Proposal Bullying [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IRFAN IDO, SP. M.Si



MATAKULIAHPENGEMBANGAN WILAYAH KONSEP WILAYAHDAN PEWILAYAHAN JURUSAN TEKNIKPERTAMBANGAN_F ITK_UHO_2015



MENGAPA KAJIAN WILAYAH???



Pandangan Teoritis ¡Perubahan paradigma keilmuan, dari mono disiplin menjadi multidisiplin ilmu ¡Sulitnya menyelesaikan masalahan hanya dengan satu pandangan disiplin ilmu ¡Ilmu wilayah adalah ilmu yang memadukan berbagai dimensi keilmuan, khususnya sosial dan Iingkungan (fisik)



Pandangan Praktis; Aplikasi untuk pembangunan ¡Pertumbuhan dan Pemerataan pembangunan (growth with equity) diseluruh wilayah: 1. menyeimbangkan pertumbuhan 2. mengurangi kesenjangan (disparitas) ¡Mengarahkan kegiatan pembangunan sesuai potensi, permasalahan, dan prioritasnya ¡Mengembangkan keterkaitan sosial ekonomi antar wilayah (pusat - pinggiran, desa- kota) ¡Mengelola sumberdaya local ¡Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ¡Pengembangan wilayah khusus (wilayah tertinggal, rawan bencana, terisolir, perbatasan, dll) ¡Konfigurasi geografis Indonesia



ILMU WILAYAH??? ¡Ilmu wilayah (regional science) merupakan kajian yang sangat penting bagi seorang perencana untuk dapat menggunakan pendekatan dan strategi pembangunan (PENGEMBANGAN) wilayah dengan tepat. ¡Ilmu wilayah adalah ilmu yang mempelajari wilayah sebagai suatu sistem, khususnya yang menyangkut hubungan interaksi dan interdependensi antara subsistem utama eco-system dengan subsistem utama social-system, serta kaitannya dengan wilayah lain dalam membentuk suatu kesatuan wilayah guna pengembangan, termasuk penjagaan kelestarian wilayah tersebut (Sutami, 1977).



Definisi dan Manfaat Ilmu Wilayah ¡Definisi Ilmu yang mempelajari tentang wilayah (region) dengan pendekatan sistem (integrated dan comprehensif) serta bekerja dengan interdisipline ¡Manfaat: Ilmu wilayah memberikan pola dan kerangka spasial kepada ilmu-ilmu sosial dan fisik yang telah ada guna mengusahakan tercapainya keseimbangan sosio spasial (spatial equilibrium) di wilayah yang bersangkutan dengan memperhitungkan dimensi waktu (dinamik)



Sifat ilmu wilayah ¡Multidimensional (sektoral dan regional) ¡Integrated (terpadu) ¡Komprehensif (menyeluruh) ¡Interdisipliner.



LINGKUP KAJIAN ILMU WILAYAH ¡Mengkaji variasi wilayah dengan fokus sumberdaya dan hasil-hasil pembangunan. ¡Contoh : dikotomi wilayah (kota-desa, industripertanian, pusat-pinggiran, wilayah majuterbelakang), kesenjangan wilayah.



KONSEP WILAYAH ¡Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; “ Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.”



KONSEP WILAYAH ¡Rustiadi, et al (2009) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. ¡Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. ¡Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan. ¡Dengan demikian istilah wilayahmenekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu.



KONSEP WILAYAH ¡Menurut Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Contohnya: antara supply dan demand, hulu-hilir. ¡Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah pendelineasian (pembatasan) unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubungan fungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung melindungi) antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.



PEWILAYAHAN (REGIONALISASI) (Tarigan, 2005)



¡Esensi perwilayahan adalah membagi/ mengelompokkan/mengklasifikasi suatu wilayah yang luas (misal wilayah negara) ke dalam beberapa wilayah yang lebih kecil dalam suatu kesatuan. ¡Suatu perwilayahan dapat diklasifikasikan berdasar tujuan pembentukan wilayah itu sendiri.



