Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah Akhlak Dosen Pengampu : Khulatul Lutfiah, M.Pd.I



Disusun Oleh : Advina Aula Putri Ramadhani



23040210069



Kunti Nikmah Alawiyah



23040210073



Naili Himmatul Ulya



23040210078



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN IAIN SALATIGA 2022 1



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat serta kesempatan untuk menyeleaikan tugas makalah Aqidah akhlak ini yang berjudul “ Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak



”. Dengan makalah ini, semoga kita bisa



menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Khulatul Lutfiah, M.Pd.I. Selaku dosen pengampu mata kuliah filsafat ilmu. Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari banyak sumber, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai sumber yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, bahwa dalam penyususnan makalah ini masih terdapat banyak kekuranga . baik dalam penulisan atau pemilihan kata dan lainnya. Penulis juga berharap, pembaca bisa mengerti dan memahami materi yang di sampaikan ini, dan di perkenankan mengoreksi atau memberi seuntai sarannya kepada penulis. Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih



Salatiga, Mei 2022



Penyusun



2



DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................. 1 KATA PENGANTAR ......................................................................... 2 DAFTAR ISI ....................................................................................... 3 BAB I : PENDAHULUAN ................................................................. 4 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 4 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Pembahasan ................................................................. 5 BAB II : PEMBAHASAN ................................................................... 6 A. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI ...................... 6 B. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI ........................... 9 C. Problematika Pembelajaran Aqidah Akhalak di MI ................ 11 D. Solusi Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI ....... 14 BAB III : PENUTUP ........................................................................... 17 A. Kesimpulan .............................................................................. 17 B. Saran ........................................................................................ 18



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dalam mencapainya membutuhkan perangkat dalam pembelajaran diantaranya adalah pelajaran akidah akhlak. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak di MI/SD itu sendiri bukan tanpa masalah atau problem. Secara substansial mata pelajaran AkidahAkhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Akidah Akhlak di Sekolah Dasar setingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah) mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma' al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran akidah akhlak di MI/SD adalah bagian integral dari pendidikan agama. Walaupun bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara subtansial mata pelajaran akidah akhlak memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengamalkan nilai-nilai keyakinan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan konsep pendidikan akidah akhlak tersebut, maka sangatlah perlu dibelajarkan kepada peserta didik, sebagai jembatan mewujudkan peserta didik yang berilmu dengan dasar keimanan dan berakhlak. Oleh karenanya sejak pendidikan dasar seyogyanya ditanamkan. Adapun dalam proses pembelajaran akidah akhlak itu menurut Amin Abdullah 4



dalam Mulkan yang dikutip Muhaimin, bahwa terdapat tiga tahapan proses pendidikan agama (termasuk Akidah-Akhlak) yang seharunya dimiliki dan dialami oleh anak didik bersama-sama dengan guru yaitu dari tahapan kognisi, afeksi hingga psikomotor. Pendidikan akidah akhlak tidak sekedar terkonsentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata, tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif menjadi makna dan nilai- nilai yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik lewat berbagai cara, media dan forum. Selanjutnya “makna” dan “nilai” yang terhayati tersebut dapat menjadi sumber motivasi bagi peserta didik untuk bergerak, berbuat, berperilaku secara konkret-agamis dalam wilayah kehidupan praksis sehari- hari (Muhaimin, 2004). B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI 2. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI 3. Problematika Pembelajaran Aqidah Akhalak di MI 4. Solusi Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI C. Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI 2. Mengetahui Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI 3. Mengetahui Problematika Pembelajaran Aqidah Akhalak di MI 4. Mengetahui Solusi Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Kata aqidah dalam kamus Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu’jamul Wasiith diambil dari kata dasar “al-aqdu” yang bermakna ikatan, ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan atau apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti baik itu benar ataupun salah. Abdullah Abdul Hamid. Secara terminologi aqidah dapat diartikan sebagai perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya, dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut. Akidah Akhlak di MI merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma' al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan seharihari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Alakhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak 6



dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: 1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam madrasah ibtidaiyah. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam pembelajaran akidah akhlak yaitu untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok ajaran agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga memadai baik untuk kehidupan pribadi atau bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 1. Materi Pembelajaran Akidah Akhlak Muatan materi pembelajaran akidah akhlak di SD Nurul Islam Semarang diberlakukan materi-materi dalam akidah akhlak masih tetap di dalamnya termuat inti pokok dari ajaran Islam yang memuat akidah (masalah keimanan) dan akhlak baik akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesame manusia, atau akhlak terhadap lingkungan. 2. Interaksi Guru dan Siswa Interaksi yang dilakukan dalam pembelajaran aqidah akhlak dengan menggunakan dilakukan dua arah yaitu antara guru dan peserta didik saling menghargai dan menghormati dalam proses belajar mengajar, guru memberikan pertanyaan kepada siswa agar siswa aktif menjawab. 7



3. Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak Strategi yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak dilakukan dengan mengelompokkan siswa yaitu diantara siswa melakukan pembelajaran tutor sebaya, siswa mempunyai kemampuan lebih mejadi tutor bagi siswa yang kurang tahu. 4. Pendekatan dan Prinsip Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam kegiatan pembelajaran akidah akhlak bisa menggunakan beberapa pendekatan diantaranya : a. Pendekatan Rasional, yaitu suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada aspek penalaran. Pendekatan ini dapat berbentuk proses berfikir induktif yang dimulai dengan memperkenalkan fakta-fakta, konsep, informasi atau contoh contoh dan kemudian ditarik suatu generalisasi (kesimpulan) yang bersifat menyeluruh (umum) atau proses berfikir deduktif yang dimulai dari kesimpulan umum dan kemudian dijelaskan secara rinci melalui contoh-contoh dan bagian-bagiannya. b. Pendekatan emosional, yakni upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. c. Pendekatan pengalaman, yakni guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah. d. Pendekatan pembiasaan, yakni guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam. e. Pendekatan fungsional, yakni guru dalam menyajikan materi pokok dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan seharhari. f. Pendekatan keteladanan, yaitu guru memberi contoh yang baik dalam bergaul dan berperilaku. Sementara itu dalam kegiatan pembelajaran akidah akhlak guru menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: 8



a. Berpusat pada peserta didik. Bahwa setiap peserta didik itu memiliki perbedaan minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (prefence), pengalaman (experience) dan cara belajar (learning style). Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan mereka sebagai subyek belajar dan mendorong mereka untuk mengembangkan segenap bakat dan potensinya secara optimal. b. Belajar dengan melakukan. Peserta didik melakukan aktifitas karena itu guru memberi kesempatan kepada peserta didik diberi kegiatan nyata yang melibatkan dirinya. Untuk mencari dan menemukan sendiri, sehingga akan menjadi kegembiraan sendiri dan peserta didik memperoleh harga diri sesuai dengan hasil karyanya. c. Perpaduan kompetensi, kerjasama dan solidaritas. Bahwa setiap peserta didik diharapkan berkompetensi, bekerja sama dan mengembangkan solidaritasnya untuk mengembangkan kompetensi yang sehat pada proses pembelajaran berlangsung. B. Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak Metode Pembelajaran Akidah Akhlak dalam Membentuk Karakter Peserta Didik. Adapun dalam pembelajaran akhlak Islam merupakan sistem moral/ akhlak yag berdasarkan Islam, yakni bersumber dari al Quran dan al Hadis. Dalam proses pembelajaran akidah akhlak, terdapat beberapa metode, diantaranya: 1. Metode Pembiasaan Pembiasaan merupakan proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya dengan metode pembelajaran Islam. Dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam (Maunah, 2009). Pembiasaan merupakan proses pembelajaran, yang dilakukan oleh orang tua atau pendidik kepada anak. Hal tersebut dimaksudkan agar anak mampu untuk membiasakan diri pada perbuatan-perbuatan yang baik dan dianjurkan baik oleh norma, agama maupun hukum yang berlaku. 2. Metode Keteladanan 9



Keteladanan adalah hal- hal yang ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Keteladanan merupakan perilaku yang memberikan contoh kepada orang lain dalam hal kebaikan.



