Proposal Asli [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JUDUL



:EFEKTIVITAS STRATEGI K-W-L (KNOW, WANT, LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN MAHARAH QIRO’AH SISWA KELAS VIII MTs N 02 KENDAL TAHUN 2019/2020



NAMA



: Umi Kulsum



NIM



: 1503026092



JURUSAN



: Pendidikan Bahasa Arab



A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada di dalam fikiran baik diekspresikan melalui ucapan atau tulisan. 1 Menurut ‘Abd al-Majid (1952: 15), bahasa adalah kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Dengan



definisi



lain,



bahasa



adalah



alat



yang



digunakan



untuk



mendeskripsikan ide, pikiran, atau tujuan melalui struktur kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain.2 Bahasa dapat dipelajari oleh siapapun, dari mulai anak-anak sampai orang dewasa bahkan orang tua. Setiap pembelajaran bahasa, tidak akan lepas oleh pendekatan, metode, media maupun strategi yang digunakan agar tujuan dari pembelajaran bahasa tersebut dapat tercapai secara cepat, efektif, dan efesien.3 Pembelajaran bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah, tidak hanya bahasa lokal saja, tetapi ada juga bahkan banyak yang mengajarkan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Prancis, bahasa Arab dan lain sebagainya. Pembelajaran bahasa asing adalah sebuah proses yang kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik sehingga tidak mengherankan kalau hal ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang (Ellis, 1994). 4 Pembelajaran



tersebut



mempunyai



tujuan



tertentu.



Tujuan



utama



Syaiful Musthofa, Bahasa Arab Inovatif, (Malang: Uin-Maliki Press, 2011), hlm. 3 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 9 3 Syaiful Musthofa, Bahasa Arab Inovatif,... hlm. 3 4 Abdul Wahab Rosyid, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: Uin Maliki Perss, 2017), hlm. 17 1 2



1



pembelajaran bahasa Asing adalah pengembangan kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran disebut keterampilan berbahasa (maharah al-lughah). Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan menyimak (maharah al-istima’/ listening skill), berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill), membaca (maharah al-kalam/ reading skill), dan menulis (maharah al-kitabah/ writing skill). Keterampilan menyimak dan membaca dikatagorikan ke dalam keterampilan reseptif (al-maharat al-istiqbaliyyah/ reseptive skill), sedangkan keterampilan berbicara dan menulis dikatagorikan ke dalam keterampilan produktif (al-maharat al-intajiyyah/ produktive skill). 5 Dari empat keterampilan tersebut, membaca adalah keterampilan yang penulis gunakan sebagai bahan penelitian. Tarigan (2008:7-8) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yaitu hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Oleh karena itu, membaca pada hakikatnya merupakan proses membangun makna dari pesan yang disampaikan melalui simbol-simbol tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintregasikan atau mengaitkan antara informasi, pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki (skemata) pembaca.6 Dalam pembelajaran membaca, sering kali mengalami hambatan maupun kesulitan. Kesulitan yang dialami yaitu pada saat siswa diminta guru untuk membaca teks bahasa Arab kemudian tingkat memahami isi bacaan, dan tingkat kemampuan membaca teks masih kurang. Hal tersebut dilihat dari hasil latihan so’al yang diberikan setelah siswa selesai membaca. Kesulitan selanjutnya yaitu, strategi pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan masih belum maksimal dalam penggunaannya. Sehingga menyebabkan siswa kurang antusias dan kurang semangat dalam mengikuti proses belajar



Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 129 Herliyanto, Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL, (Yogyakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama, 2015), hlm. 8 5 6



