Profil Pengusaha Sukses Dibidang Agribisnis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KEWIRAUSAHAAN 3 PROFIL PENGUSAHA SUKSES DI BIDANG AGRIBISNIS



DISUSUN OLEH : KELAS 03 1.MUSA APRILDO PERDAMAYAN TIDA AKA (410012184) 2. FREDIK MAKUTIKA (410012151) 3.NAJMI IZANUDIN (410012233) 4. MAECHEL EYRENS AHULUHELUW (410012121)



SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2014



PENDAHULUAN AGRIBISNIS Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam konteks manajemen agribisnis di dalam dunia akademik, setiap elemen dalam produksi dan distribusi pertanian dapat dijelaskan sebagai aktivitas agribisnis. Namun istilah "agribisnis" di masyarakat umum seringkali ditekankan pada ketergantungan berbagai sektor ini di dalam rantai produksi. Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang merupakan portmanteau dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalambahasa Indonesia dikenal pula varian anglisismenya, agrobisnis. Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya merupakan inti (core) agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Dalam perkembangan masa kini agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan produk pertanian telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.



3 PROFIL PENGUSAHA SUKSES DI BIDANG AGRIBISNIS Inilah 3 profil pengusaha sukses di bidang “Agribisnis” : 1. Nugroho Yuniarto



Nugroho Yuniarto atau yang akrab dikenal dengan panggilan Nugroho sumpiuh di jejaringan facebook merupakan mantan peserta magang IM Japan angkatan 117 . Mantan peserta magang yang pernah tinggal dan magang di prefetur Nagano ini, kini berprofesi sebagai pengusaha agrobisnis perkebunan durianmontong. Beliau juga aktif memberikan pelatihan tentang cara sukses berbisnis durian motong, penanaman serta pemeliharaannya sehingga buah durian yang akan di hasilkan memiliki kualitas buah durian yang terbaik di sentra nasional pembibitan durian montong , daerah banyumas, Jawa tengah. Kesuksesan Nugroho dalam bisnis agribinis durian montong ingin ditularkannya kepada para juniornya sesama peserta magang dan mantan peserta magang. Dia menuturkan bahwa ia Ingin berbagi kepada semua kenshusei ( peserta magang ) baik yang telah menyelesaikan program magang maupun yang sedang menjalankan program magang di jepang agar belajar dari pengalaman para senior yang sudah pulang dan menjadi pengusaha sukses dengan usahanya agar bisa sukses pula, pada saat sudah menyelsesaikan program magang selama 3 tahun dan sukses sepertimereka.



Ia juga menjelaskan kalau kenshusei selama di Jepang melakukan pekerjaan di pabrik dan juga dilapangan yang merupakan pekerjaan rutinitas yang di jalankan setiap harinya selama tiga tahun dan selama tiga tahun tersebut tidak di ajarkan cara berwirausaha sehingga pada saat mendekati kepaulangan ketanah air mengalami kebingungan karena tidak memiliki dasar dalam berbisnis padahal peluang dan kesempatan untuk menciptakan wirausahawan muda baru dari program magang di Jepang cukup berpeluang sangat besar, karena setiap peserta magang memiliki modal yang cukup, apalagi peserta magang yang berasal dari IM Japan menerima dana untuk modal usaha mandiri yang dikatakan cukup untuk membuka usaha baru. Belum lagi uang tabungan yang disisihkan untuk tambahanmodal usaha baru dalam bidang apapun termasuk bidang usaha agrobisnis seperti yang di jalankan oleh Saudara Nugroho Sumpiuh. Peluang itu sangatlah besar  untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Dari pengalaman para senior yang telah pulang ke tanah banyak juga yang nasibnya terpuruk akibat tidak mempersiapkan masa depan sejak dini pasca menyelsesaikan program magang yang pada akhirnya tabungan dan modal usaha mandiri yang di terima pada saat kepulangan habis begitu saja dengan percuma dan tidak di manfaatkan dengan baik untuk pendirian dan pengembangan usaha yang pada akhirnya juga mantan peserta magang tersebut kembali ke posisi awal yaitu jatuh miskin lagi alias ” Jamila ” bahas keren yang sering kebanyakan orang katakan. Sehingga banyak dari matan peserta magang yang ingin kembali lagi ke Jepang untuk bekerja yang sesungguhnya sangatlah sulit dan beralih kenegara lain seperti korea atau negara tujuan lain untuk bekerja. Namun itu juga memerlukan dana yang cukup besar untuk bisa berangkat ke negara tujuan untuk bekerja tersebut. Nugroho Sumpiuh Juga bercerita pengalamannya pada saat ia pulang dari Jepang pada tahun 2005 , delapan tahun yang lalu tesebut. Ia tidak tahu harus berbuat apa sehingga pada akhirnya ia bekerja dipabrik di Indonesia dengan gaji kecil yang tidak sama besarnya seperti pada saat magang di Jepang. Gajinya hanya cukup untuk makan. sehingga ia memutuskan untuk keluar dari pabrik tempat ia bekerja tersebut . dengan sisa uang tabungan ia miliki ia bertekad untuk beralih profesi sebagai wirausahawan di bidang agribisnis perkebunan durian montong asal thailand. Dengan modal 20 batang pohon durian motong dengan perawatan dan pemeliharan yang sangat tekun dan gigih akhirnya ia memperoleh hasil yang cukup besar dalam panen perdananya yang mencapai 84 juta rupiah sekali panennya. Selain pengembangkan usaha dibidang agribisnis durian montong beliau juga mengembangkan usahanya dengan membuat kandang ayam pedaging yang berjumlah 10 ribu ekor dengan keuntungan cukup besar karena tiap panennya yang hanya 40 hari bisa mengasilkan 32 juta rupiah. Dari hasil kerja keras dari usahanya tersebut dia juga ingin berbagi an menularkan ilmu dan pengalamanya sebagai pengusaha dibidang agribisnis budidaya durian motong asal thailand tersebut kepada mantan peserta magang yang lain dan peserta magang yang sedang magang di Jepang agar setelah pulang nantinya setelah menyelesaikan program magang nantinya bisa mengikuti jejak beliau menjadi pengusaha seperti yang beliau jalani sekarang ini atau terinspirasi



dengan ide usaha beliau berbisnis durian montong dari thailand dan menularkan semangat entrepreneurship kepada seluruh alumni dari Jepang maupun peserta magang di Jepang . Sebab sudah banyak dari mereka yang belajar dan menimba ilmu dan pengalaman bersama beliau yang sukses . Kisah sukses dan bisnis beliau dapat di lihat juga di majalah online atau dapat menghubungi beliau alamat sentra pembibitan nasional durian montong banyumasu, Jawa tengah



2. Jody Brontosuseno dan Siti Hariyani Menjadi seorang pengusaha sukses, tentunya menjadi impian besar bagi semua orang. Namun sayangnya tidak banyak orang yang bisa berhasil meraih impian tersebut, mengingat untuk mencapai sebuah kesuksesan dibutuhkan kerja keras dan tekad yang kuat guna menghadapi semua rintangan dan hambatan yang sering muncul di tengah perjalanan menuju sukses. Hal inilah yang memotivasi sepasang suami istri, Jody Brontosuseno dan Siti Hariyani dalam mengembangkan usaha. Jatuh bangun dalam menjalankan sebuah usaha, sudah menjadi bagian dari perjuangan mereka mencapai kesuksesan. Berbagai peluang usaha dari mulai berdagang roti bakar, berjualan susu, sampai berbisnis kaos partai musiman pernah mereka jalani, dan semuanya tidak bisa bertahan lama hingga harus ditutup sebelum mencapai suksesnya. Meskipun begitu, pengalaman pahit tersebut tidak membuat sepasang suami istri ini berhenti mencoba peruntungannya di dunia bisnis. Mengawali kesuksesan bisnisnya pada tahun 2000, Jody dan Anik mencoba membuka warung steak sederhana dengan memanfaatkan teras rumahnya, yang berlokasi di Jalan Cendrawasih 30 Demangan Yogyakarta sebagai lokasi usaha. Berbekal jiwa entrepreneur yang telah mereka miliki, pasangan serasi ini nekat membangun sebuah rumah makan steak dengan nama “Waroeng Steak n Shake” yang kini lebih dikenal dengan istilah WS, lain daripada restoran steak lainnya. Jika biasanya kuliner ala Eropa ini hanya bisa dinikmati masyarakat menengah atas, di berbagai restoran mewah atau di hotel-hotel berbintang dengan harga yang relatif mahal. Jody dan Anik, berhasil menciptakan sebuah gebrakan baru di bisnis kuliner, dengan menawarkan salah satu makanan barat yang banyak diminati masyarakat yaitu steak, dengan harga yang sangat bersahabat dan jauh dari kata mahal. Mereka sengaja menawarkan steak di warung sederhananya, untuk membangun image baru di mata konsumen bahwa menu ala Eropa juga bisa disajikan di warung makan biasa, dengan cita rasa yang tidak kalah bersaing dengan steak di hotel-hotel berbintang lima.Siapa sangka jika strategi tersebut cukup menarik minat konsumen, hingga waroeng steak yang dulunya hanya bermodalkan 5 buah hot plate dan 5 buah meja makan, dengan daya tampung 20 pengunjung. Kini berhasil berkembang pesat, mencapai lebih dari 30 cabang yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Seperti di daerah Jakarta, Medan, Bogor, Bandung, Semarang, Malang, Solo, Palembang, Yogyakarta, Bali, serta Pekanbaru. Dengan omset ratusan hingga milyaran rupiah setiap bulannya. Terobosan baru yang ditawarkan Waroeng steak, melalui mottonya “Bukan steak biasa” ini berhasil merubah pandangan masyarakat, yang dulunya beranggapan bahwa makanan steak hanya bisa



dikonsumsi orang kaya. Menjadi makanan baru yang bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat dengan harga yang sangat terjangkau dan tentunya pas dikantong semua konsumen.Dengan menanamkan image murah yang begitu kuat di hati para konsumennya. Kini duet suami istri ini tercatat sebagai salah satu entrepreneur sukses yang keberadaannya patut diperhitungkan. Karena mereka tidak hanya sukses mengembangkan puluhan cabang WS di berbagai daerah saja, saat ini Jody dan Anik juga merambah bisnis makanan lainnya yang menawarkan berbagai menu bakaran, serta membangun bisnis futsal di seputaran kota Yogyakarta. Menurut Hendro dan Candra (2006), seorang enterpreuner yangsmart and good adalah enterpreuner yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.



Strategic thinker and strong emotional attachment



2.



Motivator yang handal bagi diri sendiri atau tim dan self leader



3.



Ambisius karena high achiever (tidak mengenal puas)



4.



Risk manager, not just a risk taker



5.



Totalitas dalam bekerja dan target oriented (penuh komitmen dan konsisten terhadap pekerjaan



3. Triyono Setiap orang tentunya memiliki kesempatan yang sama untuk bisa mewujudkan impiannya menjadi nyata. Hal inilah yang menguatkan tekad besar Triyono untuk mengawali kesuksesannya di bidang agrobisnis. Meskipun memiliki fisik yang kurang sempurna, lelaki yang tinggal di Sukoharjo ini tidak lantas menyerah pada nasib dan berhenti beraktifitas. Dengan memanfaatkan potensi kecerdasan yang Ia miliki serta bekal ilmu di bidang pertanian dan peternakan yang diperolehnya selama duduk di bangku kuliah, Triyono yang merupakan salah satu alumnus Universitas Sebelas Maret (Solo) ini mulai menekuni dunia agrobisnis dengan mengembangkan usaha ternak bebek potong, ayam potong dan sapi potong. Usaha tersebut diawalinya pada tahun 2006 silam ketika Ia masih berstatus sebagai mahasiswa. Disela-sela kesibukannya selama berada di kampus, lelaki yang akrab dipanggil Tri ini nekat memulai bisnis ternak bebek dengan modal usaha sebesar Rp 5 juta. Modal tersebut kemudian digunakannya untuk membeli 500 ekor bebek dan dibudidayakan di pekarangan milik keluarganya. Walaupun Ia harus berjalan dengan bantuan tongkat (kruk), namun kejeliannya dalam melihat pasar dan kemampuannya di bidang peternakan membuat bisnisnya menghasilkan untung yang cukup besar. Bebek yang dihasilkannya tidak hanya sehat namun memiliki berat yang proporsional, sehingga harga jualnya pun



cukup mahal di pasaran. Setelah berhasil mengembangkan ternak bebek potong, Triyono tidak lantas berpuas diri dan menikmati kesuksesannya. Di awal tahun 2007 Ia mencoba menekuni bisnis baru yaitu jual beli hewan qurban, dan menghasilkan keuntungan yang menggiurkan. Dari sanalah Tri semakin yakin bila peluang di bidang agrobisnis masih sangat terbuka lebar, sehingga Ia tak ragu lagi untuk segera mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar. Memasuki tahun 2008, finalis Wirausahawan Mandiri 2010 ini serius mengembangkan bisnisnya dengan tambahan dana sebesar Rp 20 juta. Di bawah bendera CV. Tri Agri Aurum Multifarm, Tri membangun peternakan terpadu dengan



melayani bisnis sapi potong, ayam potong, serta memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Berbekal pengetahuan serta keahlian yang Ia miliki, setiap tahunnya omset yang didapatkan CV. Tri Agri Aurum Multifarm mengalami peningkatan yang cukup pesat. Bila di tahun 2008 omset yang diperoleh baru berkisar Rp 500 juta, di tahun 2010 silam pendapatannya meningkat berlipat-lipat hingga mencapai Rp 3 miliar setiap tahunnya. Kuatnya tekad yang dimiliki Triyono dan kejeliannya dalam memenuhi kebutuhan pasar, kini mengantarkan pemuda 29 tahun ini menjadi salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Semoga kisah sukses pengusaha di bidang agrobisnis ini bisa menginspirasi para pembaca untuk segera mengikuti jejak kesuksesannya. Jangan pernah takut melangkah dan mulailah sekarang juga. Salam sukses.



DAFTAR PUSTAKA 1. http://id.wikipedia.org/wiki/Agribisnis 2. http://bisnisukm.com/sukses-pengusaha-di-bidangagrobisnis.html 3. http://company.web.id/yei/2012/07/17/mantankenshusei-yang-menjadi-pengusaha-agribisnisbernilai-puluhan-juta/