Pre Planning Usaha Kesehatan Kerja (Ukk) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRE PLANNING UKK



UPAYA MENCEGAH TERJADINYA LOW BACK PAIN PADA USAHA KERJA JAHIT DAN LAUNDRY: MENJAGA POSISI ERGONOMIS DAN PEREGANGAN DI RW 012 KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU



OLEH KELOMPOK III



Angina Rohdalyasolin, S.Kep Arni Nur Hidayah, S.Kep Cici Khairani, S.Kep Elda Dwi Ospah, S.Kep Evariza, S.Kep Ihsan Abdul Jalil, S.Kep Kusnul Khotimah, S.Kep Mima Melati, S.Kep Nursyahri Ramadhani, S.Kep Nurul Adha, S.Kep Prianti Natasya, S.Kep Qodri Alamsyah, S.Kep Ulya Himawati, S.Kep Vina Marisa Kuantan Galope, S.Kep



PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS, KELUARGA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2020



PRE PLANNING UPAYAKESEHATAN KERJA (UKK) DI RW 012 KELURAHAN TOBEK GODANG PEKANBARU 2020 A. Latar Belakang Penyelenggaraan upaya kesehatan kerja merupakan salah satu upaya pembangunan kesehatan dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional, untuk mewujudkan derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Upaya kesehatan kerja dilakukan secara menyeluruh melalui usaha-usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI, 2002). Undang-Undang No. 23/ 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja (Depkes RI, 2002). Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjaan meliputi fisik dan psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja, dan kondisis kerja (Depkes RI, 2002). Masalah-masalah yang dapat terjadi bisa ditangani dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keberadaan K3 berupaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan hidup agar terwujud semua itu tidak terlepas dari keikutsertaan atau partisipasi baik seluruh pekerja maupun pihak manajemen. Masalah yang berkemungkinan besar muncul pada pekerja jahit dan laundry yaitu masalah nyeri punggung, resiko luka bakar, dan resiko tertusuk benda tajam. Kegiatan UKK ini penting dilakukan pada kedua pekerjaan ini. Kegiatan UKK pada pekerjaan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dampak yang terjadi khususnya nyeri punggung. Posisi yang sering terjadi pada kedua pekerjaan ini berkemungkinan besar dapat terjadinya Low Back Pain atau nyeri pada punggung. Apabila masalah



tersebut tidak diperhatikan dan tidak diatasi maka akan terjadi keadaan yang lebih parah lagi, seperti tidak mampu berdiri lama, nyeri punggung yang terlalu hebat sehingga sangat mengganggu kegiatan sehari hari. Sehingga penting bagi pekerja untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan selama bekerja. Hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok didapatkan bahwa di RW 012 Kelurahan Tobek Godang Kecamatan Tampan terdapat beberapa usaha kerja, seperti rumah makan, laundry, usaha gallon, usaha meubel, salon dan penjahit. Kelompok mengambil usaha kerja yang ada di RW 012 yaitu tukang jahit. Alasan kelompok mengambil usaha jahit di RW 012 karena jumlah pekerjanya adalah yang paling banyak. Usaha Jahit yang akan dilakukan penyuluhan yaitu usaha jahit dan loundry yang berada di RW 012 Kelurahan Tobek Godang Kecamatan Tampan. Pekerja yang sudah lama bekerja mengatakan bahwa belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan yang merupakan hal penting untuk menjaga kesehatan tenaga kerja. Berdasarkan hasil wawancara yang kelompok lakukan pada usaha jahit dan laundry dapat diketahui bahwa keluhan yang sering dirasakan pada pekerja adalah sakit pada pinggang dan bagian punggung bawah karena monoton pada posisi duduk yang sama serta lamanya rentang waktu pekerjaan dengan posisi duduk. Untuk menindak lanjuti kondisi tersebut kelompok merasa perlu untuk memberikan penyuluhan kesehatan kerja khususnya pada usaha jahit di RW 012 Kelurahan Tengkerang Utara Kecamatan Bukit Raya tentang pencegahan terjadinya Low Back Pain (Nyeri punggung) pada Usaha Kerja Jahit dan loundry: Menjaga Posisi Ergonomis dan Peregangan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan pada pekerja usaha jahit di RW 012 Kelurahan Tengkerang Utara Kecamatan Bukit Raya diharapkan pegawai usaha jahit dapat memahami tentang nyeri pinggang dan melakukan tindakan pencegahan nyeri pinggang. 2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1 x 45 menit diharapkan pekerja usaha jahit mampu: a. Mengetahui tentang usaha kesehatan kerja b. Mengetahui tentang tujuan usaha kesehatan kerja c. Mengetahui dan memahami tentang nyeri pinggang atau LBP (Low Back Pain)



