Pranata Keagamaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRANATA KEAGAMAAN MAKALAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Hukum Islam dan Pranata Sosial



Oleh :



Dhea Indira Nurjannah Firda Nisa Syafithri Ihsan Fauzi Nugraha Ira Nurasafira M. Rois Aziz Mutaqin M. Fadil M.Taufiqurrohman



(1173010036) (1173010057) (1173010065) (1173010072) (1173010084) (1173010092) (1173010100)



PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSIYAH) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2018



KATA PENGANTAR



1



Segala puji hanya milik Allah SWT, yang menguasai kerajaan di langit dan di bumi. Berkat rahmat dan karunia-Nya pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “Pranata Keagamaan”. Shalawat dan salam selalu teriring kepada pemimpin umat, penuntun akhlak yakni Nabi besar Muhammad SAW dan kepada keluarga, sahabat, serta kepada pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Pada akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca sekalian agar bisa mencapai kesempurnaan. Semoga Makalah ini memberikan manfaat dan sumbangsih positif bagi khazanah intelektual penulis khususnya dan para pembaca sekalian pada umumnya. Bandung,19 Maret 2018



Penulis



DAFTAR ISI



2



KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1 DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3 A. Latar Belakang ......................................................................................... 3



B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3 A. Tujuan ....................................................................................................... 3



BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4 A. Pengertian Pranata .................................................................................. 4 B. Pengertian Agama .................................................................................... 4 C. Ruang Lingkup Agama ............................................................................ 5 D. Pengertian Pranata Agama ..................................................................... 7 E. Peran Pranata Agama ............................................................................. 8 F.



Fungsi Pranata Agama ............................................................................ 9



G. Peran Pranata Agama Bagi Kehidupan ............................................... 10



BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12 A. Kesimpulan ............................................................................................. 12



DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13



BAB I PENDAHULUAN



3



A. Latar Belakang Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat supranatural ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang perorang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberikan dampak pada kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, secara psikologis agama dapat berfungsi sebagai motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Agama dalam kehidupan manusia sebagai individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma norma tertentu. Secara umum norma norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan Agama yang dianutnya. Sebagai sistem nilai agama memiliki arti khusus dalam kehidupan individu serta dipertahankan sebagai bentuk ciri khas. Menurut Mc Guire, diri manusia memiliki bentuk sistem nilai tertentu. Sistem nilai ini merupakan suatu yang dianggap bermakna bagi dirinya. Perangkat sistem nilai ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Pranata agama sangat penting dalam kehidupan kita. kita harus memahami semau peran dan fungsi pranata agama. maka dari itu kita dapat mengetahuinya di pembahasan makalah ini. jika kita tidak dipedomani oleh pranata social maka kita tidak bisa bertingkahlaku seprti manusia melainkan binatang. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana peran pranata agama dalam kehidupan ? b. Apa saja fungsi dari pranata keagamaan ? c. Bagaimana contoh –contoh dari pranata agama dalam kehidupan ? C. Tujuan a. Mengerti peran pranata agama dalam kehidupan b. Mengetahui fungsi pranata agama c. Mengetahui contoh-contoh pranata agama BAB II PEMBAHASAN



4



A. Pengertian Pranata Pranata atau institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus. Norma/aturan dalam pranata berbentuk tertulis (undangundang dasar, undang-undang yang berlaku, sanksi sesuai hukum resmi yang berlaku) dan tidak tertulis (hukum adat, kebiasaan yang berlaku, sanksinya ialah sanksi sosial/moral (misalkan dikucilkan)). Pranata bersifat mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai, aturan main, tujuan, kelengkapan, dan umur.1 B. Pengertian Agama Agama merupakan sesuatau yang amat penting yang mengatur kehidupan manusia, Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu dari kepercayaan dan praktik keagamaan yang berkaitan dengan hal-hal yang suci, yang dapat mempersatukan orang-orang beriman ke dalam kelompok atau komunitas moral yang disebut umat. Ada lagi yang mengatakan Agama adalah suatu sistem keyakinan dan praktik keagamaan dalam masyarakat yang telah dirumuskan dan dibakukan secara luas. Dan menurut Talcott parsons, Faktor yang menyebabkan manusia membutuhkan lembaga agama antara lain sebagai berikut: a) manusia tidak mengerti dan tidak mampu dalam menghadapi masalah tertentu seperti bencana alam dan kematian. b) kelangkaan hal-hal yang dapat memberkian jawaban yang memusakan. Di dalam agama diatur adanya hubungan vertikal dan horizontal dimana hubungan vertickal



