Profil Puskesmas Rambah Rohul 2017 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah adalah gambaran situasi kesehatan di Kecamatan Rambah yang diterbitkan setiap tahun sekali. Adapun diterbitkannya buku ini adalah untuk menampilkan berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung



lain yang dideskripsikan dengan



analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dimana tujuan yang ingin dicapai adalah tersampaikannya informasi kesehatan yang merupakan terwujudnya Kecamatan Rambah Sehat 2019 sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Rambah: Visi



: terwujudnya Kecamatan Rambah Sehat 2019



Misi



:1.Menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Rambah. 2.Meningkatkan kesadaran masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga tercipta lingkungan yang sehat. 3. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan. 4.Menciptakan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu kepada seluruh lapisan masyarakat.



Motto



: “ Melayani Sepenuh Hati “



Tata Nilai : RAMAH = Ramah Dalam Melayani Pasien AKTUAL=Selalu



Mengembangkan



Pelayanan



dan



Meningkatkan Mutu untuk Memenuhi Kepuasan Pelayanan Puskesmas Rambah



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 1



MAMPU =Mampu Memberikan Pelayanan yang Optimal untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat BERSIH = Bersih Jasmani, Rohani Serta Lingkungan AMANAH=Bertanggung Jawab Dalam Mengemban Tugas yang Diberikan HARMONIS=Selalu Menjaga Hubungan Baik Dengan Pasien, Petugas



serta



Menciptakan



Suasana



Aman,



Nyaman dan Sejahtera Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 disusun secara sistematis mengikuti pedoman penyusunan profil kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat



Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI.



penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Rambah tahun



2017



Sistimatika ini adalah



sebagai berikut : Bab I – Pendahuluan Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Bab II – Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Puskesmas Rambah selain uraian tentang letak geografis, administratif, dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya seperti kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan lingkungan. Bab III – Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat.



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 2



Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan Bab



ini



menguraikan



tentang



Visi



dan



Misi



dalam



melaksanakan



pembangunan kesehatan, pelayanan kesehatan dasar & rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Bab V – Situasi Sumber Daya Manusia Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, serta pembiayaan kesehatan. Bab VI – Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Rambah tahun 2017. Lampiran Pada lampiran ini berisi resume/ angka pencapaian Puskesmas Rambah tahun 2017 dan 81 tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator kesehatan dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan.



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 3



BAB II GAMBARAN UMUM & LINGKUNGAN



Puskesmas Rambah terletak di Jl.KH Dewantara



No 108 Pasir



Pengaraian Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu, Puskesmas ini berada diwilayah Kecamatan Rambah dengan luas wilayah 396.6 Km2 dengan jumlah desa sebanyak 13 Desa dan 1 Kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Pasir Pengaraian 2. Desa Rambah Tengah Utara 3. Desa Rambah Tengah Hilir 4. Desa Rambah Tengah Hulu 5. Desa Rambah Tengah Barat 6. Desa Menaming 7. Desa Pasir Baru 8. Desa Tanjung Belit 9. Desa Sialang Jaya 10. Desa Babussalam 11. Desa Pematang Berangan 12. Desa Suka Maju 13. Desa Koto Tinggi 14. Desa Pasir Maju Puskesmas Rambah Secara geografis : - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rambah Samo.



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 4



- sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangun Purba. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Sumbar. - Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rambah Hilir.



Gambar 2.1 PETA KECAMATAN RAMBAH JUMLAH DESA / KELURAHAN TAHUN 2017 Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Rambah pada tahun 2016 adalah sebanyak 58.262 jiwa dengan jumlah penduduk wanita sebanyak 28.494 jiwa lebih dan penduduk laki-laki sebanyak 29.768 jiwa. Ketinggian beberapa daerah di Kecamatan Rambah dari permukaan laut berkisar antara 70 – 86 meter. Daerah/ kota yang tertinggi adalah Pasir Pengaraian yakni 86 meter dan terdapat 1 buah sungai besar dan beberapa sungai kecil yaitu sungai rokan kanan yang panjangnya ± 100 km dengan kedalaman rata-rata 6 m dan lebar rata-rata 92 meter, sedangkan dibagian hilir sungai ini termasuk daerah Kabupaten Rokan Hilir. Aliran sungai rokan kanan