3. Metode pembelajaran Ganjaran dan Hukuman Dalam bahsaa arab "ganjaran" diistilahkan dengan "sawab". Kata "Isawab" bisa juga berarti pahala, upah dan balasan. Berkaitan dengan pendidikan Islam pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik dari anak didik. Hukuman dalam pendidikan berfungsi sebagai alat agar anak didik yang membuat kesalahan menjadi jera dan berupaya untuk tidak mengulanginya lagi, penerapan hukuman harus dapat meluruskan pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan oleh anak didik menuju ke arah perbaikan (Iqbal, 2013). 4. Metode Kisah Metode kisah ialah metode pendidikan dan pengajaran Islam melalui kisah kisah peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu.Metode kisah sangat erat kaitannya AT-THULAB: Volume I Nomor 1, Tahun 2017 52 Elya Umi Hanik dengan metode al-ibrah, yaitu merenungkan dan memikirkan kejadian-kejadian yang ada. 5. Metode Nasihat Metode selanjutnya dalam pembelajaran akhlak adalah nasihat Dinamakan nasihat karena dalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata yang didengar. 6. Motivasi atau dorongan Motivasi didefinisikan sebagai proses yang menstimulasi perilaku atau menggerakkan seseorang untuk bertindak. Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan. 7. Metode Tazkiyat Al Nafs Tazkiyat berhubungan dengan pensucian hati. dalam hal ini bagaimana membentuk jiwa yang sadar akan dirinya, dengan artian bagaimana membentuk jiwa jiwa yang tenang dan jiwa yang suci dalam menyikapi permasalahan. 10



8. Metode Ceramah Metode ceramah ialah menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan pada peserta didik atau khalayak ramai. Ceramah juga diartkan sebagai penerangan dan penuturan lisan guru terhadap peserta didik di ruangan kelas (Ramayulis, 1990). Metode ini, menjadi salah satu metode Nabi dalam memberikan pelajaran terhadap umatnya. C. Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak di Mi 1. Problem pada guru Setiap guru seharusnya dapat mengajar di depan kelas. Bahkan mengajar itu dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa di luar kelas atau di mana saja. Namun kenyataannya tidak semua guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Padahal seorang guru memiliki tanggung jawab bukan hanya mengajar namun masih banyak yang harus dilakukannya. Slameto, dalam buku belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mengemukakan tanggung jawab guru cukup banyak yaitu meliputi hal-hal berikut ini: a. Memberi bantuan kepada siswa dengan menceritakan sesuatu yang baik, yang dapat menjamin kehidupannya. b. Memberikan jawaban langsung pada pertanyaan yang diminta oleh siswa. c. Memberikan kesempatan untuk berpendapat. d. Memberikan evaluasi. e. Memberikan kesempatan menghubungkan dengan pengalamannya sendiri. Hal di atas merupakan sebagian kecil dari tanggung jawab guru. Disamping tanggung jawab yang lain yang cukup penting. Tanggungjawab yang sangat penting itu adalah menyampaikan materi dengan baik kepada siswa serta bagaimana mendidik siswa agar memiliki ahklak yang mulia. Guru diharapkan tidak hanya mampu mengajar saja namun kemampuan yang lain seperti yang telah disebutkan di atas juga harus dikuasai. Karena guru di tuntut agar dapat menjadi seorang organisator yaitu orang yang mengorganisasikan sesuatu. Orang yang dapat mengorganisasikan segala sesuatu dengan baik maka dia akan dapat mengendalikanya. Pekerjaan 11



mengajar bukanlah hal yang ringan. Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok orang, mereka merupakan sekelompok makhluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan menuju pada kedewasaan.



2. Problematika pada sistem pengelolaan kelas dan metode pembelajaran Sistem pengelolaan kelas yang diterapkan oleh sebuah lembaga pendidikan terkadang mendatangkan problematika tersendiri. Sistem pengelolaan terhadap sebuah lembaga atau yang penulis katakan dengan management merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Bagaimana pemimpin lembaga tersebut mengelola lembaganya merupakan salah satu hal yang juga ikut mempengaruhi terhadap perjalanan pendidikan. Pemimpin lembaga seharusnya dapat memanajemen dengan baik semua komponen yang ada agar dapat menjadi satu kesatuan yang utuh. Mengusahakan keserasian antara kegiatan tiap orang dan tiap pihak demi mencapai sasaran dan tujuan bersama atau yang disebut dengan koordinasi merupakan inti manajemen. Dengan adanya manajemen yang baik dari seorang pemimpin maka diharapkan perjalanan pendidikan pada lembaga tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dengan seperti itu makaproblematika yang berkaitan dengan manajemen akan dapat di minimalisir. Selain problematika yang berkaitan dengan pengelolaan kelas juga ada problematika yang berkaitan dengan metode pengajaran. Terkadang metode yang diterapkan oleh guru tidak cocok bagi siswa dan siswa tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik. Masih banyak guru yang belum memahami metode yang bagaimana yang harus ia terapkan dalam menyampaikan suatu materi. Sebelum menerapkan metode yang akan diterapkan seharusnya guru memahami tugas pokoknya. Dengan mengetahui tugas pokoknya maka guru akan memiliki tanggung jawab yang besar dan berusaha melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas pokok guru antara lain: mengajar, mendidik, melatih dan menilai atau mengevaluasi.



