Profil Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Oleh : Prof. Dr. H. Ilyas Husti, MA. Dr. H. Erman Ghani, MA. Dr. H. Khairunnas Jamal, MA. Ir. H. Sentot Djoko Prayitno, MM. Drs. Muhammad Amin, M.Si Budi Hidayat, S.Pd.



Profil Masjid Ar-Rahman1



Kata Pengantar WalikotaPekanbaru Masyarakat Melayu selalu diidentikkan dengan masyarakat muslim ya ng kuat memegang agama dan adat budaya. Konsistensi keagamaan melayu b isa dilihat dari pelaksanaan mereka terhadap amal ibadah sehari-hari, dianta ranya ibadah yang dilaksanakan di masjid-masjid. Selain itu, pembinaan dan pembentukan karakter masyarakat dapat dibentuk melalui masjid. Pemerintah Kota Pekanbaru mempunyai visi antara yaitu mewujudka n Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang madani, dengan misi melakuka n pembinaan dan pemberdayaan masyarakatnya melalui masjid. Sehubungan dengan visi Kota Pekanbaru, maka Pemerintah Kota Pekanbaru ingin menjad ikan masjid sebagai wadah dan sarana untuk membentuk masyarakat yang a gamis menuju masyarakat madani. Agar cita-cita untuk membangun Kota Pek anbaru dengan pola masyarakatnya yang madani itu tercapai, Pemerintah Ko ta Pekanbaru berusaha semaksimal mungkin untuk memunculkan program-p rogram yang dapat menunjang visi Kota tersebut, diantaranya Program Pemb inaan dan Pengembangan Masjid Paripurna Kota Pekanbaru. Upaya dalam m emberdayakan masjid merujuk kepada era Rasullullah SAW dimana masjid s angat berfungsi dalam kegiatan Ibadah, Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Politik d an bidang lainnya. Sehubungan dengan program Masjid Paripurna, pada tahun 2014 ditet apkanlah 13 Masjid Paripurna di Kota Pekanbaru yaitu Masjid Agung Ar-Rah man sebagai Masjid Paripuna tingkat Kota dan 12 Masjid Paripurna Tingkat K ecamatanse- Kota Pekanbaru. Masjid Agung Ar-Rahman sebagai Masjid Parip urna Kota berperan penting dalam pembinaan dan pengawasan masjid parip urna kecamatan. Masjid agung Ar-Rahman dijadikan contoh oleh masjid pari purna lainnya yang ada di kecamatan se Kota Pekanbaru dalam pelaksanaan kegiatan, penyusunan, perencanaan, pengorganisasian dan kegiatan lainnya.



Profil Masjid Ar-Rahman2



Agar pelaksanaan Kegiatan Masjid Agung Ar-Rahman, Pemerintah Kot a Pekanbaru secara ex-oficio merupakan bagian dari pengurus dari Badan Pe ngelola, sehingga dapat langsung memantau kegiatan yang dilakukan oleh pe tugas yang telah ditunjuk. Dengan dilaksanakannya program pembinaan Masj id Paripurna Kota Pekanbaru ini dalam bidang Idarah, Imarah dan Ri’ayah m elalui Masjid Pembina yaitu Masjid Agung Ar-Rahman, diharapkan dapat me mbina masjid-masjid paripurna kecamatan se-Kota Pekanbaru. Selanjutnya Masjid-masjid paripurna tersebut diharapkan pula dapat membina jema’ah masjid masing-masing melalui kegiatan yang dilihat di Masjid Agung Ar-Rah man sehingga terbentuknya jema’ah yang agamis dan berilmu pengetahuan. Berbagai kegiatan dilaksanakan di Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pek anbaru yang dituangkan dalam Buku Profil Masjid Ar-Rahman ini, sejarah, ke pengurusan, visi, misi dan sisi-sisi tentang Masjid Agung Ar-Rahman lainnya. Didalam buku ini, terdapat juga penjelasan tentang masjid dan metropolitan madani, sehingga diharapkan kepada pembaca dapat memahami isinya dan mau mendukung program Pemerintah Kota dalam mewujudkan Kota Pekanb aru sebagai Kota Metropolitan Madani. Semoga buku ini bermanfaat bagi mas yarakat Kota Pekanbaru dan bagi pengurus masjid khususnya dan semoga ni at baik kita dalam membangun Kota di ridhoi Allah SWT. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pekanbaru, Mei 2015



H. Firdaus, ST.,MT.



Profil Masjid Ar-Rahman3



Kata Pengantar Tim Penulis Masjid bukan hanya tempat untuk shalat saja, artinya masjid tidak han ya terbatas tempat menjalin hubungan dengan Allah dalam bahasa agamanya disebut dengan hablum minanallah. Peranan masjid dalam Islam adalah sala h satu hal utama yang harus tereduksi dari apa yang pernah berlaku pada ma sa Rasulullah. Oleh sebab itu harus dilakukan sebuah kajian ulang dan revor masi fungsi masjid sehingga akan mendatangkan manfaat yang lebih bagi um mat Islamdimana masjid sangat berfungsi dalam kegiatan Ibadah, Sosial, Eko nomi, Pendidikan, Politik dan bidang lainnya. Masjid Agung Ar-Rahman merupakan masjid yang berada dipusat Kot a pekanbaru, dengan pengembangannya banyak dibantu oleh Pemerintah Ko ta Pekanbaru. Masjid Agung Ar-Rahman yang pada mulanya bernama masjid Ar-Rahman berasal dari wakaf yang bernama Bapak Sastro Pawiro,bangunan masjid terdiri dari lantai dinding papan,tiang kayu dan atap seng dibangun pa da tahun 1930-1935 dan untuk pemeliharaan masjid Ar-Rahman berikutnya berasal dari infak dan sadaqoh dari jamaah masjid Ar-Rahman. Pada tahun 2 004 Pemerintah Kota Pekanbaru membeli dan mengganti rugi tanah masyara kat disekitar masjid Ar Rahman. Selanjutnya Pada tahun 2006 Pemerintah Pr opinsi Riau merelokasi bangunan masjid Ar-Rahman dankemudian Pemerint ah kota Pekanbaru melalui membangun gedung kantor KPU, MUI dan BAZ Ko ta Pekanbaru yang selesai dibangun pada bulan desember tahun 2007. Pada Tahun 2014 di bawah Kepemimpian H. Firdaus sebagai Walikota Pekanbaru, Masjid Ar-Rahman ditetapkan sebagai Masjid Paripurna Kota Pe kanbaru dan diganti namanya dengan Masjid Agung Ar-Rahman sesuai denga



Profil Masjid Ar-Rahman4



n kriteria daerah tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai Masjid Paripurna Tingkat Kota, Pemerintah Kota Pekanbaru mengharapkan kegiatan yang direncanaka n dalam pembinaan dan pengembangan masjid paripurna dapat terlaksana d engan baik. Berbagai kegiatan, program kerja, sejarah, bangunan dan sarana prasarana yang menjadi penunjang terlaksananya kegiatan Masjid Paripuran a dalam bidang Idarah, Imarah dan Ri’ayah dituangkan dalam buku Profil Ma sjid Ar-Rahman Kota Pekanbaru. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca yang membacanya khususnya bagi para pengurus masjid dalam mengelola m asjid dilingkungannya. Terakhir penulis sampaikan, kesempurnaan hanya Milik-NYA, buku pr ofil Masjid Ar-Rahman ini tentunya masih terdapat kekurangan-kekurangan a taupun kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu tim penulis mengharapka n saran-saran dan masukan dari pembaca untuk perbaikan di masa yang aka n datang. Kemudian, tidak lupa Tim Penulis ucapkan terima kasih kepada pih ak-pihak yang telah membantu terciptanya buku ini, terutama kepada Pemeri ntah Kota pekanbaru yang senantiasa membantu hingga buku profil Masjid A r-Rahman ini tercetak, diperbanyak dan disebarluaskan ke masyarakat Kota Pekanbaru.Akhir kalam Penulis ucapkan Wabillahi Wataufiq Walhidayah Was salamu’alaikum Wr. Wb



Pekanbaru, Mei 2015 Tim Penulis, Prof. Dr. H. Ilyas Husti, MA. Dr. H. Erman Ghani, MA. Dr. H. Khairunnas Jamal, MA. Drs. Muhammad Amin, M.Si. Herman Jasrul, S.Pi. Budi Hidayat, S.Pd.



Profil Masjid Ar-Rahman5



BAB I PENDAHULUAN



A. Masjid dalam Islam Masjid adalah sebuah bangunan di mana umat Islam menyembah dan mengabdi kepada Allah. Sepanjang sejarah Islam, masjid merupakan pusat ko munitas umat Islam di mana kota-kota besar Islam terbentuk di sekitar bangu nan penting ini. Pada masa kini, terutama di negara-negara Muslim, masjid di temukan di hampir setiap sudut jalan, sehingga semakin memudahkan umat Is lam untuk menghadiri shalat lima waktu. Masjid merupakan bagian integral d ari pusat-pusat Islam yang juga berisi fasilitas pengajaran dan pendidikan mas yarakat muslim yang ada di sekitarnya. . Masjid menjadi pusat peribadatan dan peradaban Islam selama ini dan menjadi tempat berkumpul umat Islam dengan segala latar belakang suku, wa rna kulit, dan bahasa. Semuanya mempunyai kedudukan yang sama di dalam masjid. Dari masjidlah pemikiran cemerlang umat Islam bermula dan di masji d pulalah mereka kembali setelah mereka melakukan perjalanan baik yang be rhubungan dengan ekonomi jihad maupun politik. Masjid pulalah tempat merumuskan tujuan hidup umat Islam. Ia adala h jalan untuk merealisasikan tujuan dan ujung jalan manusia. Maka membang un masjid berarti jalan untuk sampai kepada tujuan hidup itu. Sedangkan mer untuhkannya adalah cara untuk menghapus dan melenyapkan tujuan indah ter sebut. Sebagai seorang Muslim dimanapun mereka berada mereka pasti men cari masjid. Bila mereka tidak menjumpainya, maka mereka akan berfikir me



Profil Masjid Ar-Rahman6



ncari cara membangunnya. Mereka akan menginformasikan saudara-saudara muslim mereka untuk ikut memberikan perhatian tentang masalah itu. Merek a berlomba-lomba membangunnya sebagai implikasi dari firman Allah SWT dalam QS. al-Taubah[9]; 18: ُ ‫سى أ‬ َّ ‫ص ََلة َ َوآت َى‬ َّ ‫ش ِإ ََّّل‬ َّ َ‫اجد‬ َّ ‫ام ال‬ ِ َّ ‫َّللاِ َم ْن آ َمنَ ِب‬ َ ‫َّللاَ فَ َع‬ َ ‫ِإنَّ َما َي ْع ُم ُر َم‬ ِ ‫س‬ َ ‫الزكَاةَ َولَ ْم َي ْخ‬ َ َ‫اَّلل َو ْال َي ْو ِم ْاْل ِخ ِر َوأَق‬ َ‫و َلئِكَ أ َ ْن َي ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْهتَدِين‬ Artinya : Sesunggunya yang akan memakmurkan masjid-masjid Allah itu iala h orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mereka yang sentiasa tetap mendirikan solat, menunaikan zakat da n bagi mereka tidak akan takut (kepada sesiapapun) melainkan han ya kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan te rmasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Oleh sebab itu kaum muslimin berlomba-lomba untuk membangunny a karena mereka dijanjikan kebahagian dunia dan akhirat. Namun sebaliknya musuh-musuh Islam berupaya untuk menjauhkan kaum muslimin dari masjid. Mereka tahu bahwa masjid adalah titik kontrol berkumpulnya umat Islam. Ia adalah sumber cahaya rabbani yang menyinari wilayah sekitarnya, yang aka n membuat terang-benderang jiwa orang-orang yang mendatanginya. Oleh se bab itu merekapun mencari berbagai bentuk usaha untuk menghancurkan pers atuan umat Islam itu menjauhkan mereka dari masjid. Semua musuh-musuh Islam mencoba menggali berbagai macam cara untuk tujuan jahat itu diantaranya adalah kaum komunis. Ketika kaum komun is berkuasa atas masyarakat Islam, maka yang menjadi target utama adalah m asjid. Mereka akan menghancurkan masjid atau mereka akan mengalihfungsi kan masjid tersebut sebagai tempat-tempat yang tidak layak dan bertentangan dengan prinsip-prinsip keIslaman. Kaum komunis mengubah masjid menjadi gudang, pabrik bahkan tempat menyimpan minuman beralkhohol dan hal-hal najis lainnya. Dalam ajaran Islam, masjid bukan hanya tempat untuk shalat saja. Art inya Masjid tidak hanya terbatas tempat menjalin hubungan dengan Allah dal am bahasa agamanya disebut dengan hablum minanallah. Akibatnya peranan



Profil Masjid Ar-Rahman7



peran masjid dalam Islam adalah salah satu hal utama yang harmasjid teredu ksi dari apa yang pernah berlaku pada masa Rasulullah. Oleh sebab itu harus dilakukan sebuah kajian ulang dan revormasi fungsi masjid sehingga akan me ndatangkan manfaat yang lebih bagi ummat Islam. Ada beberapa fungsi masjid yang harus terus dijaga dan dikembangka n guna memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan ummat pada masa ki ni. 1. Tempat untuk untuk melaksanakan ibadah kepada Allah. Masjid adalah tempat utama bagi setiap orang percaya untuk berte mu melaksanakan sholat bersama (berjama’ah) lima kali sehari. Inilah sat u-satunya peran masjid yang banyak berlaku hari ini. Masjid dibuka untuk semua orang , pria dan wanita , tua dan muda , Arab dan non - Arab . 2. Tempat untuk bersosialisasi. Masjid dijadikan sebagai tempat untuk bersosialisai, saling mengen al dan mengetahui keadaan saudara seagama. Diriwayatkan bahwa Nabi M uhammad SAW bertanya tentang setiap sahabat belaiu baik dari kalangan laki-laki atau wanita dari masjid. Melalui Masjid beliau mengetahui keada an mereka dan kemudian membantu mereka jika mereka membutuhkan ba ntuan atau mengunjungi mereka jika mereka sakit. 3. Tempat untuk berdakwah (mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar) Ada beberapa hadis otentik yang menunjukkan bahwa masjid Nabi Muhammad SAW selalu menyampaikan dakwah kepada para sahabat beli au melalui masjid. Di tempat yangmulia itulah beliah memberikan nasehat, menunjukkan mereka aturan-aturan kehidupan sehingga dengan demikian batin dan jiwa mereka kaya akan panduan dan tuntunan Allah. Masjid jug a menjadi tempat bagi mereka yang ingin bertanya tentang Islam. Umat N on - Muslim tidak dilarang untuk mendatangi masjid dan melepaskan daha ga keIslaman mereka. Oleh sebab itu setiap masjid harus mempersiapkan s umber daya manusia yang handal untuk menjawab permasalahan yang tim



Profil Masjid Ar-Rahman8



bul dalam kehidupan manusia baik itu dari sesama muslim maupun non m uslim. 4. Tempat untuk perayaan dan peringatan hari-hari besar Islam. Nabi Muhammad SAW selalu menyarankan para sahabat beliau u ntuk " mengumumkan upacara pernikahan yang mereka lakukan di masjid. Berbagai perayaan itu dilakukan di masjid dengan ditandai dengan menab uh gendang, dan masjid adalah tempat untuk semua itu. Dengan demikian Masjid menjadi pusat kegembiran umat yang selalu terkawal dengan baik dan jauh dari unsur-unsur hura-hura yang melalaikan.Banyak hadits yang meriwayatkan hal ini.salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah tentang hari raya Idul Adha di mana Rasulullah dan para sahabat b ergembira merayakannya. Kegembiraan itu ditandai dengan adanya etnik Ethiopia yang bermain dengan tombak mereka di masjid. Peristiwa itu dis aksikan oleh Aisyah di mana beliau melihat mereka sambil berdiri di sam ping Nabi di masjid . 5. Tempat untuk pertemuan dan musyawarah Nabi uhammad SAW juga menggunakan masjid untuk mengumpul kan para sahabatnya di masjid untuk membahas hal-hal yang serius menya ngkut kehidupan umat Islam di Madinah seperti masalah persiapan perang , perjanjian damai, kelaparan, dan lain sebagainya. Masjid juga merupakan tempat Penggalangan bagi para prajurit dari tentara Islam, dari mana mere ka mulai berbaris untuk berangkat melakukan peperangan.Masjid juga seb agai tempat kembali mereka ketika mereka datang kembali dan selesai ber perang. 6. Tempat untuk perawatan medis Sebelum peradaban Islam mengembangkan rumah sakit beberapa a bad kemudian, masjid pada zaman Nabi SAW adalah tempat untuk perawa tan yang terluka dalam perang. Dengan demikian masjid mempunyai peran kesehatan bagi umat baik menjaga, maupun meningkatkan mutu kesehata n. 7. Tempat untuk pendidikan



Profil Masjid Ar-Rahman9



Banyak aktifitas pendidikan yang dilakukan di Masjid.Pada masa N abi, tingkat Buta huruf dapat dikurangi dengan menjadikan masjid sebagai tempat untuk bekajar baca tulis para sahabat. Umat Muslim mengembangk an peradaban Islam berdasarkan pendidikan yang mereka dapatkan di ma sjid .



Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Sekolah untuk dakwah, tem pat bersosialisasi antara sesama umat. Oleh sebab itu, Islam selalu memberika n dorongan kepada umatnya untk membangun dan mengimarahkan masjid ter sebut dan memberi perhatian khusus kepadanya. Untuk yang demikian, maka Allah SWT telah menjanjikan pahala yang besar sebagaimana dalam sebuah h adis: َّ ‫َم ْن بَنَى َمس ِْجدًا بَنَى‬ ‫َّللاُ لَهُ ِمثْلَهُ فِي ْال َجنَّ ِة‬ Artinya: “ siapa yang membangun masjid untuk mencari ridha Allah SWT, m aka Allah SWT akan membangunkan baginya rumah di surga”. Adab berjalan ke masjid: Ketika keluar dari rumah menuju masjid unt uk shalat Rasulullah bersabda (membaca do’a): َ‫اب َرحْ َمتِك‬ َ ‫اللَّ ُه َّم ا ْفتَحْ ِل ْي أَب َْو‬ Dari Anas bin Malik juga mengatakan bahwa bila Rasulullah masuk k edalam masjid maka beliau akan berkata: Bismillah Allahuma Shalli Ala Muh ammad. Dan bila keluar beliau mengatakan: Bismillah Allhumma Shalli Ala Muhammad. Hadis tentang bacaan shalawat ketika masuk dan keluar masjid. Ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar. Dianjurkan kepada orang yan g berada didalam masjid untuk memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Me mbaca tasbih, tahmid, dan takbir dan lain sebagainya dari zikir-zikir kepada A llah SWT. Juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Alquran. Juga dia njurkan untuk banyak membaca hadis-hadis nabi, ilmu fiqh dan ilmu-ilmu sy ariat lainnya. Banyak hadis yang mengatakan hal itu sebagimana hadis dari A nas bahwa Rasulullah berkata kepada seorang Arab Badui yang kencing di m asjid. “ Sesungguhnya masjid ini tidak boleh dikotori dengan kencing dan kot oran lainnya. Masjid ini dibuat untuk banyak mengingat Allah SWT :



Profil Masjid Ar-Rahman10



“Hendaklah orang yang duduk di masjid selalu berniat untuk melaksa nakan I’tikaf agar ia mendapat keutamaan orang di dalam masjid diharapkan t etap melakukan Amal Ma’ruf Nahi Mungkar. Rasulullah melarang orang-ora ng untuk bernyanyi-nyanyi yang menyesatkan dan berdagang didalamnya”. D iriwayatkan dalam sahih Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah berkat a: siapa yang bernyanyi sesuatu yang menyesatkan didalam masjid maka kata kanlah kepada dia tidak dibangun untuk hal yang demikian. Sedangkan perbuatan-perbuatan yang dilarang dilakukan di dalam ma sjid dalah sebagai beikut: 1. Menjadikan masjid sebagai kuburan/membangun kuburan di dalam masjid.Kasus masjid nabi,bahwa masjid Nabawi tidak dibangun diatas kuburan nabi, tetapi masjid nabi dibangun pada saat nabi masih hidup.Masuknya posisi rumah Rasulullah dan rumah Siti Aisyah kedalam masjid bahwa kesepakatan para sahabat, tetapi kesepakatan sebagian dari mereka dan hal itu terjadi kira-kira pada tahun 94 H. sebagian sahabat menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap hal itu. Diantara yang menolak adalah Said bin Al Musayyab, dari kalangan Tabi’in.Bahwa kuburan nabi tidaklah berada didalam masjid nabawi sampai masjid nabi tersebut dilebarkan. Ia pada awalnya berada pada sebuah ruangan yang tidak ada kaitannya dengan masjid. 2. Masuknya orang non muslim ke masjid/tempat shalat. Dalil yang paling jelas adalah bahwa diharamkan bagi kaum musyrik/non muslim untuk masuk ke dalam masjidil haram. Inilah penjelasan yang paling tepat tentang larangan non muslim untuk masuk ke masjidil haram. Namun selain dari masjidil haram, menurut para Fuqaha tidak ada larangan untuk memasukinya. Namun yang paling kuat adalah dibolehkan untuk memasuki selain masjidil haram karena adanya kemaslahatan menurut hukum syar’I, seperti mendengarkan nasehat atau ajakan untuk masuk Islam atau adanya keinginan untk meminum air dari dalamnya. 3. Dilarang berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam Masjid. Rasul sangat melarang seseorang melakukan transaksi jual beli di masjid.



Profil Masjid Ar-Rahman11



Jika hal itu berlangsung seorang muslim boleh membacakan doa sebagaimana Rasullulah bersabda, “Apabila kamu melihat orang yang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka doakanlah ‘semoga Allah tidak memberi keuntungan bagimu’. Dan apabila kamu melihat orang yang mengumumkan barang hilang, maka doakanlah ’semoga Allah tidak mengembalikan barang mu yang hilang’.“ (HR al-Turmudzi) 4. Tidak menyaringkan suara di dalam masjid dan tidak menggangu orang yang sedang shalat.



Sebab shalat memerlukan ketenangan dan



kekhusyukan. Hal itu baru bisa dicapai dengan keheningan dan jauh dari kebisingan. Misalnya membiarkan Hp anda dalam keadaan aktif. Akan lebih baik di silent mode atau bahkan di-nonaktifkan terlebih dahulu sebelum sholat. 5. Hendaknya wanita tidak memakai parfum atau berhias bila akan pergi ke masjid. Hal ini tentunya akan menimbulkan fitnah dan permasalahan baru yang tentu saja dapat merusak ibadah umat Islam lainnya. Oleh sebab itu, untuk mencegah hal itu terjadi Rasulullah bersabda, “Apabila salah seorang diantara kamu (kaum wanita) ingin shalat di masjid, maka janganlah menyentuh parfum.” (HR Muslim). Berbeda dengan kaum adam, mereka (kaum adam) disunnahkan memakai wangi-wangian ketika akan berangka ke masjid. 6. Dilarang masuk ke Masjid bagi orang makan bawang putih, bawang merah, atau orang yang badannya tidak sedap. Artinya bau badan yang tidak sedap akan mengganggu kekhusukan jama’ah lainnya dalam beribadah. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang memakan bawang putih, bawang merah, atau bawang daun, maka jangan sekali-sekali mendekat ke masjid, karena malaikat merasa terganggu dari apa yang dengannya manusia terganggu”. (HR Muslim). Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar dari badan atau pakaian. Ini maknanya Islam menghendak umat Islam berhias dengan pakain yang baik dan bau harum yang baik dalam rangka menghormati masjid sebagai rumah Allah utamanya bagi kalangan laki-laki.



Profil Masjid Ar-Rahman12



B. Sejarah Masjid dalam Islam Masjid adalahsimbolyang sangat pentingbagi umat Islam, dan merupa kan carayang sederhanabagi manusia untukmenciptakankehadiran ilahidi bum i. Arsitektur masjid tergantung di mana Anda berada. Bentuk dan gaya bangu nan suci ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya setempat. Artinya masji d sangat menghargai kekayaan budaya lokal, sehingga harus tergambar dalam bangunan masjid. Masjid ada seiring dengan semakin berkembangnya ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Masjid yang paling pertama berdiri adalah ma sjid al-haram, dilanjutkan dengan masjid Quba dan masjid Nabawi. Dari tiga masjid ini masjid-masjid lain berdiri diseluruh pelosok dunia menyerukan kal imat yang sama, tujuan yang sama serta kedudukan manusia yang sama. Beri kut sejarah singkat masjid-masjid tersebut: 1. Masjid al-Haram Masjid al-Haram adalah masjid utama Umat Islam. Masjid al Hara m dibangun pada abad ke-7 dan telah dimodifikasi, dibangun kembali, dan diperluas secara teratur dari zaman ke zaman. Pada awal dari Masjid Suci didirikan di bawah Khalifah Umar Ibn al - Khattab (634-644). Khalifah me merintahkan pembongkaran rumah-rumah di sekitar Ka'bah untuk mengak omodasi meningkatnya jumlah jamaah baik yang melaksanakan shalat lim a waktu maupun yang melaksanakan ibadah haji. Kemudian dibangun tem bok tinggi 1,5 meter untuk menambah tempat shalat. Pada masa pemerint ahan Khalifah Utsman Ibn Affan (644-656) daerah tempat shalat diperbes ar dan ditutupi dengan atap sederhana. Pada tahun 692 M, setelah Khalifah Abdul Malik bin Marwan men aklukkan Mekah dari Ibnu Zubair, bangunan itu diperbesar dan dihiasi : di nding luar dibesarkan, langit-langit ditutupi dengan kayu jati. Putra khalifa h al - Walid ( 705-715 ) menggantikan kayu dengan yang marmer dan dihi asi lengkungan dengan mosaik yang indah.Pada 1399 , bagian utara masjid rusak parah akibat kebakaran dan bagian yang tersisa juga mengalami ker



Profil Masjid Ar-Rahman13



usakan oleh air. Masjid kemudian dibangun kembali oleh Sultan Mamluk Nasir Faraj bin Barquq ( 1399-1405 ). Kolom marmer yang rusak diganti d engan kolom batu yang digali dari wilayah Hijaz dan atap ditambal dengan kayu lokal dari bukit Thaif.



Pada tahun 1571 M, Sulthan Salim II ( 1566-1574 ) Khalifah kerajaan Utsmaniyah menugaskan arsitek kerajaa n mimar Sinan untuk merenovasi Masjid al Haram. Sinan menggantikan atap datar dari ruang shalat dengan kubah, yang didukung oleh penambaha n kolom baru dari dekat bukit Shams. Bagian dalam kubah dihiasi dengan kaligrafi emas. Karena dirusak hujan pada tahun 1611, masjid al Haram ke mbali direnovasi di bawah kendali Sultan Murad IV ( 1623-1640 ) pada ta hun 1629 M. Dalam renovasi ini masjid al Haram ini diberikan tujuh mena ra baru yang menambah keindahan bangunan suci ini. Renovasi besar-besaran terhadap masjid al haram pada era modern ini dilakukan pada masa kekuasaan Raja Fahd bin Abdul Aziz dari dinasti Sa’udiyyah. Berbagai pembangunan dan pengembangan dilakukan dengan menggunakan peralatan modern dan menelan dana yang tidak sedikit. Pad a masa pemerintahan Raja Fahd tahun 1982, kapasitas Masjidil Haram dip erluas hingga memuat 1 juta jamaah. Renovasi ketiga selesai pada tahun 2 005 dengan tambahan beberapa menara. Pada renovasi ketiga ini, sebanya k 500 tiang marmer didirikan, 18 gerbang tambahan juga dibuat. Selain itu , berbagai perangkat modern, seperti pendingin udara, eskalator, dan siste m drainase juga ditambahkan.



Profil Masjid Ar-Rahman14



Pada masa kepemimpinan Raja Abdullah bin Abdul-Aziz, renovasi keemp at dilakukan hingga tahun 2020. Rencananya, Masjidil Haram akan diperlu as hingga 35 persen, dengan kapasitas luar masjid mampu menampung 80 0 ribu hingga 1.2 juta jamaah. Mega proyek ini rencananya akan menguba h kawasan Masjidil Haram dari 356.00 0 meter persegi menjadi 812.000 meter persegi. Sehingga daya tampung masjid ini menjadi lebih banyak.Proyek perluasan ini juga mencakup pembangunan toilet-toilet baru dan jalur jalan untuk troli yang benar-benar terpisah dari jalur para pejalan kaki. Berbaga i perluasan ini tentunya dalam rangka meningkatkan daya tamping jama’ah dan memberikan kenyamanan bagi setiap orang yang akan melaksanakan i badah di dalamnya.



2. Masjid Quba MasjidQuba(Quba 'Masjid atauMasjidAl-Quba, bahasa Arab:‫مسجد قب‬ ‫)اء‬, terletak di lingkunganterpencildari kota Madinahdi Arab Saudi. Ia mer upakan salah satu masjidtertua di dunia. Batupertama masjid ini diletakkan olehnabi Muhammad SAW ketika beliau melaksanakn hijrahnyadari kota Mekah keMadinah. Nabi Muhammad menghabiskan lebih dari 20 malam dimasjid ini (setelah hijrah) di mana beliau berdoa kepada Allah sambil m enunggu Ali yang rumahnyaberada di belakang masjid ini.



Menuruttradisi Islam, melaksanakan shalat dua raka'āt di Masjid Quba ini sama ganjarannya dengan melakuk an satu kali ibadah umrah. Quba Masjid adalah masjid pertama yang diban gun dalam sejarah Islam dan dibangun segera setelah Muhammad tiba di Hijriah. Rasulullah bersabda: "Barang siapa membuat wudhu di rumah dan kemudian pergi dan berdoa di Masjid Quba, ia akan menerima upah seper



Profil Masjid Ar-Rahman15



ti itu dari umrah." Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal, al-Nasa'i, Ibnu M ajah dan Hakimal-Nishaburi.



3. Masjid Nabawi. Rasulullah mensyariatkan sejak ke datangan beliau ke Madinah untuk memba ngun masjid sendiri yang kemudian dinam akan dengan masjid Rasulullah atau masji d nabawi.Rasulullah membangun masjidn ya di tempat berhentinya unta beliau pada sebidang tanah. Tanah tersebut merupakan kebun kurma milik dua orang anak yatim , anak yatim tersebut bernama Sahal dan S uhail bin Amru.Rasulullah memanggil ked uanya dan meminta keduanya untuk menj ualnya kepada beliau supaya didirikan ma sjid. Namun keduanya berkata kepada Ras ulullah: kami menyerahkannya kepada en gkau wahai Rasulullah. Namun Rasulullah enggan menerimanya. Beliau tetap memb eli tanah tersbut kepada keduanya. Di tana h Sahal dan Suhail itu terdapat kuburan or ang-orang musyrik, lobang dan pohon kur m a .



