Pre Planning Sap Kejang Demam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEJANG DEMAM PADA ANAK



Pokok Bahasan Sasaran



: Kejang Demam pada Anak : Semua Keluarga Pasien di Rungan Melati RSUD Adnan WD Payakumbuh



Hari/Tanggal



: Selasa / 13 Januari 2015



Tempat



: Ruang Melati RSUD Adnan WD Payakumbuh



Penyuluh



: Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Kesehatan & MIPA, UMSB



A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa maka ia harus menjadi orang yang cerdas dan sehat (mental dan sosial).jka anak yang sakit atau dirawat di rumah sakit,perawat adalah orang yang paling dekat dengan pasien yang harus memenuhi kebutuhannya.untuk memenuhi hal tersebut asuhan keperawatan harus sesuai dengan pasien yang dihadapi apakah ia bayi baru lahir, balita atau anak usia sekolah/remaja. Hal ini terkait dengan salah satu tugas perawat dan keluarga dalam bidang kesehatan yaitu merawat anak yang mengalami gangguan kesehatan. Pada masa anak, penyakit lebih rentan dari pada usia dewasa, misalnya saja terjadi kejang demam (Darto saharso, 2002). Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Sekitar 2,2% hingga 5% anak mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai umur 5 tahun. Sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini namun pendapat yang dominan saat ini kejang pada kejang demam tidak menyebabkan akibat buruk atau kerusakan pada otak namun kita tetap berupaya untuk menghentikan kejang secepat mungkin (Ngastiyah, 2005). Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% da Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Kejadian kejang demam di Asia lebih tinggi kira-kira 20% kasus merupakan kejang demam komplek. Akhir-akhir ini kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam sederhana yang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum, dan kejang demam komplek yang



berlangsung lebih dari dari 15 menit, fokal atau multifel (lebih dari 1 kalikejang demam dalam 24 jam) (Arif, Mansjoer, 2000). Penyakit yang disebabkan oleh infeksi,kerusakan jaringan otak dan faktor lain yang menyebabkan gangguan pada fungsi otak telah menyerang sedikitnya 1 miliyar orang diseluruh dunia. Penyakit yang telah menyerang jutaan orang di seluruh dunia ini, tidak mengenal umur, jenis kelamin, status pendidikan, maupun pendapatan. Lebih dari 1 miliyar orang yang terkena ganguan saraf di seluruh dunia. Sebanyak 50 juta orang menderita epilepsi dan 24 juta orang menderita Alzheimer dan penyakit dimensia lainnya. Menurut WHO diperkirakan 6,8 juta orang meninggal tiap tahun akibat ganguan syaraf (Ngastiyah, 2005). Kejang demam anak perlu diwaspadai karena kejang yang lama (lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan kematian (0,64-0,74%), kerusakan saraf otak sehingga menjadi Epilepsi, kelumpuhan bahkan retardasi mental. Hasil pengamatan Livingston diantara 201 pasien kejang demam sederhana 6 (3%) menderita epilepsi, sedangkan diantara 297 pasien dengan Epilepsi yang diprovokasi oleh demam 276 (93%) menderita epilepsi. Prichard dan Mc Greal mendapatkan angka Epilepsi 2% pada kejang demam sederhana dan 30% pada kejang atipikal. Di Indonesia, Lumban Tobing melaporkan 5 (6,5%) diantara 83 pasien kejang demam menjadi Epilepsi. Penanganan kejang demam harus tepat, sekitar 16% anak akan mengalami kekambuhan (rekurensi) dalam 24 jam pertama walaupun adakalanya belum bisa dipastikan, bila anak mengalami demam yang terpenting adalah usaha menurunkan suhu badannya (Hardiano ,2008). Berdasarkan hasil prasurvey di Indonesia pada bulan April 2009 terdapat 15 kasus kejang demam, 80% (11 Kasus) disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, 2 pasien kejang demam meninggal dengan observasi Meningitis dan Enchepalitis kronologis terjadinya kejang demam. (Teguh Subianto. 2009) Kejang Demam keadaan yang paling dikawatirkan para orang tua saat anak mengalami demam yang tinggi. Kejang karena demam terebut seringkali terjadi pada usia anak tertentu. Kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir 2 – 5% (Ngastiyah 2005). Berdasarkan hasil observasi di Ruangan Melati tanggal 22 Desember 2014 – 5 Januari diperoleh data bahwa lebih dari sebagian anak dengan demam mengalami kejang. Beberapa dari orang tua anak mengatakan mereka belum mengetahui tentang kejang demam dan penatalaksanaan kejang demam tersebut.



Maka



dari



itu



mahasiswa



program



studi



Profesi



NERS



Universitas



Muhammadiyah Sumatera Barat tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang kejang demam pada anak.



