Praktikum II [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Salfa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN DASAR-DASAR ILMU TANAH (praktikum Ke II: PEMBORAN DAN PENGAMATAN PROFIL TANAH



Oleh : NAMA



:



SANDRIANI



NIM



:



DIF119015



KELOMPOK :



A1



JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan tersebut disebut dengan horizon tanah. Terdapatnya



horizon-horizon



pada



tanah-tanah



yang



memiliki



perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil Tanah. Berdasarkan penjelasan ang ada pada paragraf di atas maka dilakukan pengamatan profil tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alasan utama mengapa tanah perlu dipelajari adalah karena di alam tanah berbeda dari suatu tempat ke tempat yang lain dan perbedaan ini mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman yang di usahakan di atasnya. Tanah di temukan di mana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti penting bagi kehidupan



manusia.Seluruh



umat



manusia



secara



langsung



atau



tidak



langsungbergantung pada keberadaan tanah. Dengan berfariasinya tanah tersebut, maka tingkat kesuburan pada berbagai jenis tanah berbeda-beda pulau (Tufaila, 2014 ). Penelitian tentang tanah pada umumnya di mulai dengan pengamatan bor, minipit atau profil tanah daerah sekelilingnya.Profil tanah adalah irisan penampang tegak sepanjangntubuh tanah yang menunjukan sususnan horizon sampai ke bahan induk.Pengamatan tanah di lapangan bertujuan untuk memperoleh



data



sifat-sifat



morfologi



tanah



dan



penyebarannya.Dalam



pengambilan, refleksi dari satu titik pengamatan kredibilitasnya dianggap mewakili wilayah yang luasnya mencapai puluhan, ratusan, ribuan hektar tergantung dari tingkat atau skala pemetaan survai tanah, yang mewakili oleh beberapa kilogram tanah ( Tim dosen pengampu DDIT, 2018 ). Berdasarkan jenis data sifat-sifat morfologi yang ingin diketahui, pengamatan tanah dapat dilakukan melalui: (a) pemboran (b) minipit dan (c) penampang tanah (a) pengamatan pemboran Pengamatan melalui pemboran diperlukan apabila ingin memperoleh data sifat-sifat morfologi tanah secara terbatas, pengecekan batas satuan peta, dan penyebaran tanahnya. Dalam pengamatan pemboran terdapat sifat-sifat morfologi yang tidak dapat dideskripsi, misalnya struktur tanah, pori-pori, dan batas Horizon, sebab tanah yang terambil oleh bor kondisinya sudah terganggu/tertekan



(bukan merupakan penampang utuh). Sifat tanah yang dapat diamati: tekstur, warna, konsistensi, adanya konkresi, kerikil, dan karatan. kondisi tanah dalam rangka penentuan lokasi profil yang akan dibuat, pengamatan pada tanah yang tidak memungkinkan dilakukan pada profil, misalnya pada tanah rawa tergenang, tanah dengan muka air tanah dangkal, tanah bertekstur pasir lepas, tanah gambut dalam kondisi tergenang dan banyak berserat, atau untuk menetapkan selang sifat tanah tertentu. Pemboran dilakukan juga pada penampang minipit untuk mengetahui lapisan-lapisan tanah di bawahnya (>1,25 m). Bor untuk tanah mineral yang lazim digunakan adalah tipe Belgia dengan panjang 1,25 m. Mata bor dapat mengambil contoh tanah setebal 10-20 cm, tergantung kekerasan tanahnya. Oleh sebab itu, interval kedalaman tanah untuk deskripsi sifat-sifat morfologi dengan pemboran dilakukan setiap 10 sampai 20 cm, misalnya 0-10, 10-20, 20-30, 30-50, 50-70 cm dan seterusnya, tergantung dari variasi perubahan sifat-sifat tanahnya. Hal ini dilakukan karena sulit memperoleh ketepatan batas yang akurat dalam pengamatan pemboran. Apabila dikehendaki kedalaman >1,25 m sesuai dengan control section yang disyaratkan, maka pada permukaan tanah dapat digali dulu minipit, dan selanjutnya pemboran dapat dilakukan lebih dalam lagi. (b) Pengamatan Minipit Minipit dibuat seperti penampang tanah (profil), namun ukurannya lebih kecil dan lebih dangkal. Tujuannya untuk mendapatkan data sifat-sifat morfologi. Horizon penciri (lapisan bawah) dan untuk mengetahui penyebaran variasi sifatsifat tanah pada suatu daerah yang dipetakan. Tidak ada ketentuan yang pasti, tetapi biasanya berukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m yang memungkinkan pengamatan tanah dapat dilakukan dengan baik. Untuk melengkapi deskripsi lapisan yang lebih dalam (>0,5 m), Pada pengamatan minipit, akan diperoleh data sifat-sifat morfologi tanah bagian atas namun kurang lengkap bila dibandingkan dengan data dari penampang/profil, karena lapisan bawah tidak bisa diamati. Untuk mengamati lapisan yang lebih dalam, dilakukan pemboran terutama untuk mencapai