2



mengajar. Oleh sebab itu, perlu adanya strategi yang bisa membangkitkan semangat belajar siswa. Dalam pembelajaran membaca ada beberapa strategi yang digunakan, salah satunya yaitu strategi K-W-L. Strategi K-W-L merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran membaca pemahaman khususnya dalam membuat prediksi yang berhubungan erat dengan prior knowledge, yaitu siswa membandingkan apa yang telah diketahui atau diingatnya dengan apa yang mereka pikirkan ketika sedang membaca.7 Strategi merupakan pola umum aktifitas guru-peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar, ini menunjukkan pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik dalam peristiwa belajar mengajar. Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.8. Strategi K-W-L digunakan peneliti pada penelitian di MTs N 02 Kendal dalam pembelajaran maharah qiro’ah diharapkan dapat membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa untuk membaca. Selain itu, strategi tersebut digunakan untuk menarik perhatian dan memudahkan siswa untuk memahami suatu bacaan karena minat baca siswa tumbuh dengan sendirinya sehingga siswa dapat merasakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, dan kreatif. Setiap lembaga pendidikan memiliki masalah dalam pembelajaran. Begitu juga di lembaga pendidikan MTs N 02 Kendal. Peneliti mengambil judul skripsi ini karena meyakini bahwa membaca adalah hal yang sangat penting, sehingga dengan membaca, siapapun dapat mengetahui banyak ilmu. Dan di sekolah tersebut, kemampun membaca dan memahami bacaan berbahasa arab masih minim adanya. Maka dari itu, penulis mengambil judul Herliyanto, Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL,... hlm. 27 Lift Anis Ma’shumah, Model Conacc Learning Konsep & Aplikasi dalam Pembelajaran, (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 52 7 8



3



penelitian efektivitas strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami suatu bacaan dalam konteks berbahasa Arab. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas dari penerapan strategi pembelajaran tersebut terhadap kemampuan maharah qiro’ah. Maka dari itu, penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul Efektivitas Strategi K-W-L (Know, Want, Learned) Untuk Meningkatkan Maharah Qiro’ah Siswa Kelas VIII MTs N 02 Kendal Tahun 2019/2020. B. Rumusan Masalah Apakah strategi K-W-L efektif digunakan dalam pembelajaran maharah qiro’ah siswa kelas VIII MTs N 02 Kendal Tahun 2019/2020? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.



Tujuan Penelitian Menguji



keefektifan



penggunaan



strategi



K-W-L



dalam



pembelajaran maharah qiro’ah siswa kelas VIII MTs N 02 Kendal Tahun 2019/2020? 2.



Manfaat penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai beriku: 1.



Manfaat teoritis a.



Penelitian ini dapat menambah teori atau inovasi tentang strategi pembelajaran maharah qiro’ah



b.



Penelitian



ini



diharapkan



dapat



digunakan



sebagai



pengembangan teori pembelajaran maharah qiro’ah 2.



Manfaat praktis a.



Bagi Siswa Siswa menjadi lebih aktif ketika pembelajaran maharah qiro’ah sehingga mendapat pemahaman yang optimal.



b.



Bagi Guru dan Sekolah



4



Guru dan sekolah mendapat inspirasi tentang keefektifan penggunaan strategi dalam pembelajaran maharah qiro’ah dan dapat memodifikasinya. c.



Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menjadi pengalaman bagi peneliti agar kelak mampu menjadi guru yang lebih inovatif dan kreatif dalam pembelajaran bahasa. Selain itu penelitian ini juga merupakan bentuk penerapan dan ilmu yang didapat selama studi.



D. Kajian Teori Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Teori yang dideskripsikan dalam bab ini, yaitu sebagai berikut: 1.



Efektivitas Strategi K-W-L a.



Efektivitas Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa: “efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”.9



b. Strategi K-W-L Strategi berasal dari kata Yunani strategia yang berarti ilmu perang atau panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni merancang operasi dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan darat atau laut. Strategi dapat pula diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau peristiwa. Secara umum



9



https://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/ diakses pada kamis,



11 Juli 2019 pukul 15:13



5



sering dikemukakan bahwa strategi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.10 O’Malley dan Chamot (1990) mengemukakan pula bahwa strategi adalah seperangkat alat yang berguna serta aktif, yang melibatkan individu secara langsung untuk mengembangkan bahasa kedua atau bahasa asing. Strategi sering dihubungkan dengan prestasi belajar bahasa dan kecakapan dalam menggunakan bahasa. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa strategi merupakan taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar bahasa, sehingga peserta didik dapat lebih leluasa dalam berpikir dan dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya secara lebih mendalam dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.11 Strategi K-W-L dikembangkan oleh Ogle. Strategi tersebut mewakili tiga pertanyaan yang harus diajukan sendiri oleh pembaca ketika membaca buku nonfiksi, yaitu: K (What I Know apa yang saya pelajari), W (What I Want to Learn apa yang ingin saya pelajari), dan L (What I Have Learned apa yang telah saya pelajari) (dalam Rahim, 2011:41-42). Sejalan dengan pendapat Sujak mengemukakan bahwa strategi K-W-L adalah cara membaca yang melibatkan tiga langkah dasar yang menuntut siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca. Adapun singkatan K-W-L adalah: (1) K- awali dari apa yang saya tahu (know); (2) W- lanjutkan dengan apa (what) yang ingin saya ketahui; dan (3) L- diakhiri dengan menuliskan atau mempertajam kembali apa yang telah saya ketahui (What i have learned).12 Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 2 11 Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa..., hlm. 3 12 Herliyanto, Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL,... hlm. 27 10



6



c.



Langkah-langkah Penerapan Strategi K-W-L Langkah-langkah kegiatan tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap Know, Want, dan tahap Learned. Ketiga tahap ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan satu sama lain.13 Pada tahap Know dilakukan tahap sebagai berikut: 1) Menyiapkan



siswa



menerima



pelajaran



dan



menyampaikan tujuan pembelajaran serta menjelaskan strategi K-W-L 2) Mengelompokkan siswa 3) Menampilkan gambar dan topik bacaan 4) Membangkitkan skemata atau menggali pengetahuan yang dimiliki siswa berhubungan dengan gambar dan topik bacaan 5) Meminta siswa menuliskan pengetahuan yang dimilikinya pada kolom know (tabel 1) 6) Menyuruh siswa membuat kategori informasi 7) Meminta siswa memprediksi isi bacaan berdasarkan gambar, topik bacaan dan pengetahuan yang dimiliki. Pada tahap Want dilakukan tahap sebagai berikut: 1) Meminta siswa membuat pertanyaan apa yang ingin diketahuinya dari bacaan 2) Membimbing siswa membuat pertanyaan terhadap apa yang ingin diketahuinya dari bacaan 3) Meminta siswa menuliskan pertanyaan-pertanyaan pada kolom Want (tabel 1) 4) Membagi teks bacaan dan meminta siswa membaca dalam hati untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pada tahap Learned dilakukan tahap sebagai berikut: 1) Meminta siswa menuliskan informasi yang diperoleh dari bacaan pada kolom learned (tabel 1) 13



Herliyanto, Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL,... hlm. 36-37



7



2) Meminta siswa menuliskan hasil temuan membaca yang berkenaan dengan kesimpulan isi bacaan 3) Meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan diskusi kelas 4) Meminta siswa mencocokan hasil prediksi awal dengan hasil temuan membaca 5) Mengadakan refleksi 6) Menutup pelajaran Tabel 1: tabel strategi K-W-L NO.



2.



KNOW



WANT



LEARNED



Maharah Qiro’ah (Keterampilan Membaca) Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Farr (1984:5 mengemukakan, “ reading is the teacher of education” yang artinya membaca merupakan jantung pendidikan.



14



membaca juga bisa disebut sebagai kegiatan untuk



mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam sistem kognisinya.15



14 15



Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014), hlm. 5 Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa..., hlm. 246



8



Membaca adalah salah satu metode intelektual, yang mana proses tesebut bertujuan untuk menemukan hubungan antar bahasa ucapan dan simbol.16 Membaca itu bersifat reseptif. Artinya, si pembaca menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah teks bacaan. Pesan yang disampaikan itu merupakan informasi fokus yang dibutuhkan. Dalam hal ini, si pembaca harus mampu memahami makna lambang/tanda/tulisan dalam teks berupa kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, ataupun wacana yang utuh. Jadi membaca merupakan proses mengubah lambang/tanda/tulisan menjadi wujud makna. 17 Menurut Tarigan (2008), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dalam hal ini membaca adalah suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam tulisan. Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Oleh sebab itu, kegiatan membaca ini sangat ditentukan oleh kegiatan



fisik



dan



mental



yang



menuntut



seseorang



untuk



menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.18 Keterampilan membaca (maharah al-qiro’ah/ reading skill) adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakekatnya adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara .‫ صاف‬,)2015 ,‫ مناهج وطرائق تدريسها (جامعة بغداد‬,‫ سعاد عبد الكريم عباس الوائلي‬,‫طه علي حسين الدليمي‬



16



105 17 18



Dalman, Keterampilan Membaca...., hlm. 8 Dalman, Keterampilan Membaca..., hlm. 7



9



langsung di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis.19 Pertama-tama saat mengajarkan keterampilan membaca (maharah al-qiro’ah) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh para siswa. Keterampilan ini menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan dengan mulut, melatih mulut untuk bisa lancar berbicara, keserasian dan spontanitas. Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu keterampilan



yang



sangat



unik



serta



berperan



penting



bagi



pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Dikatakan unik karena tidak semua manusia, walaupun



telah



memiliki



keterampilan



membaca,



mampu



mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan dirinya atau bahkan menjadikan budaya bagi dirinya sendiri. Dikatakan penting bagi pengembangan pengetahuan karena presentase transfer ilmu pengetahuan terbanyak dilakukan melalui membaca.20 Target pembelajaran keterampilan membaca (maharah al-qiro’ah) ini adalah mampu membaca teks arab dengan fasih, mampu menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar. 21 Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan membaca sangat berguna untuk siapapun. Bidang pembelajaran Qiro’ah (membaca) bagi peserta didik nonArab, sesungguhnya merupakan muthola’ah, yaitu membaca dalam arti memahami beberapa aspek bahasa. Aspek yang dimaksud meliputi; pertama, penerapan kaidah-kaidah huruf, yaitu sifat dan makhraj, washal, dan waqaf, panjang huruf dan pendek. Kedua, penerapan kaidah sharf, yaitu tentang shighah, bina’, dan wazan. Ketiga, penerapan kaidah nahwu, yaitu tentang jenis kata, dan i’rab. Keempat, penerapan kaidah Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 143 Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa..., hlm. 245 21 Syaiful Musthofa, Bahasa Arab Inovatif,... hlm. 163 19 20



10



balaghah, terutama menyangkut ma’any dan bayan dan yang terakhir istinbath ke dalam bahasa ibu. 22 Dilihat dari ruang lingkup atau luas cakupannya, qiro’ah (membaca) terbagi menjadi dua kategori, yaitu qiro’ah mukatsifah dan qiro’ah



muwasi’ah).



Qiro’ah



mukatsifah



adalah



qiro’ah



yang



dimaksudkan sebagai alat atau media untuk mengajarkan kata-kata ataupun kalimat baru. Qiro’ah muwasi’ah disebut juga dengan istilah qiro’ah talmiliyah, yakni sebagai pelengkap dari qiro’ah mukatsifah. Kategori kedua ini biasanya berupa materi tentang kisah atau ceritacerita; baik cerita panjang dan bersambung ataupun cerita-cerita pendek. Tujuannya adalah untuk memberikan suasana segar kepada peserta didik setelah serius dan menegangkan di saat mengikuti pembelajaran qiro’ah mukatsifah.23 3.



Tujuan membaca Pada dasarnya kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca tersebut akan berpengaruh kepada jenis bacaaan yang dipilih, misalnya, fiksi atau nonfiksi. Menurut Anderson (2003), ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca, yaitu:24 a.



Reading for details or Fact (membaca untuk memperoleh fakta dan



perincian) b.



Reading for main ideas (membaca untuk memperoleh ide-ide utama)



c.



Reading for sequence or organization (membaca untuk mengetahui urutan/sususan struktur karangan)



d.



Reading for inference (membaca untuk menyimpulkan)



e.



Reading



to



classify



(membaca



untuk



mengelompokkan/



mengklasifikasikan) f.



Readig to evaluate (membaca untuk menilai, mengevaluasi)



Munir, Perencanaaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2017), hlm. 68 23 Munir, Perencanaaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 71 24 Dalman, Keterampilan Membaca..., hlm. 11 22



11



g.



Reading



to



compare



or



contrast



(membaca



untuk



memperbandingkan /mempertentangkan). Sedangkan tujuan membaca secara umum adalah sangat variatif, diantaranya: 25 a.



Membaca dengan tujuan penelitian Membaca dengan tujuan ini, terkadang seorang pembaca hanya membaca pengantar atau pendahuluannya saja. Di sini bacaan hendaknya diseleksi, karena ia membaca sesuatu yang berkaitan dengan topik yang akan dikajinya.



b.



Membaca dengan tujuan untuk merangkum Membaca dengan tujuan ini, seorang pembaca hendaknya penuh perhatian, teliti dan komprehensif. Sebab seorang pembaca akan mencurahkan ide-ide cemerlang dan gagasan prinsipil, serta mencampakkan pembahasan yang bertele-tele dan tidak urgen.



c.



Membaca untuk mendapatkan informasi Terkadang seorang pembaca bertujuan untuk mendapatkan informasi. Konteks ini sering dilakukan oleh pembaca berita di radio maupun televisi.



d.



Membaca untuk kepentingan ujian Terkadang



seseorang



membaca



dengan



tujuan



untuk



mempersiapkan ujian atau tes. Di sini hendaknya, bacaan harus teliti dan penuh perhatian, dan bahkan perlu adanya repitisi sehingga paham dan hafal. e.



Membaca dengan tujuan rileks Terkadang seseorang membaca dengan tujuan rileks, yaitu untuk sekedar mengisi kekosongan waktu. Kondisi ini tidak terfokus seperti bacaan-bacaan ilmiah. Bahkan bisa loncat-loncat dari halaman satu ke halaman yang lain.



f.



Membaca dengan tujuan ibadah



Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 99-100 25



12



Terkadang seseorang membaca dengan tujuan beribadah kepada Allah Swt. Term ini sering kita jumpai dilapangan, seperti halnya membaca ayat-ayat al-qur’an. 4.



Jenis-jenis membaca Dilihat dari dari jenis tekniknya (terdengar atau tidaknya suara pembaca), jenis membaca dapat dibagi menjadi berikut ini. a.



Membaca Nyaring Membaca nyaring/ bersuara adalah cara membaca dengan bersuara atau membaca yang dilakukan secara lisan. Cara ini dilakukan ketika belajar membaca sewaktu di Sekolah Dasar. Menurut Tarigan (2008:23), membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Sejalan dengan pendapat di atas, Rahim (2011:123) mengemukakan, bahwa membaca nyaring adalah keterampilan yang memerlukan pemahaman secara cermat pada pengenalan kata, menyandi kata, pemenggalan kata dan frasa, serta mendramatisasikan cerita atau memerankan pelaku yang terdapat dalam bacaan. Dengan demikian, membaca nyaring adalah salah satu keterampilan berbahasa yang memerlukan penguasaan keterampilan persepsi, yaitu penglihatan dan daya tanggap sehingga pembaca dapat mengenal dan memahami kata-kata dengan cepat dan tepat, serta mampu mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan pikiran dengan membaca secara baik dan benar.



b.



