Prinsip Psikologi Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Fahma Mutia Wardah NIM : 200401110289 PRINSIP PENDEKATAN DAN MODEL PSIKOLOGI KOMUNITAS A. Prinsip Pendekatan Psikologi Komunitas Dasar terbentuknya psikologi komunitas diawali adanya usaha akan kebebasan dan adanya gerakan kesehatan mental komunitas. Didirikan pada 05 Mei 1965 pada konferensi Psikologi klinis di Swamscott, Massachusetts, di Boston. didalam konferensi tersebut psikologi klinis membicarakan pembaharuan pendekatan kesehatan mental yang lebih memberi tekanan pada prevensi daripada treatment dan mentargetkan pada system social tempat individu berpatisipasi dalam usaha perubahan social. Selanjutnya dirumuskan tugas psikologi Komunitas yaitu untuk memahami dan meningkatkan kehidupan individu maupun komunitas, mengembangkan pengaetahuan yang secara psikologis valid tetapi harus membuat pengetahuan tersebut berguna bagi kehidupan komunitas. Selain itu, ditujukan pula untuk membangun pengetahuan melalui perbuatan (perspektif Psikologi Komunitas). Dalam hal ini peran psikolog komunitas digambarkan sebagai participant. Seorang ahli yang bernama Rapaport mengemukakan bahwa pespektif dari psikologi komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama yakni : 1.



Pengembangan sumber daya individu,



2.



Aktivitas politik,



3.



Ilmu pengetahuan. Pada sumber lain menyebutkan bahwa psikologi komunitas berpusat



pada tindakan dan memecahkan masalah, menciptakan solusi (pada dunia nyata) dan mengambil sebuah tindakan pada masyarakat dan melahirkan



beberapa cabang khusus lainya. Psikologi komunitas juga mengambil pendekatan holistik berbasis sistem untuk memahami perilaku dan bagaimana seorang individu masuk ke dalam sebuah masyarakat. Psikologi komunitas juga sering melakukan penelitian untuk mengembangkan kerangka kerja yang teoritis dan penerapan kajian secara langsung dalam komunitas baik publik maupun swasta.



Ada beberapa konsep yang sangat melekat pada pendekatan psikologi komunitas, yakni pada: a. Pencegahan. Pencegahan



dari



gangguan



psikologis



bertujuan



untuk



menghemat biaya perawatan penderita. Terdiri dari tiga hal yakni pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer yaitu usaha mencegah suatu masalah yang terjadi secara umum dan bersama-sama atau permasalahan yang awal pada situasi yang memungkinkan terjadi. Cowen berpendapat ada kriteria yang harus ada dalam pencegahan primer ini yaitu; program harus berorientasi pada kelompok, harus dilakukan sebelum Maladjustment, dan tindakan sengaja sebagai fokus pada kekuatan penyesuaian. Sekunder yaitu usaha mengatasi masalah pada situasi yang mungkin muncul untuk pertama kalinya sebelum semakin parah. Sedangkan pencegahan tersier yaitu usaha untuk mengurangi adanya masalah tersebut sehingga tidak memunculkan kejadian yang terus-menerus. Contoh: •



Pencegahan primer yaitu ketika komunitas mengadakan sebuah event maka komunitas tersebut meminimalisir



permasalahan yang mungkin nantinya akan terjadi dengan tindakan-tindakan yang mencegah adanya masalah (misalnya membuat list kepanitiaan dengan jobdesk yang tertera jelas beserta pembagian dan anggaran agar tidak ada yang miss komunikasi dan berjalan dengan baik) •



Pencegahan sekunder yaitu ketika event tersebut mulai berjalan atau progres ketika ada masalah yang muncul ketika sebelum itu terjadi, maka sesegera mungkin permasalahan tersebut diselesaikan agar tidak semakin kemana-mana dan semakin parah dan juga menyiapkan adanya pencegahan agar masalah tersebut tidak semakin besar (misalnya progres penyelesaian ketika ada problem misalnya konsumsi yang melewati anggaran seharusnya, maka dicarikan supplier lain yang sesuai dengan anggaran)