B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan selama 35 menit mengenai kejang demam pada anak, diharapkan keluarga dari pasien mampu memahami tentang kejang demam dan penatalaksanaannya. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan keluarga mampu : a. Menyebutkan dan memahami tentang pengertian kejang demam b. Menyebutkan dan memahami tentang jenis dan penyebab kejang demam c. Menyebutkan dan memahami tentang tanda dan gejala kejang demam d. Menyebutkan dan memahami tentang penatalaksanaan kejang demam e. Menyebutkan dan memahami tentang factor resiko kejang demam berulang f. Menyebutkan dan memahami tentang pencegahan kejang demam



C. Pokok Bahasan Kejang Demam pada Anak



D. Materi Terlampir



E. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi dan Tanya Jawab



F. Media dan Alat 1. Leaflet 2. Infocus



G. Setting Tempat



Keterangan: Pemateri : Moderator: Observer : Fasilitator : Keluarga : H. Pengorganisasian 1. Moderator



: Deka Murni, S.Kep



Tugas : - Membuka acara - Mengenali anggota kelompok dan tugas - Membuat kontrak waktu - Menjelaskan tujuan penyuluhan - Mengatur jalannya acara - Menutup Acara 2. Pemateri



: Windy Hastari Sumaja, S.Kep



Tugas : - Memberikan dan menjelaskan materi penyuluhan 3. Observer



: Yessy Jayusman, S.Kep



Tugas : - Mampu mengobservasi jalannya kegiatan - Mencatat jumlah keluarga yang hadir - Mencatat respon dan perilaku keluarga dalam kegiatan - Mencatat tanggapan – tanggapan yang di kemukakan keluarga - Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung - Mencatat penyimpangan acara penyuluhan kesehatan



4. Fasilitator



: Enggia Murni, S.Kep Indah Permata Sari, S.Kep Sadam Husein, S.Kep Viska Suci Ramadhani, S.Kep Weni Febrina Sari, S.Kep Yuni Maryani, S.Kep Yurnike Ningsih, S.Kep



Tugas : - Menfasilitasi jalannya acara - Mampu memfasilitasi keluarga yang kurang aktif - Menfasilitasi jalannya kegiatan yaitu persiapan dan pelaksanaan - Dapat mengatasi hambatan -hambatan yang terjadi



I. Proses Pelaksanaan No 1



Komunikator



Komunikan



Waktu



 Menjawab salam dan



5 Menit



Tahap Pembukaan  Memberi salam dan memperkenalkan diri



memperhatikan  Menjelaskan tujuan dan waktu yang  Mendengarkan digunakan selama penyuluhan 4



dan



memperhatikan



Tahap Pelaksanaan



20 menit



 Menggali pengetahuan keluarga tentang  Mengemukakan pengertian kejang demam



pendapat



 Memberikan reinforcement positif  Menjelaskan tentang pengertian kejang  Mendengarkan



dan



memperhatikan



demam



 Menggali pengetahuan keluarga tentang  Mengemukakan pendapat



penyebab kejang demam  Memberikan reinforcement positif  Menjelaskan kejang demam



tentang



jenis



penyebab  Mendengarkan memperhatikan



 Menggali pengetahuan keluarga tentang  Mengemukakan



dan



tanda dan gejala kejang demam



pendapat



 Memberikan reinforcement positif  Menjelaskan tentang orang yang bisa  Mendengarkan tanda dan gejala kejang demam



dan



memperhatikan



 Menggali pengetahuan keluarga tentang  Mengemukakan penatalaksanaan kejang demam



pendapat



 Memberikan reinforcement positif  Menjelaskan



tentang



penatalaksanaan  Mendengarkan



kejang demam



dan



memperhatikan



 Menggali pengetahuan keluarga tentang  Mengemukakan factor resiko demam kejang berulang



pendapat



 Memberikan reinforcement positif  Menjelaskan tentang factor resiko demam  Mendengarkan kejang berulang  Menggali pengetahuan keluarga tentang pencegahan demam kejang  Memberikan reinforcement positif  Menjelaskan tentang pencegahan demam kejang  Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya  Memberikan reinforcement positif dan



dan



memperhatikan  Mengemukakan pendapat  Mendengarkan



dan



memperhatikan  Memberikan pertanyaan



menjawab pertanyaan keluarga 6



Penutup  Mengevaluasi hasil dari penyuluhan



5 menit  Menjelaskan



apa



yang sudah dipahami  Menyimpulkan materi penyuluhan



 Mendengarkan memperhatikan



 Menutup acara dan mengucapkan salam



 Menjawab salam



dan



J. Evaluasi 1. Evaluasi struktur 



SAP telah diselesaikan kepada pembimbing klinik dan akademik 3 hari sebelum penyuluhan dilaksankan







Media dan alat telah disiapkan sesuai dengan yang dibutuhkan







Ruangan sesuai dengan settingan tempat yang direncanakan







Struktur organisasi dalam penyuluhan sesuai dengan rencana



3. Evaluasi proses 



Mahasiswa duduk sesuai dengan settingan tempat







Selam proses berlansung, diharapkan keluarga dapat mengikuti seluruh kegiatan







Selama kegiatan diharapkan keluarga aktif







Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik



4. Evaluasi hasil 



75% keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian kejang demam







75% keluarga dapat menyebutkan dan memahami tentang jenis dan penyebab kejang demam







75% keluarga dapat menyebutkan dan memahami tentang tanda dan gejala kejang demam