d. Mengetahui dan memahami tentang pencegahan nyeri pinggang e. Melakukan tindakan pencegahan nyeri pinggang f. Mengetahui dan melakukan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada praktek menjahit dan laundry.



C. Rancangan Kegiatan 1. Topik



: Upaya Mencegah Terjadinya Low Back Pain pada



Usaha Kerja Jahit: Menjaga Posisi Ergonomis dan Peregangan 2. Sasaran



: Pekerja Usaha Jahit



3. Metoda



: Ceramah, diskusi, dan demonstrasi



4. Media dan alat



: a. Power point b. Leaflet c. Infokus d. Layar e. Mikrofon f. Matras g. Kursi h. Benda berat



5. Waktu dan Tempat Waktu



: 7 Februari 2020



Jam



: 14.00 WIB



Tempat



: Di Posyandu RW 12



6. Pengorganisasian a. Setting Tempat 1



2



3



4



5



4



6



Keterangan: 1) Moderator 2) Penyaji 3) Peserta 4) Fasilitator 5) Observer 6) Dokumentator



b. Susunan Acara No 1



Waktu Pembukaan (5 menit)



2



Penyampaian materi (30 menit)



3



Penutup (10 menit)



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan  Mengucapkan salam  Perkenalan mahasiswa  Perkenalan dengan dosen atau CI  Menjelaskan tujuan  Menjelaskan kontrak waktu Penyampaian materi  Menjelaskan pengertian usaha kesehatan kerja (UKK)  Menjelaskan tujuan usaha kesehatan kerja (UKK)  Menjelaskan Materi Low Back Pain / nyeri punggung.  Menjelaskan dan mendemonstrasikan posisi ergonomi pekerja  Menjelaskan dan melakukan demonstrasi pergangan saat bekerja  Memberikan kesempatan bertanya Penutup  Meminta peserta mengulangi apa itu LBP.  Meminta peserta mendemonstrasikan contoh ergonomi pekerja  Meminta peserta mendemonstrasikan peregangan saat bekerja  Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang



Kegiatan Peserta  Menjawab salam  Memperhatikan  Memperhatikan  Memperhatikan  Memperhatikan  Memperhatikan dan mendengarkan  Memperhatikan dan mendengarkan  Memperhatikan dan mendengarkan  Memperhatikan dan mendengarkan serta ikut melakukan  Memperhatikan, mendengarkan dan melakukan  Mengajukan pertanyaan      



Redemonstrasi Redemonstrasi Mendengar Memperhatikan Menerima Menjawab salam



dilakukan peserta  Menyimpulkan dan menutup diskusi  Pemberian kenang-kenangan  Mengucapkan salam



c. Uraian Tugas 1) Ketua Panitia: Kusnul Khotimah, S. Kep Tugas: Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan 2) Moderator: Vina Marisa Kuantan G, S. Kep Tugas: 



Membuka acara







Memperkenalkan mahasiswa







Membuat kontrak waktu







Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan



3) Presentator: Leader: Kusnul Khotimah, S. Kep Tugas : Memberikan penyuluhan kesehatan pada pekerja usaha jahit “Mandiri”. 4) Co Leader: Prianti Natasya, S. Kep Tugas : Membantu leader dalam memberikan penyuluhan kesehatan



pada



pekerja



dan



membantu



leader



mendemonstrasikan posisi ergonomi dan peregangan. 5) Fasilitator: a) Cici Khairani, S. Kep b) Ulya Himawati, S. Kep c) Arni Nur Hidayah, S.Kep Tugas: a) Memotivasi peserta/masyarakat untuk berperan aktif dalam penyuluhan b) Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan



6) Observer: Nursyahri Rahmadhani, S. Kep Tugas : Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir dan membuat laporan hasil penyuluhan 7) Dokumentator: Angina Rohdalyasolin, S. Kep dan Nurul Adha, S.Kep Tugas : Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan 8) Perlengkapan : Ihsan Abdul Jalil, S.Kep dan Mima Melati, S.Kep Tugas : Menyediakan perlengkapan kegiatan 9) Konsumsi : Eva Rizan, S.Kep dan Elda Dwi Ospah, S.Kep Tugas : Menyiapkan konsumsi acara



d. Kriteria Evaluasi 1) Evaluasi Struktur a) Pekerja usaha jahit, mahasiswa, pembimbing serta pegawai puskesmas (undangan) menghadiri penyuluhan Usaha Kesehatan Kerja. b) Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana 2) Evaluasi Proses a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan b) Pekerja yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c) Pekerja yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung 3) Evaluasi Hasil a) Pekerja mampu menyebutkan pengertian kesehatan kerja b) Pekerja mampu menyebutkan tujuan usaha kesehatan kerja c) Pekerja mampu menyebutkan dan memahami definisi LBP/ nyeri punggung.



d) Pekerja mampu menyebutkan dan memahami penyebab LBP/ nyeri punggung e) Pekerja mampu melakukan tindakan yaitu posisi ergonomi yang baik untuk menjahit untuk mencegah LBP/ nyeri punggung. f) Pekerja mampu mendemonstrasikan dan melakukan peregangan untuk mencegah LBP/ nyeri punggung.



Ringkasan Materi Upaya Kesehatan Kerja (UKK)



A. Pengertian Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Upaya Kesehatan Kerja merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Bentuk upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan bagi pekerja yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang merupakan hak-hak dasar pekerja sesuai deklarasi international Labour Organization (ILO) 1998 (Pedoman Upaya Kesehatan Kerja, 2005). Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan tahun 1992 Pasal 23). Motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan (ILO, 2013).



B. Tujuan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Tujuan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan pekerja tersebut. Tujuan umum dari UKK adalah “Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif”. Sedangkan tujuan khusus dari dari UKK adalah: 1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan kerja. 2. Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong dirinya sendiri. 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh kader, masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan kerja. 4. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja terhadap resiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 5. Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap pos UKK. 6. Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sector terkait dalam penyelenggaraan UKK (Depkes RI, 2006).



C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupahkan hal yang wajib diterapkan dengan seluruh di lingkungan kerja, baik perkatoran, pabrik, sekolah-sekolah, perguruan tinggi maupun militer. Kegiatan K3 merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan manusia baik jasmani maupun rohani serta karya dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera. Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan hiperkes (Higiene perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja) dapat dirinci sebagai berikut: 1. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada ditempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat. 2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa ada hambatan.



D. Konsep Low Back Pain/ Nyeri Punggung Bawah 1. Pengertian Low Back Pain/ Nyeri Punggung Bawah Low back pain (LBP)/ nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya di sekitar daerah tersebut (Suma’mur, 2009). Menurut Suma’mur (2009), Low Back Pain (LBP) berhubungan dengan faktor risiko seperti usia, obesitas (kegemukan), kebiasaan merokok atau kurangnya kesegaran/kebugaran jasmani, selain itu suma’mur juga mengatakan bahwa pada umumnya pekerjaan mengangkat, membawa, menarik atau mendorong beban berat atau yang dilakukan dengan posisi tubuh yang tidak alami/dipaksakan lebih rentan mengalami keluhan Low Back Pain (LBP). Low Back Pain (LBP) umumnya akan memberikan rasa nyeri pada seseorang yang mengalaminya. Rasa nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh. Nyeri dapat terasa panas, gemetar, kesemutan/tertusuk, atau ditikam. Nyeri akan menjadi suatu masalah gangguan kesehatan dikarenakan dapat menganggu aktivitas yang akan dilakukan. (Bull, dkk, 2007 dalam Septiawan, 2012).



Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan suatu sensasi atau perasaan nyeri, kesemutan, dan perasaan tidak nyaman pada bagian punggung bawah yang diakibatkan oleh suatu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya kebugaran jasmani, pekerjaan yang melakukan gerakan yang mendorong, membawa beban serta posisi yang tidak alami.



2. Klasifikasi Low Back Pain (LBP) Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Acute Low Back Pain / Nyeri Punggung Bawah Tiba-Tiba Dalam Acute Low Back Pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute Low Back Pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. b. Cronic Low Back Pain/ Nyeri Punggung Bawah Menahun Rasa nyeri pada cronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanyan memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.



3. Tanda dan Gejala Low Back Pain a. Nyeri punggung yang terasa seperti ditusuk-tusuk atau tersetrum listrik b. Nyeri punggung dapat dirasakan hanya pada punggung saja atau meluas ke bagian tubuh yang lain c. Nyeri dirasakan pada posisi tertentu seperti saat duduk atau berjalan, namun membaik saat berdiri atau berbaring d. Nyeri pungung kumat atau memberat setelah mengangkan benda berat e. Nyeri punggung dapat disertai kedutan otot (spasme)



4. Penyebab LBP (Low Back Pain) / Nyeri Punggung Bawah Penyebab LBP (Low Back Pain) dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu (Armstrong, 2009): a. Faktor individu : 1) Masa kerja 2) Wanita menopause 3) Kebiasaan merokok Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paruparu, sehingga kemampuannya untuk mengonsumsi oksigen akan menurun. Jika seseorang tersebut dituntut untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan dalam oksigen dalam darah rendah (Heru, 2012). 4) Kebiasaan olahraga 5) Indeks Masa Tubuh 6) Posisi tubuh Gambar 1 Posisi duduk yang benar pada penjahit



Gambar 2 Posisi tinggi meja pada penjahit



Gambar 3 Posisi Alat Pengendali Mesin pada Penjahit



Gambar 4 Posisi ergonomis pada saat menjahit



b. Faktor lingkungan : 1) Getaran 2) Temperatur ekstrim. c. Faktor pekerjaan : 1) Postur tubuh 2) Repetisi 3) Pekerjaan statis 4) Pekerjaan yang memaksakan tenaga Penyebab Low Back Pain salah satunya akibat trauma, trauma merupakan penyebab utama LBP pada orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.



Gerakan



bagian punggung yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan yang



tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari posisi normal ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan resiko terjadinya low back pain . 1) Sikap tubuh normal : tegak/sedikit membungkuk 2) Sikap tubuh fleksi sedang : membungkuk 200-450 dari garis vertical 3) Sikap tubuh berlebih : membungkuk > 450 dari garis vertical 4) Sikap tubuh fleksi ke samping atau berputar: menekuk ke samping kanan atau kiri berputar > 150 dari garis verrtikal.



5. Terapi untuk pengobatan Low Back Pain yaitu : a. Terapi operatif Kedua tahapan ini memiliki kesamaan tujuan yaitu rehabilitasi. Pengobatan



nyeri



punggung



sangat



tergantung



penyebabnya.



Mengatasi low back pain juga tidak cukup dengan obat atau fisioterapi. Hal ini hanya mengurangi nyeri tetapi tidak menyelesaikan masalah. Berikut cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri apabila Low Back Pain sudah terjadi (Trimunggara, 2010). 1) Latihan punggung setiap hari : Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukkan satu lutut dan dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan lagi pada kaki yang lain. Lakukan beberapa kali. 2) Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai. Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung kelantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali. 3) Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada di lantai. Lakukan sit up parsial, dengan melipat tangan dan mengangkat bahu setinggi 6-12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.



