Profesionalisme Guru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hand Out Mata Kuliah



PROFESI KEPENDIDIKAN (3 sks )



By : Drs. Albert Barus, MPd STKIP BOJONEGORO



Silabus Mata Kuliah 



     



Profesionalisme Guru Administrasi Pendidikan Peran Guru dalam Administrasi Pendidikan Bimbingan dan Konseling Peran Guru dalam bimbingan dan konseling Supervisi Pendidikan Peran Guru dalam Supervisi Pendidikan



Pengertian Profesional 



Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (pasal 1,ayat 4, Bab 1 UU No.14/2005, ttg Guru & Dosen)



Pengertian Profesi : Melayani masyarakat, merupakan karier yg akan dilaksanakan sepanjang hayat. 2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu ( tidak setiap orang dapat melakukannya). 3. Menggunakan hasil penelitian & aplikasi dari teori ke praktek. 4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yg panjang. 5. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja (tidak diatur oleh orang luar). 6. Menerima tanggung jawab thd keputusan yang diambil 7. Menggunakan administrator utk memudahkan profesinya. 8. Mempunyai organisasi yg diatur oleh anggota profesinya 9. Mempunyai kode etik profesi. 10.Mempunyai kadar kepercayaan tinggi dari masyarakat. 1.



Syarat-syarat Profesi Keguruan : a. b. c. d.



e. f. g.



Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual Jabatan yg menggeluti suatu batang tubuh ilmu khusus. Jabatan yg memerlukan persiapan profesional yg lama Jabatan yg memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.



Sikap Profesional Keguruan : Sasaran Sikap Profesional Guru : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Sikap terhadap Peraturan Perundang-undangan. Sikap terhadap organisasi professed Sikap terhadap teman sejawat Sikap terhadap anak didik Sikap terhadap tempat kerja Sikap terhadap pimpinan Sikap terhadap pekerjaan



Pengembangan Sikap Profesional : 1. 2.



Pengembangan Sikap selama Pendidikan Prajabatan Pengembangan sikap selama dalam jabatan.



Kesimpulan : Profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.



Untuk menjadi Profesional seorang guru dituntut memiliki lima hal : 1. 2.



3. 4. 5.



Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya Menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa Memantau hasil belajar siswa dengan berbagai cara evaluasi Berfikir sistematis ttg apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalaman Bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.



Perilaku Profesi Guru Guru yg baik dan efektif adalah guru yg dapat memainkan peran dlm aktifitas pembelajaran dan adm. pendidikan berupa : 1. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai aktivitasaktivitas pendidikan. 2. Wakil masyarakat di sekolah 3. Pakar dalam bidangnya 4. Penegak disiplin 5. Pelaksana administrasi pendidikan 6. Pemimpin generasi muda 7. Penterjemah kepada masyarakat.



Peran guru dari sisi pribadi (self oriented) 1. 2.



3. 4. 5.



Pekerja sosial Pelajar dan ilmuwan Orang tua Model keteladanan Pemberi keselamatan



Peran guru dari segi psikologis :  Pakar psikologi pendidikan  Seniman dalam hubungan antar manusia  Pembentuk kelompok  Agen pembaharuan  Petugas kesehatan mental.



KEBUTUHAN DAN MOTIVASI GURU Faktor yang ikut mempengaruhi kepuasan kerja guru antara lain yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.



Imbalan kerja Rasa aman dalam pekerjaan Kondisi kerja yang baik Kesempatan pengembangan diri Hubungan pribadi.



Kompetensi Guru Kompetensi (UU Guru/Dosen) adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yg harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dlm melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi guru (Pasal 10 UU Guru) yaitu : a. kompetensi pedagogik, b. kompetensi kepribadian, c. kompetensi sosial, d. kompetensi profesional



Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola



pembelajaran peserta didik.



Kompetensi kepribadian : adalah kemampuan kepribadian



yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional : adalah kemampuan penguasaan



materi pelajaran secara luas dan mendalam.