12



Sebab hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan



mutu



serta



dapat



memberikan



perubahan



prilaku



dan



mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran akan berjalan efektif jika pengalaman, bahan-bahan, dan hasil-hasil yang diharapkan sesuai denagn tingkat kematangan peserta didik serta latar belakang mereka. Proses belajar akan berjalan baik jika peserta didik bias melihat hasil yang fositif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga dilihat dari pengertian prestasi dan belajar tersebut maka dapat diambil kesimpulan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesankesan yang mengakibatkan perubahan. Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu: a. Aspek



kognitif



penguasaan



meliputi



perubahan-perubahan



pengetahuan



dan



dalam



segi



perkembangan



eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. b. Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. c. Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. Prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester, yang kemudian dituangkan dalam daftar nilai raport. Nilai tersebut merupakan nilai yang dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas. Penilaian prestasi siswa yang dicantumkan dalam rapot, bisa berbentuk anka jiga berbentuk huruf. Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu 13



yang telah dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai indikator kualitas institusi pendidikan di tempat dia belajar. Para guru diharapkan dan harus mampu menciptakan pembelajaran dengan efektif, menyenangkan, tercipta suasana dan iklim pembelajaran yang kondusif, terdapat interaksi balajar-mengajar yang bagus, sehingga keberhasilan belajar dan prestasi dapat dicapai dengan baik sesuai tujuan pembelajaran. 3. Problematika pada Peserta Didik Problematika yang selanjutnya adalah problematika yang dihadapi oleh peserta didik atau siswa. Siswa juga mengalami banyak problem dalam belajarnya. Ada hal-hal yang dapat mempengaruhi belajar siswa, yang secara umum ada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor intern dan ekstern hal itu juga sama persis dengan apa yang disampaikan oleh Slameto. Problematika yang ada pada siswa juga berkaitan dengan faktor yang ada baik intern maupun ekstern. D. Solusi Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak 1. Solusi terhadap Problematika pada Guru khususnya yang berhubungan dengan Penguasaan Materi Usaha yang dilakukan untuk mengatasi problem yang timbul dalam penyampaian materi Akidah akhlak antara lain: a) Dalam penyampaian materi pembelajaran akidah akhlak, guru lebih mengutamakan/memilih materi pelajaran yang penting atau dengan menyampaikan inti materi, sehingga materi pelajaran yang harus disampaikan dapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. b) Guru mengusahakan agar siswa dapat tertarik dan memahami materi pelajaran yang disampaikan. Sehingga bagi siswa yang kemampuannya lebih, tidak merasa terlalu mudah dan bagi siswa yang kurang, tidak terlalu asing dalam menerima materi pelajaran aqidah. c) Mengingat waktu yang terbatas. dalam menyampaikan materi akidah akhlak, guru juga memperbanyak kegiatan yang bersifat



