Proposal Jamur Tiram ADIWIYATA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Proposal Usaha Sosis Jamur Tiram



Nama : Muhamad Subhan (X MIA 2) Isnaendi F.T



(X MIA 2)



Diio Rivaldo



(X MIA 2)



SMA NEGERI 19 SURABAYA JL. KEDUNG COWEK NO. 390 TAHUN PELAJARAN 2016-2017



PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami kemajuan cukup pesat, namun tingkat persaingan cukup ketat, disamping itu banyak bermunculan berbagai macam jenis industri baru, yang mempunyai satu tujuan yang sama yaitu keinginan untuk bisa menghasilkan produk yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen serta memperoleh keuntungan yang besar. Analisa disini diperlukan untuk menentukan apakah usaha yang dilakukan sekarang cukup layak dari segi bisnis dalam arti bisa



dipasarkan



secara



luas



namun



bisa



diterima



masyarakat



Studi kelayakan pada hakekatnya adalah suatu metode penjajakan dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan (Alex Nitisemito & M. Umar Burhan, 95). Maksud diadakannya studi kelayakan adalah untuk menganalisa terhadap suatu proyek tertentu, baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang dan selesai dilaksanakan untuk bahan perbaikan dan penilaian pelaksanaan proyek tersebut. Adapun kriteria dari kelayakan adalah apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk diusahakan adalah: modal yang digunakan, tempat/daerah yang akan digunakan untuk melakukan usaha, komoditas yang digunakan, kwalitas dari komoditas yang akan diusahakan



serta



teknologi



yang



digunakan.



Sebagai proses produksi yang komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan nilai tambah melalui guna tempat, guna bentuk dan guna waktu. Dengan demikian pemasaran pertanian dianggap memberikan nilai tambah yang dapat dianggap sebagai kegiatan produktif. Menurut Kotler (1988) pemasaran adalah proses sosial dan manajemen, dimana individu-individu atau kelompok dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui pembuatan dan pertukaran suatu produk dan uang dengan individuindividu atau kelompok-kelompok lainnya (Roya, 2003). Jamur merupakan tanaman yang berinti, berspora, tidak berklorofil berupa sel atau benang-benang bercabang. Karena tidak berklorofil, kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati. Jamur tiram bila kita budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi;



17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C. Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi. Karbohidrat terbesar dalam bentuk heksosan dan pentosan polimer karbohidrat dapat berupa glikogen, khitin dan sebuah polimer N-asetil glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur. Khitin merupakan unsur utama serat jamur titam putih. Jamur terdiri dari bermacam- macam jenis, ada yang merugikan dan ada yng menguntungkan bagi kehidupan manusia.  Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat  patogen  yaitu  dapat



menyebabkan penyakit  pada



manusia,  hewan  maupun



tumbuhan.  Diantara  jamur  yang menguntungkan manusia misalnya : penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang (Anonim, 2008). Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah (Anonim, 2008). Jamur Tiram biasanya diolah menjadi aneka makanan lezat. Ternyata Jamur Tiram sejak jaman dahulu digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional. Khasiat Jamur Tiram bagi kesehatan tubuh memang terbukti.  Secara sosial budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat. Tempat tumbuh Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organik yang ada didalamnya.



Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya. Minat masyarakat untuk mengonsumsi jamur terus meningkat. Salah satunya dapat dilihat dari kreativitas para pedagang, yang sebelumnya hanya menjajakan jamur segar, sekarang sudah merambah ke olahan, seperti memproduksi keripik jamur. Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi jamur berpengaruh positif terhadap permintaan pasokan. “Permintaan jamur terus meningkat, berapa pun yang diproduksi oleh petani habis terserap. Kenaikannya sekitar 20%—25%/tahun,” Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak diperlukan dalam skala besar. Saat ini harga jamur tiram dalam bentuk mentah di daerah desa Kalidawir (Sidoarjo) hanya Rp 20.000,00/kg, sedangkan diperkotaan Rp 25.000/kg. Harga tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan harga daging sapi yang mencapai kisaran Rp 45.000,00–50.000,00/kg. Hal ini mengakibatkan pendapatan petani jamur tiram tidak menentu bahkan sering merugi, karena biaya penanaman tidak sebanding dengan hasil penjualan. Melihat fenomena diatas, maka masyarakat khususnya para petani jamur tiram harus lebih kreatif dan mampu membuka peluang bisnis baru dan memanfaatkan jamur tiram sebagai makanan. Di daerah Pacet sudah lama memanfaatkan jamur tiram putih sebagai bahan olahan makanan. Misalnya sebagai jamur crispy dan sosis jamur. Meskipun banyak masyarakat  di daerah tersebut yang mengkonsumsi jamur tiram, namun sampai saat ini diantara mereka belum ada yang memanfaatkan kebiasaan tersebut sebagai peluang bisnis. Pengembangan produk ketela pohon ini dapat mendatangkan keuntungan bagi mereka. Masyarakat desa Pacet mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Seiring dengan meningkatnya biaya hidup, maka secara tidak langsung menuntut masyarakat untuk lebih kreatif mencari peluang bisnis baru guna menambah pendapatan Pemanfaatan Jamur Tiram menjadi sosis sebagai Makanan Bergizi dan aman bagi kesehatan. B.     Tujuan Dari bisnis plan sosis jamur tiram mengasilkan tujuan diantaranya: 1.      Meningkatkan manfaat jamur tiram sebagai bahan produk pangan olahan yang lebih menguntungkan daripada dipasarkan dalam bentuk segar.



2.      Untuk mengetahui proses produksi jamur tiram yang diolah menjadi sosis. 3.      Mendeskripsikan pengelolaan keuangan untuk memproduksi jamur tiram menjadi sosis. 4.      Mendeskripsikan cara pemasaran sosis agar menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual di masyarakat. 5.      Untuk mengetahui cara meningkatkan daya saing sosis jamur tiram terhadap produkproduk yang lain. C.    Manfaat



      Tinjauan jangka pendek a.



Terampil dalam membuat produk yang berorientasi kebiologian yang merupakan



aplikasi dari keilmuan yang telah didapatkan b.



Terampil dalam melakukan kegiatan wirausaha



      Tinjauan jangka panjang a.         Dapat mengembangkan jiwa wirausaha dengan menciptakan lapangan kerja sendiri b.         Mampu mengindera peluang usaha yang timbul setelah mengikuti mata kuliah kewirausahaan



BAB II ANALISIS PELUANG USAHA A.  Kekuatan Meningkatnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi jamur, merupakan salah satu peluang bagus untuk memulai usaha tani jamur konsumsi. Perkembangan  usaha jamur konsumsi pun kini sudah sangat pesat,  misalnya saja jamur yang banyak diminati konsumen antara lain jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella volvaceae), dan jamur shiitake (Lentinus edodes). Munculnya jamur konsumsi, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kekurangan pangan dan gizi yang ada saat ini. Karena berdasarkan penelitian kandungan mineral pada jamur lebih tinggi daripada daging sapi atau domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Selain adanya peningkatan minat pasar yang ada saat ini, budidaya jamur juga terbilang peluang usaha yang tidak terlalu sulit dijalankan. Hanya saja memang dibutuhkan ketekunan yang cukup ekstra dalam melakukan perawatannya. Biasanya jamur yang banyak dibudidayakan adalah jamur tiram dan jamur kuping, karena perawatannya tidak terlalu sulit. Sebagai komponen utama dalam bisnis jamur, produk jamur secara alamiah sudah memiliki banyak keunggulan. Kandungan nutrisi yang dimiliki jamur ternyata amat luar biasa, di luar dugaan banyak pemahaman orang awam. Selain itu, jamur memiliki citarasa yang enak dan unik. Apalagi bila dilakukan pengolahan tambahan menjadi berbagai jenis makanan olahan berbahan dasar jamur (Sulistiarto, 2010). Khasiat jamur bagi kesehatan tubuh memang terbukti. Selain mengandung berbagai macam asam amino essensial, lemak, mineral, dan vitamin, juga terdapat zat penting yang berpengaruh terhadap aspek medis. Sejak berabad-abad lalu, jamur sudah menjadi makanan istimewa sehingga banyak orang menjadi penggemar. Sudah turun-temurun masyarakat Jepang dan Cina melengkapi menu dengan jamur. Bukan saja kelezatan rasa, tetapi juga tinggi nilai gizinya. Orang Yunani kuno percaya, makan jamur menyebabkan seseorang menjadi lebih kuat dan sehat. Hasilnya mereka lebih kuat, berani dan perkasa. Firaun, Raja Mesir yang terkenal sangat keji, penghobi berat makan jamur. Saking istimewanya, raja itu menyebut jamur sebagai makanan para dewa. Selain dari manfaat kandungan gizinya, jamur juga merupakan makanan lezat. Disayur, dipepes, atau pun digoreng, bisa dilakukan terhadap produk jamur. Akhirnya, kreatifitas dalam



