4 0 741 KB
PRESENTASI KASUS
Gravida 4 Para 2 Abortus 1 Usia 36 Tahun Hamil 42 Minggu, Janin Tunggal Hidup Intrauterine Presentasi Kepala Punggung Kanan belum Inpartu dengan Oligohidramnion dan Postterm
Pembimbing : dr. Herman Sumawan, MSc, Sp.OG (K) FM
Disusun Oleh:
Dhuhita Ghassanizada
G4A018034
Talitha Apta Nitisarah
G4A018035
Zuhra Fahlisa N
G4A018090
SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2019
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul : “Gravida 4 Para 2 Abortus 1 Usia 36 Tahun Hamil 42 Minggu, Janin Tunggal Hidup Intrauterine Presentasi Kepala Punggung Kanan belum Inpartu dengan Oligohidramnion dan Postterm.” ”
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian di Bagian Obstetri dan Ginekologi Program Profesi Dokter di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Disusun Oleh :
Dhuhita Ghassanizada
G4A018034
Talitha Apta Nitisarah
G4A018035
Zuhra Fahlisa N
G4A018090
Purwokerto,
Juli 2019
Mengetahui, Dokter Pembimbing,
dr. Herman Sumawan, M.Sc, Sp.OG (K) FM.
2
BAB I PENDAHULUAN Persalinan postterm merupakan salah satu penyebab faktor penyebab dari angka kematian bayi di Indonesia pada usia 0-6 tahun sebesar 2,80% (Kemenkes RI, 2013). Angka prevalensi kejadian persalinan postterm di negara berkembang adalah 0,40-11% (Ayyavoo, et. al., 2014). Penelitian lain yang dilakukan oleh Diflayzer, et. al., (2014) menunjukkan bahwa sebagian besar kasus gawat obstetri di RSUD Dr. Rasidin Padang adalah kehamilan serotinus atau kehamilan lewat bulan yang berlanjut pada persalinan postterm. Persalinan postterm dikaitkan dengan peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas perinatal termasuk ketuban yang mengandung mekonium, sindrom aspirasi mekonium, oligohidramnion, makrosomia, cedera lahir janin atau gangguan janin intrapartum. Angka morbiditas di wilayah Asia lebih rendah daripada wilayah Ethiopia, yaitu 9,10% (Mengesha, et. al., 2016). Penelitian yang dilakukan di Karnataka Institute of Medical Sciences, Hubli menunjukkan dari total kasus persalinan postterm, 41,80% diantaranya dilakukan dengan operasi sesar. Indikator operasi tersebut yaitu fetal distress, oligohidramnion, sungsang, Cephalo Pelvic Dispropotion (CPD), dan tidak adanya kontraksi (Hemalatha & Shankar, 2017). Persalinan postterm cukup berisiko karena dapat menimbulkan komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa persalinan postterm dapat meningkatkan risiko kejadian endometritis, perdarahan postpartum, dan thromboembolic disease pada ibu bersalin (Vitale, et. al., 2015). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa persalinan postterm dapat meningkatkan risiko penurunan nilai Activity, Pulse, Grimace, Appearance, Respiration (APGAR) pada bayi baru lahir pada menit pertama dan kelima, serta meningkatkan risiko kejadian disabilitas pada intelektual bayi (Seikku, et. al., 2016).
