Proposal Hipertensi - Pebraikan 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia dan merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler tersering, serta belum terkontrol optimal di seluruh dunia. Namun hipertensi dapat dicegah dan penanganan dengan efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung (Brunner & Suddart, 2002). Penyakit hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan darah di atas normal 140/90 mmHg yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan angka kematian (Triyanto E, 2014). Tekanan darah tinggi merupakan penyakit kardiovaskuler yang perlu mendapatkan perhatian, apabila penyakit ini tidak tertangani dengan baik dapat berujung kematian. Hipertensi dapat pula menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke (Triyanto E, 2014). Hipertensi merupakan pembunuh diam-diam karena pada sebagian kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke yang menyerang sebagian besar penduduk di dunia. World Health Organization (WHO) tahun 2015, menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang



1



2



terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Pusdiklat SDMK PPSDMK Kemenkes RI. 2017) Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas) prevalensi kasus hipertensi menurut diagnosis pada penduduk umur  18 tahun menurut provinsi tertinggi Sulawesi Utara 13,2% dan Sulawesi Tengah berada pada urutan kesebelas dengan jumlah 8,4%. Berdasarkan karakteristik usia yang banyak menderita hipertensi adalah usia 75 tahun ke atas dengan jumlah 69,5%, angka kejadian anak sekolah banyak terjadi pada daerah perkotaan 34,4% dan pedesaan 33,7%, angka kejadian anak sekolah banyak terjadi pada kasus tidak/belum pernah sekolah 51,6% sedangkan yang tamat D1/D2/D3/PT sebanyak 28,3% (Riskesdas, 2018). Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017 dilihat dari per kabupaten penderita hipertensi tertinggi di Banggai Kepulauan dari 3.436 yang diukur tekanan darahnya terdapat 2.711 jiwa yang menderita hipertensi (78,9%), sedangkan kasus hipertensi dari tahun 2011 sebesar 3,61% meningkat menjadi 5,03% pada tahun 2016 dan 27,8% tahun 2017. Peningkatan disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya CERDIK yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet yang seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stres (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah). Data di Puskesmas Kamonji pada tahun 2016 jumlah penderita hipertensi sebanyak 76 kasus, tahun 2017 jumlah penderita hipertensi sebanyak 46 kasus. Penderita yang dirawat dengan kasus hipertensi merupakan pasien yang sudah



3



berulang dirawat dengan kasus yang sama, tidak pantang makanan, tidak rutin minum obat dan masih sering merokok. Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien hipertensi yang berobat ke Puskesmas Kamonji Kota Palu B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi di Puskeasmas Kamonji”? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menerapkan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kamonji 2. Tujuan Khusus a. Untuk melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kamonji b. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kamonji. c. Dapat menyusun intervensi keperawatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kamonji d. Untuk melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien hipertensi di puskesmas kamonji.



4



e. Untuk melakukan evaluasi keperawatan pada pasien hipertensi di pusklesmas kamonji D. Manfaat Penelitian 1. Puskesmas Kamonji Dengan penerapan asuhan keperawatan yang baik dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien dalam melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien. 2. Bagi Poletekkes Kemenkes Palu Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan dalam penyusunan asuhan keperawatan khususnya kasus hipertemsi. 3. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam melakukan penelitian di masyarakat.



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan. 2. Fungsi Keluarga Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu : a. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk



6



pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) : 1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. 2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai. 3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga. c. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.



7



d. Fungsi Ekonomi Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. 3. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 : a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua). b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing) Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab,



8



bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu. c. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun) Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak. e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. f. Keluarga dengan anak dewasa Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya. g. Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu



9



santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua. h. Keluarga lanjut usia Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu. 4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut : a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan



yang



dapat



meningkatkan kesehatan e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat B. Konsep Teori Penyakit Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal 140/90 mmHg yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan angka kematian (Triyanto E, 2014). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik  140 mmHg dan tekanan darah diastolik  90 mmHg. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan



10



sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002). Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatkan resiko terhadap stroke, aneurisme, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurut drastis (Triyanto E, 2014). 2. Penyebab Hipertensi Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. 5 Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tesebut adalah sebagai berikut :



11



1) Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. 2) Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur bertambah, maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lbih banyak dari kulit putih). 3) Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin) (Lany Gunawan, 2001). 3. Tanda dan gejala hipertensi Hipertensi jarang menimbulkan gejala yang khas dan satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan mengukur tekanan darah. Tanda dan gejala yang khas tidak akan timbul sampai pada taraf hipertensi yang sudah lanjut dan membahayakan nyawa penderita, tetapi banyak orang dengan tekanan darah yang sangat tinggi sekalipun tidak menunjukkan tanda atau gejala. Tanda gejala yang sering dihubungkan dengan hipertensi seperti keringat berlebihan, kejang otot, sering berkemih, denyut jantung yang cepat atau tidak beraturan (Guyton & Hall, 2009).