mengolah makanan jamur ke depan akan memungkinkan makanan jamur sebagai komoditi yang potensial di industri makanan ringan. Dengan bantuan mesin pengering, sudah banyak yang memproduksi keripik jamur. Anda akan terkejut jika ternyata sudah cukup banyak jenis olahan berbahan dasar jamur di pasaran. Tiga faktor penting yang mempengaruhi hasil panen jamur antara lain, yang pertama memilih bibit yang berkualitas. Yang kedua proses pembuatan baglog dengan sterilisasi yang cukup dan komposisi campuran yang baik, agar mieslium dapat tumbuh dengan baik serta tidak terganggu serangga ataupun jamur lain. Dan yang terakhir yaitu suhu di dalam kubung yang seimbang, sehingga jamur dapat menghasilkan panen yang maksimal.  (Anonim, 2007). Dalam penjualan sosis jamur tiram harus memnuhi criteria sebagai berikut supaya bisa menarik konsumen diantaranya  ((Sulistiarto, 2010).: Harga relaif murah



                                                 



Kualitas terjamin



                                                 



Rasa enak



                                                 



Desain menarik



                                                 



B.  Kelemahan Adakalanya terjadi saat dimana tidak sesuai antara pasokan jamur dan permintaan pasar. Ketidak sesuaian itu juga bersifat ekstrim, yaitu jika pasokan jamur turun, biasanya permintaan akan jamur tiram justruk meningkat. Dan sebaliknya, saat panen raya, dan pasokan jamur tiram berlimpah, permintaan akan jamur menurun. Untuk itu perlu perlu diantisipasi dengan sedikit strategi manajemen pemasaran yang pass. Jika pasokan jamur tiram sedikit dan permintaan banyak, bisa diatasi dengan penjadualan ke konsumen. Misal hari ini ke konsumen A, besok ke konsumen B. Tetapi dengan penjelasan terlebih dahulu tentunya.., karena jangan sampai konsumen merasa di anak tirikan. Kelemahan dari penjualan sosis jamur tiram adalah 1.      Makanan ini belum dikenal masyarakal luas 2.      Cenderung jenis olahan yang baru 3.      Untuk pengembahan diwilayahtertentu belum tentu terlaksana, mengingat tidak disemua daerah tersedia bahan baku jamur tiram. C.  Peluang Peluang dalam pembuatan sosis jamur tiram bahan baku cukup banyak dan mudah didapat. Kini usaha jamur tiram makin menjamur, karena mudahnya carabudidaya jamur tiram, harga jual yang stabil serta permintaan yang terus meningkat menjadi salah satu faktor banyaknya bermunculan petani jamur tiram. Penampilannya yang putih bersih dan menarik menjadi daya tarik tersendiri. Rasanya juga sangat enak, hampir seperti daging ayam .



