Profil Puskesmas I Sumpiuh 2017 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

II.



A.



ANALISIS SITUASI



Gambaran Umum 1.



Keadaan Geografi Puskesmas I Sumpiuh merupakan puskesmas di Kabupaten Banyumas. Puskesmas I Sumpiuh terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyumas dengan Kabupaten Cilacap. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh yaitu (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017): a.



Sebelah Utara: Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas



b.



Sebelah Timur: Wilayah Kerja Puskesmas II Sumpiuh



c.



Sebelah Selatan: Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap



d.



Sebelah Barat: Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas. Wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh terdiri dari 6 desa dan 1



kelurahan dengan luas 2.028,115 Ha/ 26,98 km2 dengan rincian sebagai berikut: a.



Kelurahan Kebokura



: 202.948 Ha



b.



Desa Ketanda



: 542.179 Ha



c.



Desa Kuntili



: 327.050 Ha



d.



Desa Kemiri



: 284.000 Ha



e.



Desa Pandak



: 275.935 Ha



f.



Desa Lebeng



: 228,656 Ha



g.



Desa Karanggedang



: 202.458 Ha



Aksesibilitas Puskesmas I Sumpiuh adalah sebagai berikut (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017): a.



Jarak Puskesmas ke kebupaten yaitu 100% aspal sejauh 40 km



b.



Jarak Puskesmas ke desa/ kelurahan yaitu 1-5 km



c.



Komunikasi berita dapat melalui kantor pos, telepon, radio, TV serta surat kabar



d.



Semua wilayah dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua.



2.



Keadaan Demografi Jumlah penduduk keseluruhan dari tujuh desa/kecamatan wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh adalah 28.552 jiwa dengan rincian sebagai berikut:



Tabel 2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2017 (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017) Kepadatan Luas Penduduk Jumlah Jumlah No. Kelurahan Wilayah Penduduk KK (per km2) 1 Kebokura 2 Karanggedang 3 Kemiri 4 Kuntili 5 Pandak 6 Lebeng 7 Ketanda Jumlah



4608 2022 5332 4727 3457 2785 5591 28.552



1086 588 1312 1079 936 769 1511 7.281



202.948 202.458 284.000 327.500 275.930 228,656 542.179 2.063.671



2,27 1,00 1,88 1,44 1,25 1,22 1,03 1.33



Desa Ketanda memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu 5591 jiwa dan Desa Karanggedang memiliki penduduk paling sedikit yaitu 2022 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa Kebokura yaitu sebesar 2,27/km2 sedangkan desa Karanggedang menempati urutan



kepadatan



penduduk



terendah



yaitu



1,00/km2



(Profil



Puskesmas I Sumpiuh, 2017). a.



Jumlah penduduk menurut golongan umur Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh menurut golongan umur adalah sebagai berikut:



Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017) No



Kelompok Umur 0-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun 40-44 tahun 45-49 tahun 50-54 tahun 55-59 tahun 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun > 75 tahun Jumlah



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



Laki-Laki



Perempuan



Total



848 1087 1088 1195 1235 1025 1239 1172 987 913 879 839 636 513 281 433 14370



802 1062 1106 1098 1121 939 1082 1133 954 1006 939 844 638 494 392 542 14152



1650 2149 2194 2293 2356 1964 2321 2305 1941 1919 1818 1683 1274 1007 673 975 28552



Berdasarkan data diatas, jumlah penduduk terbesar berada pada rentang umur 20-24 tahun, yaitu sebanyak 2.356 jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah pada kelompok umur 7074 tahun, yaitu sebanyak 673 jiwa (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017). b.



Tingkat pendidikan penduduk Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh dapat di lihat pada tabel dibawah ini:



Tabel 2.3. Tingkat Pendidikan Penduduk Tahun 2016 (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2016) Tingkat Pendidikan Jumlah Tidak/ belum tamat SD/MI 1.772 SD/MI sederajat 7.268 SMP/MTs sederajat 6.335 SMA/SMK/MA sederajat 6.718 AK/Diplomat 515 Universitas 379 S2/S3 (Master/Doktor) 47



Berdasarkan data diatas, tingkat pendidikan penduduk dengan jumlah paling tinggi adalah tingkat SD/MI sederajat sebanyak 7.268 orang, sedangkan tingkat pendidikan terendah adalah tingkat S2/S3 atau gelar Master/Doktor yaitu sebesar 47 orang ( Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2016). c.



Rasio jenis kelamin Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan penghitungan sementara angka proyeksi penduduk tahun 2017 berdasarkan data, didapatkan jumlah penduduk lakilaki 14.370 jiwa (50,32%) dan jumlah penduduk perempuan 14.152 jiwa (49,56%) sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 101,54 (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017).



B.



Derajat Kesehatan Masyarakat 1.



Angka Kematian a.



Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 sebesar 0/100.000 kelahiran hidup, sesuai target SDGs untuk angka kematian ibu adalah 70/100.000 kelahiran hidup, maka Puskesmas I Sumpiuh memenuhi target SDGs (Sustainable Development Goals) Angka Kematian Ibu.



b.



Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun 1 tahun.Angka Kematian Bayi (AKB). Pada Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 yaitu sebanyak 3 bayi atau sebesar 7,5/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan capaian SDGs (Sustainable Development Goals) tahun 2017 Puskesmas I Sumpiuh sudah baik karena AKB dibawah 12/1.000 kelahiran hidup.



c.



Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita merupakan jumlah kematian balita 0-5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Jumlah kematian bayi dan balita di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 yaitu sebanyak 2 bayi. AKABA Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 sebesar 5,0/1.000 kelahiran hidup. AKABA di Puskesmas 1 Sumpiuh tahun 2017 sudah memenuhi SDGs karena angka kematian balita di bawah 25/1000 kelahiran hidup.



2.



Angka Kesakitan a.



Pneumonia Jumlah perkiraan angka kesakitan akibat penyakit Pneumonia di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebanyak 98 kasus (3,57%) dari 2.743 balita dengan perbandingan balita perempuan 43,42% dan balita laki-laki 56,57%. Penderita pneumonia ditemukan dan ditangani sebanyak 251 balita (256%). Jumlah perkiraan penderita dibandingkan dengan jumlah balita paling banyak terdapat di wilayah Desa Kemiri dan Desa Ketanda (19,38%) dan jumlah perkiraan penderita dibandingkan dengan jumlah balita paling sedikit terdapat di wilayah Desa Karanggedang (7,14%).



b.



Tuberkulosis Paru Jumlah angka kesakitan TB Paru positif di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 adalah sebanyak 23 kasus, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 20 kasus. Angka kesembuhan penyakit TB paru di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebanyak 121,74%. Puskesmas I Sumpiuh telah memenuhi target nasional penderita TB, Puskesmas I Sumpiuh juga memenuhi angka kesembuhan cure rate pada tahun 2017, dimana angka kesembuhan yang dicapai adalah 100%.



c.



Demam Berdarah Dengue Jumlah angka kesakitan/incidence rate akibat DBD di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 adalah 0 kasus.



d.



Diare Jumlah cakupan penemuan dan penanganan penyakit diare di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 adalah 71,3% dengan target puskesmas sebanyak 4,22% penemuan dari total jumlah penduduk. Jumlah target penemuan kasus diare sebanyak 0,04%.



e.



Human Immunodeficiency Virus Jumlah



kasus



Human



Immunodeficiency



Virus



di



Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 adalah 17 kasus dengan 3 kasus meninggal dunia. 3.



Status Gizi Status gizi adalah kondisi tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi yang baik memiliki kontribusi terhadap status kesehatan yang baik, termasuk kemampuan proses pemulihan dari penyakit. a.



Presentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. BBLR memiliki banyak faktor risiko, seperti ibu hamil dengan anemia, ibu hamil dengan kurang gizi serta kelahiran preterm. BBLR perlu mendapatkan penanganan secara serius karena BBLR mudah terkena komplikasi penyakit dan berakhir dengan kematian. Jumlah BBLR di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebanyak 20 (5,0%), Jumlah BBLR di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2016 sebanyak 17 bayi (3,9%).



b.



Presentase Balita dengan Gizi Kurang Tidak terdapat data balita dengan gizi kurang pada tahun 2017 dan 2016. Jumlah balita dengan gizi kurang di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2015 sebanyak 51 (10,26%).



c.



Presentase Balita dengan Gizi Buruk Penilaian gizi buruk pada Puskesmas I Sumpiuh berdasarkan 2 kategori yakni indikator membandingkan berat badan dengan umur (BB/U) dan indikator membandingkan berat badan dengan tinggi (BB/TB). Skrining balita dengan gizi buruk dilakukan di posyandu (penimbangan), jika ditemukan balita di bawah garis merah (BGM)/2 kali tidak naik (2T) maka selanjutnya dilakukan perawatan gizi buruk sesuai pedoman Posyandu dan Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit jika terdapat penyakit penyerta yang berat. Jumlah balita dengan gizi buruk di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebanyak 1 orang (0,003%).



4.



Input a.



Man (Tenaga Kesehatan) Tenaga kesehatan merupakan kunci dalam mencapai keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan dalam wilayah Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 sejumlah 38 tenaga kesehatan, yang terdiri dari: dokter, perawat, bidan, ahli gizi, ahli farmasi, kesehatan masyarakat dan sanitarian. Jumlah tenaga kesehatan



tersebut



meningkat



dibandingkan dengan jumlah tenaga kesehatan tahun 2016 yakni sejumlah 33 tenaga kesehatan. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan sebanyak 15,2 %. Kebutuhan tenaga kesehatan belum tercukupi di Puskesmas I Sumpiuh dikarenakan beban terhadap penganggaran pegawai serta belum berjalannya kegiatan mobilisasi tenaga kesehatan yang sesuai dengan penempatan tugas tenaga tersebut.



Tabel 2.4. Rasio Jumlah Tenaga Ksehatan terhadap Jumlah Penduduk di Puskesmas I Sumpiuh (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017) No



Jenis Tenaga



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Ahli Farmasi Perawat Bidan Kesehatan Masyarakat Sanitarian Ahli Gizi b.



Jumlah Tenaga Kesehatan 3 0 1 1 17 13 1 1 1



Ratio /100.000 pddk 10,5 0 3,5 3,5 56 45,5 3,5 3,5 3,5



Target IIS / 100.000 pddk 40 6 11 10 117,5 100 40 40 40



Money (Pembiayaan Kesehatan) Pada tahun 2017, Puskesmas I Sumpiuh mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 3.142.042.687 yang didapatkan dari APBD Kabupaten Banyumas sebesar Rp 2.689.542.687 dan APBN Nasional sebesar Rp 452.500.000.



c.



Material (Sarana Kesehatan) 1)



Pada tahun 2016 dari 34 jenis obat yang dilaporkan oleh Puskesmas, stok terbanyak adalah GG yaitu sebanyak 46.235 dan terendah adalah obat kategori 1 sebanyak 3 paket.



2)



Pemakaian obat rata-rata perbulan pada tahun 2016 terbanyak adalah tablet tambah darah sebanyak 66.536 tablet dan terendah adalah OAT kategori 2 dan 3 sejumlah 1 paket. Tingkat kecukupan obat tertinggi adalah dexametason inj.5 mg/ml-2ml yaitu dapat tercukupi pemakaiannya selama 184,5/bulan dan ibuprofen tablet 200mg dapat tercukupi pemakaiannya untuk selama 12,98 bulan.



3)



Sarana di Puskesmas I Sumpiuh terdiri Puskesmas induk 1 unit, Pustu 1 unit, Puskesling 1 unit, RB 1 unit, dan Poskesdes 6 unit.



4)



Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 memiliki kemampuan pelayanan 1 laboratorium yang dapat diakses masyarakat.



5)



Jumlah posyandu tahun 2017 sebanyak 41 sedangkan yang aktif sebanyak 32 (78,04%). Posyandu dengan strata purnama sebanyak 28 (68,29%), Posyandu Mandiri sebanyak 4 buah (9,76%).



5.



Capaian Program Puskesmas a.



