Proposal Lindy Fix AHP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKHIR HALAMAN JUDUL PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DI TENTEN CAKE & BAKERY



Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)



DIBUAT OLEH : LINDY VERONICA NIM. 1626201117



PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI 2020



HALAMAN PENGESAHAN



Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri Strata I Sekolah Tinggi Teknologi Dumai



Dumai, Oktober 2020



Tim Penguji:



Ketua



: Fitra, ST., M.Sc



Sekretaris : Adelia A Zamista, M.Pd



Anggota



: Penguji 1



Penguji 2



Penguji 3



ii



HALAMAN PERSETUJUAN



PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DI TENTEN CAKE & BAKERY



Diajukan untuk melengkapi persyaratan menjadi SarjanaTeknik Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Dumai



Dumai, Oktober 2020



Pembimbing I,



Pembimbing II,



Fitra, ST., M.Sc NIDN. 1010028204



Adellia A Zamista, M.Pd NIDN. 1015079001 Sekolah Tinggi Teknologi Dumai Ketua



Dra. Hj. Sirlyana, M.P. NIP. 19630312199112 2 001 HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Nama Mahasiswa



: Lindy Veronica



iii



Nim



: 1626201117



Konsentrasi



: Manajemen Industri



Menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul berikut: Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Di Tenten Cake & Bakery Dosen pembimbing utama : Fitra, ST., M.Sc Dosen pembimbing pendamping : Adelia A Zamista, M.Pd 1. Karya tulis ini adalah benar-benar ASLI dan BELUM PERNAH diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di STT Dumai maupun di Perguruan Tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini merupakan gagasan, rumusan dan penelitian SAYA sendiri, arahan dari Tim Dosen Pembimbing serta mempertimbangkan masukan dari beberapa pihak. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan disebutkan dalam Daftar Pustaka pada karya tulis ini. 4. Pernyataan ini SAYA buat dengan sesungguhnya, apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka SAYA bersedia menerima SANKSI AKADEMIK dengan pencabutan gelar yang sudah diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi. Dumai, Oktober 2020



LINDY VERONICA NIM. 1626201117 LEMBAR PERSEMBAHAN



iv



KATA PENGANTAR



Assalaamu’alaikum Wr. Wb.



v



Segala puji bagi Allah SWT dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga sampai saat ini masih pada kondisi iman dan Islam. Dan dengan rahmat-nya pula penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Di Tenten Cake & Bakery”. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat dan generasi penerus yang senantiasa mengikuti risalahnya sampai akhir zaman. Kelancaran dalam mempersiapkan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada: 1. Ibu Dra. Hj.Sirlyana, M.P. sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. 2. Bapak Juni. S, ST., MT sebagai ketua puket I Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. 3. Bapak Ir. Yusrizal, M.M sebagai ketua puket II Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. 4. Ibu Melliana, ST, MM sebagai Ketua Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. 5. Ibu Fitra, ST., M.Sc selaku Dosen Pembimbing TA I yang telah meluangkan waktu, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Bapak berikan selama ini.



vi



6. Ibu Adellia Alfama Zamista, M.Pd selaku Dosen Pembimbing TA II yang telah memberikan saran serta memberikan masukan TA ini dengan sabar. Terima kasih untuk semua bimbingan yang telah ibu berikan. 7. Kepada Ayahanda dan Ibunda selaku kedua orang tua serta semua keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan materi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca maupun penulis sendiri dan kritik beserta saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih. Wassalaamu’alaikum Wr. Wb