melalui



Kecamatan



Kepenuhan, Sungai-sungai



Bangun



Purba,



Rambah,



Rambah



Hilir,



ini sebagian masih berfungsi baik sebagai



prasarana perhubungan, sumber air bersih dan budi daya ikan. Kabupaten



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 5



Rokan Hulu pada umumnya beriklim tropis dengan temperatur maksimum rata-rata 310 C – 320 C. A. KEADAAN PENDUDUK Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu dan terikat akan aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus dan kontinue. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Rokan Hulu tahun 2017 sebanyak 614.114 jiwa dengan jumlah penduduk wanita sebanyak 295.579



jiwa dan penduduk laki-laki sebanyak 318.542



jiwa. Secara demografi penyebaran penduduk di Kecamatan Rambah tidak merata. Hal ini dapat terlihat dari kepadatan penduduk yang berbeda dimana jumlah penduduk total di Kecamatan Rambah yaitu 58.262 jiwa dimana Desa Koto Tinggi dengan jumlah penduduk terbesar sebanyak 9.243 jiwa, diikuti dengan Desa Pematang Berangan 8.175 jiwa dan Kelurahan Pasir Pengaraian 6.679 jiwa, dapat dilihat pada table 1. Untuk distribusi penduduk Laki-laki dan Perempuan



menurut



kelompok umur lebih banyak pada kelompok umur produktif (15-64 tahun) 37.186 jiwa, sedangkan umur tidak produktif (0-14 tahun dan ≥ 65 ) 19.508 jiwa dan 1.567 jiwa.



B. KEADAAN EKONOMI Kondisi perekonomian Kecamatan Rambah pada lima tahun terakhir telah mengalami peningkatan tercatat pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Kecamatan Rambah sebesar 7,11 persen, terlihat dari daya beli masyarakat serta peningkatan pembangunan infrastruktur yang merupakan



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 6



pertumbuhan terbesar yang mencapai 9,49 % dan 10,54 %. Mata pencaharian masyarakat lebih dari 50% berasal dari sektor perkebunan dan pertanian. Kemiskinan merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi, kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian



berbagai



kalangan



termasuk



kesehatan.



Keterjangkauan



masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan terserang penyakit tertentu termasuk gizi buruk dan gizi kurang. Untuk menjamin akses penduduk miskin atau kurang mampu terhadap pelayanan kesehatan, sejak tahun 1998 pemerintah telah melaksanakan beberapa upaya dimulai dengan program jaring pengaman sosial – bidang kesehatan (JPS-BK) tahun 1998-2001, program kompensasi pengurangan subsidi Bahan bakar minyak (PKPS-BBM) tahun 2002-2004, kemudian pada akhir tahun 2004 menteri kesehatan menugaskan PT Askes mengelola program ASKESKIN dan pada tahun 2008-2013 dikembangkanlah program Jaminan kesehatan Masyarakat miskin atau kurang mampu yang dikenal dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dan selanjutnya mulai 1 Januari 2014 s/d sekarang program pemerintah pusat yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Pemeliharaan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Disamping itu Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah menerapkan program pengobatan Gratis di setiap Puskesmas bagi seluruh lapisan masyarakat, yaitu dengan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan pengguna KK/KTP Rokan Hulu yang dimulai dari tahun 2009 sampai sekarang. Jumlah peserta



JKN untuk Puskesmas



Rambah sebanyak 14.068 Jiwa,dan peserta Jamkesda sebanyak 6.612 Jiwa.



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 7



C. KEADAAN PENDIDIKAN Pada dasarnya pengertian pendidikan berdasarkan UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan



potensi



dirinya



untuk



memiliki



kekuatan



spiritual



keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu bangsa, melalui pengetahuan, pendidikan juga berkontribusi terhadap



perubahan



perilaku



kesehatan



karena



secara



signifikan



mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan, sebab penduduk yang tidak bisa membaca dan menulis secara tidak langsung mendekatkan mereka pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan mereka pada kemiskinan, oleh karena itu Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun dan membuka program paket untuk menuntaskan penduduk buta huruf. Berdasarkan data dari Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu tahun 2017, persentase penduduk laki-laki berumur 10 tahun keatas yang melek huruf sebesar 100%. Persentase penduduk Laki-laki berumur 10 tahun keatas yang berpendidikan akademi atau Diploma dan universitas sebesar 46,63% sedangkan yang perempuan 53,36%.



D. KEADAAN LINGKUNGAN



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 8



Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan merupakan faktor terbesar menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan diuraikan indikatorindikator seperti ; Persentase Rumah Sehat, Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) Sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relavan yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut fasilitas sanitasi dasar. 1. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Target Nasional dan target SPM Kabupaten Rokan Hulu untuk tahun 2017



adalah 65%, hal ini dapat tercapai dengan melakukan kegiatan :



penyuluhan, KIE dan upaya lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait hasilnya ditahun 2017 ini Puskesmas Rambah Peresentase rumah tangga sehatnya belum mencapai target SPM karena masih ada desa yang belum ODF,



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 9



dimana dari Jumlah Rumah dan diperiksa 10.140 dimana yang tergolong rumah sehat 5.592 rumah (55,15%) dapat dilihat pada tabel 61.



2. Tempat-tempat Umum dan Pengolahan Makanan Sehat Tempat-tempat Umum dan Pengolahan Makanan merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, depot air minum isi ulang, pasar, terminal, dan lain-lain. TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah masyarakat dari keracunan makanan. Upaya



tersebut



meliputi



orang



yang



menangani



makanan,



tempat



pengolahan makanan dan proses pengolahan makanannya. Berdasarkan hasil survei puskesmas rambah pada tahun 2017 TUPM yang telah diperiksa sebanyak 64 TUPM, ditemukan TUPM sehat sebanyak 51 (79,7 %), dapat dilihat pada tabel 68. 3. Akses terhadap Air Minum Berdasarkan data Susenas mengkategorikan Sumber Air minum yang digunakan rumah tangga menjadi 2 kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber air minum terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa, mata air dan sumur terlindung serta air hujan sedangkan sumber air minum tak terlindung terdiri dari sumur tidak terlindung, mata air, air sungai, dan sumber lainnya. Di Kabupaten Rokan



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 10



Hulu masih banyak masyarakat yang menggunakan sumber air tidak terlindungi seperti ; air sungai, sumur tak terlindungi, untuk kecamatan Rambah masyarakat umumnya sudah menggunakan sumber air dari sumur, kemasan dan ledeng/ PDAM. Berdasarkan data Puskesmas Rambah tahun 2017, data kualitas air minum di penyelenggaraan air minum yang memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat di Kecamatan Rambah yang menyelenggarakan air minum ada 23 dimana dari jumlah sampel yang diperiksa ada 7 dan memenuhi persyaratan semua sehingga didapat 100% yang sudah memenuhi persyaratan, hal ini dapat dilihat pada tabel 64. Masalah air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat pada tabel 67, dimana Jumlah sarana air minum yang dibina 8.727 rumah tangga, sedangkan yang memenuhi syarat 8.727 rumah tangga ( 100% ). 4. Kepemilikan Fasilitas Sanitasi Dasar a. Fasilitas Tempat Buang Air Besar (Jamban) Kepemilikan dan penggunaan fasilitas tempat buang air besar juga diperhatikan dalam menentukan kualitas hidup penduduk. Menurut Susenas tahun 2008 membagi rumah tangga berdasarkan kepemilikan fasilitas tempat buang air besar terdiri dari : sendiri, bersama, umum dan tidak ada. Berdasarkan hasil survei, untuk Puskesmas Rambah tahun 2017 jumlah Desa yang sudah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ada 6 Desa, dimana masing-masing desa sudah 100%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 66 dan 67. Jumlah Desa yang sudah mendeklarasikan Stop BABS tahun 2017 ada 1 Kelurahan dan 5 Desa yaitu Kelurahan Pasir Pengarian,Desa Pasir Baru,Pasir Maju,Menaming,Rambah Tengah Hilir dan Babussalam, dimana



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 11



masing-masing Desa sudah mencapai 100 %, hal ini dapat dilihat pada tabel 66 dan 67. Berdasarkan survey untuk Puskesmas Rambah tahun 2017, jumlah jamban yang dibina 8727 dimana dari hasil pemeriksaan yang memenuhi syarat 8727 yaitu 100%, hal ini dapat dilihat dari tabel 67.



BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN



Derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh banyak faktor tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, lingkungan, keturunan dan prilaku namun juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, sosialbudaya dan faktor lainnya. Faktor-faktor ini mempengaruhi kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi di masyarakat, menggambarkan



situasi



derajat



kesehatan



masyarakat



hal ini dapat dan



dapat



dipergunakan untuk perencanaan bidang kesehatan.



A. MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat secara kuantitatif dapat dilihat dari angka umur harapan hidup, angka kematian bayi, balita dan ibu serta penyebab utama kematian yang diperoleh dari survei dan penelitian sehingga angka tersebut dapat menggambarkan keadaan per tahunnya. Keadaan ini dapat dilihat yang tertulis pada berikut ini : 1. UMUR HARAPAN HIDUP (Eo)



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 12



Derajat kesehatan masyarakat pada umumnya telah mengalami peningkatan



dari



tahun-ketahun,



adanya



perbaikan



pada



pelayanan



kesehatan melalui keberhasilan pembangunan sektor kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan umur harapan hidup. Departemen Kesehatan RI menyatakan



umur harapan hidup dari



mereka yang dilahirkan pada tahun 2002 - 2005 yaitu 67.8 tahun sedangkan mereka yang dilahirkan pada tahun 2006 - 2010 umur harapan hidupnya 69.8 tahun, estimasi angka harapan hidup waktu lahir tahun 2020-2025 akan menjadi 73,6 tahun, kabupaten Rokan Hulu yang mempunyai visi Rokan Hulu Sehat 2019 didalamnya terdapat indikator yang harus dicapai diantaranya umur harapan hidup masyarakat Rokan Hulu 72 tahun pada tahun 2017. Berikut ini Estimasi Umur Harapan Hidup Nasional tahun 2000-2025, dapat dilihat dari gambar 3.1 berikut ini.



Gambar 3.1



Umur Harapan Hidup (UHH)



ESTIMASI UMUR HARAPAN HIDUP TAHUN 2000 - 2025 76 74 72.8



72



71.5



70 68



73.6



69.8



UH H



67.8



66 64 2005



2010



2015



2020



2025



Tahun



2. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) Angka kematian ibu adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas tanpa



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 13



memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Tidak termasuk kasus insidentil atau kecelakaan). Angka kematian ibu menggambarkan status gizi dan kesehatan, tingkat pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. AKI sampai saat ini diperoleh dari berbagai pelaporan bidan-bidan desa dan dari Pelayanan kesehatan melalui survey kohort dan Autopsi Verbal. Tahun 2009 berdasarkan survey Kohort dan Autopsi Verbal yang melibatkan para kader-kader posyandu di wilayah kerja masing-masing puskesmas se-kabupaten Rokan Hulu diperoleh data dari 10.336 kelahiran hidup, tercatat kematian ibu hamil sebanyak 5 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 9 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 6 orang jadi jumlah kematian ibu 20 orang. Dengan data tersebut diatas diperoleh Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2009 terjadi penurunan yang signifikan yaitu 193/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dari beberapa tahun terakhir. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup kabupaten Rokan Hulu Tahun 2006-2009 hal ini dapat dilihat dari gambar 3.2. Puskesmas Rambah



tahun 2017 angka kelahiran Hidup sebanyak 1.204



angka kematian ibu bersalin 1 orang, kematian ibu hamil dan ibu nifas tidak ada hal ini dapat terlihat dari tabel 6. Bila dilihat dari data di atas, AKI mengalami penurunan dari tahun 2007 sekarang. Keadaan ini mencerminkan status gizi ibu hamil, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu melahirkan oleh tenaga kesehatan, sosial ekonomi ibu dan kualitas pelayanan kesehatan telah mulai membaik, dengan meningkatnya derajat kesehatan ibu berdampak terhadap penurunan Angka Kematian Bayi (AKB). 3. ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 14



Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun yang dinyatakan dari 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Puskesmas Rambah tahun 2017 dari 1209 kelahiran, 1205 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi ( AKB ) Puskesmas Rambah adalah 4 jiwa, dapat terlihat pada tabel 4.



B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. angka morbiditas lebih cepat menentukan keadaan kesehatan masyarakat daripada angka mortalitas, karena banyak penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya



mempunyai



mortalitas



yang



rendah.



Data



angka



kesakitan



dikategorikan pada 2 kelompok yaitu ; penyakit menular dan penyakit tidak menular. 1. Penyakit Menular Penyakit



menular



masih



menjadi



permasalahan



kesehatan



di



Indonesia antara lain ; Malaria, TB Paru, ISPA, Kusta, PD3I, , HIV/AIDS. Dan Penyakit Potensial KLB/Wabah. a. Penyakit Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (plasmodium) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi (vectorborne disease). Pada tubuh manusia parasit membelah diri dan bertambah banyak didalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen Internasional



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 15



dalam MDGs. Perkembangan penyakit malaria dapat dipantau melalui Annual Malaria Incidence (AMI). Untuk Puskesmas Rambah tahun 2017 ditemukan kasus malaria 40 jiwa diDesa Sialang Jaya, hal ini dapat dilihat pada tabel 22.



b. Penyakit TB Paru Tuberkulosis



adalah



penyakit



infeksi



yang



disebabkan



oleh



Mycobacterium tuberculosis, sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya atau ekstra paru yaitu antara lain TB Tulang, kulit dan kelenjar, penyakit ini menyebar dan ditularkan melalui udara (Droplet Infeksi). Millenium Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain Malaria dan HIV/AIDS. Pada tahun 2013 perkiraan kasus TB Paru baru BTA+ 31 penderita. Dan angka kesembuhan pada tahun 2013 yaitu 29 penderita TB Paru Baru BTA + yang diobati, sembuh sebesar 15 penderita (65,5%). Puskesmas Rambah tahun 2017 di temukan 29 penderita TB Paru. Semuanya BTA+ ( Positif ) dengan angka kesuksesan pengobatan sebesar 19 penderita (65,52 %) hal ini dapat dilihat pada tabel 9.



c. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya. penyakit ISPA yang menjadi fokus program kesehatan adalah Pneumonia, karena Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian (80%-90%) pada bayi dan balita.



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 16



Untuk Puskesmas Rambah tahun 2017 ditemukannya 8 kasus Pneumonia yang keseluruhannya berhasil ditanggulangi, hal ini dapat dilihat pada lampiran table 10. d. Penyakit Kusta Penyakit Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak ditangani kusta dapat menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanent pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Penyakit Kusta di Indonesia masih menjadi masalah berat dimana Indonesia penyumbang penderita kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil, 12.957 kasus (78%) diantaranya merupakan penderita Tipe Multi Basiler (MB) yaitu tipe menular. Untuk Puskesmas Rambah



sejak tahun 2011 sampai sekarang



penyakit Kusta tidak ditemukan lagi, hal ini dapat dilihat pada tabel 14. e. Penyakit HIV/AIDS Acquired



Immunodeficiency



Syndrome



atau



Acquired



Immune



Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem imunitas manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi Virus-virus lain yang mirip menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan virus-virus sejenis umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 17



vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Perkembangan



penyakit



HIV/AIDS



di



Indonesia



terus



menunjukkan



peningkatan, sebagai penyebab utama adalah tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, perilaku seksual yang tidak aman dan penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara kumulatif penderita HIV/AIDS di Indonesia pada kelompok umur 20 - 49 tahun yang merupakan kelompok umur aktif dalam aktifitas seksual. Untuk Puskesmas Rambah sejak tahun 2011 sampai dengan sekarang tidak ditemukan adanya kasus HIV/AIDS yang berobat di Puskesmas Rambah kemungkinan pasiennya langsung ke RSUD Rokan Hulu, hal ini dapat dilihat pada pada tabel 11. f.