PEWILAYAHAN (Yunus, 1991)



¡Pewilayahan memegang peranan penting dalam sebuah perencanaan karena sangat berguna untuk mengetahui variasi karakter wilayah tertentu. ¡Pewilayahan adalah usaha untuk membagi-bagi permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula. Pembagiannya dapat mendasarkan pada kriteria tertentu seperti administratif, politis, ekonomis, sosial, kultural, fisis, geografis dan lainnya.



Prinsip-Prinsip Pewilayahan ¡Secara garis besar, metode pewilayahan digolongkan menjadi dua, yaitu: ¡Pertama: Penyamarataan Wilayah (Regional Generalization) ¡Kedua: Klasifikasi Wilayah (Regional Classification)



Penyamarataan Wilayah ¡Penyamarataan Wilayah (generalisasi regional) adalah suatu proses atau usaha untuk membagi permukaan bumi atau bagian dari permukaan bumi tertentu menjadi beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktorfaktor tertentu dalam populasi yang dianggap kurang penting atau kurang relevan, dengan maksud untuk menonjolkan karakter tertentu.



Klasifikasi wilayah (Regional Classification) ¡ Secara etimologis, klasifikasi adalah metode untuk mengatur data secara sistematis menjadi golongan-golongan atau beberapa bagian yang dalam hal ini dapat berupa grup, kelas, atau keluarga (Webster, 1966). ¡ Klasifikasi wilayah (Regional Classification) adalah usaha untuk mengadakan penggolongan wilayah secara sistematis kedalam bagian-bagian tertentu berdasarkan properti tertentu. Penggolongan yang dimaksud haruslah memperhatikan keseragaman sifat dan semua individu. Semua individu dalam polulasi mendapatkan tempat dalam golongan masing-masing.



KLASIFIKASI WILAYAH ¡Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam Rustiadi et al., 2009) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu: 1) Wilayah homogen (uniform/homogenous region); 2) Wilayah nodal (nodal region); dan 3) Wilayah perencanaan (planning region atau programming region).



KLASIFIKASI WILAYAH ¡Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/ wilayah menjadi : ¡FASE PERTAMA yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan keseragaman/ homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang seragam menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial dan politik.



KLASIFIKASI WILAYAH ¡FASE KEDUA yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari satuansatuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling berkaitan. ¡FASE KETIGA yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan -keputusan ekonomi.



DASAR PEWILAYAH (Tarigan, 2005) ¡Pertama: Berdasar wilayah administrasi pemerintahan, di Indonesia dikenal wilayah kekuasaan pemerintahan provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan, desa/ kelurahan, dan dusun/ lingkungan; ¡Kedua: Berdasar kesamaan kondisi (homogenity), yang paling umum adalah berdasarkan kesamaan kondisi fisik/ sosial-budaya; ¡Kondisi Fisik: Pantai Timur, Pegunungan dan Pantai Barat (kasus Sumut). Bisa juga: desa pantai, desa pegunungan dan desa pedalaman. Atau Wilayah pertanian dengan wilayah industri (tambang). ¡Sosial Budaya: dibagi menurut suku mayoritas, adat istiadat, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dll.



DASAR PEWILAYAHAN (Tarigan, 2005) ¡ Ketiga: Berdasar ruang lingkup pengaruh ekonomi. Pewilayahan dengan pendekatan ini perlu ditetapkan terlebih dulu beberapa pusat pertumbuhan (growth pole/ growth centre) yang kira-kira sama besar/ rankingnya, selanjutnya ditetapkan batas-batas pengaruhnya dari setiap pusat pertumbuhan. Perlu digarisbawahi bahwa batas pengaruh antara satu kota dengan kota lainnya hanya dapat dilakukan untuk kota-kota yang sama rakngkingnya. Perwilayahan seperti ini biasanya dibutuhkan apabila menggunakan pendekatan regional dalam perencanaan pengembangan wilayah (regional planning); ¡ Keempat: Berdasar wilayah perencanaan/ program. Dalam hal ini ditetapkan batas-batas wilayah/ daerah yang terkena suatu program/ proyek dimana wilayah tersebut termasuk dalam suatu perencanaan untuk tujuan khusus (bisa meliputi di dalamnya beberapa wilayah administrasi). Misalnya: Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), Kawasan Terpadu Jabodektabek Punjur.