Dumai, Oktober 2020 Penulis



DAFTAR ISI



vii



HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................iv LEMBAR PERSEMBAHAN................................................................................v KATA PENGANTAR...........................................................................................vi DAFTAR ISI.......................................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah.......................................................................................3 1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................3 1.4. Batasan Masalah............................................................................................3 1.5. Manfaat Penelitian.........................................................................................4 BAB II DASAR TEORI.........................................................................................5 2.1. Tinjauan Pustaka...........................................................................................5 2.2. Landasan Teori..............................................................................................8 2.2.1. Supply Chain Management (SCM)........................................................8 2.2.2. Perkembangan SCM.............................................................................12 2.2.3. Manfaat SCM........................................................................................14 2.2.4. Hambatan Pada Supply Chain Management (SCM)............................16 2.3. Pengertian Pemilihan Supplier....................................................................19 2.4. Analytical Hierarchy Process (AHP)..........................................................20 2.4.1. Penyusunan Prioritas............................................................................22 2.4.2. Uji Konsistensi Indeks dan Rasio.........................................................24 2.5. Profil Usaha.................................................................................................25 2.5.1. Sejarah Usaha.......................................................................................26 2.5.2. Sumber Daya Manusia..........................................................................26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................27 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................27 3.2. Populasi dan Sampel..................................................................................27 3.3. Jenis dan Sumber Data................................................................................27 viii



3.4. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................28 3.5. Teknik Pengolahan Data.............................................................................29 3.6. Teknik Analisis Data...................................................................................29 3.7. Diagram Alir penelitian...............................................................................29 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31



DAFTAR GAMBAR



Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian....................................................................30



ix



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1. Penenlitian Terhadulu............................................................................9



x



DAFTAR LAMPIRAN



xi



DAFTAR NOTASI DAN LAMBANG



xii



ABSTRACK



xiii



ABSTRAK



xiv



1



BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Sulistiana dan Yuliawati (2012) menyatakan bahwa, “Di era tekhnologi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan juga menuntut pelayanan yang baik dan tepat waktu.” Supplier sebagai pihak penyedia bahan baku, sangat berperan penting dalam menentukan kualitas produk dan kelancaran proses produksi” menurut Sulistiana dan Yuliawati (2012). Hal ini dikarenakan “Bahan baku merupakan komponen utama bagi sebuah industri. Perusahaan yang bijak sudah tentu mempunyai lebih dari satu supplier untuk mengantisipasi order dalam jumlah besar yang tidak bisadipenuhi oleh satu supplier” menurut Nugraha dan Wirdayanti (2013). Dalam buku “Supply Chain Management” Pujawan (2005) menerangkan bahwa “Persediaan bahan baku menjadi hal penting dalam aktivitas pembelian sedangkan pembelian menjadi aktivitas penting bagi perusahaan. Karena kedua aktivitas tersebut memiliki pengaruh besar pada produk yang dihasilkan”. Xia dan Wu (2007) menyatakan bahwa, “Pemilihan supplier yang tepat secara signifikan akan mengurangi biaya pembelian material dan meningkatkan daya saing perusahaan”. Pemilihan supplier bahan baku adalah salah satu kegiatan supply chain dan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan peran supplier akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Apabila bahan baku yang disediakan



oleh supplier buruk, maka akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Ketika supplier tidak bisa menyediakan bahan baku sesuai kebutuhan perusahaan, maka dapat dipastikan bahwa jadwal produksi akan terganggu. TenTen Cake and Bakery merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan dengan produk yang mencapai ratusan jenis yang terdiri dari aneka ragam roti, kue, pastry, donat, pudding, kue kering, dan kue tradisional. Di TenTen Cake and Bakery sudah menerapkan pola decision making yang menggunakan metode sederhana untuk menyeleksi supplier, akan tetapi belum menggunakan sistem pendukung keputusan. Decision making merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan pengambilan keputusan ini dapat didefinisikan sebagai pemilihan alternatif. Dimana dalam penggunaan decision making perusahaan mengalami kendala pada masa reorganisasi, saat masa reorganisasi karyawan lama membutuhkan waktu untuk mengajarkan penggunaan decision making kepada karyawan baru. Oleh karena itu perlu diterapkan pemilihan supplier menggunakan sistem pendukung keputusan untuk menentukan supplier terbaik secara kontinu. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan atau memilih supplier, serta mengalokasikan pembelian bahan baku dengan mempertimbangkan dari berbagai macam kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan, sehingga akan sangat bermanfaat dalam hal pengambilan keputusan di perusahaan.



2



1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka teridentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut: 1. Supplier manakah yang terpilih untuk menjadi pemasok tetap di TenTen Cake and Bakery? 2. Kriteria apakah yang mempengaruhi agar supplier dapat terpilih di TenTen Cake and Bakery? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui supplier yang terpilih untuk menjadi pemasok tetap TenTen Cake and Bakery. 2. Untuk mengetahui kriteria apakah yang paling mempengaruhi agar supplier dapat terpilih di TenTen Cake and Bakery. 1.4. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah, perlu dilakukan beberapa pembatasan sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak membahas kekurangan dari supplier. 2. Penelitian ini tidak membahas hasil penjualan harian, 3. Penelitian ini hanya membahas tentang pemilihan supplier tetap.



3



1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini ditujukan bagi beberapa pihak sebagai berikut:



1. Bagi penulis Menambah pengetahuan tentang AHP terhadap bahan baku tepung. 2. Perusahaan Untuk memberikan masukan bagi manajemen dan mempertimbangkan penggunaan AHP agar terpilih supplier tetap. 3. Masyarakat dan STT Dumai Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca terutama bagi para pelaku bisnis kedai kopi agar benar-benar bisa memilih pemasok yang terbaik.



4



5



BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI



2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai pemilihan supplier bahan baku sudah ada penelitian sebelumnya, diantaranya oleh Winda Sulistiana dan Evi Yuliawati (2010) dengan judul penelitian Analisis Pemilihan Supplier Bahan Baku Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Dalam penelitian ini melibatkan lebih dari satu kriteria dalam menentukan supplier, agar dapat membuat keputusan yang tepat maka diperlukan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM). Metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Set yang dapat disebut dengan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 kriteria yang harus di pertimbangkan dalam menentukan supplier PT. Mitra Mandiri Perkasa. Kelima kriteria tersebut adalah kualitas barang, harga barang, pengiriman barang, garansi, dan layanan pengaduan serta kapasitas dan fasilitas produksi. Hasil dari tahapan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) didapatkan urutan supplier sebagai berikut : bobot 0,38 diperoleh untuk PT. Aneka Lokanusa Utama, bobot 0.33 untuk UD. Berkah dan bobot 0,29 untuk PT. Tiga Saudara. Penelitian yang dilakukan oleh Bilal Muslim dan Yani Iriani (2010) dengan judul penelitian Pemilihan Supplier Bahan Baku Tinta dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus di PT.



INFIGO). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja supplier bahan baku (vital material) dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan kriterianya berdasarkan Vendor Performance Indicator (VPI)



yang



berkerangka



dasar



Quality,



Cost,



Flexibility,



Delivery,



Responsiveness (QCFDR). Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan bantuan perangkat lunak expert choice ver 2000 diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria Quality (0,359), Cost (0,100), Flexibility (0,084), Delivery (0,267),



dan



kriteria



Responsiveness



(0,190). Dari hasil tersebut maka bobot tertinggi adalah kriteria Quality, artinya pihak perusahaan memandang bahwa kriteria Quality



merupakan



kriteria paling utama dalam pemilihan supplier, sedangkan hasil dari evaluasi supplier menunjukkan kinerja PT. Media Science Supplier mendapatkan bobot paling tinggi (0,427), disusul oleh PT. Surya Palace Jaya (0,323) dan PT. Aneka Warna Indah Foto (0,249). Hasil evaluasi supplier ini dapat digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan pengadaan material bahan baku tinta dari masing-masing supplier pada periode selanjutnya. Penelitian yang dilakukan oleh Reni Rahmayanti (2010) dengan judul penelitian Analisis Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus Pada PT Cazikhal). Penelitian ini dilakukan



pada



sebuah



perusahaan



kontraktor,



yang



bertujuan



untuk



mengembangkan hubungan kemitraan dengan supplier kayu. Penelitian ini menggunakan metode AHP dibantu dengan perangkat lunak expert choice. Dari hasil penilaian tingkat kepentingan kriteria dalam pemilihan supplier



6



menghasilkan skala prioritas/bobot sebagai berikut: prioritas I kualitas (0,486), prioritas II harga (0,277), prioritas III layanan (0,091), serta ketepatan pengiriman dan ketepatan jumlah memiliki skala prioritas yang sama yaitu (0,073). Berdasarkan tingkat kepentingan alternatif dalam pemilihan supplier menghasilkan skala prioritas/bobot sebagai berikut: prioritas I supplier X (0,467), prioritas II supplier Z (0,336), prioritas III supplier Y (0,198). Hasil analisis dari penelitian ini yaitu jika perusahaan akan mengembangkan hubungan kemitraan dengan supplier, perusahaan diutamakan untuk memilih supplier X sebagai supplier kayu bagi perusahaan karena supplier X merupakan supplier yang memiliki nilai keseluruhan paling tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Lidya Merry (2014) dengan judul penelitian Pemilihan Supplier Buah Dengan Pendekatan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan TOPSIS: Studi Kasus pada Perusahaan Retail. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan supplier terbaik dengan cara menyeleksi supplier berdasarkan kriteria dan subkriteria yang sesuai. Penelitian ini dilakukan pada PT Hero Supermarket, Tbk dengan mengambil objek departemen buah. Metode AHP Analytical Hierarchy Process (AHP) menghasilkan kriteria pengiriman (0,230), kualitas (0,168), pelayanan (0,154), profil perusahaan (0,138), harga (0,130), kelengkapan dokumen (0,106) dan resiko (0,074), sedangkan untuk merangking digunakan Technique Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dengan hasil alternatif A, alternatif C, alternatif D, alternatif B.



7



Penelitian yang dilakukan oleh Fikri Dweiri., Et al (2016) dengan judul penelitian Designing an Integrated AHP Based Decision Support System for Supplier Selection in Automotive Industry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan suatu model pendukung keputusan untuk pemilihan supplier berdasarkan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan studi kasus industri otomotif dinegara Pakistan. Dimulai dengan mengidentifikasi kriteria utama (harga, kualitas, pengiriman, dan pelayanan) menggunakan kajian literatur dan peringkat kriteria utama berdasarkan pendapat para ahli menggunakan AHP. Tahap kedua yang digunakan adalah mengidentifikasi sub kriteria dan peringkat sub kriteria atas dasar kriteria utama. Tahap terakhir melakukan analisis sensitivitas untuk memeriksa keputusan menggunakan perangkat lunak Expert Choice. Penelitian ini menghasilkan tiga kontribusi di daerah pemilihan supplier, kontribusi pertama adalah penerapan pada industri otomotif dan penggunaan AHP dalam pemilihan supplier memberikan pembuat keputusan dapat menguatkan keyakinan dari konsistensi. Sedangkan kontribusi kedua adalah analisis sensitivitas memungkinkan dalam memahami dampak perubahan kriteria utama pada peringkat supplier. Pada kontribusi ketiga memiliki metodologi sederhana untuk manajer industri otomotif sehingga dapat memilih supplier terbaik. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Supply Chain Management (SCM) A. Sejarah SCM



8



Supply chain management (SCM) berawal dari kegiatan logistik militer yang sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang. Teknik logistik kemudian dipakai dalam kegiatan pengiriman barang dan terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman barang dengan gudang. Perusahaan mulai mencari cara untuk menurunkan biaya produksi. Perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke Negara lain yang mempunyai biaya produksi lebih murah (Siahaya, 2013). Pada saat muncul teknologi informasi, ilmu logistik berkembang lebih pesat dan lebih efisien melalui komunikasi dan kolaborasi sehingga dapat menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas dan mengurangi kesalahan manusia. Ilmu logistik berkembang menjadi satu mata rantai pasok dengan pendekatan melalui sistem integral, meliputi komponen pemasok, proses pengadaan, proses produksi, penyimpanan, transportasi dan distribusi serta retailer yang dioptimalkan secara kemitraan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Siahaya, 2013). B. Pengertian Supply Chain Management Siahaya (2013) menyatakan bahwa SCM merupakan pengitregasian sumber-sumber bisnis yang kompeten, baik didalam maupun diluar perusahaan untuk mendapatkan sistem suplai yang kompetititf dan berfokus kepada sinkronisasi aliran produk dan informasi untuk mencipatkan nilai pelanggan (customer value) yang tinggi. Supply chain management merupakan pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk



9



jadi dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistem distribusi (Hayati, 2014). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply chain merupakan sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas atau fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir (Anwar, 2011). Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan dalam supply chain management (Hayati, 2014): 1. Tujuan dari SCM adalah untuk melakukan efektifitas dan efesiensi mulai dari suppliers, manufactures, warehouse dan stores. Tidak adanya koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang terkait akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Salah satu dampak yang kerapkali terjadi adalah builwhip effect. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi dalam pertukaran informasi antara took retail, distributor dan perusahaan. 2. SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. 3. SCM mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada customer. Penetapan dalam (SCM) meliputi (Hayati, 2014): a. Pengangkutan. b. Pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer). c. Supplier. d. Distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti bank.



10



e. Pergudangan. f. Pemenuhan pesanaan. g. Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan.



B. Pemain utama dalam supply chain management (SCM) Supply chain menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari supplier sampai pelanggan., dimana adanya keterlibatan entitas atau disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan supply chain yang sangat kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat dalam supply chain (Hayati, 2014): 1. Supplier (chain 1) Rantai pada supply chain dimulai dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang. 2. Supplier manufacturer (chain 1-2) Rantai



pertama



tadi



dilanjutkan



dengan



rantai



kedua,



yaitu



manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering. 3. Supplier-manufacturing-distribution (chain 1-2-3)



11



Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar. 4. Supplier-manufacture-distribution-retail outlets (chain 1-2-3-4) Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke took pengecer (retail outlet). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti diatas. 5. Supplier-Manufacture-Distribution-Retail Outlets-Customer (Chain 1-2-3-4-5) Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain dalam konteks ini sebagai end-user.



2.2.2. Perkembangan SCM Yang melatarbelakangi berkembangnya konsep SCM adalah akselerasi perubahan lingkungan bisnis disebabkan berkembangnya secara cepat faktorfaktor penting, antara lain (Anwar, 2013): a. Tuntutan konsumen yang semakin kritis. b. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, transportasi dan perbankan yang canggih memungkinkan berkembangnya model baru dalam aliran material atau produk. c. Daur hidup produk sangat pendek seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan pasar.



12



d. Kesadaran konsumen akan pentingnya aspek social dan lingkungan dalam kehidupan, menuntut industri manufaktur memasukan konsep-konsep ramah lingkungan mulai dari proses perancangan produk, proses produksi maupun proses distribusinya. Menurut Ross dalam Anwar (2013), awal perkembangan konsep SCM didasarkan pada dua fakta yaitu bahwa pada tahun 1960-an pabrikan dituntut untuk menurunkan biaya produksi dan perkembangan teknologi informasi khususnya internet yang mampu membantu merealisasikan suatu sistem terpadu sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya bukan saja pada lingkup satu perusahaan saja. Supply chain mencakup tiga bagian (Anwar, 2013): 1. Upstream Supply Chain Bagian dari ini mencakup supplier first-tier dari organisasi (dapat berupa perusahaan manufaktur atau assembling) dan supplier-nya, yang didalamnya telah terbina suatu hubungan/relasi. 2. Internal Supply chain Bagian ini mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam menbgubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output, mulai dari waktu material tersebut termasuk pada perusahaan sampai pada produk tersebut di distribusikan, diluar perusahaan tersebut. 3. Downstream Supply Chain Bagian ini mancakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada customer akhir. Aktivitas manajemen rantai pasokan (Anwar, 2013):



13



a. Meramalkan permintaan pelanggan. b. Membuat jadwal produksi. c. Menyiapkan jaringan transportasi. d. Memesan persediaan pengganti dari para pemasok. e. Mengelola persediaan, bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. f. Menjalankan produksi. g. Menjamin kelancaran transportasi sumber daya kepada pelanggan. h. Melacak aliran sumber daya material, jasa, informasi dan keuangan dari pemasok didalam perusahaan dan kepada pelanggan. Tujuan utama dalam supply chain management (Anwar, 2011): 1. Penyerahan atau pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen. 2. Mengurangi biaya. 3. Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan). 4. Mengurangi waktu. 5. Memuaskan kegiatan perencanaan dan distribusi. 2.2.3. Manfaat SCM Apabila SCM diterapkan maka dapat memberi manfaat antara lain (Siahaya, 2013): 1. Meminimalkan Inventori Kegiatan SCM dapat menekan tingkat inventori, melalui pengendalian dan informasi intensif, dapat mengoptimalkan tingkat inventori. 14



2. Mengurangi Biaya Pengitegrasian aliran produk dari pemasok sanpai konsumen akhir, berarti dapat mengurangi biaya.



3. Mengurangi Lead Time Koordinasi, sistem, data dan informasi yang tepat dalam pelaksanaan aliran barang, dapat mengurangi lead time pengadaan, produksi dan distribusi. 4. Meningkatkan Pendapatan Konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan, berarti meningkatkan pendapatan perusahaan. 5. Ketepatan Waktu Penyerahan Sistem aliran barang terintegrasi dan terkontrol, dapat menghasilkan penyerahan barang tepat waktu. 6. Menjamin Kelancaran Aliran Barang Pengintegrasian semua elemen SCM melalui sistem informasi, dapat mempelancar aliran barang. 7. Menjamin Kualitas Kualitas bahan baku dan hasil produksi barang jadi, akan terjamin karena sejak awal sudah dikendalikan. 8. Menghindari Kehabisan Persediaan (Stock-out) Sistem kemitraan dengan supplier serta informasi intensif menghasilkan tingkat persediaan optimal. 9. Meningkatkan Akurasi Peramalan Kebutuhan



15



Berdasarkan data dan informasi yang akurat, maka tingkat peramalan kebutuhan menjadi lebih akurat.



10. Kepuasan Pelanggan Kualitas produk dan layanan yang baik menjadikan konsumen setia dan yakin terhadap produk. 11. Mengurangi Jumlah Pemasok (Supplier) Pemasok terbatas yang kompeten, dapat mengurangi biaya, keragaman dan memudahkan pelacakan (tracking). 12. Mengembangkan Kemitraan (Partnership) Kerjasama jangka panjang, mempunyai tujuan yang sama dan saling percaya serta berbagi resiko. 13. Peningkatan Kompetensi SCM Kompetensi sumber daya manusia akan semakin meningkat, baik pengetahuan maupun keterampilan dalam penggunaan teknologi tinggi. 14. Perusahaan Semakin Berkembang Perusahaan yang mendapatkan keuntungan akan menjadi besar dan berkembang. 15. Meningkatkan Daya Saing Jaringan SCM yang berhasil dan nilai supply chain yang meningkat, secara otomatis akan meningkatkan daya saing perusahaan.



16



2.2.4. Hambatan Pada Supply Chain Management (SCM) SCM merupakan sesuatu yang sangat kompleks sekali, dimana banyak hubungan hambatan yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga dalam implementasinya memang membutuhkan tahapan mulai tahap perancangan sampai tahap evaluasi dan continuos improvement. Selain itu implementasi SCM membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal dalam hal ini seluruh manajmen puncak dan eksternal, dalam hal ini seluruh partner yang ada (Hayati, 2014). Berikut ini merupakan hambatan-hambatan yang akan dialami dalam implementasi SCM yang semakin menguatkan argument bahwa implementasi SCM memang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak (Hayati, 2014): 1. Incerasing Variety of Products Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini dilihat semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga dilihat strategi perusahaan yang selalu berfokus pada customer (customer oriented). Jika dahulu produsen melakukan strategi dengan melakukan pembagian segmen pada customer, maka sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan produk menurut keinginan setiap individu bukan menurut keinginan segmen tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari masing-masing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan keinginan konsumen. 2. Decreasing Product Life Cycles



17



Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahaan semakin kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur pasokan barang tertentu perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur produk tersebut di pasaran.



3. Increasingly Demand Customer SCM berusaha mengatur (manage) peningkatan permintaan secara cepat, karena sekarang cutomer semakin menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat mendadak dan bukan produk yang standar (customize). 4. Fragmentation of Supply Chain Ownership Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini membuat supply chain management semakin rumit dan kompleks. 5. Globalization Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai Negara yang mungkin mempunyai lokasi di berbagai pelosok dunia. Supply chain management (SCM) memiliki solusi untuk permasalahannya (Siahaya, 2013): 1. Melakukan outsourcing kegiatan SCM ialah mengalihkan sebagian kegiatan yang bukan merupakan bisnis utama kepada pihak ketiga yang kompeten,



18



supaya perusahaan dapat lebih fokus ke bisnis utama (cor business) dan lebih efisien. 2. Melaksanakan kemitraan (partnership), perjanjian jangka panjang, emmpunyai tujuan yang sama, saling percaya dan saling berisiko. 3. Meminimalkan jumlah supplier, untuk memudahkan kontrol dan menghindari keberagaman. 4. Meningkatkan relationship, hubungan baik di tingkat internal maupun eksternal perusahaan. 5. Mengoptimalkan persediaan bahan baku dan produk jadi melalui pengendalian persediaan. 6. Melakukan proses produksi berdasarkan order, hanya melakukan proses produksi bila telah menerima order (purchase order). 7. Memperpendek birokrasi SCM, meniadakan rantai birokrasi yang tidak perlu, yang menambah biaya serta waktu proses. 8. Menerima pesanan langsung dari konsumen, melayani konsumen secara langsung tanpa melibatkan distributor dan retailer. 2.3. Pengertian Pemilihan Supplier Menurut Reny Rahmayanti (2010) dalam penelitian yang berjudul “Analisi Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)” , pemilihan supplier merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas pembelian bagi perusahaan. Pemilihan supplier merupakan masalah multi kriteria yang meliputi faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif.



19



Menurut Dweiri (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Designing an integrated AHP based decision support system for supplier selection in automotive industry” , Kriteria pemilihan supplier tergantung pada beberapa faktor seperti kualitas produk, harga, pengiriman, ukuran finansial, teknis kolaborasi, struktur perusahaan, sistem mutu, pengalaman supplier dan reputasinya. Kriteria utama terdiri dari subkriteria yang juga akan mempengaruhi evaluasi sistem. Beberapa perusahaan mungkin memiliki kriteria lebih sedikit atau subkriteria daripada lainnya berdasarkan pengalaman atau tingkat kematangan sistem pembelian perusahaan dan ketersediaan data. Kriteria dan subkriteria mereka dapat diidentifikasi oleh tinjauan literatur. Bobot masingmasing kriteria dan subkriteria akan ditentukan oleh pendapat ahli melalui survei ahli. Tujuan dari survei ini adalah hanya untuk menghitung faktor penentu keberhasilan yang akan membentuk dasar untuk mengidentifikasi kriteria dan subkriteria untuk merumuskan model AHP. 2.4. Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode analytical hierarchy process (AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharston Business School untuk mencari ranking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Di sini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multi faktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan (Saaty dalam Rimantho, dkk, 2017).



20



Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran actual atau skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan di dalam dan di luar kelompok elemen strukturalnya. AHP mempunyai landasan aksi omatik yang terdiri dari (Saaty dalam Rimantho, dkk, 2017): 1. Resiprocal comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah K kali lebih penting dari pada B maka Ba dalah 1/k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity,



yang



mengandung



arti



kesamaan



dalam



melakukan



perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat. 3. Dependence, yang berarti setiap jenjang (level) mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete hierarchy). 4. Expectation, yang artinya menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat



merupakan data



kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.



21



Tahapan-tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya meliputi: a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria, subkriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang ingin diranking. c. Membentuk matriks perbandingan



berpasangan



yang menggambarkan



kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhdap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau (judgment) dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. d. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen didalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. e. Menghitung nilai



eigen vector dan menguji



konsistensinya, jika tidak



konsisten pengambil data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigenvector yang dimaksud adalah nilai eigenvector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan software matlab, expert choice maupun manual. f. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. g. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan



bobot setiap elemen. Langkah



ini mensintesis



pilihan dan penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.



22



h. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR