Proposal Judul [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM TINDAKAN PEMASANGAN OKSIGEN KANUL NASAL DI RUMAH SAKIT KESDAM TINGKAT III BANDA ACEH TAHUN 2010 A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosiospritual yang komperhensif kepada individu, keluarga atau masyarakat yang what maupun sakit mencakup siklus kehidupan manusia (Gaffer, 1998). Abraham Harold Maslow (1908-1970), ahli psikologi yang membagi kebutuhan manusia menjadi 5, yaitu kebutuhan psikologis, keamanan, sosial, prestise den aktualisasi diri. Makhluk hidup dapat terns den berusaha untuk tetap bertahan hidup karena ada dorongan-dorongan kebutuhan dalam tubuhnya. Manusia yang mempunyai keunggulan ruh den otak dibandingkan dengan makhluk yang lain, pun mempunyai dorongan-dorongan dari dalam dirinya, yaitu berupa kebutuhankebutuhan yang hares dipenuhinya., dimana kebutuhan fisiologis diletakan sebagai kebutuhan yang paling dasar. Kebutuhan fisiologis Udara segar (O 2), air (H2O) den elektrolit, makanan, pengeluaran zat sisa, tidur, istirahat, latihan, kebersihan den seksual (Fanar Syukri, 2003) Oksigen berperan dalam proses metabolisme den respirasi sel-sel tubuh, apabila asupan oksigen kedalam tubuh berkurang make akan terjadi hipoksia (kekurangan oksigen di dalam jaringan). Lebih lanjut bisa mengancam kehidupan.. Efeknya pads setiap pasien harus dikaji dengan cermat. Kelebihan oksigen dapat menimbulkan efek toksik pada paru-paru dan sistem saraf pusat atau dapat menurunkan ventilasi, sebagai contoh pada pasien dengan penyakit paru obstruktif



1



menahun (PPOM), rangsangannya untuk pernapasan adalah penurunan oksigen dalam darah bukan peningkatan kadar karbon dioksida (PaCO 2) yang akhimya mengarah pada kematian akibat nekrosis Carbon Dioksida dan Asidosis (Brunner & Suddarth, 2001). Kewaspadaan yang lain yang harus dilakukan ketika memberikan oksigen termasuk penanganan peralatan yang cermat, karena oksigen mempunyai sifat kombusi (mudah terbakar), selalu terdapat bahaya api ketika penggunaan oksigen tanda "Dilarang merokok" harus dipasang ketika digunakan oksigennya. Peralatan terapi oksigen juga potensial sebagai sumber infeksi silang bakteri dan karenanya selang harus sering di ganti, tergantung pada kebijakan pengendalian infeksi dan jenis peralatan pemberian oksigen (Potter& Perry, 1994). Pemberian terapi O2 merupakan suatu tindakan yang membutuhkan ketrampilan, pengetahuan dan tanggung jawab profesional perawat, walaupun tindakan pemasangan O2 bukan merupakan tindakan invasif tetapi bila tidak dilakukan dengan hati-hati maka akan dapat mengancam jiwa (Diktat Pelatihan Perawat ICU Angkatan I RSUP. WS, 2005). Brunner & Suddarth, (2001) menjelaskan bahwa pasien dengan pemberian therapi 02 harus diobservasi oleh perawat untuk mendeteksi adanya tanda-tanda dan gejala dari toksisitas oksigen termasuk disstres substernum, parastesia, dipsnea, gelisah, keletihan, malease, kesulitan pernapasan progresive, kondisi selang 02 harus diobservasi untuk memastikan agar selang terpasang dan terfiksasi dengan baik. Kanul nasal adalah alat sederhana yang dapat di masukkan ke dalam lubang hidung untuk memberikan oksigen dan yang memungkinkan pasien untuk bernafas melalui mulut atau hidungnya, alat ini tersedia untuk semua kelompok usia dan cocok



2



untuk penggunaan jangka panjang maupun pendek di rumah sakit atau di rumah. Secara umum prosedur ini bertujuan untuk mengatasi hipoxemia atau hipoxia. Keuntungan pemberian O2 canul nasal adalah memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saaat kebutuhan oksigen minimal dan memberikan oksigen yang tidak terputus saat pasien makan dan minum (Eni K, 2006). Pasien dengan pemasang,an oksigen melalui kanul nasal akan lebih sering mengalami komplikasi berupa penyakit pnemonia apabila peralatan oksigen yang akan di gunakan tidak di sterilkan atau desinfektan dengan tepat. Peningkatan jumlah pasien dengan kerusakan daya tahan tubuh yang mengalami pnemonia yang di dapat di rumah sakit berasal dari Basil Gram Negatif seperti klepsiella, pseudomonas, escherechiacoli, entero bakteriasea, proteus, seratia. Sedangkan Cokus Gram Positif, anaerob, miko bakterium, bakteri dari spesies nokardial, klamida, jamur (Fungi) dan agen parasitik juga dapat menyebabkan terjadinya pnemonia (Potter & Perry, 1994). Menurut Christille (1992) prevalensi pemasangan oksigen dirumah sakit Glory Public Hospital yang ada di Inggris tergolong tinggi, yaitu berkisar 37,5% dari keseluruhan jumlah pasien yang memerlukan perawatan. Dari jumlah itu yang dilakukan pemasangan oksigen jenis Kanul Nasal mencapai 74,6 % dan pemasangan oksigen melalui sungkup Oksigen (sungkup sederhana) lebih kurang 16,2 % dari keseluruhan tindakan pemasangan oksigen pada pasien-pasien yang memerlukan terapi oksigenisasi. Meskipun pemasangan oksigen telah diusahakan dengan baik namun efek samping dari terapi oksigen juga masih dikeluhkan oleh pasien disejumlah rumah sakit. Crhistille 1992, mengatakan dari hasil survey diperoleh bahwa dari keseluruhan populasi pasien yang mendapat terapi oksigen, diperoleh



3



17,8% pasien mengeluh adanya efek samping dari pemakaian oksigen tersebut, dimana didapatkan sebesar 11,3% mengalami infeksi nosokomial, 2,8% mengalami perut kembung dan 1,1% mengalami keracunan oksigen serta sebesar 2,6% mengalami efek samping lainnya (Artikel kesehatan, 2006). Menurut hasil observasi awal yang penulis dapatkan sebagian besar ruang rawat inap yang menggunakan oksigen canula selalu membiarkan tabung humidifier tetap berisi air walau saat tidak digunakan sehingga tabung tersebut menjadi kotor dan memudahkan tempat berkembang biak microorganisme yang membahayakan. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Gambaran Pengetahuan Perawat Dalam Tindakan Pemasangan Oksigen dengan Kanul Nasal di Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh”.



B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan perawat dalam tindakan pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh”.



C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi dan memperoleh gambaran pengetahuan perawat dalam tindakan pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh. 2. Tujuan Khsus a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang pengertian



4



pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh. b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang tujuan pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh. c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang efek samping pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh. d. Untuk mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang



komplikasi



pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh.



5



BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN



A. Kerangka Kerja Kerangka Konsep penelitian ini berdasarkan teori Notoatmodjo (1997) tentang pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang tehradap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) dan konsep pemasangan oksigen kanul berdasarkan teori dari Brunner & Suddart (2001) dimana terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan dan Eni. K (2006) mengatakan kanula nasal merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 kontinu dengan aliran 1-6 L/mnt dengan konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal. Untuk lebih jelasnya kerangka konsep tersebut dapat dilihat pada skema berikut :







 Perawat Ruang Bedah











Pengetahuan perawat tentang pengertian pemberian/ pemasangan oksigen kanul nasal Pengetahuan perawat tentang tujuan pemberian/pemberian oksigen kanul nasal Pengetahuan perawat tentang efek samping pemberian/ pemasangan oksigen kanul nasal Pengetahuan perawat tentang komplikasi pemberian/ pemasangan oksigen kanul nasal



Gambar 1. Kerangka konsep penelitian



6



  



Baik Cukup Kurang



B. Pertanyaan Penelitian 1. Pertanyaan Umum Bagaimanakah gambaran pengetahuan perawat dalam penerapan tindakan pemasangan oksigen kanul nasal di ruang rawat inap rumah sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh 2. Pertanyaan Khusus a. Bagaimana gambaran



pengetahuan



perawat



tentang



pengertian



pemasangan/pemberian oksigen kanul nasal. b. Bagaimana gambaran pengetahuan perawat tentang tujuan pemasangan/ pemberian oksigen kanul nasal. c. Bagaimana gambaran pengetahuan perawat tentang efek samping pemasangan/pemberian oksigen kanul nasal. d. Bagaimana gambaran pengetahuan perawat pemasangan/pemberian oksigen kanul nasal.



7



tentang



komplikasi



BAB IV A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu hanya menggambarkan pengetahuan perawat dalam tindakan pemasangan oksigen dengan kanul nasal di ruang rawat inap Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh tahun 2010. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan perawat yang ada di rumah sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh. 2. Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus : N Rumus : N  1  N d 2  C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Tingkat III Banda Aceh. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian di laksanakan di semester 6



8



DAFTAR PUSTAKA



Artikel Kesehatan (2006), Terapi Oxigen dalam Situs http://www.oxigentherapy.com di akses 12 Oktober 2010. Brunner & Suddarth (2001), Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta, EGC. Eni K. Retno, Achmad (2006), Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta, EGC. Gaffar L. J (1998). Pengantar Perawat Profesional. Jakarta. EGC. Porry Potter, (1994), Fundamental of Nursing Concept, dan Practice USA MU Sbu Year Book.



9