Pencegahan tersier contohnya ketika sudah melakukan sebuah event maka lakukan evaluasi dimana agar setiap problematika



disampaikan



dan



diskusi



tentang



pencegahan agar problematika tersebut tidak terjadi terusmenerus dan bertujuan agar event selanjutnya masalah tersebut tidak terulang lagi (misalnya evaluasi acara webinar yang diadakan komunitas A)



b. Pemberdayaan manusia. Pemberdayaan manusia dalam masyarakat bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah munculnya gangguangangguan psikologis. Pemberdayaan adalah upaya mencegah



terbentuknya perasaan pasrah tak berdaya pada individu ataupun komuni yang terdampak akibat lingkungan yang berubah dan merugikan. Contohnya korban penipuan. Dari beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni: 1. Pendekatan komunitas menekankan kepada efek dari dukungan dan tekanan sosial masyarakat serta tindakan preventif 2. Pemberdayaan lokal dan pentingnya relativisme budaya serta keanekaragaman 3. Menekankan kepada masyarakat, kekuatan pribadi dan kemampuan 4. Perspektif komunitas tidak hanya menekankan pada fungsi riset pengembangan teori tetapi juga untuk tindakan dan evaluasi kebijakan program, analisis bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan juga kesejahteraan masyarakat.



Adapun pendapat lain yaitu : •



Menghargai



keberagaman



dimana



dalam



suatu



masyarakat maupun Komunitas didalamnya adanya variasi yaitu suku, adat budaya , ras , gender dan lain-lain. Contohnya : memperlakukan setiap anggota komunitas sesuai dengan peran dan job desk masing-masing dan tidak membedakan antara hak yang dimiliki antara satu dengan yang lainnya. •



Mendesain program pelayanan dengan mengutamakan cocok atau tidaknya desain tersebut dengan lingkungan



khususnya Komunitas. Program juga didesain dengan sedemikian rupa sehingga masyarakat bisa menjalaninya secara



swadaya.



Contoh



:



mendesain



dengan



menyesuaikan kondisi suatu komunitas atau masyarakat dengan cara melihat latar, visi dan misi anggota komunitas tersebut. •



Berkolaborasi



dengan



disiplin



ilmu



lain



untuk



memberikan dan memperluas pandangan baru tentang suatu gejala sehingga dapat memperkaya bahkan mengembangkan



perspektif



sebelumnya.



Misalnya



berkolaborasi dengan ilmu kesehatan, Ilmu sejarah dan ilmu lingkungan lain-lain. •



Sense of community (SOC) psikolog komunitas memiliki “SOC” yaitu suatu penghayatan perasaan seseorang menjadi bagian dari sebuah kelompok yang ditandai berupa adanya komitmen antar anggotanya. Contoh : adanya rasa kepemilikan satu sama lain antar anggota komunitas dan kebersamaan.



Sedangkan, Menurut Rapaport mengemukakan bahwa perspektif dari psikologi komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama yakni : 1. Pengembangan sumber daya individu (mencakup seperti kesejahteraan, kesehatan mental dll). Psikologi komunitas berpusat pada tindakan dan memecahkan masalah, menciptakan solusi (pada dunia nyata) pada komuni nya. 2. Aktivitas politik, saling membutuhkan dan terlibat kepentingan bersama. Psikologi komunitas juga mengambil pendekatan holistik berbasis sistem



untuk memahami perilaku dan bagaimana seorang individu masuk ke dalam sebuah masyarakat. 3. Ilmu pengetahuan, Psikologi komunitas juga sering melakukan penelitian untuk mengembangkan kerangka kerja yang teoritis dan penerapan kajian secara langsung dalam komunitas baik publik maupun swasta. Prinsip-prinsip psikologi Komunitas • Mengutamakan prinsip pencegahan (preventif) • Menghargai keberagaman • Program didesain agar ada kesesuaian antara Individu/komunitas dengan lingkungan mereka • Kolaborasi dengan ilmu lain • Mengembangkan Sense of Community (Istiqomah, dkk., 2011) Menguraikan Prinsip-Prinsip Pendekatan Komunitas Beserta Contohnya 1. Mengutamakan prinsip pencegahan (preventif) Prinsip pencegahan menjadi yang utama karena memanglah sebuah pencegahan itu sangat diperlukan untuk menghindari suatu fenomena yang berdampak negatif didalam masyarakat. Contohnya, seperti Pencegahan mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM). Diperlukannya prinsip pencegahan ini karena meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM) tidak saja berdampak pada meningkatnya morbiditas, mortalitas, dan disabilitas di kalangan masyarakat, melainkan juga berdampak pada meningkatnya beban ekonomi baik di tingkat individu maupun di tingkat negara pada skala nasional. Sebab, PTM berakibat pada 63% atau 57 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun.



