Profil PKM Pamulang 2014 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan alam semesta yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada kami untuk dapat menyelesaikan Laporan Profil kegiatan UPT Puskesmas Pamulang. Penyajian profil ini ditujukan untuk mengetahui pencapaian kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Hasil Kegiatan yang tecantum pada Profil ini merupakan suatu upaya yang mengikutsertakan peran aktif dan kerjasama dari masyarakat, institusi dan berbagai lintas sektor yang terkait di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan sering ditemukan hambatan dan tantangan dalam mencapai target yang telah ditentukan. Dengan segala keterbatasan yang ada, kami memohon maaf apabila dalam laporan ini masih banyak kekurangan. Semoga Profil ini dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan serta menjadi acuan di tahun yang akan datang. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas tersusunnya Profil Tahun 2014 ini.



Pamulang, Februari 2015 Tim Penyusun



Kepala UPT Puskesmas Pamulang



Drg. Rosmawati. S., MM NIP.19630708 199203 2 005



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................................



i



DAFTAR ISI .......................................................................................................



ii



BAB I



PENDAHULUAN ...............................................................................



1



BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PAMULANG ........................



5



A. Situasi Keadaan Umum.................................................................



5



1. Geografi............................................................................ 2. Demografi.........................................................................



5 5



BAB III PROGRAM KESEHATAN...................................................................



10



A. Upaya Kesehatan Dasar ................................................................



10



1. Promosi Kesehatan........................................................... 2. Kesehatan Lingkungan...................................................... 3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana.. 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.................................... 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan.......................................................................



10 10 11 11 12 12



B. Upaya Kesehatan Pengembengan Wajib.......................................



12



1. UKS................................................................................... 2. Upaya Kesehatan OLahraga............................................. 3. Upaya Kesehatan Kerja..................................................... 4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut...................................... 5. Upaya Kesehatan Jiwa...................................................... 6. Upaya Kesehatan Mata..................................................... 7. Upaya Keshatan Usia Lanjut............................................. 8. Pembinaan Pengobatan Tradisional.................................. 9. Perawatan Kesehatan Masyarakat....................................



13 16 16 17 18 18 18 19 19



BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN.........................................



20



A. Program Kegiatan Pokok ..............................................................



27



B. Program Pengembangan Wajib.....................................................



28



C. Sumber Daya Kesehatan .............................................................



28



BAB V KESIMPULAN.......................................................................................



30



LAMPIRAN



ii



BAB I PENDAHULUAN



Kesehatan



merupakan



keadaan



sejahtera



badan,



jiwa,



dan



sosial



yang



memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Upaya kesehatan yang merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan terus dicanangkan oleh pemerintah. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Salah satu sarana kesehatan yang menjangkau masalah kesehatan masyarakat adalah Puskesmas. Selama ini paradigma masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas masih bertumpu pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Padahal Puskesmas merupakan sarana pelayanan primer yang komprehensif (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menciptakan perilaku sehat yang mandiri dan berkesinambungan. Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan melalui program-program yang dijalankan di Puskesmas selama ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Untuk itu visi yang diupayakan Puskemas Pamulang yaitu “ Terwujudnya Puskesmas Pamulang dengan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Menyeluruh dan Terpadu tahun 2018” tidak menyimpang dari visi pembangunan bidang kesehatan yaitu “Pembangunan Berwawasan Kesehatan Menuju Millenium Development Goals 2015”. Letak Puskesmas Pamulang yang sangat strategis membuat Puskesmas Pamulang menjadi unit pelayanan kesehatan tingkat pertama yang cukup diminati oleh masyarakat, oleh karena itu Puskesmas Pamulang menjadi salah satu puskesmas yang mempunyai jumlah kunjungan rawat jalan terbanyak di kota Tangerang Selatan. Kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas Pamulang begitu tinggi, sehingga kami perlu



meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Untuk menunjang



keberhasilan



Program – program kesehatan, kami juga akan melakukan beberapa kegiatan prioritas yang saat ini sangat perlu diperhatikan demi terwujudnya Visi dan Misi Puskesmas Pamulang. Meskipun Puskesmas Pamulang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, namun pasti masih ada kekurangan pada setiap upaya pelayanan kami. Oleh karena itu diperlukan manajemen pelayanan bermutu yang terpadu dan berintegrasi. Profil Puskesmas dibuat untuk mengetahui gambaran Puskesmas Pamulang 0



secara umum, pencapaian kegiatan program serta dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan Puskesmas Pamulang.



I.



Latar Belakang Pembangunan yang berwawasan kesehatan sedang dicanangkan Pemerintah saat ini, dimana



pola pikir atau paradigma telah berubah dari paradigma sakit menjadi



paradigma sehat yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sehingga lahirlah sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Seperti yang kita



ketahui paradigma sehat adalah pola pikir atau model



pembangunan kesehatan yang bersifat menyeluruh, dengan melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dengan upaya lebih diarahkan pada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan tidak hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan saja. Dalam sistem kesehatan nasional Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan dasar dan ujung tombak bagi pelayanan terhadap masyarakat. Meskipun puskesmas telah memberikan kontribusi



dalam peningkatan derajat kesehatan



masyarakat, namun masih ada permasalahan lain seperti masih kurangnya pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu reformasi di Puskesmas



diperlukan untuk menjadi



Puskesmas dengan pelayanan yang bermutu menyeluruh dan terpadu di seluruh Puskesmas di Kota Tangerang Selatan. Adapun Program yang terdapat



di Puskesmas Pamulang yaitu : Program



Kesehatan dasar, Pengembangan wajib dan Pengembangan pilihan. 



Pengembangan Kesehatan Dasar meliputi : 1. Promosi Kesehatan 2. Kesehatan Lingkungan 3. Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana 4. Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan



1







Upaya Kesehatan Pengembangan: 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Olahraga 3. Upaya Kesehatan Kerja 4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 5. Upaya Kesehatan Jiwa 6. Upaya Kesehatan Mata 7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut 8. Pembinaan Pengobatan Tradisional 9. Perawatan Kesehatan Masyarakat



II.



Visi , Misi dan Tujuan Visi : Terwujudnya Puskesmas Pamulang dengan pelayanan Kesehatan yang bermutu, menyeluruh dan terpadu tahun 2018. Misi : 1. Memberikan pelayanan prima di semua sektor 2. Menjadi pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar 3. Menjadi pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga 4. Meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor Motto : Berhasil Prima Bersih, Harmonis, Silaturahim, dan Pelayanan Prima Nilai : 1. Disiplin 2. Tanggung Jawab 3. Kejujuran



2



Tujuan Tujuan Umum : Melaporkan hasil-hasil kegiatan dan hasil pelaksanaan program-program Puskesmas Pamulang Tahun 2014. Tujuan Khusus : 1. Menyajikan data hasil kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014. 2. Menyajikan data hasil pelaksanaan program-program baik wajib, tambahan ataupun pilihan yang dilaksanakan Puskesmas Pamulang pada tahun 2014. 3. Melaporkan hasil evaluasi dan analisa permasalahan, prioritas masalah, rencana tindak lanjut dan rencana kegiatan pada tahun 2014. 4. Menjadi perencanaan program kerja untuk tahun berikutnya, yaitu tahun 2015. Profil Kesehatan yang dibuat Puskesmas Pamulang mengacu pada Profil yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dengan tabel Indikator MDGs 2015, dengan sumber data diperoleh dari petugas statistik tingkat kecamatan serta pemegang program di puskesmas.



3



BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PAMULANG A.



Geografi UPT Puskesmas Pamulang berada di sebelah timur Kota Tangerang Selatan, terletak di wilayah Kecamatan Pamulang dan mempunyai luas wilayah 16,38Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut : -



Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat.



-



Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Setu



-



Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok



-



Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Timur dan Kota Depok. Puskesmas Pamulang mempunyai 4 Kelurahan dalam wilayah kerjanya, yaitu :



Kelurahan Pamulang Barat, Kelurahan Pamulang Timur, Kelurahan Pondok Cabe Ilir dan Kelurahan Pondok cabe Udik. Tabel 2.1 JUMLAH PENDUDUK WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG 2014 NO 1 2 4 5



NAMA KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK Pamulang Barat 55.894 Pamulang Timur 5430 Pd. Cabe Ilir 34.777 Pd Cabe Udik 18.916 Jumlah 115.017 Sumber : Data Kecamatan Pamulang Tahun 2014 Puskesmas Pamulang terletak di tepi jalan raya. Untuk mencapai Puskesmas Pamulang relatif mudah karena dilalui oleh kendaraan umum dan dapat juga dengan berjalan kaki sehingga transportasi secara umum mudah dijangkau. Puskesmas Pamulang menempati tanah seluas ± 2400 m 2 di Jalan Surya Kencana no.1, Rt.01, RW.022, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Jenis pelayanan yang dilakukan di PKM Pamulang meliputi : 1. Pengobatan Umum 4



2. Pengobatan Anak 3. Pengobatan Gigi 4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 5. Pelayanan KB 6. Pelayanan Askes dan rujukan 7. Pelayanan Jamsostek dan rujukan 8. Pelayanan Jamkesmas dan Rujukan 9. Pelayanan Jamkesda dan Rujukan 10. Pelayanan Jampersal dan Rujukan 11. Konsultasi Gizi dan ASI Ekslusif 12. Klinik TB Paru 13. Klinik Reproduksi 14. Klinik MTBS 15. Klinik Konsultasi Remaja 16. Klinik Kecantikan 17. Klinik Lansia 18. Refleksi 19. Laboratorium 20. Treadmill 21. Fisioterapi Puskesmas Pamulang mempunyai 1 buah Ambulans ( Pusling ) dalam kondisi baik, 7 buah sepeda motor dalam keadaan baik serta 1 buah kendaraan roda tiga.



B.



Demografi



5



Puskesmas Pamulang mempunyai 4 kelurahan binaan dengan total jumlah penduduk 115.017 jiwa yang terdiri dari 57.921 jiwa laki-laki dan 57.096 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 7,02 jiwa per km2. Jumlah KK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang sebanyak 34.824 KK dengan jumlah rumah sebanyak28.334 rumah terdiri dari 79 RT dan 334 RW.



PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG



Tabel 2.2 6



Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Wilayah Puskesmas Pamulang Tahun 2014 KELOMPOK



JUMLAH PENDUDUK LAKIUMUR PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI (TAHUN) 0–4 6.195 6.970 13.165 5–9 5.253 5.312 10.565 10 - 14 5.753 5.968 11.721 15 - 19 5.291 4.029 9.320 20 - 24 6.015 5.874 11.889 25 - 29 5.550 5.535 11.085 30 - 34 4.937 4.958 9.895 35 - 39 5.228 5.048 10.276 40 - 44 4.151 4.968 9.119 45 - 49 2.583 2.276 4.859 50 - 54 2.195 2.091 4.286 55 - 59 1.489 1.275 2.764 60 - 64 1.278 1.104 2.382 65 - 69 874 739 1.613 70 - 74 558 452 1.010 75+ 571 497 1.068 57.921 57.096 115.017 Sumber: Data Kecamatan Pamulang Tahun 2014



Sosial Ekonomi : 1. Tingkat Pendapatan Perkembangan perekonomian Kecamatan Pamulang tahun 2014 tercermin salah satunya dari peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di tahun 2014. Adapun data dari BPS belum tersedia untuk tingkat Kecamatan Pamulang sehingga belum dapat ditampilkan data akurat. Selain itu data tidak ada dalam tabel profil yang harus di isi sehingga kami sulit untuk menganalisanya. 2. Tingkat Pendidikan Menurut Tabel 3 didapatkan data : Tidak Tamat SD/ MI



: 11.233 Orang



SD/MI



: 15.424 Orang



SMP/MTS



: 20.001 Orang



SMA/MA/SMK



: 46.894 Orang 7



Diploma I / Diploma II



: 993



Orang



Akademi / Diploma III



: 5065



Orang



Universitas / Diploma IV



: 15.890 Orang



S2 / S3 (Master / Doktor)



: 1.138 Orang



Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari Angka Melek Huruf sebagai salah satu indikator tingkat pendidikan, yang diukur dengan persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Adapun rata-rata Angka Melek Huruf di wilayah Kecamatan Pamulang adalah 94,6 % dengan rincian 91,8 % pada jenis kelamin laki-laki dan 97,4% pada jenis kelamin perempuan.



8



BAB III PROGRAM KESEHATAN PUSKESMAS PAMULANG A. PENGEMBANGAN KESEHATAN DASAR 1. Promosi Kesehatan Pengertian



promosi



kesehatan



dirumuskan



sebagai:







Upaya



untuk



meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”. Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan wajib bagi Puskesmas. Kegiatan promosi kesehatan yang diselenggarakan mencakup: a. Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan kelompok seperti di posyandu, rapat koordinasi tingkat Kelurahan atau Kecamatan, maupun dalam bentuk pelatihan terhadap kader kesehatan posyandu maupun sekolah-sekolah. b. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di beberapa tatanan seperti rumah tangga, tempat-tempat umum, institusi pendidikan dan sarana kesehatan. Keberhasilan promosi kesehatan ditandai dengan adanya perubahan perilaku individu / keluarga, berkembangnya kelompok - kelompok yang peduli kesehatan dan terbentuknya berbagai upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM). 2. Kesehatan Lingkungan Pengertian Kesehatan Lingkungan menurut WHO adalah upaya perlindungan, pengelolaan



dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan



ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. Untuk menilai keadaan lingkungan, telah dilakukan upaya dengan memilih empat indikator untuk menciptakan lingkungan sehat, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air bersih, persentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar seperti yang tertuang dalam MDGs indikator ke-7 yaitu menurunkan hingga ½ nya proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar yang layak di Tahun 2015.



9



Kegiatan untuk menilai kesehatan lingkungan dilakukan pemantauan kualitas air minum, pemantauan sanitasi rumah sehat, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum seperti sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana perbelanjaan, sarana hiburan serta pembinaan di tempat pengolahan makanan dan minuman. 3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana Sesuai dengan target MDGs ke-4 terkait dengan penurunan kematian balita, angka kematian Balita, Bayi, dan Neonatal



terus mengalami penurunan. Target



MDGs ke-5 terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) masih jauh dari target yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Untuk mengurangi angka kematian ibu pada komplikasi saat persalinan maka diperlukan pemeriksaan Ibu Hamil yang dilakukan di Puskesmas maupun di Posyandu disertai dengan pemberian tablet Fe3. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa persalinan, Hal ini antara lain disebabkan karena pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Melalui pemeriksaan Ibu Hamil maka akan diketahui Ibu Hamil dengan resiko tinggi yang pada beberapa kasus memerlukan pelayanan kesehatan rujukan untuk mendapatkan pelayanan khusus. Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan yang berisiko kesehatan paling tinggi. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak juga melayani imunisasi serta pemantauan tumbuh kembang anak termasuk kunjungan ke Sekolah Taman Kanak-kanak di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, sekaligus dilakukan deteksi dini penyakit. Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas Pamulang dilakukan di ruang yang terpisah dari ruang KIA. Beberapa cara kontrasepsi dalam Keluarga Berencana yang kita kenal, antara lain: Pantang Berkala atau yang dikenal dengan sistem kalender, IUD, implant, suntikan, kondom, pil dan alat kontrasepsi mantap.



10



Program Keluarga Berencana menurut UU No.10 tahun 1992 adalah upaya kepedulian dan peran serta suami istri dalam pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan mulai dari ibu hamil, balita, dewasa khususnya yang berpenyakit TB paru, maupun konsultasi gizi untuk lanjut usia. Anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan gizi. Kurang gizi atau Kurang Energi Protein (KEP) adalah salah satu masalah gizi utama yang dijumpai pada balita. Pengertian Kurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) dilakukan dengan menimbang berat badan anak dibandingkan dengan umur, menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), dan tabel BB/U baku median WHO tahun 2005. Kurang Energi Protein (KEP) yang terjadi dapat berupa KEP ringan, sedang, dan berat yang disebut juga gizi buruk. Penanggulangan kekurangan vitamin A (KVA) saat ini masih bertumpu pada pemberian



kapsul Vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A biru (100.000 IU)



diberikan pada bayi (6-11 bulan) satu kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari atau Agustus, sedangkan kapsul Vitamin A merah (200.000IU) diberikan kepada anak balita (1-5 tahun) setiap bulan Februari dan Agustus, serta kepada ibu nifas paling lambat 30 hari setelah melahirkan. Cakupan pemberian Vitamin A tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel 43, 61, dan 62. Berbagai upaya perbaikan gizi masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan yang mencakup peningkatan program ASI Ekslusif, upaya penanggulangan gizi mikro melalui pemberian vitamin A, Taburia, tablet besi bagi ibu hamil dan iodisasi garam, serta tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang. 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular



11



Dalam rangka penanggulangan penyakit menular dilakukan berbagai kegiatan antara lain: pemberantasan penyakit menular bersumber binatang seperti (1) Pemberantasan demam berdarah dengue melalui pemberantasan sarang nyamuk (2) Filariasis ( 3 ) Chikungunya dan penyakit lainnya; Penanggulangan Penyakit menular langsung seperti (1) Tuberkulosa dengan gerakan penanggulangan tuberkulosis melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dan masyarakat serta penerapan strategi pengobatan jangka pendek yang diawasi secara langsung, (2) pemberantasan kusta dengan mencari penderita; selain itu juga pemberantasan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti (1) Polio (2) Campak (3) Difteri (4) Tetanus dan penyakit lainnya. 6. Pengobatan Upaya pengobatan di Puskesmas Pamulang terdiri dari Pengobatan Umum yang dilakukan di dalam gedung, dibagi menjadi tujuh tempat atau ruang pelayanan. Pelayanan untuk pasien dengan kartu kepesertaan asuransi seperti Askes, Jamkesmas, Jamsostek, Kader Kesehatan, dan Lanjut Usia



di ruang pelayanan ASKES dan



Lansia. Sedangkan untuk pasien selain yang termasuk di atas di ruang pelayanan Umum baik di Poli Anak dengan sistem MTBS, Poli Dewasa, Poli Gigi, Poli TB Paru / Kusta, serta pelayanan KIA/KB. Untuk upaya pengobatan umum luar gedung dilakukan melalui Posbindu (Pos Binaan Terpadu) untuk para Lanjut Usia, Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) untuk para bayi, balita, bumil, buteki, serta pengobatan gratis Puskesmas keliling (Pusling). Selain pengobatan umum ada pelayanan pengobatan anak balita sakit yang menerapkan sistem MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), pengobatan gigi, serta upaya pengobatan penderita Tuberkulosa dan Kusta dengan ruang yang terpisah dari pengobatan yang lain. Puskesmas Pamulang selain menerima pengobatan rawat jalan juga dilengkapi dengan rawat inap dan pelayanan persalinan dengan PONED, juga Unit Gawat Darurat sederhana 24 jam. B.



UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 1. Upaya Kesehatan Sekolah a.



Pendataan Sasaran UKS



12



Sasaran kegiatan UKS adalah TK, SD/MI, SLTP dan SLTA. Data tersebut dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan UKS. Adapun data sasaran kegiatan UKS di wilayah kerja puskesmas Pamulang adalah sebagai berikut :



b.







Jumlah TK / RA



: 47 sekolah







Jumlah SD / MI



: 47 sekolah







Jumlah SLTP/MTS



: 21 sekolah







Jumlah SLTA / MA



: 10 sekolah



Rapat Koordinasi UKS Rapat koordinasi dilaksanakan di TP UKS kecamatan, TP UKS Kota Tangerang Selatan dan menjelang pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat tingkat Propinsi Banten.



c.



Pengkajian PHBS dan PSN Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilaksanakan di tingkat sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Lanjutan Atas. Karena pada usia tersebut sudah mengerti dan memahami apa itu PHBS serta bagaimana PHBS itu diterapkan di sekolah masing – masing. Disamping pengkajian PHBS salah satu kegiatan para kader kesehatan / Dokcil adalah dengan



pemantauan jentik berkala .Hal ini sebagai wujud



kepedulian siswa dalam upaya menurunkan serta menanggulangi penyakit Demam Berdarah. d.



Pembinaan KKR dan Dokcil Pembinaan kader kesehatan sekolah (KKR) dan dokter kecil (Dokcil) dilaksanakan di beberapa sekolah di wilayah kerja Puskesmas Pamulang seperti SD Dharma Karya UT, SD Pondok Cabe Ilir IV, SD Pamulang Tengah, SD Al Azkar, SD Pondok Cabe Udik I, SDN Pamulang Indah, SMPN 17 Tangsel serta SMK Sasmita Jaya.



e.



Penjaringan Kesehatan dan pelaksanaan BIAS Penjaringan Kesehatan (penjaringan kesehatan umum dan gigi) dilakukan di beberapa TK dan SD bersamaan dengan BIAS CAMPAK Pelaksanaan BIAS terdiri dari BIAS CAMPAK untuk SD kelas 1 pada bulan Juli sampai bulan Agustus, BIAS DT/TD untuk kelas 1, 2 dan 3 pada bulan November 2014.



13



Pembinaan Lomba Sekolah Sehat pada tahun 2014 diwakili oleh MTS Darul Hikmah dalam Lomba Madrasah Sehat MTs yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. f.



Pembinaan Warung Sekolah Pembinaan Warung Sekolah Sehat dilaksanakan sebagai upaya pencapaian indikator PHBS di Institusi Pendidikan. Sekolah yang dibina warung / kantin sekolahnya yaitu semua sekolah yang menjadi sasaran UKS di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Sekolah-sekolah tersebut, diantaranya: Pembinaan Warung Sekolah Sehat dilaksanakan di SMPN 17 PAMULANG,MTS Darul hikmah dan SMA DHARMA KARYA UT. Dilanjutkan dengan pemantauan warung sekolah, pemantauan dipusatkan pada kebersihan dan jenis makanan yang dijual.Pembinaan dilakukan dengan metoda penyuluhan terhadap pengelola kantin dan koperasi kepada siswa dan guru, dilanjutkan dengan pemantauan warung sekolah, pemantauan dipusatkan pada kebersihan dan jenis makanan yang dijual.



g.



Penyuluhan HIV/NAPZA Zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. Narkotika Golongan II: Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir,



untuk



pengembangan



ilmu,



berpotensi



tinggi



menimbulkan



ketergantungan, contoh: morfin, petidin, serta derivatnya. Narkotika golongan III: Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi, untuk pengembangan ilmu pengetahuan, potensi ringan menimbulkan ketergantungan, contoh : Kodein, Garam-garam narkotika dalam golongan tersebut. Psikotropika golongan IV : Berkasiat pengobatan, sangat luas digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan, mempunyai potensi ringan dalam mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: Alprazolam (Xanax), Diazepam Nitrazepam (Mogadon). OPIAT (Heroin, morfin, kodein), menimbulkan perasaan nikmat yang sangat hebat. Reaksi putus obat yang terjadi yaitu sel-sel otak menjadi overaktif



14



menimbulkan withdrawal syndrome, gejala seperti flu demam berkeringat, menggigil. Ganja Menyebabkan sebagian otak yang mengatur emosi, daya ingat dan daya menilai menjadi kehilangan kendali, daya ingat jangka pendek berkurang daya ingat jangka panjang berkurang Stimulan (kokain, caffein, amfetamin), mempersempit pembuluh darah denyut jantung terganggu sampai fibrilasi merusak cara kerja otak membuat seseorang merasa nikmat, bila tanpa kokain tidak dapat merakan kenikmatan apapun. Mefemfetamin: tidak bisa tidur, paranoia, agresif, halusinasi. Benzodiazepam (pil Koplo, mogadon, pil KB, toleransi ketergantungan, Gejala putus obat: Mual, muntah, kelelahan umum, Tekanan darah meningkat Depresif, Tremor kasar pada lidah, kelopak mata, halusinogen (angel dust, LSD), Merubah pancaindera Persepsi terhadap ruang dan waktu Sehingga persepsi terhadap sekeliling akan berubah mendengar atau melihat ‘sesuatu’. Alkohol dapat menyebabkan sirosis hati, menurunkan kadar testosteron menyebabkan impotensi, gangguan lambung, mengubah persepsi, emosi, koordinasi, melalukan tindakan berisiko menghambat indera dan daya ingat. Program ini berjalan seiring dengan program UKS untuk di sekolah, serta melalui kegiatan SBH maupun melaui pertemuan Kader dan PKK pada tingkat Kelurahan maupun tingkat Kecamatan. Upaya pencegahan dlm masyarakat umum dilakukan melalui pendekatan agama & ketahanan keluarga, atau melalui pendidikan sebaya/ pemberdayaan remaja dan generasi muda : “say NO to drugs & free sex”. Penjangkauan di tempat kerja dan sekolah : fokus lelaki, Perlindungan & pemberdayaan perempuan & remaja puteri Untuk itu mutlak kerjasama erat antara masyarakat dan institusi pemerintah serta perlunya pendidikan kelompok sebaya di lingkungan sekolah.



15



2. Upaya Kesehatan Olahraga Upaya kesehatan olahraga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik dan atau olahraga. Kesehatan olahraga telah ditetapkan menjadi salah satu indikator keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Aktivitas fisik dan atau olahraga dapat memberikan dampak positif bila dilakukan secara baik, benar, terukur, dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan tidak sesuai dengan kaidah tersebut menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera yang bisa berakibat fatal. Program Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Kesehatan Keluarga dapat dilakukan melalui kegiatan posyandu dan posbindu, salah satu diantaranya adalah dengan senam lansia. 3. Upaya Kesehatan Kerja ILO dan WHO (1995) menyatakan Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggitingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Fokus utama kesehatan kerja, yaitu: a.



Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja.



b.



Perbaikan



lingkungan



kerja



dan



pekerjaan



yang



mendukung keselamatan dan kesehatan. c.



Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja ke arah yang mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, juga meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas perusahaan.



4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut



16



Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di Desa adalah termasuk program pengembangan pilihan di Pamulang karena melalui UKGMD diharapkan pencegahan penyakit terutama kesehatan gigi dan mulut di wilayah Pamulang dapat berjalan dengan baik, selain melatih Kader untuk kegiatan UKGMD juga, dilakukan penyuluhan maupun deteksi dini kesehatan gigi dan mulut melalui kegiatan Posyandu ataupun Posbindu. 5. Upaya Kesehatan Jiwa Kesehatan jiwa telah menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat. Salah satu pemicu terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan jiwa adalah dampak modernisasi dan globalisasi dimana tidak semua orang siap untuk menghadapi cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru dan tuntutan hidup yang tinggi. Gangguan kejiwaan tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Peran Puskesmas dalam penanggulangan masalah gangguan jiwa ini sangat besar. Puskesmas diharapkan proaktif berorientasi pada upaya kesehatan pencegahan dan promotif. Gangguan jiwa dapat dicegah dan diatasi, untuk itu penyelesaiannya tidak hanya oleh tenaga kesehatan, tetapi juga perlu melibatkan peran aktif semua pihak. 6. Upaya Kesehatan Mata Masalah penglihatan tidak hanya merupakan masalah kesehatan atau medis, namun juga merupakan masalah sosial. Di Indonesia, telah direncanakan Right to Sight 2020, sesuai dengan program Vision 2020 yang diterapkan oleh WHO. Hal ini kemudian diwujudkan melalui kebijakan Penanggulanngan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK) di provinsi dan kabupaten/kota dengan fokus pada penyebab utama kebutaan, yaitu: katarak, kelainan refraksi, glaukoma, dan xerophtalmia. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Mata yang dilakukan di Puskesmas Pamulang, berupa: 1.



Promotif: penyuluhan kesehatan indera penglihatan



2.



Preventif: deteksi dini / screening gangguan penglihatan



3.



Kuratif: pelayanan kesehatan mata dasar dan rujukan.



17



7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut Di Indonesia batasan usia lanjut yang tercantum dalam Undang-undang No.12/1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut adalah sebagai berikut: Usia Lanjut adalah seorang yang telah mencapai ussia 60 tahun ke atas. Usia lanjut sehat adalah usia lanjut yang dapat mempertahankan kondisi fisik dan mental yang optimal serta tetap melakukan aktivitas sosial dan produktif. Proses penuaan mengakibatkan terganggunya berbagai organ di dalam tubuh seperti sistem gastro-intestinal, sistem genito-urinaria, sistem endokrin, sistem immunologis, sistem serebrovaskular dan sistem saraf pusat. Perubahan yang terjadi pada otak mulai dari tingkat molekuler, sampai pada struktur dan fungsi organ otak. Akibat dari perubahan tersebut maka antara lain terjadi penurunan peredaran darah ke otak pada daerah tertentu dan gangguan metabolisme, neurotransmiter, pembesaran transmiter, pembesaran ventrikel sampai akhirnya terjadi atrofi dari otak dan berat otak mengalami pengurangan kurang lebih 7 % dari berat sebelumnya. Akibat di atas, maka fenomena yang muncul adalah perubahan struktural dan fisiologis, seperti sulit tidur, gangguan perilaku, gangguan seksual dan gangguan kognitif. Pelayanan Usia Lanjut untuk wilayah Puskesmas Pamulang dilakukan di dalam gedung untuk pengobatan maupun kegiatan luar gedung melalui Posbindu. 8. Pembinaan Pengobatan Tradisional Pengobatan tradicional (Batra) merupakan salah satu upaya pengobatan dan / atau perawatan cara lain di luar ilmu pengetahuan dan / aytau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi kesehatan. Maka pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya perlu terus divina, ditingkatkan, dikembangkan, dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembinaan taman obat keluarga (TOGA) dapat dilakukan oleh Puskesmas melalui beberapa kegiatan, diantaranya: pembentukan kader TOGA yang disesuaikan dengan posyandu yang ada dan dengan penyuluhan. Dapat pula dilakukan pada beberapa komponen masyarakat seperti lingkungan KK, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, kelompok masyarakat, dll. 9. Perawatan Kesehatan Mayarakat



18



Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan masyarakat. Sasaran Perkesmas adalah seluruh masyarakat, yang dapat terbagi menjadi: a.Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit, balita, lanjut usia, masalah mental / jiwa. b.



Keluarga khusunya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit, masalah mental / jiwa.



c.Kelompok / masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh dan tidak terjangkau pelayanan kesehatan.



BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN A.



Program Kegiatan Pokok 1.



Promosi Kesehatan Upaya pencapaian Program Promosi Kesehatan dilaksanakan dengan berbagai kegiatan penyebaran informasi pengetahuan kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di masyarakat yang bertujuan mewujudkan keluarga dan lingkungan sehat yang mandiri dan berkesinambungan. Dari 31.615 jumlah rumah tangga yang dipantau di 4 kelurahan, yaitu Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe



19



Udik terdapat 25.691 rumah yang telah melakukan PHBS. Persentase rata-rata yang telah melakukan PHBS sebanyak 81,26%. (tabel 58). Dari tabel 70 posyandu aktif yang ada di wilayah Puskesmas Pamulang tahun 2014 mencapai 100%. Keberhasilan Posyandu didukung oleh keaktifan dan keterampilan kader di posyandu masing-masing. Kegiatan penyuluhan selama tahun 2014 di Puskesmas Pamulang telah dilaksanakan dengan cukup baik. Dari 25.691 kali frekuensi kegiatan penyuluhan dengana kunjungan rumah yang telah dilakukan (tabel 53), sebanyak 413 kali penyuluhan tentang NAPZA terutama pada kelompok institusi pendidikan tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA. Disamping itu juga dilakukan pada karang taruna, ibu hamil, ibu menyusui, majelis ta’lim, posyandu dan calon pengantin. 2.



Kesehatan Ibu dan Anak Jumlah neonatus atau bayi lahir hidup di Puskesmas Pamulang tahun 2014 berjumlah 2961 dan 100% yang dilayani KN2, serta 86,7% bayi telah melakukan kunjungan ke Posyandu atau ke Puskesmas atau ke Yankes Swasta (tabel 40). Jadi ada 13,3% bayi yang belum dilayani/berkunjung ke Yankes (tabel 46). Selain itu selama tahun 2014 di Puskesmas Pamulang telah ditemukan 0.5% bayi BBLR, 100% telah ditangani sesuai standar tetapi tidak ada penanganan khusus dari puskesmas terhadap bayi BBLR tersebut karena memerlukan rujukan ke rumah sakit yang alat-alatnya lebih lengkap (tabel 37). Dari 1.333 bayi yang ada, sebanyak 995 bayi (74,6%) diantaranya mendapat ASI eksklusif (tabel 39). Di wilayah Puskesmas Pamulang ditemukan adanya 1 kasus kelahiran mati pada neonatus (tabel 5). Dan ditemukan adanya 1 kasus kematian ibu bersalin (tabel 6). Selama tahun 2014 kunjungan K1 Puskesmas Pamulang sebanyak 99% dan kunjungan K4 sebanyak 95,2%. Dari 3369 persalinan yang terjadi selama tahun 2014, persalinan sebanyak 91,8% ditolong oleh tenaga kesehatan (tabel 29). Hal ini sesuai dengan komitmen yang dibangun bersama dukun paraji bahwa mereka menjadi mitra bersama bidan dalam menolong persalinan, bukan dukun paraji sendiri yang menolong persalinan. Sedangkan dari jumlah ibu hamil (Bumil) yang didata selama tahun 2014, terdapat



20%



bumil



dengan



Resti/Komplikasi,



dan



100,7%



bumil



dengan



komplikasi/Resti telah ditangani (tabel 33). Dan terdapat pula 18,71% neonatal Resti yang ditemukan dan 100% telah dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. PUS yang menjadi peserta KB Baru dengan menggunakan NON MKJP sebanyak 88,7%, terutama suntik sebanyak 33,3% dari jumlah keseluruhan peserta KB Baru Non 20



MKJP. Persentase-nya lebih tinggi bila dibandingkan dengan peserta KB Baru yang mengunakan MKJP yaitu sebanyak 11,3% (tabel 35). Demikian pula Peserta KB lama/aktif yang menggunakan NON MKJP suntik sebanyak 39,8% dan pil sebanyak 32,3% (tabel 34). Jumlah peserta PUS yang menjadi peserta KB yang tercatat dan dilayani oleh UPT Puskesmas Pamulang tahun 2014 yaitu 84,9% (tabel 36) dengan 11,1% diantaranya adalah PUS yang menjadi Peserta KB Baru. 3.Perbaikan Gizi Perbaikan gizi dilakukan dengan cara meningkatkan pemantauan pertumbuhan balita dengan pelayanan gizi. Indikator keberhasilan pencapaian program perbaikan gizi dapat dilihat dari pelayanan penimbangan status gizi bayi dan balita, penanggulangan KEP, anemia gizi, GAKY, dan kurang vitamin A serta adanya data status gizi balita. Dari 13165 balita yang ada di Puskesmas Pamulang, balita yang ditimbang sebanyak 85 %, balita BGM sebanyak 0,7 %. (tabel 47). Balita gizi buruk sebanyak 15,1% (tabel 48). Dari 3530 ibu hamil yang ada di Puskesmas Pamulang, cakupan pemberian tablet Fe 1 sebanyak 98,98% dan cakupan pemberian tablet Fe 3 sebanyak 95,27% (tabel 32). Untuk jumlah Persentase kelurahan yang beryodium baik, tidak bisa kita nilai karena kegiatan pemantauan ini tidak dilakukan.



4.



Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Penyakit yang mendominasi di Puskesmas Pamulang adalah penyakit menular. Dalam rangka penanggulangan penyakit menular dilakukan berbagai kegiatan antara lain: pemberantasan penyakit menular bersumber binatang seperti pemberantasan demam berdarah dengue melalui pemberantasan sarang nyamuk; Filariasis dan penyakit lainnya; penyakit menular langsung seperti TB, yaitu gerakan penanggulangan tuberkulosis melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dan masyarakat dan penerapan strategi pengobatan jangka pendek diawasi secara langsung; pemberantasan kusta dengan mencari penderita sampai pelosok wilayah dan penyakit lainnya; selain itu juga pemberantasan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Data-data yang dapat disajikan sebagai berikut: a.



Penyakit menular bersumber binatang 1) Demam Berdarah Dengue (DBD) 21



Upaya pemberantasan penyakit DBD dititikberatkan pada kegiatan pergerakan potensi masyarakat dan pemantauan jentik. Untuk memantau angka bebas jentik, upaya yang dilakukan selama 2014 antara lain adalah penemuan penderita secara dini dengan sistem surveilans, penegakkan diagnosa secara cepat dan penanganan korban secara tepat, serta pemantauan dan pengendalian vektor. Jumlah kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Pamulang adalah yaitu sebanyak 94 kasus. Semua kasus tersebut sudah ditangani, yaitu sebanyak 100%. Kasus tersebut sudah ditangani sesuai standar oleh Puskesmas Pamulang atau CFR Rate 0 %. (tabel 21). 2) Filariasis Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit filaria difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, pengobatan



massal, dan



pengendalian vektor yang berpotensi di wilayah endemis. Penyakit filariasis di Kecamatan Pamulang pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus suspect filariasis , yang ada adalah 2 penderita kasus lama yang masih menjalani pengobatan. 3) Chikungunya Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit chikungunya difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, dan pengendalian vektor yang berpotensi di wilayah endemis. Penyakit chikungunya di Kecamatan Pamulang pada tahun 2014 dilaporkan



sebanyak 100 kasus suspect



chikungunya yang terdapat di Kelurahan Pamulang Barat sebanyak 50 penderita, di Kelurahan Pamulang Timur sebanyak 17 penderita, di Kelurahan Pondok Cabe Udik sebanyak 27 penderita, dan di Kelurahan Pondok Cabe Ilir sebanyak 6 penderita. Dan ke-100 penderita tersebut telah ditangani dengan baik . b.



Penyakit Menular Langsung 1) Penyakit Tuberkulosa Jumlah penderita TBC klinis yang diperiksa pada tahun 2014 sebanyak 438 pasien, dan ditemukan kasus TBC Paru BTA Positif sebanyak 57 pasien dan diobati 60 pasien. Dari pasien TBC BTA (+) tercatat angka kesembuhan 60 orang atau 100%. (tabel 7, tabel 8, tabel 9) 2) Penyakit Diare 22



Penyakit diare adalah penyakit yang banyak menyerang golongan umur anak-anak terutama balita. Dimana hal ini dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan dan kualitas hidup anak. Upaya program pemberantasan



melalui



edukasi



dan



peningkatan



kemampuan



penanggulangan kasus oleh petugas lapangan terus dilakukan. Pada tahun 2014 jumlah kasus diare untuk semua umur ditemukan 4975 kasus, dan kasus yang ditangani sebanyak 4768 penderita atau 95,8%. (tabel 13) 3) Penyakit Kusta Penderita penyakit kusta Puskesmas Pamulang ada 1 kasus dengan tipe PB dan 8 kasus dengan tipe MB. Pada tahun 2014 ini penderita yang sudah RFT adalah 2 orang dengan tipe PB dan MB yaitu sebanyak 25%. (tabel 17). 4) Penyakit Pneumonia Pada tahun 2014 kasus penyakit pneumonia yang ditemukan di Puskesmas Pamulang sebanyak 1317 kasus, dengan semua penderitanya adalah balita. Penderita yang ditangani sebanyak 1197 atau sebesar 90,9 %. (tabel 10). 5) Penyakit HIV/AIDS Pada



tahun



2014



upaya



pelayanan



kesehatan



dalam



rangka



penanggulangan HIV/AIDS, ditujukan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini, sedangkan penanganan penderita dilakukan di Rumah Sakit. Jumlah kasus HIV didapatkan sebanyak 6 kasus (tabel 11). 6) Penyakit IMS Pada tahun 2014 tidak ditemukan kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). (tabel 11). c.



Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Keberhasilan pemberian imunisasi diukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) yang pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada kelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam indikator Indonesia sehat 2010 ditargetkan pencapaian UCI 100%. Didefinisikan 23



dengan 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pada daerah kerja Puskesmas Pamulang, wilayah yang melayani UCI jumlahnya 100%. (Tabel 41). PD3I adalah macam-macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Upaya pencegahan dilakukan dengan pemberian imunisasi, dan vaksin yang dipakai adalah: DPT-HB untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, dan hepatitis B, sedangkan vaksin polio untuk mencegah penyakit Polio (lumpuh layu); vaksin campak untuk mencegah penyakit campak (measles) dan BCG untuk mencegah penyakit TBC. PD3I berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB). Beberapa penyakit bisa dikatakan sebagai KLB apabila ada kejadian kasus diatas rata-rata atau dari tidak ada menjadi ada. Sebagai contoh, untuk campak bisa dikatakan sebagai kejadian luar biasa apabila dalam suatu wilayah tertentu ( RT/ RW ) ada 5 kejadian kasus dalam kurun waktu satu minggu dan ada hubungan epidemiologi antar penderita, sedangkan untuk Dipteri setiap kasus adalah KLB. Pada tahun 2014, di wilayah Puskesmas Pamulang, ditemukan kasus campak sebanyak 22 kasus, serta tidak ditemukan kasus polio dan hepatitis B. (Tabel 20). Pelaksanaan Imunisasi terhadap bayi selama tahun 2014 di empat Kelurahan Binaan, baik yang melalui Posyandu, Yankes Swasta, dan Puskesmas dan seluruh jenis imunisasinya sudah mencapai target, yaitu BCG 98%; DPT-HB1 94,5%; DPT-HB3 105%; Polio 97%; dan Campak 96,4%. (Tabel 42). Sedangkan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) yang telah di imunisasi TT1 sebanyak 23,4%; 20,9 % untuk TT2; 22,5% untuk TT3, 22,3% untuk TT4 dan 22,4% untuk TT5. (Tabel 30). 5.



Penyehatan Lingkungan Program penyehatan lingkungan bertujuan untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat dengan melihat empat indikator yaitu persentase rumah sehat, persentase keluarga yang memiliki akses air bersih keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, tempat umum dan pengolahan makanan (TUPM). Didalam memantau pelaksanaannya program kesehatan lingkungan dapat dilihat beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut: 1. Penggunaan Air Bersih



24



Untuk tahun 2014, jumlah keluarga yang diperiksa yang memiliki akses air minum bersih sebanyak 66,29%. Dari hasil inspeksi sanitasi petugas Puskesmas, penggunaan air bersih pada setiap keluarga adalah dengan menggunakan Sumur Pompa Tangan sebanyak 0 %; Sumur Gali sebanyak 17,3%; sedangkan yang lainnya menggunakan pompa listrik (sanyo) sebanyak 83%. (tabel 60). 2. Rumah Sehat Kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga dan tetangga sekitarnya. Pada tahun 2014 telah dilakukan pemeriksaan rumah sehat di 4 kelurahan. Dari hasil inspeksi sanitasi pada 31.615 rumah maka 68,4% dinyatakan sehat. (tabel 59). Dari data yang ada maka program sosialisasi terhadap masyarakat untuk membangun rumah sehat perlu terus dilakukan sehingga pencegahan terhadap perkembangan vektor penyakit dapat diperkecil, demikian pula penyebab penyakit lainnya disekitar rumah. 3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengolahan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan didalam peningkatan kesehatan lingkungan. Dari hasil inspeksi, rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar seperti jamban keluarga yang sehat sebanyak 100,3% (tabel 62); tempat sampah yang sehat sebanyak 84,2 %; dan yang memiliki pengolahan limbah yang sehat 96,7%. 4. Tempat umum dan Pengolahan makanan (TUPM) Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor resiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU. Makanan termasuk minuman merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Disease). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan, dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan. Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan konsumen atau masyarakat. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan secara berkala, bimbingan dan penyuluhan.Dari hasil pengawasan di TUPM yang ada di Puskesmas Pamulang tahun 2014 dari 211 TUPM yang diperiksa sebanyak 177 TUPM (83,89%) yang memenuhi syarat sehat. (tabel 65). 25



6.



Pelayanan Pengobatan Pelayanan pengobatan yang dilaksanakan Puskesmas Pamulang yaitu pengobatan umum, pengobatan gigi, gawat darurat, kesehatan ibu anak, dan rawat inap. Ditujukan untuk pelayanan masyarakat umum, pemegang jaminan kesehatan prabayar (BPJS Ketenagakerjaan) termasuk pelayanan untuk masyarakat miskin atau pemegang kartu jamkesmas. Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan pada masyarakat pengguna jaminan miskin (Jamkesmas, Jamkesda) di Puskesmas Pamulang adalah 12.963 jiwa yang telah mendapat pelayanan kesehatan atau 33,97% dari total seluruh pasien pengguna jaminan. Sisanya adalah pasien pengguna jaminan lain seperti BPJS Ketenagakerjaan yang termasuk didalamnya adalah jaminan Askes PNS, TNI, dan Askes Polri (tabel 54). Total kunjungan pasien rawat jalan selama tahun 2014 baik dari kunjungan lama dan baru jumlahnya mencapai 68.928 pasien. Sedangkan total jumlah pasien rawat inap selama tahun 2014 sebanyak 668 pasien (tabel 55).



B. Program Pengembangan Wajib 1.



Program Lansia Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut, dimana



pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status kesehatan usia lanjut, telah dilaksanakan kegiatan program pelayanan kesehatan usia lanjut. Program Kesehatan Usia Lanjut juga telah diupayakan melalui kegiatan penjaringan usia lanjut di Posbindu. Pada tahun 2014 jumlah posbindu yang ada di wilayah Pamulang adalah 18 Posbindu yang menyebar di 4 kelurahan (tabel 71). Dengan jumlah lansia usia 45-59 tahun sebanyak 11.909 jiwa dan usia 60+ sebanyak 6073 jiwa. Lansia yang dilayani kesehatannya sebanyak 15.913 jiwa (88,5%). 2.



Program UKS/UKGS



26



Selama tahun 2014 dari 18.267 siswa SD/MI di wilayah Puskesmas Pamulang sebanyak 3258 siswa (17,8%) diperiksa kesehatan gigi dan mulut. Jumlah yang perlu mendapat perawatan sebanyak 1817 sedangkan yang telah mendapat perawatan di Puskesmas Pamulang hanya sebanyak 848 atau 46,7% (Tabel 51). Hal ini dapat dikarenakan kurangnya kesadaran dan keaktifan orang tua untuk membawa anaknya memeriksakan kesehatan gigi di Puskesmas. 3.



Program NAPZA Penyuluhan tentang NAPZA adalah salah satu bentuk penyuluhan dari program Promosi Kesehatan (PromKes) Puskesmas Pamulang sekaligus berdasarkan data yang ada. Penyuluhan, pencegahan, penanggulangan dan penyalahgunaan NAPZA Puskesmas Pamulang telah melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan cakupan frekuensi sebanyak 21 kali dalam setahun.



C.



Sumber Daya Kesehatan Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan pembangunan kesehatan secara menyeluruh, sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana, dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan. Dalam mewujudkan peningkatan kualitas SDM kesehatan dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang berbasis kompentensi, peningkatan loyalitas terhadap profesi kesehatan, penambahan jumlah tenaga kesehatan yang secara rinci dapat digambarkan perkembangan dan hambatan situasi sumber daya kesehatan sebagai berikut: 1.



Ketenagaan Ketenagaan di Puskesmas Pamulang selama tahun 2014 dapat dilihat di tabel 7377. Menurut kami, jumlah petugas di Puskesmas Pamulang sudah cukup ideal.



2. Anggaran Kesehatan



27



Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja barang. Pembiayaan oprasional puskesmas bersumber dari pengembalian retribusi. Di dalam upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan dianggarkan melalui dana APBN dalam bentuk Jamkesmas, serta APBD Kabupaten/Kota. Total anggaran di Puskesmas Pamulang tahun 2014 sebesar Rp. 460.196.350,. yang diperoleh dari sumber APBD Rp.362.696.350,- dan dari sumber pemerintah lain Rp. 97.500.000,(tabel 82).



BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap profil yang tercantum pada laporan, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 28







Jumlah posyandu yang aktif adalah 100%.







Persentase Rumah Tangga ber-PHBS sebesar 84,18% di tahun 2014. Hal ini didukung dengan terus meningkatnya jumlah penyuluhan informasi kesehatan



yang dapat



meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. 



Cakupan frekuensi penyuluhan NAPZA di lingkungan kerja Puskesmas Pamulang sudah mencapai target. Sosialisasi akan bahaya NAPZA akan terus ditingkatkan guna mengurangi dampak buruk penyalahgunaan NAPZA.







Cakupan bayi/neonatus yang dilayani/berkunjung ke Puskesmas sudah mencapai target.







Pemeriksaan K1 dan K4 masih sudah mencapai target.







Jumlah peserta PUS yang menjadi peserta KB di tahun 2014 yang tercatat dan dilayani oleh UPT Puskesmas Pamulang yaitu 84,9% dengan 11,1% diantaranya adalah PUS yang menjadi Peserta KB Baru. PUS yang menjadi peserta KB baru kebanyakan memakai KB suntik (33,3%).







Jumlah balita yang dideteksi dini tumbuh kembangnya sudah mencapai 96,2%.







Cakupan jumlah Bumil diberikan Fe1, Fe3, dan pemberian Vitamin A pada balita sudah mencapai target.







Cakupan program gizi (K/S) dan pencapai program gizi (N/S) dan partisipasi masyarakat (D/S) sudah mencapai target. Pencapaian perbaikan status gizi buruk setelah mendapat PMT juga sudah mencapai target.







Pelaksanaan seluruh jenis Imunsasi terhadap bayi sudah mencapai target 95%-99%. Jumlah wilayah yang melayani UCI jumlahnya 100%. Jumlah WUS yang telah di



29



imunisasi adalah sebanyak 23,4%; 20,9 % untuk TT2; 22,5% untuk TT3, 22,3% untuk TT4 dan 22,4% untuk TT5. 



Dari 2 penderita kusta terdapat 2 orang yang sembuh sampai dengan Desember 2014. Demikian pula untuk pasien TB yang sembuh telah mencapai 100%.







Jumlah murid SD/MI yang diperiksa sudah mencapai target.







Dari 31.615 rumah yang ada, sudah 81,3% yang diperiksa.







Jumlah kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 94 kasus sudah ditangani sebanyak 100%.







Keluarga dengan Akses Air Bersih yang diperiksa sudah mencapai target. Sedangkan jumlah TUPM yang sehat yang diperiksa mencapai 83,89%.







Institusi yang dibina kesehatan lingkungan yang mencapai target baru mencapai 83,88%.







Jumlah lansia yang dilayani kesehatannya dari semua tingkatan usia rata-rata sebanyak 88,5%.







Angka total anggaran kesehatan Puskesmas Pamulang tahun 2014 bersumber dari APBD dan dana pemerintah lain.



30