M a k a



R a s u l u l l a h



memerintahkan par



Profil Masjid Ar-Rahman16



a sahabat untuk membongkar kuburan orang musyrik tersebut, meratakan l obang-lobang yang tersisa dan menebang pohon-pohon kurma. Selanjutnya Rasulullah memerintahkan sahabat untuk membangun masjid. Masjid ini dibangun dengan menggunakan batu dan tiang-tiangny a adalah pohon kurma. dan atapnya terbuat dari pelepah dan daun kurma.R asulullah ikut bergotong royong bersama sahabat, para sahabat menghibur diri ketika capek saat bekerja membangun masjid dengan dendang syair:“ Ya Allah SWT, tidak ada kehidupan yang sesungguhnya kecuali kehidupa n akhirat. Maka kasihilah orang-orang Anshor dan Muhajirin.” Semangat para sahabat semakin hebat ketika melihat Rasulullah jug a bekerja seperti mereka. Maka merekapun membuat syair berikut ini:“Ap abila kami duduk sedangkan Rasulullah terus bekerja, maka perbuatan ka mi itu sangat sesat”. Maka sempurnalah bangunan masjid nabi itu yang ma na diliputi oleh atmosfir keimanan dan dilandasi oleh semangat persaudara an yang kuat dan kokoh. Masjid pada masa Rasulullah tidak hanya tempat untuk shalat saja, tetapi ia menjadi sekolah tempat pendidikan. Gurunya ad alah Rasulullahullah SAW. dan para pelajarnya adalah para sahabat yang t aat. Ia juga berfungsi sebagai tempat bermusyawarah dimana Rasulullah d an kaum muslimin saling membicarakan dan mencari solusi terhadap perk ara yang diahadapi oleh umat Islam. Ia juga berfungsi sebagai pusat koman do tentara Islam. Dimana duduk didalamnya para panglima dan prajurit ya ng mendapat bimbingan dan nasehat dan pengajaran/bimbingan keIslaman. Ia juga menjadi tempat penerimaan tamu-tamu kehormatan Rasulullah ya ng datang dari berbagai penjuru negeri yang ingin menjalin kerjasama den gan Rasulullah. Demikianlah fungsi masjid pada saat itu fungsi perbaikan, reformas i dan pendidikan. Banyak hadis-hadis yang bercerita keutamaan masjid na bawi. Diantaranya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Ras ulullah bersabda: janganlah ini masjid ku ini (masjid Nabawi, Masjidil Har am Dan Masjidil Aqsha). Hadis lain antara rumahku dan mimbarku terdap at taman dari taman-taman syurga.



Profil Masjid Ar-Rahman17



Masjid Nabawi dari yang sangat sederhana telah mengalami banya k fase ekspansi perluasan dan pembangunan. Ekspansi besar terjadi selama Khilafah 'Umar bin Khattab dan ' Utsman bin Affan. Para raja dinasti Um ayyah dan penguasa Abbasiyah juga melakukan beberapa ekspansi. Pada t ahun 707 M khalifah al-Walid bin Abdul Malik menghancurkan bangunan lama dan membangun yang baru lebih besar di tempatnya dengan mengga bungkan makam Rasul menjadi are masjid. Tempat tinggal keluarga Nabi yang terdapat di sebelah masjid juga dimasukkan ke dalam lingkungan ma sjid. Tempat antara makam Nabi dan mimbar-nya disebut sebagai Riyad al -Jannah (taman surga) dan menurut sebuah hadis Rasulullah, setiap Do'a ' dibuat di sana tidak pernah ditolak. Selama periode kekuasaan 'Abbasiyyah, khalifah al - Mahdi (775-7 85) masjid nabawi juga diperbesar dengan memperluas lebih jauh ke sebel ah utara, dengan menambahkan 20 pintu tambahan. Delapan pintu ditamba hkan ke timur dan barat. Selama pemerintahan Sultan Mamluk, al-Mansur Qalawun membangun sebuah kubah di atas makam Nabi ( SAW ) pada tah un 1279 M. Ini adalah pertama kalinya kubah dibangun. Kubah Itu terbuat dari kayu dan berwarna. Kemudian itu dicat putih dan biru. Bahkan untuk sementara waktu, warna biru tua didominasi , dan menjadi favorit orang-o rang Arab. Sulthan Al-Mansur juga membangun air mancur yang berfungs i sebagai tempat berwudhu di luar Bab al- Salam. Lebih dari 200 tahun kemudian yaitu tahun di 1481 M, kebakaran b esar menghancurkan sebagian besar masjid serta kubah kayu. aka Ashraf S ayf al-Din Qa'itbay, Sultan Mesir (1468-1496 M), membangun kembali M asjid di bagian timur, barat dan arah kiblat. Beliau tidak hanya pembangun an al-Masjid al-Nabawi, tetapi juga dari al - Masjid al - Haram di Makkah dan al - Haram al - Sharif di Yerusalem di samping membangun proyek-pr oyek besar di Damaskus, Aleppo , Alexandria dan Kairo. Sebuah benteng besar yang terkenal di Alexandria tetap berdiri sampai hari ini. Sultan Qa'i tbay juga mengganti sebagian besar dasar kayu kubah dengan struktur batu



Profil Masjid Ar-Rahman18



bata untuk mencegah keruntuhan di masa depan. Kemudian ia menggunak an piring timah untuk menutupi kubah kayu baru . Sultan Mahmud II dari Kerajaan Usmaniyah pada tahun 1818 mem bangun kubah hijau yang menutupi kuburan Nabi Muhammad SAW. Kuba h itu dibangun di atas kubah yang pernah ada yang telah dibangun oleh Qa 'itbay pada tahun 1481 M. Kubah tersebut dicat dengan warna hijau untuk membedakan makam Nabi SAW dengan kubah lain yang berwarna perak. Cat berwarna hijau pertama kali diterapkan pada kubah Nabi pada tahun 1 837M. Hal ini tetap dilakukan dan dengan cara ini saat itu setiap pengunju ng dapat membedakannya dari beberapa kubah perak yang dapat dilihat di atas Masjid al-Nabawi. Pada era modern ini masjid nabawi juga diperluas seiring dengan perluasan yang dilakukan terhadap masjidil haram. Prakars a besar ini dilakukan oleh kerajaan Saudi Arabiyah.



C. Masjid di Indonesia Semangat umat Islam Indonesia dalam mernbangun masjid nampak be gitu tinggi, pembangunan.masjid terus berjalan bahkan menunjukan peningka tan yang cukup tinggi tanpa mengenal krisis. Hampir di setiap perkampungan yang penduduknya mayoritas umat Islam sudah dapat dipastikan di situ ada m asjid. Sejalan dengan semangat tersebut, maka muncullah pertanyaan apakah mereka sudah tahu ‘bagaimana cara mengelola, memfungsikan dan memakm urkan masjid sehingga keberadaannya betul-betul dapat dirasakan oleh umat y ang ada disekitarnya? Untuk memperoleh jawaban yang akurat perlu diadaka n penelitian lebil lanjut. Meningkatnya semangat umat dalam mendirikan atau membangun ma sjid, di satu sisi mencerminkan adanya suatu komitmen umat Islam terhadap p erluasan dakwah Islam semakin tinggi. Kondisi ini merupakan salah satu indi kasi meningkatkan pemahaman dan kesadaran umat terhadap keberadaan mas jid di tengah kehidupan mereka. Namun di sisi lain menimbulkan berbagai ke prihatinan yang mendalam karena bertambahnya jumlah masjid tidak diiringi dengan bertambahnya kesadaran umat untuk memakmurkannya yang tercermi



Profil Masjid Ar-Rahman19



n dari peningkatan kualitas kesejahteraan umat itu sendiri, baik secara lahir m aupun batin. Dampak negatif dari bertambahnya jumlah masjid di Indonesia yaitu d alam proses pengumpulan dana dari masyarakat untuk pembangunan sebuah masjid. Sudah menjadi. fenomena umum yang tidak sedap dipandang mata ad alah para panitia pembangunan melakukan upaya penggalangan dana di jalanjalan raya, mencegat kendaraan-kendaraan yang lewat. Ada juga panitia yang sengaja membawa mobil lengkap dengan sound sistem dan keliling ke kota-k ota sejak kota besar sampai kota-kota Kecamatan, atau sengaja keliling kerum ah-rumah tanpa pilih bulu. Dan ada juga dengan menugaskan para santri atau remaja masjidnya untuk mengedarkan kotak amal ke kendaraan-kendaraan u mum di terminal, stasiun dan di perempatan-perempatan lampu merah bahkan berkeliling sampai ke luar batas wilayah masjid, kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi. Bertambahnya jumlah masjid belum tentu menunjukan ada peningkata n pengamalan keagamaan yang mencolok, bahkan sering kali munculnya mas jid baru malah justru menimbulkan pesoalan baru karena jaraknya terlalu dek at dan adanya perbedaan-perbedaan dalam masalah fiqih ibadah yang, tidak p rinsipil. Atau mungkin saja motivasi berdirinya masjid baru itu sengaja untuk memisahkan diri karena perbedaan tersebut. Satu hal yang sangat ironis tatkal a kita melihat semangat masyarakat dalam membangun masjid semakin meni ngkat jumlahnya terus bertambah, tetapi disisi lain mengapa masyarakat musl im kurang bahkan tidak tertarik untuk memakmurkannya. Fenomena ini mem ang, memperihatinkan. Keperihatinan ini sering terlontar dari para jamaah masjid sendiri yang tidak menaruh simpatik terhadap cara-cara seperti itu. Ini semua merupakan t antangan bagi kita bagaiman cara pengelolaan masjid yang baik agar tidak mu ncul dampak-dampak negatif sehingga tidak menimbulkan citra buruk bagi u mat Islam di mata umat lainnya. Membangun masjid memang merupakan pekerjaan yang mulia, tetapi Rasulullah mengingatkan agar dalam membangun masjid tidak didasarkan ata



Profil Masjid Ar-Rahman20



s arogansi dan kecongkakan atau untuk menyaingi masjid lain, Rasulullah ber sabda:”Barang siapa yang membangun masjid dengan tidak riya dan pamer/s ombong, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga (H. R. Th abrani).Pengertian hadis tersebut adalah etika atau tata cara membangun masj id harus dapat menjaga keutuhan umat Islam, antara masjid yang satu dengan masjid yang lainnya. Oleh sebab itu para ulama menyarankan untuk tidak me mbangun masjid pada tempat yang jaraknya sangat berdekatan dengan masjid yang sudah ada. Hal ini dimaksudkan agar keutuhan dan persatuan umat Isla m tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Untuk saat ini seharusnya fungsi masjid lebih ditingkatkan dalam upa ya pemberdayaan jamaah. Optimalisasi untuk terbinanya pola manajemen ma sjid yang baik dan professional senantiasa harus dilaksanakan dan ditingkatka n sehingga terlahir aktivitas yang dinamis, inovatif dan kondusif. Terkait den gan mengoptimalkan fungsi dan manajemen masjid ada beberapa aspek yang harus diperhatikan.



D. Masjid di Riau Riau adalah bumi melayu yang sangat identik dengan agama Islam. M aka sejarah besar negeri-negeri melayu sejatinya tidak bisa lepas dari Islam da n peran masjid yang menjiwai segenap aktifitas dan perilaku para raja/pemim pin dan rakyatnya. Maka dalam perjalanan berbagai kerajaan yang ada di Ria u (atau kepulauan Riau) maka masjid selalu menjadi central dari kegiatan ha mpir setiap kerajaan. Maka di beberapa bekas kerajaan yang pernah ada di Ri au dan kepulauan Riau, masjid kerajaan adalah bangunan utama yang masih ti nggal dan menjadi saksi sejarah besarnya dan dominannya Islam pada masa la lu. Beberapa masjid yang masih dijadikan sebagai bukti eksisnya Islam sejak dah ulu antara lain adalah masjid raya pulau Penyengat yang telah berusia ratusan tahun. Masjid Raya KerajaanLingga, Masjid Raya Pekan Baru, Masjid Keraja an Siak, dan beberapa masjid lainnya yang masih digali sejarah dan perannya sebagai pusat kajian dan kegiatan keIslaman masa lalu. Maka para pembaca h



Profil Masjid Ar-Rahman21



arus mengetahui sejarah ini sebagai informasi penting berkaitan dengan peran Islam. 1. Masjid Raya Pulau Penyengat Masjid ini tetap eksis dalam bentuk aslinya hingga hari ini. Masjid i ni menjadi kebanggaan orang melayu hingga masa kini. Didirikan oleh Raj a Abdurrahman, yang dipertuan muda Riau VII pada tanggal 1 Syawal 124 9 H (atau bertepatan dengan tahun 1832 M). Dengan demikian usia masjid ini telah mencapai ratusan tahun. Masjid ini terletak di Pulau Penyengat K ecamatan Tanjung Pinang, propinsi kepri. Pulau Penyengat berukuran 2 x 1 KM berjarak kurang lebih 25 KM dari ibukota Tanjung Pinang.Pada saat ini masjid ini menjadi pusat ibadah umat Islam dan menjadi salah satu tuj uan wisata ziarah parawisatawan Lokal maupun Mancanegara. Di masjid i ni juga terdapat peninggalan-peninggalan berharga berupa Mushaf tulisan t angan dan beberapa buku agama (kitab-kitab kuno) bekas koleksi raja/sult an ataupun para ulama pada masa lalu. Namun upaya pemeliharaan harus terus dilakukan, dan digali poten si keilmuannya. Masjid Raya Pulau Penyengat luasnya adalah 18 X 19,80 M. masjid ini bernama Masjid Raya Sultan Riau, yang batu-batunya disusu n dengan bahan putih telur. Dalam komplek itupun terdapat makam-maka m para raja, Makam Pahlawan Nasional Raja Ali Haji.Pelaksanaan pemba ngunan masjid ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat di kerajaan terse but. Yang bekerja siang malam secara bergiliran.Tembok masjid ini sangat tebal. Sehingga mendatangkan kesejukan bagi orang yang masuk kedalam nya. 2. Masjid Raya Sultan Lingga Masjid Raya ini dibangun pada tahun 1801 di atas tanah wakaf yan g luasnya 500 m2 oleh sultan Mahmud, sultan Riau lingga. Masjid ini terd apat di Pulau Daek. Masjid ini berdiri tanpa tiang tengah yang menyangga dengan warna kuning (warna kehormatan melayu) yang menjadi latar bela kang nya. Dalam komplek masjid terdapat banyak makam termasuk maka m Sultan Muhammad III. Sultan Muhammad III adalah Sultan Lingga Ria



Profil Masjid Ar-Rahman22



u Johor dan Pahang. Pada masa ini masjid ini menjadi pusat ibadah masyar akat Lingga dan termasuk salah satu situs sejarah yang dijaga oleh Negara. Masjid ini di dirikan bersama dengan pendirian pasar dan parit kota yang juga berfungsi sebagai benteng pertahanan. masjid didirikan sebagai awal perpindahan pusat kerajaan melayu dari pulau bintan ke pulau lingga. Seiring dengan berjalanya waktu, mesjid ini telah mengalami beberapa pe mugaran tanpa mengurangi keaslian bangunan utama. 3. Masjid Raya Pekanbaru Masjid Raya Pekanbaru merupakan bangunan relijius bersejarah ya ng terletak di tepi sunggai Siak. Kecamatan Senapalan kota Pekanbaru me sjid memiliki nilai historis yang sangat tinggi karena satu-satunya masjid y ang berusia ratusan tahun yang ada di Pekanbaru, pada masjid ini memiliki sejarah keagungan dan kemegahan kesultanan Siak Sri Indrapura. Pada awalnya masjid ini didirikan oleh sultan Siak IV, yaitu Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah pada abad ke-18. Pada masa itu pusat kerajaa n Siak dipindahkan ke bukit Senapelan. Dari daerah kecil ini kemudian ber ubah kota metropolitan Pekanbaru. Di kompleks Masjid Raya Pekanbaru, sebagaimana Masjid Raya Pekanbaru, sebagaimana Masjid-Masjid kerajaa n lainnya juga. Terdapat makam-makam raja, maka di kompleks Masjid ra ya juga terdapat makam keluarga raja pendiri kotaPekanbaru.Namun pada akhir 2011 yang lalu masjid raja di renoviasi dan di pagar. namun pemugar an itu nampaknya dengan merobohkan bangunan utama dan menggantinya dengan bangunan baru yang sama sekali baru. Sehingga kesan sejarah dan nilai historis pada bangunan hilang sama sekali. Masjid raya Pekanbaru didirikan pada abad ke-18 tepatnya pada tah un 1762. Maka inilah masjid tertua yang ada di Pekanbaru. Masjid ini mer upakan bukti kejayaan Siak sri indrapura. Pembangunan masjid raya ini da lam rangka menyatukan 3 unsur penting kerajaanya itu unsur pemerintaha n, unsur adat dan unsur agama. Maka di bangunlah pada masa itu istana raj a, balai kerapatan adat dan masjid.



Profil Masjid Ar-Rahman23



Masjid yang di bangun di beri nama masjid Alam yang mengikut k epada nama kecil Sultan Alamuddin yaitu Raja Alam. Masjid Alam (Masji d Raja senapelan) di gunakan sebagai pusat dakwah Islam untuk menyebar kan ajaran Islam kepada umat Islam pada tahun 1775 masjid ini di perlebar seiring dengan semakin ramainya jamaah yang melakukan aktifitas ibadah dan keagamaan di dalam masjid.Ketika masjid dilebarkan, maka radius m asjid pun di tambah, maka masjid ini di beri nama masjid Nur Alam, yang dalam bahasa indonesianya berarti masjid yang menjadi cahaya alam yang menerangi alam sekitarnya. Jumlah masjid di Riau pada saat ini semakin b anyak. Jumlah rumah ibadah umat Islam yang ada di Riau pada saat ini ad alah 9.578 buah. Jumlah ini mengalami peningkatan 20% di bandingkan ta hun sebelumnya. Dengan rincian 4.826 unit masjid dan 4.432 musholla da n suluk sebanyak 306 unit. 4. Masjid Sultan Siak Masjid sultan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1926 pada m asa pemerintahan Sultan Qasim yang merupakan Sultan Siak terakhir. Mak a masjid ini di berinama masjid Syahbuddin dan nama ini tetap melekat ke pada masjid ini sampai sekarang.Nama Syahbuddin mengandung makna p enguasa agama (berasal dari 2 kota dalam bahasa arab) dengan satu keingi nan tersirat bahwa kerajaan Siak Sri indrapura adalah sebuah kerajaan Isla m dimana setiap pemimpinnya haruslah seorang muslim yang menjadi pe mimpin masyarakat sekaligus pemimpin agama, masjid terletak di jantung kota Siak sri indrapura dan begitu kokoh berdiri di tepi sungai Siak. Masji d ini beberapa kali dipugar. Dahulu jarak antara sungai Siak dengan masjid ini adalah 100 meter namun seiring dengan terjadinya abrasi sungai Siak, maka pada saat ini jarak antara sungai dengan masjid hanya 25 meter saja maka oleh sebab itu pemerintahan membangun turap untuk menghalangi a brasi susulan. Arsitektur bangunan masjid berbentuk dan bercirikan eropa dan tim ur tengah.Meskipun tidak terlalu besar masjid ini sangat sentral dalam kera jaan Siak. Untuk menjadi imam di masjid ini harus lulus ujian dan seleksi.



Profil Masjid Ar-Rahman24



Jadi Siak pada masa itu telah menerapkan manajeman kepengurusan yang baik terutama menyangkut penunjukan imam masjid. Kepengurusan masji d dikoordinasikan oleh Sultan Siak. Maka setiap imam dan khatib digaji ol eh sultan.



E. Masjid di Pekanbaru Pekanbaru adalah kota metropolitan yang didiami oleh penduduk yang heterogen baik dari segi agama, suku bangsa maupun bahasa. Berdasarkan se nsus penduduk pada bulan mei tahun 2014 yang lalu, maka jumlah penduduk kota Pekanbaru tercatat sebanyak 1.021.710 jiwa. Sebagian besar penduduk te rsebut adalah memeluk agama Islam. Dengan jumlah penganut Islam yang cu kup besar tersebut. Maka tentu saja menjadi ukuran bahwa jumlah masjid pun semakin bertambah. Keberadaan masjid di Pekanbaru tidak lepas dari sejarah masjid raya y ang terdapat di senapelan. Inilah masjid tertua yang pernah ada karena telah d ibangun sejak abad ke-18 M tepatnya tahun 1762. Masjid yang memiliki arsit ektur tradisional. Dari masjid inilah berkembang masjid-masjid yang lain di P ekanbaru, seiring dengan semakin banyaknya penduduk dan berkembangnya kota. Maka muncullah masjid-masjid yang lain yang kemudian menjadi pus at penyebaran dakwah Islam, seperti Masjid Agung An-Nur, Masjid Ar-Rahm an, Masjid Al-Falah dan lain sebagainya. 1. Masjid Ar-Rahman Masjid Ar-Rahman didirikan sekitar tahun 1930 dan selesai pemba ngunannya pada tahun 1935. Masjid yang terletak dijantung kota Pekanbar u ini pada awalnya adalah sebuah bangunan ibadah yang sederhana. Tanah masjid ini pada awalnya adalah waqaf dari Raden Pawiro Djaya Diningrat . Melihat namanya beliau adalah termasuk tuan darah biru, anggota kraton di pulau Jawa. Pembangunan masjid ini dilakukan secara swadaya masyara



Profil Masjid Ar-Rahman25



kat. Namun Raden Sastro adalah donatur terbesar pembangunan masjid ini . Pada awal berdirinya masjid ini berbentuk panggung dengan keting gian sekitar satu meter dari permukaan tanah. Luasnya hanya 8x8 meter. D engan semakin padatnya penduduk dan bertambahnya jama’ah, pada tahun 1960an warga masyarakat mendengar masjid ini sehingga tidak lagi berbe ntuk bangunan panggung. Pada tahun 2004 pemerintah kota Pekanbaru membebaskan lahan d isekitar masjid untk satu rencana kedepan yaitu memperluas dan merenova si masjid Ar-rahman 4700 m2 tanah dibebaskan pada masa bapak Drs. H. Herman Abdullah menjadi walikota Pekanbaru. Maka dilakukanlah pemba ngunan yang biayanya dianggarkan dari APBD propinsi Riau. Dan APBD kota Pekanbaru jadilah masjid ini salah satu simbol perkembangan Islam k ota Pekanbaru dengan arsitektur bergaya Melayu, Turki, Arab dan India.L okasinya ditengah kota, dipinggir jalan protokoh, membuat masjid ini ram ai dikunjungi terutama oleh masyarakat Islam yang akan menunaikan shala t lima waktu. Masjid ini selesai pembangunannya pada tahun 2009 dan diresmika n oleh Gubernur Riau kala itu yaitu H. M Rusli Zainal, SE, MP pada tangg al 19 juni 2009. Sejak saat itu seluruh kegiatan dan acara-acara keagamaan Pemerintah Kota Pekanbaru selalu dipusatkan di masjid ini. Makam Rade n Sastro pada saat ini berada di kompleks masjid Ar-rahman. 2. Masjid Agung An-nur Masjid Agung An-nur Pekanbaru adalah salah sAatu simbbol kuatn ya Islam di Propinsi Riau. Masjid yang diarsitekki oleh Ir. Roseno ini diba ngun pada tahun 1963 dan selesai pada tahun 1968. Gaya arsitektur masjid ini dipengaruhi oleh gaya Melayu, Turki, Arab dan India. Masjid ini selesai dibangun tanggal 19 oktober 1968. Dan disesuaik an penggunaannya oleh gubernur Riau pada masa itu yaitu Arifin Ahmad. Maka sejak saat itu masjid Agung menjadi pusat peribadahan umat Islam Riau dan tempat dilaksanakannya kegiatan-kegiatan hari besar Islam untuk



Profil Masjid Ar-Rahman26



tingkat Propinsi.Masjid Agung An-nur kini berdiri diatas Islam seluas 12. 6 hektar dari yang hanya 4 hektar saja. Renovasi besar-besaran masjid Agu ng terjadi pada tahun 2000 dibawah kepemimpinan H. Saleh Djasit, SH. Masjid Agung ini mampu menampung sekitar 4500 orang jamaah. Pada saat masjid Agung menjadi pusat ibadah masyarakat bahkan telah me njadi salah satu daya tarik wisata religius bagi para turis yang berkunjung ke Pekanbaru, baik lokal, regional maupun mancanegara. Selanjutnya bermunculan berbagi masjid di Pekanbaru sebagai wuj ud semangat keIslaman masyarakat Pekanbaru. Ada masjid muslimin yang h terletak dijalan muslimin yang dianggap sebagai masjid tertua ketiga. Ad a masjid Al-falah diajalan sumatera Pekanbaru, ada pula masjid Istiqamah sebagai masjid tertua di tangkerang yang dibangun pada tahun 1974.Ada p ula masjid Dakwah Rumbai yang telah berdiri sejak tahun 1960 an dan ma sjid-masjid lainnya yang terus berdiri seiring bertambahnya jumlah pendud uk muslim. Hingga sekarang jumlah masjid dikota Pekanbaru lebih dari 600 bu ah tersebut di 12 kecamata yang ada di Pekanbaru. Sedangkan musholla at au surau lebih dari 500 buah. Bila digabungkan keduanya maka melebihi h itungan 1100. Sebuah jumlah yang tidak sedikit satu perkembangan yang c ukup menggembirakan namun kegembiraan tersebut jangan hanya berbata s kepada jumlah diatas, tetapi harus dilanjutkan dengan usaha untuk menja dikan masjid dan musholla itu sebagai pusat keagamaan yang akan mencer ahkan kehidupan masyarakat dari segala sisinya. Pemerintah kota Pekanbaru terus memberikan perhatian kepada ma sjid-masjid yang ada dikota bertuah ini. Bentuk perhatian tersebut diwujud kan dengan kucuran bantuan dana untuk membuat masjid-masjid yang ada di kota ini. Hal ini terbukti pada tahun 2013 yang lalu Pemerintah Kota Pe kanbaru mengalokasikan dana sebesar 680 untuk membantu pembangunan masjid. Setidaknya 34 masjid mendapat bantuan pembangunan masing-m asing ±20 juta.Bantuan tersebut diserahkan Walikota Pekanbaru pada saat melaksanakan safari ramadhan yang didampingi oleh unsur muspida kota.



Profil Masjid Ar-Rahman27



Bantuan diberikan merupakan bagian dari program pemerintah kota ini unt uk mendukung pembangunan masjid sehingga dapat dibutuhkan untuk pen gembangan sarana ibadah kaum muslimin. Tahun 2014 perhatian Pemerintah Kota semakin meningkat ditanda i dengan ditetapkannya masjid paripurna di dua belas kecamatan dikota Pe kanbaru dan satu masjid paripurna kota. Lounching masjid paripurna ini di lakukan pada saat perhelatan Musbawah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat k ota Pekanbaru tahun 2014.Tujuan digagasnya masjid paripurna ini adalah untuk menjadikan masjid itu sebagai pusat agama kecamatan yang pengelo laannya bagus, baik dibidang idaroh, tarbiyah termasuk bidang kebersihan perkembangan perhatian pemerintah kota ini terhadap masjid adalah sebua h harapan baru untuk menggalahkan syiar Islam dan menjadikan masjid se buah saran untuk meningkatkan iman dan taqwa menuju baldatun thayyiba tun warobbun ghafur.



Profil Masjid Ar-Rahman28



BAB



II



TINJAUAN TENTANG MASJID A. Pengertian Masjid Al-Qur’an menyebut istilah masjiddengan ungkapan masjid dan b ait. Istilah masjid langsung menunjuk kepada pengertian tempat peribad atan umat Islam yang senafas dengan sebutan tempat peribadatan penga nut agama lain seperti biara, gereja dan sinagog. Firman Allah SWT QS. al -Hajj[22]; 40: ْ ‫ض لَ ُه ِد َم‬ َّ ‫َّللاُ َولَ ْوَّل دَ ْف ُع‬ َّ ‫ق إَِّل أ َ ْن يَقُولُوا َربُّنَا‬ ‫ت‬ ٍّ ‫ض ُه ْم ِببَ ْع‬ َ ‫اس بَ ْع‬ ٍّ ‫ار ِه ْم بِغَي ِْر َح‬ َ َّ‫َّللاِ الن‬ ِ َ‫الَّذِينَ أ ُ ْخ ِر ُجوا ِم ْن ِدي‬ ٌ ‫ي َع ِز‬ َّ ‫ص ُرهُ إِ َّن‬ َّ ‫ص َر َّن‬ َّ ‫اجد ُ يُذْك َُر فِي َها ا ْس ُم‬ ( ‫يز‬ ُ ‫َّللاُ َم ْن يَ ْن‬ ُ ‫يرا َولَيَ ْن‬ ً ِ‫َّللاِ َكث‬ َ ‫صلَ َواتٌ َو َم‬ ِ ‫س‬ َ ‫ص َو ِام ُع َوبِيَ ٌع َو‬ َ ٌّ ‫َّللاَ لَقَ ِو‬ )٤٠ Artinya :



“ (yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halama n mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka ber kata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-ge reja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, ya ng di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Alla h pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungg uhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,”(QS. al-Hajj[22]; 40)



Lafazh ‫مسجد‬berasal dari kata ‫( سجد يسجد‬sajada-yasjudu) yang berart i “merendahkan diri “ . Al-Qur’an menyebut kata-kata masjid sebanyak 2 8 kali. Sebanyak 22 kali dalam bentuk tunggal (mufrad) dan 6 kali dalam bentuk jama’.Secara teminologi masjid bermakna meletakkan dahi, kedu



Profil Masjid Ar-Rahman29



a telapak tangan, kedua lutut, dan kedua kaki di bumi Allah.1Diantara lafa zh masjid dalam Al-Qur’an adalah pada Firman Allah SWT, QS. al-Tauba h[9]; 18: َّ ‫صَلة َ َوآت َى ا‬ َّ ‫ش ِإَّل‬ َّ َ‫اجد‬ َ‫سى أُولَئِك‬ ِ ‫اَّلل َو ْال َي ْو ِم‬ َّ ‫ام ال‬ ِ َّ ‫َّللاِ َم ْن آ َمنَ ِب‬ َ ‫َّللاَ فَ َع‬ َ ‫ِإنَّ َما َي ْع ُم ُر َم‬ ِ ‫س‬ َ ‫لزكَاةَ َولَ ْم َي ْخ‬ َ َ‫اْلخ ِر َوأَق‬ )١٨( َ‫أ َ ْن يَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْهتَدِين‬ Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-oran g yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap men dirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapap un) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang dihar apkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk2 (QS. al-Taubah[9]; 18). Selanjutnya, lafazh masjid sebanyak 15 kali dipakai untuk menyeb utkan tentang Masjdil Haram yang berkenaan dengan kesejarahan, fungsi , adab, maupun motivasi pembangunan dan peran yang harus di lakukan. Banyaknya ayat yang mengungkap tentang Masjidil Haram mengindikasi kan adanya standar norma masjid yang seharusnya merujuk kepada nor ma yang berlaku di Masjidil Haram, diantaranyaQS. al-Baqarah[2]; 144: ْ ‫ضا َها فَ َو ِل َوجْ َهكَ ش‬ ‫َط َر ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام َو َح ْيث ُ َما ُك ْنت ُ ْم‬ َّ ‫ب َوجْ ِهكَ فِي ال‬ ِ ‫س َم‬ َ ‫اء فَلَنُ َو ِليَنَّكَ قِ ْبلَةً ت َْر‬ َ ُّ‫قَدْ ن ََرى تَقَل‬ ْ ‫فَ َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم ش‬ َّ ‫َاب لَ َي ْعلَ ُمونَ أ َنَّهُ ْال َح ُّق ِم ْن َر ِب ِه ْم َو َما‬ ( َ‫َّللاُ ِبغَافِ ٍّل َع َّما َي ْع َملُون‬ َ ‫َط َرهُ َو ِإ َّن الَّذِينَ أُوتُوا ْال ِكت‬ )١٤٤ Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.dan dimana s aja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesunggu hnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taur at dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Har am itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak leng



1 2



Luthfi Hamid, Dakwah Menuju Masjid Paripurna, Yogjakarta: Ides Press, 2011), hlm. 1 Departemen Agama RI, al Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumi Restu, 1977) , hlm. 28 0



Profil Masjid Ar-Rahman30



ah dari apa yang mereka kerjakan.3 (QS. al-Baqarah[2]; 144) Memperhatikan ayat di atas, termn masjid tidak lepas dari masala h shalat. Setiap orang dapat melaksanakan shalat di mana saja kecuali di tempat yang kotor/najis dan kuburan. Secara harfiah masjid merupakan tempat sujud atau shalat yang berarti semua bumi adalah masjid dan te mpat shalat, kecuali yang telah dilarang oleh ajaran Islam seperti tempat sampah, tempat penyembelihan hewan, perkuburan, kamar mandi/WC, k andang hewan dan di atas Ka’bah. Sedangkan masjid secara khusus adala h bangunan atau tempat yang didirikan secara khusus untuk melakukan i badah yang memenuhi syarat dan komponen untuk shalat rawatib (lima waktu) dan shalat jum’at. Dari sisi regulasi yang ditetapkan Pemerintah masjid termasuk sa lah satu rumah ibadat bagi umat Islam. Seperti dijelaskan dalam Peratura n Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama No. 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pendirian Rumah Ibadat dijelaskan bahwa Rumah ibadat a dalah bangunan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang khusus dipergunak an untuk beribadat bagi para pemeluk masing-masing agama secara per manen, tidak termasuk tempat ibadat keluarga.4 Ditinjau dari segi Dinul Islam bahwa seluruh bumi dimana saja ad alah masjid, tempat shalat. Sedangkan pengertian secara khusus “masjid” adalah tempat atau bangunan yang didirikan untuk melaksanakan ibada h yang memenuhi syarat dan komponen untuk shalat lima waktu (shalat fardu) dan digunakan untuk shalat jum at. Dalam pengertian syar’i masjid adalah sebuah bangunan, tempat i badah umat, Islam terutama sebagai tempat dilangsungkannya shalat ja maah. Menurut Wahbah Az-Zuhaili, dinding masjid, baik di sebelah luar



3 4



Ibid Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negero Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 ten tang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah pada Bab I Pasal 1 ayat (3).



Profil Masjid Ar-Rahman31



maupun di dalam, dianggap sebagian dari masjid yang hares dipelihara k ehormatannya. Demikian halnya juga dengan atap. Karena semua itu mer upakan bagian dari masjid, maka baginya berlakulah hukum masjid.Kaita nnya dengan pengertian masjid, ada istilah bait yang diungkapkan dalam Al-Qur’an sebanyak 69 kali, 15 kali sebutan diantaranya dimaksudkan un tuk menyebut masjidil hararn. Umumnya ditandai dengan istilah bait yan g dihubungkan dengan kejadian kisah kehidupan Nabi Ibrahim as dan Na bi Ismail as serta masalah ibadah haji. Sebagai Baitullah, masjid adalah tempat turunnya rahmat Allah S WT dan Malaikat. Olen karena itu, masjid dalam pandangan Islam merup akan tempat yang paling baik di muka bumi. Di masjid, kaum muslimin m enemukan ketenangan hidup dan kesucian jiwa, karena disana terdapat majelis-majelis dan forum-forum terhormat. Masjid bagi umat Islam mer upakan institusi yang paling penting untuk membina masyarakat Islam. Selain masjid dikenal pula “Langgar” yaitu tempat ibadah yang m emenuhi persyaratan yang digunakan untuk shalat rawatib dan berada di lingkungan masyarakat yang jamaahnya sedikit dan umumnya dibangun oleh seorang tokoh agama atau ustaz dan sekaligus dijadikan sebagai te mpat pengajian atau majelis ta’lim dan tidak digunakan untuk shalat Jum ’at. Ada pula dikenal dengan istilah ‘Mushola” yaitu tempat atau ruanga n atau bangunan yang digunakan untuk shalat (rawatib atau shalat jum’a t) yang terletak di tempat-tempat tertentu seperti Kantor, Mall/Pasar, Le mbaga Pendidikan, Stasiun pelabuhan laut dan Bandar udara, dan tempat -tempat umum lainnya. Kemudian dibeberapa daerah dikenal pula dengan istilah surau da n meunasah untuk pengertian yang sama mushalla dan langgar. Di Jawa Barat (Sunda) di sebut Tajug. Banters (Serang) disebut Bale untuk sebuta n mushalla, atau Bale Kambang yang dibangun alakadarnya yang digunak an sebagai tempat berteduh juga dapat digunakan untuk tempat shalat Z huhur dan Ashar bagi yang berada di tempat pemandian umum atau di p



Profil Masjid Ar-Rahman32



ematang sawah yalng, hanya cukup untuk tiga sampai lima orang.Baik m asjid, mushalla, langgar, surau, tajug maupun bale, semuanya berfungsi s ebagai tempat ibadah yang menjadi hak milik Allah dan statusnya bersifa t terbuka untuk semua kaum muslimin tanpa terkecuali. Allah berfirman: َّ ‫اجدَ ِ ََّّللِ فََل تَدْعُوا َم َع‬ )١٨( ‫َّللاِ أ َ َحدًا‬ َ ‫َوأ َ َّن ْال َم‬ ِ ‫س‬ Artinya: Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Ma ka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di sam ping (menyembah) Allah. (QS. al-Jin[72]: 18) Kementerian Agama Republik Indonesia melakukan klasifikasi ter hadap tempat ibadat muslim di Indonesua berdasarkan katagori besar ke cilnya tempat ibadat tersebut sebagai berikut: 1. Masjid yaitu bangunan tempat ibadah (shalat) yang bentuk bangunannya dirancang khusus dengan berbagai atribut masjid seperti ada menara yang cukup megah sebagai kebanggaannya masing-masing, kubah dan lain-lain. Bangunannya cukup besar, kapasitasnya dapat menampung ratusan bahkan ribuan jamaah dan bisa dipakai untuk melaksanakan ibadah shalat jurn’at atau perayaan hari-hari besar Islam. Bangunan ini sering dijadikan kebanggaan bagi umat Islam yang berada dilingkungan sekitarnya dan sering digunakan untuk pelaksanaan upacara pernikahan oleh para jamaah. Di Indonesia, masjid



mesti didirikan dengan



mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negero Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang



Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala



Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat



Beragama,



Pemberdayaan



Forum



Kerukunan



Umat



Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah. Dalam ketentuan di atas diatur tentang syarat pendirian r



Profil Masjid Ar-Rahman33



umah ibadat termasuk masjid. Diantaranya Pasal 13 dan 14 dijelas kan bahwa: (1) Pendirian rumah ibadat didasarkan pada keperlua n nyata dan sungguh-sungguh berdasarkan komposisi jumlah pen duduk bagi pelayanan umat beragama yang bersangkutan di wilay ah kelurahan/desa. (2) Pendirian rumah ibadat sebagaimana dima ksud pada ayat (1) dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan u mat beragama, tidak mengganggu ketenteraman dan ketertiban u mum, serta mematuhi peraturan perundang-undangan. (3) Dalam hal keperluan nyata bagi pelayanan umat beragama di wilayah kel urahan/desa sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak terpenuhi, per timbangan komposisi jumlah penduduk digunakan batas wilayah kecamatan atau kabupaten/kota atau provinsi. Sedangkan pada P asal 14 diterangkan bahwa (1) Pendirian rumah ibadat harus me menuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangun an gedung. (2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaks ud pada ayat (1) pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyar atan khusus meliputi:a. daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk p engguna rumah ibadat paling sedikit 90 (sembilan puluh) orang y ang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkat batas w ilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3); b. dukunga n masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang disahkan oleh lurah/kepala desa;c. rekomendasi tertulis kepala k antor departemen agama kabupaten/kota; dan d. rekomendasi ter tulis FKUB kabupaten/kota. (3) Dalam hal persyaratan sebagaima na dimaksud pada ayat (2) huruf a terpenuhi sedangkan persyarat an huruf b belum terpenuhi, pemerintah daerah berkewajiban me mfasilitasi tersedianya lokasi pembangunan rumah ibadat. 2. Langgar yaitusebuah bangunan tempat ibadah (shalat) yang bangunannya cukup besar dan dapat menampung maksimal lima puluh jamaah, namun tidak bisa dipakai melaksanakan shalat



Profil Masjid Ar-Rahman34



jum’at karena tidak memenuhi untuk melaksanakan sholat jum’at, kecuali untuk perayaan hari-hari besar Islam untuk tingkat RW dan RT. Bangunan ini dilengkapi dengan atribut seperti hiasanhiasan



kaligrafi



dan



lain-lain. Tipe ini biasanya berada



dilingkungan-lingkungan pesantren, atau dilingkungan RW/RT dalam satu wilayah dibawah kordinator satu masjid. 3. Mushalla yaitusebuah bangunan tempat ibadah (shalat) yang bangunannya tergantung kepada luas bangunannya namun tidak terlalubesar yang dapat menampung maksimal seratus jamaah dilengkapi dengan atribut seperti kubah hiasan-hiasan kaligrafi dan lain-lain. Tipe ini sering disebut sebagai mushalla artinya tempat shalat berada di lingkungan-lingkungan masyarakat atau tempat-tempat keramaian seperti dipasar, terminal dan tempattempat strategis lainnya. Bangunan atau ruang ini dibangun asal memenuhi syarat untuk melaksanakan, ibadah shalat, dilengkapi dengan atribut mihrab layaknya masjid dan terkadang, bisa untuk melaksanakan shalat Jum’at.Pengertian awal mushalla adalah tempat shalat, tikar kecil untuk shalat. Nabi shalat di atas mushalla dan berkhutbah di atasnya. Ketika Islam masuk ke Nusantara istilah mushallah ini beragam namanya sesuai dengan suku dan adat yang ada di Indonesia, diantaranya di Padang disebut surau, di Aceh disebut meunasah, di Jawa disebut langgar, di Toraja disebut lobo dan di Mentawai disebut Uma Galangan. Bangunan-bangunan



tersebut



diislamkan



dengan



cara



memberikan fungsi mushalla dan fungsi muamalah masjid kepadanya. Sehingga dalam garis besarnya sering ditemukan di masjid dilakukan ibadah, kegiatan muamalah masjid dialihkan ke nama bangunan-bangunan tersebut. Dan bangunan tersebut dapat ditingkatkan menjadi masjid dengan memberikan tanda-tanda masjid tradisional seperti mihrab, mimbar dan kubah. Karena



Profil Masjid Ar-Rahman35



itulah dapat menjadi dalil bahwa langgar adalah merupakan lebih kecil ukurannya dari masjid, disaat masjid belum ada, maka langgar/mushalla yang mewakili sebagai tempat shalat. Dari katagori di atas, masih ada istilah lain untuk menyebut dan m embedakan sebuah masjid dengan masjid lainnya yaitu dengan sebutan masjid raya, masjid besar, masjid agung dan masjid jami’. Semua sebutan di atas menunjukkan tingkat dan kedudukan masing-masing tempat iba dat tersebut.Departemen Agama RI telah melakukan klasifikasi tingkata n masjid sebagaimana ketentuan tingkatan wilayahnya bagi masjid yang dipilih Pemerintah yang ditopang oleh anggaran pemerintah setempat da n dana masjid yaitu: 1. Masjid Negara, yaitu masjid yang berada di tingkat pemerintahan pusat dan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintahan pusat dan hanya satu masjid yaitu masjid “Istiqlal”. 2. Masjid Nasional, yaitu masjid di tingkat provinsi yang diajukan oleh Gubernur kepada Menteri Agama untuk dibuatkan surat keputusan Menteri Agama untuk menijadi sebutan “Masjid Nasional” dengan mencantumkan nama masjid tersebut, dan seluruh anggaran menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam hal ini Gubernur. Seperti Masjid Nasional Baiturrahman Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 3. Masjid Raya, yaitu masjid yang berada tingkat provinsi dan diajukan melalui Kantor Wilayah Departemen Agama setempat kepada Gubernur untuk dibuatkan surat keputusan penetapan Masjid Raya. Anggaran masjid tersebut berasal dari Pemerintah Daerah, dana masjid dan sumbangan lainnya. 4. Masjid Agung, yaitu masjid berada di tingkat Kabupaten/Kota dan diajukan melalui Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota setempat kepada. Bupati/Wali Kota untuk dibuatkan surat keputusan penetapan “Masjid Agung”. Anggaran masjid tersebut



Profil Masjid Ar-Rahman36



berasal dari Pemerintah Daerah, dana masjid dan sumbangan lainnya. 5. Masjid Besar, yaitu masjid yang berada di tingkat kecarnatan, dan diajukan melalui Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan (KUA) setempat kepada Camat untuk dibuatkan surat keputusan penetapan “Masjid Besar”. Anggaran masjid tersebut berasal dari Pemerintah Daerah, dana masjid, swadaya masyarakat dan sumbangan lainnya. 6. Tingkat Desa/Kelurahan disebut dengan “masjid Jami”. Pendirian bangunan masjid ini umumnya sepenuhnya di biayai oleh swadaya masyarakat setempat. Kalaupun ada sumbangan dari Pemerintah relatif sedikit. 7. Masjid-masjid yang berada pada lingkungan masyarakat biasanya masjid disebut dengan nima masjid itu sendiri, seperti masjid “At taqwa”. Pendirian masjid ini sama dengan pada masjid tingkat desa/kelurahan. B. Fungsi Masjid 1. Idarah Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah shalat dan tempat men gayomi serta tempat membina umat sekitarnya secara aktif.Dengan lu asnya fungsi dan tugas masjid, tidak mungkin pengelolaan masjid dila ksanakan oleh satu orang atau sekelompok kecil orang. Bila masih dila kukan oleh perorangan atau sekelompok kecil, maka masjid tidak mak simal peranannya dalam masyarakat.Atau pengelolaan masjid tidak r api, karena kurang orang dan kurang kerjasama. Untuk itu perlu adanya idarah (pengelolaan). Idarah ialah kegia tan mengembangkan dan mengatur kerjasama dari banyak orang guna mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan akhir idarah masjid ialah agar lebih mampu mengembangkan kegiatan, makin dicintai jamaah dan b



Profil Masjid Ar-Rahman37



erhasil membina dakwah di lingkungannya. Termasuk dalam pengerti an idarah ialah, perencanaan, pengorganisasian, pengadministrasian, keuangan dan pengawasan. Pertama, perencanaan yaitu suatu kegiatan mengatur program dan kegiatan masjdi sejak awal secara detail untuk menyukseskan pro gram dan kegiatan yang diinginkan.Upaya ini merupakan inisiatif dar i pengurus masjid.Semua unit kepengurusan harus mempunyai rencan a yang mantap dan kongkrit dalam bidangnya. Dengan demikian akan ada rencana umum pengurus. Suatu rencana yang kongkret berisi beb erapa aspek, diantaranya isi rencana, tujuan dan target dari rencana. Mengapa rencana tersebut dibuat? Apa alasan-alasan atau latar belaka ngnya? Bagaimana rencana itu dilaksanakan. Dijelaskan secara lengka p teknik dan tahap-tahapnya? Oleh siapa dilaksanakan dan siapa atau apa sasarannya? Apakah seorang atau satu kelompok orang atau suatu organisasi atau panitia. Dijelaskan organisasinya, baik yang melaksan akan maupun sasarannya? Kapan dilaksanakan. Hal ini meliputi berap a lama dan kapan. Sebaliknya dilengkapi dengan jadwal dari hari ke ha ri, semenjak persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan? Dalam rangka mempersiapkan dan merealisasikan suatu renca na, pengurus masjid mesti mengadakan rapat-rapat. Rapat Pengurus masjid sebaiknya dilaksanakan secara periodik. Misalnya sekali dalam sebulan atau sekali dalam dua minggu. Waktu rapat ditetapkan dalam rapat sebelumnya. Apakah siang atau malam? Beberapa hal yang haru s dipersiapkan dalam rapat adalah acara yang jelas, target rapat harus kongkrit, pemimpin rapat hendaknya menghayati betul apa yang ingin dicapai. Selain hal-hal tersebut di atas, diperlukan hal-hal sebagai berik ut : a. Ketegasan pemimpin rapat. Tegas dalam arti harus selalu mengarahkan rapat kepada tujuan dan target yang telah



Profil Masjid Ar-Rahman38



ditentukan di atas. Seringkali rapat berlarut-larut, karena adanya peserta rapat yang tidak faham terhadap tujuan rapat dan target yang akan dicapai. Dengan bijaksana seorang ketua rapat akan mengingatkan tujuan rapat. Acara lain-lain dapat dibahas bila acara pokok telah selesai. b. Menjaga waktu. Rapat sebaiknya diadakan tepat pada waktu yang telah ditetapkan seperti tertulis dalam undangan. Lama suatu rapat sebaiknya antara dua jam dan maksimum tiga jam. c. Pemimpin telah siap dengan beberapa pilihan keputusan rapat. Suatu rapat dapat dimaksudkan sebagai wahana untuk menguji pemecahan-pemecahan yang sudah dipikirkan atau bahkan ditulis. Pemimpin rapat harus bijaksana, agar sifat suatu rapat tetap terpelihara. Pemimpin rapat dipandang kurang baik, bila terlalu dominan dan menggurui. d. Semua keputusan, dan jalannya rapat dicatat dalam notulen rapat. Notulen memuat ikhtisar ringkas isi pembicaraan, kesimpulan dan data waktu dan peserta rapat. Notulen dapat segera



disusun



oleh



sekretaris



begitu



selesai



rapat,



diperbanyak dan dikirimkan kepada peserta rapat, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat. Gunanya notulen ialah agar semua kesimpulan direkam untuk dilaksanakan dan bila ada kesimpulan yang salah dapat dikoreksi. Untuk yang tidak hadir dapat segera mengetahui keputusan rapat. Pengurus masjid dalam jabatan apapun hendaknya memiliki ke ahlian memimpin (leadership). Apakah ia ketua, sekretaris, bendahara , penasihat, ketua bidang atau ketua seksi. Semua jabatan tersebut me merlukan kepemimpinan. Sudah barang tentu, pada mulanya penguru s harus memahami seluruh tugas dan permasalahan, dalam bidangnya . Pengurus kemudian merumuskan jalan keluarnya. Jalan keluar inilah jangan merupakan inisiatif dari seseorang. Tentu yang diharapkan ada



Profil Masjid Ar-Rahman39



lah jalan keluar yang paling baik, paling efisien dan paling efektif. Dalam melaksanakan suatu kegiatan pengurus masjid dapat me mbentuk suatu panitia, yaitu organisasi yang sifatnya sementara deng an melaksanakan suatu tugas. Masa jabatan suatu panitia dapat satu b ukan atau sampai selesainya tugas yang dibebankan. Seperti juga orga nisasi pengurus masjid, susunan dan luas kepanitiaan disesuaikan den gan luasnya tugas. Jadi pertama-tama disusun tugasnya dan bukan seb aliknya.Tugas-tugas masjid yang memerlukan kepanitiaan misalnya pe ringatan Maulud, Isra Mi’raj, panitia pembangunan dan lain-lain. Masih dalam rangka idarah, masjid harus mempunyai penguru s. Ketentuan ini telah dimaklumi oleh umat Islam secara menyeluruh. Besar kecilnya pengurus atau kejelasan pembagian tugas yang masih k urang berkembang. Masih banyak pengurus masjid yang tidak jelas pe mbagian tugasnya atau mencukupkan adanya seorang ketua dengan s ejumlah anggota, dan yang paling senior dianggap ketua. Dalam keada an sekarang, karena tugas pengurus masjid makin rumit. Di sisi lain, pengurus masjid sebaiknya mempunyai masa jabata n tertentu. Misalnya 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun atau selama-lamanya 5 t ahun. Pada akhir masa jabatannya pengurus wajib menyampaikan per tanggungjawaban. Hal ini mengandung beberapa keuntungan. Pertam a



Pengurus akan bekerja sekuatnya, agar diakhir masa jabatanny



a dapat melaporkan suatu hasil. Bukan dalam arti riya’ tetapi agar me njadi contoh kebaikan untuk diikuti oleh yang lain.Kedua ada persaing an positif sesuai firman Allah : ْ ُ‫َو ِل ُك ٍّل ِوجْ َهةٌه َُو ُم َو ِلي َهافَا ْست َ ِبق‬ )١٤٨( ‫ِير‬ َ ‫واال َخي َْرا ِتأ َ ْي َن َمات َ ُكونُوا َيأ ْ ِت ِب ُك ُماللَّ ُه َج ِمي ًعا ِإنَّاللَّ َه َع َلى ُك ِل‬ ٌ ‫ش ْيءٍّ قَد‬ Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia mengh adap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) ke baikan.di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulk an kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha



Profil Masjid Ar-Rahman40



Kuasa atas segala sesuatu (QS. al-Baqarah[2]: 148)



Ayat di atas berisikan tentang anjuran terhadap kaum muslimin untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan atau dikenal dengan istilah “fastabiqul khairat”, termasuk juga berlomba-lomba dalam melakuka n kebaikan terhadap pengelolaan masjid. Sikap pengurus masjid yang memberikan pengabdian terbaikn ya dalam mengurus masjid, menumbuhkan sikap tanggung jawab, ba hwa kemasjidan bukan urusan beberapa orang, tetapi urusan semua ja maah. Suatu pengurus yang tidak memberi kesempatan kepada jamaa h lain akan kurang mendapat dukungan, karena jamaah menjadi apati s.Melatih dan menumbuhkan sikap demokratis, sanggup dan bisa berb eda pendapat dan bersedia mengakui kemampuan orang lain. Dengan begitu akan berkembang juga sikap serupa dalam masyarakat. Dengan dibatasinya masa jabatan, maka akan selalu dapat diad akan pemilihan pengurus baru. Cara pemilihan ialah dengan musyawa rah di antara jamaah yang rajin ke masjid, baik waktu shalat Jum’at m aupun shalat rawatib, juga si calon bertempat tinggal di sekitar masjid. Pengurus lama dapat ditunjuk dan dipilih kembali. Hendaknya pengur us lama dapat berlapang dada dengan menerima kehadiran pengurus yang baru dan mendorong tumbuhnya generasi penerus. Bagian yang juga menjadi penting pada bidang idarah masjid a dalah pengelolaan administrasi masjid yang tertata dengan baik dan r api. Masih terbatas sekali masjid yang menyelenggarakan suatu siste m administrasi yang baik tersebut. Hampir semua kegiatan berlalu tan pa catatan dan tanpa didokumentasikan. Hal ini mungkin sebagiannya dirasakan sebagai kesulitan, tiadanya tenaga atau menganggap bahwa pekerjaan dan kegiatan masjid amat sederhana. Seharusnya, betapapun kecilnya kegiatan masjid apalagi bila m



Profil Masjid Ar-Rahman41



emang banyak, sangat perlu adanya suatu pendokumentasian dan pen catatan atau administrasi yang baik. Administrasi kemasjidan akan me mberi faedah yang banyak.Diketahuinya secara pasti pekerjaan dan ke adaan yang sudah berjalan, sehingga memudahkan membuat kegiatan lanjutan.Dengan administrasi yang baik dapat diadakan evaluasi tenta ng kemajuan yang telah dicapai. Dengan pelaksanaan administrasi, pi hak lain seperti pemerintah atau orang luar pada umumnya, akan meli hat sebagai suatu pertanda adanya kemajuan.Suatu administrasi kema sjidan yang baik, akan memudahkan pencatatan sejarah masjid yang d apat ditelusuri dan dapat dijadikan contoh atau bahan studi di belakan g hari. Signifikasi sebuah adminsitrasi yang baik dalam mengelola mas jid menjadikan semua pengurus masjid segara memulai membenahi d an menata administrasi kemasjidan. Sistem administrasi masjid sesun gguhnya sama saja dengan administrasi pada umumnya pada kantor pemerintahan ataupun swasta. Perbedaannya hanya pada obyek yang diadministrasikan. Demikian juga tahapnya dapat dinilai dari yang pal ing sederhana terlebih dahulu, sebagaimana bahasa berikut. Demikian pula tentang pentingnya administrasi tentang jamaah masjid. Ini tidak tidak mudah bila diterapkan bagi masjid yang dikunj ungi 500-1000 jamaah. Apalagi bila masjid tersebut berada di pusat ko ta, yang jamaahnya sering berganti dan sama sekali merasa tidak terik at dengan suatu masjid. Walaupun begitu pengurus masjid dapat mem bedakan tentang adanya jamaah tetap dan jamaah tidak tetap. Jamaah tetap ialah mereka yang tinggal di sekitar masjid dan secara tetap, bai k dalam shalat rawatib atau hanya shalat Jum’at, selalu datang di masji d. Untuk administrasi jamaah ini, perlu adanya buku yang memuat dat a kehadiran jamaah dan buku berisi nama-nama jamaah. Dengan buku ini, secara tepat dapat dikenal keadaan jamaah.Dari data jamaah juga, pengurus bisa mencari keahlian seseorang yang dapat diminta menge



Profil Masjid Ar-Rahman42



mbangkan masjid. Masih termasuk dalam bidang idarah masjid adalah peruses su rat-menyurat dalam pengelolaan masjid. Suatu mesjid tentu pernah m engirim surat atau juga menerima surat, misalnya membalas surat. Kal au pengurus masjid semakin aktif, sebagai akibatnya jumlah surat aka n semakin banyak. Surat yang banyak perlu didata sebaik mungkin, ag ar memudahkan mencarinya. Juga yang tidak kalah pentingnya adalah pengelolaan jurnal masjid yang bertujuan mengikhtisar kegiatan masji d. Baik oleh pimpinan, bidang-bidang atau siapa saja di lingkungan pe ngurus masjid. Manfaatannya adalah sebagai suatu rekaman kegiatan untuk bahan evaluasi kemudian hari.Jurnal juga berguna untuk menyu sun laporan bagi pengurus masjid. Tidak kalah pentingnya pada bidang idarah masjid adalah suat u usaha untuk selalu menuju perbaikan-perbaikan yang memiliki be berapa peralatan penunjang, diantaranya gedung kantor atau ruangan untuk kantor, komputer, in focus, CCTV, pengeras suara., alat-alat per kantoran dan lainnya.Semua sarana tersebut diprogram secara beran gsur untuk diadakan, baik dengan dana masjid atau bantuan dermawa n.Barang-barang tersebut juga dibuat daftar inventaris, agar memuda hkan kontrol dan pemeliharaan. Pada waktunya juga diadakan pengga ntian. Termasuk juga salah satu pendukung utama bagi berhasilnya p rogram dan aktifitas masjid adalah berhasilnya pembinaan keuangan masjid. Pembinaan keuangan masjid meliputi pengadaan uang, pembe lanjaan yang tepat dan administrasi keuangan yang baik. Sehingga tu mbuh kepercayaan bagi pengurus masjid, dengan demikian juga akan mengundang orang lebih senang beramal. Uang masjid adalah uang a manat, karena itu pengeluarannya hendaknya berhati-hati berdasarka n suatu rencana yang sungguh-sungguh dan atas dasar kepentingan ya ng nyata untuk keperluan masjid.



Profil Masjid Ar-Rahman43



Sejumlah pengeluaran rutin tiap bulan harus dikeluarkan oleh masjid, agar tercapai beberapa tujuan masjid. Tujuan-tujuan itu ialah: masjid tetap terawat dengan baik dan selalu bersih, manajemen organ isasi dan administrasi masjid berjalan lancar, peribadatan terlaksana s ebagaimana mestinya dan program pendidikan dan sosial berhasil seb agaimana direncanakan. Pos pengeluaran hendaknya disusun tiap awal tahun anggaran menjadi suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Masjid (APBM), yait u suatu program yang menyangkut program pernasukan dan pengelua ran uang.Anggaran belanja masjid ditentukan oleh adanya program m asjid. Artinya kegiatan apa saja yang akan dikerjakan masjid dalam set ahun yang akan datang. Tahun Anggaran Masjid bisa memilih dimulai Muharram s/d Dzulhijjah atau dimulai Januari s/d Desember. Di antar a pos-pos pengeluaran masjid yang perlu, diantaranya, pemeliharaan dan pembangunan fisik, pembinaan peribadatan, pembinaan pendidik an, pembinaan sosial dan pembinaan organisasi dan administrasi. 2. Imarah Kata Imarah adalah bahasa Arab yang artinya makmur, menuru t istilah adalah suatu usaha untuk memakmurkan masjid sebagai temp at ibadah, pembinaan umat dan peningkatan kesejahteraan jamaah. M asjid merupakan rumah Allah yang harus dipelihara kesucian dan kea gungannya.Memakmurkan masjid adalah menjadi kewajiban setiap m uslim yang mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunju k Allah SWT sebagaimana difirmankan: َّ ‫صَلةَ َوآتَى‬ َّ ‫ش ِإَّل‬ َّ َ‫اجد‬ ‫سى أُو‬ ِ ‫اَّلل َو ْال َي ْو ِم‬ َّ ‫ام ال‬ ِ َّ ‫َّللاِ َم ْن آ َمنَ ِب‬ َ ‫َّللاَ فَ َع‬ َ ‫ِإنَّ َما َي ْع ُم ُر َم‬ ِ ‫س‬ َ ‫الزكَاةَ َولَ ْم َي ْخ‬ َ َ‫اْلخ ِر َوأَق‬ )١٨( َ‫لَئِكَ أ َ ْن يَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْهتَدِين‬ Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-or ang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada



Profil Masjid Ar-Rahman44



siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang y ang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendap at petunjuk. (QS. al-Taubah[9]; 18) Memakmurkan masjid mempunyai pengaruh positif bagi pembinaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kwalitas hidup masyarakat d an negara. Oleh karena itu setiap muslim harus ikut berperan dalam m emakmurkan masjid. Dalam rangka meningkatkan kemakmuran masjid sebagai temp at ibadah, pembinaan umat dan peningkatan kesejahteraan jamaah, ak an diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan pembinaan ibadah, dia ntaranya majelis taklim, remaja masjid, perpustakaan, madrasah dini yah, peringatan hari besar Islam dan Nasional, pembinaan perempuan, koperasi dan kesehatan. a. Peribadatan Secara umum ibadat dipahami sebagau sesutau pekerjaa n dilakukan untuk mendapatkan keridloanAllah dan menghar ap pahalanya di akhirat.Di dalam pembinaan peribadatan yang terpenting adalah shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at, ima m, khatib, mu’adzin dan jamaah. Sumber utama keberhasilan sh alat lima waktu adalah banyaknya pengunjung/ jamaah masjid. Bila diperhatikan masjid-masjid, mushalla-mushalla terutama y ang berada di pedesaan dan perkotaan masih kurang dikunjung i masyarakat/jamaah untuk melaksanakan shalat berjamaah. S ehingga suasana masjid terutama di waktu siang hari kelihatan sepi. Biasanya tempat ibadat hanya ramai dikunjungi jamaah u ntuk mengerjakan shalat Maghrib dan Isya.Pelaksanaan ibadah shalat fardu lima waktu, seharusnya lebih utama dikerjakan se cara berjamaah, mengingat pahala shalat berjamaah sangat bes ar sekali, sesuai dengan sabda Nabi yang mengatakan bahwa “S halat berjamaah Tebih utama dari pada shalat sendirian sebany



Profil Masjid Ar-Rahman45



ak dua puluh tujuh derajat”. (H.R. AI-Bukhari dan Muslim) dari Ibnu’Umar. Ibadah shalat adalah merupakan ibadah yang sangat dip entingkan dalam Islam. Dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi banya k disebutkan tentang pentingnya ibadah shalat. Bentuk perinta h mendirikan shalat tersebut ada kalanya berupa suruhan yang tegas, dan ada kalanya dengan cara memuji orang yang menger jakan shalat dan mencela orang yang meninggalkannya, diantar anya QS. al-Baqarah[2]; 43: َّ ُ ‫صَلة ََوآت‬ )٤٣( َ‫الرا ِكعِين‬ ْ ‫واالزكَاة ََو‬ َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬ َّ ‫َوأَ ِقي ُمواال‬ Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah b eserta orang-orang yang ruku' Ayat di atas dimaksudkan bahwa Allah SWT memerintahkan un tuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta mendirikan shalat berjama'ah, atau dapat pula diartikan: tunduk kepada p erintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk . Demikian juga Firman Allah SWT. QS. al-Mu’minủn[23]; 1-3: )٣( َ‫)والَّذِينَ ُه ْمعَنِاللَّ ْغ ِو ُم ْع ِرضُون‬ َ ‫)الَّذِينَ ُه ْمفِي‬١( َ‫قَ ْدأ َ ْفلَ َح ْال ُمؤْ مِ نُون‬ َ ٢( َ‫صَلتِ ِه ْمخَا ِشعُون‬



Artinya: 1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang berim an, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembah yangnya, 3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri da ri (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna Ditegaskan juga dalam hadis Nabi bahwa shalat adalah tiang ag ama (Islam), siapa yang mendirikannya berarti ia mendirikan a



Profil Masjid Ar-Rahman46



gama, dan siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohk an agama.Sesuai dengan sabdanya bahwa shalat adalah tiang ag ama, barangsiapa yang mendirikan shalat berarti ia menegakka n agama, dan siapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobo hkan agamanya (H.R. Baihaqy). Dalam rangka menyehatkan nilai shalat perlu adanya bi mbingan dan tuntunan shalat secara tertib dan besar sesuai de ngan tuntunan yang telah digariskan dalam Al-Qur’an dan hadi s Nabi. Tujuannya agar jamaah dapat mencapai tingkat kesemp urnaan yang maksimal dalam shalatnya, sehingga dapat dirasak an tumbuhnya kesehatan dan kesegaran rohani dan jasmani ser ta mendapatkan ketenangan jiwa yang sempurna. 1) Pembinaan Shalat Fardhu Lima Waktu Untuk meningkatkan jumlah jamaah diperlukan usah a pembinaan oleh pengurus masjid. Usaha pembinaan antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara yang baik. Diantaran ya, pertama; memperbaiki bacaan dan kaifiyat shalat.Kema ntapan dan kefasihan bacaan imam sangat mempengaruhi k egairahan jamaah yang bersangkutan untuk ikut berjamaah di masjid. Bacaan imam sangat menentukan sahnya pelaksan aan shalat jamaah, karena jamaah akan malas datang ke mas jid, jika bacaan imamnya tidak fasih.Demikian pula tentang k aifiyat(tata cara) shalat berjamaah, sering dilihat keadaan sh af yang tidak sempurna. Kebanyakan orang berjamaah tidak mengindahkan keutamaan shaf (barisan shalat) sehingga dal am barisnya bengkok.Kedua; membagi-bagikan buku pedom an shalat praktis kepada jamaah. Menulis bacaan-bacaan sha lat di papan tulis, misalnya do’a Iftitah, bacaan tahiyyatdst.M engadakan pengajian singkat tentang agama dan syari’at de ngan uraian yang menarik, setelah shalat maghrib dan shubu



Profil Masjid Ar-Rahman47



h.Ketiga; Panggilan shalat melalui pengeras suara.Panggilan dengan memberitahukan datangnya waktu shalat adalah me rupakan cara yang baik. Bahkan biasanya seruan/panggilan di setiap masjid sebelum waktu shalat tiba dengan menghidu pkan pengeras suara/kaset mengumandangkan ayat-ayat su ci Al-Qur’an.Baru setelah benar-benar diketahui bahwa wakt u shalat telah masuk segera dilakukan adzan.Kecuali hal-hal di atas dalam pembinaan shalat lima waktu juga diperlukan penunjukan imam tetap rawatib dan marbot sekaligus muad zim untuk shalat tiap-tiap waktu. 2) Pembinaan Shalat Jum’at Hari Jum’at bagi umat Islam merupakan hari yang mu lia (Sayyidul Ayyam) hari yang paling baik. Sebagaimana yan g telah disabdakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya b ahwa Sebaik-baik hari ialah hari Jum’at, pada hari itu Allah menciptakan Nabi Adam AS. pada hari itu dimasukkan Nabi Adam dalam surga dan pada hari itu juga dikeluarkannya da ri surga”.. (Muffafaq Alaih). Melaksanakan shalat Jum’at adalah fardhu ‘Ain bagi s etiap orang Muslim yang tidak udzur atau berhalangan maup un sakit, dilakukan secara berjamaah yang dilaksanakan pad a waktu dzuhur, QS. al-Jumu’ah [62]; 9: َ‫َّللاِ َوذَ ُروا ْالبَ ْي َع ذ‬ َّ ‫صَلةِ ِم ْن يَ ْو ِم ْال ُج ُمعَ ِة فَا ْسعَ ْوا إِلَى ِذ ْك ِر‬ َّ ‫ِي ِلل‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا إِذَا نُود‬ )٩( َ‫ِل ُك ْم َخي ٌْر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬ Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menu naikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepad a mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang d emikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Imam al Qurthûby dalam tafsirnya Jami` al-Ahkâm al-Quran menjelaskan bahwa makna dari kalimat ila dzkirillah pada a



Profil Masjid Ar-Rahman48



yat di atas adalah khutbah dan shalat dua raka’at setela dua khutbah tersebut.5 Dalil wajibnya pelaksanaan shalat Jumat dipahami da ri lafazh amar yang terdapat dalam ayat tersebut (fas’au), dit ambah lagi perintah untuk meninggalkan jual beli. Dalam us hul al fiqh, lafazh amar berfaedah wajib.6Menurut Amri Syar ifuddin, bila ada lafaz yang sudah terang artinya dan jelas pe nunjukannya terhadap makna yang dimaksud, maka atas das ar kejelasan hukum itu beban hukum dapat ditetapkan tanpa memerlukan penjelasan dari luar.7 Dengan demikian, lafazh amar di atas jelas bahwa stat us shalat jumat menjadi wajib karena adanya amar yang me mfaedahkan wajib yang ditemukan dalam lafazh ayat terseb ut. Secara sejarah shalat Jumat difardhukan kepada Nabi Muhammad pertama kali di Mekkah sebelum Rasulullah SA W hijrah ke Madinah. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa : Dizinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan s halat Jumat sebelum hijrah, tetapi beliau tidak mampu untuk mengumpulkan kaum muslimin di Mekkah. Lalu beliau men ulis surat kepada Mus’ab bin Umar di Madinah, (yang isinya) : Perhatikanlah pada hari dimana orang-orang Yahudi dan a pa yang mereka lakukan pada hari Sabtu. Karenanya kumpul kanlah wanita-wanita dan anak-anak kamu sekalian dan apa kah telah tergelincir Matahari di hari Jumat, dekatkanlah diri kaliah (shalat) dua rakaat. (HR. al Daarulqutniy dari Abdulla



5



6 7



Al-Qurthubiy, Abu Abdillah al-Anshariy, Jami` al-Ahkâm al-Quran., jilid 8 (Kairo: Ar al-Kutu b al-Arabiy), hlm. 86, atau lihat juga: Al-Jashash, Abu Bakar, Ahkâm al-Quran, (Beirut: Dâr a l-Kitâb al-Arabi, t.th.) Al Isnawy, Tahmid fi Takhrij alFuru; a’la al Uhsul,Mesir: Mazidah, 1981), hlm. 264-265 Amir Syarifuffin, Ushul Fiqh, Jilid 2 (Yakarta: Logos, 1999), hlm. 3



Profil Masjid Ar-Rahman49



h bin Abbas)8Menurut Muhammad Ali al Shabuni, hari Jumat pada zaman Jahiliyah disebut hari Arubah. Sedang orang per tama kali yang menyebut hari jumat adalah Ka’ab bin Lu’ay.9



D a n d i r i w a y a t k a n



8



9



Penjelasan ini dikutip dari Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ickhtiar Baru Van Hoeve, 1 994), hlm. 1580 al Shabuniy, Rawai’ul Bayan fi Tafsiri Ayat al Ahkam, (Beirut, Binayah Kalyu Batara 1997)



Profil Masjid Ar-Rahman50



, bahwa sebabnya disebutkan demikian, karena penduduk M adinah berkumpul sebelum Nabi SAW datang, kemudian ora ng-orang Anshar berkata: ”Kaum Yahudi mempunyai hari di mana setiap pekan sekali mereka berkumpul pada hari itu, d emikian juga kaum Nasrani, maka marilah kita mencari hari yang kita pergunakan untuk berkumpul pada hari itu. Henda klah kita pergunakan hari itu untuk berzikir kepada Allah da m bersyukut kepada-Nya. Lalu mereka menyebut: Hari Sabtu milik kaum Yahudi, hari Ahad milik kaum Nasrani, maka pak ailah hari Aqubah (untuk kita). Kemudian mereka menemui As’ad bin Zararah lalu As’ad shalat bersama mereka dua rak aat pada Arubah itu, maka hari itu kemdian disebut hari ber kumpul. Lalu mereka menyembelih seekor kambing untuk s arapan pagi dan makan malam. Itulah permulaan Jumat dala m Islam.10 Maka jika seseorang meninggalkan tiga kali Jum’at ta npa udzur atau alasan yang cukup kuat, akan dicap sebagai o rang munafikSabda Rasulullah SAW bahwa barangsiapa men inggalkan shalat Jum’at hingga tiga kali tanpa udzur, maka di catat sebagai golongan munafik (H.R. Thabrani). Untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama bagi masyarakat perlu diadakan usaha pembinaan antara lain dia dakan ceramah agama sebelum dimulai shalat Jum’at.Untuk penyiapan penyelenggaraan shalat Jum’at perlu dilakukan la ngkah-langkah sebagai berikut; pertama, pengadaan Seksi Ju m’at.Dalam susunan kepengurusan masjid, perlu diadakan s eksi sebanyak dua orang atau lebih yang tugasnya adalah un tuk mengurus persiapan-persiapan pelaksanaan shalat Jum’ at. Misalnya mengadakan inventarisasi khatib selama satu ta 10



Ibid.



Profil Masjid Ar-Rahman51



hun, menunjuk khatib pengganti dan imam pengganti; kedua , penyiapan sarana.Sebelum shalat Jum’at ruangan masjid su paya dibersihkan, disiapkan mulai dari tikar, karpet atau per madani, membersihkan mihrab dan menyediakan sajadah i mam, membersihkan mimbar khutbah, membersihkan temp at wudlu dan WC/Unior, mengecek alat-alat elektronik dan melakukan testing amplifier, speaker, tape recorder dan kas etnya; ketiga.pemberitahuankhatib.Pemberitahuan khatib se suai dengan jadwal yang sudah disepakati, diusahakan sejak hari Rabu (dua hari sebelumnya) agar seksi Jum’at menghub ungi khatib yang bersangkutan, dan agar segera dicarikan pe nggantinya apabila khatib yang bersangkutan berhalangan.D an untuk lebih amannya sebaiknya khatib tersebut dijemput oleh pengurus masjid agar kedatangannya bisa tepat waktu; keempat, menyampaikan beberapa pengumuman sebelum k hatib naik mimbar. Pengurus masjid memberikan pengumu man yang dianggap penting, seperti mengumumkan uang ka s masjid yang diperoleh dari pendapatan kotak Jum’at yang l alu, mencakup pengeluaran dan berapa sisa yang ada agar se luruh jamaah mengetahuinya.Perlu juga diumumkan yang ak an bertindak sebagai Imam dan khatib sekarang dan Jum’at yang akan datang. Serta diperingatkan juga kepada jamaah a gar barisan shalat/shaf yang di depan yang masih kosong su paya dipenuhi dengan lurus dan tertib. 3) Mu’adzim/bilal Muadzin artinya orang yang melakukan adzan. Adapu n adzan ialah suatu cara untuk menyeru bahwa shalat telah t iba dan akan segera dimulai shalat, kecuali shalat jum’at, adz an adalah untuk memberitahukan bahwa khutbah akan dim ulai.



Profil Masjid Ar-Rahman52



Setiap orang Islam boleh menjadi muadzim asal mem enuhi persyaratan yang telah ditentukan menurut hukum Isl am, yakni tamyiz, hafal lafal adzan dan bersuara nyaring seh ingga terasa enak didengar.Tetapi sekarang sudah ada speak er, maka dengan sendirinya bagi seorang mu’adzim tidak har us suaranya mesti keras, tetapi cukup dan terasa enak diden gar. Bahkan akhir-akhir ini banyak perkembangan seruan/p anggilan di setiap masjid sebelum waktu shalat tiba dengan menghidupkan pengeras suara/kaset yang mengumandangk an ayat-ayat suci Al-Qur’an. Baru setelah diketahui bahwa w aktu shalat telah masuk segera adzan dilakukan. Untuk meningkatkan pembinaan bagi para mu’adzin, dapat dilakukan dengan berlatih dapat juga dengan mengad akan lomba adzan yang bertujuan mencari ahli adzan yang b aik, kemudian pemenangnya ditetapkan menjadi muadzim t etap pada masjid tersebut. 4) Imam Perkataan imam berasal dari bahasa Arab yang artiny a pemimpin. Sedangkan arti imam menurut istilah yaitu oran g yang mengimami shalat berjamaah dalam masjid, mushalla , langgar dan di tempat ibadat shalat lainnya. Adapun persyaratan imam menurut ketentuan huku m Islam adalah orang yang paling banyak mengerti hukum Is lam, paling banyak hafal Al-Qur’an, paling luhur akhlaknya, paling tua umurnya, paling sempurna fisik dan pakaiannya , paling wara’, paling baik suaranya dan paling banyak me ngetahui tata cara shalat berjamaah.Dalam shalat Jum’at bia sanya pengurus masjid meminta kepada khatib untuk langsu ng mengimami. Tetapi ada kalanya juga masjid menetapkan yang menjadi imam shalat Jum’at adalah imam rawatib terse



Profil Masjid Ar-Rahman53



but. 5) Khatib Perkataan Khatib berasal dari bahasa Arab artinya pi dato, sedangkan arti khatib menurut istilah yaitu orang yang memberikan nasihat agama pada waktu shalat Jum’at, shala t idul fitri, idul adha, shalat gerhana dan lain-lain. Kedudukan khatib sangat mulia karena sebagai penya mbung lidah Rasulullah SAW. untuk memberikan bimbingan serta pembinaan umat Islam dalam mengamalkan ajaran Isla m secara baik. Persyaratan khatib menurut ketentuan fikih I slam antara lain menguasai Ilmu agama Islam, berakhlak mu lia, sewaktu berkhutbah dengan berdiri jika kuasa, hendakla h dengan suara yang keras, jelas agar terdengar oleh bilanga n yang sah Jum’at, khatib hendaklah duduk di antara dua kh utbah, sekurang-kurangnya berhenti sebentar, suci dari pad a hadats dan najis, menutup aurat. Di atas minmbar, tugas khatib adalah memberikan na sihat agama mengenai takwa, iman, akhlak, tauhid dan hal-h al yang berhubungan dengan masalah agama dengan tema m engikuti situasi setempat serta hal-hal yang aktual dalam ma syarakat. Diharapkan penyampaian khutbah menggunakan b ahasa yang dapat difahami oleh jamaah, kecuali dalam melaf azkan rukun-rukun khutbah Jum’at yang lima macam itu har us menggunakan bahasa Arab. Rukun khutbah Jum’at tersebut adalah mengucapkan hamdalah, shalawat atas Nabi Muhammad SAW, berwasiat d engan takwa pada kedua khutbah, membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu kedua khutbah, berdo’a mohon ampun muk minin dan mukminat pada khutbah kedua. Sedangkan syarat dua khutbah tersebut adalah bahw



Profil Masjid Ar-Rahman54



a hendaklah khutbah itu dimulai sesudah masuk waktu dzuh ur, berkhutbah dengan berdiri jika mampu, khatib hendakla h duduk sebentar diantara dua khutbah, hendaklah dengan s uara yang keras agar terdengar jamaah, khatib harus suci da ri hadats dan najis serta khatib hendaklah menutup aurat da n berpakaian rapi. Khatib yang baik adalah yang memenuhi rukun dan s yarat khutbah, isinya dapat menyejukkan, menenteramkan h ati yang sedang resah sehingga terasa tersentuh hati penden garnya untuk dapat mengamalkannya. Di sisi lain, isi khutbah itu mengandung hal-hal yang b erkaitan dengan basyiron (memberi kabar gembira kepada o rang yang berbuat baik), nadziron (mengingatkan ancaman/ azab terhadap orang yang berbuat buruk), da’iyan (mengaja k ke jalan Allah SWT) dan sirojan muniron (memberi keteran gan yang sejelas-jelasnya) Kemudian tentang waktu khutbah juga harus diperhatikan. Diusahakan tidak boleh terlalu lam a, paling lama 25 menit sehingga tidak menjemukan dan me nggelisahkan jamaah. 6) Pembinaan Jamaah Masjid sebagai tempat ibadah kepada Allah yang selal u dikunjungi jamaah, kiranya dapat diusahakan pengurus m asjid agar dapat membina jamaah, agar menjadi orang shale h, yang berfikir dan berbuat sesuai dengan ajaran Islam, juga menyadari bahwa masjid itu milik Allah yang diamanatkan kepada mereka para jamaah. Oleh karena itu menjadi kewaji ban bersama pula untuk membina, memelihara dan membia yainya serta mengembangkan fungsinya sebagaimana mesti nya. Ada 3 macam usaha membina jamaah. Pertma, memper baiki pengorganisasian dan pengaturan masjid. Mengorganis



Profil Masjid Ar-Rahman55



asi masjid berarti menghimpun semua urusan yang menyan gkut masjid ke dalam satu kesatuan yang berjalan lancar di b awah pimpinan satu badan hukum seperti yayasan atau pen gurus yang dapat bertindak mewakili semua unsur jamaah y ang ada; kedua, masyarakat sekitarnya hendaknya ditarik be rkunjung ke masjid secara kontinyu dengan kegiatan-kegiata n yang menarik dan memikat hati jamaah. Kegiatan-kegiatan dimaksud meliputi pelaksanaan sh alat rawatib dan shalat Jum’at, pengajian tetap, remaja, kau m ibu dan pendidikan praktis yang bersifat meningkatkan ke sejahteraan hidup, amaliyah Islam, umpamanya zakat, penye mbelihan qurban, khitanan massal dan lain-lain. b. Majelis Taklim Majelis Taklim merupakan kegiatan terpokok bagi masji d baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kegiatan ini diikuti ol eh seluruh lapisan masyarakat laki-laki, perempuan, pemuda dan remaja. Majelis taklim yang berjalan selama ini masih perlu ditingkatkan kwalitasnya baik dari sistem maupun metode pen yampaiannya, sehingga keberadaannya lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum, khususnya umat Islam dal am pembangunan nasional.Pelaksanaannya biasanya diadakan tiap malam, tiap minggu atau tiap bulan, namun sebaiknya dite ntukan waktunya menurut situasi dan kondisi masyarakat sete mpat.Hanya masalahnya bahwa majelis taklim yang berjalan se lama ini belum menggunakan metode proses mengajar yang te pat, karena metode yang digunakan selama ini hanyalah mengg unakah sistem ceramah yang jarang diikuti dengan tanya jawab , tidak ada buku pegangan, kurikulum dan silabus, demikian jug a sistem administrasinya. Lembaga-lembaga dakwah islamiyah hendapkanya membuat suatu konsep yang jelas tentang metod



Profil Masjid Ar-Rahman56



e majelis taklim yang baik, diantaranya; pertama, majelis taklim harus punya kurikulum yang terdiri atas materi agama dan u mum; kedua, methode mengajar terdiri atas ceramah, tanya ja wab dan penguasaan; ketiga, materi yang diajarkan hendaknya didiktatkan agar menjadi pedoman bagi pengajar, dapat dibaca ulang oleh seorang peserta dan dapat diajarkan kepada keluarg a di rumah; keempat, tenaga pengajar, peserta dan lain-lain dia dministrasikan; kelima, diadakan sistem evaluasi. c. Remaja Masjid Pembinaan remaja merupakan kegiatan yang perlu men dapat perhatian di lingkungan masjid. Karena remaja adalah ha rapan orang tua, harapan bangsa dan negara. Peranan pemuda dalam meneruskan perjuangan bangsa sangat diharapkan. Di ta ngan pemuda terletak kemajuan dan kemunduran bangsa. Menjadi kebiasaan bahwa masjiddi daerah pedesaan me rupakan pusat pertemuan anak-anak muda Islam. Pada siang h ari mereka shalat sambil istirahat, sedangkan pada malam hari nya mengaji Al-Qur’an terus bermalam di situ sampai pagi hari nya. Maka sangat baik sekali apabila jenis pembinaan remaja Isl am ditingkatkan, bukan hanya pengajian, tilawahAl-Qur’an, reb ana, kasidah, olah raga, membagi zakat, tetapi perlu diberikan j uga pelajaran-pelajaran umum agar mereka mengetahui situasi yang sedang berkembang yang harus diketahui oleh kalangan r emaja Islam. Pola kegiatan yang konkrit dan positif itu dapat berupa pembinaan ibadah, diskusi, pembinaan kewarganegaraan, kese nian, olah raga, rekreasi, latihan bela diri dan pembinaan ibada h sosial. Pembinaan ibadah dilakukan dengan mengajak shalat be rjamaah pada waktunya, melibatkan remaja dalam kegiatan per



Profil Masjid Ar-Rahman57



ingatan hari besar Islam, pembangunan masjid, pengumpulan z akat, infak dan shadaqah, pemotongan hewan kurban dan lain-l ain. Diskusi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan remaj a masjid untuk menerima pengetahuan lewat bertukar pikiran. Kegiatan ini dapat memberikan cakrawala berpikir, mampu me ngemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, serta dapat menerima kebenaran hakiki.Pembinaan kewarganegaraa n dimaksud agar remaja Islam memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kesenian seperti drama, qasidah, MTQ, dan lain-lain, ban yak meminta perhatian para pembina remaja masjid dan orang tua. Masyarakat banyak menilai bahwa musik dianggap perbua tan kontroversial (tidak sesuai) dengan agama. Maka pelaksana an kegiatan musik tersebut sebaiknya dilaksanakan di luar mas jid. Olah raga di lingkungan masjid bisa berupa tenis meja, b ulu tangkis dan bola volley. Kegiatan sepak bola hendaknya dila kukan di luar halaman masjid. Kegiatan olah raga ini diharapka n dapat mengarahkan mereka kepada hal-hal yang sportif dan dinamis serta menghindarkan mereka dari kegiatan-kegiatan n egatif. Rekreasi dapat dilakukan dengan cara berkemah, darma wisata. Kegiatan ini penting bagi remaja untuk mengenal dan m encintai alam sekitar, yang akhirnya dapat menghayati kebesar an dan kekuasaan Ilahi, yang dapat membuahkan keteguhan im an kepada Allah SWT. d. Perpustakaan Perpustakaan masjid dimaksud adalah perpustakaan ya ng didirikan di lokasi masjid yang digunakan oleh jamaah masj



Profil Masjid Ar-Rahman58



id pada khususnya dan masyarakat umumnya. Perpustakaan m asjid tersebut diharapkan dapat menjaring informasi-informasi yang merupakan konsumsi bagi masyarakat yang dilayaninya. Perpustakaan masjid diarahkan untuk dapat menyediak an bahan pustaka selengkap mungkin mengenai masalah yang diperlukan oleh para jamaah masjid dan masyarakat setempat di sekitarnya, sehingga kebutuhan akan bahan bacaan yang dip erlukan oleh masyarakat pemakai itu dapat terpenuhi. Untuk m enjamin kelancaran pelaksanaan tugas, perpustakaan masjid ha rus mempunyai organisasi yang jelas. e. Taman Kanak-kanak Pendirian Taman Kanak-kanak di masjid merupakan bag ian dari imarah masjid.Masjid sebagai tempat yang terbuka unt uk masyarakat dapat memainkan peranan penting dalam rangk a pembinaan umat. Bukan saja merupakan tempat ibadat, tetap i dapat ditingkatkan menjadi pusat masyarakat Islam terutama dalam kegiatan belajar-mengajar. Pendidikan yang diselenggarakan di masjid bisa bersifat pendidikan umum atau pendidikan agama, untuk anak-anak re maja, orang dewasa atau campuran semuanya yang bentuknya bermacam-macam misalnyaTK/RA (Raudlatul Athfal), Madrasa h Diniyah/ MI dan lainnya. f. Madrasah Diniyah Untuk dapat membantu dan menambah pendidikan aga ma pada anak-anak yang Sekolah Dasar (SD) kiranya di masjid j uga dapat diadakan Madrasah Diniyah dengan menggunakan k etentuan-ketentuan yang berlaku. Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahu n 1983 yang dimaksud dengan Madrasah Diniyah ialah lembag a pendidikan dan pengajaran Agama Islam, yang berfungsi teru



Profil Masjid Ar-Rahman59



tama untuk memenuhi hasrat prang tua agar anak-anaknya lebi h banyak mendapat pendidikan Agama Islam. Madrasah Diniyah Awaliyah ialah Madrasah Diniyah ting kat permulaan dengan masa belajar 4 (empat) tahun dari kelas I sampai dengan IV dengan jumlah jam belajar sebanyak 18 jam pelajaran dalam seminggu.Madrasah Diniyah mempunyai latar belakang tersendiri, dan kebanyakan didirikan atas usaha pero rangan yang semata-mata untuk ibadah, maka sistem yang digu nakan tergantung kepada latar belakang pendiri dan pengasuh nya, sehingga pertumbuhan madrasah diniyah di Indonesia me ngalami demikian banyak ragam dan coraknya. Diantara tujua n khusus didirikan Diniyah Awaliyah di masjid adalah: pertama , agar anak cinta terhadap agama Islam dan berkeinginan untuk melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya; kedua, memiliki pengetahuan dasar tentang agama Islam; ketiga, memiliki peng etahuan dasar tentang bahasa Arab sebagai alat untuk memaha mi ajaran agama Islam; keempat, dapat mengamalkan ajaran ag ama Islam. Maka dengan semakin terasa pentingnya peranan Madra sah Diniyah, terutama dalam usaha memberi tambahan pendidi kan dan pengajaran agama bagi anak-anak yang bersekolah um um, maka perlu ditingkatkan pembinaannya melalui sistem pen yajiannya dengan memanfaatkan waktu yang tersedia secara o ptimal dan berencana bagi kegiatan belajar dan mengajar yang fungsional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Prose s belajar-mengajar adalah merupakan suatu sistem yang harus diarahkan kepada pencapaian tujuan. Dengan tujuan yang jelas, akan memudahkan penyusuna n materi-materi (bahan-bahan pengajaran dari suatu pelajaran ), penentuan metode mengajar yang sesuai, serta penyusunan p



Profil Masjid Ar-Rahman60



roses kegiatan belajar-mengajar yang sistematis. g. Pembinaan Ibadah Sosial Ibadah Sosial adalah ibadah yang menyangkut kepenting an orang banyak (masyarakat).Jenis kegaitan ibadah sosial yan g umumnya dilakukan di masjid adalah mengurus zakat, qurba n, kematian, membantu fakir miskin, yatim piatu, gotong royon g, khitanan massal, membantu anak terlantar dan sebagainya. S ampai saat ini tampaknya sedikit sekali masjid yang menjadika n dirinya sebagai pusat penampungan orang-orang fakir miskin atau anak yatim piatu. Ide semacam ini mungkin jika diperluas akan menampakkan aspek-aspek sosial ajaran Islam itu sendiri, dengan demikian pengertian amal shaleh yang biasanya dijelas kan sebagai ibadah sosial yang begitu sempit dapat diperluas. Bentuk bantuan penyelenggaraan jenazah boleh dikatak an terdapat di masjid-masjid, hal ini ditandai dengan adanya al at pengangkut jenazah minimal sebuah keranda atau satu unit mobil ambulan gratis untuk membawa jenazah. Di lingkungan masjid diselenggarakan pelayanan kesehatan dan kesejahteraa n umat, sebagai tempat dilangsungkan akad nikah dengan upac ara ritual.Aspek sosial masjid ini perlu dikembangkan agar mas yarakat di lingkungan masjid turut serta mendukung kemakmu ran masjid.Masyarakat akan mendukung masjid secara nyata bi la masjid juga menunjukkan perhatian lebih nyata terhadap ja maah di luar dari masalah ibadah khassah. Peranan masjid dewasa ini menjadi sangat penting dala m membantu kebutuhan masyarakat terutama di bidang-ibada h sosial, tanpa mengurangi fungsi masjid sebagai tempat ibadah . h. Peringatan HBI dan Hari Besar Nasional Peringatan Hari Besar Islam (HBI) dan Hari Besar Nasion



Profil Masjid Ar-Rahman61



al sudah cukup melembaga menjadi bagian kegiatan pengurus masjid. Peringatan ini adalah merupakan usaha memelihara syi ’ar Islam dan untuk menyegarkan kembali penghayatan seseor ang terhadap makna dan nilai peristiwa bersejarah dalam agam a Islam. Peristiwa bersejarah yang lazim diperingati adalah Mauli d Nabi, Isra’ Mi’raj, NuzulAl-Qur’an dan Tahun Baru Hijriyah. S elain itu dalam makna lain dalam PHBI juga termasuk kegiatan menyelenggaraklan shalat Idul Fitri, Idul Adha dan penyelengg araan qurban. Mengingat luasnya kegiatan peringatan hari besa r Islam, sebaiknya dilembagakan sedemikian rupa dalam satu b entuk kepanitiaan. Panitia bekerja untuk setiap ada peringatan Hari Besar Isl am dan kemudian kepanitiaan bisa dibentuk kembali pada acar a peringatan berikutnya. Susunan kepanitiaan pada umumnya t erdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan anggot a.Agar dapat menghasilkan secara optimal, kepanitiaan supaya rnengikut sertakan banyak unsur: pemuda, pengurus masjid, re maja masjid, pejabat setempat dan organisasi sosial. Pembagia n tugas mungkin berbeda dari tiap-tiap peringatan peristiwa be rsejarah seperti hijriyah, maulid nabi, isra’ mi’raj, nuzulAl-Qur’ an, Idul Fitri dan Idul Adha. Pola peringatan hari besar Islam yang berjalan selama ini adalah suatu upacara dengan serangkaian pidato, kemudian dia khiri dengan makan bersama, sehingga kurang dirasakan manf aatnya. Bahkan banyak cemohan umat agama lain bahwa perin gatan tersebut hanya hura-hura. saja. Karena sementara umat s ekelilingnya yang miskin dan melarat serta kesulitan ekonomi, mungkin mereka akan bertanya, apa arti agama bagi rakyat kec il.



Profil Masjid Ar-Rahman62



Oleh karena itu tema dan pola kegiatan peringatan hari be sar Islam hendaknya dirubah tidak semata-mata pidato/ceram ah kemudian diakhiri dengan makan-makan bersama. Tetapi di barengi dengan kerja bakti, bergotong royong dengan mengera hkan anak muda dan jamaah pada umumnya untuk membersih kan lingkungan setempat, dalam rangka pengamalan dakwah bi lhal. Peringatan hari besar Islam dapat juga sambil diadakan ke giatan menanam poho/ penghijauan di lingkungan tanah masji d, sambil membuat penerangan jalan agar manfaatnya dapat di rasakan oleh masyarakat banyak. Atau juga sambil dibarengi pe resmian seperti meresmikan poliklinik, balai kesehatan, perpus takaan masjid, membuka sekolah TK, Diniyah dan Ibtidaiyah. Atas dasar pola kegiatan inilah PHBI – pengurus masjid m engadakan rapat. Apa yang dikerjakan untuk suatu acara perin gatan peristiwa bersejarah dalam agama Islam. Pendeknya dike mbangkan adanya kegairahan baru di masyarakat jangan dibiar kan masyarakat statis penuh tradisi yang rutin.Agama sendiri s elalu mendorong dinamika dan pergaulan dengan lingkungan masyarakat. Shalat idul fitri atau idul adha bisa diselenggarakan di ma sjid atau tanah lapang. Bila diadakan di tanah lapang, artinya di maksud agar menumbuhkan syi’ar Islam yang lebih luas dan se kaligus menampung jamaah sebanyak-banyaknya.Dalam dua sh alat ied, agama menganjurkan agar semua umat keluar rumah b eramai-ramai. Baik orang tua, ibu dan anak-anak. Bahkan orang yang sedang berhalangan shalat karena datang bulan, juga dian jurkan datang.Semua ini tidak bisa di masjid karena perlu suci. Tapi tanah lapang dapat menampung semua.Menjelang esok pa ginya hari raya kita laksanakan takbiran yang khusus dan terat ur. Karena mengumandangkan takbir yang tertib dan teratur ak



Profil Masjid Ar-Rahman63



an dapat menggugah kekaguman dan simpati. Hari Raya Idul Adha ditandai pula dengan pelaksanaan qu rban. Selain mendidik umat agar tidak bakhil, qurban juga mem beri pemecahan buat orang tidak mampu agar ikut bergembira. Pertama-tama tiap masjid hendaknya mencatat data qurban da ri tahun ke tahun. Kondisi ekonomi masyarakat kota cenderung lebih banyak kemampuannya untuk membeli seekor kambing qurban. Namun masalahnya ialah apakah yang bersangkutan cu kup memiliki kesadaran dalam berqurban. Ataukah uangnya ak an habis untuk membeli pakaian dan perhiasan. Data ini dan ke naikannya tiap tahun akan menjadi ukuran dan sekaligus alat u ntuk meningkatkan dakwah mengundang tumbuhnya kesadara n umat yang lebih tinggi.Kedua, masalah pembagian daging qur ban. Ada kalanya satu daerah dan lembaga menerima dari pelb agai sumber, sehingga menumpuk tidak termakan. Dan ada pul a yang sebaliknya. Maka di sini sesungguhnya perlu perencanaa n secara luas oleh lingkungan yang lebih besar, misalnya kantor agama kabupaten atau PHBI kabupaten. Setidak-tidaknya pada tingkat kecamatan. PHBI/Panitia qurban kecamatan menyusun satu daftar perioritas misalnya rumah yatim/baitul Aitam, lem baga pemasyarakatan panti asuhan, panti Werda, asrama pelaja r, fakir miskin dan seterusnya.Masalah lainnya ialah cara pemot ongan yang memenuhi syarat secara syar’i, tidak menularkan p enyakit, karena sangat penting berkonsultasi dengan dinas keh ewanan dan dinas kesehatan untuk mengawasinya. i. Pembinaan Perempuan Islam telah menempatkan kaum wanita pada kedudukan yang mulia, yaitu sebagai tiang negara. Apabiia wanitanya baik maka keadaan negarapun baik, dan bila wanitanya buruk maka rusak pulalah negara itu. Kalau dilihat sekarang di alam pemba



Profil Masjid Ar-Rahman64



ngunan, perempuan telah tumbuh dan berkembang sesuai deng an apa yang telah dicita-citakan.Dengan demikian ibu sebagai pengasuh anak mendidik dan membesarkan generasi bangsa se jak dalam kandungan sampai usia 15 - 20 tahun. Seorang yang t idak terdidik, tentu tidak akan dapat mendidik anaknya dengan baik.Islam mengangkat derajat kaum ibu, tetapi jamaah masih kurang memberikan perhatian terhadap pembinaannya. Untuk lebih meningkatkan pembinaan kaum perempuan perlu pengurus masjid, mengadakan macam-macam kursus, se perti menjahit, memotong rambut, merias pengantin, membuat aneka makanan. Ceramah khusus tentang cara memelihara bad an dan mendidik anak, penataran Undang-undang perkawinan, tata boga dan lain-lain. j. Koperasi Termasuk dalam bidang imarah masjid adaalah pemben tukkan koperasi di masjid.Sebenarnya, masjid di samping sebag ai tempat ibadah sekaligus sebagai forum komunikasi jamaah, f orum ini sudah waktunya untuk dikembangkan fungsinya seba gai kontak para jamaah dalam bidang ekonomi.Antara lain deng an mendirikan koperasi di lingkungan masjid dan kegiatan kont ak usaha antar jamaah untuk meningkatkan kesejahteraan tara f hidup di antara mereka.Koperasi merupakan suatu unit usaha yang dikelola secara bersama oleh anggota atas prinsip kekelua rgaan disamping kegiatan ekonomi. Koperasi ini dapat berupa: koperasi simpan pinjam, kon sumsi, jasa dan koperasi serta usaha. Pada umumnya masjid-m asjid di Indonesia belum banyak mengembangkan usaha koper asi, hal ini disebabkan antara lain; pertama, belum memiliki ten aga pengelola yang siap pakai; kedua, bahwa kurang adanya mi nat jamaah untuk berkoperasi karena terkesan adanya citra ya



Profil Masjid Ar-Rahman65



ng kurang baik terhadap koperasi pada umumnya; ketiga, tidak adanya ikatan formal antara jamaah masjid sehingga menimbul kan hal-hal yang mudah goyah; keempat, perlu ditanamkan da n diberikan pengertian akan pentingnya koperasi bahwa hal ter sebut dianjurkan dan sesuai dengan ajaran Islam. Adapun tujua n diadakannya koperasi antara lain; pertama, untuk menggaira hkan kesadaran umat dan jamaah akan pentingnya usaha penin gkatan ekonomi dan koperasi; kedua, memberi keterampilan m ereka dalam bidang usaha; dan ketiga sebagai sumber dana unt uk membiayai kegiatan dan kebutuhan masjid dan kesejahteraa n umat dan jamaah atau anggota. k. Kesehatan Salah satu sarana yang amat penting guna meningkatkan kesejahteraan umat adalah adanya penanganan kesehatan baik yang menyangkut fisik masjid yaitu kebersihan serta keindaha nnya maupun yang menyangkut kesehatan jamaahnya.Bagi ma sjid yang mampu langsung dapat menangani kesehatan tersebu t dengan membuka poliklinik disediakan ruangan khusus untuk pemeriksaan, tempat tidur pasien, ruang dokter, ruang tunggu, peralatan, obat, kemudian tersedia dokter dan perawat. Hari praktek diatur berdasarkan kesediaan dokter, juga memperhatikan jamaah berkumpul.Tarif dokter harus terjangk au masyarakat atau gratis sama sekali. Cara gratis sesungguhny a kurang baik, karena itu perlu diupayakan dengan keadaan ya ng lebih ringan dibanding di luar.Suatu kesatuan jamaah masjid yang baik dapat mengatur hal itu bersama jamaahnya. Misalny a suatu masjid dengan 700 jamaah KK dengan 300 jiwa akan da pat diatur agar jamaah dapat berbuat banyak antara lain pelaya nan kesehatan dengan biaya ringan.Masyarakat akan menduku ng masjid secara nyata bila masjid juga menunjukkan perhatian



Profil Masjid Ar-Rahman66



lebih nyata terhadap jamaah seperti membantu pengobatan ja maah yang sakit yang tidak mampu berobat. Demikian juga hendaknya pengurus masjid menggerakk an jamaahnya untuk ikut andil dalam kegiatan donor darah, me ngingat sampai saat ini masih belum melakukan kegiatan donor darah yang diadakan di lingkungan masjid. Hal ini disebabkan karena pengurus masjid belum mulai mengajak jamaahnya.Pad a dasarnya jamaah menyadari bahwa donor darah adalah meru pakan perbuatan mulia, menolong saudara-saudara kita yang k ecelakaan yang sangat memerlukan pertolongan penambahan darah.Umat Islam mempunyai pegangan yang kuat kepada ayat ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi yang mengharuskan saling bant u dan tolong-menolong diantara sesama umat dalam hal kebaik an. 3. Riayah Ri’ayah masjid adalah memelihara masjid dari segi bangunan, k eindahan dan kebersihan. Dengan adanya pembinaan ri’ayah masjid, masjid sebagai baitullah (rumah Allah) yang suci dan mulia akan nam pak bersih, cerah dan indah, sehingga dapat memberikan daya tarik, r asa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, me masuki dan beribadah di dalamnya.Sebagaimana yang diisyaratkan All ah dalam Al-Qur’an : َ َ‫َآمنً َاو ِللَّ ِهعَلَىالنَّا ِس ِح ُّج ْال َب ْي ِت َمنِا ْست‬ ‫يَلو َم ْن َكفَ َرفَإِنَّاللَّ َهغَ ِنيٌّعَنِ ْالعَالَ ِمي‬ ِ ‫فِي ِهآيَاتٌبَ ِينَات ٌ َمقَا ُمإِب َْراهِي َم َو َم ْندَ َخلَ ُهكَان‬ َ ‫طا َعإِلَ ْي ِه‬ َ ‫س ِب‬ )٩٧( َ‫ن‬ Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maq am Ibrahim:; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menj adi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusi a terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadak an perjalanan ke Baitullah, Barangsiapa mengingkari (kewaji



Profil Masjid Ar-Rahman67



ban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak meme rlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Ali-‘Imrản[3]; 97) Pemeliharaan bangunan masjid meliputi antara lain bentuk bangunan /arsitektur, pemeliharaan dari kerusakan, pemeliharaan kebersihan.H al ini sebagaimana firman Allah QS. al-Baqarah[2]; 125: ْ ‫َوإِذْ َجعَ ْلن‬ َّ ‫ط ِه َرابَ ْيتِيَ ِلل‬ َ ‫يَل َ ْن‬ َ ‫ىو َع ِهدْنَاإِلَىإِب َْراهِي َم َوإِ ْس َما ِع‬ ‫طائِ ِفي َن‬ ِ َ‫وام ْن َمق‬ ِ ُ‫َاالبَ ْيت َ َمثَابَةً ِللنَّا ِس َوأ َ ْمنً َاوات َّ ِخذ‬ َ ‫امإِب َْراهِي َم ُم‬ َ ًّ‫صل‬ )١٢٥( ‫س ُجو ِد‬ ُّ ‫الر َّك ِعال‬ ُّ ‫َو ْال َعا ِك ِفين ََو‬ Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Ja dikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah r umah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ru ku' dan yang sujud". Diantara bentuk riayah masjid adalah penentuanarsitektur dan Disain masjid. Arsitektur merupakan seni bangunan. Arsitektur masjid adalah seni bangunan masjid. Seni membangun masjid di Indonesia di pengaruhi oleh peran dan perkembangan kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebhinnekatunggalikaan bangsa Indonesia, peran dan pen garuh ilmu dan teknologi dan ketiga campuran.Oleh karena itu norma penilaian arsitektur terbaik untuk masjid adalah merupakan sesuatu y ang relatif. Dalam hal ini, penilaian arsitektur terbaik ditentukan menu rut seni budaya yang berkembang di daerah. Seni membangun suatu masjid bukanlah merupakan suatu yang mutlak dalam Islam. Ia termas uk golongan masalah yang oleh Rasulullah dikatakan “antum a’lamu b i umuri dunyakum” (kamu lebih tahu urusan duniamu), kecuali arah ki blat yang merupakan hukum tetap yang tidak dapat diubah.Dalam dis ain masjid yang perlu diperhatikan antara lain adalah adanya ruang-ru ang sebagai berikut: a. Ruang utama



yang mempunyai fungsi ganda antara lain



Profil Masjid Ar-Rahman68



kegiatan sehari-hari dipakai untuk ibadah shalat lima waktu yang dilakukan secara berjamaah ataupun munfarid, kegiatan shalat Jum’at da kegiatan Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Selama bulan Ramadhan orang lebih banyak berkunjung ke masjid untuk shalat berjama’ah, tarawih, shalat witir, membaca Aquran, i’tikaf, terutama 10 hari terakhir dan kegiatan ibadah lainnya. b. Ruang Wudhu. Menurut firman Allah dalam Al-Qur’an bahwa kebersihan merupakan syarat mutlak melakukan ibadah. Oleh karena itu masjid memerlukan ruang khusus untuk tempat wudhu. Firman Allah SWT, QS. al-Maidah[5]; 6: ْ َ‫واو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِد َي ُك ْمإِل‬ ‫س ُحوابِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك‬ َّ ‫يَاأَيُّ َهاالَّذِينَآ َمنُواإِذَاقُ ْمت ُ ْمإ ِلَىال‬ َ ‫ىال َم َرافِ ِق َو ْام‬ ُ ُ‫صَلةِفَا ْغ ِسل‬ ْ َ‫ْمإِل‬ َّ ‫ىال َك ْع َب ْينِ َو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًافَا‬ ‫سا‬ َ ‫واوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬ َ ِ‫سفَ ٍّرأ َ ْو َجا َءأ َ َحد ٌِم ْن ُك ْم ِمن َْالغَائِ ِطأ َ ْوَّل َم ْست ُ ُمالن‬ َ ‫ضىأ َ ْو َعلَى‬ َ ‫ط َّه ُر‬ َ ‫ص ِعيدًا‬ ‫س ُحوابِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأَ ْيدِي ُك ْم ِم ْن ُه َماي ُِريد ُاللَّ ُه ِليَجْ عَلَعَلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َر ٍّج َو‬ َ ‫طيِبًافَا ْم‬ َ ‫َءفَلَ ْمت َِجد ُوا َما ًءفَت َ َي َّم ُموا‬ َ ُ‫َل ِك ْني ُِريد ُ ِلي‬ )٦( َ‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُ ِت َّمنِ ْع َمتَ ُه َع َل ْي ُك ْم َل َع َّل ُك ْمتَ ْش ُك ُرون‬ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan ta nganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempa t buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu d an tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak m enyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan k amu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supa ya kamu bersyukur. c. Ruang Pelayanan Kebersihan diri rohani dan jasmani perlu diimbangi pula Profil Masjid Ar-Rahman69



dengan kebersihan ruang tersebut. Untuk itu perlu ruang pelay anan yang menunjang kebersihan masjid. d. Ruang Penunjang Termasuk bagian dari riayah masjid di samping ruang ut ama, ruang wudhu dan ruang pelayanan, diperlukan pula ruang penunjang yang diadakan untuk menampung kegiatan-kegiata n sosial kemasyarakatan seperti kegiatan pendidikan. Kegiatan tersebut mencakup proses belajar mengajar meliputi sekolah, k ursus keterampilan, perpustakaan dan lain-lain yang berlangsu ng sepanjang masa.Demikian juga kegiatan musyawarah.Kegiat an tersebut erat kaitannya dengan kegiatan seperti: kesenian, d iskusi, seminar, kepanitiaan harihari besar, kegiatan zakat, qur ban, penyuluhan pertanian dan semacamnya. e. Pemeliharaan Peralatan dan Fasilitas Peralatan dan fasilitas masjid adalah merupakan sarana untuk menunjang fungsi masjid, baik sebagai tempat ibadah ma upun untuk memancarkan syi’ar agama Islam. Oleh karenanya segala peralatan dan fasilitas masjid harus selalu dipelihara da n dirawat dengan sebaik-baiknya, antara lain tikar shalat, baik tikar biasa maupun karpet atau permadani, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masjid. Oleh karena itu, baik kebersih an maupun kerapian dan keserasian masjid harus dipelihara. R uangan masjid, khususnya tempat shalat agar selalu bersih, rap i dan serasi. Penggunaan tikar sembahyang harus diatur sedem ikian rupa; misalnya, tikar sembahyang digulung atau dilipat de ngan rapi setelah selesai dipergunakan. Tikar barn dibentang k embali menjelang shalat berjamaah atau kegiatan keagamaan la innya. Tikar karpet yang sudah dilem dengan lantai masjid, pe meliharaan kebersihannya supaya benar-benar diperhatikan, ti dak dipegunakan untuk tiduran, bermain anak-anak, terkena ab



Profil Masjid Ar-Rahman70



u rokok atau kotoran lainnya. f. Peralatan Elektronik Penggunaan peralatan elektronik, seperti pengeras suar a, tape recorder, radio kaset, amplifier, computer, AC dan sebag ainya sudah hampir-merata di setiap masjid. Peralatan tersebut sudah harus dipelihara dan dimanfaatkan dengan sebaik-baikn ya.Penggunaan peralatan elektronik, seperti pengeras suara, he ndaknya dibatasi dalam hal-hal yang penting saja, seperti untuk keperluan adzan, khutbah Jum’at, tarkhim, perayaan hari-hari besar Islam. Demikian pula waktu penggunaannya harus diatur supaya tidak mengganggu ketenangan warga masyarakat sekit arnya. Misalnya tarkhim dan pengajian Al-Qur’an menjelang su buh hendaknya dilakukan ketika sudah dekat waktu subuh. g. Almari Perpustakaan Setiap masjid hendaknya dapat menyediakan almari unt uk tempat menyimpan Al-Qur’an dan buku-buku agama lainny a, yang sekaligus merupakan perpustakaan masjid dalam rangk a meningkatkan pengetahuan agama para jamaah. Koleksi buku -buku perpustakaan tersebut terus ditingkatkan, dengan pema nfaatan/peminjamannya yang diatur sedemikian rupa sehingga tidak rusak atau hilang. h. Rak sepatu/sandal. Hilang atau tertukarnya sandal/sepatu para jamaah di m asjid adalah tidak mustahil, mengingat masjid adalah tempat u mum. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi pengurus mesjid agar menjadi keamanan sepatu/ sandal dan barang bawaan par a jamaah. Untuk itu perlu dibuatkan tempat penitipan sepatu/san dal. Kebiasaan jamaah membawa alas kaki ke ruangan masjid, s ekalipun dengan kantong plastik, harus dicegah. Karena di sam



Profil Masjid Ar-Rahman71



ping tidak sedap dipandang juga akan membuat kotor masjid.B aik bentuk maupun letak (rak) tempat penitipan alas kaki terse but hendaknya tidak mengganggu pemandangan dan keindaha n ruangan atau lingkungan masjid. Sebagai petugas pelaksana p enitipan tersebut hendaknya diserahkan kepada anak-anak dan remaja yang dilatih supaya mereka dapat melaksanakan tugas dengan terampil tertib dan aman. i. Bedug dan Papan Pengumuman. Sebagian besar masjid di Indonesia terutama di desa-des a masih mempergunakan bedug sebagai sarana komunikasi, ter utama untuk pemberitahuan tentang masuk waktu shalat dan mensyi’arkan hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha). Terlepas dari bagaimana asal usul dan kedudukan bedug tersebut dalam aga ma Islam, narnun keberadaannya hampir tak dapat dipisahkan dari masjid dan telah membudaya di sebagian lingkungan umat Islam. Suara bedug yang bertalu-talu, terutama pada hari raya I dul Fitri dan Idul Adha, mempunyai kesan tersendiri di hati um at serta memberikan kesemarakan syi’ar Islam. Keberadaan bedug supaya dipelihara dengan sebaik-bai knya dan diatur penempatannya sehingga tidak mengganggu p emandangan dan keindahan masjid, serta tidak mudah diperma inkan oleh anak-anak atau orang-orang yang kurang mengerti a kan fungsinya. Demikian juga pada setiap masjid biasanya terd apat beberapa papan pengumuman, seperti papan pengumuma n yang berisi jadwal petugas iman, khatib dan muadzim, papan pengumuman yang berisi laporan keuangan, berisi jadwal shala t dan lain sebagainya. Papan-papan pengumuman tersebut hendaknya ditulis dengan rapi dan jelas serta diletakkan pada tempat yang strate gis agar mudah dibaca oleh para jamaah dengan memperhatika



Profil Masjid Ar-Rahman72



n keindahan ruangan dan lingkungan masjid. Termasuk dalam hal ini juga papan nama masjid agar selalu diperhatikan keinda hannya, jangan sampai dibiarkan rusak atau buram tulisannya, sehingga mengganggu pemandangan dan keindahan masjid. j. Pemeliharaan Halaman dan Lingkungan Pemeliharaan halaman dan lingkungan masjid adalah sa ngat penting, oleh karena suatu bangunan termasuk bangunan masjid akan tampak indah dan anggun apabila didukung oleh h alaman dan lingkungannya yang terpelihara dengan baik, sehin gga menampakkan suasana yang bersih, aman, tertib, indah da n nyaman.Upaya-upaya pemeliharaan halaman dan lingkungan tersebut antara lain meliputi kebersihan. Pada setiap masjid he ndaknya diperhatikan penyediaan sanitasi dan saluran air (riol ering) di sekeliling masjid baik untuk pembuangan air bekas w udhu, WC, maupun air hujan, sehingga tidak menggenangi hala man masjid. Halaman dan lingkungan masjid harus merupakan tempat yang indah dan bersih. Untuk itu agar sampah dedauna n, kertas koran atau kertas bekas dan lain-lain yang sering bert ebaran di halaman masjid supaya segera dibersihkan. Demikian juga rumput dan tanaman yang tumbuh di halaman masjid hen daknya dipelihara dengan baik dan rapi. k. Pemagaran. Seluruh pekarangan masjid hendaknya dipagar dengan baik untuk menghindari gangguan terhadap pekarangan dan ba ngunan masjid. Pagar masjid dapat berupa beton, besi, kayu, ba mbu atau pagar hidup, yang dibuat sesuai dengan ketentuan ya ng berlaku. l. Penyediaan tempat parkir. Pada setiap masjid hendaknya dapat disediakan tempat parkir kendaraan, baik roda dua, maupun roda empat. Dengan t



Profil Masjid Ar-Rahman73



ersedianya tempat parkir yang cukup selain akan menambah k esemarakan bangunan dan lingkungan masjid, juga akan merup akan daya tarik para jamaah untuk berkunjung atau beribadah di masjid tersebut. m. Penghijauan dan Pembuatan Taman Salah satu aspek yang dapat mendukung keindahan dan keanggunan suatu bangunan masjid adalah apabila halaman da n lingkungan masjid tersebut terdapat penghijauan dan taman yang bersih, rapi dan indah. Oleh karena itu hendaknya pada se tiap masjid agar diupayakan penghijauan dan pembuatan tama n, yang terpelihara dengan baik sehingga menciptakan suasana yang indah dan nyaman. n. Penentuan Arah Kiblat Termasuk juga bentuk riayah masjid adalah penentuan a rah kiblat masjid.Arah kiblat pada setiap masjid dapat dilihat p ada arah mihrabnya. Atau suatu mihrab harus benar-benar me ngarah kiblat. Dewasa ini bahkan telah tersedia kompas kecil y ang dengan mudah dan praktis dapat digunakan untuk mencari arah kiblat khusus bagi mereka yang sedang bepergian (musafi r).



BAB III MASJID AGUNG AR-RAHMAN DAN METROPOLITAN MADANI



A. Masjid Agung Ar-Rahman 1. Sejarah



Profil Masjid Ar-Rahman74



Pada mulanya masjid Ar-Rah man berasal dari wakaf yang bernama Bapak Sastro Pawiro,bangunan masj id terdiri dari lantai dinding papan,ti ang kayu dan atap seng dengan luas bangunan 8 x 8 M2.Masjid Ar-Rahm an dibangun pada tahun 1930 -1935 dan untuk pemeliharaan masjid Ar-R ahman berikutnya berasal dari infak dan sadaqoh dari jamaah masjid ArRahman. Pada tahun 2004 Pemerintah Kota Pekan-baru membeli dan meng ganti rugi tanah masyarakat disekitar masjid Ar Rahman, luas tanah yang dibeli dan diganti rugi adalah seluas 4700 M2.Pada tahun 2006 Pemerinta h Propinsi Riau merelokasi banguna n masjid Ar-Rahman dengan luas 61 0 M2.Pada tahun 2007 Pemerintah k ota Pekanbaru melalui dana APBD menganggarkan pembangunan gedu ng kantor KPU,MUI dan BAZ Kota Pekanbaru dengan luas bangunan 1.4 40 M2 dan selesai dibangun pada bul an desember tahun 2007.



Profil Masjid Ar-Rahman75



2. Visi dan Misi Visi : “Terwujudnya Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru sebagai Masji d Paripurna menuju masyarakat Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafu r Tahun 2024”



Misi : a) Melaksanakan program Idarah, Imarah dan Ri`ayah masjid b) Melaksanakan kegiatan ibadah (mahdhah dan ghairu mahdha), da’wah, zikir, Majelis ta`lim dan lain lain. c) Melaksanakan pembinaan akhlak dan etika terhadap para jamaah dengan melaksanakan kegiatan baik yang bersifat kesempurnaan ajaran agama maupun dalam upaya meningkatkan keterampilan yang agamis. d) Melakukan



pembinaan



melaksanakan



terhadap



wirid-wirid



generasi



remaja



muda



pelatihan



dengan



pemahaman



keagamaan dan pelatihan manajemen pengelolaan masjid dan musholla. e) Melaksanakan



kegiatan



sosial



kemasrakatn



baik



melalui



pendekatan agama maupun pendekatan sosial budaya dalam upaya mewujudkan Pekanbaru sebagai Kota Metropolis Madani.11 3. Kepengurusan Masjid Ar-Rahman Pekanbaru sejak tahun 2004 yang lalu Pemerin tah Kota Pekanbaru telah melakukan pembebasan lahan yang berada diseki tar masjid Ar-Rahman± 4.700 M2dan tanah yang dibebaskansaat inilah yan g dibangun Masjid Ar-Rahman, Gedung MUI, KPU dan BAZNAS Kota P ekanbaru.Setelah itu Pemerintah Provinsi Riau membantu bangunan sekita r 610 M2.Dari sebuah bangunan masjid yang kecil berubah menjadi sebuah 11



Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 69 Tahun 2014 tentang Pembentukan Masjid Paripurna dan Badan Pengelola Masjid Paripurna Kota Pekanbaru.



Profil Masjid Ar-Rahman76



Masjid yang sangat megah pada saat sekarang ini sehingga Pemerintah Ko ta Pekanbaru pada waktu itu ingin menasbihkannya menjadi salah satu ico n kota bertuah ini.Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu adanya sebuah sy stem kepemimpinan dan kepengurusan masjid yang amanah sehingga mam pu membawa ummat Islam kepada peningkatan kualitas Iman dan Taqwa. Kepengurusan Masjid Ar-Rahmanpriode 2009-2014 terdapat sekal i perubahan kepengurusan melalui Keputusan Walikota Pekanbaru pada sa at itu H. Herman Abdullahyang ditetapkan pada bulan Juni 2009, adapun s usunan pengurusnya sebagai berikut : I.DEWAN PEMBINA 1. Ketua



: Walikota Pekanbaru



2. Anggota : Ketua DPRD Kota Pekanbaru : Wakil Walikota Pekanbaru : Kepala Kantor Departeman Agama Kota Pekanbaru : Ketua Majlis Ulama Indonesia Kota Pekanbaru II.



BADAN PENGURUS HARIAN



1. Ketua Umum : H. R. Dorman Johan, SH. MSi



2. Ketua



Bid.



Pendidikan,



Peribadatan,



Remaja



Masjid



dan



Pemberdayaan Perempuan : Prof. Dr. H. Ilyas Husti, M.Ag.,MPM 3. Kertua Bidang Hubungan Masyarakat lembaga dan Keamanan : Drs. Tarmizi Tohor 4. Ketua Bidang Pengembangan Sarana dan Fisik : Ir. H. Syafril Tamun 5. Sekretaris : Drs. Zamzami Burhan 6. Wakil Sekretaris : H. Erman Ghani, MAg III.



SEKSI – SEKSI



Profil Masjid Ar-Rahman77



1. Seksi Pendidikan : 1) H. Ismardi Ilyas, M.Ag 2) Musliadi, S.Ag 3) H. Ruslan Khatib, S.Pd.I 2. Seksi Peribadatan : 1) H. Zulkifli, R. MA 2) KH. Ridwan Hasbi, Lc.,MA 3) Indra Safren 3. Seksi Pemberdayaan Perempuan : 1. Dra. Hj. Nurhasanah, MA 2. Dra. Yuliharti, M.Ag 3. Jasnida, S.Ag 4. Seksi Pemuda dan Remaja Masjid : 1) H. Marzai, S.Pd.I 2) H. Wisnu Handoko 3) Muhammad Afrizal 5. Seksi Hubungan Masyarakat dan Hubungan Sosial : 1) Drs. H. Masnur Kasim, M.Ag 2) Zulkarnain, S.Ag 3) Alizar, SH.,M.Si 4) M. Bin Nawabil, SH.I 6. Seksi Antar Lembaga : 1) Drs. Saharuddin Kasim, M.Ag 2) Drs. H. Yushar, M.Pd 3) Hermanto, SH 4) Rawinto, SE 7. Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan Fisik dan Sarana : 1) Ir. H. Idris Sani, MT 2) H. Marwan, ST 3) Rahmat Ramadyanto, ST.,MT 8. Seksi Perlengkapan :



Profil Masjid Ar-Rahman78



1) Ali Kasmi, SE 2) Drs. H. Zakaria 3) Musalimin, S.Ag.,Msi 9. Seksi Keamanan dan Ketertiban : 1) Camat Sukajadi 2) Danramil Sukajadi 3) Kapolsek Sukajadi 4) Kasatpol PP 5) Lurah Jadirejo 6) Ketua RW. 01 Kelurahan Jadirejo 7) Ketua RT. 01 RW. 01 Kelurahan Jadirejo 8) Ketua Pemuda Kelurahan Jadirejo.12 Pada tahun 2012 kepengurusan Masjid Ar-Rahman terjadi perubahan kepengurusan,dimana SK kepengurusannya ditanda tangani oleh PJ. Walik ota Pekanbaru H.Syamsurizal dengan perubahan kepengurusan sebagai beri kut : I.DEWAN PEMBINA 1. Ketua



: Walikota Pekanbaru



2. Anggota



: Ketua DPRD Kota Pekanbaru : Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru : Kakan. Departeman Agama Kota Pekanbaru



II.



BADAN PENGURUS HARIAN



1. Ketua Umum : H. R. Dorman Johan, SH. MSi



2. Ketua



Bid.



Pendidikan,



Peribadatan,



Remaja



Masjid



dan



Pemberdayaan Perempuan :



12



Keputusan Walikota Pekanbaru Tahun 2009 Tentang Susunan Kepengurusan Masjid Ar-Rahm an Kota Pekanbaru Periode 2009-2014



Profil Masjid Ar-Rahman79



Prof. Dr. H. Ilyas Husti, MAg.,MPM



3. Ketua Bidang Hubungan Masyarakat lembaga dan Keamanan Drs. Edwar S.Umar, M.Ag 4. Ketua Bidang Pengembangan Sarana Dan Fisik : H.Amrul Mukhtar,S.Sos 5. Sekretaris : Drs. Zamzami Burhan 6. Wakil Sekretaris : H. Zulkarnain,S.Ag III.



SEKSI - SEKSI



1. Seksi Pendidikan : 1) H. Ismardi Ilyas , M.Ag 2) Drs.H.Dahlan Jamil,MA 2. Seksi Peribadatan : 1) H. Zulkifli, R. MA 2) Indra Safren 3) Ir.Musa 3. Seksi Pemberdayaan Perempuan : 1) Dra. Hj. Nurhasanah, MA 2) Dra. Yuliharti, MAg 4. Seksi Pemuda dan Remaja Masjid : 1) H.M. Nasir AS 2) Muhammad Afrizal 5. Seksi Hubungan Masyarakat dan Hubungan Sosial : 1) Hermanto,SH 2) Drs.Nazarudin,M.Pd.,M.Si 6. Seksi Antar Lembaga : 1) Drs. Saharuddin Kasim, M.Ag 2) H.Hasyim,S.Pd.I.,MA 7. Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan Fisik dan Sarana :



Profil Masjid Ar-Rahman80



1) H. T. Efizir Junaidi 2) Rahmat Ramadyanto, ST.,MT 8. Seksi Perlengkapan : 1) Syahbanullah 2) Musalimin,S.Ag.,M.Si 9. Seksi Keamanan dan Ketertiban : 1) Kasatpol PP 2) Camat Sukajadi 3) Danramil Sukajadi 4) Kapolsek Sukajadi 5) Lurah Jadirejo 6) Ketua RW. 01 Kelurahan Jadirejo 7) Ketua RT. 01 RW. 01 Kelurahan Jadirejo 8) Ketua Pemuda Kelurahan Jadirejo 9) Security masjid.13 Pada Tahun 2014 dibawah Kepemimpinan H. Firdaus sebagai Wali kota Pekanbaru, Masjid Ar-Rahman berubah status menjadi Masjid Paripu rna Kota Pekanbaru seiring program Walikota untuk Pembinaan dan Penge mbangan Masjid Paripurna Kota Pekanbaru. Nama Masjid berubah sesuai dengan tingkat kedaerahannya menjadi Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pe kanbaru yang ditetapkan melalui Keputusan Walikota.Kepengurusan masji d Agung Ar-Rahman berubah menjadi Badan Pengelola yang juga ditetapk an melalui Keputusan Walikota Pekanbaru sebagai berikut :14 1. Dewan Pembina : Ketua : Walikota Pekanbaru Anggota : - Wakil Walikota Pekanbaru 13



14



Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor 61 Tahun 2012 Tentang Perubahan Susunan Kepengur usan Masjid Ar-Rahman Kota Pekanbaru Periode 2009-20014. Keputusan Walikota Pekanbaru nomor 571 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Pengelol a Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru Periode 2014-2019



Profil Masjid Ar-Rahman81



- Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru - Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Pekanbaru - Ketua Pengadilan Agama Kota Pekanbaru 2. Badan Pengawas : Inspektur Inspektorat Kota Pekanbaru 3. Ketua Umum : Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru 4. Ketua Harian : Prof. DR. H. Ilyas Husti, MA, M.Pm 5. Wakil Ketua I membidangi Idarah: Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru 6. Wakil Ketua II membidangi Imarah : Drs. H. Tarmizi Muhammad 7. Wakil Ketua III membidangi Ri’ayah : H. Raja Dorman Djohan, SH.M.Si 8. Sekretaris: Kepala Bagian Adm. Kesra Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru 9. Bendahara : Syarif Hidayatullah, A.Md 10. Mufti / Imam Besar : DR. H. Mawardi M. Saleh, Lc.,MA. 11. Kepala Bidang Idarah : Drs. H. Dahlan Jamil, M.A 12. Kepala Tata Usaha : H. Hasyim, S.Pd.I, M.A a. Seksi Adm Umum & Kepegawaian : Budi Hidayat b. Seksi Adm Keuangan : Herman Jasrul, S.Pi c. Seksi Adm Sumber Daya Manusia : M. Setion Rahayu



Profil Masjid Ar-Rahman82



d. Seksi Adm Jamaah Masjid : Indra Safren 13. Kepala Bidang Imarah Masjid : H. Zulkifli R, M.A a. Seksi Peribadatan : -



H. Zulkarnain, S.Ag



-



Muhammad Afrizal, S.Pd.I



-



DR. H. Khairunnas Jamal, M.A



b. Seksi Pendidikan dan Dakwah : -



H. Ismardi Ilyas, M.A



-



Drs. Zamzami Burhan, M.Si



c. Majelis Taklim : -



Dra. Hj. Nurhasanah, M.A



-



Dra. Hj. Yuliharti, M.A



d. Seksi Sosial : -



DR. H. Erman Ghani, M.A



e. Seksi Penerangan, Dokumentasi dan Publikasi : -



Mawardi, S.Ag



f. Seksi Hubungan Antara Lembaga : -



H. Bukhairo, S.Ag



-



Drs. Saharuddin



14. Kepala Bidang Ri’ayah : Muhammad Jamil, M.Ag a. Seksi Perlengkapan : H. Yuli Usman, M.Ag b. Seksi Pemeliharaan & Kebersihan : Akmal Khairi, STH.I c. Seksi Keamanan dan Ketertiban : Kepala Satuan Polisi PP Kota Pekanbaru. 4. Sarana dan PrasaranaMasjid Ar-Rahman Sarana dan Prasarana yang dimiliki Masjid Ar-Rahman yaitu :



Profil Masjid Ar-Rahman83



a) Dalam Bidang Fisik Dalam bidang Fisik pengurus berusaha menyesuaikan dengan ke perluan dan kebutuhan masyarakat dengan mempercantik fisik banguna n masjid seperti menyediakan sarana dan prasara yang memadai demi te rwujudnya kenyamanan,keamanan dan ketertiban jamaah dalam beribad ah b) Dalam Bidang Ibadah Dalam Bidang Ibadah Pengurus berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan sarana dan prasana dalam rangka memberikan kenyama nan dalam beribadah dengan mempersiapkan daftar-daftar para petugas dalam peribadatan yang dilaksanakan baik itu meliputi Imam tetap lima waktu dan Imam Rawathib, jadwal-jadwal khatib dan para juru da’wah dalam menyampaikan dakwahnya di masjid Ar-Rahman,serta mempersi apkan jadwal santapan rohani ramadhan,Nuzul Qur’an, khutbah dua hari raya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. 1) Sarana tempat Ibadah Masjid yang cukup luas sehingga nyaman,aman dan tertib dalam melaksanakan ibadah. 2) Sarana tempat Wudhu yan memadai 3) Halaman yang cukup luas serta tempat parkir yang memadai. 4) Pengamanan yang cukup maksimal dengan tenaga Security 5) K3 yang terjaga setiap waktu. Berikut beberapa sarana dan prasarana Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru : -



Sarana Ibadah



-



Tempat Wudhu



-



Kamar Mandi/WC



-



Genset



-



Sound System



-



Penyejuk Udara/AC



-



Kantor Sekretariat



-



Mobil Ambulan



Profil Masjid Ar-Rahman84



-



Perlengkapan Pengurusan Jenazah



-



Tempat Penitipan Sendal



-



Gudang



-



Taman



-



Parkir



-



Media Sosial



-



Dan lain-lain Gambar 2. Gedung Masjid Agung Ar-Rahman yang Tampak dari Depan



Gambar 3. Ruang Sholat



Profil Masjid Ar-Rahman85



Gambar 4. Ruang Mufti untuk Konsul-tasi Jema’ ah dalam persoa-la n agama



Gambar 5. Tempat wudhu yang berada dekat dengan pintu masuk masjid ArRahman, sehingga memudahkan Jema`ah untuk bisa langsung berwudhu` da n masuk masjid



Gambar 6. Masjid Ar-Rahman memiliki fasilitas kamar mandi dan toilet nya man dan luas, yang di bagi untuk laki-laki dan juga perempuan



Profil Masjid Ar-Rahman86



Gambar 7. Masjid Ar-R ahman memi-liki perlen gkapan sholat wanita, y ang terdiri dari mukena dan sarung, sehing-ga m emudahkan je-ma`ah m usafir pe-rempuan untuk me-laksanakan sholat



Gambar 8. Masjid Ar-Rahman memiliki sound system yang mutakhir, yang terdiri dari 1 6 speaker yaitu 6 didalam, 6 disamping kiri-kanan dan 4 di atas masjid, yang membuat s uara jelas dan jernih serta nyaman didengar



Gambar 9. Masjid Agung Ar-Rahman memiliki ruan g tung-gu imam dan khati b yang nyaman dan berad a disamping ki-ri mihrab masjid



Profil Masjid Ar-Rahman87



Gambar 10. Di samping ruang tunggu Imam dan Khatib, Masjid A-gung Ar-Rahman ju-ga memiliki ruang istirahat I mam dan Khatib yang me miliki fasilitas yang KHU -SUS



Gambar 11. Masjid Agung Ar-Rahman memilki ruang Pertemuan / Aula Serbaguna yang sangat luas dan nyaman, yang bisa menampung +50 orang



Gambar 12. Masjid Agung Ar-Rahman memilki 8 tempat penitipan sepatu dan sandal,yai tu: 4 di pintu masuk depan, 1 di pintu masuk samping kiri dan 3 di pintu masuk samping kanan



Gambar 13. Masjid Agung Ar-Rahman memilki perpustakaan mini, yang memuat kitab-k itab induk tentang tafsir, hadits, tarikh, fiqih dan lainnya, dalam rangka menambah ilmu p engetahuan bagi masyarakat



Profil Masjid Ar-Rahman88



Gambar 14. Masjid Agung Ar-Rahman memilki 3 tempat parkir luas dan nyaman, yaitu: 2 untuk mobil dan 1 untuk motor. Tempat parkir tersebut berada di halaman depan, sampi ng dang basement masjid



Gambar 15. Masjid Agung Ar-Rahman memilki taman hijau yang sangat indah, sehingga memberikan kesan keindahan tersendiri bagi masjid dan membuat nyaman mata memanda ng yang terletak di halaman masjid



Profil Masjid Ar-Rahman89



Gambar 16. Tonk Sam-pah u ntuk membuang sampah di L ingkungan Masjid



Gambar 17. Pos Security untu k menjaga keamanan di lingk ungan masjid



5. Program Kerja a. Bidang Idarah Idarah merupakan kegiatan mengembangkan dan mengatur kerja sama dari banyak orang guna mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ak



Profil Masjid Ar-Rahman90



hir dari Idarah masjid supaya lebih mampu mengembangkan kegiatan, makin dicintai jama’ah dan berhasil membina da’wah di lingkungan mas jid itu sendiri. Idarah dalam pengertiannya adalah perencanaan, pengorg anisasian, pengadministrasian, keuangan dan pengawasan (Manajemen Masjid). Adapun rencana kerja Bidang Idarah Masjid Agung Ar-Rahma n Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut :15 1. Bagan Struktur Organisasi 2. Plang Nama Masjid Agung Ar-Rahman 3. Papan Informasi Masjid Agung Ar-Rahman 4. Running Text 5. Buletin Jum’at 6. Radio Masjid Agung Ar-Rahman 7. Pemasangan Wifi dan Pembuatan Website 8. Uraian Tugas dan Standar Oporasional Prosedur (SOP) 9. Penertiban Administrasi Perkantoran 10. ATK dan Alat Perlengkapan Kantor seperti : - Kertas - Filling Kabinet - Komputer - Infokus - Kamera - Handicam - CCTV - Rambu Petunjuk Arah dan Parkir 11. Pembuatan Counter/Kios Usaha Ekonomi 12. Plang Nama Sekretariat Masjid Agung Ar-Rahman 13. Membuat Jadwal Petugas kebersihan (CS) dan Keamanan (Security) serta penambahan tenaga petugas 14. Mengawasi Pekerjaan Petugas Kebersihan dan Keamanan 15



Program Kerja Badan Pengelola Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru bidang Idarah, Im arah dan Ri’ayah



Profil Masjid Ar-Rahman91



15. Meubiler Sekretariat - Meja Kerja dan kursi - Lemari Arsip - Karpet - AC 16. Spanduk Himbauan keamanan di tempat parkir 17. Membuat Paket Akad Nikah 18. Absen Elektronik 19. Sound System 20. Rencana Perluasan Kawasan Masjid Agung Ar-Rahman 21. Perlengkapan Kantor Lainnya Gambar 18. Struktur Kepengurusan BadanPengelola Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru



Gambar 19. Daftar Nama Petugas di Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru



Profil Masjid Ar-Rahman92



Gambar 20. Kan-tor S ekretariat Ba -dan Pen gelola Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pek anbaru tempat pelaksa naan dan perencanaan kegiatan Idarah



Gambar 21. Ruang Kerja Sekretariat Ba -dan Pengelo-la Masjid Agung ArRahman Kota Pekanbaru yang terli hat bersih dan Nya man



b. Bidang Imarah Imarah artinya makmur, menurut istilah adalah suatu usaha untu k memakmurkan masjid sebagai tempat ibadah, pembinaan umat dan pe ningkatan kesejahteraan jamaah. Masjid merupakan rumah Allah yang harus dipelihara kesucian dan keagungannya. Memakmurkan masjid ad alah menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk mem peroleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT. Adapun rencana kerja dibi dang Imarah Masjid Agung Ar-Rahman adalah : 1. Bidang Peribadatan - Melaksanakan sholat fardhu berjemaah, itikaf, sholat



Profil Masjid Ar-Rahman93



gerhana, ibadah Jum’at dan sholat sunat lainnya. - Menghidupkan magrib mengaji / tilawah. - Pelakasanakan membaca Surah Yasin bersama pada malam Jum’at. - melaksakan tadarus dan Khatam Al-Qur’an. - Menyelenggarakan Ibadah Qurbar 2. Pendidikan dan Da’wah - Wirid Pengajian senin, rabu dan jum’at untuk bidang studi khusus Piqh, Tafsir dan Tauhid. - Wirid Pengajian selasa, kamis dan sabtu untuk bidang studi Umum. - Mengadakan Tabligh Akbar 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan - Mengadakan Tabligh Akbar Peringatan Hari Besar Islam - Melaksakan pengajian subuh pada hari Sabtu dan Minggu dengan Ustadz DR. H. Mustafa Umar, Lc dan H. Abdul Somad, Lc.,MA - Membuat Jadwal Khatib Jum’at dan Penceramah di Bulan Ramadhan. - Mengadakan kegiatan “Umat Bertanya Mufti Menjawab” pada hari kamis ba’da sholat dzuhur. 3. Majelis Ta’lim - Melaksanakan wirid pengajian kaum Ibu 1 (satu) kali dalam sebulan dengan Mufti dan diliput oleh TV lokal (live) - Melaksanakan wirid rutin pengajian kaum Ibu 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu. - Menghidupkan seni budaya Islam 4. Kegiatan-Kegiatan Amaliyah Ramadhan : a) Santapan Rohani Ramadhan Ba’da Sholat Isya b) Santapan Rohani Ramadhan Ba’da Sholat Subuh c) Santapan Rohani Ramadhan Ba’da Sholat Zuhur



Profil Masjid Ar-Rahman94



d) Santapan Rohani Ramadhan Ba’da Sholat Ashar e) Ta’jil (Berbuka Puasa Bersama) f) I’tikaf pada malam 10 terakhir Ramadhan g) Pembagian Zakat Fitrah dan Zakat Maal dari pengumpulan zakat jamaah masjid Arrahahman selama Ramadhan. 5. Sosial - Memberi santunan untuk Du’afa dan Jemaah yang sakit (Jemaah yang aktif) - Mengurus pengurus Masjid Agung Ar-Rahman yang sakit/musibah kematian - Melaksanakan sunatan Massal - Mengumpulkan zakat 6. Dokumentasi - Penerbitan bulletin bulanan - Publikasi kegiatan ta’mir masjid 7. Seksi Hubungan Antar Lembaga - Silaturrahim antar Masjid Paripurna - Silaturrahim dengan Lembaga Da’wah - Silaturrahim dengan Pemerintah Kota Pekanbaru (Walikota Pekanbaru) 8. Membuat Jadwal kegiatan Imarah Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru.16 Berbagai kegiatan Imarah Masjid Agung Ar-Rahman : Gambar 22. Peringatan Hari Besar Islam bersama Pemerintah Kota Pekanbaru



16



Ibid



Profil Masjid Ar-Rahman95



Gambar 23. Ustadz H. Abdul Somad, Lc.,MA. Menyam-paikan Tausia hnya kepada Jema’ah d a -lam Rangka Tab-ligh Akbar di Mas-jid Agun g Ar-Rah-man Kota Pek an-baru



Gambar 24. Pelaksanaan Pendidikan Non Formal di Masjid Agung Ar-Rahman Dilaksanakan d alam Bentuk Pembinaan Tilawatil Qur`an dan Pendalaman Keilmuan BagiPengurus Masjid Par ipurna Kecamatan Se-Kota Pekanbaru



Gambar 25. Pengajian Kelo mpok Sesuai Ting-kat Kesa daran, Kebu-tuhan Maupun Tingkat Pemahaman Serta P ili-han Waktu yang Varia-tif : Jema`ah bertanya, muf-ti me njawabSetiap hari selasa, ba `da zuhurBer -sama ustaz : DR.H. Mawardi M. Shaleh. Lc.,MA



Gambar 26. Pelaksanaan dan Pengelolaan ZIS Masjid Agung Ar-Rahman dilakukan hanya pa da bulan ramadhan saja dalam bentuk penerimaan dan penyaluran zakat fitrah. Sedangkan un tuk zakat harta diserahkan kepada BAZNAS Kota Pekanbaru



Profil Masjid Ar-Rahman96



Gambar 27. Masjid Agu ng Ar-Rahman Bekerja Sama de-ngan Pemerint ah Kota Pekanbaru Mel aksanakan Sho-latSunn ah Taubat dalam Rangk a Mensucikan Diri dan Memohon Am-pun Kep ada Allah SWT



Gambar 28. Masjid Agung Ar-Rahman kota Pekanbaru bekerja sama dengan Pemerintah Kota Peka nbaru melaksanakan Sholat Istisqo` di halaman kantor Walikota Pekanbaru



Profil Masjid Ar-Rahman97



Gambar 29. Masjid Ag ung Ar-Rah-man kota Pekan-baru bekerja sa ma dengan Pemerin-ta h Kota Pekan-baru mel aksana-kan Sholat `Idu l Fitri &Idul Adha di h alaman kantor Walikot a Pekan-baru



Gambar 30. Proses Pen gislaman



c. Bidang Ri’ayah Ri’ayahmasjid adalah memelihara masjid dari segi bangunan, k eindahan dan kebersihan. Dengan adanya pembinaan ri’ayah, masjid seb agai baitullah (rumah Allah) yang suci dan mulia akan nampak bersih, c erah dan indah, sehingga dapat memberikan daya tarik, rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beriba dah di dalamnya. Adapun Program Pemeliharaan, Pengembangan dan P emberdayaan Sarana Masjid sebagai berikut : 1. Tenaga Harian Lepas (THL) untuk : - Juru Taman 2 (dua) orang - Tenaga Pengamanan (Security) 9 (Sembilan) orang 2. Belanja Alat Listrik, Elektronik dan Kebersihan - Bola Lampu



Profil Masjid Ar-Rahman98



- Kabel - NCB - Pemeliharaan Komputer - Vacum Cleaner 3. Perbaikan dan Pemeliharaan Gedung Masjid Agung ArRahman - Perbaikan Atap yang bocor - Perbaikan Keramik yang pecah - Perbaikan Kusen Pintu - Penggantian kunci yang rusak - Penggantian Paving Blok pelataran parkir - Pemeliharaan tempat parkir - Dan lain-lain 4. Pengecatan Gedung Masjid Agung Ar-Rahman - Pengecatan dalam dan luar masjid - Pengecatan Pagar 5. Perbaikan dan Pemeliharaan Instalasi Air - Perbaikan pembuangan Air - Perbaikan Kran - Pemeliharaan Septic tank - Pemeliharaan instalasi air lainnya 6. Pemeliharaan Taman - Pemangkasan tanaman - Pemupukan - Penggantian tanah dan pot bunga yang rusak - Penggantian bunga dan pemeliharaan lainnya. 7. Pemeliharaan perlengkapan - Perbaikan/perawatan AC - Perbaikan/perawatan Sound System Gambar 31. Majalah dinding dan papan pengumuman masjid agung Ar-Rahman Ar-rahman yang selalu terlihat ketika masuk masjid, memudahkan masyarakat untuk mengetahui kegi atan masjid



Profil Masjid Ar-Rahman99



Gambar 32. Publikasi Kegiatan Masjid Ar-Rahman Sangat Gencar Dilakukan oleh Penguru s, diantaranya di Media Sosial Facebook, Papan Pengumuman dan Juga Baleho Serta Span duk



6. Hubungan dengan Pemerintah Kota Pekanbaru Sejak dari awal pembangunan masjid Ar-Rahman menjadi Masji d Paripurna Tingkat Kota Pekanbaru pada tahun 2014 ini menjadi masji d Paripurna Masjid Ar Rahman yang beralamat Jl.Jendral Sudirman,sej ak tahun 2004 pemerintah kota Pekanbaru telah membeli dan menggant i rugi tanah sekitar masjid Ar- Rahman seluas 4700 M2 dan pada tahun 2007 melalui dana APBD menganggarkan pembangunannya hanya pad a setruktur bangunan bawah dan pada saat ini pemerintah terus berpacu membangun Masjid yng indah ini sampai pada penetapan dan pemiliha n sbg masjid paripurna dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru, seti ap masjid paripurna dapat berkoordinasi yang dipusatkan di masjid Ar



Profil Masjid Ar-Rahman100



Rahman Perkanbaru dimana pembinaannya tidak terlepas dari Pemerint ah Kota Pekanbaru dengan menganggarkan dana Pada APBD setiap tah unnya disamping itu masjid Ar-Rahman dibawah koordinasi pemerintah Kota Pekanbaru dalam hal pembinaannya seperti : a. Pembinaan Idarah b. Pembinaan Imarah c. Pembinaan Ri’ayah. 7. Berbagai Kegiatan Lainnya Gambar 33. Ketua Harian Masjid Agung Ar-Rahman, Prof. Dr. H. Ilyas Husti.MA me nyerahkan buku panduan tausyiah Ramadhan 1436 H kepada Plt. Gubernur Riau, Ir.A rsyadjuliandi Rachman.MBA. di Masjid Agung Ar-Rahman Pekanbaru



Gambar 34. Plt.Gubernur RiauIr.Arsyadjuliandi Rachman.MBA, Ketua Umum MUI Provinsi Pr of. Dr. M. Nazir, Rektor UIN Suska Riau Prof. Dr. H. Muunzir Hitami, MA dan Kakan Kemena g Kota Drs. H. Edwar S. Umar, M. Ag, bersilaturrahmi dengan Pengurus Masjid Agung Ar-Rah man kota Pekanbaru diterima di Ruang Rapat Ketua Harian Masjid Prof. Dr. H. Ilyas Husti.M A



Profil Masjid Ar-Rahman101



Gambar 35. Proses Pengislaman di Masjid Agung Ar-Rahman



Gambar 36. Prosesi Pernikahan di Masjid Agung Ar-Rahman



Profil Masjid Ar-Rahman102



B. Metropolitan Madani 1. Metropolitan Metropolitan menjadi mengemuka karena tren perkembangan kota. Diperoleh fakta bahwa mayoritas penduduk dunia tinggal di kota-kota, ma ka kesuksesan menata sistem perkotaan merupakan kunci kesuksesan men ata ruang dunia.Urbanisasi diperkirakan akan terus terjadi, sehingga jumla h penduduk kota akan semakin bertambah. Kota metropolitan mempunyai batas maksimal luas geografis sebuah kota dan maksimal jumlah pendudu knya sedemikian hingga pengelola kota masih mampu memberikan pelaya nan yang baik dan nyaman. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah sistem perk otaan yang baik dan cermat, agar pelayanan yang baik dan nyaman dapat d inikmati oleh penduduk kota.17 Di Indonesia, terdapat delapan kota metropolitan, yaitu: 1. Medan (Mebidang) 2. Semarang (Kedungsepur) 3. Palembang 4. Surabaya (Gerbang Kertasusila) 5. Jakarta (Jabodetabek)



17



Sistem Perkotaan adalah aglomerasi kota dengan wilayah sekitarnya yang masih memiliki sifat kekotaan. Sekumpulan kota-kota yang secara bersamaan membentuk pemukiman pada suatu wilayah, baik secara regional, nasional atau seluruh benua.Sistem perkotaan tidak hanya terdiri dari himpunan objek secara fisik – dalam hal ini pemukiman perkotaan – melainkan juga aliran dan keterhubungan yang bertujuan untuk saling mengikat.Aliran dapat berupa pergerakan oran g, barang, faktor produksi, ide, informasi dan inovasi



Profil Masjid Ar-Rahman103



6. Denpasar (Sarbagita) 7. Bandung (Bandung Metropolitan Area) 8. Makasar (Minasamupata)) Selain kedelapan kawasan metropolitan tersebut di atas, Kota Yogy akarta dan daerah sekitarnya yang meliputi Kabupaten Bantul dan Sleman (walaupun jumlah penduduk kota intinya belum mencapai satu juta jiwa) s ecara struktur juga telah membentuk kawasan metropolitan, karena memili ki kota satelit dan kota inti.Pekanbaru, sebagai sebuah kota sedang menuju menjadi kota metropolitan. Metropolitan yang mampu memberikan pelaya nan yang baik kepada masyarakat. Untuk itu perlu dipersiapkan hal-hal ya ng akan mendukung perubahan menuju kota metropolitan Pekanbaru terse but. Metropolitan adalah istilah untuk menjelaskan suatu daerah perkota an yang besar dari ukuran luas wilayah, jumlah penduduk, dan skala aktivi tas ekonomi dan sosial. Secara etimogi, kata metropolitan atau metropolis berasal dari bahasa Yunani Kuno, meter, yang berarti ibu dan polis, yang berari kota. Pada masa itu, metropolitan memiliki makna sebagai “kota ibu ” yang memiliki kota-kota satelit sebagai anak, namun dapat juga berarti p usat dari sebuah kota, sebuah kota negara (city-state), atau sebuah propinsi di kawasan Mediterania. Definisi kawasan metorpolitan yang relevan dalam konteks negara Indonesia, yaitu berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-undang tersebut mendefinisikan kawasan metrop olitan sebagai kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkota an yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkot aan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubu ngkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan j umlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu j uta) jiwa. Secara umum, metropolitan dapat juga didefinisikan sebagai suatu pusat permukiman besar yang terdiri dari satu kota besar dan beberapa ka