Penyakit menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I (Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)



merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pelaksanaan program Imunisasi seperti Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Polio, TBC. Penyakit Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Polio atau AFP. Penyakit Campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, merupakan penyakit yang sangat menular disebabkan oleh virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982, kemudian pada tahun 1991 berhasil dicapai UCI, sejak tahun 2000 imunisasi campak diberikan kesempatan kedua diberikan kepada anak sekolah kelas I-VI ( Catch up) yang selanjutnya diberikan secara rutin kepada anak sekolah dasar kelas 1 SD (BIAS), diseluruh dunia diperkirakan terjadi penurunan 56% kasus campak, dengan tingginya cakupan imunisasi akan



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 18



berdampak terhadap penurunan insiden campak, namun KLB campak mungkin saja masih akan terjadi yang diantaranya disebabkan oleh akumulasi anak-anak rentan ditambah 15% anak yang tidak terbentuk imunitas. Sejak tahun 2011 sampai tahun 2017 tidak di temukan adanya kasus Campak. Dapat dilihat pada Lampiran tabel 20. g. Penyakit Potensial KLB/Wabah Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Beberapa Kejadian Luar Biasa (KLB) atau Wabah di Kecamatan Rambah tahun 2017 antara lain : KLB Banjir, hal ini dapat dilihat pada tabel 27. 1) Penyakit Diare Penyakit Diare adalah perubahan konsistensi feses selain dari frekwensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya atau bila BAB lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja tiga kali atau lebih. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit menular yang berpotensi KLB/Wabah. Pada tahun 2017 di Puskesmas Rambah terdapat 245 kasus diare dan dapat ditangani sehingga tidak menimbulkan KLB, hal ini dapat dilihat pada tabel 13. 2) Deman Berdarah Dengue Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk (Aedes Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 19



aegypti). Menurut Direktorat P2B2 Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2008 menyatakan DBD telah menyebar luas ke seluruh wilayah Indonesia termasuk kabupaten/kota terjadi pada semua kelompok umur melebihi 20/100.000 penduduk dan angka kematian diatas 1%, kasusnya setiap hari 373-374 orang dengan jumlah angka kematian 3-4 orang per hari. Tercatat tahun 2012 Inceden Rate



DBD sebesar 72,48 %, artinya



dalam 100.000 penduduk ditemukan 72 kasus, sepanjang tahun 2012 tidak ada kasus kematian. Puskesmasrambah Tahun 2017 di temukan Kasus DBD sebanyak 38 orang dan tidak ada kasus meninggal dunia, hal ini dapat dilihat pada tabel 21. 3) Tetanus Neonatorum Tetanus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Bacillus Clostridium Tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka, Tetanus Neonatorum merupakan tetanus pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh pemotongan tali pusat yang tidak steril. Penanganan Tetanus Neonatorum tidak mudah, yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT Calon Pengantin ( catin) dan pada ibu hamil. disamping itu Depkes telah menerapkan program perlindungan tetanus seumur hidup dengan 5 dosis imunisasi TT. Puskesmas Rambah tahun 2017 tidak terdapat kasus Tetanus Neonatorum, hal ini dapat dilihat pada tabel 19. C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator – indikator antara lain, status gizi balita, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi wanita usia subur, dan kecamatan Rawan Gizi, sebagaimana diuraikan berikut ini dan dapat dilihat pada tabel 29 dan 38. 1.



Status gizi balita



Profil Kesehatan Puskesmas Rambah Tahun 2017 20



Status gizi balita diukur berdasarkan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk tiga indikator antropemetri, yaitu : berat badan menurut umur, (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita (BB/TB) dikonversikan ke dalam bentuk terstandar (Z-score) dengan menggunakan antropometri WHO 2006. Sedangkan Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi secara umum, tidak spesifik. Prevalensi gizi buruk pada Balita di Puskesmas Rambah tahun 2017 tidak ditemukan berdasarkan Laporan Bulan Penimbangan dan Pemantauan Status Gizi (BB/TB). Berdasarkan Standard Pelayanan Minimal bidang kesehatan Kab. Rokan Hulu sudah terpenuhi dimana untuk standard Kab. Rokan Hulu dan Nasional adalah 1%, walaupun begitu perlu mendapat perhatian yang serius agar jumlahnya tidak bertambah dan bisa ditekan. Prevalensi balita di Bawah Garis Merah (BGM) pada tahun 2017 adalah sebanyak 56 balita (2,1%) dari 2981 balita yang ditimbang berdasarkan Laporan Bulan Penimbangan dan Pemantauan Status Gizi (BB/TB) , sedangkan target nasional adalah