3
BAB II LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN 1. Nama
: Ny. SR
2. Usia
: 36 tahun
3. Alamat
: Sidabowa 04/08 Patikraja
4. Waktu datang
: Rabu, 19 Juni 2019 di Poli Kandungan
B. ANAMNESIS 1. Keluhan utama Hamil lewat bulan. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto rujukan Puskesmas Patikraja karena hamil sudah lewat bulan. Ny. SR mengaku belum merasakan kencang-kencang yang teratur, nyeri pinggang, atau keluhan yang dirasakan ketika akan melahirkan seperti pada kehamilan sebelumsebelumnya. Pasien mengatakan tidak terdapat rembesan air dari jalan lahir, dan tidak terdapat lendir darah. Pasien mengatakan masih dapat merasakan gerakan janin. Pasien juga mengeluhkan keluhan keputihan berwarna putih dengan jumlah sedikit dan terkadang gatal. Pasien menyampaikan bahwa anak ke-dua lahir lebih dari hari perkiraan lahir bidan, namun lupa lebih berapa hari. Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT)
: 29-08-2018
Hari Perkiraan Lahir (HPL)
: 05-06-2019
Usia Kehamilan (UK)
: 42 minggu 1 hari
Riwayat obstetrik
: G4P2A1 1. Perempuan/16th/dukun/spontan/3500gr 2. Perempuan/7th/bidan/spontan/3000gr 3. Abortus/8minggu/tidak kuret
4
4. Hamil ini Riwayat ANC
: Rutin di puskesmas/ 10 kali
Riwayat nikah
: Menikah 1x, 30 tahun
Riwayat menstruasi : Teratur / 6-7 hari per bulan Riwayat kontrasepsi : suntik setelah melahirkan anak pertama (3 tahun), implan setelah melahirkan anak kedua (2 tahun)
3. Riwayat Penyakit Dahulu a. Riwayat hipertensi
: disangkal
b. Riwayat asma
: disangkal
c. Riwayat alergi
: disangkal
d. Riwayat kencing manis
: disangkal
e. Riwayat penyakit jantung
: disangkal
f. Riwayat penyakit paru
: disangkal
g. Riwayat penyakit ginjal
: disangkal
h. Riwayat penyakit lain
: disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga a. Riwayat hipertensi
: disangkal
b. Riwayat asma
: disangkal
c. Riwayat kencing manis
: disangkal
d. Riwayat penyakit jantung
: disangkal
e. Riwayat penyakit ginjal
: disangkal
f. Riwayat penyakit kandungan
: disangkal
5. Riwayat nutrisi Pasien jarang mengonsumsi hidangan sayuran dan buah, hanya sekitar 1-2 kali setiap minggunya. Sehari-hari pasien mengonsumsi nasi putih dengan lauk-pauk yang dimasak sendiri. Pasien mengaku sangat jarang makan daging selama hamil, mungkin hanyak sekitar 3 kali makan daging. Pasien sangat menyukai gorengan. Pasien juga sangat menyukai cemilan roti kering. Pasien selama hamil hanya meminum obat yang
5
diberikan oleh puskesmas. Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol. Riwayat memelihara binatang peliharaan disangkal, riwayat makan makanan setengah matang/panggang disangkal. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga.
6. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah ke bawah, suami pasien bekerja sebagai buruh bangunan serabutan. Pasien menggunakan pembayaran BPJS non PBI.
C. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum/kesadaran
: Sedang/compos mentis
2. Tinggi badan
: 152 cm
Berat badan
: 75 kg
Berat badan sebelum hamil : 71 kg Delta kenaikan berat badan : 4 kg BMI sebelum hamil
: 30,869 kg/m2
BMI sesudah hamil
: 32,6 09 kg/m2
3. Vital sign Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 89 x/menit
Respiratory Rate
: 20 x/menit
Suhu
: 36.7 0C
4. Pemeriksaan kepala Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung
: discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)
Mulut
: sianosis (-)
5. Pemeriksaan leher Tiroid
: tak ada kelainan
6. Pemeriksaan dada Cor
: S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
6
Pulmo
: Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-),
rhonki (-/-) Dinding dada
: Simetris, ketinggalan gerak (-/-)
7. Pemeriksaan abdomen Dinding perut
: Cembung gravid
Hepar/lien
: sulit dinilai
Usus
: bising usus (+) normal
8. Pemeriksaan punggung
: tak ada kelainan
9. Pemeriksaan coxae
: tak ada kelainan
10. Pemeriksaan genitalia eksterna : lendir darah (-), pengeluaran air (-) fluor albus (-) 11. Pemeriksaan ekstremitas
: Edema -/-/-/-
12. Pemeriksaan limphonodi
: tak ada pembesaran kelenjar getah bening
13. Pemeriksaan reflek
: reflek fisiologis (+), reflek patologis (-)
14. Pemeriksaan turgor kulit
: capillary refill < 2 detik
15. Pemeriksaan akral
: hangat +/+/+/+
D. PEMERIKSAAN LOKAL 1. Status lokalis abdomen a. Inspeksi
: cembung gravid, umbilicus cembung, spider nevi (-), caput medusa (-), venektasi kolateral (-)
b. Auskultasi
: bising usus (+) normal.