Program Kesehatan Dasar 1)



Promosi Kesehatan Promosi



Kesehatan



meningkatkan



adalah



kemampuan



upaya



masyarakat



untuk melalui



pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar



mereka



dapat



mengembangkan



menolong



kegiatan



diri



yang



sendiri,



serta



bersumber



daya



masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Keputusan Mesteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah. Capaian program promosi kesehatan Puskesmas 1 Sumpiuh tahun 2017, sebagai berikut: a)



Rumah Tangga Sehat Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah



tangga



merupakan



upaya



dalam



memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau,



dan



memelihara



mempu dan



melakukan



memningkatkan



PHBS



dalam



kesehatannya,



mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancanam penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah tangga sehat adalah proporsi rumah tangga yang memenuhi minimal 16 indikator PHBS



tatanan rumah tangga, meliputi: persalinan oleh tenaga



kesehatan,



penimbangan



balita,



gizi



seimbang, air bersih, jamban, sampah, kepadatan hunian, lantai rumah, aktifitas fisik, tidak merokok, cuci



tangan,



kesehatan



gigi



dan



mulut,



miras/narkoba, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan pemberantasan sarang nyamuk. Berdasarkan data hasil pengkajian PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas 1 Sumpiuh tahun 2017 dari 8.550 rumah tangga yang ada, diperiksa 6.091 rumah tangga (71,2%). Pencapaian persentase rumah tangga sehat yaitu yang diwakili oleh rumah tangga yang mencapai strata sehat utama dan



sehat



paripurna



telah



mencapai



89,4%



mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun 2016 (86%). Cakupan tertinggi dicapai desa Kuntili (97,3%) dan cakupan terendah di desa Ketanda (67,3%). Upaya pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan



dibutuhkan



guna



mengubah



perilaku. b)



Posyandu Purnama Posyandu purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Posyandu yang mencapai Strata Purnama pada tahun 2017 sebanyak 28 (68,29%) , dengan nilai



tertinggi di Desa Kuntili dan Desa Pandak sebanyak 100% dan terendah di desa Ketanda dengan 33,33%. c)



Posyandu Mandiri Posyandu mandiri adalah yang sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, cakupan kelima program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM. Posyandu yang mencapai strata mandiri tahun 2017 dengan nilai tertinggi Desa Kebokura (37,5%), hal tersebut sudah memenuhi target SPM yakni 9,76% sudah melebihi target SPM (>2%) yaitu 9,76%.



d)



Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang



untuk



mengatur



dan



mengurus



kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Sedangkan, tujuan khususnya meliputi: peningkatan



pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan, peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, kegawadaruratan dan sebagainya), dan peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Program desa siaga si Puskesmas 1 Sumpiuh pada tahun 2017 capaian sama dengan target yaitu 100%. 2)



Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KIA dan KB) a)



Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Pada tahun 2017 jumlah ibu hamil di Puskesmas I Sumpiuh sebanyak 457 ibu hamil, adapun ibu hamil yang mendapatkan K4 adalah sebesar 382 ibu hamil atau 83,6%, mengalami penurunan apabila dibandingkan tahun 2016 jumlah ibu



hamil



sebanyak



404



ibu



hamil



yang



mendapatkan pelayanan K4 atau 83,3%, dan dapat melampaui target SPM yaitu 95%. b)



Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang dimiliki Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 sebanyak 398 orang atau 99,7%, mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2016 yaitu 432 ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan, dengan demikian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Puskesmas I Sumpiuh tahun 2017 sudah memenuhi standar pelayanan minimal



c)



Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan pelayanan yaitu



sebanyak



399



nifas pada tahun 2017 (100%)



menurun



bila



dibandinglam dengan tahun 2016 sebanyak 432 (100%) dan



sudah melampaui target SPM 2015



(90%) yaitu 100% meliputi semua desa di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh. d)



Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2017 yaitu sebanyak 49 atau sebesar 76,4%. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan



tahun



2016,



yaitu



sebesar



123,1%.



Pencapaian cakupan tahun ini sudah melampaui target SPM pada tahun 2015, yaitu 80%. e)



Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan bayi di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 yaitu sebesar 400 atau 100,3%. Angka ini menurun bila dibandingkan tahun 2016, yaitu sebesar 433 atau 105%. Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2017 sudah mencapai target SPM yaitu 90%.



f)



Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pelayanan anak balita pada tahun 2017 di Puskesmas I Sumpiuh yaitu sebesar 2.236 atau 127,3%. Desa Ketanda menjadi desa dengan cakupan terendah yaitu 108% dan yang tertinggi adalah desa Kuntili yakni 177,0%.



g)



Cakupan peserta KB aktif Cakupan peserta KB aktif di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebesar 87,4%. Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan



pencapaian tahun 2016, yaitu 83,8%. Angka ini sudah mencapai target SPM pada tahun 2016, yaitu sebesar 70%. h)



Cakupan



desa/kelurahan



Universal



Child



Immunization (UCI) Pencapaian UCI desa pada tahun 2017 di Puskesmas I Sumpiuh sebesar 100%. Angka ini sama bila dibandingkan dengan tahun 2016 yakni sebesar 100%. Angka ini sama dengan SPM pada tahun 2015, yaitu sebesar 100%. 3)



Gizi a)



Cakupan garam beryodium Pada tahun 2017, 3 desa telah dilakukan pengujian untuk program ini. Dari 3 desa tersebut, 2 diantaranya memiliki cakupan penggunaan garam beryodium



yang



cukup.



Program



ini



belum



terlaksana sempurna karena target puskesmas adalah pengujian garam beryodium di seluruh wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh. b)



Keluarga sadar gizi Hasil program keluarga sadar gizi di 7 desa wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh telah memenuhi target di mana target puskesmas adalah 50%. Sebesar 54,29% keluarga di 7 desa wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh telah berhasil menjalankan program ini.



c)



Pemantauan kondisi gizi Dua belas kepala keluarga (KK) di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh memperoleh gizi yang cukup baik dengan rata-rata energi sebesar 1.665 kalori/orang.



d)



Pemantauan status gizi balita Program yang dilakukan 1 tahun sekali ini mendapatkan hasil balita underweight sebanyak 49 anak,



overweight



sebanyak



11



anak,



dan



normoweight sebanyak 544 anak pada tahun 2015. Program ini tercapai dengan target terpantaunya gizi balita dalam 1 tahun. e)



Cakupan kapsul vitamin A Program ini dilakukan pada tahun 2017 dengan hasil 100% balita mendapatkan vitamin A. Dengan demikian, program ini telah memenuhi target dengan target terlaksana 2x/tahun.



f)



ASI eksklusif Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2017 menunjukan cakupan pemberian ASI eksklusif 38,0%, menurun bila dibandingkan tahun 2015 yaitu 53,2%. Cakupan desa Lebeng dan Desa Pandak (43%) merupakan yang tertinggi, sedangkan yang terendah adalah desa Kuntili (30%).



4)



Kesehatan Lingkungan Program-program yang dilakukan oleh Puskesmas I Sumpiuh, khususnya dalam bidang Kesehatan lingkungan adalah melalui kegiatan-kegiatan berikut: a)



Rumah sehat Pada tahun 2017 jumlah rumah sebanyak 7.358 dan yang memenuhi syarat rumah sehat sebesar 5.655 (76,8%) meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu dari 6.230 rumah yang diperiksa dan yang memenuhi syarat mencapai 1.436 (60,3%).



b)



Rumah yang diperiksa jentik nyamuk Aedes Jumlah rumah di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh tahun 2016 sebanyak 6.278, yang diperiksa jentik nyamuknya sebanyak 19 rumah atau 0,3%, dan yang bebas jentik nyamuk Aedes aegypty adalah 18 rumah atau 94,74%, cakupan angka bebas jentik nyamuk masih dibawah target Renstra Kabupaten Banyumas yaitu 95%.



c)



Akses air bersih Jumlah keluarga yang diperiksa sumber air minumnya sebanyak 2.381 (33,5%) dari 7.105 kepala keluarga dan yang telah menggunakan sumber air minum terlindung sebanyak 1.832 keluarga atau 76,9%. Sebagian besar dari air bersih keluarga memanfaatkan sumur gali 1.671 atau 70,2 %.



d)



Sanitasi dasar Dari keseluruhan 1.362



(57,2%) keluarga



yang memiliki jamban di Puskesmas I Sumpiuh. Dari 1.313 keluarga yang memiliki tempat sampah (55,1%), keluarga yang tempat sampahnya sehat sebanyak 711 (54,2%), yang memiliki tempat pengolahan air limbah sebanyak 1.255 (52,7%), dan yang memiliki tempat pengolahan air limbah sehat sebanyak 689 keluarga (54,9%). e)



Jamban sehat Jumlah penduduk pengguna jamban adalah 18.942 dan yang telah memiliki jamban leher angsa memenuhi syarat sebanyak 15.271 (80,6%).



f)



Tempat pengelolaan makanan Tempat-tempat



umum



dan



pengelolaan



makanan meliputi hotel, restoran/rumah makan,



pasar dan TUPM lainnya. Jumlah TPUM adalah sebanyak 115 dan yang diperiksa sebanyak 115 serta yang memenuhi syarat sebanyak 58 atau 50,43%. 5)



Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) a)



Pneumonia Terdapat



jumlah



perkiraan



penderita



pneumonia sebanyak 98 atau 3,57% dari 2.743 balita dengan perbandingan penderita balita perempuan 43,42% dan laki-laki 56,57%. Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 251 balita atau 95,43%, dibandingkan tahun 2016 sebanyak 263 kasus. b)



Tuberkulosis Paru Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA(+) yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA(+) yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. CDR penderita TB paru BTA(+) di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebesar 69,89%. Angka kesembuhan (Cure Rate) TB paru di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebesar 121,74%.



c)



Diare Cakupan penemuan dan penanganan diare di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 sebanyak 71,3%. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu sebanyak 81,2%.



d)



Demam Berdarah Dengue Pada tahun 2017 tidak ada orang terkena DBD. Angka kesakitan /incidence rate DBD di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 0/100.000 penduduk.



6)



Pengobatan dan Gawat Darurat a)



Pelayanan gawat darurat level I yang diberikan Puskesmas Sarana



kesehatan



dengan



kemampuan



pelayanan gawat darurat yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat merupakan sarana kesehatan yang



telah



memiliki



kemampuan



untuk



melaksanakan pelayanan gawat darurat secara terstandar dan dapat diakses oleh masyarakat pada kurun waktu tertentu. Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2017 memiliki layanan IGD (Instalasi Gawat Darurat) yang dapat diakses oleh masyarakat sebanyak 100%. b)



Desa terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian sakit dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam jangka waktu tertentu. KLB penyakit menular dan keracunan



masih menjadi



salah



masyarakat



satu



masalah



kesehatan



di



Kabupaten Banyumas. Pada tahun 2017, jumlah desa/kelurahan yang terkena KLB adalah 1 desa yakni desa Ketanda dan sudah ditangani kurang dari 24 jam (100%) c)



Jumlah penderita dan kematian pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Jumlah masyarakat yang terancam Kejadian Luar Biasa (KLB) di Wilayah Kerja Puskesmas I Sumpiuh sebanyak 5.599 orang. Jumlah penduduk yang menderita KLB sebanyak 2 orang sehingga



rata-rata kejadian sebanyak 0,04% dengan Case Fatality Rate sebanyak 50%. d)



Cakupan



pelayanan



kesehatan



rawat



inap



masyarakat miskin Jumlah masyarakat miskin dan hampir miskin di Wilayah Kerja Puskesmas I Sumpiuh sebanyak 27.665 orang. Jumlah masyarakat miskin dan hampir miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat inap di sarana kesehatan strata I sebanyak 749 orang (6,2%) dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat inap di sarana kesehatan strata II sebanyak 95 orang (0,8%). b.



Program Pengembangan Puskesmas Program pengembangan Puskesmas I Sumpiuh adalah Program



Pengelolaan



Penyakit



Kronis



(Prolanis)



yang



terintegrasi dengan program dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Prolanis dilakukan 1 bulan sekali, terjadwal sepanjang tahun 2017. Terdapat 337 peserta dengan hipertensi, 65 peserta dengan Diabetes Melitus (DM) tipe II, 58 peserta dengan hipertensi dan Diabetes Melitus (DM) tipe II dan 1 peserta dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Jumlah terbanyak peserta kunjungan Prolanis adalah pada bulan Maret dengan prosentase kehadiran 81,41% dan terendah bulan Juni yakni 67,89%. Penyuluhan pada Prolanis sudah dilakukan secara terencana, terjadwal dan mencapai target sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas I Sumpiuh (Profil Puskesmas I Sumpiuh, 2017).