0
1/2
Ditetapkan Oleh Direktur RS Zahirah
TATA LAKSANA KASUS BAGIAN ANAK PENGERTIAN
November 2015
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS NIK : 90010 Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38 C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit atau metabolic lain. Kejang disertai demam pada bayi
ANAMNESIS
berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. 1. Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang 2. Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang, penyebab demam diluar infeksi susunan saraf pusat (gejala infeksi saluran napas akut/ ISPA, infeksi saluran kemih/ISK, otitis media akut/OMA, dll) 3. Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsy dalam keluarga 4. Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/muntah yang
mengakibatkan
gangguan
elektrolit,
sesak
yang
mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat PEMERIKSAAN FISIK
menyebabkan hipoglikemia) 1. Kesadaran: apakah terdapat penurunan kesadaran, suhu tubuh: apakah demam 2. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, Brudzinski I dan II, Kernique, Laseque 3. Pemeriksaan nervus cranial 4. Tanda peningkatan tekanan intracranial : ubun-ubun besar (UUB) membonjol, papil edema 5. Tanda infeksi diluar RRP: ISPA, OMA,ISK, dll 6. Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis.
KEJANG DEMAM No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
003/RSZ/SPO-47/V/2015
0
2/2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab demam atau kejang. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, urinalisis dan biakan darah, urin atau feses. 2. Pemeriksaan
cairan
cerebrospinal
dilakukan
untuk
menegakkan/menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi
kecil
seringkali
menyingkirkan
diagnosis
sulit
untuk
meningitis
menegakkan karena
atau
manifestasi
klinisnya tidak jelas. Jika yakin bukan meningitis secara klinis tidak
perlu dilakukan pungsi lumbal. Pupungsi lumbal
dianjurkan pada : a. Bayi usia kurang dari 12 bulan: sangat dianjurkan b. Bayi usia 12-18 bulan dianjurkan c. Bayi usia > 18 bulan tidak rutin dilakukan 3. Pemeriksaan
elektroensefalografi
(EEG)
tidak
direkomendasikan. EEG masih dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak khas, misalnya: kejang demam kompleks pada anak berusia lebih dari 6 tahun atau kejang demam kompleks pada anak berusia lebih dari 6 tahun atau kejang demam fokal. 4. Pencitraan (CT Scan atau MRI Kepala) dilakukan hanya jika ada indikasi, misalnya: a. Kelainan neurologi fokal yang menetap (hemiparesis) atau kemungkinan adanya lesi struktural di otak (mikrosefali,
KEJANG DEMAM No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
003/RSZ/SPO-47/V/2015
0
2/2
spastisitas) b. Terdapat tanda peningkatan tekanan intrakranial (kesadaran menurun, muntah berulang, UUB membonjol, paresis nervus VI, edema papil) TATA LAKSANA
Medikamentosa: Pengobatan medikamentosa saat kejang dapat dilihat pada algoritme tatalaksana kejang. Saat ini lebih diutamakan pengobatan profilaksis intermiten pada saat demam berupa: a. Antipiretik Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kaliu, 3-4 kali sehari b. Anti kejang Diazepam oral dengan dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam atau diazepam rectal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat suhu tubuh > 38,50 C. Terdapat efek samping berupa ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25-39% kasus. c. Pengobatan jangka panjang/rumatan Pengobatan jangka panjang hanya diberikan jika kejang demam menunjukkan cirri sebagai berikut (salah satu): -
Kejang lama > 15 menit
-
Kelainan neurologi yang nyata sebelum/sesudah kejang: hemiparesis, paresis Todd, palsi serebral, retardasi mental, hidrosefalus
-
Kejang fokal
Pengobatan jangka panjang dipertimbangkan jika : -
Kejang berulang 2 kali/lebih dalam 24 jam
KEJANG DEMAM No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
003/RSZ/SPO-47/V/2015
0
2/2
-
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
-
Kejang demam > 4 kali per tahun
Obat untuk pengobatan jangka panjang: fenobarbital (dosis 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis) atau asam valproat (dosis 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis) Pemberian obat ini efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang (Level I). Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan. Indikasi rawat: a. Kejang demam kompleks b. Hiperpireksia c. Usia dibawah 6 bulan d. Kejang demam pertama kali e. Terdapat kelainan neurologis Kemungkinan berulangnya kejang dmam: Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Factor resiko berulangnya kejang demam adalah : a. Riwayat kejang demam dalam keluarga b. Usia kurang dari 12 bulan c. Temperatur yang rendah saat kejang d. Cepatnya kejang setelah demam Jika seluruh factor diatas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama. Faktor resiko terjadinya epilepsy
KEJANG DEMAM No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
003/RSZ/SPO-47/V/2015
0
2/2
a. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama b. Kejang demam kompleks c. Riwayat epilepsy pada orang tua atau saudara sekandung Masing masing factor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy sampai 4% - 6%, kombinasi dari factor resiko meningkatkan kemngkinan kejadian epilepsy menjadi 10% - 49%. Kemungkinan menjadi epilepsy tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumat pada kejang demam.
PENELAAH KRITIS
-
dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp. A (K)
-
dr. Rini Sunarwati, Sp. A
-
dr. Efrianti, Sp. A
-
dr. Carolina F.K, Sp. A Ikatan Dokter Anak Indonesia, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi 1, 2004
KEPUSTAKAAN -
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Pedoman Pelayanan Medis, Cetakan 1, 2010