c. Perkusi
: pekak janin
d. Palpasi
: nyeri tekan (-)
Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 29 cm Taksiran Berat Janin (TBJ) : 2,790 gr Leopold I
: Teraba bagian bulat lunak di fundus uteri kesan bokong
Leopold II
: Teraba tahanan memanjang di bagian kanan ibu
Leopold III
: Teraba bagian keras kesan kepala, imobile
Leopold IV
: Divergen
DJJ
: 12 13 12
7
2. Pemeriksaan dalam : a. Inspeksi
: vulva vagina tenang, tidak ada lesi, kondiloma, tidak ada kista, tidak ada varises vagina, tidak ada massa
b. Dinding vagina licin, supel c. Portio
: tebal, konsistensi lunak, effacement 60%
d. Pembukaan (-) e. Kulit ketuban (+) f. Presentasi belakang kepala g. Janin: penurunan Hodge I h. Point of direction (POD) : tidak dapat dinilai i. STLD (+) j. AK (-)
E. PERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan darah lengkap dan kimia klinik Tabel 1. Pemeriksaan Darah Tanggal 19 Juni 2019 PEMERIKSAAN DARAH Darah Lengkap Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Trombosit MCV MCH MCHC RDW MPV Hitung Jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit
L
L L H L
HASIL
NILAI NORMAL
SATUAN
11,5 13660 35 4,2 350.000 84,1 27,3 32,5 13,5 9,4
11,7-15,5 3600-11000 35-47 3,8-5,2 150.000-440.000 80-100 26-34 32-36 11,5-14,5 9,4-12,3
g/dL U/L Δ 10^6/Ul /uL fL Pg Δ Δ fL
0,5 0,1 2,5 79,4 13,0
0.0-1,0 2,0-4,0 3,0-5,0 40,0-70,0 25,0-40,0
% % % % % 8
Monosit PT APTT Kimia Klinik Albumin Glukosa Sewaktu Natrium Kalium Klorida Sero Imunologi HbsAg
H H L
4,5 12,8 47,6
2,0-8,0 9,3-11,4 29,0-40,2
% Detik Detik
2,89 92 141 3,2 104
3,40-5,00 30
Negatif
F. DIAGNOSA KLINIK DI POLI Gravida 4 para 2 abortus 1 usia 36 tahun hamil 42 minggu, janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala punggung kanan belum inpartu dengan oligohidramnion dan postterm.
G. TINDAKAN DAN TERAPI 1. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pasien mengenai penyakitnya dan rencana terapi atau tindakan yang akan diberikan. 2. Rawat ruang bersalin 3. Rencana induksi kehamilan dengan oksitosin 5 IU drip, KTG print, dan observasi DJJ ketat.
H. FOLLOW UP BANGSAL Tabel 3. Catatan Perkembangan Pasien di Ruang Bersalin Persalinan Kala I Tanggal Tanda Vital Jam TD : 121/79 19/06/ N : 89x/ 2019 15.30 menit RR : 20 S : 36,5
16.00
Nadi : 84x/ menit
His
DJJ
Keadaan umum dll
-
140
-
138
KU : baik TFU 30 cm DJJ - VT belum ada pembukaan A : G4P2A1 usia 36 tahun hami 41 minggu, JTHIU serotinus, presentasi kepala, punggung kanan , dengan oligohidramnion, post term P: cek lab DL, PT, APTT, GDS, HbSAg. Rencana induksi persalinan dengan oxytosin 5 IU KTG print Observasi DJJ ketat KU: baik
10
16.30
Nadi : 82x/ menit
-
142
17.00
Nadi : 80x/ menit
-
138
17.30
Nadi : 84x/ menit Nadi : 80x/ menit
1X/10’/10’’
138
KU: baik VT : pembukaan 1 cm KK (+) Kepala turun Hodge I Porsio tebal lunak KU: baik Instruksi DPJP : induksi persalinan dengan oxytosin 5 IU Drip oxytosin 5 IU mulai 8 TPM Drip oxytosin 5 IU 12 TPM
1X/10’/10’’
142
Drip oxytosin 5 IU 16 TPM
18.30
Nadi : 80x/ menit
1X/10’/10’’
148
Drip oxytosin 5 IU 20 TPM
19.00
Nadi : 85x/ menit TD: 121/802 N : 85x/ menit Nadi : 83x/ menit Nadi : 82x/ menit Nadi : 80x/ menit
1X/10’/10’’
147
KU: baik
1X/10’/10’’
146
KU: baik
2X/10’/15’’
150
KU: baik
2X/10’/15’’
151
KU: baik
2X/10’/15’’
134
Nadi : 83x/ menit Nadi : 80x/ menit Nadi : 84x/ menit Nadi : 86x/ menit TD: 125/79 mmHg N : 85x/ menit Nadi : 80x/ menit
2X/10’/15’’
140
KU : baik VT 1 jari KK(+) Kepala Hodge I Porsio tebal lunak KU: baik
2X/10’/15’’
136
KU: baik
2X/10’/20’’
130
KU: baik
2X/10’/20’’
134
KU: baik
2X/10’/20’’
137
KU: baik
2X/10’/20’’
142
KU: baik
18.00
19.30
20.00 20.30 21.00
21.30 22.00 22.30 23.00 23.30
20/06/20 19 00.00
11
Nadi : 85x/ menit Nadi : 86x/ menit Nadi : 83x/ menit Nadi : 84x/ menit
2X/10’/20’’
152
KU: baik
2X/10’/20’’
145
KU: baik
2X/10’/20’’
138
KU: baik
2X/10’/20’’
143
Nadi : 88x/ menit Nadi : 86x/ menit TD: 124/79 mmHg N : 86x/ menit Nadi : 80x/ menit Nadi : 84x/ menit Nadi : 83x/ menit Nadi : 82x/ menit
2X/10’/20’’
136
KU: baik drip oxytosin 5 IU botol 1 habis VT pembukaan 2 cm KK (+) Kepala Hodge I porsio tebal lunak KU: baik
2X/10’/20’’
140
KU: baik
2X/10’/20’’
145
KU: baik
2X/10’/20’’
134
KU: baik
2X/10’/20’’
132
KU: baik
2X/10’/20’’
139
KU: baik
2X/10’/20’’
141
06.00
Nadi : 82x/ menit
2X/10’/20’’
137
06.30
Nadi : 84x/ menit Nadi : 84x/ menit TD: 121/81 mmHg N : 80x/ menit Nadi : 84x/ menit Nadi : 80x/ menit
2X/10’/20’’
136
KU: baik Lapor dr. Ragam hasil KTG print ulang hasil reaktif Instruksi : drip oxitosin 5 IU sambung botol ke-2 KU: baik VT pembukaan 2 cm, KK (+), kepala turun H1, porsio tebal lunak Dikerjakan drip oxitosin 5 IU botol ke-2 KU: baik
2X/10’/20’’
139
KU: baik
2X/10’/20’’
153
KU: baik
2X/10’/20’’
152
KU: baik
2X/10’/20’’
143
KU: baik
00.30 01.00 01.30 02.00
02.30 03.00 03.30
04.00 04.30 05.00 05.30
07.00 07.30
08.00 08.30
12
09.00 09.30 10.00 10.30
11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30
14.00 14.30
15.00 15.30 16.00 16.30 17.00 17.30
Nadi : 80x/ menit Nadi : 82x/ menit Nadi : 86x/ menit TD: 119/83 mmHg N : 80x/ menit Nadi : 84x/ menit Nadi : 80x/ menit Nadi : 82x/ menit Nadi : 82x/ menit Nadi : 80x/ menit Nadi : 88x/ menit
2X/10’/20’’
142
KU: baik
2X/10’/20’’
143
KU: baik
2X/10’/20’’
143
KU: baik
2X/10’/20’’
146
2X/10’/20’’
143
KU: baik VT pembukaan 2 cm, KK (+), kepala turun H1, portio tebal lunak KU: baik
2X/10’/25’’
138
KU: baik
2X/10’/25’’
140
KU: baik
2X/10’/25’’
145
KU: baik
2X/10’/25’’
156
KU: baik
2X/10’/25’’
146
Nadi : 80x/ menit TD: 120/80 mmHg N : 83x/ menit Nadi : 82x/ menit Nadi : 80x/ menit Nadi : 85x/ menit Nadi : 87x/ menit Nadi : 86x/ menit Nadi : 80x/ menit
2X/10’/25’’
144
2X/10’/25’’
142
KU: baik dr. Marta, Sp.OG periksa : VT pembukaan 2 cm, KK (+), kepala turun H1, portio tebal lunak Intruksi dr. Marta, Sp. OG : Inj. Cefazolin 2 gr KU: baik Skin test cefazolin (+) KU: baik Inj. Cefazolin 2 gr diberikan
2X/10’/25’’
142
KU: baik
2X/10’/25’’
152
KU: baik
2X/10’/25’’
148
KU: baik
2X/10’/25’’
148
KU: baik
2X/10’/25’’
152
KU: baik
2X/10’/25’’
144
KU: baik Drip oxitosin 5 IU botol ke2 habis, ganti RL kosong dr. ragam lapor dr. Marta, Sp. OG 13
18.00 18.30
19.00 19.30 20.00
20.30 21.00 21.30 22.00 22.30
23.00 23.30 21/06/20 19 00.00 00.30 01.00 01.30 02.00 02.30
Nadi : 81x/ menit TD: 123/82 mmHg N : 80x/ menit
2X/10’/25’’
140
KU: baik
2X/10’/25’’
135
Nadi : 82x/ menit Nadi : 82x/ menit Nadi : 83x/ menit
2X/10’/25’’
146
KU: baik VT pembukaan 2 cm, KK (+), kepala turun H1, portio tebal lunak dr. Ragam lapor dr. Marta, Sp. OG instruksi : KTG ulang KU: baik
2X/10’/25’’
148
KU: baik
2X/10’/25’’
140
KU: baik dr. Ragam lapor dr. Marta, Sp. OG hasil KTG (+)
Nadi : 87x/ menit Nadi : 86x/ menit Nadi : 84x/ menit Nadi : 80x/ menit TD: 120/80 mmHg N : 88x/ menit Nadi : 83x/ menit Nadi : 80x/ menit Nadi : 81x/ menit
2X/10’/25’’
138
KU: baik
2X/10’/25’’
138
KU: baik
2X/10’/25’’
142
KU: baik
2X/10’/25’’
141
KU: baik
2X/10’/25’’
140
2X/10’/25’’
139
KU: baik VT pembukaan 2 cm, KK (+), kepala turun H1, portio tebal lunak KU: baik
2X/10’/25’’
140
KU: baik
2X/10’/25’’
11
KU: baik
Nadi : 80x/ menit Nadi : 84x/ menit Nadi : 88x/ menit Nadi : 84x/ menit TD: 120/80 mmHg N : 80x/ menit
2X/10’/25’’
142
KU: baik
2X/10’/25’’
150
KU: baik
2X/10’/25’’
146
KU: baik
2X/10’/25’’
154
KU: baik
2X/10’/25’’
150
KU: baik
14
03.00 03.30 04.00 04.30 05.00
05.30 06.00 06.30 07.00 07.30
08.00 08.30 09.00 09.30
10.00 10.15
Nadi : 88x/ menit Nadi : 87x/ menit Nadi : 80x/ menit Nadi : 79x/ menit TD: 120/80 mmHg N : 85x/ menit
2X/10’/25’’
152
KU: baik
2X/10’/25’’
155
KU: baik
2X/10’/25’’
140
KU: baik
2X/10’/25’’
136
KU: baik
2X/10’/25’’
152
Nadi : 88x/ menit Nadi : 89x/ menit Nadi : 85x/ menit Nadi : 80x/ menit TD: 120/80 mmHg N : 80x/ menit Nadi : 86x/ menit Nadi : 78x/ menit Nadi : 88x/ menit Nadi : 89x/ menit
2X/10’/25’’
150
KU: baik VT pembukaan 2 cm, KK (+), kepala turun H1, portio tebal lunak Lapor dr. Ragam tunggu dr. Marta, Sp. OG visite KU: baik
2X/10’/25’’
147
KU: baik
2X/10’/25’’
152
KU: baik
2X/10’/25’’
154
KU: baik
2X/10’/25’’
143
KU: baik dr. Ragam lapor dr. Marta, Sp.OG
2X/10’/20’’
150
KU: baik
2X/10’/20’’
144
KU: baik
2X/10’/20’’
142
KU: baik
2X/10’/20’’
142
Nadi : 87x/ menit Nadi : 83x/ menit
2X/10’/20’’
142
KU: baik DR. Marta, Sp. OG periksa Intstruksi : SC cito Inform consent SC+MOW+ konsul anestesi Inj. Cefazolin 1 gr (+) Menghubungi VK IGD dan OK IGD KU: baik
2X/10’/20’’
139
KU: baik Acc anestesi Pasien dibawa ke OK IGD
15
Tabel 3. Catatan Perkembangan Pasien di Bangsal Flamboyan Tanggal S O A KU/ Kes: Baik/compos P3A1 36 tahun 22/06/2016 Nyeri perut, mentis post SCTP+ BAK (+) , TD: 130/80 mg MOW a.i flatus (+) N: 88 x/mnt induksi tak RR: 20 x/mnt respon, S: 36,0 C postterm, Status Generalis oligohidramnion Mata: CA (-/-) SI (-/-) Thoraks: P/ SD ves +/+, ST -/C/ S1>S2, reg, ST Status Lok. Abd. I: datar, bekas luka OP A : BU (+) normal Per: timpani Pal: NT – TFU 2 jr bawah pusat Status GE: Lochea rubra (+), FA (-)
P -Klindamisin 2x300mg -Asam mefenamat 3x500mg -Adfer 2x1 -Kontrol poli 1 minggu
I. DIAGNOSA AKHIR P3A1 36 tahun post SCTP+MOW a.i induksi tak respon, oligohidramnion dan postterm J. PROGNOSIS Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
Ad functionam
: dubia ad bonam
16
BAB III MASALAH DAN PEMBAHASAN
Diagnosis awal kasus saat di Poliklinik adalah Gravida 4 Para 2 Abortus 1 Usia 36 Tahun Hamil 41 Minggu 6 Hari , Janin Tunggal Hidup Intra Uterine Presentasi Kepala Serotinus, dan Oligohidramnion Berat. Sedangkan diagnosis keluar pada pasien adalah Para 3 Abortus 1 Post SCTP+MOW atas indikasi
Induksi Tak
Respon, Post Term, dan
Oligohidramnion. Adapun masalah yang perlu dibahas terkait dengan kasus tersebut antara lain:
A. Kehamilan Postterm Hasil pemeriksaan pada kasus ini Leopold I didapatkan bagian keras pada fundus uteri kesan kepala, Leopold II teraba tahanan pada sisi kanan ibu, dan Leopold III bagian bawah janin teraba bagian lunak kesan bokong. Sementara itu USG menunjukkan adanya 1 janin letak sungsang yang menunjukkan adanya kelainan posisi janin.
B. Oligohisramnion Pada kasus ini Ny.RA, G1P0A0 usia 37 tahun dengan diagnosis Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Diagnosis IUFD ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. IUFD menurut ICD 10 – International Statistical Classification of Disease and Related Health Problemsadalahkematian fetal atau janin pada usia gestasional ≥ 22 minggu (Petersson, 2002). WHO dan American College of Obstetricians and Gynecologist (1995) menyatakan IUFD adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Petersson, 2003; Winknjosastro, 2008).
C. Induksi Tidak Respon
17
Induksi tidak respon pada kasus ini ditegakkan berdasarkan tidak adanya pola kontraksi adekuat yang diikuti kemajuan persalinan meliputi penipisan dan pembukaan serviks, penurunan kepala, serta putaran paksi dalam setelah diberikannya induksi sesuai algoritma tanpa adanya malformasi pada ibu maupun janin. Pada kasus ini, pasien datang ke Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto rujukan Puskesmas Patikraja karena hamil sudah lewat bulan. Kondisi tersebut menyebabkan rencana tindakan ada pasien adalah terminasi kehamilan dengan pemberian induksi karena pasien belum inpartu. Pasien diberikan oxytosin 5 IU dan diawasi kemajuan persalinan dan keadaan ibu serta janin secara ketat. Pada 4 jam pertama pemberian oxytocin, hasil pemeriksaan dalam menunjukkan pembukaan servix 1 cm, kulit ketuban positif, kepala turun hodge 1, dan porsio tebal lunak. Pada 4 jam kedua setelah induksi, hasil pemeriksaan dalam menunjukkan pembukaan servix 2 cm, kulit ketuban positif, kepala turun hodge 1, dan porsio tebal lunak. Pada 4 jam ketiga, induksi ditambahkan dengan pemberian oxytocin 5 IU botol kedua dengan kondisi belum ada perubahan dan kemajuan persalinan dibanding pemeriksaan sebelumnya. Pada 4 jam keempat hingga kedelapan hasil pemeriksaan dan pengawasan pasien menunjukkan bahwa belum ada perubahan ataupun kemajuan persalinan. Keadaan umum ibu daan janin baik, risiko cephalo pelvic dispropostion kecil, dan tanda-tanda malformasi ibu maupun janin lainnya tidak ditemukan, sehingga dalam kasus ini pasien dinyatakan tidak respon terhadap induksi.
18
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
A. Oligohidramnion 1.
Definisi Oligohidramnion didefinisikan sebagai penurunan abnormal dari volume cairan amnion. Oligohidramnion ditandia dengan volume cairan amnion