Profil Odtw Kawasan Pariwisata Ciwidey (Metode Rtis) PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROFIL ODTW KAWASAN PARIWISATA CIWIDEY (METODE RTIS) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio 5 Perencanaan Pariwisata Tahun Akademik 2019/2020



Disusun Oleh: Asep Bunyamin Febi Febrina M. A’Alim Amarullah Kencana Dhira M. Reyhan Yolla Yuanditra



10070316024 10070316045 10070316065 10070316081 10070316089 10070316095



PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2019 M/1441 H



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk masa depan



yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Kegiatan perencanaan biasanya terdiri atas beberapa tahapan yang dilihat dari berbagai kemampuan daya dukung serta daya tampung sumber daya yang ada didaerah sekitar studi yang akan direncanakan. Tujuan dari sebuah perencanaan adalah untuk mengalokasikan dan memaksimalkan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang ada di kawasan studi agar lebih baik dan lebih dapat dioptimalkan dengan baik.



Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al- Hasyr 18) Menurut Q.S Al-Hasyr 18,



dalam setiap perbuatan manusia harus



memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan rencana dalam setiap aktivitas dikehidupan manusia. Perencanaan bagi setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing yang disebabkan oleh kepentingan dan masalah yang terjadi. Meskipun demikian, perencanaan mempunyai unsur yang sama yaitu perencanaan merupakan kegiatan merumuskan keinginan dan cita-cita yang lebih baik atau lebih berkembang di masa yang akan datang (Djoko Sujarto, Beberapa Aspek Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB, 1991). Dalam sebuah rencana tentunya memiliki ruang lingkup yang diantaranya adalah lingkup substansif dan lingkup teritorial. Lingkup substansif terdiri dari perencanaan sosial, ekonomi dan fisik. Sedangkan lingkup teritorial terdiri dari wilayah, daerah dan kawasan. Adapun hakikat dari perencanaan suatu wilayah



adalah merubah sebuah lingkungan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu setiap aspek yang dapat menunjang dalam sebuah perencanaan harus dipertimbangkan sesuai dengan karakteristik wilayah tertentu sehingga hasil dari sebuah perencanaan akan berkembang secara optimal. Kabupaten Bandung merupakan salah satu wilayah yang memiliki pariwisata alam yang cukup melimpah . Wisata alam merupakan wisata unggulan Kabupaten Bandung khsususnya di Kawasan Pariwisata Ciwidey . Jumlah wisatawan di Kawasan Pariwisata Ciwidey pada tahun 2017 mencapai 2,6 juta orang dan pada tahun 2018 mencapai 3 ,2 juta orang sehingga diperkirakan akan terus mengalami kenaikan atau pertambahan jumlah ODTW dikarenakan sangat berpotensi menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dengan banyaknya ragam ODTW yang ada di Kawasan Pariwisata Ciwidey maka perlu adanya perencanaan agar pariwisata tersebut dapat lebih berkembang dan dapat dikenal oleh masyarakat banyak . Maka dari itu pada tahap awal diperlukan kegiatan survey pendahuluan untuk mengetahui dan memahami ketersediaan dan keterlibatan komponen destinasi wisata 5 pilar Atraksi , Amenitas , Aksesibilitas , Ancillary dan Community Involvment ) sehingga dapat dilakukan perencanaan dengan menggunakan metode Regional Tourism Inovation System agar terciptanya inovasi baru dalam pengembangan pariwisata di kawasan pariwisata Ciwidey.



1.2



Tujuan dan Sasaran Sesuai dengan kurikulum, tujuan mata kuliah Studio 5 Kelompok Keahlian



Pariwisata untuk perencanaan tata ruang suatu wilayah ini khususnya dalam lingkup pariwisata adalah agar mahasiswa mampu dan mengetahui langkah-langkah melakukan kegiatan survey, kompilasi data, analisis dan rencana dengan baik dan benar. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan dalam Mata Kuliah Studio 5 Kelompok Keahlian Pariwisata; 2) Melakukan survey penjajagan (pra rencana survey/PRS); 3) Menyusun rencana kegiatan survey definitif lengkap dengan seperangkat check list data yang dibutuhkan dan alat-alat pengumpulan data; 4) Melakukan kegiatan survey data (sekunder dan primer) di lapangan;



5) Melakukan pengolahan data, membangun basis data (data dasar) ; dan 6) Melakukan Proses Analisis, sebagai dasar pertimbangan penyusunan rencana; 7) Melakukan Penyusunan Rencana, membangun arah rencana pengembangan suatu wilayah 8) Mempresentasikan hasil seluruh kegiatan Studio Proses Survey dan Kompilasi Data, analisis, dan penyusunan rencana dalam bentuk Seminar/Pembahasan secara internal di dalam kelas



1.3



Ruang Lingkup



1.3.1



Ruang Lingkup Wilayah



Ruang lingkup wilayah dibagi menjadi dua yaitu wilayah makro dan wilayah mikro. Di dalam ruang lingkup wilayah makro membahas mengenai batasan-batasan wilayah studi di Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pasir Jambu dan Kecamatan Rancabali adapaun ruang lingkup mikro membahas mengenai batasan-batasan lokasi yang meliputi 12 ODTW yang ada di tiga kecamatan tersebut.



1.3.1.1 Ruang Lingkup Wilayah Makro Ruang lingkup wilayah makro lokasi studi ini yaitu 3 kecamatan yang menjadi wilayah kajian yang berada di kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Ciwidey, dan Kecamatan Rancabali. Secara astronomis Kawasan pariwisata Ciwidey terletak pada 107o 15’ 0” Bujur Timur (BT) – 107o 31’ 9” Bujur Timur (BT) dan 7o 3’ 0”Lintang Selatan (LS) – 7o 15’ 3” Lintang Selatan (LS). Batas-batas wilayah dari wilayah makro tersebut adalah sebagai berikut: • Sebelah Utara



: Kecamatan Soreang dan Kabupaten Bandung



• Sebelah Selatan



: Kabupaten Cianjur



• Sebelah Timur



: Kecamatan Cimaung dan Kecamatan Cangkuang



• Sebelah Barat



: Kabupaten Cianjur



Untuk lebih jelasnya mengenai orientasi wilayah studi dan batas administrasi Ruang lingkup wilayah makro dapat dilihat pada Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Rancabali, dan Kecamatan Pasirjambu.



Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali dan Ciwidey memiliki luas sebesar 231,94 Km2, 142,48 Km2 dan 52,03 Km2 yang terletak di bagian selatan Kabupaten Bandung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur. Kecamatan Ciwidey dan Rancabali merupakan daerah dataran tinggi yang berada di kaki gunung Patuha yang memanjang dari Barat ke timur. Secara administrasi Kecamatan Rancabali Ciwideyterbagi atas masing -masing 5 dan 7 desa Untuk lebih jelasnya pembagian desa berdasarkan kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Daftar Nama Desa Di Kecamatan Rancabali, Pasir Jambu dan Ciwidey No.



Kecamatan



Desa



1.



Alamendah



2.



Cipelah



3.



Rancabali



Indragiri



4.



Patengan



5.



Patengan



6.



Ciwidey



7.



Lebakmuncang



8.



Nengkelan



9.



Ciwidey



Panyocokan



10.



Panundaan



11.



Rawabogo



12.



Sukawening



13.



Pasirjambu



14.



Cikoneng Pasirjambu



15.



Cukanggenteng



16.



Cibodas



No.



Kecamatan



Desa



17.



Mekarmaju



18.



Margamulya



19.



Cisondari



20.



Mekarsari



21.



Sugihmukti



22.



Tenjolaya Jumlah



12



Sumber: BPS Kabupaten Bandung, 2019.



1.3.1.2 Ruang Lingkup Wilayah Mikro Ruang Lingkup Wilayah Mikro yaitu meliputi 12 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang tersebar di 3 Kecamatan pada ruang lingkup wilayah makro yang meliputi:  Kecamatan Pasirjambu



: D’riam dan Curug Cipanji



 Kecamatan Ciwidey



: Gunung Padang dan Kopi Luwak



 Kecamatan Rancabali



: Cimanggu, Situ Patengan, Kawah Putih, Kawah Rengganis, Ciwalini, Ranca Upas, Puncling, Kampung Strawberry



Untuk lebih jelasnya mengenai orientasi wilayah studi dan batas administrasi Ruang lingkup wilayah mikro dapat dilihat pada Gambar 1.2 Peta Ruang Lingkup Mikro Kawasan Pariwisata Ciwidey



BAB II KEBIJAKAN 2.1



Kebijakan dan regulasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No 50 Tahun 2011 tentang



Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025



Ciwidey termasuk



kedalam Destinasi Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat DPN adalah Destinasi Pariwisata yang berskala nasional. Bandung-Ciwidey merupakan bagian dari KSPN, yang dihubungkan oleh jalan nasional. Ciwidey termasuk kedalam Pengembangan Citra Pariwisata, “citra pariwisata nasional” adalah pencitraan pariwisata yang berbasiskan pada pencitraan Indonesia sebagai negara (contoh : Wonderful Indonesia). Arah kebijakan pengembangan citra pariwisata meliputi: a. peningkatan dan pemantapan citra pariwisata Indonesia secara berkelanjutan baik citra pariwisata nasional maupun citra pariwisata destinasi; dan b. peningkatan citra pariwisata Indonesia sebagai Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, dan berdaya saing. Posisi KSPN Ciwidey yang letaknya berdekatan dengan PPK Kota Bandung diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada kegiatan pariwisata. Keberadaan Bandara Husein Sastranegara sebagai salah satu akses wisatawan domestik baik mancanegara yang dilanjutkan menggunakan Jalan Tol Soroja apabila menggunakan kendaraan pribadi, dan apabila menggunakan transportasi umum bisa diakses dengan menggunakan angkot di Terminal Leuwipanjang. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa PPK Kota Bandung sebagai pintu gerbang menuju KSPN Ciwidey, dan berperan penting dalam pengembangan pariwisata di KSPN Ciwidey. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2025 bahwa Ciwidey termasuk kedalam rencana Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi untuk Kawasan Pariwisata Alam Bandung Selatan-Garut dengan daya tarik wisata primer meliputi Kawah Putih, Ranca Upas, Situ Patengan.



PERARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH TAHUN 2018-2025



Tabel 2.1 Kebijakan dan Regulasi Kebijakan Kabupaten Bandung merupakan Destinasi Pariwisata Daerah Kabupaten atau disebut DPD meliputi: a. Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten atau disebut KPPD b. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Kabupaten atau disebut KSPD DPD mempunyai pusat yang berfungsi : a. pintu masuk utama; b. pusat pelayanan pariwisata; c. pusat informasi terpadu; dan d. penyebar pergerakan Wisatawan ke KPPD dan KSPD DPD meliputi : DPD Pacira dengan pusat DPD Kecamatan Ciwidey KSPD di Ciwidey yaitu KSPD Agrowisata dan Desa Wisata Ciwidey; KSPD Wisata Alam Tirta Situ Patenggang; KSPD Agrowisata Rancabali; Rencana Pembangunan KSPD Yang termasuk KSPD Agrowisata dan Desa Wisata Ciwidey Agrowisata dan Desa Wisata sebagai berikut : Ciwidey adalah: a. Daya a. tema pengembangan produk Tarik Wisata Unggulan pariwisata adalah Agroekowisata meliputi : 1. Kawah Putih; 2. Edukatif Budaya dan Sejarah; dan Ranca Upas; 3. Desa Wisata b. sasaran pengembangan berupa Rawabogo; 4. Desa Wisata penerapan konsep pengembangan Lebakmuncang ; dan 5. kawasan Agroekowisata berbasis Kebun Taman Obat " Sari atraksi Alam Budaya dan Sejarah Alam" dengan mempertahankan kualitas b. Daya Tarik Wisata lingkungan ekologi Pendukung meliputi : 1. Gunung Padang; 2. Klinik Tanaman Obat (KTO); 3. Kolam Renang Valley Ciwidey; 4. Makam Kramat Kabuyutan; 5. Makam Pakemitan Kaduagung; 6. Makom Eyang Sang Adipati Kertamanah Pasarean; dan 7. Taman Sari Alam. Rencana Pembangunan KSPD Wisata Yang termasuk KSPD Wisata Alam Tirta Situ Patenggang sebagai Alam Tirta Situ Patenggang berikut : adalah: a. tema pengembangan produk a. Daya Tarik Wisata pariwisata adalah Agro-ekowisata tirta Unggulan meliputi : 1. Situ rekreatif; dan Patenggang; 2. Air Panas b. sasaran pengembangan berupa Cimanggu; 3. Strawberry 62; penerapan konsep pengembangan dan 4. Air Panas Walini



kawasan Agro-ekowisata berbasis atraksi wisata air dan rekreasi buatan dengan tetap mempertahankan kualitas lingkungan ekologi.



b. Daya Tarik Wisata Pendukung meliputi : 1. Kawah Cibuni; 2. Curug Cisabuk; 3. Indri Stroberi; 4. Lais Ruat Bumi; 5. Pak Ale Strawberry; 6. Petik Stroberi Mr. Dede; 7. Petik Stroberi Teh Oneng; 8. Pondok Stroberi; 9. Batu Cinta; 10. Regar Orchid; 11. Sinar Asih Petik Stroberi; dan 12. Situs Nusalarang (Pulau Asmara) Yang termasuk KSPD Agrowisata Rancabali adalah: a. Daya Tarik Wisata Unggulan meliputi : 1. Kawah Putih; 2. Air Panas Cimanggu; 3. Perkebunan Rancabali Ciwidey; dan 4. Ranca Upas



Rencana Pembangunan KSPD AgroGeowisata Panas Bumi Kawah Putih sebagai berikut : a. tema pengembangan produk pariwisata adalah Agro-Geowisata Panas Bumi Kawah Putih; dan b. sasaran pengembangan berupa penerapan konsep pengembangan kawasan rekreasi wisata alam dan agrowisata rekreatif berbasis industri Daya Tarik Wisata agro dengan tetap mempertahankan b. Pendukung meliputi : 1. Air kualitas lingkungan ekologi. Terjun Cipanji; 2. Bale Bambu; 3. Glamping Lake Side; 4. Cimanggu; 5. Curug Tilu; 6. Fragaria Strawberry; 7. Gambung; 8. Green Hill Park; 9. Kawah Cibuni; 10. Kawah Rengganis; 11. Kin Strawberry; 12. Kindy Strawberry; 13. Makam Kabuyutan; 14. Mandala Wisata; 15. Petik Strawberry Raffa; 16. Petik Stroberi Family; dan 17. Situ Lembang Sumber: PERDA Kabupaten Bandung tentang RIPPDA dan RTRW



PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG



Tabel 2.1 Kebijakan dan Regulasi Kebijakan Cakupan pelayanan pusat kegiatan ditetapkan sesuai pembagian WP, meliputi: a. WP Soreang – Kutawaringin – Katapang dengan pusat PKL Soreang-Kutawaringin-Katapang terdiri dari :



NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TAHUN 2016 – 2036



1. PPK Ciwidey; 2. PPK Pasirjambu; dan 3. PPL Rancabali. Kawasan hutan lindung berada di : a. Kecamatan Rancabali; b. Kecamatan Pasirjambu; c. Kecamatan Ciwidey; Taman wisata alam berupa : a. Taman Wisata Alam Telaga Patengan di Kecamatan Rancabali; b. Taman Wisata Alam Cimanggu di Kecamatan Rancabali Kawasan cagar budaya yang terdiri dari pelestarian benda sejarah, situs dan kampung adat yang ada di : Kecamatan Pasirjambu; Kawasan wisata alam meliputi : a. Gunung Patuha/Kawah Putih; b. Ranca Upas; c. Cimanggu; d. Walini; e. Situ Patengan; f. Kawah Cibuni; g. Cibolang; j. Punceling; Kawasan pariwisata budaya meliputi : a. Gunung Padang di Kecamatan Ciwidey; b. Sentra Kerajinan di Kecamatan Pasirjambu; Agrowisata Strawberry, yang terdapat di : 1. Kecamatan Pasirjambu; 2. Kecamatan Rancabali; 3. Kecamatan Ciwidey; 4. Kecamatan Pacet; 5. Kecamatan Arjasari; 6. Kecamatan Pangalengan; 7. Kecamatan Ibun; dan 8. Kecamatan Paseh. Kawasan pariwisata Agrowisata The agro 1. Kertamanah; 2. Malabar, Kecamatan Pangalengan; 3. Rancabali, Kecamatan Rancabali; dan 4. Gambung, Kecamatan Pasirjambu. Agrowisata Sayuran, yang terdapat di : 1. Kecamatan Pasirjambu; 2. Kecamatan Rancabali; 3. Kecamatan Ciwidey; 4. Kecamatan Pacet;



5. Kecamatan Kertasari; 6. Kecamatan Arjasari; dan 7. Kecamatan Pangalengan. Agrowisata Herbal, yang terdapat di : 1. Kecamatan Rancabali; 2. Kecamatan Pasirjambu; dan 3. Kecamatan Ciwidey. Sumber: PERDA Kabupaten Bandung tentang RIPPDA dan RTRW



2.2 2.2.1



Kajian Teori Perencanaan Pariwisata Perencanaan



pariwisata



mengaplikasikan



konsep-konsep



dasar



perencanaan pada umumnya dengan penyesuaian terhadap karakteristik sistem pariwisata, untuk mencapai tujuan pembangunan pariwisata (Inskeep, 1991).



Gambar 2.1 Perencanaan



Objek dan daya tarik wisata umumnya terdiri atas hayati dan non hayati dimana masing-masing memerlukan pengelolaan sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata harus memperhitungkan berbagai sumber daya wisata secara berdaya guna agar tercapainya sasaran yang diinginkan. Pariwisata dapat memberikan pengaruh berupa manfaat atau kontribusi terhadap suatu wilayah atau destinasi pariwisata. Manfaat tersebut dapat berupa; penerimaan dari penjualan produk wisata, pendapatan masyarakat, peluang pekerjaan, dan penerimaan pemerintah dari pajak dan retribusi (Frechtling, 1987). Ketika pariwisata mulai dikembangkan, pertimbangan awal yang menjadi perhatian utama adalah memastikan bahwa pariwisata tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal (Sherman dan Dixon, 1991).



2.2.2



Regional Tourism Innovation System Regional Tourism Innovation System merupakan konsep pengembangan



pariwisata yang melibatkan banyak pelaku seperti masyarakat, komunitas dan pemerintah. Keterlibatan masyarakat sangat penting karena pendapat, inovasi dari



masyarakat dapat membawa komunitas dan bisnis local ke dalam proses inovasi pariwisata. Melibatkan masyarakat dalam pengembangan pariwisata masuk kedalam kerangka model Social Innovation dan ini harus tertanam secara kelembagaan dan spasial karena muncul sesuai dengan komunitas local, norma dan lembaga (Brand, 2015). Semakin banyaknya penelitian yang dilakukan maka wawasan menjadi penting untuk menjadi dasar inovasi dalam bisnis pariwisata, mulai dari hotel dan atraksi wisata. Inovasi bertujuan agar objek pariwisata memiliki daya saing dalam penerapannya. Menurut Asheim dan Coenen bahwa Konsep Regional Innovation System adalah metode pendekatan sistematik untuk difusi inovasi pada skala regional. Metode pendekatan ini digunakan dalam menganalisis profil dan lintasan inovatif yang sangat kompleks dan beragam serta diadopsi sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk memandu implementasi strategi kebijakan dalam konteks regional (Weidenfeld & Hall, 2014). Regional Innovation System (RIS) ini mengutamakan interaksi dalam pendekatannya, ketika interaksi tumbuh maka cenderung menjadi terbentuk hubungan-hubungan antar actor.



Gambar 2.2 Konsep RTIS Sumber: Brandao Costa, 20



Ketika Regional Innovation System (RIS) digunakan dalam konteks pariwisata maka hubungan actor menjadu sangat erat, mulai dari hubungan dengan pelanggan sampai ke tata kelola. Sesuai dengan nama dari konsep yaitu adanya inovasi yang harus diberikan pada wisata yang ada. Inovasi didapatkan dari adanya interaksi, hubungan antar actor yang saling bertukar ide/pikiran. Inovasi yang dilakukan tentunya juga mengacu pada kebudayaan local dimana proses aktif kontruksi kreatif dari sebuah inovasi sesuai dengan aturan, norma kebudayaan dan kondisi di tempat/sekitar wisata.



Dari adanya interaksi antar actor dengan menganalisis kondisi wisata mulai dari aturan hingga kondisi dari wisatanya sendiri, akan muncul kebijakan yang berkaitan dengan lokasi wisata. Kebijakan mengenai inovasi ini akan mendorong



kegiatan



terkait



inovasi



dengan



membantu/meningkatkan



hubungan antar actor seperti masyarakat local, lembaga pengelola dan actor lainnya yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata. Menurut Sundbo et al (2007) bahwa Tourism Innovation System ditetapkan sebagai bagian dan aspek dari struktur ekonomi dan pengaturan kelembagaan yang mempengaruhi pembelajaran dan inovasi di perusahaan pariwisata (Weidenfeld & Hall, 2014).



RTIS terdiri dari serangkaian actor



(organisai, lembaga) dan kontribusi dari masyarakat terhadap keberhasilan pariwisata di suatu wilayah. Jaringan dan kolaborasi antar actor menjadi sangat penting karena dengan adanya interaksi antar actor akan terciptanya ide-ide baru yang akan menjadi produk atau layanan baru di dalam daya tarik wisata. Hubungan yang berpotensi saling menguntungkan dan sinergis ini didukung oleh layanan tambahan dan aktor eksternal (seperti lembaga pendidikan) dan dipengaruhi oleh lingkungan makro lokal (yaitu karakteristik politik, teknologi, sosial, dan historis) dalam wilayah yang sama, dan dapat menyebabkan inovasi dalam hal produk dan layanan untuk wisatawan dan konsumen lainnya (Guia et al., 2006; Hjalager et al., 2008; Hjalager, 2010; Williams dan Shaw, 2011)



Di satu sisi, transfer pengetahuan dan kegiatan inovatif dalam pariwisata cenderung terkait erat dengan pengetahuan lokal dalam hal budaya, lanskap, dan sumber daya alam dan dengan interaksi antara aktor serta jaringan dan jaringan yang didasarkan pada sosial dan kedekatan spasial antar aktor. Gambar 2.3 Peta Pola Ruang



BAB III DATA LAPANGAN 3.1 3.1.1



Kajian Eksternal



Fisik Dasar Keberadaan Kawasan Pariwisata Ciwidey yang terletak di kawasan pegunungan didominasi oleh bentukan lahan lereng dan perbukitan dengan ketinggian 700 – 1500 mdpl membuat penyelenggaraan kegiatan pariwisata harus dibekali dengan pengetahuan mengenai karakteristik wilayahnya. a. Guna Lahan Secara guna lahan, kawasan pariwisata ciwidey yang terletak di 3 kecamatan memiliki karakteristik yang berbeda di tiap-tiap kecamatan. Di Kecamatan Ciwidey yang memiliki jumlah penduduk paling banyak dibandung 2 kecamatan yang lain, memiliki guna lahan yang didominasi oleh lahan perkebunan dan sawah tadah hujan, hal ini di karenakan mayoritas penduduk kecamatan ciwidey yang bermata pencaharian sebagai petani. Berbeda dengan Kecamatan Pasirjambu yang guna lahannya didominasi oleh hutan, hal ini dikarenakan medan yang terjal serta keberadaan hutan lindung dan cagar alam sebagai konservasi lingkungan. Sedangkan kecamatan Rancabali memiliki karakteristik guna lahan yang didominasi oleh kebun dan hutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta dan tabel berikut : Tabel 3.1 Karakteristik Guna Lahan Kawasan Pariwisata Ciwidey Kecamatan Guna Lahan Luas (Ha) % Tanah Ladang/Tegalan 183,68 3,53 Hutan 627,23 12,05 Sawah Irigasi 579,79 11,14 Kebun 1964,44 37,75 Ciwidey Gedung 0,54 0,01 Belukar/Semak 310,19 5,96 Sawah Tadah Hujan 1090,64 20,96 Pemukiman 446,63 8,58 Jumlah 5203,14 100 Tanah Ladang/Tegalan 1449,98 6,25 Rumput 12,02 0,05 Air Tawar 6,44 0,03 Sawah Irigasi 31,06 0,13 Sawah Tadah Hujan 1574,53 6,79 Pasirjambu Gedung 0,53 0,00 Hutan 11387,05 49,10 Belukar/Semak 2310,93 9,96 Pemukiman 373,36 1,61 Kebun 6047,29 26,07 Jumlah 23193,19 100 Tanah Ladang/Tegalan 454,49 3,19 Rancabali Air Tawar 68,92 0,48



Hutan Sawah Tadah Hujan Belukar/Semak Gedung Rumput Kebun Pemukiman Jumlah



4423,38 457,64 2450,53 2,66 4,10 6037,91 349,12 14248,75



31,04 3,21 17,20 0,02 0,03 42,38 2,45 100



Sumber : RTRW Kabupaten Bandung 2016 - 2036



Kondisi Guna Lahan ini sangat berimplikasi terhadap penyelenggaraan pariwisata, dimana dalam menyelenggarakan pariwisata di Kawasan Pariwisata Ciwidey tentunya harus memperhatikan Kelestarian Lingkungan dan keseimbangan alam, agar keberadaan Objek Daya Tarik Wisata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelestarian lingkungan. b. Kebencanaan Kawasan Pariwisata Ciwidey dengan karakteristik lereng dan pegunungan serta terdapatnya gunung Patuha yang merupakan Gunung Api aktif tentunya berdampak pada karakteristik kawasan yang rentan terhadap bencana baik itu gerakan tanah maupun letusan gunung api. Berikut dapat dilihat melalui peta daerah mana saja yang memiliki potensi terkena dampak bencana tersebut : Tabel 3.2 Karakteristik Potensi Kebencanaan Kawasan Pariwisata Ciwidey Kecamatan



Potensi Bencana



Potensi Rendah Rawan Gerakan Tanah Rawan Lintasan Lahar Potensi Rendah Pasirjambu Rawan Gerakan Tanah Rawan Lintasan Lahar Potensi Rendah Rancabali Rawan Gerakan Tanah Rawan Lintasan Lahar Sumber : BPBD Kabupaten Bandung Ciwidey



Luas (Ha) 1305,903 3879,928 355,145 18105,33 4009,402 1387,366 12947,82 306,682 1132,872



Dari tabel berikut dapat dilihat luasan daerah terdampak bencana, dimana kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Pasirjambu memili daerah dengan potensi longsor terluas, hal ini dikarenakan kedua kecamatan ini memiliki tingkat kelerengan yang cukup terjal. Adapun daerah dengan potensi lintasan lahar terdapat di 3 kecamatan yang dilalui oleh daerah tangkapan air dari gunung patuha.



3.1.2



Kependudukan Penduduk Kawasan Pariwisata Ciwidey semakin tahun semakin mengalami pertumbuhan, dari 3 kecamatan, kecamatan Pasirjambu menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kawasan Pariwisata Ciwidey, disusul dengan Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kawasan Pariwisata Ciwidey



No



Kecamatan



1 2 3



Pasirjambu Ciwidey Rancabali



2015 85.294 77.675 50.671



Penduduk 2016 2017 86.649 87.932 78.854 79.974 51.407 52.072



2018 89.364 81.277 52.921



Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2019



Jumlah Penduduk ini akan berimplikasi pada pemenuhan kebutuhan pelaku jasa pariwisata di Kawasan Pariwisata Ciwidey. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk maka support terhadap kegiatan pariwisata akan dapat ditingkatkan, selain itu besaran jumlah penduduk pun akan berpengaruh terhadap beban yang ditanggung daerah.



Gambar 3.3 Pertumbuhan Penduduk Kawasan Pariwisata Ciwidey Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2019



Penduduk Kawasan Pariwisata Ciwidey didominasi oleh penduduk dengan usia produktif 15 – 64 tahun dengan prosentase mencapai 64% disusul penduduk dengan usia 0 – 14 tahun sebesar 30% dan penduduk usia diatas 65 tahun sebesar 6%. Hal ini menunjukkan tingginya potensi dukungan penduduk usia produktif untuk mendukung sektor pariwisata.



Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Kawasan Pariwisata Ciwidey Menurut Kelompok Usia



No



Kecamatan



1 2 3



Pasirjambu Ciwidey Rancabali



Kelompok Usia 0 - 14 15 - 64 65+ 13.640 27.694 2.493 11.935 25.678 2.601 8.105 16.898 1.453



Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2019



Gambar 3.4 Penduduk Kawasan Pariwisata Ciwidey Menurut Kelompok Usia Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2019



3.1.3



Ekonomi Sektor Pariwisata nampaknya belum terlau menjadi sektor unggulan di Kabupaten Bandung, hal ini dapat dilihat berdasarkan data PDRB dimana kontribusi terbesar di Kabupaten Bandung masih didominasi oleh kegiatan Industri pengolahan dengan prosentase sebesar 52% dibanding kegiatan lainnya. Tabel 3.5 PDRB Kabupaten Bandung No 1 2 3 4 5 6



Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi



PDRB (Juta Rupiah) 2014



2015



2016



2017



2018



6.096.792



6.809.055



7.552.775



8.180.369



8.872.311



1.760.364



1.867.979



2.064.736



2.190.035



2.432.718



39.626.795



44.661.210



49.472.413



53.410.544



58.933.669



77.753



95.365



112.331



132.911



131.934



22.955



24.871



28.823



34.434



39.624



4.529.722



4.962.557



5.442.232



6.289.851



7.175.985



No



7 8 9 10 11



PDRB (Juta Rupiah)



Lapangan Usaha



2014



Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi



2015



2016



2017



2018



10.978.604



11.865.694



12.805.363



13.878.206



15.038.236



2.733.986



3.367.495



3.670.967



3.997.832



4.236.273



1.844.750



2.084.038



2.263.915



2.504.800



2.766.078



1.043.808



1.208.235



1.383.095



1.579.868



1.723.221



492.467



568.499



649.279



706.114



777.629



12



Real Estate



827.349



920.298



1.013.292



1.135.598



1.273.920



13



Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial



316.833



361.052



401.390



442.542



298.896



1.739.681



1.987.417



2.126.429



2.272.246



2.439.240



2.224.270



2.533.635



2.741.260



3.125.707



3.561.841



550.480



651.253



726.419



837.261



926.484



1.507.031



1.650.964



1.880.047



2.147.281



237.331



67.856.903 76.373.668 PDRB Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2019



94.334.764



102.865.597



113.185.388



14 15



Jasa Pendidikan



16



Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial



17



Jasa Lainnya



Sektor Pariwisata di Kabupaten Bandung meskipun sudah diunggulkan ternyata masih berkontribusi rendah dibanding sektor lainnya, hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata yang ramah lingkungan perlu didorong lebih keras untuk berkontribusi lebih terhadap PDRB Kabupaten Bandung.



Gambar 3.5 Kontribusi PDRB Kabupaten Bandung Menurut Lapangan Usaha Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2019



3.2



Karakteristik Wisatawan a. Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Usia



7%



13 - 25



42%



26 - 38 39 - 52



51%



Gambar 3.6 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Usia Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Menurut grafik diatas, wisatawan yang mengunjungi ODTW di Kawasan Pariwisata Ciwidey di dominasi oleh usia 26-38 tahun karena usia tersebut tergolong sebagai usia produktif. b. Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan



Pelajar 19%



22%



Wiraswasta IRT PNS



15% 19%



Tenaga Pengajar TNI



11% 7% 7%



Lain-lain



Gambar 3.7 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Menurut grafik diatas, wisatawan yang mengunjungi ODTW di Kawasan Pariwisata Ciwidey di dominasi oleh wisatawan yang memiliki pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa . Hal itu disebabkan karena keinginan para pelajar dan mahasiswa untuk berwisata lebih banyak serta di dorong oleh rasa penasaran terhadap ODTW di Kawasan Pariwisata Ciwidey c. Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Hasil Kuesioner



Gambar 3.8 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Tujuan Wisata Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Tujuan wisatawan melakukan wisata terbanyak yaitu untuk mengeksplore tempat baru sebab di Kawasan Ciwidey ini banyak jenis wisata nya dengan persentase 50%. Wisata alam, wisata tirta merupakan wisata yang memiliki peminat kunjungan wisata yang terbanyak seperti di Kawah Putih,kawah rengganis, pemandian ciwalini, cimanggu dan objek wisata yang lainnya.adapun persentase yang lainnya yaitu objek wisata minat khusus yaitu wisata budaya religi yang terdapat di Gunung Nagara Padang untuk ziarah ke beberapa situs yang memiliki nilai sejarah dan kekuatan serta untuk bersemedi dan berdoa untuk mendapatkan sesuatu.



Gambar 3.9 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Intensitas Wisata Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Waktu wisatawan melakukan kegiatan wisata 90% tidak menentu karena wisatawan mencari waktu yang tepat ketika mereka akan berwisata. 3 responden di Ciwalini mengatakan datang ke Ciwalini setiap sebulan sekali untuk meghilangkan stress dengan berendam di air panas dan menikmati alam di Ciwidey.



Gambar 3.10 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Waktu Kunjungan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Wisatawan biasa melakukan kegiatan wisata pada waktu Weekday/hari biasa karena wisatawan punya waktu pada saat Weekday dan untuk melakukan wisata pun tidak ditentukan waktunya. Sebesar 37% mengatakan biasanya melakukan kegiatan wisata pada waktu Weekend karena biasanya memiliki waktu senggang pada Weekend.



Gambar 3.11 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jumlah Kunjungan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Sebanyak 14 responden di Kawah Rengganis, Kawah Putih dan Punceling Pass melakukan wisata ke ODTW di Ciwidey baru pertama kali karena baru mengetahui wisata tersebut dari keluarga/teman bahwa ODTW tersebut menarik. Sebanyak 15 responden sudah melakukan kunjungan wisata lebih dari 3 kali karena ODTW yang dikunjungi menarik, nyaman seperti Kawah rengganis, Punceling, Ciwalini,Gunung Padang.



Gambar 3.12 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Lama Kunjungan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Sebanyak 83% responden melakukan kunjungan wisata 1-2 jam karena wisatawan hanya menghabiskan waktu di satu ODTW saja. Sebanyak 17% responden melakukan kunjungan wisata dengan menginap di Ciwidey sehingga banyak waktu untuk mengunjungi ODTW yang lain



Gambar 3.13 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi ODTW Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Wisatawan mengetahui informasi ODTW seperti Kawah Rengganis dan Punceling dari Sosial media. Dan sebanyak 87% responden mendapatkan informasi mengenai ODTW Ciwidey dari keluarga/teman.



Gambar 3.14 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis ODTW yang dikunjungi Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Sebanyak 67% responden menjawab mengunjungi wisata alam yang ada di Ciwidey karena wisatawan mencari tempat/lokasi yang tidak biasa wisatawan datangi. Wisatawan memilih mengunjungi wisata alam untuk melepaskan penat dari pekerjaan dan kemacetan kota. Sebanyak 33% responden mengunjungi



wisata sejarah/budaya karena ingin mendapat wawasan baru atau melakukan ziarah seperti di Gunung Padang dan Kawah Rengganis.



Gambar 3.15 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Partner Kunjungan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Sebanyak 56% responden datang mengunjungi ODTW Ciwidey dengan teman karena teman memiliki waktu senggang yang sama sehingga dapat mengunjungi ODTW bersama-sama. Sebanyak 37% mengunjungi ODTW dengan keluarga



Gambar 3.16 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Moda Transportasi Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Sebanyak 30 responden dari 12 ODTW pada hari biasa/Weekday menggunakan kendaraan pribadi sebagai moda transportasi menuju lokasi wisata, baik motor ataupun mobil karena lebih mudah dan bebas dalam penggunaanya.



Gambar 3.17 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Kemudahan Aksesibilitas Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dalam mengakses menuju beberapa objek wisata secara keseluruhan responden ada yang sulit dan ada yang mudah. Persentasi akses yang mudah sebesar 48% dilihat juga dari lokasinya yang berada dipinggir jalan raya sehingga memberikan kemudahan dalam mengaksesnya dan juga dengan pertimbangan objek wisata dengan pemeliharaan aksesibilitas yang memadai seperti milik D’Riam, Kampoeng stroberi dan yang lainnya, kemudian persentasi yang sulit sebesar 44% hal ini sebab kurangnya pemeliharaan jalan dari titik tempat parkir kendaraan atau loket tiket menuju ke objek intinya sehingga masih banyak jalan yang rusak dan berbatu ketika mengaksesnya.



Gambar 3.18 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Kemudahan Tempat Makan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Secara keseluruhan wisatawan merasa tidak perlu khawatir untuk mencari tempat makan di kawasan wisata ciwidey ini sebab dibeberapa objek wisata dan sepanjang jalan raya dapat dijumpai tempat makan. Adapun yang sulit untuk mencari tempat makan yaitu di objek wisata budaya di Gunung nagara Padang sebab kondisinya masih hutan dan masyarakat pun hanya ada satu warung jajanan di bawah saja.



Tingkat Pelayanan Petugas ODTW Sangat memuaskan 0,0



Puas 43,3



56,7



Cukup Tidak puas



Gambar 3.19 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Tingkat Pelayanan Pekerja di ODTW Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa tingkat pelayanan petugas di Kawasan Pariwisata Ciwidey terbagi menjadi 2 nilai yaitu Cukup dan Puas. Sebanyak 17 responden mengatakan cukup, khususnya pada ODTW Kawah Rengganis. Dan sebanyak 13 responden mengatakan sudah puas, khususnya pada ODTW Gunung Padang.



Tingkat Kebersihan ODTW



0,0 33,3



Bersih Sedang



66,7



Kotor



Gambar 3.20 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Tingkat Kebersihan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa tingkat kebersihan di Kawasan Pariwisata Ciwidey terbagi menjadi 2 nilai yaitu Sedang dan Bersih. Sebanyak 10 responden mengatakan bersih, hanya pada ODTW Kawah Rengganis. Dan sebanyak 20 responden mengatakan sedang, khususnya pada ODTW Punceling Pass, Ciwalini, dan Gunung Padang.



Tingkat Informasi dan Fasilitas ODTW



10,0 Jelas 46,7 43,3



Cukup Tidak jelas



Gambar 3.21 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Tingkat Informasi dan Fasilitas Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa tingkat informasi dan fasilitas di Kawasan Pariwisata Ciwidey terbagi menjadi 3 nilai yaitu Jelas, Cukup dan Tidak Jelas. Sebanyak 14 responden mengatakan sudah jelas khususnya pada ODTW Kawah Rengganis dan Gunung Padang. Kemudian sebanyak 13 responden yang mengatakan sudah cukup khususnya pada ODTW Punceling Pass. Dan hanya 3 responden saja yang mengatakan tidak jelas, khususnya pada ODTW Ciwalini.



Total Biaya Pengeluaran Wisatawan < Rp.100.000 13,3 3,3



Rp.100.000



13,3 Rp.100.000Rp.200.000



70,0



>Rp.200.000



Gambar 3.22 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Total Biaya Pengeluaran Wisatawan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa total biaya pengeluaran wisatawan di Kawasan Pariwisata Ciwidey di dominasi dengan biaya pengeluaran kurang dari Rp. 100.000,00. Sebanyak 21 responden yang menghabiskan kurang dari Rp. 100.000,00 untuk berwisata di Ciwidey. Sebanyak 4 responden yang menghabiskan biaya Rp. 100.000,00 dan lebih dari Rp. 200.000,00 seperti pada ODTW Punceling Pass dan Ciwalini. Dan hanya 1 Responden saja yang menghabiskan biaya Rp. 100.000 – Rp. 200.000 saja.



Tingkat Kesepadanan Tiket Masuk dengan yang di Dapatkan Sangat sepadan 10,0 16,7 6,7



Sepadan Belum sepadan



66,7



Tidak sepadan, karena………..



Gambar 3.23 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Tingkat Kesepadanan Tiket Masuk dengan ODTW Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa tingkat kesepadanan tiket masuk dengan apa yang didapatkan di Kawasan Pariwisata Ciwidey sudah dikatakan sepadan. Sebanyak 20 responden yang mengatakan sudah sepadan khususnya pada ODTW Kawah Rengganis dan Punceling Pass. Sebanyak 5 responden yang mengatakan sudah sangat sepadan seperti pada ODTW Gunung Nagara Padang. Dan sisanya mengatakan belum dan tidak sepadan karena terlalu mahal seperti pada ODTW Ciwalini.



Tingkat Kepuasan Mengunjungi ODTW



Sangat memuaskan 36,7



Puas Cukup



63,3



Tidak puas Sangat tidak puas



Gambar 3.24 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Tingkat Kepuasan Wisatawan Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa tingkat kepuasan mengunjungi ODTW di Kawasan Pariwisata Ciwidey sudah dikatakan Cukup. Sebanyak 19 responden yang mengatakan cukup khususnya pada ODTW Kawah Rengganis dan Punceling Pass. Sebanyak 11 responden yang mengatakan sudah sangat sepadan seperti pada ODTW Ciwalini dan Gunung Nagara Padang.



Kendala yang ditemui di ODTW Sulitnya aksesibilitas 13,3



50,0 33,3



Kurangnya kondisi fasilitas (Toilet, hotel, restaurant, musholla dll) Kurang menariknya objek daya tarik Lainnya………



Gambar 3.25 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Kendala di ODTW Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa kendala yang di temui pada ODTW di Kawasan Pariwisata Ciwidey merupakan sulitnya aksesibilitas. Diantaranya yaitu karena kondisi jalan yang belum baik seperti pada ODTW Kawah Rengganis, Kawah Putih, dan Gunung Nagara Padang. Kemudian kurangnya kondisi fasilitas pada ODTW Ciwalini dan Gunung Nagara Padang. Dan Kawah Rengganis yang kurang menarik bagi beberapa wisatawan.



Tingkat Keinginan Wisatawan pada Tempat ODTW Penambahan atraksi wisata, seperti:….. 16,7 23,3 0,0



Perbaikan fasilitas, seperti:……. Peningkatan kemudahan akses, seperti:……….



Gambar 3.26 Diagram Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Tingkat Keinginan Wisatawan Terhadap ODTW Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



Dari data diatas, dilihat bahwa tingkat keinginan wisatwan pada ODTW di Kawasan



Pariwisata



Ciwidey



yaitu



untuk



perbaikan



fasilitas



seperti



diperlukannya perbaikan jalan pada ODTW Kawah Rengganis dan Ciwalini. Kemudian penambahan homestay pada ODTW Kawah Rengganis dan penambahan ATM di Ciwalini. Untuk akses yang terlalu jauh bagi anak-anak khususnya pada ODTW Punceling Pass. Dan butuh penambahan atraksi di Gunung Nagara Padang karena hanya terdapat situs megalitikum dan tempat patilasan.



3.3



Karakteristik Tiap ODTW a. 5 pilar pariwisata 1) Atraksi  Wisata Panorama -



Curug Cipanji, merupakan tempat wisata air terjun yang terbagi menjadi 7 curug yang dapat dinikmati keindahan alamnya mulai dari perjalanan dimana sebelum sampai di curug harus melewati jaslan setapak yang terdapat pemandangan kebun teh dan hutan. Pada



Curug Cipanji



menawarkan pemandangan dari air terjun sehingga dapat digunakan untuk tempat mandi dan berendam adapun terdapat area seluncuran disekitar air terjun -



D’Riam, merupakan tempat wisata buatan yang memiliki beberapa atraksi. Diantaranya yaituRafting (5KM & 11KM), Fun Offroad, PaintBall, Tubing Short/Medium, Driam Swing, Hover Tent, Panahan, Tarzan Swing dan Mini zoo. Atraksi tersebut dengan tujuan untuk



rekreasi bagi



wisatawan yang berkunjung. Adapun terdapat banyak tempat spot foto yang menawarkan keterpaduan antara keindahan alam dan buatan. -



Kawah Putih, merupakan daya Tarik utama dari objek wisata ini. Adapun atraksi pendukung untuk kawah putih ini yaitu: 



Ponton; Untuk menggunakan wahana ini, wisatawan dikenakan tarif 10 ribu/orang







Tebing Sunan Ibu; Untuk masuk ke tebing tersebut, wisatawan dikenakan tarif 10 ribu/orang







Skywalk Cantigi; Untuk masuk ke Skywalk Cantigi ini, wisatawan dikenakan tarif 10 ribu/orang







Sunan Gapuy; Saung Gapuy yaitu sebuah shelter yang ditujukan untuk sekedar beristirahat bagi pengunjung dan mengambil foto tampak atas Kawah Putih



-



Situ Patenggang, merupakan objek wisata alam dengan daya Tarik utama berupa danau yang terletak di ketinggian 1,600 Mdpl. Disana terdapat atraksi penunjang, diantaranya: Jasa wisata Perahu, pengewaan bebek. dulu terdapat flying fox namun diberhentikan karena kecelakaan. terdapat Satwa liar yang dapat dilihat langsung ketika di pinggir danau



Gambar 3.27 Atraksi ODTW Kawasan Pariwisata Ciwidey Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



 Wisata Tirta -



Walini, objek wisata yang memiliki daya Tarik utama berupa pemandian air panas. Selain itu, Ciwalini memiliki atraksi pendukung seperti: 



Walini Adventure; berupa tempat bermain seperti GoCar 50 cc, ATV 90 cc, ATV Tea Tour 260 cc, Flying Fox mini, Flying Fox extreme 300m, Kereta Api Mini, Sepeda Tour, Bajay dan Boogie



-







Kolam Renang (Air Panas); Kolam Dewasa, Kolam Renang II,







Kolam Balita, Kolam Keluarga







Kolam Pancing







Kamar Rendam







Arena Bermain Anak



Kawah Rengganis, merupakan objek wisata alam dan tirta yang memiliki beberapa atraksi, diantaranya: 



Kolam pemandian Air panas, yang juga dapat berfungsi sebagai media penyembuhan penyakit







Air terjun, yang merupakan sumber air dingin dari pemandian







Wisata sejarah/ziarah:



dimana



pada



zaman dahulu



kawah rengganis sempat digunakan sebagai tempat petilasan para sunan -



Cimanggu, merupakan objek wisata yang memiliki daya Tarik utama berupa pemandian air panas dengan atraksi tambahan diantaranya: 



Wahana:



Shooting



Target, Perahu Kanoe, Pakan, Flying



Fox, Sepeda Gantung, Long Bridge, Play Ground Kids 



Camping Ground: Sewa Tenda Great, Sewa Tenda Charlie, Paint Ball, Fun Fame, Kayu Bakar, Extra bed.



Gambar 3.28 Atraksi ODTW Kawasan Pariwisata Ciwidey Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



 Wisata Resort Kampoeng Strawberry, merupakan sebuah objek wisata yang menawarkan penginapan memiliki ciri bangunannya yang tradisional



sunda. Terdapat



beberapa bungalow dengan tipe yang berbeda, kemudian terdapat restaurant dan juga kebun strawberi sebagai pengedukasian dalam penanaman sampai pemetikan dan penjualan sebagai cinderamata



Gambar 3.29 Resort Kawasan Pariwisata Ciwidey Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



 Wisata Edukasi Kopi Luwak, merupakan objek wisata yang menawarkan Wisata edukasi dengan melihat proses pengelolaan kopi luwak dari mulai pemetikan buah kopi, pencucian, pengeringan sampai proses pemasaran.



Gambar 3.30 Kopi Luwak Farm Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



 Wisata Minat Khusus - Punceling Pass, merupakan objek wisata yang memiliki daya Tarik utama sebagai tempat perkemahan. Selain itu terdapat atraksi



tambahan



seperti:



-







Kolam Terapi Ikan







Kolam Pemandian Air Panas







Pancuran 7







Bukit Keraton







Penginapan seperti Villa



Ranca Upas, merupakan objek wisata yang memiliki daya Tarik utama sebagai tempat camping. Selain itu terdapat atraksi pendukung berupa:  Penangkaran Rusa  Kids garden  Pemandian air hangat  Horse riding  Archery range (memanah) 



Edelwis bridge



 Cadas ranjang -



Gunung Nagara Padang, merupakan sebuah situs batu purbakala yang sering digunakan untuk wisata spiritual yang memiliki nilai sejarah dan religi yang kuat. Disana biasanya dilakukan kegiatan adat kebudayaan dan juga dilakukan ritual-ritual tertentu yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan wisatawan. Adapun di gunung padang ini terdapat panorama alam yang dapat dinikmati selama perjalanan berupa hutan-hutan dan dapat melihat pemandangan dari atas bukit.



Gambar 3.31 Wisata Minat Khusus Kawasan Pariwisata Ciwidey Sumber: Hasil Survey Primer, 2019



2) Amenitas  Amenitas Tinggi • Kawah Putih: Amenitas lengkap, tersdia tempat parkir luas, halte ontanganting, pusat informasi mushola, toilet, kios oleh-oleh, warung makan dan terawat dengan baik. •



D’Riam: Amenitas yang tersedia lengkap. Terdapat mushola, toilet, resto, resort, tempat parkir yang luas. Kondisi amenitas yang ada disana dapat dikatakan sangat baik karena terawat dan terlihat bersih.







Ranca Upas: Ranca Upas memiliki amenitas yang dapat dikatakan baik, karena semua amenitas yang tersedia disana baik dan terawat. Amenitas yang tersedia disana berupa mushola, wc, warung, tempat parkir yang luas.







Kampoeng Strawberry: Kampung Strawberry mempunyai amenitas berupa mushola, toilet, tempat parkir yang luas. Kondisi amenitas disana dapat dikatakan baik karena kondisi yang baik dan terawat







TWA Cimanggu: Amenitas yang tersedia lengkap, seperti toilet, tempat parkir, mushola, penginapan, warung dan semua kondisinya baik serta terawat dengan baik



 Amenitas Sedang •



Situ Patengan: Ketersediaan amenitas di Situ Patengan sudah cukup lengkap, terdapat toilet, mushola, warung, tempat parkir yang sangat luas namun untuk keresihan toilet masih kurang terjaga karena terdapat beberapa toilet yang kurang bersih.







TWA Walini: Ketersediaan amenitas di TWA Walini cukup lengkap, terdapat tempat parkir yang luas, toilet, mushola, warung dan gazebo, hanya saja kondisi amenitas seperti toiletnya kurang terawat sehingga masih terlihat sampah-sampah dan membuat kurang bersih.







Punceling Pass: Amenitas yang tersedia di Punceling Pass sudah cukup lengkap, dilihat terdapat mushola, toilet, tempat parkir, warung dan kamar bilas. Hanya saja kondisi amenitas tersebut masih ada yang kurang terawat seperti mushola dan toiletnya.







Kawah Rengganis: Amenitas yang tersedia di kawah Rengganis berupa tempat parkir, toilet, mushola, warung dan gazebo. Kondisi amenitasnya ada beberapa yang sudah cukup baik, namun ada



beberapa yang



dianggap masih kurang jumlahnya dan kebersihannya seperti toilet.  Amenitas Rendah • Gunung Padang: Amenitas yang tersedia di Gunung Padang



masih



sangat minim, ketersediaannya warung, dan toilet namun kondisinya kurang baik. Toilet yang tersedia disana tidak terawat dan tidak terdapat air bersih sehingga terlihat kotor. • Curug Cipanji: Di ODTW Curug Cipanji ini sama sekali tidak terdapat amenitas seperti di ODTW lain karena letaknya yang berada di tengah hutan dan tidak ada pengelolanya sama sekali • Kopi Luwak: Di sekitar ODTW Sentra Kopi Luwak tidak terdapat amenitas umum seperti toilet, mushola ataupun warung. Hanya saja bila akan melaksanakan ibadah dan ke toilet bisa menumpang di rumah warga sekitar



3) Aksebilitas  TERMINAL (Pelayanan Angkutan Umum) -



Terminal Leuwi Panjang



Gambar 3.32 Terminal Leuwipanjang Sumber: https://www.jadwalbis.info/2018/11/jadwal-bus-bandung-bogor-info-tarif-bus.html



Terminal Leuwipanjang terletak di Kecamatan Bojong loa kaler lebih tepatnya berada pada Jl. Leuwi Panjang Gg. Panyileukan, Kopo, Kota Bandung. Terminal Leuwi Panjang merupakan terminal tipe A yang digunakan sebagai moda transportasi antar kota antar provinsi untuk bus (AKAP) dan ada juga tipe B biasanya moda transportasi angkutan umum (ANGKOT) yang digunakan untuk angkutan dalam provinsi (AKDP) dan angkutan kota (AK) -



Terminal Soreang



Gambar 3.33 Terminal Leuwipanjang Sumber: https://bandungkita.id/2019/03/19/pemkab-bandung-didesak-lakukan-penertiban-terhadapsejumlah-terminal/



Terminal Soreang terletak di Kecamatan Soreng lebih tepatnya berada pada jl. Pamekaran, Sorèang, Bandung, Kabupatèn Bandung. Terminal Soreang merupakan terminal tipe B moda transportasi yang



digunakan adalah untuk angkutan dalam provinsi (AKDP) angkutan kota (AK), dan angkutan desa (ADES) -



Terminal Cibeureum Ciwidey



Gambar 3.34 Terminal Leuwipanjang Sumber: http://jabarekspres.com/2019/akhirnya-pemkab-bandung-membuka-blokiran-status-pasarciwidey/



Terminal Cibeureum Ciwidey tertak di Kecamatan Pasirjambu lebih tempatnya



berada pada jl. Raya Ciwidey Cibeureum, Pasirjambu



Kabupaten Bandung, Terminal Cibeureum Ciwidey merupakan terminal tipe B moda transportasi yang digunakan adalah untuk angkutan dalam provinsi (AKDP) angkutan kota (AK), dan angkutan desa (ADES) -



Terminal Alam Endah Barutunggul



Gambar 3.35 Terminal Leuwipanjang Sumber: Google Street View



Terminal Alam Endah Barutunggul terletak di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali lebih tepatnya berada pada Jl. Raya Ciwidey



Rancabali, alam endah Kabupaten Bandung. Terminal Alam Endah merupakan terminal tipe C yang digunakan sebagai moda transportasi antar desa (ADES) yang berada di Ciwidey dan sekitarnya



 Moda Transportasi & Biaya Perjalanan -



Bandung – Ciwidey



Gambar 3.36 Terminal Leuwipanjang Sumber: http://www.ciwidey.net/bandung-ciwidey-naik-angkutan-umum/



Moda Transportasi yang digunakan dari Bandung menuju ke Ciwidey menggunakan moda angkutan umum jurusan bandung - ciwidey dan untuk Biaya transportasi kurang lebih ± Rp. 10.000 / orang -



Bandung – Soreang – Ciwidey



Gambar 3.37 Angkutan Bandung-Soreang-Ciwidey Sumber : https://kliksoreang.com/2014/10/rute-trayek-transportasi-umum-bandung-soreangsekitarnya.html



Moda Transportasi yang digunakan dari Bandung menuju Soreang menggunakan moda angkutan umum jurusan leuwi Panjang - soreang dan untuk melanjutkan perjalanan menuju Ciwidey harus melakukan transit terlebih dahulu di terminal soreang dan di bebani Biaya transportasi sebesar Rp. 5.000 - 10.000 / orang, setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali dari terminal Soreang menuju terminal Ciwidey dengan di bebani biaya transportasi sebesar Rp. 5000 – 7000/ Orang -



Ciwidey – Patengan



Gambar 3.38 Angkutan Ciwidey-Patengan Sumber : https://www.boombastis.com/mobil-tua-ciwidey/252664



Moda Transportasi yang digunakan untuk menempuh perjalanan dari Ciwidey menuju objek wisata yang ada di Kecamatan Rancabali setelah transit di terminal cibeureum ciwidey menggunakan Moda Angkutan umum berwarna kuning jurusan Ciwidey - Patenggang dengan Biaya transportasi seharga Rp. 5.000 - 10.000 / orang  Rute Perjalan, Estimasi Waktu, & Jarak Perjalanan - Bandung – Ciwidey



Gambar 3.39 Rute Perjalanan Bandung-Ciwidey Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalan dari Bandung menuju Ciwidey bisa Melalui Jalan Utama atau Jalan Provinsi ambil arah barat menuju Jl. Leuwi Panjang - Jl. KH. Wahid Hasyim, kemudian ambil Jl. Kopo Bihbul, Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar / Terminal Cibeureum di Pasir Jambu. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam dan akses menuju Ciwidey dari Terminal Leuwi Panjang Berjarak 25,9 km.



-



Bandung – Soreang



Gambar 3.40 Rute Bandung-Soreang Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Ciwidey terkadang harus melakukan transit terlebih dahulu di terminal soreang karena keterbatasan muatan angkutan dan keterbatasan moda transportasi angkutan jurusan



Bandung – Ciwidey. Untuk Rute perjalanannya bisa Melalui Jalan Provinsi ambil arah barat di Jl. Leuwi Panjang menuju Jl. KH. Wahid HasyimKemudian ambil Jl. Kopo Bihbul, Jl. Raya Soreang – Ciwidey. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 40 menit dan akses menuju terminal soreang dari terminal leuwi Panjang berjarak 14,4 km



-



Soreang – Ciwidey



Gambar 3.41 Rute Bandung-Soreang-Ciwidey Sumber : Google Maps



Untuk melanjutkan Rute Perjalanan dari terminal Soreang menuju Terminal Cibeureum Ciwidey bisa Melalui Jl. Raya Soreang – Ciwidey kemudian belok kanan menuju Jl. Terusan Ps. Cibeureum. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 25 menit dan akses menuju terminal Cibeureum Ciwidey dari terminal Soreang berjarak 11,5 km.



-



Ciwidey – Patenggang



Gambar 3.42 Rute Ciwidey-Patengan Sumber : Google Maps



Untuk melanjutkan Rute Perjalanan setelah transit dari Terminal Cibeureum Ciwidey menggunakan moda transportasi angkutan umum berwarna kuning jurusan ciwidey – patenggang untuk menuju Objek Wisata yang berada di Kawasan PACIRA. Untuk arah rute perjalanannya bisa Melalui Jl. Raya Ciwidey – Patengan ke Patengan, mengemudi ke Jl. Situ Patenggang. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 45 menit dan akses menuju Objek Wisata dari terminal Soreang berjarak kurang lebih 18,6 km



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW D’Riam



Gambar 3.43 Rute Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW D’Riam Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju D,Riam bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopo, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey- Patengan. D,Riam berada di sebelah Kanan dari arah Bandung.



Untuk estimasi waktu yang



diperkirakan kurang lebih sekitar 34 menit dan akses menuju D,Riam dari Alun-Alun Kota Bandung berjarak 26,4 km



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Gunung Nagara Padang



Gambar 3.44 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Gunung Nagara Padang Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Gunung Nagara Padang bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopo, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Gunung Nagara Padang berada di Desa Rawabogo,



Kec. Ciwidey. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan



kurang lebih



sekitar 3 jam 20 menit.



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Kopi Luwak Farm



Gambar 3.45 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Kopi Luwak Farm Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Kopi Luwak Farm bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopo, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan



Pasar/Terminal



Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Kopi Luwak Farm searah dengan Gunung



Nagara Padang. Untuk



estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam 8 menit bila melewati jalan tol dan 1 jam 21 menit bila melewati Jl. Raya Soreang. akses menuju Kopi Luwak Farm dari Alun-Alun Kota Bandung berjarak 37,8 km.



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Kampung Strawberry



Gambar 3.46 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Kampung Strawberry Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Kampoeng Strawberry bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopo, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan



Pasar/Terminal



Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Kampung Strawberry berada di sebelah kiri dari arah Bandung. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih



sekitar 56 menit bila



melewati jalan tol Soroja dan akses dari alun-alun Kota Bandung berjarak 38,9 km.



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Kawah Putih



Gambar 3.47 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Kawah Putih



Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Kawah Putih bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopo, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Kawah Putih berada di Desa Alam Endah Kec. Ciwidey. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam 19 menit bila melewati jalan tol dan 1 jam 32 menit bila melewati Jl. Raya Soreang. akses menuju Kawah Putih dari Alun- Alun Kota Bandung berjarak 47,6 km



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Rancaupas



Gambar 3.48 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Ranca Upas Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Rancaupas bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopo, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Rancaupas berada di sebelah kanan dari arah Bandung. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam 2 menit bila melewati jalan tol Soroja dan akses dari alun-alun Kota Bandung berjarak 42,6 km.



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Cimanggu



Gambar 3.49 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Cimanggu Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Cimanggu bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopi, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Cimanggu berada di sebelah kiri setelah Ranca Upas. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam dan akses menuju Cimanggu dari Alun-Alun Kota Bandung berjarak 43 km



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Curug Cipanji



Gambar 3.50 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Curug Cipanji Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Curug Cipanji bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopi, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Curug Cipanji berada di Desa Tenjolaya, Kec. Pasirjambu. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 2 jam dan akses menuju Curug Cipanji dari Alun-Alun Kota Bandung berjarak 36 km



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Kawah Rengganis



Gambar 3.51 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Kawah Rengganis Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Kawah Rengganis bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopi, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Kawah Rengganis berada di Desa Patengan, Kec. Rancabali. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam 30 menit dan akses menuju Kawah Rengganis dari Alun-Alun Kota Bandung berjarak 52 km.



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Punceling Pass



Gambar 3.52 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Punceling Pass Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Kawah Rengganis bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopi, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Punceling Pass berada di Desa Bale Endah, terletak di sebelah kiri sebelum Kawah Putih. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam 30 menit dan akses menuju Punceling Pass dari AlunAlun Kota Bandung berjarak 41 km



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Situ Patenggang



Gambar 3.53 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Situ Patengan Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Kawah Rengganis bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopi, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Situ Patenggang terletak dekat Glamping Lakeside setelah perkebunan teh walini. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam 30 menit dan akses menuju Kawah Rengganis dari Alun-Alun Kota Bandung berjarak 49 km.



-



Alun-alun Kota Bandung menuju ODTW Walini



Gambar 3.54 Rute Alun-alun Kota Bandung-ODTW Walini Sumber : Google Maps



Untuk Rute perjalanan dari Bandung menuju Kawah Rengganis bisa melalui jalan tol Soroja atau jalan biasa yaitu Cibaduyut/Kopi, kemudian ambil Jl. Raya Soreang – Ciwidey ke Jl. Terusan Pasar/Terminal Cibeureum di Pasir Jambu, lalu mengikuti ruas Jl. Ciwidey-Patengan. Situ Patenggang terletak dekat Glamping Lakeside setelah perkebunan teh walini. Untuk estimasi waktu yang diperkirakan kurang lebih sekitar 1 jam 30 menit dan akses menuju Kawah Rengganis dari Alun-Alun Kota Bandung berjarak 49 km.



 Kondisi Aksesibilitas Jalan menuju Ciwidey -



Kondisi Jalan Leuwi Panjang



Gambar 3.55 Kondisi Jalan Leuwi Panjang Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey yaitu melewati akses jalan Leuwi Panjang, secara umum untuk kondisi permukaan jalan di Leuwi Panjang berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh dan Jalan Leuwi Panjang merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Provinsi dan fungsi kolektor primer -



Kondisi Jalan Terusan Kopo Bihbul



Gambar 3.56 Kondisi Jalan Kopo Bihbul Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey yaitu melewati akses jalan terusan Kopo Bihbul secara umum untuk kondisi permukaan jalan di Terusan Kopo Bihbul berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh, dan Jalan Terusan Kopo Bihbul merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Provinsi dan fungsi kolektor primer -



Kondisi Jalan Wahid Hasyim



Gambar 3.57 Kondisi Jalan Wahid Hasyim Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey yaitu melewati akses jalan Wahid Hasyim, secara umum untuk kondisi permukaan jalan di Wahid Hasyim berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh, dan Jalan Wahid Hasyim merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Provinsi dan fungsi kolektor primer.



-



Kondisi Jalan Terusan Kopo Soreang



Gambar 3.58 Kondisi Jalan Terusan Kopo Soreang Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey yaitu melewati akses jalan Terusan Kopo Soreang, secara umum untuk kondisi permukaan jalan di Terusan Kopo Soreang berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh, dan Jalan Terusan Kopo Soreang merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Provinsi dan fungsi kolektor primer. -



Kondisi Jalan Raya Soreang Cincin



Gambar 3.58 Kondisi Jalan Raya Soreang Cincin Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey yaitu melewati akses jalan Raya Soreang Cincin, secara umum untuk kondisi permukaan jalan raya di Soreang Cincin berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh dan Jalan Raya Soreang Cincin merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Provinsi dan fungsi kolektor primer -



Kondisi Jalan Raya Soreang Ciwidey



Gambar 3.59 Kondisi Jalan Raya Soreang Ciwidey Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey yaitu melewati akses jalan Raya Soreang Ciwidey, secara umum untuk kondisi permukaan jalan raya di Soreang Ciwidey berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh dan Jalan Raya Soreang Ciwidey merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Provinsi dan fungsi kolektor primer.



-



Kondisi Jalan Raya Ciwidey



Gambar 3.60 Kondisi Jalan Raya Ciwidey Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey dan sekitarnya yaitu melewati akses jalan Raya Ciwidey, secara umum untuk kondisi permukaan jalan raya di Ciwidey berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh dan Jalan Raya Ciwidey merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Nasional dan fungsi kolektor sekunder -



Kondisi Jalan Raya Ciwidey Patengan



Gambar 3.61 Kondisi Jalan Raya Ciwidey Patengan Sumber : Google Street View



Untuk menempuh jalan menuju Ciwidey dan sekitarnya yaitu melewati akses jalan Raya Ciwidey Patengan, secara umum untuk kondisi permukaan jalan raya di Ciwidey Patengan berupa perkerasan aspal dan untuk kondisinya pun masih terbilang bagus untuk di tempuh dan Jalan Raya Ciwidey Patengan merupakan jalan yang berstatus sebagai Jalan Nasional dan fungsi kolektor sekunder 4) Ancilliary  Pelayanan Tambahan Terlengkap 1. Wisata kawah putih terdapat 30 orang staff yang diantaranya staff marketing, staff pemasaran, staff informasi, dll. Kawah Putih. Terdapat kerjasama dengan BUMDES, Travel Agent dan Aspinal. Selain itu terdapat komunitas pendukung kegiatan pariwisata seperti: • komunitas fotografer yang bekerjasama dengan Canon, komunitas ini untuk membantu wisatawan melakukan dokumentasi di Kawah Putih • komunitas pawang kuda, untuk menyewakan kuda di Kawah Putih • komunitas penjual belerang, menjual hasil belerang dari Kawah Putih Sistem Pemasaran Kawah Putih dengan menyediakan paket wisata yang bekerjasama dengan Patuha Resort, Cimanggu dan Rancaupas. Untuk mempromosikan wisata kawah putih ini, pihak pengelola lebih dominan melakukan melalui sosial media instagram serta mengikuti kegiatan pameran wisata yang bekerja sama dengan media cetak dan elektronik 2. Kampoeng Strawberry pelayanan yang disediakan berupa penginapan (hotel) dengan sistem booking via tlp atau secara langsung, restaurant, dan memetik kebun strawberry sendiri bagi penginap yang ingin memetik strawberry.



Sistem



Pemasaran



Kampoeng



Strawberry



dulu



pernah



bekerjasama dengan travel online namun tidak dilanjutkan karena bentrok jadwal penggunaan kamar. Adapun kerjasama yang lain dilakukan dengan petani kebun strawberry untuk pelayanan memetik strawberry. Jejaring pemasaran dilakukan dengan on the spot dan penyebaran melalui brosur, media sosial Telp: (022) 8592055;Fax. (022) 85920550; instagram: @kampstraw_ciwidey; Email: [email protected] dan web https: www.kampoengstrawberry.com



3. Punceling



Pass



menyediakan



jasa



pelayanan



camping



dengan



menyediakan lahan dan penyewaan alat serta menyediakan akses menuju curug yaitu curug lumpat dan curug pajajaran. Sistem pemasaran yang dilakukan dengan melalui media sosial yaitu instagram. 4. Kopi Luwak, terdapat komunitas pendukung yaitu komunitas luwak yang mendukung dalam hal penyediaan musang dan pelestarian musang. Selain itu, terdapat orang Jepang yang mendukung dalam hal pemodalan dan pemeliharaan infrastruktur. Sistem Pemasaran yang dilakukan yaitu bekerjasama dengan orang Jepang. 5. D’Riam, jasa pelayanan yang ada yaitu berupa jasa penginapan, jasa wedding package, jasa kegiatan gathering/birthday party dan kegiatan acara lainnya, jasa restaurant dsb. Sistem pemasaran yang dilakukan dengan media sosial dan bekerjasama dengan EO dalam hal mengadakan kegiatan. 6. Walini, terdapat jasa pelatihan untuk karyawan yang melibatkan Kelompok Penggiat Pariwisata (KOMPEPAR) tetapi tidak hanya untuk Walini melainkan beberapa ODTW lain seperti Kawah Putih dan Situ Patenggang. 7. Situ Patenggang, terdapat jasa perahu yang melibatkan komunitas perahu (jumlah 27 perahu dayung, 6 perahu motor, 15 perahu sepeda air) berasal dari masyarakat sekitar. Jasa perahu ini untuk mencapai akses atraksi Glamping, Batu Cinta dan Pulau Asmara. Sistem pemasaran yang dilakukan melalui media sosial dan bekerjasama dengan Wisata Glamping.  Pelayanan Tambahan Kurang Lengkap 1. TWA CIMANGGU, tidak terdapat jasa pelayanan yang spesifik di Cimanggu hanya terdapat jasa pelayanan pijit yang berasal dari masyarakat luar (Eksternal). Sistem pemasaran Cimanggu melakukan kerjasama dengan travel agent seperti traveloka, untuk informasi dapat ditemukan pada media sosial seperti facebook dan Instagram yang digunakan sebagai wadah promosi



2. Gunung Nagara Padang:  Kepengelolaan objek wisata Gunung Padang di bawah naungan Perum Perhutani KPH Bandung Selatan. Terkait masalah pengelolaan dari pemerintah sendiri



justru menjadi perhatian bagi masyarakat karena



masih kurangnya kontribusi pemerintah untuk memberikan bantuan baik itu pengalokasian dana bantuan maupun bantuan pengalokasian perbaikan infrastruktur.  Jasa Pelayanan yang ada di Gunung Nagara Padang terdapat pemandu wisata di gunung padang sendiri yang disebut “kuncen” bernama Pak Undang berlokasi di padepokan gunung padang. Terkait informasi kuncen hanya diketahui oleh penduduk lokal dan yang sudah rutin melakukan jarah ke gunung padang saja.  Sistem Pemasaran Gunung Padang hanya diketahui oleh penduduk sekitar wilayah gunung padang dan orang yang ingin melakukan jarah serta terdapat informasi penunjuk jalan dari arah jalan utama Ciwidey. 3. Kawah Rengganis:  Jasa pelayanan yang ada di Kawah Rengganis berasal dari masyarakat setempat berupa jasa parkir dan penitipan helm serta pemandu untuk melakukan jarah. Untuk Jasa pemandu wisata di tempat wisata Rengganis sendiri terdapat kuncen utama yang bernama abah Kobra serta beberapa pemandu wisata lainya yang dipercaya abah Kobra.  Sistem pemasaran Kawah Rengganis dengan cara mulut ke mulut sehingga sudah ada di internet terkait keberadaan Kawah Rengganis. 4. Curug Cipanji:  Jasa pelayanan dan sistem pemasaran tidak ada dikarenakan Curug Cipanji merupakan Hutan Konservasi Alam dan merupakan sumber air utama bagi penduduk sekitar. Hanya beberapa orang/masyarakat setempat saja yang tahu Curug Cipanji. 5. Rancaupas: tidak mendapatkan data



5) Community Involvement Satu komponen tambahan yang menjadi inti dari pengembangan pariwisata itu sendiri yaitu community involvement. Community involvement merupakan keterlibatan masyarakat dalam memberikan pelayanan dan hubungan yang tercipta antara wisatawan dan masyarakat lokal di sebuah destinasi, akan mempengaruhi juga apakah destinasi tersebut baik atau tidak untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pada Kawasan Wisata Ciwidey masyarakat disini banyak



dilibatkan



dalam



keberlangsungan



objek



wisata



bahkan



pengelolaanpun ada pada pihak masyarakat setempat sendiri, pada Kawasan wisata ini bisa dikatakan menjadi dua bagian yaitu, ada kelompok dimana masyarakat didalam atau dibawah naungan kelompok itu sendiri (berbagi sharing) dan masyarakat dalam komunitas individu, penjelasan tersebut ada pada tabel berikut: Tabel 3.6 Community Involvement



Sumber: Hasil Analisis, 2019



3.3.1 Variabel RTIS A. AKTOR  Actor pengelola 1) Leisure Activities Tabel 3.7 Aktor Leisure Activities



ODTW Gunung Padang



Indikator : Leisure Activities Dikelola masyarakat namun Wisata Religi, Wisata lokasinya berada di wilayah Alam Perhutani KPH Bandung Selatan



Kopi Luwak



Perorangan



Wisata edukasi pembuatan kopi



D’Riam



Swasta



Wisata



Kawah Putih



Perhutani



Wisata alam



Ranca Upas



Perhutani



Wisata alam, wisata air



Cimanggu



Perhutani dalam pengelolaan wisata, BKSDA



Wisata alam, wisata air



Kampoeng Strawberry



Swasta



Kawah Cibuni



Masyarakat



Wisata alam, wisata religi



ODTW Situ Patenggang



Indikator : Leisure Activities Perhutani di darat, BKSDA di Wisata alam air



Ciwalini



PTPN Walini



Wisata air



Curug Cipanji



Tidak ada pengelola



Wisata alam



Punceling Pass



Perhutani



Wisata alam



Sumber: Hasil Analisis, 2019



-



Kepemilikan ODTW di Pacira didominasi oleh Perhutani karena letaknya yang berada di kawasan konservasi milik Perhutani



-



Kegiatan wisata banyak menawarkan wisata alam mulai dari kegiatan kemping hingga menikmati situ yang ada di Ciwidey



-



Kegiatan wisata di Ciwidey khususnya tidak ada peraturan yang membatasi pembangunan wisata air sehingga saat ini banyak wisata air dan sudah tidak adanya wisata yang difavoritkan (Bapak Sulaiman, Staff Humas Ciwalini)



-



Adapun kegiatan pariwisata yang dikelola masyarakat tanpa adanya bantuan dari pihak pemerintah maupun swasta



-



Kawah Cibuni yang awalnya dikelola Perhutani dan kemudian bekerjasama dengan swasta untuk pengelolaanya dianggap rumit dan sampai mengubah nama Cibuni menjadi Rengganis, sehingga akhirnya masyarakat lepas tangan dari pengelola sebelumnya. Sehingga kini Kawan Cibuni dikelola masyarakat dengan keuangan dari biaya parkir dan sumbangan yang diberi wisatawan 2) Cultural Activities Kegiatan budaya yang ada di Ciwidey hampir semua sama, mulai dari pencak silat, jaipong, angklung, dog dog dan kegiatan budaya lainnya. Banyak kegiatan seni yang dapat dijadikan atraksi wisata jika dikembangkan lebih lanjut. Untuk budaya ritual yang biasa dilakukan yaitu Hajat Buruan, ritual/tradisi yang dimaksudkan untuk mensyukuri rezeki yang diberikan dan atas melimpahnya air yang mengalir. Desa Rawabogo tepatnya Gunung Padang merupakan tempat wisata yang sangat kental budayanya karena budaya ini masih berlangsung sampai sekarang dan semua masyarakat ikut melestarikan budayanya.



3) Accomodation Banyak wisata yang letaknya jauh dari penginapan sehingga dapat menyulitkan jika ada wisatawan yang datang tanpa membawa kendaraan pribadi. Adapun tempat wisata yang sudah menyediakan penginapan seperti D’Riam Riverside. D’Riam sendiri merupakan resort yang akhirnya membuka kegiatan wisata sehingga dapat dikatakan menjadi pilihan praktis untuk berwisata karena kebutuhan pariwisatanya tersedia. Berbeda dengan D’Riam, wisata Gunung Padang dikatakan sangat jauh dari kebutuhan kegiatan pariwisata. Desa Rawabogo yag ditetapkan sebagai desa wisata dianggap belum memenuhi sayarat dalam hal akomodasi. 4) Transportation Kemudahan dalam mengjangkau lokasi wisata mudah karena sudah adanya jalan tol yang dapat mempersingkat waktu, mayoritas lokasi wisata sudah mudah karena letaknya yang berada di pinggir jalan utama. Moda angkutan yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi wisata terdapat angkot yang diatur oleh O Namun angkot menuju Ciwidey dikatakan jarang sekali melewati lokasi wisata, sehingga disarankan untuk membawa kendaraan pribadi.



5) Restaurant Tempat penyedia makanan dan minuman di setiap lokasi sudah ada namun ada beberapa yang hanya warung-warung biasa tanpa adanya makanan berat dalam menunya. Ada juga yang lokasi ODTW jauh dari warung/tempat makan sehingga menyulitkan wisatawan jika memerlukan makanan/minuman. Di Curug Cipanji letak warung yang selalu buka hanya di titik awal perjalanan atau menjadi tempat parkir, setelah itu tidak ada lagi warung sehingga wisatawan perlu untuk membeli/membawa banyak persediaan ketika pergi ke Curug Cipanji. 6) Travel agencies Banyak ODTW yang tidak bekerjasama dengan travel agent karena pengelolaanya yang belum tertata dengan baik. Namun ada juga ODTW yang sudah bekerjasama dengan travel online seperti Traveloka dan Pegi-Pegi



serta travel-travel dari luar Bandung hingga luar negeri. Sehingga dapat dikatakan juga bahwa wisatawan di Pacira banyak yang menggunakan travel.  Actor pengelola 1) Innovation Support Agencies Hampir semua ODTW di Kawasan Pacira belum memiliki Innovation Support Agencies yang membantu membuat inovasi ka ODTW yang ada di Kawasan Pacira. Inovasi yang dilakukan disetiap ODTW dilakukan oleh pengelolanya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain 2) Public Authorities Hanya ada satu ODTW yang masyarakatnya mempunyai hak dan kewenangan, yaitu di ODTW Curug Cipanji karena masyarakat disana mempunyai kewenangan bahwa Curug Cipanji tidak boleh secara khusus dikelola sebagai tempat wisata, dengan alasan Curug Cipanji merupakan sumber mata air bagi masyarakat sekitar Desa Tenjolaya. 3) Universities Beberapa ODTW di Kawasan Pacira pernah dan tengah berkaitan dengan beberapa Universitas, baik dalam hal kerjasama maupun dala penelitian. Seperti ODTW Gunung Padang yang dijadikan sebagai tempat penelitian oleh Mahasiswa Filsafat Unpar, TWA Cimanggu yang bekerjasama dengan Unpad dalam hal reboisasi hutan, Kawah Putih yang sering didatangi oleh universitasuniversitas seperti IPB dan Unpad untuk melakukan pebelitian 4) Business Association Ada beberapa ODTW yang bekerjasama dengan kelompok bisnis seperti Kawah Putih dan Situ Patengan yang memiliki kerjasama dengan KBM (Kesatuan Bisnis Mandiri) berupa beberapa komunitas, seperti komunitas fotografer wisata, komunitas pawang kuda dan komunitas penjual belerang. 5) Funding Hampir semua ODTW di Kawasan Pacira memiliki sistem pembiayaan berasal dari kepengelolaannya serta dari penjualan tiket masuk kepada wisatawan. Beberapa ODTW seperti Kawah Putih, Punceling Pass, TWA Cimanggu, Ranca Upas yang dikelola oleh Perhutani, maka pembiayaan sepenuhnya dari perhutani. Untuk ODTW lain seperti TWA Walini yang pembiayaanya berasal



dari PTPN VIII. Untuk D’Riam, Sentra Kopi Luwak dan Kampung Strawberry memiliki sistem pembiayaan yang berasal dari swasata. Gunung Padang dan Kawah Rengganis. Dan untuk Curug Cipanji karena tidak dikelola oleh pihak manapun, maka tidak ada pembiayaan yang masuk khusus untuk ODTW Curug Cipanji 6) Research Centres ODTW yang berada di Pacira salah satunya ada yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Gunung Padang dijadikan tempat penelitian oleh Mahasiswa Filsafat Universitas Khatolik Parahyangan. 7) Training Schools Di sekitar Kawasan Pacira terdapat satu sekolah yang menyediakan jurusan kepariwisataan, yaitu sekolah AL-Wafa yang terletak di Kecamatan Ciwidey. B. KONDISI



 Natural Resources 1) SDA yang Tersedia Kawasan Pariwisata Ciwidey terletak di sebelah selatan Kabupaten Bandung, tepatnya berada di kaki gunung Patuha, sehingga secara geografis Kawasan Pariwisata Ciwidey berada pada dataran tinggi yang terdiri dari perbukitan dan lembah. Karena berada pada daerah perbukitan, Kawasan Pariwisata Ciwidey memiliki sumber daya alam yang cukup beragam seperti terdapatnya beberapa mata air, panas bumi, dan kawah. Selain itu Kawasan ini juga memiliki tanah yang subur, sehingga cocok untuk ditanami berbagai jenis tanaman perkebunan seperti kopi, teh, strawberry, dsb.



Gambar 3.62



Kondisi Alam Kawasan Pariwisata Ciwidey Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



2) SDA yang Menjadi Daya Tarik Wisata a. Perbukitan dan Lembah Objek wisata yang memanfaatkan keindahan perbukitan dan lembah yang ada di Kawasan Pariwisata Ciwidey yaitu D’riam Puncling Pass, Ranca Upas, dan Gunung Padang. -



D’Riam Memanfaatkan keindahan alam yang dimiliki, Driam memiliki beberapa atraksi seperti spot foto, Rafting, Fun Offroad, PaintBall, Tubing Short/Medium, Driam Swing, Hover Tent, Panahan, Tarzan Swing dan Mini zoo.



Gambar 3.63 Kondisi Alam di Objek Wisata D’riam Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



-



Puncling Pass dan Ranca Upas Seperti d’riam, Puncling Pass dan Ranca Upas memiliki bukit dan kawasan hijau sehingga cocok digunakan untuk tempat camping, hunting foto, dll



Gambar 3.64 Tempat Camping di Puncling Pass Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



Gambar 3.65 Bukit Keraton di Puncling Pass dan Padang Rumput di Ranca Upas Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



Gambar 3.66 View dari Puncak Gunung Padang dan Formasi Batuan di Gunung Padang Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



b. Kawah Objek wisata yang memanfaatkan keberadaan kawah yaitu Kawah Putih dan Kawah Rengganis, dimana kedua objek wisata ini menjadi wisata panorama. Khusus untuk kawah rengganis dapat dijadikan sebagai tempat pemandian dan pengobatan.



Gambar 3.67 View Kawah Rengganis Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



Gambar 3.68 View Kawah Putih Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



c. Situ/Danau Objek wisata yang memanfaatkan keberadaan situ/danau yaitu Situ Patenggang. Panorama yang ditawarkan pada situ ini membuatnya menjadi salah satu tujuan wisata panorama. Selain untuk hunting foto, situ patenggang juga terdapat wahana perahu untuk melintasi danau tersebut.



Gambar 3.69 View Situ Patenggang Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



d. Air terjun Salah satu air terjun/curug yang berada di Kawasan Pacira yaitu curug cipanji, dimana pada curug cipanji bahkan terdapat 7 curug pada aliran yang sama, sehingga memberikan banyak pilihan bagi wisatawan.



Gambar 3.70 View Curug Cipanji Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



e. Mata air dan Pamas bumi Mata air merupakan salah satu potensi alam yang cukup banyak ditemukan pada Kawasan Pariwisata Ciwidey karena memang Kawasan ini terletak di perbukitan. Adanya sumber mata air ini ditambah dengan terdapatnya panas bumi di beberapa titik menjadikan objek wisata pemandian/kolam air panas sangat mudah ditemui di Kawasan pariwisata ini. Beberapa objek wisata pemandian air panas yaitu TWA Cimanggu, Ciwalini, Kawah Rengganis, dan Ranca Upas.



Gambar 3.71 Kolam Pemandian di Ciwalini Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



Gambar 3.72 Kolam Pemandian di Kawah Rengganis Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



Gambar 3.73 Kolam Pemandian di Cimanggu Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019



 Human Resources 1. Jumlah Penduduk di Sekitar ODTW a. Jumlah Penduduk Per-Kecamatan Kawasan Pariwisata Ciwidey terdiri dari 3 kecamatan yaitu Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali dengan total jumlah penduduk sekitar 227.604 jiwa. Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Kawasan Pariwisata Ciwidey Tahun 2017



Jumlah Penduduk (Jiwa) No



Kecamatan



Total (Jiwa) Laki-laki



Perempuan



1



Pasirjambu



44.216



42.333



86.649



2



Ciwidey



44.225



41.636



85.861



3



Rancabali



28.289



26.905



55.194



116.730



110.874



227.604



Total Kawasan Pariwisata Ciwidey Sumber, BPS Kab Bandung 2018



b. Jumlah Penduduk menurut Pendidikan Berdasarkan data BPS Kabupaten Bandung tahun 2018 jumlah penduduk di Kecamatan Rancabali tahun 2017 yang merupakan lulusan SD sejumlah 24.095 Jiwa dan yang tidak tamat SD 16.267 Jiwa. 2. Kualitas SDM Lokal Masyarakat lokal yang bekerja pada objek wisata di Kawasan Pariwisata Ciwidey rata-rata sudah diberi pelatihan sebelum dan ketika bekerja sehingga mereka sudah memahami bagaimana mengelola dan melayani pengunjung/wisatawan.  Modal Sosial Modal sosial merupakan hal yang harus dimiliki oleh individu untuk menjalankan kehidupannya sebagai mahluk sosial. Modal sosial mengarah kepada kerjasama dalam kelompok sosial dan memiliki keterkaitan dengan kejujuran, komitmen, tanggung jawab, serta timbal balik dalam syarat interaksi



sosial. Pada subab ini akan menjelaskan mengenai Norma Sosial, Hubungan Sosial, dan Kondisi Keterbukaan Antar Sektor Pemerintah. 1. Norma Sebagai Nilai Cinta Lingkungan Beberapa norma sosial yang berlaku di setiap objek daya Tarik wisata yang ada di Kawasan Pariwisata Ciwidey memiliki beberapa macam jenis kegiatan yang dilakukan oleh komunitas masyarakat setempat, salah satu bentuk contoh kegiatan yang dilakukan komunitas masyarakat yang ada di Kawasan Wisata Gunung Nagara Padang. Komunitas masyarakat Gunung Nagara Padang merupakan komunitas masyarakat yang berorientasi terhadap nilai konservasi alam & budaya, motto masyarakat setempat “Budaya Tuturus Laku Muruga Jatining Bangsa” jika di artikan dalam Bahasa Indonesia “Pertahanan Nilai Budaya Lokal adalah Pertahanan Budaya Nasional”. Pada awalnya komunitas masyarakat hanya bergerak dan berfokus pada kegiatan kebudayaan masayarakat tetapi semakin maju nya perkembangan zaman banyak wisatawan maupun masyarakat yang tidak memperhatikan terhadap nilai konservasi alam untuk senantiasa menjaga keanekaragaman sumber daya alam yang berada di Kawasan Nagara Padang. Saat ini komunitas masyarakat meluangkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dalam segala bentuk aktivitasnya. Kegiatan konservasi alam yang dilakukan oleh komunitas masyarakat meliputi kegiatan penanaman pohon, dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan pada proses kegiatannya juga masyarakat berupaya untuk menerapkan nilai – nilai edukasi tersebut



terhadap



terhadap



masyarakat



awam,



salah



satu



bentuk



penerapannya yang telah ditanamkan terhadap anak – anak pada usia dini.



Gambar 3.74 Kegiatan Penanaman Pohon Sumber: https://web.facebook.com/miasihbuminagarapadang/



2. Norma Sebagai Nilai Cinta Budaya Komunitas masyarakat di Gunung Nagara Padang semakin berkembang dan tetap berfokus terhadap nilai adat kebudayaan masyarakat setempat. Salah satu kegiatan kebudayaan yang menjadi adat kebiasaan masyarakat setempat, salah satunya kegiatan Nyawang Bulan dan kegiatan Upacara Miasih Kabumi. Pada Prosesnya, setiap kegiatan masyarakat tersebut memiliki budaya atau kebiasaan – kebiasaan yang menjadi ciri khas masyarakat setempat. Salah satunya adalah dengan mengenakan pakaian adat khusus bagi masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung, seperti mengenakan pakaian pangsi bagi kaum laki – laki dan mengenakan kebaya bagi kaum perempuan. Selain itu penanaman nilai adat budaya komunitas masyarakat tersebut telah dilakukan secara turun temurun semenjak nenek moyang, sebagai bentuk dalam menjaga kelestarian adat dan budaya masyarakat setempat. Untuk norma – norma yang secara umumnya tidak boleh dilakukan adalah seperti tidak boleh melakukan vandalism, harus berbicara sopan, dan tentunya menjaga kelestarian alam.



Gambar 3.75 Kegiatan Budaya Nagara Padang Sumber: https://web.facebook.com/miasihbuminagarapadang/



3. Hubungan Sosial Antar Masyarakat Komunitas masyarakat di Gunung Nagara Padang memiliki kerakatan hubungan sosial dalam berbagai bentuk kegiatan, hal tersebut menjadi modal kepercayaan masyarakat dalam membangun suatu kerja sama antara individu dengan individu lainnya yang dapat membentuk suatu sekelompok, sehingga memiliki kerakatan hubungan yang kuat dan kokoh. Salah satu yang menjadi bentuk modal kepercayaan masyarakat , kegiatan rapat padepokan giri padang sebagai bentuk kegiatan masyarakat setempat untuk bersilahturahmi, membicarakan hal – hal penting dan kegiatan rapat masyarakat desa untuk bermusyawarah. Selain itu ada kegiatan gotong royong masyarakat setempat dalam Pembangunan Kolam Penampungan Air yang bersumber dari Mata Air yang berada di Situs Batu Tumpeng. Selain pembangunan kolam pembersihan dan perawatan Situs Batu Tumpeng yang secara rutin dilakukan oleh masyarakat.



Gambar 3.76 Kegiatan Bersih-Bersih Gunung Padang Sumber: https://web.facebook.com/miasihbuminagarapadang/



4. Kondisi Keterbukaan Antar Sektor Pemerintah Kondisi keterbukaan antar sektor pemerintah Perum Perhutani KPH Bandung Selatan dengan masyarakat setempat di Gunung Nagara Padang yaitu, pada tanggal 15 Agustus 2018 bertempat di Kantor Perum Perhutani KPH Bandung selatan pendatangan MOU pengelolaan Situs Cagar Budaya Nagara Padang resmi dikelola oleh Paguyuban Juru Pelihara Situs Nagara Padang telah terlaksana. Pengelolaan Situs Cagar Budaya yang beazaskan "kearifan budaya lokal" dan tetap berpedoman pada UU NO.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Acara yang dihadiri oleh ADM KPH Bandung Selatan, Juru Pelihara Situs Nagara Padang, LMDH, dan Perwakilan Masyarakat Adat Nagara Padang



merupakan salah satu bentuk apresiasi dari Perhutani atas tetap Konsistennya Masyarakat Nagara padang dalam pelestarian dan menjaga warisan budaya leluhur. ini juga menjadi bekal spirit dari Perhutani dalam pelaksanaan program Masyarakat Nagara Padang yakni "BINA BUDAYA INDONESIA SITUS CAGAR BUDAYA NAGARA PADANG“. Program Bina Budaya Indonesia Situs Cagar Budaya Nagara Padang mendapat dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga kelestarian dan perlindungan situs cagar budaya, Serta menjadi bagian dalam program pemerintah dalam pelestarian budaya dan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal dan menjadi bagian dari program pemerintah dalam menciptakan destinasi pariwisata budaya lokal.



Gambar 3.77 Kegiatan Kerjasama antar aktor Sumber:



Gambar 3.78 Skema Jejaring Hubungan Komunitas Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019



 Jaringan dan Kerjasama Jaringan dan kerja sama merupakan sistem yang berbentuk prosedur hubungan jejaring sesama, biasanya melibatkan aktor atau organisasi dalam membantu suatu proses hubungan kerjasama untuk menghasilkan keuntungan dan mencapai target bagi kepentingan bersama. Pada subab ini akan menjelaskan mengenai Kerja Sama Antar Lembaga, Inisiatif – Inisiatif Kerja Sama Antar Pemangku Kepentingan, dan Platform – platform sosial media 1. Kerja Sama Antar Lembaga Dalam meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan pengembangan objek wisata yang berada di Kawasan Pariwisata Ciwidey tentunya harus melibatkan hubungan kerja sama antar lembaga. Beberapa ada juga sebagian pengelola wisata yang melibatkan hubungan kerja sama dengan beberapa lembaga/organisasi, diantaranya adalah sebagai berikut: 



Lembaga yang berpartisipasi dalam pengelolaan wisata Gunung Padang adalah KOMPEPAR







Objek wisata D’riam bekerjasama dengan EO







Wisata kawah putih bekerjasama dengan BUMDES, Travel Agent dan Aspinal.







Wisata Cimanggu bekerjasama dengan Travel Agencies







Lembaga yang pernah terlibat sebelumnya dari BKSDA dan DISHUB







Lembaga yang terlibat dalam pengelolaan wisata Ciwalini yaitu KOMPEPAR dan DISPARBUD







Pengelolaan peternakan luwak dan kopi luwak dibantu dengan beberapa investor dari jepang.



2



Inisiatif – Inisiatif Kerja Sama Antar Pemangku Kepentingan Dalam mengembangkan pengelolaan di objek wisata yang berada di Kawasan



PACIRA tersebut sebagian pengelola melakukan hubungan kerja sama dengan lembaga/organisasi dalam berbagai macam bentuk hubungan kerja sama, diantaranya adalah sebagai berikut : 



Dalam mempromosikan dan menyajikan sumber data informasi yang berada di objek wisata Gunung Padang ada beberapa pihak yang turut ikut berpartisipasi dalam memajukan pengembangan wisata yaitu adalah KOMPEPAR.







Bentuk Hubungan Kerja sama pengelola wisata D’riam dengan EO yaitu membantu dalam setiap ketika mengadakan kegiatan – kegiatan penting.







Lembaga yang membantu dalam pengelolaan wisata Kawah Putih salah satunya adalah Aspinal merupakan komunitas yang bertujuan untuk melestarikan hewan yang terancam punah, Travel Agencies membantu dalam



menyediakan paket wisata yang bekerjasama



dengan Patuha Resort, Cimanggu dan Rancaupas. 



Terdapat keterlibatan Kelompok Penggiat Pariwisata (KOMPEPAR) yaitu dalam kegiatan pelatihan berupa PHRI dan Upgrading.



3. Platform – platform sosial media Untuk meningkatkan minat dan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata yang berada di Objek Wisata PACIRA ini ada beberapa strategi untuk menambah minat wisatawan salah satunya adalah dengan cara promosi



melalui akses sosial media dengan menyajikan beberapa sumber data dan informasi bagi wisatawan baik itu dalam bentuk segi pelayanan yang diberikan oleh pengelola. Untuk beberapa platform sosial media yang disediakan oleh pengelola yaitu adalah menggunakan media sosial facebook, Instagram dan beberapa sebagian juga ada menyajikan promosi melalui media cetak elektronik.



Gambar 3.79 Platform ODTW Cimanggu & Gunung Padang Sumber : Instagram, Facebook



 UKM, IKM di sekitar Objek Pariwisata -



Tempat pariwisata Kawah Putih UKM (usaha kecil menengah): Terdapata tempat tempat usaha kecil kecuilan untuk pendududuk lokal di sekitar tempat wisata seperti warung makan dan warung warung lainya dan untuk perawatannya sediri cukup baik dan kondisi fasilitas yang di sediakan yang terawat dengan baik. Adapula toko suvenir seperti topi,baju,mantel dan lain-lainya tersedia di warung dan kios-kios di sekitar tempat wisata.



IKM (industri kecil menengah) : Untuk industri di tempat wisata di kawah putih sendiri tersedianya jual belerang yang di ambil di tempat kawa putih dan di produksi oleh pengelola kawah putih yang di gunakan untuk pengobantan



berbagai penyakit kulit seperti,,panu,mata ikan,kurap,penyakit gula dan lian lain.ada juga jasa foto di sekitar tempat wisata dan peyewaan kuda. -



Tempat Pariwisata Ranca upas IKM (industri kecil menengah) : Untuk industri kecil yang terdapat di tempat wisata Ranca upas sendiri nyaitu tersedianya jual strowberry keliling di sekitar tempat wisata ranca upas adapun kegiatan rutinan lomba foto alam di tempat wisata dan jasa poto prewedding. ; Untuk jasa foto prewedding sendiri itu harus menghubungi terlebih dahulu pikah pengelola karna tidak semua tempat wisata di perbolehkan untuk di jadikan tempat prewdding.



UKM (usaha kecil menengah) : Ada pula usaha kecil yang terdapat dan di sediakan di ranca upas sendiri nyaitu di antara lain tersedianya warung makanan,warung oleh-oleh dan resto adapula tempat peyewaan seperti tenda dan jual kayu bakar.tersedianya tempat jual suvenir di antar warung atau kios di berbagai tempat wahana. -



Tempat pariwisata D’Riam Riverside UKM (usaha kecil menengah) : Usaha kecil yang tersedia di temapat wisata pariwisata D’riam riverside yaitu barupa warung atau resto dan resort yang ada



di tiap wahana atau sebelum kita masuk ke wahana



wisata yang



meyediakan berbagai aneka makanan lokal maupun luar.



IKM (industri kecil menengah) : Untuk industri kecilnya sendiri terdapat toko suvernir khusus yang menjual berbagai aneka koleksi kerajina,baju,topi,tas dan lain-lainya ditempat wisata D’riam Riverside juga menyediakan madu alam khas ciwidey. -



Tempat pariwisata situ patengan UKM (usaha kecil menengah) : Tersedianya warung atau resto dan resort yang tersedia di tiap wahana wisata yang yang di kelola oleh tiap pengelola aneka juallannya bermacam macam seperti menjual berbagai aneka makanan lokal, tradisyonal dan makanan luar.



IKM (industri kecil menengah) : terdapat toko suvernir yang menjual berbagai aneka koleksi kerajina-kerajinan seperti,,golok, ,baju,topi,tas dan lain-lainya



ditempat wisata sekitar situ patengan tersedia di berbagai kios-kios tempat sekitar wisata dan ada juga produk unggulan seperti madu hitam dan lain lainya. -



Tempat pariwisata Ciwalini UKM (usaha kecil menengah) : Untuk usaha menenngahnya Tersedianya warung atau resto dan resort juga kios kios yang di sediakan di tempat wisata Ciwalini di kelola oleh pengelola dan masyarakat menjual berbagai macam macam seperti menjual berbagai aneka makanan lokal, tradisyonal jajanan dan oleh oleh.



IKM (industri kecil menengah) : terdapat toko suvernir yang menjual berbagai aneka koleksi kerajina-kerajinan seperti,,golok, ,baju,topi,tas dan peralatan berenang lain-lainya,ditempat wisata Ciwalini sendiri dan terdapat di beberapa kios yang berada dan disediakan di tempat wisata.  Biro Perjalanan, Travel



Terdapat biro perjalanan/travel menuju Kawasan Wisata Ciwidey, seperti salah satu travel Trans Jaya yang memberikan paket menuju Ciwidey. Adapun travel dari luar Bandung yang sering melakukan perjalanan ke Kawasan Wisata Ciwidey seperti dari Sumatera, Yogya, dll  Keberadaan lembaga Lembaga- lembaga yang terkait dalam kerjasama pengelolaan untuk kelestarian dan menambah minat daya tarik pengunjung di tempat wisata yang berada di ciwidey kabupaten bandung terdiri dari beberapa objek wisata yang berada di ciwidey di antaranya . 



Gunung padang dan Kawah cibuni



Di kelola langsung masnyarakat namun letak lokasinya berada di wilayah tanah Perhutani KPH wilayah bandung selatan provinsi jawa barat untuk kelembagaanya sendiri gunung padang membentuk organisani masyarakat dan di pimpin oleh seorang kuncen utama dan setiap tahunya selalu melakuan peranyaan rutinan.







D’Riam



Dikarnaka d’riam adalah tempat wisata swasta dan tidak adanya kerjasama antara pemerintah Dalam kelembagaanya sendiri driam melakukan kerjasama dengan wisata-wisata lain supanya cepat di kenal oleh wisatawan lokal dan luar. 



Ranca upas , kawah putih dan punceling pass



Adalah tempat wisata yang langsung di kelola oleh pemerintah nyaitu Perhutani yang mengatur dari berbagai peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat wisata juga segala yang berkaitan tentang kepariwisataan 



Cimangu



Dalam pengelolaan tempat wisata cimanggu sendiri itu ada kerjasama atara pihak perhutani dan masyarakat sekitar walaupn dalam segi keseluruhan tempat wisata cimanggu sendiri di kelola langsung dari pihak pemerintahan nyaitu perhutani dan menjalin kerjasama dengan BKSDA dalam pengelolaan wisatanya.  Kebijakan Terdapat keijakan yang mengatur Kawasan Pariwisata Ciwidey yaitu Pemerintah (PP) Republik Indonesia No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 Ciwidey termasuk kedalam Destinasi Pariwisata Nasional ; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2025 serta Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 27 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun 2016 – 2036 C. PROSES Dalam pendekatan Regional Tourism Innovation System, komponen proses merupakan suatu upaya dalam pembentukan inovasi guna mendukung berkembangnya sektor pariwisata, komponen ini memiliki peran yang sentral dalam upaya penciptaan inovasi, yang mana didalamnya melibatkan para aktor yang berperan dalam sektor pariwisata, pada proses ini terjadi interaksi antar aktor dengan perannya masing-masing saling bertukar pikiran dan informasi yang dapat saling mendukung dalam memajukan sektor pariwisata. Adapun komponen



proses ini terdiri dari knowledge creation, knowledge sharing, dan collective learning. Pada kawasan Pariwisata Ciwidey, dari 12 Objek Daya Tarik Wisata yang diamati,



tidak



semua



ODTW



terdapat



kegiatan



yang



menunjukkan



berlangsungnya komponen proses ini, kondisi 12 ODTW yang secara tata kelola didominasi oleh pengelolaan secara mandiri/dilakukan oleh swasta tanpa keterkaitan antar ODTW membuat kurang tampaknya komponen proses ini terbentuk.  Knowledge Creation Dalam upaya penciptaan pengetahuan baru, terdapat 4 tahapan yang berlangsung, diantaranya socialization, eksternalization, combination dan internalization.



Gambar 3.80 Proses Penciptaan Pengetahuan Sumber : Nonaka dan Takeuchi dalam Mungkasa (2014:9)



Kawasan Pariwisata Ciwidey yang didominasi oleh berbagai objek daya tarik wisata yang dikelola secara mandiri oleh swasta membuat terciptanya berbagai keleluasaan dalam upaya menciptakan pengetahuan baru dalam



sektor pariwisata, sebagai contoh, D’riam Riverside yang merupakan objek daya tarik wisata baru di Kawasan Pariwisata Ciwidey mampu berkembang dengan pesat dan menarik banyak wisatawan untuk hadir, penciptaan pengetahuan ini ditunjukkan dengan kehadiran berbagai atraksi yang berbeda jika dibandingkan dengan ODTW yang lain.



Gambar 3.81 Atraksi sebagai hasil dari knowledge creation Sumber : Wisatabdg.com



Selain proses penciptaan pengetahuan yang terjadi di D’riam Riverside, adapula proses penciptaan pengetahuan yang terdapat di situs Gunung Nagara Padang. Keberadaan situs yang memiliki nilai historis dan dianggap sakral oleh masyarakat sekitar, memiliki daya tarik bagi banyak orang, dimana pada situs ini kita dapat mempelajari makna dan proses kehidupan seorang manusia melalui berbagai situs yang ada dan upacara adat Miasih ka Bumi yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.



Gambar 3.82 Upacara Miasih ka Bumi Sumber : KarindingAwiPipir.wordpess.com



 Knowledge Sharing Proses berbagi pengetahuan merupakan suatu bentuk kegiatan atau metoda yang dilakukan untuk memberikan kesempatan berbagi pengetahuan dalam upaya memajukan sektor pariwisata. Proses kegiatan ini sangat ditentukan oleh mekanisme sharing berupa interaksi yang dilakukan dalam proses berbagi pengetahuan, sarana pendukung dalam proses berbagi pengetahuan, pola jejaring yang terbentuk serta motivasi yang mendasari proses berbagi pengetahuan tersebut berlangsung. Pada Kawasan Pariwisata Ciwidey, yang berperan besar dalam proses ini didominasi oleh lembaga dibawah pemerintah seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung berperan dalam mensosialisasikan pengetahuan mengenai masyarakat sadar wisata dan berbagai standar pelayanan yang harus ada dalam menyelenggarakan kegiatan pariwisata. Dinas



Pariwisata



dan



Kebudayaan



pun



membina



berbagai



organisasi



kepariwisataan seperti POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) yang berperan sebagai penggerak sadar wisata dan sapta pesona di lingkungan destinasi wisata,



dan GenPI (Generasi Pesona Indonesia) sebagai komunitas yang bergerak di bidang platform media promosi potensi wisata yang dimiliki daerah. Keberadaan Kawasan Pariwisata Ciwidey yang terletak di daerah rawan bencana turut mengundang peran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang turut serta melakukan proses berbagi pengetahuan mengenai kebencanaan khususnya di bidang kepariwisataan. BPBD rutin mensosialisasikan pentingnya pengetahuan akan kebencanaan khususnya bagi pengelola dan pengunjung objek pariwisata. Seperti yang telah dilakukan di Situ Patengan, dimana BPBD melakukan sharing knowledge dengan para penyedia jasa perahu mengenai teknis keselamatan di perairan ketika ada peristiwa kecelakaan seperti perahu tenggelam dan lainnya.  Collective Learning Proses Collective Learning atau belajar bersama dalam upaya memajukan sektor pariwisata memiliki tiga indikator, diantaranya pengetahuan yang dimiliki oleh setiap aktor yang berbeda dalam pengelolaan objek pariwisata, keterbukaan informasi untuk berbagi informasi yang diketahui pada aktor yang berbeda dan kolaborasi antar aktor dalam mengembangkan sektor pariwisata. Pada Kawasan Pariwisata Ciwidey yang terdapat berbagai ODTW yang dikelola oleh pengelola yang berbeda membuat persaingan lebih kental dibanding dengan kolaborasi, adapun kolaborasi yang telah dilakukan antar pengelola baru dilakukan oleh ODTW yang berada dalam naungan Perhutani, seperti Kawah Putih, Kampung Cai Ranca Upas dan Taman Wisata Air Cimanggu. Ketiga ODTW ini melakukan proses Collective Learning yang di fasilitasi oleh perhutani, adapun wujud proses ini terlaksana dengan terbentuknya pilihan paket-paket wisata bagi wisatawan untuk menikmati berbagai atraksi yang terdapat di ketiga ODTW secara bundling. Proses collective learning lain yang terjadi terdapat di masing-masing ODTW, dimana pengelola ODTW melakukan proses ini secara internal di lingkungan ODTW nya, seperti kolaborasi antar unit usaha di D’riam dimana pengelola berbagai atraksi bekerjasama dengan pengelola hotel dan restoran dalam memberikan pelayanan yang baik pada wisatawan.