12



4. Klasifikasi hipertensi The Join National Committee VII mengklasifikasi tekanan darah untuk dewasa usia 18 tahun atau lebih menjadi : Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII Kategori



Sistolik (mmHg)



Diastolik (mmHg)



Normal



< 120



Dan, 80



Pre Hipertensi Derajat I



120 – 139



Atau 80-90



Hipertensi Derajat I



140 – 159



Atau 90 – 99



Hipertensi Derajat II



 160



Atau  100



Sumber : Pusdiklat SDMK PPSDMK Kemenkes RI 2017 5. Patofisiologis Mekanisme yang mengontrol konstruksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang beranjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, di mana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.



13



Pada saat bersamaan di mana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin meragsang pembentukan angiostensin1 yang kemudian diubah menjadi angiosten II, suatu vasokonstriksor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Potter, P.A & Perry, A.G. 2005). Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah



yang



terjadi



pada



usia



lanjut.



Perubahan



tersebut



meliputi



aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (W.F. Ganong, 2011).



14



6. Faktor predisposisi hipertensi a. Stres psikososial b. Kegemukan c. Kurang olahraga d. Peminum alkohol



15



7. Pathway (Amin Huda Nurarif & Hardi Kusuma, 2015) Umur



Jenis Kelamin



Gaya Hidup



Gaya Hidup



Hipertensi



Kerusakan vaskuler pembuluh darah Perubahan status



Penyumbatan pembuluh



Vasokontriksi Gangguan Sirkulasi



Otak ………… …



………… …



………… …



Ginjal



Pembuluh darah sistemik



Resistensi pembuluh darah otak meningkat



Vasokontriksi pembuluh darah ginjal



Pelepasan mediator kimia



Blodd floow menurun



Merangsang hipotalamus



Vasokontriksi



Nyeri di presepsikan



Nyeri kepala



Gangguan rasa nyaman nyeri



Vasokontriksi



After load (beban akhir)



Fatique



Kelemahan fisik Iskemik miocard Intoleransi aktivitas



Obesitas Gangguan perubahan pola nutrisi



16



8. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan laboratorium 1) Hb/Ht: mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia. 2) Blood Ureum Nitrogen (BUN): mengetahui informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal. 3) Glukosa: Hiperglikemi dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. 4) Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan DM. b. Ct Scan: mengkaji adanya tumor serebral, encelopati. c. EKG: pola regangan, di mana luas peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung koroner. d. Foto dada: menunjukkan destruksi klasifikasi pada area kantup, perbesaran jantung. 9. Penatalaksanaan Didasarkan pada program perawatan bertahap (Brunner & Suddart, 2002) a. Langkah I. Tindakan-tindakan konservatif : 1) Modifikasi diet a) Pembatasan natrium b) Penurunan masukan kolesterol dan lemak jenuh c) Menurunkan masukan minuman beralkohol.



17



2) Menghentikan merokok 3) Penatalaksanaan stres 4) Program latihan reguler untuk menurunkan berat badan. b. Langkah II. Farmakoterapi bila tindakan-tindakan konservatif gagal untuk mengontrol TD secara adekuat. Salah satu dari berikut ini dapat digunakan: 1) penyekat beta adrenergik 2) penyekat saluran kalsium 3) penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). c. Langkah III. Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas yang berbeda dapat ditambahkan atau penggantian obat lainnya dari kelas yang berbeda. d. Langkah IV. Obat ketiga dapat ditambah atau obat kedua digantikan yang lain dari kelas yang berbeda. e. Langkah V. Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atau keempat dapat ditambahkan masing-masing dari kelas yang berbeda (Prihajo, R. 2013). Tabel 2.2. Modifikasi Gaya Hidup untuk Mencegah dan Mengontrol Hipertensi Berdasarkan JNC VIII



Rekomendasi



Perkiraan Penurunan Tekanan Darah Sistolik (Skala)



Menurunkan BB



Menjaga berat badan norma (IMT 18,5-24,9 kg/m2)



5-20 mmHg/10 kg penurunan BB



Melakukan pola diet berdasarkan dietary approach to stop hypertension (DASH)



Mengkonsumsi makanan yang kaya dengan buah-buahan, sayuran dan produk makanan yang rendah lemak total dengan kadar lemak total dan saturasi yang rendah



8-14 mmHg



Modifikasi



18



Modifikasi



Rekomendasi



Perkiraan Penurunan Tekanan Darah Sistolik (Skala)