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PERWILAYAHAN (Tarigan, 2009) ¡Perwilayahan berdasarkan administrasi pemerintahan meskipun dirasa kurang efisien tetapi tidak mudah diganti karena menyangkut sejarah, ditetapkan dengan undang-undang dan terdapat fanatisme kedaerahan dalam masyarakatnya. ¡Perubahan perwilayahan membutuhkan ketetapan undang-undang dan mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah Pusat. ¡Salah satu keunggulan model perwilayahan ini adalah dapat ditetapkannya batas wilayah secara jelas dan terstruktur;



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PERWILAYAHAN (Tarigan, 2009) ¡ Perwilayahan berdasarkan homogenitas terutama berguna bagi perencana sektoral. ¡ Daerah-daerah yang memiliki kesamaan dalam sektor yang dibahas dapat dijadikan satu wilayah. ¡ Dapat dibuat satu pusat pelayanan dan program yang sama/sejenis sebagai pemecahan masalah yang tepat dan efisien, meskipun pada beberapa kasus seringpula terjadi tumpang-tindih (overlaping) terutama pada daerah-daerah yang mempunyai lebih dari satu sektor potensial. ¡ Kelemahan model perwilayahan ini adalah batas luar sulit ditentukan sehingga umumnya juga memanfaatkan batas wilayah administratif. Hal ini juga mempermudah pengumpulan data dan pengaturan kebijakan pengembangan masing-masing wilayah;



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PERWILAYAHAN (Tarigan, 2009) ¡ Perwilayahan berdasarkan pengaruh ekonomi mengenal adanya pusat-pusat pertumbuhan yang masing-masing memiliki daerah belakang (hinterland). daerah belakang (hinterland) merupakan wilayah pengaruh sebuah pusat pertumbuhan/ kota dimana dalam memenuhi kebutuhannya dan menjual hasil produksinya cenderung bergantung kepada pusat/ kota tersebut, termasuk pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan atau rekreasi. ¡ Cara perwilayahan ini bersifat makroregional (tidak atas dasar melihat sektor yang ada di wilayah tersebut secara satu per satu), artinya seluruh sector yang beroperasi di wilayah tersebut memiliki ketergantungan antara pusat pertumbuhan dan hinterland-nya. ¡ Perwilayahan model ini lebih tepat untuk Perencanaan ekonomi daerah, karena menyangkut seluruh aspek pengembangan wilayah dan mengandung aspek keterikatan/ ketergantungan antar wilayahnya. ¡ Kelemahan model ini adalah sulitnya menetapkan batas pengaruh dari suatu pusat pertumbuhan dan perubahannya karena perkembangan daerah sendiri dan daerah tetangga yang ada di sekitarnya;



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PERWILAYAHAN (Tarigan, 2009) ¡Perwilayahan berdasarkan program/ suatu perencanaan khusus sering bersifat insidentil dan sementara. Sifat perwilayahan berorientasi pada suatu program yang disusun untuk suatu tujuan khusus tertentu. Misalnya penanggulangan banjir di salah satu/ beberapa alur sungai, wilayah yang diikutkan dalam perencanaan tersebut adalah mulai dari muara sungai, daerah kirikanan alur sungai sampai dengan pegunungan yang merupakan sumber mata air dari sungai tersebut. ¡Kelemahan, Pewilayahan akan sirna apabila program tersebut berakhir dan tidak ada tindak lanjut (follow up) program tersebut.



SUMBER PUSTAKA ¡Hadi Sabari Yunus, 1991, Konsepsi Wilayah dan Pewilayahan, PT. Hardana Ekacitra Tunggal, Jogjakarta. ¡Drs. Robinson Tarigan, 2005, Perencanaan Pembangunan Wilayah, PT. Bumi aksara ¡Dr. Ernan Rustiadi, dkk, 2009, Perencanaan dan Pengembangan Wiayah, Crestpent Pent Press.