75% keluarga dapat menyebutkan dan memahami tentang penatalaksaan kejang demam







75% keluarga dapat menyebutkan dan memahami tentang factor resiko demam kejang berulang







75% keluarga dapat menyebutkan dan memahami tentang pencegahan kejang demam



Lampiran MATERI PENYULUHAN DEMAM KEJANG PADA ANAK



A. PENGERTIAN DEMAM KEJANG Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38°c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium ( luar otak). Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price,2009) Kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : 1. Kejang demam sederhana Ciri kejang adalah ; - Kejang berlansung kurang dari 15 menit - Kejang umum - Tidak berulang dalam waktu 24 jam 2. Kejang demam kompleks Ciri kejang kejang ini adalah : - Kejang berlansung lama, lebih dari 15 menit - Kejang fokal atau parsial satu sisi - Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam waktu 24 jam (Nurarif & Kusuma, 2013).



B. PENYEBAB DEMAM KEJANG Penyebab yang sering menjadi pemicu kejang demam adalah:  Tubuh terinfeksi oleh bakteri atau virus  Proses peradangan  Proses demam  Panas yang terlalu tinggi (Hardiono, 2008)



C. TANDA DAN GEJALA DEMAM KEJANG Menurut Ngastiyah (2005) terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat : misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkhitis, serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik. Gejala kejang demam yang sering muncul diantaranya :  Suhu tubuh lebih dari 38 derajat  Bola mata terbalik keatas, terpana lama  Bibir dan gigi terkatup kadang disertai muntah  Kulit berubah pucat bahkan menjadi biru  Tubuh (kaki dan tangan) kaku  Kepala kadang menjadi terkulai disertai rasa seperti orang terkejut  Kadang kehilangan kesadaran atau pingsan



D. PENATALAKSANAAN DEMAM KEJANG 1) Miringkan anak pada salah satu sisi tubuhnya, supaya anak tidak tersedak oleh air liurnya dan dapat bernapas dengan baik. 2) Longgarkan baju yang terlalu ketat, bersihkan segala sesuatu yang terdapat pada mulut (air liur, sisa makanan, dll.) 3) Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras atau tajam 4) Jangan meletakkan apapun ke dalam mulut (orang tua sering memasukkan sendok ke dalam mulut, memasukkan sendok, kayu, jari orang tua, atau



benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila luka). 5) Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang, berusahalah untuk tetap tenang. 6) Usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan mengkompres tubuh anak dengan air hangat. 7) Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal ini bisa menjadi pegangan anda untuk mengetahui pada suhu tubuh berapa anak anda akan mengalami kejang. 8) Hubungi petugas kesehatan jika kejang



E. FACTOR RESIKO DEMAM KEJANG BERULANG Kejang demam akan terjadi kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah :  Riwayat kejang dalam keluarga  Usia kurang dari 18 bulan  Lamanya demam sebelum kejang : semakin pendek jarak antara mulainya demam dengan kejang, maka semakin besar resiko kejang demam untuk berulang  Riwayat demam yang sering



F. PENCEGAHAN DEMAM KEJANG  Sebaiknya orangtua memiliki termometer di rumah dan mengukur suhu anak saat sedang demam. Pengukuran suhu berguna untuk menentukan apakah anak benar mengalami demam dan pada suhu berapa kejang demam timbul.  Menurunkan suhu tubuh apabila anak demam. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat penurun panas, misalnya parasetamol.  Pemberian kompres air hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan paha  Jika demam tidak turun bawa segera ke petugas kesehatan / pelayanan kesehatan



REFERENSI



1. Saharso D (1999). GANGGUAN PERKEMBANGAN NEUROLOGIS. Jakarta : Buku Naskah lengkap KONIKA XI. 2. Ngastiyah.(2005). PERAWATAN ANAK SAKIT EDISI 2. Jakarta : EGC. 3. Arif, Mansjoer, dkk., ( 2000). KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN EDISI 3. Jakarta : Medica Aesculpalus 4. Hardiono, dkk. KONSENSUS PENANGANAN KEJANG DEMAM. Unit Kerja Koordinasi Neurologi PP. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005 - 2008. Diakses dari http://forensik093.blogspot.com tanggal 6 Januari 2015 5. Sylvia A Price, (2009). Patofisiologi KONSEP KLINIS PROSES-PROSES PENYAKIT EDISI 6. Jakarta : EGC



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KEJANG DEMAM PADA ANAK DI RUANG MELATI RSUD ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2015



Oleh : Kelompok I



Deka Murni, S.Kep



Weni Febrina Sari, S.Kep



Enggia Murni, S.Kep



Windy Hastari Sumaja, S.Kep



Indah Permata Sari, S.Kep



Yessy Jayusman R, S.Kep



Saddam Husein, S.Kep



Yuni Maryani, S.Kep



Viska Suci Ramadhani, S.Kep



Yurnike Ningsih, S.Kep



CI AKADEMIK



CI KLINIK



(Ns. Utari Ch Wardhani, M.Kep )



( Ns. Lasmiraini, S. Kep)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN DAN MIPA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT 2015