Kompetensi sosial :adalah kemampuan guru untuk



berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.



Peran Guru dalam Mengajar : a. Sebagai perancang pembelajaran b. Sebagai pengelola pembelajaran c. Sebagai penilai hasil belajar siswa d. Sebagai pengarah belajar. Peran Guru Sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran, 1. Mengenal dan memahami siswa baik individu maupun kelompok. 2. Memfasilitasi agar siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya. 3. Membantu siswa dalam menghadapi masalah pribadi yang dihadapinya.



Karakteristik Guru yang diharapkan adalah : 1. Memiliki minat yang besar terhadap mata pelajaran yang diajarkan 2. Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati secara cepat. 3. Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensitivitas yg diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar. 4. Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberi penjelasan pada siswa. 5. Memiliki kualifikasi memadai dalam bidangnya baik isi maupun metode mengajar. 6. Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dalam metode dan teknik.



PROFESIONALISME GURU 



Selalu membuat perencanaan konkrit dan detail yg siap untuk dilaksanakan dlm kegiatan pembelajaran







Berkehendak mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yg menempatkan siswa sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi utk “melayani” dan berperan sebagai mitra siswa supaya peristiwa belajar bermakna berlangsung pada semua individu.







Bersikap kritis & berani menolak kehendak yang kurang edukatif.







Berkehendak mengubah pola tindak dlm menetapkan peran siswa, peran guru, dan gaya mengajar. Peran siswa digeser dari peran sebagai “konsumen” gagasan (menyalin, mendengar, menghafal) ke peran sebagai “produsen” gagasan (bertanya, meneliti, mengarang, menulis). Peran guru harus berada pada fungsi sebagai “fasilitator” (pemberi kemudahan peristiwa belajar) dan bukan pada fungsi sebagai penghambat peristiwa belajar. Gaya mengajar lebih difokuskan pada model “pemberdayaan” dan “pengkondisian” dari pada model “latihan” (dril) dan “pemaksaan” (indoktrinasi).







Berani meyakinkan kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat agar dapat berpihak pada mereka thd beberapa inovasi pend yg edukatif yg cenderung sulit diterima oleh awam dg menggunakan argumentasi logis dan kritis.







Bersikap kreatif dlm membangun & menghasilkan karya pendidikan seperti: pembuatan media belajar, AMP, penyusunan evaluasi yg beragam, perancangan beragam organisasi kelas, dan perancangan kebutuhan kegiatan pembelajaran lainnya.



Guru Profesional 







Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Guru harus memiliki kualifikasi kompetensi yang memadai berupa kompetensi intelektual, sosial operasional, dan prilaku moral dan profesional. (Prof. Dr.H.Moch.Surya)



Guru yang berkualitas diukur dengan 5 faktor utama 1.



2. 3.



4.



5.



Kemapuan profesional (professional capacity) Upaya profesional (profesional efforts) Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional (teacher’s time) Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan (link and match) Kesejahteraan yang memadai.



1. Kemampuan profesional guru 











Terdiri dari kemampuan inteligensi, sikap, dan prestasi dalam bekerja. Ditunjukkan dengan tinggi rendahnya nilai hasil tes penguasaan materi pelajaran. Ditunjukkan juga dengan upaya untuk selalu memperkaya dan meremajakan pengetahuan yang dimiliki.



2. Upaya profesional guru 



Upaya guru utk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimiliki ke dalam proses pembelajaran.







Ditunjukkan oleh penguasaan keahlian ( dlm menguasai materi, penggunaan bahan, pengelolaan kbm, upaya memperkaya dan meremajakan kemampuan dalam pengembangan program pengajaran).



3. Waktu yg dicurahkan utk kegiatan profesional 



Menunjukkan intensitas waktu yg dipergunakan guru untuk tugas profesionalnya.







Intensitas waktu merupakan salah satu indikator penting dari mutu guru.