14



religius seperti upacara peringatan keagamaan, antara lain berdo'a, sholat berjama'ah. 2. Solusi terhadap Problematika yang Berhubungan dengan Pengelolaan Kelas dan Metode Pembelajaran Pada prinsipnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan dan kompetensi dalam cara belajar mengajar. Usaha optimalisasi kreatifitas guru akan menjawab permasalahan pemilihan metode pengajaran bantu dalam proses belajar mengajar di kelas. Kreatifitas merupakan salah satu kompetensi yang harusdikuasai oleh guru sehingga guru tidak akan menyerah apabila ada kendala kendala yang menghambat proses pembelajaran. Dalam penerapan metode Akidah akhlak yang digunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya tidak hanya memakai satu metode saja. Akan tetapi dalam satu jam pertemuan, guru bisa mengkombinasikan beberapa metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Selama metode itu tidak bertentangan, tidak akan menimbulkan masalah yang berarti, dengan begitu pembelajaran di kelas tidak akan monoton dan membosankan. 3. Solusi terhadap Problematika pada peserta didik Ketidak tertarikan peserta didik terhadap pembelajaran akidah akhlak bisa diatasi dengan meningkatkan minat belajar siswa. Usaha yang dilakukan dalam menumbuhkan minat peserta didik adalah: a) Memeriksa kondisi anak, untuk mengetahui apakah segi ini menjadi sebab, cek kepada orang tua atau guru-guru lain, apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran Akidah akhlak atau juga ditunjukkan di kelas lain dan ketika diajar oleh guru-guru yang lain. b) Memeperhatikan anak diluar kelas atau sekolah, untuk melihat apakah kegiatan yang diminati anak, hal ini dapat dipakai sebagai titik tolak untuk menarik minat anak bagi kegiatan-kegiatan yang lain. c) Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak agar tergerak minatnya. Selain itu guru harus memotivasi peserta didik, motivasi ini ada yang bersifat internal, yaitu yang tumbuh dari dalam diri peserta didik, seperti rasa ingin tahu tentang 15



materi yang dipelajari, karena materi itu menarik baginya. Adalagi motivasi eksternal, yaitu yang tumbuh akibat dari luar diri peserta didik. Misalnya peserta didik terdorong belajar karena ingin mendapat pujian atau karena takut mendapat hukuman.



Terdapat beberapa cara memotivasi peserta didik antara lain: a) "Need analysis" yaitu pemberian analisis tentang kebutuhan siterdidik, agar menyadari akan kebutuhan masa depannya. b) Menumbuhkan keingintahuan dalam diri anak didik. c) Memberikan stimulus yang dapat merangsang respon atau kegiatan murid. d) Memvariasikan metode mengajar dan penggunaan alat bantu mengajar. e) Memberikan ganjaran dan hukuman. Problematika yang dihadapi dalam pembelajaran akidah akhlak tentunya dapat diatasi dengan kerjasama semua komponen yang ada disekolah. Tidak bisa dalam mengatasi problematika yang dihadapi tersebut di bebankan hanya pada kepala sekolah atau guru, karena problematika yang dihadapi oleh sekolah cakupanya lebih besar seperti sarana dan prasarana, kurikulum dan kebijakan pemerintah.



16



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Akidah Akhlak di Sekolah Dasar setingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah) mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma' al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa Problematika yang di alami dalam pembelajaran akidah di antaranya: problem pada guru, problem dalam pengelolaan kelas dan metode pembelajaran serta problem pada peserta didik. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi problem-problem dalam pembelajaran akidah akhlak yaitu dengan merencanakan pembelajaran secara baik dan sesuai kebutuhan sekolah, penggunaaan metode pembelajaran yang menciptkan pembelajaran aktif agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan siswa tidak hanya menghafal materi pelajaran, penguasaan materi dengan lebih banyak mengarahkan pemahaman materi dengan belajar aktif siswa bukan mendikte, dan perlu kerja sama diantara kepala sekolah, guru dan orang tua untuk meningkatkan pembelajaran siswa, melaksanakan evaluasi pembelajaran yang baik dan menyediakan media pembelajarn yang dapat membantu memahamkan siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak. B. Saran Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang problematika pembelajaran aqidah akhlak di sekolah 17



ataupun di Indonesia. Jika ada saran, kritik, atauoun sanggahan dapat diberikan kepada kami selaku anggota kelompok



DAFTAR PUSTAKA Azra, Azyumardi. 2000. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru. Jakarta: Logos. Mustafa, Syaikh Fuhaim. 2009. Kurikulum Pendidikan Anak Muslim.. terjemahan Wafi Marzuqi Ammar (Surabaya: Pustaka Elba). Nasri, N. (2021). Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kota Banda Aceh. Tadabbur: Jurnal Peradaban Islam, 3(1), 77-98. Imron, A. (2019). Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak di Sekolah Dasar. Sosio Dialektika, 4(1). Hanik, UE (2022). Model Pembelajaran Keyakinan Moral Melalui Budaya Religius di Min Blora dan Mi Taris Pati. At-Thullab: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah , 1 (1), 47-68.



18