Diet rendah natrium



Mengurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol per hari (2,4 g natrium klorida atau 6 g sodium)



2-8 mmHg



Aktivitas fisik



Melakukan aktivitas aerobik fisik secara teratur seperti jalan cepat (setidaknya 30 menit perhari, hampir setiap hari dalam seminggu)



4-9 mmHg



Membatasi penggunaan alkohol



Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 gelas (misalnya 24 oz, bir oz angu atau 3 oz 80 whiski) per hari pada sebagian besar laki-laki, dan tidak lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dengan bobot yang lebih ringan



2-4 mmHg



Sumber : Pusdiklat SDMK PPSDMK Kemenkes RI. 2017



10. Komplikasi Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ berikut, yaitu : a. Payah jantung Payah jantung adalah kondisi jantung yang tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung. b. Stroke Stroke terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila terjadi di otak, maka terjadi perdarahan otak yang berakibat kematian. Stroke juga terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di pembuluh darah yang sudah menyempit.



19



c. Kerusakan ginjal Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali ke darah. d. Kerusakan penglihatan Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buta (Smeltzer & Baret, 2002). C. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Hipertensi Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) : 1. Pengkajian Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik



20



pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : a. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1) Nama kepala keluarga 2) Alamat dan telepon 3) Pekerjaan kepala keluarga 4) Pendidikan kepala keluarga 5) Komposisi keluarga dan genogram 6) Tipe keluarga 7) Suku bangsa 8) Agama 9) Status sosial ekonomi keluarga 10) Aktifitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi : 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. 2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap



21



pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. 4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai



riwayat



kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. c. Pengkajian Lingkungan 1) Karakteristik rumah 2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW 3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 4) Sistem pendukung keluarga d. Struktur Keluarga a) Pola



komunikasi



keluarga



yaitu



menjelaskan



mengenai



cara



berkomunikasi antar anggota keluarga. b) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. c) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. d) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan. e) Fungsi keluarga a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga



22



terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan



sejauh mana



keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana



kemampuan



keluarga



dalam



mengenal,



mengambil



keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan



lingkungan



yang



mendukung



kesehatan



memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. f) Stres dan koping keluarga



dan



23



1) Stressor jaangka pendek dan panjang (1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan. (2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor 3) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. 4) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah 5) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Berdasarkan pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah : a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi



24



kesehatan anggota keluarga. b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan. c. Pemeliharaan



kesehatan



tidak



efektif,



yaitu



ketidakmampuan



mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan. d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien. e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan. f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang. g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang



25



muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut : a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota keluarga b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi d. Ketidakmampuan



keluarga



dalam



memelihara



atau



memodifikasi



lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi 3. Membuat Perencanaan Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut : a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga. 1)



Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit hipertensi.



2)



Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga



26



kali kunjungan rumah. 3)



Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.



4)



Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.



5)



Intervensi : a) Jelaskan arti penyakit hipertensi b) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi c) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.



b.



Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi. 1) Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi. 2) Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah. 3) Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit. 4) Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar



bagaimana



akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat. 5) Intervensi : a) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi



27



b) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi. c.



Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi 1) Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi. 2) Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah. 3) Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi 4) Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi secara tepat. 5) Intervensi: a) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi. b) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.



d.



Ketidakmampuan



keluarga



dalam



memelihara



atau



memodifikasi



lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan. 1) Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi. 2) Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan



28



rumah. 3) Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi 4) Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi. 5) Intervensi : a) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit hipertensi misalnya : (1) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam. (2) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan. (3) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi. b) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan. e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi. 1) Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan. 2) Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah. 3) Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit



29



hipertensi. 4) Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan



secara



tepat. 5) Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi. 4. Implementasi Keperawatan Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi keperawatan adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Huda A.N dan Kusuma, 2014). 5. Evaluasi keperawatan Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil (Rohman N. dan Walis. S, 2014).



30



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriktif studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan studi yang mengeksplorasi masalah keperawatan dengan batasan yang terperinci, pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi (Pamungkas, R.A &Usman, A.M. 2017). Penelitian ini menerapkan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi yang berobat ke Puskesmas Kamonji B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas



Kamonji bulan



Oktober 2020 C. Subjek Penelitian Subjek penelitian seorang pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Kamonji D. Defenisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefenisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain (Nursalam, 2016).