4. Kesesuaian antara keahlian dengan pekerjaan 











Guru yg bermutu ialah mereka yg dapat membelajarkan murid-muridnya dengan tuntas dan benar. Diperlukan keahlian, baik dlm penguasaan secara tuntas disiplin ilmu yg diajarkan, metodologi, dan pendekatan pembelajaran. Kesesuaian guru mengajar dgn bidang studi atau keahlian yang dimilikinya merupakan prasyarat yg mutlak dlm menilai seorang guru yg bermutu dan profesional.



5. Kesejahteraan yang memadai. 







Seorang profesional harus mampu mencurahkan sebahagian besar perhatiannya terhadap upayaupaya profesional. Upaya profesional ini perlu didukung oleh penghasilan dan kesejahteraan yang memadai.



Status Profesional Jabatan Guru dan Tantangannya. Kita perlu terus meningkatkan kemampuan profesioan guru, dalam kaitannya dgn upaya peningktan mutu pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jabatan guru belum dapat dianggap sebagai jabatan profesional.



Apa alternatif program pembinaan kualitas guru shg menjadi jabatan profesional ?. Guru yang menguasai substansi keahlian mengajarnya adalah  Mampu menguasai substansi mata pelajaran secara sistematis, termasuk upaya mengikuti perkembangannya.  Memahami dan dapat menerapkan psikologi perkembangan  Memiliki kemampuan mengembangkan program-program pendidikan yang secara khusus disusun sesuai dengan perkembangan peserta didik. Keahlian dalam mengembangkan program pengajaran inilah yang diindentifikasikan sebagai pekerjaan profesional guru, yang tidak bisa dilakukan oleh profesi lain.



Status Profesional Jabatan Guru dan Tantangannya 1. Perlu memperjelas warna profesional jabatan guru. Salah satu warna yang perlu dimiliki oleh seorang guru ialah berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola proses belajar mengajar.



Status Profesional Jabatan Guru dan Tantangannya.(lanjutan) 2. Perlu meningkatkan pengabdian guru terhadap pekerjaan mengajar. Seorang profesional harus mampu mengabdikan keahliannya untuk bekerja dan memberikan pelayanannya dengan baik terhadap orang yang dilayaninya. Indikatornya: intensitas waktu yang dicurahkan.



Status Profesional Jabatan Guru dan Tantangannya.(lanjutan) 3. Peningkatan penghasilan dan kesejahteraan sebagai seorang profesional. a. Banyak pihak berpendapat bahwa mutu profesi guru akan meningkat jika penghasilan guru ditingkatkan. b. Secara logika: kemampuan profesi-lah yang kita lakukan terlebih dahulu sebagai landasan untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan. c. Peningkatan penghasilan/kesejahteraan guru diperlukan, tetapi harus disertai dengan/sejalan dengan peningkatan kapasitas, upaya, serta pengabdian profesionalnya.



Profesi adalah, suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian dari para pemangkunya.



Profesional adalah, sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan juga tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Jadi Profesional : aspek pengakuan formal dan aspek penampilan



Profesionalisme adalah, sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen pemangku profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.



Profesionalitas, adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki.



Profesionalisasi adalah, suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.



PERSPEKTIF HISTORIS DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN



Perkembangan adm pendidikan paralel dgn perkembangan adm umumnya, terutama yg dipelori oleh pendekatan manajemen ilmiah dari Taylor (periode 1910 – 1930). Pengaruh perkembangan adm pend pada tahun 1940 oleh Hawthorne dgn semboyan “demokratis”. Contoh : administrasi demokratis, supervisi demokratis, mengajar demokratis.



1. 2. 3. 4. 5. 6.



7.



Tinjauan Adm Pend dari berbagai aspek Adm Pend dgn pengertian kerjasama utk mencapai tujuan pendidikan. Adm Pendidikan sebagai proses mencapai tujuan pendidikan. Adm Pend sbg kerangka berfikir sistem Adm Pend sebagai manajemen. Adm Pend sebagai Kepemimpinan. Adm Pend sbg proses pengambilan keputusan Adm Pend sebagai Komunikasi.



