Prak Gizi Geh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kasus 1 Ny. Y umur 53 tahun, berat badan 75 kg, tinggi badan 150 cm, sering mual disertai muntah bila nyeri tiba-tiba pada perut kanan atas secara terus menerus terutama setelah mengkonsumsi gorenggorengan; sakit perut pada bagian tengah tepatnya bawah tulang dada; nyeri di bahu kanan; kadang demam; BAB berwarna pucat; BAK kesan lancer -Analisis Kasus Menentukan Indeks Massa Tubuh : IMT : 𝐵𝐵/𝑇𝐵2 = 75/150 = 75/22.500 = 33,33 𝑘𝑔⁄𝑚2 Subjek : Nama



: Ny. Y



Jenis kelamin



: Perempuan



Umur



: 53 tahun



Allonamnesa : sering mual disertai muntah bila nyeri tiba-tiba pada perut kanan atas secara terus menerus terutama setelah mengkonsumsi goreng- gorengan; sakit perut pada bagian tengah tepatnya bawah tulang dada; nyeri di bahu kanan; kadang demam; BAB berwarna pucat; BAK kesan lancer - Objek   - Antropometri : Panjang badan (PB)



: 150 cm



Berat badan ideal (BB/TB)



: 45 kg



- Pemeriksaan Fisik : Abdomen : terasa nyeri dibagian kanan atas, sakit dibagian perut tengah dibawah tulang dada Ekstremitas : nyeri pada bahu kanan -Pemeriksaan Penunjang BAB : berwarna Pucat BAK : lancar -Menu diet Pagi



Roti Putih : 248kkal, 8g protein, 1,2 g lemak Selingan jam 10.00



Apel : 40kkal, 4g protein Siang



: Nasi : 175kkal, 4g



Ayam : 302kkal, 18,2g protein, 25g



Bayam merah : 51kkal, 4,6 protein, 0,5 lemak Selingan jam 15.00 Jambu air : 40kkal, 4g protein Malam ; Susu : 110kkal, 7g protein, 7g lemak



Syarat diet empedu -



-



Energi sesuai kebutuhan Protein agak tinggi yaitu 1-1,25 g/kg BB Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akut mereda. Pada keadaan kronis diberikan 20-25% dari energi total. Bila ada steatorea dimana lemak fese >25 g/24 jam, lemak dapat diberikan dalam bentuk asam lemak rantai sedang yang mungkin dapa mengurangi lemak feses dan mencegah kehilangan vitamin dan mineral Bila perlu diberikan suplemen vitamin A, D, E, dan K Serat tinggi terutama bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empedu dalam saluran cerna Hindari bahan makanan yang ddapat menimbulkan rasa kembung



KASUS 2 Tn. R umur 45 tahun, berat badan 80 kg, tinggi badan 160 cm, bekerja sebagi pengusaha. Datang ke puskemas dengan keluhan sudah 6 hari tidak bisa BAB, perut terasa penuh, kembung, tidak merasa nyaman disekitar perut. Keadaan ini dirasakan sejak 3 bulan terakhir dan telah berobat kedokter. IMT : 𝐵𝐵/𝑇𝐵2



= 80/(160 𝑐𝑚) = 80/2,56𝑚 = 31,25 𝑘𝑔⁄𝑚2



Status Gizi tuan R berdasarkan IMT



= Obesitas 2



SUBJEK -Tuan R, 45 tahun -bekerja sebagi pengusaha. -Keluhan sudah 6 hari tidak bisa BAB, -Perut terasa penuh, dan kembung, -Tidak merasa nyaman disekitar perut. -Keadaan ini dirasakan sejak 3 bulan terakhir -Telah berobat kedokter.



OBJEK A. Berdasarkan Pengukuran Antropometri -Berat badan 80 kg -Tinggi badan 160 cm -BBI 54 kg ( kerja ringan) B. Berdasarkan Anamnesis -Keluhan sudah 6 hari tidak bisa BAB, -Perut terasa penuh, dan kembung, -Tidak merasa nyaman disekitar perut. -Keadaan ini dirasakan sejak 3 bulan terakhir -Telah berobat ke dokter. C. Berdasarkan Pemeriksaan Fisik -Perut terasa penuh, dan kembung, -Tidak merasa nyaman disekitar perut.



ASSESMENT Status Gizi Berdasarkan IMT Obesitas 2 ( 31,25 𝑘𝑔⁄𝑚2 ) Status Gastrointestinal : Sembelit /konstipasi, Perut terasa, penuh, Meteorismus, Tidak merasa nyaman disekitar perut. -Diet tinggi serat (DTS)



KASUS 3 Tn. N umur 46 tahun, berat badan 60 kg, tinggi badan 168 cm, bekerja sebagi seorang guru SD. Datang ke puskemas dengan keluhan sering mual dan merasa ingin muntah, mata kuning, BAB biasa, BAK seperti teh pekat. Pada pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan di bagian bawah kosta regio dekstra Menentukan IMT BB/ TB2 = 60 kg /(168 cm)2 = 60 kg / 1,68 m2



= 60 kg /2,82 m =21,35 kg/m2 Jadi, status gizi berdasarkan IMT yaitu 21,35 kg/m2 (normal) Menyusun menu pasien berdasarkan SOAP (subjek, objek, assessment, dan planning)



1.Subjek Laki-laki ( Tn. N), Umur 46 tahun Pasien dengan keluhan mual, muntah, mata kuning, BAB biasa, BAK seperti the pekat. 2. Objek - Antropometri : Berat Badan (BB) : 60 Kg Tinggi badan (TB) : 168 Cm BB Ideal = 90% (TB-100) = 90% (168-100) = 61,2 KG - Pemeriksaan fisik Cranium : mata kuning Abdomen : terdapat nyeri tekan di bagian bawah kosta regio dekstra. -



Syarat diet penyakit hati



Diet Hati I Diet hati I diberiakan bila pasien dalam keadaan akut. Melihat keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk cincang/lunak, pemberian protein dibatasi (30g/hari)dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna Diet hati II Diet hati IIdiberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati I kepada pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk lunak/biasaProtein diberikan 1g/kgBB Lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total dalam bentuk mudah dicerna Diet Hati III Diet hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup energi, protein, lemak, mineral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat



Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati I,II dan III adalah dari sumber lemak,yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol,sawi, lobak, ketimun,durian dan nangka. Sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati I,II,III adalah makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental



KASUS 4 Laki2 44th, BB = 70kg, TB = 160 cm LILA = 29,5 cm, lingkar perut 120, lingkar pinggul 130 dirawat dengan keluhan muntah hebat dan sakit pada uluhati, sesudah mengkonsumsi makanan yg mengandung lemak, hasil Laboratorium darah : Kolesterol



340



HDL



32



LDL



212



TG



250



as urat 9 bilirubin dlm bts normal leukosit 17000 Hb 12



Penderita MRS, dua hari yang lalu dan mendapatkan parenteral nutrition dextrose 10% (2 x 500 cc), NaCl (500 cc) Subjek -Laki-laki -44 tahun -Muntah hebat dan sakit pada uluhati -MRS (Malnutrisi Rumah Sakit) Objektif BB = 70kg TB = 160cm IMT= 27,34 kg/m (obes 1) LILA



= 29,5 cm (normal)



Lingkar perut



= 120 cm (lewat batas normal = 90 cm)



Lingar pinggul



= 130 cm (tinggi)



Kolestrol HDL LDL



= 340 (tinggi beresiko terjadinya PJK, normal < 240mg/dl) = 32 (resiko terjadi PJK, normal < 35 mg/dl dan untuk laki-laki 35-55mg/dl) = 212 (resiko terjadi PJK, normal < 130 mg/dl)



TG



= 250 (diwaspadai terjadinya PJK, normal < 200mg/dl)



Asam urat = 9 (tinggi, normal : 2 – 8,5 mg/dl) Bilirubin dalam batas normal Leukosit



= 1.700 (rendah, normal : 4.000-10.000)



HB



= 12 (rendah, normal : 14-18)



Assesmeng Tes Lab Darah = protein Urin rutin Keseimbangan darah (PCO2 dan PO2) Elektrolit : Na, K, Cl -



Jenis diet (diet lambung 1) Rekomendasi makanan Karbo : Bubur Protein : Daging empuk Lemak : Mentega Sayuran: Bayam Air gula Pisang Sirup



KASUS 5 Seorang mahasiswi umur 20 tahun TB 155 cm, BB 46 kg, datang ke poliklinik gizi, konsul dari penyakit dalam, dengan keluhan utama sering nyeri lambung yang disertai dengan mual, kadang berlanjut dengan muntah hingga berwarna kekuningan. Riwayat makan tidak teratur, nafsu makan tidak menentu. Sakit ini telah dialami sejak pertama kali duduk di bangku kuliah. -Subject Mahasiswi 20 tahun Keluhan utama sering sering nyeri lambung yang disertai dengan mual, kadang berlanjut dengan muntah hingga berwarna kekuningan. Riwayat makan tidak teratur, nafsu makan tidak menentu. Sakit ini telah dialami sejak pertama kali duduk di bangku kuliah. .- Objek Antropometri: TB; 155cm



BB; 46 kg Berat Badan Ideal = 90%. (TB-110) = 56 kg Anamnesis: keluhan utama sering sering nyeri lambung yang disertai dengan mual, kadang berlanjut dengan muntah hingga berwarna kekuningan. Riwayat makan tidak teratur, nafsu makan tidak menentu. Sakit ini telah dialami sejak pertama kali duduk di bangku kuliah. .- Assesment Status Gizi



: IMT; Normal



Diagnosa Medis : Penyakit saluran empedu Diagnosa Nutrisi : Diet Rendah remak, Tinggi Cairan, Tidak merangsang Status gastrointestinal: Tidak berfungsi dengan baik Status metabolik : Belum diketahui karena berdasarkan kasus tidak ditemukan pemeriksaan laboratorium -Planning BEE



= 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U) = 655 + (9,6 x 46) + (1,7 x 155) - (4,7 x 20) = 655 + (441,6) + (263,5) – (94) = 1266,1 = 1266



  Energi total



= BEE x F. Stress x F. Aktivitas = 1266 x 1,2 x 1,2 = 1823,04 = 1823



-Syarat diet penyakit kandung empedu - Energi sesuai kebutuhan. Bila kegemukan diberikan diet rendah energi hindari penurunan berat badan yang terlalu cepat -Protein agak tinggi yaitu 1-1,25 g/kg BB -pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedangkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20 sampai 25% dari kebutuhan energi total. Bila ada steatorea dimana lemak pada feses lebih dari 25 gram per 24 jam lemak dapat diberikan dalam bentuk asam lemak rantai



sedang (MCT), yang mungkin dapat mengurangi lemak feses dan mencegah kehilangan vitamin dan mineral - Bila perlu diberikan suplemen vitamin A,D, E dan K - Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empedu dalam saluran cerna - Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman Makanan yang diberikan berupa buah – buahan dan minuman manis. Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali vitamin A dan C. Sebaiknya diberikan selama 1-2 hari saja.