itu hubungan dengan Tuhan sedangkan horizontal itu



hubungan antara manusia dengan manasuia. C. Ruang Lingkup Agama Secara garis besar ruang lingkup agama mencakup : 1. Hubungan manusia dengan tuhannya 1



https://id.wikipedia.org/wiki/Pranata



5



Hubungan dengan tuhan disebut ibadah. Ibadah bertujuan untuk mendekatkan diri manusia kepada tuhannya.



Yang artinya : “……. Sesungguhnya salat itu pencegah perbuatan fahsya’



dan munkar.” (QS Al-Ankabut: 45) Melalui ayat tersebut dapat diketahui bahwa ruh salat adalah ‘inna shalati wa-nusuki‘, salatku, ibadahku. Penyebutan salat dan nusuk dalam ayat tersebut bertujuan untuk membedakan bahwa salat itu adalah ibadah mahdhah, sementaranusuk adalah ibadah ghairu mahdhah. Para mufassir mengatakan kata nusuk tersebut diterjemahkan dengan insyithatu al-hayat, artinya segala aktivitas hidup kita. Contoh dari ibadah semacam ini adalah menyingkirkan duri dari jalan, membantu orang yang kesusahan, mendidik anak, berusaha, bekerja, menjenguk orang sakit, memaafkan dan sebagainya. Semua perbuatan tersebut, asalkan diniatkan karena Allah SWT dan bermanfaat bagi kepentingan umum, adalah pengabdian atau ibadah kepada Allah SWT. Aturan yang dituangkan dalam kitab suci Al-Quran dan hadis Nabi, misalnya tentang perintah sholat, perintah zakat, perintah puasa, perintah haji, larangan berzina, larangan mencuri, larangan meminum arak, larangan memakan daging babi, dan lain-lain. Dalam hal ini, manusia diperintahkan menaati segala perintah dan menjauhi segala larangan. Adapun aturan yang dituangkan dalam hukum alam adalah, misalnya, api itu bersifat membakar. Oleh karena itu, jika orang mau selamat, maka ia harus menjauhkan dirinya dari api neraka.



6



2. Hubungan manusia dengan manusia Agama memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan dan kemasyarakatan. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran agama mengenai hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Sebagai contoh setiap ajaran agama mengajarkan tolong-menolong terhadap sesama manusia.



Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari



seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujurat: 13) Interaksi manusia akan menghasilkan bentuk masyarakat yang luas. Alquran, sebagai kitab suci umat Islam, memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri dan kualitas suatu masyarakat yang baik, wwalaupun semua itu memerlukan upaya penafsiran dan pengembangan pemikiran. Di samping itu Alquran juga memerintahkan kepada umat manusia untuk memikirkan pembentukan suatu masyarakat dengan kualitas-kualitas tertentu. Dengan begitu, menjadi sangat mungkin bagi umat Islam untuk membuat suatu gambaran masyarakat ideal berdasarkan petunjuk Alquran. 3. Hubungan manusia dengan lingkungannya. Di setiap ajaran agama diajarkan bahwa manusia selalu menjaga keharmonisan antara makluk hidup dengan lingkungan sekitar supaya manusia dapat melanjutkan kehidupannya.