Konsep Administrasi Pendidikan Untuk memahami konsep administrasi pendidikan lihat UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional adalah :



Keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sisdiknas merupakan : 1. Alat dan tujuan cita-cita bangsa 2. Lingkup nasional, menyeluruh dan terpadu 3. Tanggung jawab pemerintah (Depdiknas).



FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN



Kegiatan adm pendidikan pd dasarnya dimaksud utk pencapaian tujuan pendidikan. Pelajari tujuan pendidikan di SD, SMP, SMA dan SMK.



* Proses adalah sebagai fungsi Adm Pend.



Administrasi Pendidikan SMA/SMK : Adm Pend di SMA/SMK adalah semua bentuk usaha bersama utk mencapai tujuan pend menengah dgn merancang, mengadakan, dan memanfaatkan Sumber daya (manusia, alat, uang, waktu). Sekolah adalah bentuk organisasi pend, dgn beberapa ciri: 1.



Adanya interaksi antara berbagai unsur sekolah Interaksi ini mempunyai tujuan, pola dan aturan.



1.



Adanya kegiatan, antara lain kegiatan yg berhubungan dgn pengajaran dan pengelolaan.



Lingkup garapan Administrasi SMA/SMK Kegiatan-kegiatan Administrasi SMA/SMK : 1. Berhubungan dgn proses belajar/mengajar a. Kurikulum b. Supervisi 2. Berhubungan dengan pengelolaan : a. Administrasi kesiswaan b. Administrasi keuangan c. Administrasi Sarana dan Prasarana d. Administrasi Kepegawaian e. Administrasi Layanan khusus. 3. Tidak berhubungan dengan Pengajaran a. Humas dan Dunia Usaha / Industri. b. Komite Sekolah.



PERANAN GURU DALAM ADMINISTRASI SEKOLAH A.



B.



Administrasi Kesiswaan : 1. Terlibat sebagai Panitia PMB 2. Membimbing siswa baru dalam masa orientasi 3. Mencatat kehadiran siswa di kelas, 4. Mendata hasil prestasi siswa di kelas 5. Terlibat dalam penegakan disiplin siswa yang telah diatur sekolah. Administrasi Sarana/Prasarana Sekolah : 1. Terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran 2. Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang digunakan guru. 3. Pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa



C.



Administrasi Humas dan Dudi : 1. Membantu kegiatan sekolah yang melibatkan masyarakat 2. Menjadi suri tauladan bagi masyarakat di lingkungan tempat tinggal guru. 3. Mentaati kode etik guru dan sekolah.



D.



Administasi Layanan Khusus : 1. Memperkenalkan buku yang ada di perpustakaan 2. Mempromosikan perpustakaan sekolah 3. Mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan perpustakaan sekolah. 4. Pengamatan atas kebersihan dan higienitas makanan yang dijual di kantin sekolah.



PERANAN GURU DLM BIMBINGAN DI SEKOLAH



Guru berperan membimbing siswa dlm proses pembelajaran (komp. Interaksional yaitu kemampuan guru menyesuaikan diri dgn karakteristik siswa dan suasana belajar siswa) Pendukung performance guru : 1. Penguasaan bahan ajar 2. Penguasaan & penghayatan dasar profesional guru. 3. Penguasaan dan pemanfaatan proses-proses pembelajaran



4. Penyesuaian instruksional 5. Kepribadian. Perlakuan guru terhadap siswa dalam bimbingan : 1. Perlakuan thd siswa sebagai individu yg memiliki potensi utk berkembang 2. Sikap yg positif dan wajar thd siswa 3. Perlakuan thd siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan. 4. Pemahaman siswa secara empatik 5. Penghargaan thd martabat siswa sbg individu.



6. 7. 8. 9. 10. 11.



12.



Penampilan diri secara ikhlas (genuine) di depan siswa. Kekongkritan dalam menyatakan diri Penerimaan siswa secara apa adanya Perlakuan thd siswa secara terbuka Kepekaan thd perasaan yg dinyatakan siswa dan membantunya Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan MP saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yg lebih dewasa. Penyesuaian diri thd keadaan khusus.