Membaca Dalam Hati Menurut Rahim (2011:122), bahwa membaca dalam hati adalah



pembelajaran



membaca



yang



dirancang



untuk



mengembangkan kemampuan siswa dalam mengingatkan urutan peristiwa, dan memahami teks secara mendalam.



13



Berdasarkan



paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa membaca dalam hati adalah salah satu keterampilan membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan menguasai isi bacaan, sehingga memperoleh serta memahami ide-ide dalam teks, dan memperkaya kosa kata pembaca. Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu membaca intensif dan membaca ekstensif. Berikut dibahas satu persatu secara terperinci. 1) Membaca Intensif Membaca intensif adalah kegiatan membaca secara mendalam untuk memahami secara lengkap isi buku atau bacaan tertentu. Jadi, membaca intensif merupakan sebuah studi saksama, telaah isi, dan penanganan terperinci terhadap suatu teks yang pendek (kurang lebih 2-4 halaman setiap hari, (Utami, 2007: 33). 2) Membaca Ekstensif Tarigan (2008:32) mengemukakan bahwa membaca ekstensif adalah membaca secara luas, sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, membaca ekstensif adalah merupakan salah satu kegiatan membaca, yang memerlukan beberapa teks untuk memahami isi bacaan yang penting-penting dengan cepat, dan tingkat pemahamannya tidak terlalu mendalam karena cukup memahami seperlunya saja.26 E. Kajian Pustaka Salah satu fungsi kajian pustaka adalah untuk memberikan daya pembeda antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti berusaha untuk melakukan penelitian lebih awal terhadap pustaka yang mempunyai relevansi terhadap penelitian yang akan diteliti. Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa penelitian yang



26



Herliyanto, Membaca Pemahaman Dengan Strategi KWL..., hlm. 8-11



14



pembahasannya berhubungan dengan permasalahan yang peneliti bahas. Penelituan tersebut antara lain: Pertama, skripsi yang ditulis oleh Yenra Warningsih dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melaui Metode KnowWant-Learn (K-W-L) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN 021 Kualu Kabupaten Kampar”. Dalam skripsinya disimpulkan bahwa strategi K-W-L dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, yaitu dapat dilihat dari hasil presentase pada siklus I mencapai 66,8 % dan siklus ke II mencapai 80.0 %. Artinya kemampuan siswa kelas IV SDN 021 Kualu Kabupaten Kampar dalam membaca pemahaman telah mencapai 75%.27 Kedua, skripsi yang ditulis Ngalim Mustakim dengan judul “ Keefektifan Penggunaan Teknik K-W-L Plus (Know, Want To Know, Learned Plus) dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Tengaran. Dalam skripsinya disimpulkan bahwa penggunaan teknik K-W-L Plus terbukti efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas VIII SMPN 3 Tengaran. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai gainskor kelompok eksperimen sebesar 4,8889; dengan th pretest dan postest sebesar 9.411; P=0,000 (0,0000,05≠signifikan).28 Ketiga, skripsi yang ditulis Risma Eriyati dengan judul “Keefektifan Strategi K-W-L-A (Know- Want- Learn- Affect) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Tekks Eskposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tempel”.



Dalam



skripsinya



disimpulkan



bahwa



adanya



perbedaan



kemampuan membaca pemahaman teks eksposisi yang signifikan antara Yenra Warningsih dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melaui Metode Know-Want-Learn (K-W-L) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN 021 Kualu Kabupaten Kampar” Skripsi. (Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2011), hlm. i 28 Ngalim Mustakim dengan judul “ Keefektifan Penggunaan Teknik K-W-L Plus (Know, Want To Know, Learned Plus) dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas VIII SMPN 3 Tengaran” skripsi, (Yogyakarta: UNY, 2014), hlm. xvi 27



15



siswa yang mendapan pembelajaran menggunakan strategi K-W-L-A dan siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan strategi konvensional. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh hasil uji-t skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu diperoleh t sebesar 5,434, df 62,dan nilai p sebesar 0,000 (p