HUBUNGAN ANTARA KONSEP RUANG/ WILAYAH DENGAN TUJUAN/ MANFAAT PENGGUNAANNYA Ruang/ Wilayah



Tujuan dan Manfaat Penggunaan



Contoh



Wilayah homogen



1. Penyederhanaan dan pendekripsian ruang/wilayah 2. Pewilayahan pengelolaan (zonasi kawasan fungsional)



1. Pola Penggunaan Pentupan Lahan 2. Pewilayahan Komoditad



Wilayah Nodal



1. Deskripsi hubungan nodalitas 2. Identifikasi daerah pelayanan 3. Penyusuanan Hierarki pelayanan/Fasilitas



1. Keterkaitan CBD dan daerah pelayanannya 2. Growth Pole area 3. Central Place dan periphery 4. Sistem/ordo kota/pusat pelayanan



Wlayah sistem ekologi



1. Pengelolaan sumberdaya wilayah 1. Pengelolaan DAS berkelanjutan 2. Cagar Alam 2. Identifikasi carrying capacity 3. Ekosistem magrove 3. Silus alam aliran sumberdaya, biomasa, enerji, limbah, dll



HUBUNGAN ANTARA KONSEP RUANG/ WILAYAH DENGAN TUJUAN/ MANFAAT PENGGUNAANNYA Ruang/ Wilayah



Tujuan dan Manfaat Penggunaan



Contoh



Wilayah Sistem Ekonomi



1. Percepatan Pertumbuhan Wilayah 2. Produktivitas dan mobilisasi sumberdaya 3. Efisiensi



1. 2. 3. 4. 5.



Wilayah Sistem Sosial



1. Pewilayahnan menurut sistem budaya, 1. Kawasan adat etnik, bangsa, dll. 2. Perlidungan/pelestarian (cagar) 2. Identifikasi Komunitas dan Society budaya 3. Optimalisasi Interaksi Sosial 3. Pengelolaan kawasan publik kota 4. Community Development (menghindari tawuran) 5. Keberimbangan, pemerataaan dan keadilan 6. Distribusi penguasaan sumberdaya 7. Pengelolaan Konflik



Wilayah Pembangunan Kawasan Andalan KAPET Kawasan Agropolitan Kawasan Cepat Tumbuh (pertumbuhan)



HUBUNGAN ANTARA KONSEP RUANG/ WILAYAH DENGAN TUJUAN/ MANFAAT PENGGUNAANNYA Ruang/ Wilayah



Tujuan dan Manfaat Penggunaan



Contoh



Wilayah Politik



1. Menjaga keutuhan/integrasi wilayah teritorial 2. Menjaga pengaruh/kekuasaan teritorial 3. Menjaga pemerataan (equity) antar subwilayah



1. 2. 3. 4.



Negara Provinsi Kabupaten Desa



Wilayah Adminstrasi



Optimalisasi fungsi-fungsi administrasi dan pelayanan publik pemerintahan



1. 2. 3. 4.



Negara Provinsi Kabupaten Kecamatan



Sumber: Rustiadi, et. al, 2009



WILAYAHHOMOGEN ¡Konsep wil homogen lebih menekankan pada aspek homogenitas (kesamaan) dan memaksimumkan perbedaan (kompleksitas, varian, ragam) antar kelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan fungsional (interaksi) antar wilayah atau antar komponen di dalamnya. ¡Kesamaan misalnya: konsumsi, pekerjaan, topografi, iklim, perilaku sosial, pandangan politik, tingkat pendapatan, dll). ¡Konsep land cover àcara termudah pewilayahan homogen.



WILAYAHHOMOGEN ¡Faktor penyebab homogenitas wilayah: (1) alamiah/ fisik (kemampuan lahan dan iklim); (2) Artifical (bukan faktor fisik tapi faktor sosial, misalnya atas dasar kemiskinan, suku bangsa dan budaya) ¡Keterbatasan teknisà konsep wil homogenitas à untuk pendeskripsian analisis/ pengolahan àsecara ekologis, wil homogen tidak stabil dan berhimpitan dengan wilayah administratif ¡Teknis kuantitatif indentifikasi wilayah homogen dapat dilakukan berdasarkan faktor-faktor (peubah) penciri keragaan wilayahàteknis analisis gerombol (cluster analysis)



WILAYAHNODAL ¡Konsep wilayah nodal àkonsep wilayah fungsional/sistem yang sederhana à memandang wilayah secara dikotomis (Rustiadi et. al. , 2009) ¡Konsep wilayah nodal lebih berfokus pada peran pengendalian/pengaruh kontrol atau pusat (node) serta hubungan ketergantuan pusat (nucleus) dan elemen-elemen sekelilingnya dibandingakan soal batas wilayah (Richardson, 1969)



HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARA INTI DAN HINTERLAND DALAMSUATU WILAYAHNODAL SELHIDUP



PLASMA



Bahan Mentah



INTI



Sejumlah Uang HINTERLAND/ PERIPHERY (belakang/ perbatasan) •Bahan Mentah •Tenaga Kerja



Barang Industri Sejumlah Uang Sejumlah Uang (Upah)



Tenaga Kerja



Sumber: Rustiadi, et. al, 2009



CORE (pusat) Industri Pengolahan



SUB-SUB WILAYAHINTI DENGAN BERBAGAI TINGKAT HIERARKI PADA SUATU WILAYAHNODAL



•3 •3



2 •3



•3 •3



2



•3



1



•3



•3



2



•3



•3 •3 •3



2 •3



Keterangan: 1,2,3 menunjukan tingkatan hierarki pusat)



Sumber: Rustiadi, et. al, 2009



FUNGSI PUSAT (CORE) WILAYAH ¡Tempat terkonsentrasinya penduduk (pemukiman) ¡Pusat pelayanan terhadap daerah hinterland ¡Pasar bagi komoditas-komiditas pertanian maupun industri ¡Lokasi pemusatan industri manufaktur (kegiatan mengorganisasikan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu output tertentu



FUNGSI PUSAT (CORE) WILAYAH ¡Tempat terkonsentrasinya penduduk (pemukiman) ¡Pusat pelayanan terhadap daerah hinterland ¡Pasar bagi komoditas-komiditas pertanian maupun industri ¡Lokasi pemusatan industri manufaktur (kegiatan mengorganisasikan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu output tertentu



FUNGSI HINTERLAND WILAYAH ¡Pemasok (produsen) bahan-bahan mentah dan atau bahan baku ¡Pemasok tenaga kerja melalui proses urbanisasi ¡Daerah pemasaran barang dan jasa industri manufaktur ¡Penjaga keseimbangan ekologis



INDEKS PERKEMBANGAN WILAYAH(IPj) Penentuan indeks perkembangan wilayah yang merupakan modifikasi dari metode skalogram dengan berdasarkan jumlah penduduk dan jenis fasilitas pelayanan (Rustiadi et al., 2005). Model untuk menentukan nilai indeks perkembangan wilayah (IPj) suatu wilayah atau pusat pelayanan adalah sebagai berikut:



Dimana :



IPj Iij I’ ij Iimin SDi



= Indeks Perkembangan wilayah ke-j = Nilai (skor) indikator perkembangan ke-i wilayah ke-j = Nilai (skor) indikator perkembangan ke-i wiayah ke-j terkoreksi/terstandarisasi wilayah ke-j = Nilai (skor) indikator perkembangan ke-i terkecil (minimum) = Standar deviasi indikator perkembangan ke-i



selang dari hierarki : •Hierarki I mempunyai nilai Xi > X rata-rata + 2Stdev •Hierarki II mempunyai nilai Xrata-rata < Xi < + 2 Stdev •Hierarki III mempunyai nilai Xi < Xrata-rata



INDEKS PERKEMBANGAN WILAYAH(IPj)



TERIMA KASIH.....