4) Berhati-hatilah saat mengangkat benda yang lebih rendah, tekukkan lutut, bukan punggung. 5) Letakkan benda dekat perut dan dada 6) Tekukkan kaki pada saat menurunkan benda 7) Hindari memutarkan punggung saat mengangkat benda 8) Lindungi punggung pada saat duduk dan berdiri, dan hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu yang lama. 9) Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa lutut sejajar dengan pah. Gunakan alat bantu seperti ganjalan/bantalan kaki jika memang diperlukan. 10) Tetaplah aktif dan hidup sehat, makan makanan seimbang diit rendah lemak dan banyak mengonsumsi sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.



b. Terapi Komplementer Massage dingin Fisioterapi berupa terapi dingin atau cryotherapy yaitu prosedur yang sederhana dan efektif untuk menurunkan spasme otot sehingga dapat mengurangi nyeri (Sigamani, 2007). Metode terapi dingin yang dapat digunakan yaitu ice massage. Ice massage merupakan tindakan pemijatan dengan menggunakan es pada area yang sakit. Tindakan ini merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Pemberian Ice massage dilakukan selama 5 sampai 10 menit. Menurut Kozier (2002), efek-efek fisiologis yang ditimbulkan oleh terapi dingin ini adalah vasokontriksi sehingga merilekskan otototot pada oto yang mengalami spasme atau ketegangan dan kekakuan, dan menurunkan nyeri, memperlambat impuls atau respon nyeri dan meningkatkan ambang nyeri dan memberikan efek anastesi atau bius secara local.



6. Pencegahan Nyeri Punggung Bawah a. Pencegahan Primer Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat (tetap memiliki faktor resiko) agar



tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan: 1) Lakukan aktivitas yang cukup yang tidak terlalu berat 2) Selalu duduk dalam posisi yang tepat. Duduk harus tegap, sandaran tempat duduk harus tegak lurus, tidak boleh melengkung. Posisi duduk berarti membebani tulang belakang 3-4 kali berat badan, apalagi duduk dalam posisi yang tidak tepat. Sementara pada posisi berdiri, punggung hanya dibebani satu setengah kali berat badan normal. 3) Jangan terlalu lama duduk. Untuk orang normal, cukup satu setengah jam hingga dua jam. Setelah itu, sebaiknya berdiri dan lakukan peregangan dan duduk lagi lima menit kemudian. 4) Jangan membungkuk ketika berdiri atau duduk. Ketika berdiri, jaga titik berat badan agar seimbang pada kaki. Saat bekerja di rumah atau di kantor, pastikan permukaan pekerjaan berada pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja. 5) Jika tidur, pilih tempat tidur yang baik, misalnya yang memiliki matras (kasur) yang kuat (firm), sehingga posisi tidur tidak melengkung. Yang paling baik adalah tidur miring dengan satu bantal di bawah kepala dan dengan lutut yang dibengkokkan. Bila tidur terlentang sebaiknya diletakkan bantal kecil di bawah lutut. 6) Jaga nutrisi dan diet yang tepat untuk mengurangi dan mencegah berat badan berlebihan, terutama lemak di sekitar pinggang. Diet harian yang cukup kalsium, fosfor, dan vitamin D membantu menjaga pertumbuhan tulang baru.



b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menghindarkan komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan pada orang yang telah sakit. Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang cepat dan tepat.



c. Ergonomi Ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stres yang akan dihadapi. 1) Dekatkan barang-barang yang ingin digunakan ketika bekerja, supaya mudah dijangkau. 2) Posisikan duduk senyaman mungkin dengan memperhatikan posisi punggung lurus tidak membungkuk. 3) Jangan terlalu lama duduk. 4) Posisi alat kerja sebaiknya sejajar diafragma atau sekitar ulu hati. Selain posisi tubuh bisa tetap tegak, risiko terpapar panas api pun berkurang. 5) Jaga jangan sampai lantai tempat bekerja basah dan licin. 6) Jangan terlalu lama berdiri atau berjongkok 7) Kenakan baju longgar dan menyerap keringat saat bekerja.



DAFTAR PUSTAKA



Harrington, J. M. & Gill, F. S. (2005). Buku saku kesehatan kerja. Jakarta: EGC Menkes, R. I. (2003). Pedoman persyaratan hygiene sanitasi makanan jajanan. Diperoleh tanggal 03 Januari 2015 dari hukum.unsrat.ac.id WHO.



(2007).



Konsep



sehat.



Diperoleh



pada



tanggal



19



Maret



2015



dari



www.iosh.gov.twl/.,960718.pdf Septiawan, Heru. (2012). Fakor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Semarang Suma’mur, PK, 2009. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Gunung Agung: Jakarta Trimunggara, Kantana. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan low back pain. Jakarta