Efektivitas mengajar guru sangat tergantung pada kemampuan guru untuk menyesuaikan diri pada situasi khusus. 3 faktor yg dpt mempengaruhi penampilan dan efektivitas guru : a. Karakteristik siswa (sikap, minat, motivasi, dan hasil belajar waktu lalu) b. Karakteristik kepala sekolah c. Karakteristik teman sejawat



Guru akan lebih efektif, apabila memberikan perhatian yang lebih besar kepada proses belajar dan proses perkembangan siswanya. Guru akan menemukan bahwa pendekatan bimbingan akan meningkatkan efektivitas mengajar.



Bantuan guru jika siswanya mengalami masalah dlm penyesuaian diri : 1. Menghimpun data mengenai siswa 2. Menganalisis data tsb berdasarkan keadaan siswa. 3. Merumuskan dugaan mengenai sumber kesulitan, yg dapat digunakan dlm memberi bantuan. 4. Merencanakan langkah-langkah bantuan 5. Melaksanakan langkah tsb 6. Mengamati hasil bantuan yg diberikan.



Kegiatan bimbingan yg dilakukan guru dlm PBM dpt dikelompokkan menjadi : 1. Mengenal dan memahami siswa secara mendalam. 2. Memperlakukan siswa berdasarkan perbedaan individu. 3. Memperlakukan siswa secara manusiawi 4. Memberi kemudahan kepada siswa utk mengembangkan diri secara optimal. 5. Memelihara suasana kls agar tetap menyenangkan bagi siswa.



SUPERVISI PENDIDIKAN 1.



Pengertian Supervisi : Dalam praktek pendidikan di sekolah banyak ditemui istilah supervisi, dalam bahasa Belanda disebut Inspectie, sedangkan dalam bahasa inggris dikenal Inspection. Dalam perkembangannya dikenal istilah Penilikan dan Pengawasan. Penilikan dan Pengawasan adalah : mencari kesalahan dan kebaikan dalam pengelolaan sekolah oleh Kepala Sekolah untuk dikembangkan lebih lanjut oleh Kepala Sekolah.



2.



Fungsi dan Peran Supervisi : Supervisi Pengajaran merupakan tugas profesional, oleh karena itu hanya orang yang sudah terlatih/terdidik secara khusus yang berhak melaksanakan supervisi pengajaran.



SUPERVISI PENDIDIKAN Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yg cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera. Supervisi akademik bertujuan meningkatkan kemampuan profesional guru dan kualitas pembelajaran.



URGENSI PEMBERIAN SUPERVISI BAGI GURU (I) Guru merupakan faktor kunci keberhasilan Pembelajaran, harus diakui sebagai guru mereka adalah orang profesional (di luar itu Sebagian besar guru kita tidak profesiona, ini Sudah dimulai sejak rekrutmen calon guru)



URGENSI PEMBERIAN SUPERVISI BAGI GURU (II) Kurikulum dan praksis PBM di LPTK belum mampu melahirkan guru profesional LPTK dengan mudah terjebak seperti tukang jahid Tidak adanya perbedaan penghargaan dan soal kesejahteraan yang jauh dari cukup (sekali jadi guru untuk seumur hidup) Hasil survey sangat sedikit guru yang mau belajar mandiri dan berkompetisi untuk menunjukkan kinerja terbaik



KESIMPULAN AMAT SULIT UNTUK MENDAMBAKAN GURU YANG PROFESIONAL SEPERTI DOKTER, LAWYER, DAN AKUNTAN PADA UMUMNYA



SOLUSI PENATARAN, LOKAKARYA, SEKOLAH LANJUT, MGMP, DAN SUPERVISI PENGAJARAN SALAH SATU MODEL SUPERVISI PENGAJARAN ADALAH SUPERVISI KLINIS