Cerahnya prospek usaha budidaya jamur ini ternyata menciptakan peluang usaha bagi banyak orang. Sebutlah Rosdiyanti, disela-sela kesibukannya sebagai guru SD yang cukup favorit di kecamatan Pacet kabupaten Mojokerto, dia masih menyempatkan waktunya untuk membudidayakan jamur tiram ini. Walaupun usahanya masih dalam skala kecil, namun sudah dapat memberikan tambahan penghasilan buatnya. “Budidaya jamur tiram tergantung modal, bisa dibuat kecil juga  bisa dibuat besar, tergantung skala produksinya, ” dan bisa diolah sebagai sosis jamur tiram yang enak untuk dimakan. Memang benar begitulah adanya, banyak pembudidaya jamur tiram di daerah tertentu yang omsetnya bisa mencapai puluhan juta. Hanya beberapa bulan sudah bisa balik modal. Awal mula Rosdiyanti memulai usaha budidaya jamur tiram ini disebabkan karena dia sangat suka mengkonsumsi jamur tiram tersebut. Kemudian dia melakukan survei ke salah satu pembudidaya jamur tiram di daerahnya untuk mempelajari bagaimana cara membudidayakan jamur tiram tersebut. Tidak hanya berhenti sampai disitu, Rosdiyanti juga melakukan survei ke pembudidaya jamur tiram yang skala produksinya lebih besar. Di tempat itulah dia membeli bibit jamur. Bibit jamur yang dia beli bisa tahan lebih lama, walaupun tidak langsung digunakan. Mengkonsumsi jamur tiram secara rutin dapat menghancurkan sel kanker. Jamur tiram juga memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga banyak dicari orang. Hampir semua orang menjadikan jamur tiram sebagai salah satu bahan makanan yang memiliki banyak manfaat. Jamur tiram juga sering dicari konsumen kaum vegetarian, mereka menjadikan jamur tiram sebagai pengganti daging. Disamping konsumen dari rumahan, jamur tiram juga banyak dicari para pemilik restoran maupun usaha makanan yang menggunakan jamur tiram sebagai bahan utama usaha mereka. Karena tidak semua pengusaha kuliner jamur membudidayakan jamur tiram secara langsung, keterbatasan lahan membuat mereka lebih memilih untuk mencari pemasok jamur tiram (Anonim, 2003). D.  Ancaman Ancaman yang sering timbul adalah persaingan pasar olahan jamur. Hambatan yang sering dialami para petani jamur adalah gagalnya panen yang mereka alami. Biasanya dari 1000 baglog jamur yang dibudidayakan, resiko gagal panen yang ada hanya 10 % saja. Kegagalan yang ada dikarenakan kurang maksimalnya proses sterilisasi jamur, sehingga dimungkinkan munculnya hama serangga ataupun tumbuhnya jamur lain yang dapat merusak hasil panen. Selain itu sirkulasi udara serta suhu udara yang tidak seimbang juga dapat mempengaruhi hasil panen jamur. Sehingga dibutuhkan ketelitian serta ketekunan yang lebih, untuk menghasilkan panen yang maksimal.



BAB III ANALISIS PRODUKSI A.    Design Produk Dalam pengembagan suatu jenis olahan baru yang belum dikenalluas, desain produk haruslah dapat menarik konsumen untuk mencobamembeli barang yang kita tawarkan Untuk mempertahankan hidup manusia harus bekerja, termasuk bekerja dibidang wirausaha. Dalam berwirausaha tidak harus mencari dan menemukan produk baru, tetapi bisa juga dengan mengembangkan tradisi yang sudah ada. Jenis wirausaha yang dikembangkan disini adalah tradisi warga Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, dalam mengolah jamur tiram menjadi olahan sosis.



B.     Metode Pelaksanaan   Cara pembuatan sosis jamur tiram sebagai berikut : 1.    Mencuci jamur tiram hingga bersih 2.    Menakar jamur tiram yang sudah bersih untuk di giling bersama bumbu-  bumbu yang lain. 3.    Memasukkan adonan yang sudah digiling kedalam kulit sosis 4.     Sosis yang sudah di isi dalam kulit sosis kemudian dicetak dalam cetakan sosis 5.     Sosis siap untuk di pasarkan.  Cara pengemasan sosis jamur tiram sebagai berikut : 1.      Menyiapkan plastik kemasan untuk sosis. 2.       Mengecek kemasan sosis jamur untuk menghindari terjadinya kebocoran dalam kemasan. 3.       Menentukan kadaluarsa dalam kemasan sosis. 4.      Sosis di simpan dalam kondisi beku.



6.      Kebutuhan Bahan Baku Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya. Bahan baku utama pembuatan sosis jamur tiram putih adalahjamur tiram yang kualitasnya baik sehingga dapat dimasak dengan enak. Dalam pembuatan sosis jamur tiram ini juga membutuhkan bahan yang



7.      Alat dan Bahan  Alat 1.    Penggiling 2.    Pisau 3.    Ember 4.    Cetakan sosis 5.    Plastik  Bahan 1.    Jamur tiram putih                    2.    Air 3.    Merica 4.    Garam 5.    Bawang Bombay                    6.    Bawang merah                        7.    Bawang putih                          8.    Micin ajinomoto 9.    Merica 10.                        Cabe 11.                         Gula pasir 8.      Waktu dan Kapasitas Produksi Waktu dalam pemasaran sosis jamur tiram relatif singkat karena harganya juga relative murah sehingga banyak konsumen yang ingin membelinya. Kapasitas produksinya juga sangat banyak karena memerlukan biaya yang lumayan murah. Oleh karena itu banyak orang yang tertarik. 9.      Biaya Produksi   Bahan Pembuatan Jamur Tiram : 1.    Serbuk gergaji (kering) tidak bergetah dan dari kayu jati. 2.    Dedak 3.    Tepung jagung/untuk warna/rasa. 4.    TSP murni (toko kimia)Bibit 5.    Kapur halus



  Cara membuatnya: Sosis Jamur Tiram



Sosis Jamur



Bahan : Jamur tiram segar Putih telur Air es Tepung tapioka Minyak jagung. Bumbu-bumbu ( Bawang putih 0,44 gram, garam 2,50 gram, gula pasir 0,68 gram, lada )   Cara Pembuatan :



1. Cuci jamur tiram hingga bersih 2. Selanjutnya timbang  jamur degan ukuran  71,38 gram lalu dipotong-potong menjadi beberapa potongan kecil, lalu dihaluskan dengan cara digiling atau ditumbuk. 3. Tambahkan pula 37,5 gram putih telur, bumbu, air es 7,3 gram dan juga tepung tapioka 7,5 gram ke dalam adonan jamur yang telah digiling. 4. Tuangkan juga 28,62 gram minyak jagung ke dalam campuran bahan sambil diaduk-aduk hingga adonan menyerupai pasta. 5. Masukkan adonan itu ke dalam casing (selongsong) sepanjang 10 cm lalu diikat ujungnya dengan benang erat-erat. 6. Setelah itu, sosis jamur dimasak. Pemasakan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti direbus, dikukus, diasapi, atau bisa juga mencoba pemasakan secara kering dengan menggunakan oven serta kombinasi dari cara-cara tersebut. 7. Sosis jamur yang telah jadi kemudian didinginkan dan dikemas menggunakan plastik tipis khusus untuk membungkus sosis. Cara pengemasan:



    



Menyiapkan plastik kemasan untuk sosis. Mengecek kemasan sosis jamur untuk menghindari terjadinya kebocoran dalam kemasan. Menentukan kadaluarsa dalam kemasan sosis. Sosis di simpan dalam kondisi beku. Selamat mencoba dan salam sukses.



 Pemeliharaan  1.    Seminggu sekali disemprot dengan obat penyubur. 2.    10 hari sekali disemprot dengan obat anti hama. 3.    Jangan samapi mengenai jamurnya. 4.    Dengan air 3x sehari bila hari panas, tapi kalau cuaca dingin/hujan cukup 1x sehari.  Kebutuhan Biaya: Untuk 1000 kantong. 1.                  Serbuk gergaji 455 kg x 150 = 68.250 2.                  Dedak 91 kg x 600 = 54.600 3.                  Tepung Jamur 45,5 kg x 2500 = 113.750 4.                  TSP 2,6 kg x 6000 = 15.600 5.                  Kapur 2,6 kg x 1000 = 2.600



6.                  Bibit 30 kg x 5000 = 150.000 7.                  Plastik 20x35 cm 8 kg x 7.500 = 60.000 8.                  Kertas Roti 20 lb x 500 = 10.000 9.                  Spirtus 1½ lt x 8000 = 12.000 10.              Alkohol 95% 2 lt x 12.000 = 24.000 11.              Kapas 2½ kg x 6000 = 15.000 12.              Karet gelang ½ kg x 13.000 = 6.500 13.              Minyak tanah 83 lt x 1200 = 99.600 14.              Pipa paralon ½ inci x 8000 = 28.000 15.              Tenaga kerja 6 orang x 3 h x 10.000 = 180.000 16.              Kemasan transpartasi = 500.000 17.              Jumlah = Rp. 1.339.900   Pengemasan/pengepakan Pakai kardus untuk wadah jamur hasil panen, menyimpannya dibalik, daun jamur dibawah, akar ke atas, jangan terlalu padat mengisinya sebab akan rusak.



 Sosis Jamur Tiram Putih



Biaya produksi Jamur tiram



  55.000



Bawang merah 250 gram



     3.000



Bawang putih 150 gram



     2.500



Gula 7 gram



     3.000



Garam 5 gram



     1.500



Minyak goreng



     10.000



Bawang Bombay



       2.000



Micin ajinomoto



       1.000



Cabe



       2.500



Gula pasir



      5.000             +



 Jumlah



85.500



Biaya tak terhitung Pinjam peralatan



                      3.000



Tenaga



4.000     +



Jumlah



7.000



Modal Biaya produksi Biaya tak terhitung Jumlah Harga jual per unit = modal / jumlah barang produksi =  92.500 / 25 =  Rp.3.700             



85.500 7.000      + 92. 500



BAB IV RENCANA PEMASARAN A.    Penentuan Segmentasi Pasar Bagi petani jamur yang tidak ikut dalam plasma penjualan jamur manapun, harus memiliki strategi penjualan yang pas jika ingin menjual jamur tiramnya. Mengapa demikian? Karena jika tidak, dikhawatirkan terdapat sisa jamur yang tidak terserap ke pasaran. Potensi pemasaran jamur tiram yang paling banyak adalah ke pasar tradisional, konsumsi langsung, rumah makan, outlet-outlet jajanan jamur krispi, pengusaha kripik jamur, sosis jamur tiram dan sebagainya. Semakin dikenalnya jamur tiram sebagai sayur yang menyehatkan, akan semakin banyak pula potensi pemasaran yang terbuka. Target market usaha ini adalah konsumen jamur dari house need sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa retail pada beberapa kota besar. Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi suppliers jamur tiram minim dan masih sangat dibutuhkan. Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor satisfaction penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual (Adityarial, 2009). B.     Target Pasar Dalam pemasaran sosis jamur ini kita mencoba membuat iklan di website, dan berusaha terus meningkatkan kualitas jamur tiram itu dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing sosis jamur tiram terhadap prodak lain. Beberapa hal yang berkenaan dengan strategi pemasaran yang efektif antara lain : 1.      Melakukan observasi dan analisis aktivitas pemasaran dan kemampuan marketingnya. Kita perlu untuk melakukan penelitian terhadap syarat-syarat penting yang diterima pasar terhadap produk atau jasa. Juga perlu melakukan penelitian pasar melalui survey untuk mengenali pasar, waktu peluncuran yang tepat dan alasan kehadiran produk yang di tawarkan. Hal ini sangat penting untuk mengetahui benefit utama apa yang didapatkan konsumen dari produk atau jasa yang ditawarkan. Monitor apa yang pesaing lakukan. Selain itu, sebagai juga hal penting untuk mengetahui apa yang pesaing lakukan, lalu memutuskan “ditujukan kepada siapa produk tersebut” dan mengenali karakteristik calon pelanggan produk tersebut.



2.      Pilih metode dan media promosi yang efektif sekaligus efisien. Penjualan dan kampanye promosi memerlukan budget yang lumayan besar, karena itu perlu memperhitungkan bentuk promosi dan media yang digunakan, agar dapat seefektif dan seefesien mungkin, dimana kampanya promosi dapat ditujukan untuk menanamkan “awareness” konsumen atau untuk menghasilkan penjualan. Sebelumnya, pastikan jaringan distribusi produk, seperti distributor dan agen telah memiliki stok produk, mengingat jangan sampai produk yang dipromosikan ternyata sulit didapat konsumen dipasaran. Berikan sentuhan personal. Selain itu, secara pribadi perlu secara teratur memonitor aktivitas marketing untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dan implikasi dasar dari apa apa yang dilakukan dalam aktivitas pemasaran tersebut. 3.      Pemasaran adalah kunci utama kesuksesan dalam budidaya jamur tiram. Keharusan melakukan pemanenan setiap hari ditambah dengan kondisi jamur tiram yang cepat layu membuat tatacara pemanenan harus dibuat sebaik dan seefektikf mungkin. Penjadualan panen juga sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan volume pemasaran. Misalnya sudah terbentuk demand pasar sejumlah 50 kg /hari, kita perlu melakukan rotasi pemanenan kumbung dengan baik dan stabil, karena jika tidak, maka pasar tidak lagi akan mempercayai kita, akibatnya nanti jika terjadi pemanenan serentak dengan hasil banyak, kita akan kesulitan melakukan penjualan. Pengemasan yang baik akan sangat menunjang harga jual dan kualitas dari jamur tiram itu sendiri. Jamur tiram sebaiknya dikemas dalam plastik ukuran 0,03x18mm dengan kapasitas per plastik sekitar 200 gram. Pada proses pengemasan disarankan sekali menggunakan plastic sealer agar kondisi dalam plastik menjadi kedap udara. Jamur dalam kondisi ini akan tetap segar meskipun hingga 3 hari. 4.      Mengkonsumsi jamur tiram secara rutin dapat menghancurkan sel kanker. Jamur tiram juga memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga banyak dicari orang. Hampir semua orang menjadikan jamur tiram sebagai salah satu bahan makanan yang memiliki banyak manfaat. Jamur tiram juga sering dicari konsumen kaum vegetarian, mereka menjadikan jamur tiram sebagai pengganti daging. Disamping konsumen dari rumahan, jamur tiram juga banyak dicari para pemilik restoran maupun usaha makanan yang menggunakan jamur tiram sebagai bahan utama usaha mereka. Karena tidak semua pengusaha kuliner jamur membudidayakan jamur tiram secara langsung, keterbatasan lahan membuat mereka lebih memilih untuk mencari pemasok jamur tiram. Pemasaran yang efektif juga berkenaan dengan identifikasi persyaratan yang diperlukan untuk melakukan “pemasaran tersegmen” dan mengetahui benefit apa yang konsumen dapatkan. Hal ini membentu untuk mendapatkan target yang tepat dan konsumen potensial, dan pada akhirnya akan menghasilkan lebih banyak keuntungan. Selanjutnya kita dapat menghasilkan keuntungan melalui strategi “marketing mix”. Anda perlu menentukan USP “Unique Selling Proposition” atau teknik pemasaran yang unik jika



produk atau jasa yang anda tawarkan bersaing ketat dangan produk competitor. Untuk itu perlu secara efektif mengevaluasi produk – layanan yang ditawarkan, termasuk garansi dan layanan purna jual. Perbedaan harga jual perlu dipikirkan untuk dicantumkan dan termasuk harga diskon. Dalam kenyataanya, pemasaran yang efektif adalah strategi dimana harga juga dapat di pakai untuk meng-komunikasikan posisi produk dan keuntungan yang diperoleh konsumen. Produk atau jasa yang ditawarkan sebaiknya mempunyai pilihan / varian sehingga dapat dipilih olehpelanggan. Dari segi ekonomi masyarakat dapat menambah pemasukan keuangannya dengan menjual produk sosis jumur tiram tersebut. Sebelum memproduksi sosis jumur tiram masyarakat Kalidawir kurang memanfaatkan jamur tiram sehingga terkesan kehidupan masyarakat Kalidawir hanya mengunggulkan jamur tiram untuk dijual dengan harga rendah, tetapi setelah memproduksi sosis jumur tiram tingkat ekonomi warga Kalidawir mulai meningkat karena selain menjual jamur tiram mentah masyarakat Kalidawir juga menjual produk olahan yaitu menjual sosis jumur tiram. Didalam arena bisnis global saat ini, telah terjadi perang kompetisi dan strategi untuk kelangsungan hidup suatu bisnis. Oleh karena itu, tentu sangat penting untuk melakukan perbaikan pemasaran yang efektif dari produk dan jasa yang ditawarkan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan tersebut sehingga dapat menjalankan kegiatan pemasaran dengan baik.



C.    Jumlah Pelanggan Jumlah pelanggan pada penjualan sosis jamur tiram ini sangat banyak karena penjualannya lumayan murah satu biji harganya  Rp 500. Bisa dijangkau orang menengah ke atas dalam pembeliannya. Selain itu, konsumen yang biasanya menjual sosis ke sekolah-sekolah membeli ke tempat agennya di daerah Pacet. Rasanya juga sangat enak diberi denga saos. Pembeli sangat tertari untuk membeli sosis jamur tiram. Di desa-desa lainnya jarang orang yang membuat sosis dari jamur, biasanya menggunakan bahan baku dari daging sapi. D.    Cara Promosi dan Penjualan Setelah dikemas sosis di pasarkan, adapun cara pemasaran;  Analisis Pasar 1.         Menentukan lokasi pemasaran yang strategis dan terjangkau oleh banyak konsumen. 2.         Melihat seberapa besar minat konsumen terhadap produk ini dibandingkan dengan produk-produk sosis yang lain yang telah beredar di pasaran. 3.         Membandingkan harga produk sosis jamur ini dengan produk-produk sosis yang lain. 4.          Melihat prospek pasar dalam pendistri-busian produksi sosis ini.  Desain Pemasaran



1.      Mengenalkan produk sosis jamur kepada konsumen melalui media elektonik. 2.      Mendistribusikan produk sosis jamur ke pasar-pasar, pertokoan-pertokoan dan ke mini market  Evaluasi Pasar 1.      Melihat daya beli konsumen terhadap produk sosis jamur. 2.       Melihat kekurangan serta keunggulan produk sosis jamur di bandingkan dengan produkproduk yang lain. 3.      Melihat tingkat kepuasan konsumen terhadap produk sosis jamur.



BAB V ANALISIS BIAYA A.    Sumber Biaya Sumber biaya didapatkan dari penjualan sosis jamur tiram kepada konsumen. Selain itu, juga menggunakan modal dari keuntungan. B.     Alokasi Kebutuhan Biaya Kebutuhan biaya didapatkan dari biaya pembuatan jamur tiram putih sejumlahRp. 1.339.900 sedangkan biaya produksi jamur tiram Rp. 85.500 sehingga memutuhkan biaya Rp. 1.435.400 C.    Break Event Point (BEP) Jumlah barang produksi sebanyak 25 gram x Rp 3.000,- = Rp 75.000,-. Dengan biaya produksi sebesar Rp 85.500,-. Jadi perhitungan kelayakan usaha untuk sosis jamur tiram ialah : BEP  (Break Even Point) = Total biaya/ harga jual per unit          = Rp. 85.500 /Rp. 3.000          = Rp. 2,833 ROI  (Return of Investment) = Laba usaha/ modal usaha x 100%          = Rp 3.150 / Rp. 85.500 x 100 %          =  3,68% B/C  (Benefit/ Cost Ratio) = Total keuntungan/ total biaya          = Rp. 3.150 / Rp 85.500          = 0,036 D.    Perhitungan Keuntungan Modal Biaya produksi Biaya tak terhitung Jumlah Harga jual per unit = modal / jumlah barang produksi =  92.500 / 25 =  Rp.3.700             



85.500 7.000      + 92. 500



Keuntungannya = modal / harga per unit                             = 1.435.400 / 25                             = 57.416