2. Menghargai Keberagaman Lahir, tinggal dan besar di negara Indonesia yang merupakan negara dengan berbagai macam keberagaman tentu sangat diperlukannya sebuah prinsip dalam hal ini. Jika tanpa sebuah prinsip dalam menghargai keberagaman akan bisa menimbulkan banyak konflik yang terjadi karena, ada terlalu banyak perbedaan yang ada di Indonesia. Contohnya : Mulai dari perbedaan ras, suku, bahasa, adat istiadat, dan lain sebagainya. Untuk itu pengelolaan keberagaman itu sangat penting karena dapat dijadikan landasan dalam mencapai suatu tujuan yang lebih luas lagi. Jadi tidak hanya berpacu pada perbedaan keberagaman ras, suku, bahasa, agama saja, tapi bisa lebih luas lagi dalam semua komunitas baik itu besar atau kecil. 3. Program didesain agar ada kesesuaian antara individu atau komunitas dengan lingkungan mereka Sebuah komunitas terbentuk tentu karena ada keinginan, kesukaan atau tujuan yang sama. Program yang didesain akan sangat membantu dalam menemukan kesesuaian pada komunitas dengan lingkungannya. Terciptanya kesesuaian ini akan mempermudah suatu komunitas untuk menjalankan tujuannya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Contohnya : Dalam proses belajar mengajar agar siswa dan siswi bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan yang terstruktur maka guru mempersiapkan materi pembelajaran yang akan diberikan. 4. Kolaborasi dengan Ilmu lain Pengelolaaan dalam hal ini pasti akan sangat menjadi hal yang luar biasa terlebih perkembangan teknologi saat ini semakin merambah ke berbagai bidang ilmu. Kolaborasi berbagai bidang ilmu akan menjadi terobosan baru untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam hal ini saya



mengatakan luar biasa karena kolaborasi antar ilmu dapat bertujuan untuk mengeksplorasi ide, progres penelitian, pengembangan teknologi dan kolaborasi antara peneliti yang akan membuat suatu progres yang mungkin saja bisa membawa kesuksesan kedepannya. Contohnya : Psikologi komunitas yang juga mengacu pada bidangbidang psikologi lainnya seperti psikologi perkembangan, psikologi klinis, psikologi sosial dan lain sebagainya serta juga pada disiplin ilmu lainnya diluar ilmu psikologi seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, dan masih banyak lagi. 5. Mengembangkan sense of community Dalam sebuah komunitas, sense of community merupakan bagian yang berperan penting, setiap anggotanya harus memiliki sense of community agar komunitasnya tetap bertahan dan hubungan yang berjalan semakin kuat. Menghilangnya rasa komunitas (lost community) dapat terjadi karena jarak maupun waktu yang memisahkan seseorang sehingga mereka kehilangan rasa komunitas atau kehilangan sense of community namun dengan adanya fasilitas internet dapat menghubungkan kembali dan membangun sense of community yang telah hilang. Contohnya : Anggota yang meluangkan waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk kelompoknya, maka akan terlibat pula emosionalnya terhadap kelompoknya. Semakin sering seorang individu berkomunikasi atau berinteraksi maka akan lebih mempererat hubungannya. -Prinsip-prinsip Psikologi Komunitas lainnya : • Peka terhadap kebutuhan dan keadaan komunitas • Memaksimalkan dan membangun kapasitas sumber daya lokal • Menggunakan pendekatan berlapis dan melibatkan semua stakeholder • Melibatkan inisiatif sosial dan peka pada budaya lokal



(Poerwandari, dkk., 2003) Beberapa pendekatan, konsep dan teori mengenai psikologi Komunitas dijelaskan secara singkat dibawah ini. Penjelasan secara lebih luas dan mendalam mengenai beberapa konsep penting akan dituangkan pasa bab selanjutnya. 1. Pendekatan Transaksional Pandangan dari Felner, Felner dan Silvermen (1999) mencoba untuk menempatkan psikologi komunitas di dalam kerangka ilmu sains dan praktis yang bergerak dalam upaya pencegahan terjadinya gangguan klinis. Pendekatan ini merupakan sebuah konsep yang menjembatani kerangka berpikir konsep kesehatan mental klinis tradisional dengan konsep kesehatan mental komunitas. Pandangan penting yang dijelaskan di dalam pendekatan ini adalah bahwa kerentanan yang terjadi adalah sesuatu yang bersifat konstekstual. Tidak ada istilah individu dengan kerentanan yang tinggi, namun kerentanan akan terkait dengan konsep perkembangan dan konsep ekologis, mengenai bagaimana seorang individu belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan aktual yang ia hadapi. Cara pandang ini dikenal dengan pendekatan transaksional yang menekankan pada pentingnya konsep sosial dalam memahami tahapan perkembangan dan perilaku. Tidak semua perilaku bersifat dua arah, yaitu adanya pengaruh timbal balik yang sederhana antara individu dengan lingkungan terdekatnya. Beberapa perilaku adalah fungsi dari kondisi sosial yang lebih jauh dan luas. hukum yang demikian, menjadi sebuah penghubung bagi seorang ilmuwan maupun praktisi psikologi dengan sistem sosial yang lebih besar,