kedalaman control section yang disyaratkan dalam penetapan klasifikasi tanahtanah tertentu. (c) pengamatan profil Pengamatan melalui profil tanah diperlukan untuk mendapatkan data sifatsifat morfologi tanah secara lengkap, karena sisi penampang dapat terlihat dengan jelas. Pada kondisi tertentu, pembuatan profil tidak bisa dilakukan, misalnya tanah tergenang air atau muka air tanah dangkal, tekstur tanah terlalu kasar (pasir), gambut dalam kondisi bukan gambut matang. Dalam kondisi demikian pengamatan tanah dapat dilakukan melalui pemboran, atau minipit pada bagian atas, yang kemudian dilanjutkan dengan pemboran.



BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Praktikum di laksanakan di kebun raya, pada hari minggu, 15 september 2019 pukul 06:00-selesai. 3.2. Alat dan bahan 3.2.1.Alat Alat yang di gunakan meliputi cangkul, skop, linggis/patiba,parang, bor tanah, pisau lapang, meteran, ring sampel, gunting, cutter, PH tester, kantong resek, kertas label, karet gelang, islasi besar/lakban dan alat tulis menulis. 3.2.2 Bahan Bahan yang di gunakan yaitu aquades, pH lakmus, HCI dan H2O2. 3.3. Tujuan dan Manfaat 1) Untuk mengetahui teknik mengoperasikan bor tanah. 2) Untuk mengetahui bagian-bagian lapisan penyusun tubuh tanah. 3) Untuk mengetahui tingkat perkembangan tanah. 3.4 Cara Kerja Beberapa syarat yang harus di penuhi dalam pembuatan profil tanah yaitu: 1. Sambil memperhatikan perbedaan warna, tekstur, konsistensi, dapat di tarik batas-batas lapisan sebagai tahap pertama ( jika warna dan tekstur sama maka perbedaan struktur, konsistensi dan kandungan bahan kasar dapat di gunakan untuk menentukan batas lapisan tahap ke dua). 2. Tiap lapisan/horizon diberi nomor/kode berturut-turut dari atas ke bawah kemudian dilakukan deskripsi dengan mengukur kedalaman masing-masing lapisan, menemukan warna, tekstur, struktur, pori, konsistensi, karatan, pH, serta kondisi perakaran. 3. Kemudian dilakukan pengamatan penampang secara keseluruhan untuk menentukan tingkat perkembangan tanah berdasarkan jumlah lapisan/horizon. Tentukan pulah kedalaman solum, top soil, sub soil, kedalaman evektif, dan kedalaman tanah.



Ciri-ciri tanah yang tidak alami adalah: 



Terdapat gumpalan-gumpalan arang, batubata, pecahan gelas, atau bekas pembakaran, dll.







Terdapat lapisan humus di dalam tanah yang sangat berbeda dengan lapisan humus di atasnya.







Terdapat lapisan bawah yang tidak mendatar seperti permukaan tanahnya.







Terdapat lapisan struktur dan berkonsistensi sangat berbeda dengan lapisan di bawahnya, tetapi warna dan teksturnya sama. Pemilihan tempat pembuatan penampang tanah di lakukan dengan cara:



a) Memperlihatkan wilayah sekitar untuk mengenal keadaan wilayah sambil melakukan pemboran untuk mengenal warna tanah,tekstur,dan perubahanperubahan yang terjadi,keadaan batuan di dalam dan permukaan tanah. b) Melakukan pemboran sedalam 120 cm di 4-8 tempak berjarak sekitar 100 m di lokasi /site yang akan dibuat penampang profil mengecek apakah tanah dusah homogen jika 4-8 pemboran tersebut menunjukan tanah yang sama,maka tempat pembuatan penampang profil sudah cukup representative. Dalam membuat profil juga harus memenuhi persyarakan berikut: a) Lubang penampang haruscukup besar,supaya orang dapat dengan mudah duduk/berdiri di dalamnya sehingga pengamatan dapat di laksanakan dengan sempurna b) Ukuran penampang (panjang × lebar×dalam) kira-kira 1,×5×1,×5×1×,5 m atau 2×1×1×,5 m(sampai mencapai batuan induk tanah). Untuk tanah berat/dangkal ukuran penampang dapat di perkecil. c) Penampang pengamatan dipilih lubang penampang yang dapat sinar matahari. Pada tempat miring,bidang pengamatan dapat dipilih di sis teratas. d) Tanah galian tidak boleh ditimbun diatas sisi penampang pengamatan. e) Sambil dilakukan pembuatan profil,dapat dicatat kondii eksternal profil berupa: ketinggian tempat, kelerengan, cuaca, bentuk wilayah, fisiografi,



bahan induk, formasi geologi, batuan permukaan, singkapan batuan, penggunaan lahan, vegetasi, ancaman banjir, gejala erosi, dan drainase. Cara penampang profil tanah adalah sebagai berikut : a) Sambil memperhatikan perbedaan warna, tekstur, konsistensi, dapat di tarik batas-batas lapisan sebagai tahap pertama ( jika warna dan tekstur sama maka perbedaan struktur, konsistensi dan kandungan bahan kasar dapat di gunakan untuk menentukan batas lapisan tahap kedua). b) Tiap lapisan/horizon di beri nomor/kode berturut-turut dari ke atas ke bawah kemudian di lakukan deskripsi dengan mengukur kedalam masingmasing lapisan, menemukan warna, tekstur, struktur, pori, konsistensi, karatan, pH, serta kondisi perakaran. c) Kemudian lakukan pengamatan penampang secara keseluruhan untuk menentukan



tingkat



perkembangan



tanah



berdasarkan



junlah



lapisan/horizon. Tentukan pula kedalama solum, top soil, sub soil, kedalaman efektif, dan kedalaman tanah.



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil dari pratikum ini dapat di dedikasikan dan di lihat pada table di bawah ini: Karakteristik internal profil No



Karaktestik tanah



Lapisan



1



No. lapisan



I



II



III



2



Simbol lapisan



A



B



C



3



Kedalaman lapisan



8/17,48



48/64-107



4



Warna matriks



5



Warna karatatan



6



Tekstur



SL



SICL



SICL



7



Kandungan Bahan kasar



8



Struktur ( bentuk)



Sb



ab



ab



9



Konsistensi (lembab)



10



Pori tanah



mikro



meso



meso



11



Kondisi perakaran



halus



halus



halus



12



Bahan organic



13



Kandungan kapur



14



pH lapang



5



6



6



15



Kedalaman top soil



17 cm



16



Kedalaman sub soil



64 cm



17



Kedalaman efektif



107 cm



0-8/17



18



Kedalaman tanah



19



Tingkat perkembangan



107 cm



tanah 20



Klasifikasi tanah



USDA : FAO : PPT :



4.2. Pembahasan Berdasrkan hasil dari pengamatan yang di lakukan pada percobaan profil tanah di lapangan, saya dapat membahas bahwa terlihat adanya lapisan yang terdiri dari lapisan I, lapisan II, lapisan III, pada pengamatan profil tanah, lapisan I memiliki kedalaman 0-18/17, lapisan ke II memiliki kedalaman 8/17-48/, lapisan ke III memiliki kedalaman 48/64-107,tekstur pada lapisan I SL,tekstur pada lapisan II yaitu SICL, tekstur pada lapisan ke III yaitu SICL, kemudian struktur bentuk pada lapisan I sb,lapisan II ab, lapisan ke III ab, kemudian pori tanah pada lapisan pertama yaitu mikro, lapisan ke II meso, lapisan ke III meso, kemudian kondisi perakaran pada lapisan I yaitu halus, lapisan II halus dan lapisan III halus, sedangkan pada pH lapangan memiliki hasil pada lapisan I 5, lapisan II 6, lapisan III 6, kedalaman top soilnya memiliki hasil 17 cm, kedalaman sub oilmemiliki hasil 64 cm, kedalaman efektif 107 cm. kedalaman tanah 107 cm, lapisan yang lain tidak di ketahui ini di sebabkan karena adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian di mana pada saat hujan, air tersebut akan mengalir turun ke lapisan bawah bersama mineral tanah dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan adanya perbedaan horizon. Perbedaan lapisan tanah di sebabkan oleh : topografi yang di maksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan topografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. Tekstur tanah ialah perbandingan tanah yang menunjukan kasar halusnya tanah, tekstur tanah sangat penting untuk di ketahui, karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika,sifat kimia, dan kimia tanah.



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Profil tanah disusun oleh lapisan-lapisan tanah atau lebih dikenal dengan horison-horison. Horison yang menyusun solum tanah adalah horison A ( A1, A2, A3 ) dan horison Bahan-bahan ( B1, B2, B3 ) serta ditambah dengan horison C dan horison Reaksi yang kedua horison ini tidak kami ketemukan dalam praktikum dan tanah terdiri dari hasil pelapukkan batuan yang bercampur dengan bahan organik. Proses perkembangan atau penyusunan tanah yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan sifat-sifat tanah pada suatu daerah. Sifat fisik tanah pada setiap lapisan / horison dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, porositas tanah, warna tanah, drainase tanah, serta keadaan perakaran dan lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Lapisan I mempunyai kedalaman 0-8/17 dan memiliki tekstur SL ,struktur bentuk Sb, memiliki pori tanah mikro, kondidi perakaran halus,memiliki pH lapang 5. 2) Lapisan ke II memiliki kedalaman 8/17-48, memiliki tekstur SICL,struktur bentuk ab,pori tanahnya meso, kondisi perakaranya halus, pH lapang 6. 3) Lapisan ke III mempunyai kedalaman 48/64-107, memiliki tekstur SICL, struktur atau bentuknya ab, pori tanahnya meso, kondisi perakaran ha;us, memiliki pH lpaang 6, 4) Kedaman top soil 17 cm, kedalaman sub oil 64 cm, kedalaman efektof 107 cm, dan kedalaman tanahnya memiliki hasil 107 cm. 5.2. Saran Untuk pengamatan profil selanjutnya, dalam proses penggalian sebaiknya menggunakan alat/mesin agar lapisan tanah bisa tampak dengan jelas, agar tidak memakan waktu yang lama dalam proses penggaliannya.



DAFTAR PUSTAKA



Ali, Haidir. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta



Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Gadja Mada University Press. Jakarta.



Hakim, dkk. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universtas Lampung. Lampung



Hardjowigeno, S. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadja Mada Univrsity Press. Jaakarta



Pairunan, F.K. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia Timur. Diakses pada 25 Mei 2015



Rahmawati, M. 2015. Dasar Ilmu Tanah. https://melinarahmalis.wordpress.com/teknologi-informasimultimedia/dasar-ilmu-tanah/laporan-praktikum -pengamatan-ilmutanah/pengamatan profil tanah. Diakses pada 25 mei 2015