The early Stage



The next Stage



Human Relation stage



1642-1865



THE EARLY STAGE



AS OLD AS FORMAL EDUCATION



SUPERVISOR AS INSPECTION



THE EARLY STAGE ASSUMTION  







TEACHERS WERE NOT TO BE TRUSTED SUPERVISORS HAD THE RIGHT TO INTERVENE DIRECTLY IN THE CLASSROOM SUPERVISOR WERE MEANT TO BE INSEPCTORS



Supervisor as Inspctor 



School supervisor fulfilled their function by giving directions, checking on compliance with prescribe teaching techniques, and evaluating results of instruction by teacher in their change. In an authoritarian mode early supervisors set stricts for their teachers to follow and visited classrooms to check on how closely the teachers complied with the stipulated requierements.



1920



THE NEXT STAGE



SUPERVI SION AS SCIENCE



GREATLY INFLUNCE BY SCIENTIFIC MANAGEMENT



THE SCIENCE STAGE ASSUMTION 







GREAT FAITH WAS PLACED IN EDUCATIONAL SUPERVISION THE SUPERVISORY STAFF OF A SCHOOL SYSTEM WOULD DETERMINE THE PROPER METHODS OF INSTRUCTION



What happen in this period? 



Teachers were regarded as instrument that should be closely supervised to insure that they mechanically carried out the method or procedure determined by administrative and special supervisions. Scientific supervision look for fixed principles of teaching drawn from the research which can be related to teachers. The teachers than judged on how well they follow the instructional principles in their teaching. To supervisors of this persuasion teaching is a science rather than an art and they believe that by following a prescribed set of rules teachers are bound to be successful.



19201960



HUMAN RELATION ERA



COORDINATING, INTEGRATING, CREATIVITY, STIMULATION, DEMOCRATIC



EMPATY TO THE PEOPLE



HUMAN RELATION ERA ASSUMPTION 











IF PEOPLE ARE HAPPY, THEY WILL BE PRODUCTIVE THE IMPROVEMENT OF THE PSYCHOSOCIAL CLIMATE OF THE SCHOOL IS THE LEGITIMATE CONCERN OF SUPERVISION THE SUPERVISOR IS AN “IN BETWEEN” PERSON IN SCHOOL SYSTEM



WHERE ARE WE NOW? 











RETURN TO INSPECTION RETURN TO SCIENTIFIC SUPERVSISION HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT



WHAT IS SUPERVISION? SUPERVISION IS THE PROCESS OF OVERSEEING THE ABILITY OF PEOPLE TO MEET GOALS OF THE ORGANIZATION IN WHICH THEY WORK



What is Supervision? 







Supervision consists of all activities leading to the improvement of instruction, activities related to morale, improving human relation, in-service education, and curriculum development (Kimball Wiles) Modern supervision is considered as any service for teachers that eventually result in improving instruction, learning and curriculum. It consists of positive, dynamic, democratic actions designed to improve instruction through the continued growth of all concerned individuals – the child, the teachers, the supervisor, the administrator, and the parent or other lay person (Ross L. Negley)



WHO IS REPONSIBILITY FOR SUPERVISION? 



ANY ONE WHO ARE TRYING TO HELP TEACHER IN IMPROVING THEIR CAPABILITY



TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN MEMBANTU GURU MELIHAT DENGA JELAS TUJUANTUJUAN PENDIDIKAN MEMBANTU GURU DALAM MEMBIMBING MURID MEMBANTU GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBERSUMBER PENGALAMAN BELAJAR MEMBANTU GURU DALAM MENGUNAKAN METODEMETODE DAN ALAT PELAJARAN MODERN MEMBANTU GURU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID-MURID MEMBANTU GURU DALAM MENILAI KEMAJUAN MURID DAN HASIL PEKERJAAN GURU ITU SENDIRI



MEMBANTU GURU DALAM MEMBINA REAKSI MENTAL ATAU MORAL KERJA GURU DALAM RANGKA PERTUMBUHAN PRIBADI DAN JABATAN MEREKA MEMBANTU GURU BARU DI SEKOLAH SEHINGGA MEREKA MERASA GEMBIRA DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB YANG HARUS DIKERJAKANNYA MEMBANTU GURU AGAR LEBIH MUDAH MENGADAKAN PENYESUAIAN TERHADAP MASYARAKAT DAN CARA-CERA MENGGUNAKAN SUMBER-SUMBER BELAJAR YANG ADA DI MASYARAKAT MEMBENTU GURU AGAR DALAM MEMANFAATKAN WAKTUNYA UNTUK MEMAJUKAN PENGAJARAN



FUNGSI SUPERVISI        



MENGKOORDINASI SEMUA USAHA SEKOLAH MEMPERLENGKAPI KEPEMIMPINAN SEKOLAH MEMPERLUAS PENGALAMAN GURU-GURU MENSTIMULASI USAH-USAHA YANG KREATIF MEMBERIKAN FASILITAS DAN PENILAIAN YANG TERUS MENERUS MENGANALISIS SISTUASI BELAJAR DAN MENGAJAR MEMBERIKAN PENGETAHUAN DAN SKILL KEPADA SETIAP ANGGOTA STAFF MENGINTEGRASIKAN TUJUAN PENDIDIKAN DAN MEMBANTU MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU-GURU



The Type of Supervision The Type of Supervision



Educational Supervision



INSTRUCTIONAL SUPERVISION



EDUCATIONAL SUPERVISION (GENERAL SUPERVISION) 



Responsibilities encompassing many aspects of schooling, including administration, curriculum, and instruction



INTSRUCTIONAL SUPERVISION (SUPERVISION OF INSTRUCTION)







Narrows the focus to amore limited set of responsibilities. Clinical, consultative, and developmental supervision, art supervision, scientific supervision, are subsumed under instructional supervision



The Definition of Instructional Supervision 







Behavior officially designed by the organization that directly affect teachers behavior in such a way as to facilitate pupil learning and achieve the goals of organization (Alfonso) Instructional Supervisory behavior is assumed to be an additional behavior system formally provide by the organization for the purpose of interacting with the teaching behavior system in such a way as to maintain, change, and improve the design and actualization of learning opportunities for students (John. T. Lovell).



THE ARE THREE KEY ELEMENTS OF INSTRUCTIONAL SUPERVISION



Instructional Supervision Focus



The Behavior exhibited officially design. It is Not Random



Is Directed Influences Teachers Behavior



Facilitation of Students Learning



A CONCEPTUALIZATION OF INSTRUCTIONAL SUPERVISORY BEHAVIOR



TEACHING BEHAVIOR



COUNSELING BEHAVIOR



INSTRUCTIONAL SUPERVISORY BEHAVIOR



STUDENT BEHAVIOR



ADMINISTRATIVE BEHAVIOR



CURRICULUM DEVELOPMEN BEHAVIOR



STAFF DEVELOPMENT BEHAVIOR



SUPERVISORY BEHAVIOR SOURCES ORGANIZATIONAL GOAL



TEACHERS NEEDS



INSTRUCTIONAL SUPERVISORY BEHAVIOR



TEACHERS BEHAVIOR



INSTRUCTIONAL SUPERVISORY BEHAVIOR INFLUENCE SYSTEM OF LEARNING AND TEACHING



INSTRUCTIONAL SUPERVISORY BEHAVIOR



TEACHING BEHAVIOR



STUDENT BEHAVIOR



A CONCEPTUALIZATION OF INSTRUCTIONAL SUPERVISORY BEHAVIOR ORGANIZATINAL THEORY LEADERSHIP THEORY COMMUNI CATION THEORY



TEACHING BEHAVIOR



INSTRUCTIONAL SUPERVISORY BEHAVIOR



COUNSELING BEHAVIOR



CURRICULUM DEVELOPMEN BEHAVIOR



STUDENT BEHAVIOR



STAFF DEVELOPMENT



DECISION THEORY CHANGE THEORY



ADMINISTRA TIVE BEHAVIOR



BEHAVIOR



DIMENSI-DIMENSI SUPERVISI (KURIKULUM)        