termasuk budaya, tradisi, organisasi, dan keyakinan serta praktik yang dilembagakan di dalam sebuah sistem sosial. Banyak dari kondisi sosial yang berada diluar kemampuan individu untuk mengontrolnya. Seringkali kasus-kasus yang terjadi dikarenakan adanya perubahan konteks sosial sehingga mempengaruhi perkembangan anak dan remaja serta berbagai masalah sosial yang lebih luas. 2. Konsep pemberdayaan Kajian konseptual mengenai psikologi komunitas juga dijelaskan oleh zimmerman



yaitu konsep



analisis analisis



multilevel



mengenai



pemberdayaan. Pendekatan ini dijelaskan di dalam konteks upaya pencegahan di dalam psikologi komunitas. Selama ini upaya pencegahan suatu gangguan atau kelainan klinis seringkali dinilai lebih ditekankan pada pemberian intervensi yang justru berdampak melemahkan individu dan menyalahkan lingkungan (Albert, 1996). Oleh karena itu dengan perspektif psikologi komunitas, program pencernaan harus mampu memberdayakan bukan justru melemahkan. Zummerman menekankan nilai-nilai pemberdayaan psikologis komunitas dan analisis multilevel yang diperlukan untuk penelitian maupun untuk intervensi. Penekanan pada hubungan peran, partisipasi, dan akses sumber daya. Konsep psikologi komunitas sebagai upaya pemberdayaan dicoba untuk dilengkapi oleh van Uchelen dengan memperluas pengertian pemberdayaan ke dalam konteks kelompok atau kolektivitas kontak sosial yang menyeluruh.



Beberapa ahli mengungkapkan definisi mengenai pemberdayaan, antara lain sebagai berikut : • pemberdayaan adalah proses dimanasendir, organisasi, dan masyarakat mampu mengatasi masalah mereka sendiri (Rappaport, 1987) • pemberdayaan adalah upaya untuk mencapai keadaan dimana orangorang memiliki kekuatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan bekerjasama dengan yang lain untuk maju dan mencapai tujuan bersama (Prilleltenksy et al, 2001) • pemberdayaan adalah mekanisme agar seseorang memiliki kendali yang lebih besar terhadap hidup mereka, memiliki kesadaran kritis terhadap lingkungan sosial politik dan partisipasi demokratis dalam masyarakat (Perkins & Zimmerman, 1995) 3. Konsep Kesehatan Penjelasan ini dari Cowen adalah antitesa dari konsep pemberdayaan. Dalam penjelasannya Cowen lebih berfokus pada kesehatan, yaitu upaya membangun sistem yang didasari oleh perhatian terhadap kesehatan. Pendekatan ini sangat berbeda dari pendekatan psikologi klinis yang didasarkan pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang memandang kesehatan masyarakat berasal dari kedokteran klinis. Kritik Cowen tentang apa terhadap upaya pencegahan yang didasari oleh kebijakan kesehatan mental konvensional. Dari beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni: a. Pendekatan komunitas menekankan kepada efek dari dukungan dan tekanan sosial masyarakat serta tindakan preventif b. Pemberdayaan lokal dan pentingnya relativitas budaya serta keanekaragaman



c. Menekankan kepada masyarakat, kekuatan pribadi dan kemampuan d. Perspektif komunitas tidak hanya menekankan pada fungsi riset pengembangan teori tetapi juga untuk tindakan dan evaluasi kebijakan program, analisis bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan juga kesejahteraan masyarakat.



B. Model dalam pendekatan psikologi Komunitas Proses psikologi komunitas yaitu konteks (ruang lingkup) untuk menerapkan model-model psikologi komunitas. Istilah “model” diaplikasikan untuk menunjuk pada suatu penyajian struktur dan fungsi (dalam hal ini) permasalahan komunitas. Dalam masalah-masalah komunitas, psikologi komunitas menerapkan model sebagai berikut : 1. Model Kesehatan Mental (The Mental Health Model). Model ini beranggapan bahwa mencegah terjadinya gangguan mental yang akan lebih efektif daripada mengobati. Model kesehatan mental lebih menekankan pada pendekatan preventif.



2. Model Organisasi (The Organization Model). Model ini diacu berdasarkan pada penelitian-penelitian sosial, terutama



penelitian



yang



menelaah



mengenai



pengaruh



kondisi/organisasi atau sistem organisasi pada sistem sosial terhadap kelompok. Misalnya pengaruh gaya kepemimpinan. Model ini beranggapan bahwa manajemen atau pengelolaan bertanggung jawab untuk mengorganisir elemen-elemen dalam kelompok, seperti : uang, materi/benda, peralatan, manusia yang bertujuan untuk mendapatkan profit. Hubungannya dengan manusia bertujuan untuk mengarahkan usaha dalam memotivasi dan mengontrol tindakan serta perilaku agar



sesuai dengan tujuan. Tanpa adanya intervensi dari manajemen, manusia akan menjadi pasif dan tidak responsif terhadap kebutuhankebutuhan kelompok. 3. Model Tindakan Sosial (The Social Action Model). Model ini menerapkan pendekatan dengan cara berpartisipasi langsung terhadap kondisi yang menyebabkan timbulnya gangguan atau masalah di dalam masyarakat. Misalnya : mengatasi permasalahan kemiskinan yaitu dengan cara memobilisasi dan mengkoordinasikan sumber-sumber yang ada dalam komuniti; keterlibatan langsung dalam mengatasi kemiskinan, misalnya dengan cara menciptakan lapangan kerja,



merangsang



pertumbuhan



usaha



wiraswasta



ataupun



memberikan pinjaman modal. 4. Model ekologi (The Ecological Model). Model ini dipengaruhi oleh Teori Kurt Lewin yang menekankan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan. Model ini beranggapan bahwa prinsip-prinsip ekologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi



masalah-masalah



yang



timbul



serta



untuk



menciptakan proses intervensi yang dibutuhkan. Dalam memahami sebuah komunitas, psikolog komunitas perlu memperhatikan tingkat ekologi komunitas tersebut sebelum melakukan intervensi atau pendekatan, diantaranya yaitu: a. Tingkat individual b. Mikrosistem; merupakan lingkungan terdekat individu, yang berulang digunakan individu secara langsung untuk melakukan mikrosistem,



interaksi



dengan



individu



orang



membentuk



lain.



Dalam



hubungan



interpersonal; mengambil peran sosial dan berbagai



kegiatan. Mikrosistem meliputi; keluarga, ruang kelas, kelompok diskusi, teman dan lain sebagainya. c. Organisasi; merupakan kumpulan mikrosistem yang lebih kecil yang mana memiliki struktur formal yaitu adanya peraturan, kebijakan, waktu pertemuan, dsb. Contohnya, sekolah, tempat kerja, kelompok paduan suara, dan sebagainya. d. Locality/lokasi; merupakan sekumpulan organisasi atau mikrosistem yang mana tiap-tiap individu berpartisipasi bagi kehidupan daerah mereka melalui kelompokkelompok yang lebih kecil. Contohnya, pedesaan, kota kecil, lingkungan urbanisasi ataupun kota besar.



Beberapa hal yang mungkin dilakukan oleh seorang psikolog komunitas meliputi: • Menemukan cara untuk membantu orang yang kurang beruntung atau kehilangan haknya merasa lebih terhubung dengan komunitas lokal mereka • Memahami masalah sosial di antara kelompok minoritas • Mengembangkan, menerapkan, dan mengevaluasi program-program berbasis masyarakat yang berorientasi pada tindakan • Membangun hubungan antara individu dan kelompok komunitas • Mengevaluasi



organisasi,



pemerintah,



dan



komunitas



untuk



mempromosikan partisipasi dan keragaman • Psikolog komunitas dapat dipekerjakan di sejumlah bidang termasuk pendidikan, pemerintah, kelompok nirlaba, organisasi komunitas dan



konsultasi pribadi. Dalam sistem pendidikan, psikolog komunitas sering bekerja di perguruan tinggi dan universitas untuk mengajar kursus dan melakukan penelitian asli. Dalam pengaturan pemerintah, mereka dapat bekerja dalam layanan kesehatan dan manusia untuk pemerintah lokal, negara bagian dan federal. Referensi : Afiatin, T. (1997). PENDEKATAN PSIKOLOGI KOMUNITAS. Psikologika, 3940. Nurhasanah, F. (2021, maret 21). Retrieved februari 19, 2022, from Initentangpsikologi.com: file:///B:/AMANDA/kuliah/SEMESTER%204/P.%20komunitas%20(bu%20 rofi%20)/materi%202/Model%20dan%20Proses%20Psikologi%20Komunita s%20-%20Initentangpsikologi.com.html wahyuningsih, s. (2013). metode penelitian studi kasus. madura: universitas turnojoyo. Yuli, A. ,. (2018). Psikologi Komunitas. Riau: Al-Mujtahadah Press.