31



1. Pengkajian keperawatan Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan meliputi pengumpulan data, klasifikasi data, analisa data, diagnosa keperawatan dan prioritas berdasarkan diagnosa keperawatan. 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah keputusan yang diambil oleh perawat berdasarkan data yang didapatkan. 3. Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan konsep/literatur yang ada. 4. Implementasi keperawatan Implementasi keperawatan adalah realisasi dari intervensi keperawatan. 5. Evaluasi keperawatan Evaluasi adalah penilaian yang dilaksanakan dengan mengacu pada SOAP. 6. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri dimana tekanan darah sistolik  140 mmHg dan tekanan darah diastolik  90 mmHg. E. Pengumpulan data Pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu dengan : 1. Wawancara yaitu meliputi hasil anamnesis tentang identitas pasien, keluhan, riwayat penyakit, riwayat penyakit keturunan dan lain-lain. Wawancara bisa dilakukan kepada pasien, keluarga/orang terdekat, dan perawat/dokter/tenaga kesehatan lainnya.



32



2. Orientasi meiputi pemeriksaan langsung/fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi pada seluruh sistem tubuh. 3. Studi dokumentasi dan angket yaitu dengan hasil pemeriksaan diagnostik. F. Analisis data 1. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumen dituliskan dalam bentuk asuhan keperawatan. 2. Mereduksi data Data yang dibuat dalam bentuk asuhan keperawatan oleh peneliti sesuai dengan topik penelitian yang berfokus pada tindakan keperawatan. Data objektif dianalisis berdasarkan hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan diagnostik dan dibandingkan dengan nilai moral. 3. Penyajian data a. Data akan disajikan secara tekstual/narasi dan dapat disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek penelitian yang merupakan data pendukungnya. Kerahasiaan responden harus tetap diperhatikan. b. Tabel



untuk



pengkajian,



analisa



data,



diagnosa,



perencanaan,



implementasi dan catatan perkembangan. 4. Kesimpulan Data yang disajikan selanjutnya dibahas dan dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya dan teori-teori yang mendukung. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induktif. Pembahasan dilakukan sesuai dengan



33



tahapan asuhan keperawatan pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi. G. Etika Penelitian Penelitian ini menekankan masalah etika penelitian menurut Kartika. L (2017), antara lain : 1. Lembar persetujuan (informed consent) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum mengisi kuesioner. Tujuan informed consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Namun jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya dan tidak ada paksaan. 2. Tanpa nama (Anomity) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentially) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.



34



DAFTAR PUSTAKA Aminh Huda Nurarif & Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medik & NANDA NIC NOC. Mediaction Publising: Yogyakarta. Brunner & Suddhart, 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. EGC: Jakarta. Doengoes, Marlyn E, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Gunawan, Lany, 2001. Hypertensi : Tekanan Darah Tinggi. Kanisius. Yogyakarta. Guyton & Hall, 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi9. Penerbit Kedokteran, EGC. Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam, 2016. Metodolog Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Pamungkas, R.A & Usman, A.M. 2017, Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: TIM. Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 (Alih Bahasa Yasmin Asih, dkk: Editor Devi Y, Monica E). EGC, Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017. GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat). Smeltzer & Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Alih Bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 Vol. 3. EGC: Jakarta. Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu.



Yogyakarta:



Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Graha Ilmu: Yogyakarta. W.F. Ganong, 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC Pusdiklat SDMK PPSDMK Kemenkes RI, 2017. Modul Pelatihan Keluarga Sehat.



35



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TIM PENGUJI............................. iii DAFTAR ISI............................................................................................................ iv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ v BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................ B. Rumusan Masalah........................................................................... C. Tujuan Penelitian............................................................................ D. Manfaat Penelitian .........................................................................



1 3 3 4



TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga............................................................................. 1. Definisi Keluarga..................................................................... 2. Fungsi Keluarga....................................................................... 3. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga..................................... B. Konsep Teori Penyakit Hipertensi ................................................. 1. Pengertian................................................................................. 2. Penyebab Hipertensi................................................................. 3. Tanda dan Gejala Hiperensi ..................................................... 4. Klasifikasi Hipertensi ............................................................... 5. Patofisiologi.............................................................................. 6. Faktor Predisposisi Hipertensi ................................................. 7. Pathway .................................................................................... 8. Pemeriksaan Penunjang ........................................................... 9. Penatalaksanaan ....................................................................... 10. Komplikasi ............................................................................... C. Konsep Teori Askep Hipertensi ..................................................... 1. Pengkajian ................................................................................ 2. Diagnosa Keperawatan............................................................. 3. Perencanaan ............................................................................. 4. Implementasi Keperawatan....................................................... 5. Evaluasi Keperawatan ..............................................................



5 5 5 7 9 9 10 11 12 12 14 15 16 16 18 19 19 23 25 29 29



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ C. Subjek Penelitian ........................................................................... D. Defenisi Operasional....................................................................... E. Pengumpulan Data ......................................................................... F. Analisa Data ................................................................................... G. Etika Penelitian ..............................................................................



30 30 30 30 31 32 33



BAB II



36



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 34