Profil Masjid Ar-Rahman104



wasan yang berada di sekitarnya dengan satu atau lebih kota besar melaya ni sebagai titik hubung dengan kota-kota di sekitarnya tersebut. Suatu kaw asan metropolitan merupakan aglomerasi dari beberapa kawasan permuki man, tidak harus kawasan permukiman yang bersifat kota, namun secara k eseluruhan membentuk suatu kesatuan dalam aktivitas bersifat kota dan be rmuara pada pusat (kota besar yang merupakan inti) yang dapat dilihat dari aliran tenaga kerja dan aktivitas komersial. Metropolitan dapat pula diartikan sebagai kawasan perkotaan deng an karakteristik penduduk yang menonjol dibandingkan dengan penduduk pedesaan di sekitarnya. Istilah ini digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih tepat mengenai besaran dan konsentrasi penduduk dalam wilay ah yang luas, yang selanjutnya dapat menunjukkan besaran pusat-pusat per mukiman yang utama di satu negara. Secara umum, kawasan metropolitan dapat didefinisikan sebagai satu kawasan dengan konsentrasi penduduk ya ng besar, dengan kesatuan ekonomi dan sosial yang terpadu dan mencirika n aktivitas kota. Kota Metropolitan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, ya itu: 1) Kota Metropolitan Internasional, dengan indikator sebagai berikut: a. Memiliki populasi yang secara kualitataif aktivitasnya berada di tingkat internasional dan berada di jaringan perdagangan raksasa b. Memiliki pelayanan tingkat internasional di bidang teknologi, konsultasi dan riset c. Memiliki infrastruktur untuk penyelenggaraan aktivitas internasional seperti : kongres, festival dan lain-lain d. Memiliki komunitas tenaga kerja asing yang merepresentasikan perusahaan dan institusi multinasional yang jumlahnya cukup untuk mempengaruhi kehidupan lokal e. Memiliki citra internasional terutama dalam bidang pariwisata dan budaya 2) Kota Metropolitan Nasional, dengan indikator sebagai berikut:



Profil Masjid Ar-Rahman105



a. Dalam hal ini hampir seluruh kota metropolitan nasional memiliki kriteria seperti kota metropolitan internasional b. Di negara-negara berkembang, kota-kota metropolitan secara umum adalah kota-kota yang sangat besar dari segi demografik (hingga mencapai jutaan jiwa) c. Kota-kota tersebut tidak selalu memiliki karakter kota metropolitan, namun sebagian telah masuk ke dalam proses internasionalisasi dan globalisasi 3) Kota Metropolitan Regional, dengan indikator sebagai berikut: a. Kota yang memilki peran besar dalam perekonomian negara b. Ibukota regional c. Pusat pertumbuhan wilayah dan tempat berpusatnya sebagian besar pelayanan perkotaan d. Menjadi gerbang wilayah untuk berhubungan dengan wilayah lain di tingkat nasional dan internasional 2. Karakteristik Metropolitan Karakteristik kota metropolitan tidak selalu ditentukan oleh ukuran demografik (faktor kependudukan), tetapi juga oleh faktor yang lebih penti ng dari ukuran kuantitatif populasinya. Diantara karakteristik kota metropo litan tersebut adalah: Dicirikan oleh sistem infrastruktur komunikasi dan tr ansportasi yang melayani pergerakan commuting, aliran informasi, dan pe ngambilan keputusan. Sebagai pusat aktivitas keuangan di tingkat atas. Se bagai pusat berkumpulnya perusahaan-perusahaan internasional. Sebagai p usat kekuatan politik dan administrasi dari sebuah negara. Sebagai tempat pengembangan dan penggunaan teknologi tinggi dan telekomunikasi cang gih. Sebagai tempat penting aktivitas-aktivitas budaya dan ilmiah. Sebagai tempat tujuan wisata internasional. Sebagai pusat fungsional tenaga kerja dan perumahan. Di samping itu, kota metropolitan memiliki ciri dari beberapa aspek antara lain besaran penduduk, kegiatan ekonomi, mobilitas aktivitas pend uduk, dan struktur kawasan.



Profil Masjid Ar-Rahman106



Besaran jumlah penduduk Besaran jumlah penduduk menjadi aspek pertimbangan utam a dalam menentukan definisi suatu metropolitan. Namun, sejumlah pa kar perkotaan menetapkan batas yang berbeda-beda untuk penetapan j umlah minimal penduduk kawasan metropolitan. Secara demografis k ota metropolitan berpenduduk besar (untuk Indonesia diambil ukuran l ebih besar dari 1 juta jiwa) dan mempunyai kepadatan tinggi. Kependudukan (demografi) merupakan isu yang fokus terhad ap komposisi dan pertumbuhan penduduk. Demografi adalah ilmu yan g mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi , dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang mas a melalui bekerjanya lima komponen demografi, yaitu kelahiran (fertil itas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, mobilitas sosial. Dengan demikian, isu tentang kependudukan di suatu wilaya h, merupakan isu yang fokus pada perkembangan penduduk secara ku antitas yang tidak terlepas dari fitrah utamanya, yaitu lahir, mati, dan melakukan perpindahan. Isu kependudukan ini merupakan dasar perhit ungan kuantitas penduduk pada suatu wilayah yang pada akhirnya aka n melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. Isu-isu kependudukan pada konteks kawasan metropolitan antara lain besarnya jumlah penduduk sehingga berimplikasi pada dinamika kependudukan yang relatif kom pleks. Isu ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang tin ggi dan pertumbuhan penduduk ini banyak dipengaruhi oleh aktivitas migrasi. Rata-rata tingkat pertumbuhan 15 megalopolis di Asia adalah 3,3% per tahun dan tumbuh sekitar 2,5% per tahunnya (Chen dan Heli gman, 1994 dalam Mega-City Growth and The Future: 27). Kawasan Metropolitan Jabodetabek untuk contoh kasus di Indonesia memiliki l aju pertumbuhan penduduk 3,35% pada tahun 1990-1995 dan mengala mi penurunan menjadi 1% pada tahun 1995-2000. Penurunan pertumb uhan penduduk terjadi meskipun pertumbuhan alami meningkat secara positif (selisih antara kelahiran dan kematian) ketika tingkat migrasi



Profil Masjid Ar-Rahman107



masuk menurun secara signifikan pada kurun waktu tersebut (Mamas dan Komalasari dalam Winarso el al, 2006). Selain laju pertumbuhan penduduk, isu khusus terkait kependudukan di kawasan metropolitan a dalah tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Pada tahun 2000, K awasan Metropolitan Jabodetabek dengan luas hanya 6.174 km2 memi liki penduduk 21,19 juta jiwa sehingga memiliki kepadatan bruto 3.43 2 jiwa/km2. Kesulitan yang umumnya dihadapi dalam mengukur pertumb uhan penduduk metropolitan di Indonesia adalah adanya kerancuan an tara penduduk metropolitan yang wilayahnya dibatasi secara fungsion al perkotaan dengan wilayah yang dibatasi oleh wilayah administrasi. Wilayah administratif perkotaan biasanya sudah jenuh dan tidak lagi memiliki lahan dan sumberdaya untuk mendukung pertambahan pend uduk, sehingga pertambahan penduduknya cenderung nol bahkan berk urang. Pertambahan penduduk secara cepat lebih banyak terjadi di dae rah sekitar metropolitan sehingga pertumbuhan penduduk yang terjadi adalah di dalam metropolitan yang mencakup daerah administratif di s ekitarnya. 2) Kegiatan ekonomi Pada kawasan metropolitan terjadi aglomerasi kawasan perm ukiman dan lapangan pekerjaan. Dengan kata lain, kawasan metropolit an merupakan kawasan perkotaan dengan spesialisasi fungi aktivitas s osial ekonomi. Spesialisasi ekonomi tersebut merupakan sektor indust ri dan jasa. Proses spesialisasi di kawasan metropolitan terjadi karena selalu berkembangmya teknologi produksi, distribusi, dan komunikasi . Kegiatan industri dan jasa merupakan sektor yang dominan berkemb ang di kawasan metropolitan. Kegiatan ekonomi yang berlangsung di kawasan metropolitan bersifat heterogen dan memiliki peran sebagai s entral/pusat kegiatan-kegiatan ekonomi dalam skala regional, baik dal am lingkup propinsi atau negara bagian maupun lingkup nasional.



Profil Masjid Ar-Rahman108



Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi perkotaan merupa kan faktor pendorong terjadinya metropolitan dan akan terus berpenga ruh terhadap prospek metropolitan di masa depan. Kenyataannya, metr opolitan dimana saja mengemban fungsi ekonomi nasional yang sanga t berarti sumbangannya bagi seluruh negara. Metropolitan dituntut ma mpu berperan dan berfungsi sesuai dengan bagiannya dalam pembang unan ekonomi nasional. Di sisi lain, peran ekonomi nasional metropoli tan harus diimbangi dengan tingkat ekonomi yang sebanding dan mam pu menberikan kehidupan yang layak bagi warga masayrakat metropol itan itu sendiri. Metropolitan harus mampu menciptakan lapangan kerj a dan tingkat pendapatan yang memadai bagi masyarakatnya untuk da pat bertahan dan bahkan menikmati kehidupan di dalam lingkungan m etropolitan. Tingkatan pendapatan di metropolitan umumnya jauh mel ebihi kota dan daerah lain serta pedesaan, dan menjadi daya tarik metr opolitan bagi arus penduduk yang mencari kerja dan kehidupan yang l ayak. Tentunya harus diperhitungkan bahwa tingkat pengeluaran masy arakat metropolitan pada umumnya juga jauh lebih tinggi dibandingka n dengan kota dan daerah lainnya. Pembangunan ekonomi metropolitan memiliki dua dimensi, y aitu nasional dan lokal. Dalam dimensi nasionalnya, sumbangan dan p eran ekonomi metropolitan harus diperhitungkan dalam pembangunan ekonomi perkotaan secara keseluruhan dan pembangunan ekonomi na sional. Para pemegang otoritas ekonomi dan keuangan seringkali terpa ku pada indikator-indikator makro ekonomi, seperti pendapatan domes tik bruto, laju inflasi, tingkat investasi, cadangan devisa dan nilai tukar rupiah, dan ukuran-ukuran makro lainnya, dan masih kurang memper hitungkan peran ekonomi lokal seperti pembangunan perkotaan dan m etropolitan. Dimensi spasial dan lokal dari pembangunan ekonomiaka n lebih mendekatkan lagi makna dari kemajuan pertumbuhan ekonomi dari segi wujudnya dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningk atkan pendapatan keluarga, meningkatkan kemampuan konsumsi, men



Profil Masjid Ar-Rahman109



ingkatkan daya beli terhadap pelayanan umum, dan akhirnya mencipta kan mutu kehidupan perkotaan dan metropolitan yang ingin dicapai. Dalam era desentralisasi, pembangunan ekonomi lokal di per kotaan dan metropolitan akan memberikan arti pula dalam wujud pera n pemerintah daerah yang melampaui dari sekedar membelanjakan an ggaran publik untuk membangun berbagai prasarana dan sarana pelay anan umum. Dalam konteks pembangunan ekonomi perkotaan, pemeri ntah daerah akan berparan sebagai manajer yang harus mampu mengel ola dan memberdayakan semua sumber daya yang dimiliki suatu daera h untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara adil melalui pe mberdayaan ekonomi dan keuangannya. Diperlukan suatu visi pemim pin daerah yang berwawasan terpadu dalam menggerakkan kemampua n sumber daya (alam, tenaga manusia, dan modal), sektor kegiatan ek onomi (pertanian, industri, jasa dan ekonomi tersier), di semua aspek kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi), dan dalam semua k ebutuhan hidup masyarakat (lapangan kerja, pendapatan, konsumsi ru mah tangga, dan mutu kehidupan. Isu ekonomi pada kawasan metropolitan pada pemaparan ini merujuk pada konteks pembangunan berkelanjutan pada kawasan metr opolitan. Keberlanjutan ekonomi tersebut memandang pada sumber da ya alam, perlindungan sumber modal, upaya pertumbuhan yang merat a dengan upaya pengentasan kemiskinan, dan internalisasi aktivitas ek onomi yang kerap menimbulkan eksternalitas (Serageldin, 1995 dalam Laquian, 2005) :komponen berkelanjutanekonomi tersebut dirujuk be rdasarkan konsep suatu kawasan metropolitan yang merupakan aglom erasi aktivitas ekonomi serta pusat dari investasi skala besar. Aktvitas ekonomi tersebut tidak dapat terlepas dari pemanfaatan sumber daya u ntuk aktivitas produksi, diantaranya sumber daya manusia. Penduduk merupakan salah satu dari sumber produksi pada kegiatan ekonomi, ya itu sumber daya manusia yang memiliki modal tenaga dan intelektuali tas yang menentukan kesejahteraan dari suatu kota.



Profil Masjid Ar-Rahman110



Isu penting yang merupakan irisan dari isu kependudukan da n isu ekonomi adalah isu ketenagakerjaan. Isu ketenagakerjaan pada k onteks kawasan metropolitan terdiri dari beberapa komponen, antara l ain besaran penduduk yang memiliki minat untuk melakukan aktivitas ekonomi serta sektor-sektor ekonomi utama yang menyerap tenaga ke rja di kawasan metropolitan. Perkembangan ekonomi yang pesat di ka wasan metropolitan Asia merupakan dampak dari aktivitas industri, m anufaktur, pasar saham, dan investasi infrastruktur. Ketersediaan tenag a kerja, dalam hal kemampuan ketrampilan atau keahlian (skill) dan k uantitas merupakan hal penting untuk industri yang sangat mengandal kan kondisi tenaga kerjanya. Isu lain yang terjadi di metropolitan adalah adanya kesenjang an antara kelompok berdasarkan tingkatan ekonomi dan pendapatan m erupakan persoaalan tetapi sistem dualisme ekonomi yang terjadi juga memungkinkan kehidupan metropolitan terus berjalan dalam suasana saling menguntungkan antara berbagai lapisan masyarakat. Meskipun pada dasarnya saling menguntungkan, dalam kenyataannya sistem dua lisme ekonomi yang ada dalam metropolitan tidak selalu berjalan mul us, dan tidak jarang terjadi konflik dan tindakan yang tidak selalu adil bagi yang tergolong lemah. Golongan yang lebih kuat ekonominya me miliki ruang gerak yang lebih leluasa dan dalan suatu tatanan ekonomi pasar yang memungkinkan terjadinya akumulasi sumber daya yang lu ar biasa besarnya tanpa tersentuh kebijakan yang dapat mendistribusik annya secara lebih detail dan merata di antara semua lapisan masyarak at. Golongan ekonomi yang lemah lebih sering menjadi korbanpenggu suran secara paksa atas nama ketertiban dan disiplin dalam perkotaan t anpa adanya kebijakan yang efektif untuk memberikan ruang usaha ya ng lebih memadai bagi mereka. Kekuatan ekonomi pasar menempatka n kelompok ekonomi kuat dan teristimewa sebagai pemodal besar yan g selalu berasosiasi dengan pemilik kekuasaan, berpean menentukan d alam penetapan dan pelaksanaan kebijakan publik yang memihak pada



Profil Masjid Ar-Rahman111



kepentingan mereka. Jelas bahwa potensi dunia usaha dan sektor usah a hadir secara meyakinkan dalam suatu metropolitan. Sayangnya tidak selalu diimbangi dengan otoritas publik dengan keterampilan, kebijak an dan kemampuan efektif untuk mengerahkan potensinya secara men guntungkan bagi masyarakat banyak. Mobilitas Aktivitas Penduduk Salah satu ciri kawasan metropolitan ditunjukkan dalam bent uk kemudahan mobilitas yang terlihat dalam 3 bentuk, yaitu: a. Mobilitas pekerjaan (Employment mobility), dicirikan dengan mudahnya orang berpindah tempat kerja tanpa harus berpindah tempat tinggal karena banyaknya jenis dan variasi pekerjaan yang tersedia. b. Mobilitas Perumahan (Residential Mobility), terjadi sejalan dengan mobilitas tempat kerja. c. Mobilitas Perjalanan (Trip Mobility), terjadi karena mobilitas tempat kerja dan tempat tinggal. d. Struktur Kawasan Struktur kawasan metropolitan dapat terdiri dari dua j enis, yaitu kawasan metropolitan yang hanya memiliki satu p usat (monocentric) dan kawasan metropolitan dengan lebih d ari satu pusat (polycentric) (Winarso, 2006). Kota-kota yang saling berhubungan dalam satu kawasan metropolitan terutam a memiliki ikatan secara fungsi kegiatan ekonomi dan sosial dan tidak harus selalu berhubungan dalam segi fisik melalui p erwujudan kawasan terbangun (built-up area). Selain itu, stru ktur kawasan metropolitan juga ditunjukkan oleh adanya siste m infrastruktur yang saling menghubungkan antar area-area d i dalam kawasannya sehingga secara keseluruhan menjadi sua tu kawasan permukiman dengan segala aktivitas pendukungn ya dalam skala yang besar dan luas. C. Pengembangan Metropolitan



Profil Masjid Ar-Rahman112



Pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat ditentukan oleh keung gulan yang dimilikinya (comparative advantage dan competitive advantage), yang dapat berupa faktor-faktor lokasi, sumberdaya alam (SDA) dan sumberd aya manusia (SDM). Dalam hal ini, produk jasa dan barang yang dihasilkan k ota akan menentukan ketahanan pengembangan kota tersebut, dan secara kese luruhan akan memperkuat pengembangan wilayah disekitarnya (termasuk dae rah perdesaan). Kedudukan pengembangan perkotaan dalam pembangunan nasional sa at ini sudah dirasakan semakin penting. Hal ini ditunjukan oleh besarnya pend apatan nasional di daerah perkotaan yaitu sekitar 40 % dari porsi penduduk pe rkotaan yang saat ini sekitar 31 % dan diperkirakan akan mencapai sekitar 45 % dari penduduk Indonesia pada tahun 2020. Salah satu tipe kota yang sangat penting dalam sistem perkotaan nasio nal tersebut adalah kawasan perkotaan metropolitan yang wilayahnya mencak up beberapa daerah kabupaten dan kota. Hal ini karena kawasan tersebut umu mnya berperan sebagai ibukota negara, ibu kota propinsi, pusat kegiatan jasa, produksi dan distribusi untuk kegiatan-kegiatan yang leading yang bersifat na sional/strategis. Disamping itu masalah pembangunan sangat mendesak ditan gani dilihat dari aspek ekonomi dan lingkungan Sesuai dengan pengertian di atas, maka deliniasi kota metropolitan dil akukan sebagai berikut: 1. Penentuan batasan fisik kota melalui identifikasi kawasan yang telah berfungsi sebagai kota (dominasi kegiatan pertanian dan permukiman) atau functional urban area (FUA) dari kota-kota untuk melihat penjalaran fisik kota. 2. Identifikasi kota-kota yang memiliki kecenderungan beraglomerasi dengan satu kota besar (yang berperan sebagai inti), yang dicirikan dengan



kuatnya



keterkaitan



antar



kota-kota



tersebut



dalam



kegiatan ekonomi, transportasi, budaya, dan telekomunikasi. 3. Meningkatkan kemampuan daerah dalam pengelolaan pengembangan kota yang sesuai dengan kondisi lokal dan saling bekerjasama dengan



Profil Masjid Ar-Rahman113



kota-kota disekitarnya dalam pengembangan infrastruktur dan penataan lingkungan dalam mendukung perkembangan ekonomi kota. 4. Meningkatkan peran dunia usaha dan daya saing kota melalui penciptaan iklim yang kondisif bagi pengembangan infrastruktur kota dan ekonomi perkotaan dan wilayah. 5. Mendorong penataan kawasan untuk revitalisasi dan kelestarian lingkungan dan budaya.



D. Madani Kata madani diperkenalkan pertama kali oleh Anwar Ibrahim mantan Timbalan Perdana Menteri Malaysia dalam ceramah pada Simposium Nasion al dalam rangka Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal pada tanggal 26 Septemb er 1995.18 Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab “mujtama’ madani”, yan g diperkenalkan oleh Prof. Naquib Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban I slam dari Malaysia, pendiri ISTAC.19 Kata “madani” berarti civil atau civilize d (beradab). Madani berarti juga peradaban, sebagaimana kata Arab lainnya s eperti hadlari, tsaqafi atau tamaddun. Konsep “madani” bagi orang Arab me mang mengacu pada hal-hal yang ideal dalam kehidupan. Konsep masyarakat madani itu lahir sebagai hasil dari Festival Islam y ang dinamai Festival Istiqlal, suatu festival yang selenggarakan oleh ICMI (Ik atan Cendekiawan Islam Muslim Indonesia).20 Mereka mengembangkan gera



18



Thoha Hamim, Islam dan Civil society (Masyarakat madani): Tinjauan tentang Prinsip Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance, dalam Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hal 115.



19



Ismail SM, Signifikansi Peran Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat madani. Dalam Is mail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, (Yo gyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hal 180-18.



20



ICMI adalah suatu wadah organisasi Islam yang didirikan pada Desember 1991 dengan restu d ari Presiden Soeharto dan diketuai oleh BJ Habibie, tangan kanan Soeharto yang menduduki ja batan Menteri Riset dan Teknologi. Berdirinya ICMI tidak lepas dari peranan Habibie yang ber hasil menyakinkan Presiden Soeharto untuk mengakomodasi kepentingan golongan menengah Muslim yang sedang berkembang pesat dan memerlukan sarana untuk menyalurkan aspirasiny a. Gayung bersambut karena Soeharto sedang mencari partner dari golongan Muslim agar men dukung keinginannya menjadi presiden pada tahun 1998. Hal ini dilakukan Soeharto untuk me ngurangi tekanan pengaruh dari mereka yang sangat kritis terhadap kebijakannya, terutama dari



Profil Masjid Ar-Rahman114



kan prodemokrasi dengan memperkenalkan konsep civil society atau masyara kat sipil.21 Konsep ini ditawarkan sebagai kaunter terhadap hegemoni negara yang begitu massif melalui aparat militer, birokrasi, dan para teknokratnya. K onsep Civil society lebih dimaksudkan untuk mengkaunter dominasi ABRI se bagai penyangga utama eksistensi Orde Baru. ABRI tidak hanya memerankan sebagai unsur pertahanan dan keamanan saja tetapi juga mencampuri urusan sipil. Untuk keperluan itu ABRI menjustifikasi tindakannya pada doktrin dwi fungsi ABRI, dimana ABRI ikut memerankan tugas-tugas sipil baik dalam le mbaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Keterlibatannya dalam politik s angat menentukan. Akibatnya check and balance dalam sistem pemerintahan t idak berjalan dan Orde Baru menjelma menjadi regim yang bersifat bureaucra tic authoritarin. Konsep masyarakat madani berkembang belakangan sebagai padanan dari masyarakat sipil. Istilah masyarakat madani yang diperkenalkan kalangan Islam politik menjadi lebih populer Wakil Presiden Habibie, yang juga ketua umum ICMI. Kemudian sebagai presiden dalam masa transisi, telah mempop ulerkan konsep Masyarakat madani karena Presiden beserta kabinetnya selalu melontarkan diskursus tentang konsep itu pada berbagai kesempatan. Munculnya konsep masyarakat madani menunjukkan intelektual musli m mampu menginterpretasikan ajaran Islam dalam kehidupan modern, persis nya mengawinkan ajaran Islam dengan konsep civil society yang lahir di Bara kalangan nasionalis yang mendirikan berbagai LSM dan kelompok Islam yang menempuh jalu r sosio-kultural seperti Gus Dur, Emha, dan Mustafa Bisri. 21



Masyarakat sipil tidak sama dengan masyarakat Madani. Masyarakat Madani merujuk kepada s ebuah masyarakat dan negara yang diatur oleh hukum agama, sedangkan masyarakat sipil meru juk kepada komponen di luar negara. Syed Farid Alatas seorang sosiolog sepakat dengan Syed M. Al Naquib Al Attas (berbeda dengan para sosiolog umumnya), menyatakan bahwa faham m asyarakat Madani tidak sama dengan faham masyarakat Sipil. Istilah Madani, Madinah (kota) d an din (diterjemahkan sebagai agama) semuanya didasarkan dari akar kata dyn. Kenyataan bah wa nama kota Yathrib berubah menjadi Medinah bermakna di sanalah din berlaku. Secara histo rispun masyarakat Sipil dan masyarakat Madani tidak memiliki hubungan sama sekali. Masyar akat Madani bermula dari perjuangan Nabi Muhammad SAW menghadapi kondisi jahiliyyah masyarakat Arab Quraisy di Mekkah. Beliau memperjuangkan kedaulatan, agar ummatnya lelu asa menjalankan syari’at agama di bawah suatu perlindungan hukum.



Profil Masjid Ar-Rahman115



t. Konsep masyarakat madani tidak langsung terbentuk dalam format seperti y ang dikenal sekarang ini. Konsep masyarakat madani memiliki rentang waktu pembentukan yang sangat panjang sebagai hasil dari akumulasi pemikiran ya ng akhirnya membentuk profile konsep normatif seperti yang dikenal sekaran g ini Bahkan konsep ini pun masih akan berkembang terus sebagai akibat dari proses pengaktualisasian yang dinamis dari konsep tersebut di lapangan. Masyarakat Madinah di bawah Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyi din sangat menjunjung prinsip-prinsip yang kemudian dianggap sejalan dengan prins ip dalam civil society yang lahir di Barat. Masyarakat madani bentukan Nabi paralel dengan ide civil society. Islam yang diajarkan Nabi Muhammad SAW sangat menju njung tinggi harkat kemanusiaan. Dalam QS 2: 30-34 dijelaskan bahwa Allah menyu ruh kepada para malaikat bersujud kepada Adam (manusia pertama) yang telah diber i kelebihan akal pikiran. Manusia diutus Allah menjalankan misi khalifah fil ardhi (p engatur alam semesta).



Walaupun Nabi telah melakukan revolusi dalam masyarakat Arab, teta pi ia sangat menghormati tradisi dan memperbaharuinya secara bertahap sesu ai dengan psikologi manusia karena tujuannya bukanlah menciptakan orde ba ru (a new legal order) tapi untuk mendidik manusia dalam mencapai keselam atan melalui terwujudnya kebebasan, keadilan dan kesejahteraan. Nabi Muha mmad telah menampilkan peradaban Islam yang kosmopolitan dengan konse p ummat yang menghilangkan batas etnis, pluralitas budaya dan heteroginitas politik. Peradaban Islam yang ideal tercapai pada masa Nabi Muhammad kar ena tercapai keseimbangan antara kecenderungan normatif kaum Muslimin da n kebebasan berpikir semua warga masyarakat (termasuk mereka yang non-M uslim). Keseimbangan itu akan terganggu bila dilakukan ortodoksi (formalis me) terhadap ajaran Islam secara berlebih-lebihan. Ortodoksi yang tadinya un tuk mensistematiskan dan mempermudah pengajaran agama, akhirnya dapat menjadi pemasung terhadap kebebasan berpikir karena setiap ada pemikiran k reatif langsung dituduh sebagai bid’ah. Secara lughawy (bahasa)kata Madani berasal dari bahasa Arab, dari ak ar kata ‫ مدن‬yang bermakna ‘membangun kota, membudayakan’, atau ‘meman usiakan. Dari akar kata tersebut dapat diturunkan pula kata ‫ تمدن‬yang bermakn Profil Masjid Ar-Rahman116



a ‘peradaban’. Ungkapan masyarakat madani dapat diberi makna masyarakat yang beradab, masyarakat yang berperadaban, atau masyarakat yang berbuda ya, yang di dalamnya manusia benar-benar diperlakukan sebagai manusia. Dari kata inilah kemudian dibentuk kata madinah yang berarti kota ata u tempat tinggal sekelompok orang, sehingga lawan kata al-madinah adalah al-badiyah yang berarti kehidupan yang masih nomaden. Bentuk jamaknya adalah madain atau mudun. Kata madani merupakan bentuk dari mashdar shina’iy, yang menunjukkan arti sifat yang dimiliki orang kota (min ahlil madinah). Hanya saja dalam perkembangan berikutnya, kata madani, juga kata h adharah, ini digunakan oleh orang Arab untuk menerjemahkan istilah bahasa Inggris civilization. Justru pada akhirnya kata madani yang berarti civilizatio n yang sering dipakai dalam perbincangan kehidupan masyarakat dan negara. Dalam konteks perangkat negara, madani memiliki arti sipil bukan militer, se dangkan dalam konteks hukum, madani berarti bukan pidana. Sehingga, h ukum perdata sering pula disebut dengan qanun madani, seperti undang-un dang sipil perkawinan disebut dengan qanun al-zawaj al-madani. Secara istilahi, Anwar Ibrahim mengartikan masyarakat madani sebag ai sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menja min keseimbangan antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan masyara kat. Pelaksanaannya antara lain berupa pelaksanaan pemerintahan yang tundu k pada undang-undang dan terselenggaranya sistem yang transparan. Nurcholi sh Madjid mengartikan masyarakat madani sebagai masyarakat yang berperad aban, ber-“madaniyyah” karena tunduk dan patuh (dana-yadinu) kepada ajara n kepatuhan (din) yang dinyatakan dalam supremasi hukum dan peraturan. Ia pada hakikatnya adalah reformasi total terhadap masyarakat tak kenal hukum (lawless) Arab jahiliyah, dan terhadap supremasi kekuasaan pribadi seorang p enguasa seperti yang selama ini menjadi pengertian umum tentang negara. M enurut Dr Alfitra Salamm, konsep masyarakat madani tidak terlalu jauh berbe da dengan konsep civil society, yakni berintikan demokrasi dan kedaulatan ra kyat. Tapi kalau civil society melulu bicara dalam paradigma politik, konsep



Profil Masjid Ar-Rahman117



masyarakat madani juga mengandung unsur keagamaan. Cendekiawan Malay sia Profesor Naquib Al-Attas berusaha mempresentasikan bahwa paradigma masyarakat madani lebih relevan untuk masyarakat ideal masa depan daripad a konsep civil society. Istilah masyarakat madani yang dipopulerkan oleh Al-Attas ini merup akan terjemahan dari kosa kata bahasa Arab, mujtama’ madani, yang secara e timologis mempunyai dua arti. Pertama, "masyarakat kota", karena madani ad alah turunan dari kata bahasa Arab, madinah, yang berarti kota. Kedua, masya rakat yang berperadaban, karena madani adalah juga turunan dari kata bahasa Arab, tamaddun atau madaniyyah yang berarti peradaban dalam bahasa Inggri s ini dikenal sebagai civility atau civilization. Maka dari nama ini, masyarakat madani bisa berarti sama dengan civil society, yaitu masyarakat yang menjun jung tinggi nilai-nilai peradaban. Namun mayoritas menyepakati bahwa masyarakat madani adalah kom unitas muslim pertama di kota Madinah yang dipimpin langsung oleh Rasulul lah SAW dan diikuti oleh keempat Khulafaur-Rasyidin. Masyarakat yang dib angun pada zaman Rasul tersebut identik dengan civil society, karena secara s osio-kultural mengandung substansi keadaban (civility). Karena itu model ma syarakat ini sering dijadikan model sebuah masyarakat modern. Masyarakat y ang dipimpin Rasulullah itu merupakan masyarakat yang sangat modern untu k zaman dan tempatnya. Masyarakat ini telah melakukan lompatan jauh ke de pan dalam kecanggihan tata sosial dan pembangunan sistem politiknya. Piagam Madinah mengatur hubungan sosial antar komponen masyara kat. Pertama, antar sesama muslim, bahwa sesama muslim adalah satu ummat walaupun mereka berbeda suku. Kedua, hubungan antara komunitas muslim dengan non muslim didasarkan pada prinsp bertetangga baik, saling membant u dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasihati dan menghormati kebebasan beragama. Akan tetapi secara umum , sebagaimana terbaca dalam teks, piagam Madinah mengatur kehidupan sosia l penduduk Madinah secara lebih luas. Ada dua nilai dasar yang tertuang dala m piagam Madinah, yang menjadi dasar bagi pendirian sebuah negara Madina



Profil Masjid Ar-Rahman118



h kala itu. Pertama, prinsip kesederajatan dan keadilan (al-musawwah wal-'ad alah) Kedua, inklusivisme atau keterbukaan. Oleh sebab itu, dalam negeri Ma dinah saat itu, walaupun penduduknya heterogen (baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan) kedudukannya sama, masing-masing memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan melaksanakan aktivitas dalam bidang s osial ekonomi. Setiap pihak mempunyai kebebasan yang sama untuk membel a Madinah tempat tinggal mereka.



E. Karakteristik Madani Karakteristik Masyarakat Madani tidak dapat disebutkan secara detail, k arena banyak pendapat dan pandangan tentang itu. Namun paling tidak dapat di sebutkan beberapa karakteristik yaitu: 1. Baldatun Thaibatun Wa Robbun Ghafur a. Masyarakat yang beriman dan bertakwa b. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial. c. Berakhlak mulia. d. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut. e. Keselamatan keyakinan agama masing-masing, tanpa adanya paksaan untuk berpindah agama. f. Persatuan dan kesatuan umat, tidak fanatis terhadap ikatan-ikatan kesukuan. g. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. h. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya. 2. Damai, Aman Dan Nyaman



Profil Masjid Ar-Rahman119



a. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil. b. Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka dan terpercaya. c. Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan. d. Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan. e. Keselamatan fisik warga masyarakat dari tindakan badani di luar ketentuan hukum. f. Keselamatan keluarga dan keturunan,. g. Keselamatan harta benda dan milik pribadi di luar prosedur hukum, dan Keselamatan profesi. h. Egaliterisme, anti-feodalistik, anti-otoriterisme, ruang publik yang luas, dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kekuasaan. i. Tegaknya hak-hak asasi manusia dan tidak adanya kesewenangwenangan j. Masyarakat yang memiliki hukum dan taat hukum, tidak barbarian, dan tegaknya supremasi hukum. k. Masyarakat yang inklusif, toleran dalam perbedaan, dan kemampuan untuk bekerjasama dalam menggapai tujuan bersama yang dicitacitakan 3. Bersih dan sehat a. Terciptanya lingkungan yang bebas dari sampah dan kotoran yang dapat menimbulkan penyakit. b. Drainase atau pembuangan air yang dapat menyalurkan ke tempat



Profil Masjid Ar-Rahman120



yang ditentukan. c. Tersedia tempat bermain dan berekrasi bagi masyarakat umum d. Pohonan dan bunga menghiasi setiap rumah untuk menciptakan suasana yang teduh dan indah. e. Masyarakat yang mencintai kebersihan dan membenci kotoran. f. Masyakat secara individu merasa bertanggung jawab untuk membersihkan diri dan rumah sendiri.



4. Sejahtera a. Terselenggaranya



sistem



pemerintahan



yang



memungkinkan



lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial. b. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan kata lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial. c. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat. d. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social capital) yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok. e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial. f. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. g. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat. h. Menyebarnya



pusat-pusat



ekonomi



sehingga



kepentingan-



kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi. i. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga



Profil Masjid Ar-Rahman121



sosial dengan berbagai ragam perspektif.



BAB IV PEKANBARU SEBAGAI KOTA METROPOLIT AN MADANI



A. Visi dan Misi



Visi kota Pek anbaru termaktub dalam Rencana Pemba



Profil Masjid Ar-Rahman122



ngunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekanbaru 2005-2025, yaitu terwuj udnya Kota Pekanbaru sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, Pendidikan, s erta Pusat Kebudayaan Melayu, Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berlan daskan Iman dan Taqwa. Visi Kota Pekanbaru di atas merupakan salah satu bentuk azam da n cita- cita masyarakat Kota Pekanbaru yang harus diwujudkan oleh setia p Kepala Daerah yang terpilih untuk memimpin kota Pekanbaru. Visi dan misi Kepala Daerah terpilih merupakan visi antara yang harus memenuh i keriteria untuk mewujudkan visi kota tersebut. Berdasarkan Visi dan Misi Kepala Daerah Kota Pekanbaru terpilih, maka untuk periode 2012 – 2017, ditetapkan Visi Pembangunan Kota Pe kanbaru adalah: Terwujudnya Pekanbaru Sebagai Kota Metropolitan yan g Madani. Sedangkan misi kota Pekanbaru sebagai Kota Metropolis yang Ma dani tahun 2012-2017 sebagai berikut : 1.



Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional.



2.



Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta hidup rukun dan damai



3.



Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana, jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran kota.



4.



Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan



5.



Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan



Profil Masjid Ar-Rahman123



meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif. Dalam Misi Walikota Pekanbaru Periode 2012-2017 terdapat 6 (e nam) misi, berdasarkan analisis bahwa misi 1 (satu) dan 2 (dua) memilik i makna yang sama yaitu pengembangan sumber daya manusia, maka unt uk itu dalam analisis misi RPJMD di jadikan 5 (lima) analisis. Kelima Misi Pembangunan Kota Pekanbaru 2012-2017 tersebut d apat dijelaskan sebagai berikut : Misi 1



: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang m emiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internas ional. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi t erhadap sumber daya manusia yang akan menjadi aset dala m pembangunan bangsa dimasa yang akan datang. Karena it u masyarakat harus mendapatkan pendidikan yang berkualit as dan terjangkau, melalui pendidikan berkualitas, murah, d an terjangkau melalui program wajib belajar 12 tahun. Meru pakan upaya pemerintah dan masyarakat Kota Pekanbaru u ntuk membangun sumber daya manusia yangmemiliki kualit as kompetensi akademis yang tinggi, cerdas, bermoral, beri man, bertaqwa, tanggap lingkungan dan memiliki skill (hard dan soft skill) yang tinggi, sehingga mampu hidup dan bersai ng di tengah masyarakat dengan baik, mampu menjadi agen perubahan ke arah nilai-nilai yang baik. Kualifikasi sumber d aya manusia seperti inilah yang mampu bersaing baik di ting kat lokal, nasional maupun internasional, yang harus diwuju dkan, baik pada lembaga pendidikan(sekolah) negeri maupu



Profil Masjid Ar-Rahman124



n sekolah swasta, serta lembaga-lembaga lain sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, maupun subsidi silang. Misi 2



: Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memili ki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu denga n yang lainnya serta hidup rukun dan damai. Sebagai ibu kot a Provinsi Riau, Pekanbaru merupakan miniatur kebudayaan Melayu, pembangunan kebudayaan Melayu di Kota Pekanba ru juga memberi peluang kepada kebudayaan lain untuk tum buh dan ikut berkembang, sehingga perhatian khusus yang d iberikan kepada kebudayaan Melayu dapat disinergikan den gan kebudayaan lainnya. Menjalankan kehidupan beragama dan memiliki iman dan taqwa. berkeadilan, rukun, dan damai adalah dengan m enciptakan kehidupan yang harmonis di tengah masyarakat. Mengingat heterogennya penduduk kota pekanbaru baik da lam konteks etnis, budaya, suku dan agama, sangat berpoten si terjadinya gesekan dalam interaksi sosial.



Misi 3



: Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana, jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai denga n kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan in dustri, pariwisata serta daerah pinggiran Sebagai salah satu kota yang mengalami pertumbuha n yang cukup pesat, menjadi sasaran urbanisasi oleh banyak orang dari berbagai daerah, maka Pekanbaru harus ditunjan g dengan infrastruktur yang memadai seperti jalan, air bersi h, pasokan energi listrik serta penanganan limbah yang berw awasan lingkungan. Pembangunan infrastruktur tidak hanya dilaksanakan pada daerah di pusat kota melainkan juga pad a daerah pinggiran dan daerah industri pada daerah pinggir



Profil Masjid Ar-Rahman125



an untuk terwujudnya pemerataan pembangunan di semua wilayah sehingga pekanbaru dapat berkembang menjadi kot a Metropolis. Misi 4 : Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang ef ektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan Penataan ruang yang memperhatikan keteraturan, ha rmonisasi dengan lingkungan sekitar dan ketersediaan akses ibilitas infrastruktur dasar seperti jalan, transportasi masal, l istrik, air bersih, sekolah, lokasi perdagangan yang terpadu. Model grid dan cluster yang terkendali dengan arah banguna n yang naik ke atas sebagai ganti konsep pengembangan ban gunan dan tataruang yang tidak lagi meluas tidak terkendali. Misi 5 : Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat denga n meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa , dan pemberdayaan ekonomi rakyat dengan dukungan fasili tas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif. Untuk meningkatkan peran swasta dalam membuka l apangan kerja serta berusaha, maka pemerintah perlu menci ptakan iklim usaha yang kondusif sehingga investasi dari pih ak swasta dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat.Disa mping itu, keterlibatan masyarakat secara umum dalam men ciptakan lapangan kerja, akan mempercepat daya serap terh adap tenaga kerja, untuk itu dengan memberikan peluang be rusaha kepada masyarakat melalui konsep pembangunan du nia usaha yang bertumpu pada partisipasi masyarakat, melal ui sistem ekonomi kerakyatan, akan mempercepat terwujud nya kesejahteran masyarakat. B. Tujuan dan Sasaran



Profil Masjid Ar-Rahman126



Untuk mewujudkan misi sebagaimana telah dirumuskan di atas, m aka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan Kota Pekanbaru yang h endak dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Berdasarka n masing-masing misi, tujuan dan sasaran dimaksud secara rinci disajika n pada tabel berikut: Misi 1



: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang m emiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internas ional.



TUJUAN 1. Meningkatkan



SASARAN kualitas 1. Peningkatan sarana dan



SDM melalui pendidikan



prasarana.



formal dan non formal, 2. Peningkatan kualitas tenaga baik



negeri



maupun



pendidik



swasta 2. Mewujudkan SDM yang 1. Peningkatan kesejahteraan guru bermoral, beriman, dan bertaqwa



baik negeri maupun swasta 2. Pendidikan murah untuk sekolah negeri dan swasta 3. Mewujudkan pendidikan berkarakter 4. Meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan di sekolah



3. Mengembangkan pemerataan mutu



1. Meningkatnya pemerataan dan



akses



dan



pendidikan



12



jangkauan



dan



prasarana



pelayanan



pendidikan.



tahun yang didukung oleh 2. Penyediaan sarana



akses



beasiswa



bagi



keluarga tidak mampu



Profil Masjid Ar-Rahman127



TUJUAN SASARAN yang memadai dan tenaga 3. Meningkatnya relevansi dan daya pendidikan



yang



saing pendidikan umum dan



professional



serta



khusus/kejuruan.



peningkatan tata kelola 4. Majunya pendidikan non formal pendidikan.



5. Majunya pendidikan luar biasa 6. Meningkatnya



mutu



pendidik



dan tenaga kependidikan 7. Meningkatnya budaya baca dan meningkatnya



fungsi



perpustakaan 8. Meningkatnya



manajemen



pendidikan 1. Pemerataan jangkauan dan paradigma mutu pelayanan kesehatan, 2. Meningkatnya Pekanbaru sebagai Kota Sehat pengembangan profesionalisme Meningkatnya kesehatan dengan Rumah



dan derajat



dengan



sarana/prasarana kesehatan



masyarakat 3. Tersediaya pelayaan Pembangunan Sakit



Kota



terpeliharanya akses



terhadap



kesehatan



yang



berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat golongan lemah.



Pekanbaru



tenaga 4. Tersedianya jaminan asuransi kesehatan pada masyarakat. kesehatan yang didukung



kompetensi dengan



sarana



dan



prasarana yang memadai dan terwujudnya jaminan kesehatan masyarakat



Profil Masjid Ar-Rahman128



4. Perluasan



kesempatan 1. Menurunnya



bekerja,



berusaha,



angka



pengangguran



perlindungan tenaga kerja 2. Meningkatnya angka partisipasi dan kualitas tenaga kerja



angkatan kerja.



yang mampu bersaing di 3. Meningkatnya tingkat local, nasional dan



Jaminan



perlindungan tenaga kerja.



internasional. 5. Fasilitasi olahraga prestasi 1. Pembinaan olahraga masyarakat unggulan dan masyarakat dengan



dan rekreasi



peningkatan 2. Peningkatan sarana olahraga dan



sarana



dan



prasarana



1. Pengembangan



SDM



rekreasi



olahraga. Terlaksananya hubungan kerjasama antar daerah, aparatur yang bersih, swasta beretika, anti korupsi dan dalam provinsi, nasional dan nepotisme



dalam



tata



dengan luar negeri.



kelola pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan



pengembangan



Perubahan



sikap



perilaku



dan



aparatur



pemerintah yang bermoral, beretika, kolusi



anti dan



korupsi, nepotisme,



transparan dan kuntabel. kerjasama



antra



daerah,



swasta, baik tingkat lokal, nasional



dan



internasional.



Profil Masjid Ar-Rahman129



Misi 2



: Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat d an bermarwah yang menjalankan



kehidupan beragama, m



emiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu d engan yang lainnya serta hidup rukun dan damai. TUJUAN 1. Pengembangan dan pelestarian



SASARAN 1. Meningkatnya kesadara



seni dan budaya tradisional



n dan pemahaman masy



dalam rangka memperkuat



arakat dalam pelestaria



identitas dan jati diri masyarakat



n seni dan kekayaan bud



melayu



aya melayu 2. Meningkatnya sarana da n prasarana pelestarian budaya melayu.



2. Meningkatkan kualitas hidup dan



1. Menungkatnya kualitas



perlindungan perempuan,



hidup dan perlindungan



pembinaan keluarga, dan anak



perempuan dan anak 2. Meningkatnya KB mandiri



Mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa dalam dalam masyarakat Meningkatnya pengamalan 2. Meningkatnya keagamaan kehidupan beragama yang kondusif kehidupan inter dan antar umat beragama yang toleran 4. Terciptanya kondisi yang



1. Meningkatnya stabilitas



kondusif dan stabilitas keamanan



keamanan masyarakat



masyarakat serta dunia usaha



serta dunia usaha



Profil Masjid Ar-Rahman130



TUJUAN 5. Pengembangan penanganan



SASARAN 1. Meningkatnya kuantitas



Penyandang Masalah



dan



Kesejahteraan Sosial (PMKS),



penanganan, pelayanan



penyandang HIV- AIDS, wanita



dan rehabilitasi PMKS



rawan sosial, berkelanjutan dan



kualitas



2. Memperluas pelayanan



bermartabat melalui pelayanan



PMKS di wilayah



panti, non panti maupun rumah



pinggiran.



singgah dilandasi rasa kesetiakawanan sosial 6. Pengembangan



upaya 1. Meningkatnya



perlindungan masyarakat untuk



keamanan, ketentraman



menjaga



dan ketertiban



dan



memelihara



keamanan, ketertiban, persatuan,



masyarakat



dan kesatuan serta kerukunan 2. Meningkatnya wawasan masyarakat



dalam



mewujudkan



rangka



kebangsaan masyarakat.



terjaminnya 3. Meningkatnya kemamp



keamanan dan ketertiban umum



uan perlindungan masya



dan



rakat (Linmas)



tegaknya



terselenggaranya



hukum



serta



perlindungan



masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadai



Misi 3



: Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai denga n kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan in dustri, pariwisata serta daerah pinggiran.



Profil Masjid Ar-Rahman131



TUJUAN 1. Membangun



SASARAN dan 1. Meningkatnya rasio jalan tanah



meningkatkan jaringan dan



yang



kualitas



yang



tanah) dari (32,5 Km /928,67



khususnya



Km = 3,5%) menjadi (54,371



jalan



terintegrasi, daerah



pinggiran



menjadi



sentra



yang



dibangun/total



jalan



Km /1088,805Km = 4,9%)



pertanian 2. Menambah sarana transportasi



menuju pasar dan akses ke



wilayah yang dibatasi oleh



pusat kota



sungai



2. Terbebasnya Kota Pekanbaru 1. Terbebasnya 38 % wilayah dari Banjir



kota Pekanbaru dari daerah rawan banjir dan genangan. 2. Terbangunnya Pekanbaru



kawasan Waterfront



City



jalan



yang



Menjadi 30% 3. Terpeliharanya



sarana



prasarana ke PU an



dan 1. Penanganan



berkesinambungan naiknya



dengan



kemampuan



penanganan jalan yang rusak dari Rasio kerusakan jalan pertahun (5%) Memelihara talud yang dibangun pertahunnya (0,05% dari total panjang talud)



Profil Masjid Ar-Rahman132



4. Terkelolanya



konservasi 1. Meningkatnya



kemampuan



sungai, danau dan sumber daya



pengelolaan



sungai



dengan



air



Rasio panjang sungai yang dibersihkan dibanding panjang sungai yang melintasi kota dari 0,1



menjadi



tertatanya



0.23



penggunaan



dan air



tanah 2. Meningkatnya akses air perpip aan masyarakat 3. Mingkatnya rasio luas waduk dengan genangan air yang ada (dari 48% menjadi 90%) 5. Menata lingkungan



1. Mengurangi rasio luas kawasan



pemukiman masyarakat



kumuh terencana per luas kaw



menjadi lingkungan yang sehat



asan kumuh



dan asri 6. Menata sistem jaringan jalan



1. Sistem transportasi Kota yang



dan sistem transportasi



dapat mengangkut



perkotaan berpedomankan



penumpang dalam jumlah



tata ruang kota



masal dan mengurangi kemacetan dan tingkat kecelakaan 2. Meningkatkan pelayanan transportasi umum



7. Peningkatan Pelayanan Air Bersih



1. Terbentuknya rencana induk ( masterplan) pengelolaan air mi num Pekanbaru 2. Terlayaninya supply air minum untuk wilayah Pekanbaru Sela



Profil Masjid Ar-Rahman133



TUJUAN



SASARAN tan



8. Pengembangan pelayanan transportasi



1. Meningkatnya sarana dan pras arana tranportasi masal 2. Meningkatnya pengelolaan lalulintas dan perparkiran



9. Menata sumber energi dan aksesibilitas pelayananannya



1. Peningkatan pelayanan kebutuhan Listrik masyarakat pinggiran kota



Misi 4



: Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang ef ektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.



TUJUAN 1. Menata ruang kota yang aman,



SASARAN 1. Tersedianya Rencana Tata



nyaman, produktif, dan



Ruang dan Pedoman Tata



berkelanjutan



Ruang 2. Terwujudnya Penataan Ruang sesuai Rencana Tata Ruang 3. TersedianyalahanPemda dan RTH



2. Terwujudnya kebersihan lingkungan kota melalui peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana



1. Meningkatnya cakupan skala pelayanan penanganan sampah 2. Memperkuat program Reduce, Recyicle dan Reuse (3R)



pengelolaan sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah



Profil Masjid Ar-Rahman134



TUJUAN SASARAN Terciptanya lingkungan kota Meningkatnya kuantitas Terbuka Hijau di wilayah kota Ruang Pekanbaru yang sehat, hijau dan asri 2. Peningkatan kegiatan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 3. Tersedianya RTH dan Taman yang representatif 20% RTH Publik, 10% taman kota yang dimiliki oleh swasta



Misi 5



: Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat denga n meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa dan pemeberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif.



TUJUAN



SASARAN



1. Menata Kelembagaan ekonomi



1. Meningkatnya Jumlah



masyarakat dan memberikan



Koperasi aktif, mandiri,



kemudahan serta pelayanan yang



UMKM dan Usaha ekonomi



baik kepada masyarakat dan



kreatif



dunia usaha



2. Meningkatnya akses permodalan. 3.



Meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja pada kegiatan UMKM



1. Mengembangakan struktur perekonomian daerah melalui



2. Memperkuat fungsi Badan Pelayanan Terpadu



Profil Masjid Ar-Rahman135



TUJUAN



SASARAN



pengembangan investasi, potensi 3. Menyediakan infrastruktur Meningkatnya iklim investasi



dasar di daerah KIT



dan produksi unggulan daerah serta 4. Meningkatnya kinerja dan pengembangan BUMD



profesionalitas dalam pengelolaan BUMD



2. Perlindungan terhadap pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan luar negeri



1. Pengaturan pasar ritail mode rn 2. Meningkatnya kontribusi sek tor perdagangan terhadap PD RB 3. Penataan/penertiban PKL



3. Mengembangkan produktifitas pertanian yang berorientasi agribisnis



1. Meningkatnya kesejahteraan petani 2. Meningkatnya kalitas dan ku antitas produksi peternakan dan perikanan 3. Mempertahankan luas pertan ian 4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas produksi tanaman perkebunan



4. Terbangunnya fasilitas



1. Terciptanya iklim berusaha



perdagangan dan prasarana



dan prasarana perbelanjaan



pariwisata



yang tertib dan aman 2. Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang luas bagi masyarakat 3. Meningkatnya kunjungan wisata



Profil Masjid Ar-Rahman136



TUJUAN



SASARAN 4. Meningkatnya daya saing potensi wisata 5. Meningkatnya sarana dan prasarana pariwisata.



Misi-misi Pembangunan Kota Pekanbaru 2012-2017 telah dijabar kan secara sederhana dalam format diatas dalam rangka terwujudnya Pe kanbaru sebagai Kota Metropolis yang Madani.



BAB V PENUTUP



Profil Masjid Ar-Rahman137



A. Kesimpulan Masjid menjadi pusat peribadatan dan peradaban Islam selama ini dan menjadi tempat berkumpul umat Islam dengan segala latar belakang suku, warna kulit, dan bahasa. Semuanya mempunyai kedudukan yang s ama di dalam masjid. Dari masjidlah pemikiran cemerlang umat Islam be rmula dan di masjid pulalah mereka kembali setelah mereka melakukan perjalanan baik yang berhubungan dengan ekonomi jihad maupun politi k. Masjid Agung Ar-Rahman adalah Masjid yang dibangun oleh Peme rintah Pekanbaru yang juga dibantu oleh Pemerintah Provinsi Riau. Pada mulanya masjid Ar-Rahman berasal dari wakaf yang bernama Bapak Sast ro Pawiro,bangunan masjid terdiri dari lantai dinding papan,tiang kayu d an atap seng dengan luas bangunan 8 x 8 M2. Masjid Ar-Rahman dibangu n pada tahun 1930 - 1935 dan untuk pemeliharaan masjid Ar-Rahman be rikutnya berasal dari infak dan sadaqoh dari jamaah masjid Ar-Rahman. Pada tahun 2004 Pemerintah Kota Pekanbaru membeli dan meng ganti rugi tanah masyarakat disekitar masjid Ar Rahman, luas tanah yang dibeli dan diganti rugi adalah seluas 4700 M2. Pada tahun 2006 Pemerint ah Propinsi Riau merelokasi bangunan masjid Ar-Rahman dengan luas 6 10 M2. Pada tahun 2007 Pemerintah kota Pekanbaru melalui dana APBD menganggarkan pembangunan gedung kantor KPU, MUI dan BAZ Kota Pe kanbaru dengan luas bangunan 1.440 M2 dan selesai dibangun pada bula n desember tahun 2007. Seiring dengan program Pemerintah Kota Pekanbaru Pada Tahun 2014 Masjid agung ar-Rahman di tetapkan sebagai Masjid Paripurna Ting kat Kota Pekanbaru yang berfungsi sebagai masjid pembina dan percont ohan bagi masjid paripurna tingkat kecamatan dan masjid-masjid yang a da di Kota Pekanbaru khususnya. Kepengurusan masjid ditetapkan melal ui Keputusan Walikota nomor 571 Tahun 2014 tentang Pembentukan Ba dan Pengelola Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru Periode 2014-2



Profil Masjid Ar-Rahman138



019. Pembinaan dan Pengembangan Masjid paripurna dilakukan dalam ti ga bidang, yaitu bidang Idarah, Imarah dan Ri’ayah. Dalam Bidang Ibadah Pengurus berusaha semaksimal mungkin m empersiapkan sarana dan prasana dalam rangka memberikan kenyaman an dalam beribadah dengan mempersiapkan daftar-daftar para petugas d alam peribadatan yang dilaksanakan baik itu meliputi Imam tetap lima w aktu dan Imam Rawathib, jadwal-jadwal khatib dan para juru da’wah dal am menyampaikan dakwahnya di masjid Ar-Rahman, serta mempersiapk an jadwal santapan rohani ramadhan, Nuzul Qur’an, khutbah dua hari ra ya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu, sarana dan prasarana yang ad a di Masjid Agung Ar-Rahman antara lain Tempat Wudhu, Kamar Mandi/W C, Genset, Sound System, Penyejuk Udara/AC, Kantor Sekretariat, Mobil A mbulan, Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Tempat Penitipan Sendal, Gudan g, Taman, Parkir, Media Sosial, dan lain-lain. Memakmurkan masjid adalah menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT. Adap un rencana kerja dibidang Imarah Masjid Agung Ar-Rahman adalahBidang P eribadatan, pendidikan da’wah, majelis ta’lim, remaja masjid, kegiatan sosial dan lain sebagainya. Ri’ayah masjid adalah memelihara masjid dari segi bangunan, keinda han dan kebersihan. Dengan adanya pembinaan ri’ayah, masjid sebagai baitul lah (rumah Allah) yang suci dan mulia akan nampak bersih, cerah dan indah, sehingga dapat memberikan daya tarik, rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah di dalamnya. Adapun Program Pemeliharaan, Pengembangan dan Pemberdayaan Sarana Masjid ArRahman adalah perbaikan tempat parkir, taman, toilet/wc, pengecatan gedung , perawatan AC dan pemeliharaan aset masjid lainnya. B. Saran Dengan program pengembangan dan pembinaan Masjid Paripurn a yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru diharapkan agar fung si masjid dapat maksimal dalam pembinaan jema’ah melalui kegiatan Ida Profil Masjid Ar-Rahman139



rah, Imarah dan Ri’ayah Masjid. Adapun tujuan dari program tersebut ag ar adanya percepatan dalam mewujudkan masyarakat Kota pekanbaru y ang madani dan masyarakat yang mencintai masjid serta menjadikan ma sjid sebagai tempat yang nyaman untuk melaksanakan ibadah, pendidika n, ekonomi dan berbagai kegiatan lainnya yang dapat menunjang kehidu pan yang lebih baik. Dengan demikian Pemerintah senantiasa bekerjasa ma dengan masyarakat untuk membangun Kota Pekanbaru menuju Kota Metropolitan yang Madani. Dalam Penulisan Buku ini masih banyak terdapat kesalahan maup un kekurangan-kekurangan, oleh sebab itu, Tim Penulis mengharapkan s aran-saran dan masukan untuk perbaikan demi terciptanya buku yang le bih baik di masa mendatang.



Profil Masjid Ar-Rahman140



DAFTAR PUSTAKA Al Isnawy, Tahmid fi TakhrijalFuru; a’la al Uhsul,Mesir: Mazidah, 1981 Al-Jashash, Abu Bakar, Ahkâm al-Quran, Beirut:Dâr al-Kitâb al-Arabi, t.th. Al-Qurthubiy, Abu Abdillah al-Anshariy, Jami` al-Ahkâm al-Quran., jilid 8 Kairo : Ar al-Kutub al-Arabiy,1981. Al Shabuniy, Rawai’ul Bayan fi Tafsiri Ayat al Ahkam, Beirut, Binayah Kalyu Bat ara. 1997 Amir Syarifuffin, UshulFiqh, Yakarta: Logos, Jilid 2. 1999 Departemen Agama RI, al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Bumi Restu, 197 7 Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ickhtiar Baru Van Hoeve, 1994 Ismail SM, Signifikansi Peran Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat mada ni. Dalam Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisa si dan Masyarakat Madani, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Keputusan Walikota Pekanbaru Tahun 2009 Tentang Susunan Kepengurusan Mas jid Ar-Rahman Kota Pekanbaru Periode 2009-2014 Keputusan Walikota Pekanbaru nomor 571 Tahun 2014 tentang Pembentukan Ba dan Pengelola Masjid Agung Ar-Rahman Kota Pekanbaru Periode 2014-2 019 Luthfi Hamid, Dakwah Menuju Masjid Paripurna, Yogjakarta: Ides Press, 2011. PeraturanBersamaMenteri Agama danMenteriDalamNegeroNomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentangPedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala D aerah dalamPemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan For um Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 69 Tahun 2014 tentang Pembentukan Masji d Paripurna dan Badan Pengelola Masjid Paripurna Kota Pekanbaru.



Thoha Hamim, Islam dan Civil society, Masyarakat madani: Tinjauan tentang Pri nsip Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance, dalam Ismail SM



Profil Masjid Ar-Rahman141



dan Abdullah Mukti,Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Ma dani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000



Profil Masjid Ar-Rahman142