7



Artinyaa : “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gununggunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepadaNya).” D. Pengertian Pranata Agama Pranata agama adalah sistem keyakinan dan praktik keagamaan dalam masyarakat yang telah dirumuskan dan di bakukan.2 Pranata agama adalah pranata yang fungsinya mengatur kehidupan manusia dalam kaitannya dengan kehidupan keaagamaan. Mengapa agama dikatakan sebagai sebuah pranata? Hal ini terjadi karena setiap agama mempunyai tujuan yang jelas, mempunyai umat, tempat beribadah, acara ritual, dan herarki kepemimpinan agama yang jelas. Setiap agama pasti mengajarkan kepada manusia untuk berbuat baik dan menghormati sesame manusia. Tidak hanya sesama manusia untuk berbuat baik dan menghormati sesama manusia, misalnya kamu sebagai seorang murid wajib berbuat baik dan menghormati sesamamu serta wajib menjaga lingkungan sekitarmu. Kamu tidak merusak lingkunganmu dan tidak membuang sampah sembarangan. Jadi, pada dasarnya pranata agama merupakan suatu pranata yang merumuskan dan mengatur hubungan manusia dengan sesame, lingkungan sekitar, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal agama, pemerintah Indonesia merumuskan dengan jelas tentang jaminan kebebasan beragama dan penegasan akan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini dirumuskan dalam pasal 29 UUD 1945. 2



Drs. H. Moh. Fauzan Januri, M.ag, Pengantar Hukum Islam dan Pranata Sosial, Bandung: Pustaka setia, 2013, hlm. 123



8



Dalam menjalani hidupnya, manusia selalu menghadapi masalah, tetapi dalam menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya, manusia tidak mampu menyelesaikan dengan akalnya semata, tetapi juga harus mendasarkan pada agama yang di anutnya. Ketika menghadapi masalah, sering timbul perasaan takut, bingung, kesal, putus asa, khawatir dan tertekan.3 E. Peran Pranata Agama Penduduk di Indonesia adalah masyarakat agamis, yang menganut berbagia agama. Beberapa agama yang diakui sebagai agama resmi Negara yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Dalam ajaran islam, peran agama ini sangat strategis. Mukti Ali sebagaimana dikutip Oyo Sunaryo Mukhlas mengemukakan peran agama dalam membangun manusia dengan peran: motivativ, kreatif, sublimatif, dan integratif. a. Agama sebagai peran motivatif Agama sebagai peran motivatif, yaitu mendorong, mendasari, dan melandasi cita-cita serta amal perbuatan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Nurkholis Madjid mengidentikan konsep motivasi ini dengan istilah “niat”. Niat ini merupakan syarat mtlak untuk melakukan usaha secara bertanggung jawab, sehingga usaha tidak hanya untunguntungan, asal jadi, tidak bergairah serta mudah menjadi opturnis. b. Agama sebagai peran kreatif Agama sebagai peran kreatif, yaitu mendorong dan mengusung umat Islam yang tidak hanya melakukan kerja produktif saja, melainkan karya baru. c. Agama sebagai peran sublimatif



3



http://www.pengertianilmu.com/2015/10/pengertian-pranata-agama-pranata-agama.html



9



Agama sebagai peran sublimatif, yaitu mengkuduskan segala amaliah uamt islam. Segala perbuatannya dipandang dalam kerangka ibadah kepada Allah. d. Agama sebagai peran integrative Agama sebagai peran integratif, yaitu dapat memadukan segala kegiatan umat Islam, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat, sehingga terhindar dari bencana “kepribadian pecaah” dan mampu menghadapi tantangan serta resiko kehidupan. Di sini soliditas dan kohesiftas lebih ditekankan untuk kebersamaan, simbiosis mutualistis, saling membantu dan menolong. Keragaman agama yang dianut oleh masyarkat Indonesia itu tentu memerlukan rambu-rambu agar tercipta iklim yang kondusif bagi penganut agama masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan suatu pranata sosil dan pranata keagamaan, yaitu norma dan sistem yang mengatur hubungan antar manusia, antara manusia deengan alam, dan antara manusia dengan Tuhannya, Allah SWT, sehingga ketertiban lahiriyah dan ketentraman batiniah dapat di wujudkan secara seimbang dan dengan sebaik-baik nya.4 F. Fungsi Pranata Agama Fungsi pranata agama adalah sebagai berikut: a. pedoman hidup; b. sumber kebenaran; c. pengatur tata cara hubungan manusia denga manusia dan manusia dengan Tuhan; d. tuntutan prinsip benar dan salah; e. pedoman pengungkapan perasaan kebersamaan di dalam agama diwajibkan berbuat baik terhadap sesame; f. pedoman keyakinan manusia berbuat baik disertai dengan keyakinan bahwa perbuatannya merupakan kewajiban dari Tuhan dan yakin 4



Prof. Dr. Oyo Sunaryo Mukhlas, M,si., Pranata Sosial Hukum Islam, Bandung: PT Refika Aditma, 2015, hlm. 15



10



bahwa perbuatannya akan mendapat pahala, sekecil apa pun perbuatan tersebut; g. pedoman keberadaan yang pada hakikatnya makhluk hidup di dunia adalah ciptaan Tuhan; h. pengungkapan estetika manusia cenderung menyukai keindahan karena keindahan merupakan bagian dari jiwa manusia; i. pedoman untuk reaksi dan hiburan. Dalam mencari kepuasan batin melalui reaksi dan hiburan, tidak melanggar kaidah-kaidah agama.5 G. Peran Pranata Agama Bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat penganut agama. Berbagai jenis agama dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antarmanusia, antara manusia dengan alam, dan antara manusia dengan Tuhan-Nya sehingga ketentraman dan kedamaian batin dapat dikembangkan. Contohnya adalah :



Contoh positif: a) Melaksanakan ibadah bersama umat beragam yang sama dengan agama



kita



seperti



shalat



berjamaah,



kebaktian



bersama,



bersembahyang di pura. b) Menghormati dan bekerja sama dengan sesame ummat beragama yang sama ataupun berbeda. c) Berdiskusi bersama mengenai masalah social kemasyarakatan. d) Mengikuti kegiatan kemasyarakatan di kampong seperti karang taruna, PKK, dasawisma, posyandu, dan kerja bakti. e) Menghormati sesama yang sedang melaksanakan ibadah. Contoh negatif : 5



Drs. H. Moh. Fauzan Januri, M.ag, Pengantar Hukum Islam dan Pranata Sosial, Bandung: Pustaka setia, 2013, hlm. 123



11



a) Menghina agama orang lain semaunya.6



BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN Jadi pranata agama berisikan aturan-aturan yang berupa perintah-perintah dan Iaranan-larangan yang berasal dari Tuhan untuk mengatur kehidupan manusia agar selamat dunia dan akhirat. Mengingat agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia sangat beragam. yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha,



6



http://sintaadianti.blogspot.co.id/2017/04/makalah-pranata-agama.html



12



maka diperlukan adanya pranata berfungsi untuk mengatur hubungan antar umat manusia yang memiliki perbedaan dalam hal agama. Interaksi manusia akan menghasilkan bentuk masyarakat yang luas. Alquran, sebagai kitab suci umat Islam, memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri dan kualitas suatu masyarakat yang baik, wwalaupun semua itu memerlukan upaya penafsiran dan pengembangan pemikiran. Di samping itu Alquran juga memerintahkan kepada umat manusia untuk memikirkan pembentukan suatu masyarakat dengan kualitas-kualitas tertentu. Dengan begitu, menjadi sangat mungkin bagi umat Islam untuk membuat suatu gambaran masyarakat ideal berdasarkan petunjuk Alquran. Setiap agama pasti mengajarkan kepada manusia untuk berbuat baik dan menghormati sesame manusia. Tidak hanya sesama manusia untuk berbuat baik dan menghormati sesama manusia, misalnya kamu sebagai seorang murid wajib berbuat baik dan menghormati sesamamu serta wajib menjaga lingkungan sekitarmu. Kamu tidak merusak lingkunganmu dan tidak membuang sampah sembarangan



DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Drs. H. Moh. Fauzan Januri, M.ag, Pengantar Hukum Islam dan Pranata Sosial, Bandung: Pustaka setia Prof. Dr. Oyo Sunaryo Mukhlas, M,si., Pranata Sosial Hukum Islam, Bandung: PT Refika Aditma, 2015 B. Website:



13



https://id.wikipedia.org/wiki/Pranata[15/03/2018] http://www.pengertianilmu.com/2015/10/pengertian-pranata-agama-pranataagama.html[15/03/2018] http://sintaadianti.blogspot.co.id/2017/04/makalah-pranataagama.html[15/03/2018]



14