MENENTUKAN TUJUAN-TUJUAN PENGAJARAN MENSURVAI KEBUTUHAN DAN MENGADAKAN PENELITIAN MENGEMBANGKAN PROGRAM-PROGRAM DAN MERENCANAKAN PERUBAHAN MENGHUBUNGAN PROGRAM-PROGRAM DENGAN BERBAGAI PELAYANAN KHUSUS MEMILIH BAHAN DAN MENGALOKASIKAN SUMBER-SUMBER MENGARAHKAN DAN MEMPERBAHARUI STAF PENGAJAR MENYARAN KAN PERUBAHAN FASILITAS MEMPERKIRAKAN PENGHELUARAN YANG DIBUTUHKAN



DIMENSI-DIMENSI SUPERVISI (PENGAJARAN)       



MENGEMBANGKAN RENCANA-RENCANA PENGAJARAN MENGEVALUASI PROGRAM BERINISIATIF MENEMUKAN PROGRAM-PROGRAM BARU MERANCANG KEMBALI ORGANISASI PENGAJARAN MEMBAGI SUMBER-SUMBER PENGAJARAN MEMBERIKAN NASEHAT DAN MEMABNTU GURUGURU MENGELOLA PEMBIUAYAAN UNTUK PENGAJARAN



Ciri-ciri supervisi akademik : 1. Diberikan pada guru berupa bantuan, sehingga inisiatif terletak di tangan guru. 2. Aspek yg disupervisi harus berdasarkan usul guru 3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah 4. Umpan balik diberikan segera setelah selesai pengamatan 5. Mendiskusikan hasil analisis dan data hasil pengamatan dgn mendahulukan interpretasi guru.



6.



7.



8.



9.



10.



Dilakukan secara tatap muka dan dlm suasana terbuka. Supervisor lebih banyak mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru daripada memberi pengarahan Tahapan supervisi yaitu pertemuan awal, pengamatan, dan pertemuan umpan balik Pemberian penguatan thd perubahan perilaku yg positif sebagai hasil pembinaan Dilakukan secara berkelanjutan.



Prinsip-prinsip supervisi akademik : 1. Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis. 2. Dilaksanakan secara demokratis 3. Terpusat pada guru 4. Didasarkan pada kebutuhan guru. 5. Umpan balik berdasarkan data hasil observasi 6. Bersifat bantuan profesional.



Tahapan Supervisi Akademik : A.



Tahap pertemuan awal :



1.



Pembicaraan terbuka antara Kepsek dan guru dlm suasana akrab. Pembahasan RP yg dibuat guru sebagai fokus supervisi. Menyusun instrumen observasi bersama atau memakai instrumen yang telah ada.



2.



3.



B. Tahap Observasi Kelas : 1. Supervisor menempati tempat yg telah disepakati bersama 2. Catatan observasi harus rinci dan lengkap 3. Observasi harus terfokus pada aspek yg telah disepakati 4. Dalam hal tertentu kepala sekolah perlu membuat komentar yg sifatnya terpisah dgn hasil observasi. 5. Jika ada ucapan atau perilaku guru yg dirasa mengganggu proses pembelajaran, kepala sekolah perlu mencatatnya.



C. Tahap pertemuan umpan balik : 1. Kepala sekolah memberikan penguatan thd penampilan guru, agar tercipta suasana yg akrab dan terbuka 2. Kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan pembelajaran kemudian aspek pembelajaran yg menjadi fokus perhatian dlm supervisi. 3. Menanyakan perasaan guru ttg jalannya pelajaran.



4.



5.



6.



Kepala sekolah menunjukkan data hasil observasi yg telah dianalisis dan di interpretasikan. Kepala sekolah menanyakan kepada guru bagaimana pendapatnya thd hasil observasi dan analisisnya. Memberikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya.