Proposal Magang BIG Oleh Anam Prasetiyo Fp-UB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HALAMAN JUDUL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS: TEKNIK PEMETAAN TEMATIK BERSTANDAR NASIONAL INDOENSIA DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) MAGANG KERJA Oleh : ANAM PRASETIYO 115040201111224



MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI



JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014



i



LEMBAR PENGESAHAN



ii



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal magang kerja yang berjudul Sistem Informasi Geografis: Teknik Pemetaan Tematik Berstandar Nasional Indoensia di Badan Informasi Geospasial (BIG). Proposal magang ini salah satu syarat untuk dapat melaksanakan magang kerjadi di Badan Informasi Geospasial (BIG). Pada kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Sudarto, Ms selaku dosen pembimbing utama atas pengarahan dan bimbingan yang diberikan dan Prof. Dr. Ir. Zainal Kusuma, SU selaku ketua jurusan Manajemen Sumberdaya Lahan yang telah memberikan izin dan bimbingan untuk melaksanakan magang kerja, serta semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya proposal magang ini. Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam pembuatan proposal magang kerja ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap semoga proposal magang kerja ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Malang, 21 Juni 2014



Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv I



PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ......................................................................................... 1



1.2



Tujuan ....................................................................................................... 2



1.1



Manfaat ..................................................................................................... 2



II



TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3 2.1



Peta Tematik ............................................................................................. 3



2.2



Sistem Informasi Geografis ...................................................................... 4



a.



Pengumpulan data .................................................................................... 4



b.



Input data .................................................................................................. 4



c.



Pemrosesan ............................................................................................... 6



d.



Penampilan/ Output .................................................................................. 6



e.



Standarisasi Peta Tematik ........................................................................ 6



2.3 III



Standarisasi Peta Tematik Terkait Manajemen Sumberdaya Lahan ........ 7 METODE PELAKSANAAN .................................................................... 9



3.1



Waktu dan Tempat ................................................................................... 9



3.2



Metode Pelaksanaan ................................................................................. 9



a.



Orientasi ................................................................................................... 9



b.



Partisipasi aktif ......................................................................................... 9



c.



Diskusi dan wawancara ............................................................................ 9



d.



Pengumpulan data .................................................................................... 9



e.



Input Data ............................................................................................... 10



f.



Analisa Data ........................................................................................... 11



g.



Penyusunan Layout ................................................................................ 11



3.3



Jadwal Kegiatan Magang ....................................................................... 11



DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12



iv



I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Penguasaan IPTEK (Ilmu dan Teknologi) saat ini sangat diperlukan,



sehingga



siapapun



IPTEK.Seiring



wajib



mempelajari



berkembangnya



tentang



zaman,



dinamika



IPTEK



juga



perkembangan berkembang



pesat.Penggunaan IPTEK ini sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang. Indonesia adalah negara kepulauan, sehingga perlu adanya pengelolaan wilayah geografis yang mudah. Peta adalah salah satu alat untuk memudahkan dalam pengeloalaan, baik berupa peta umum maupun peta khusus (tematik). Semakin banyak tersedianya peta tematik khususnya petasumberdaya alam, makadukungan bagi perencanaan pembangunan nasional akan semakin baik. Menurut Lilesand et al. (2004) pengindiraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.Pengindraan jauhmerupakanpengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut, atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh Sistem Informasi Geografis atau biasa disebut SIG, adalah suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software ), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki dalam pemetaan. Penggabungan teknologi Pengindraan Jauh dan SIG dapat memberikan manfaat, terutama dalam pemetaan suatu wilayah.Saat ini teknologi tersebut telah berkembang semakin meluas sampaike berbagai instansi yang membutuhkannya. Namun, setiap instansi terkait mempunyai cara masing-masing dalam pembuatan peta tersebut. Sehingga ini memunculkan ketidak-samaan persepsi antar instansi dalam terutama di Indonesia.



1



Standarisasi peta tematik, seperti peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, peta irigasi dan peta tematik yang lainnya sangat diperlukan. Standarisasi ini diperlukan untuk mengurangi duplikasi produk antar lembaga, meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan penyajian informasi tematik, membuat data lebih mudah diakses oleh publik, untuk meningkatkan manfaat data yang tersedia dan untuk membangun kemitraan serta meningkatkan ketersediaan data (Mulyanto,2011).Standarisasi juga dapat memudahkan dalam menganalisis data dalam skala nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dibutuhkan suatu kegiatanuntuk dapat melatih mahasiswa dalam standarisasi pembuatan peta tematik. Peta tematik tersebut tentu sesuai dengan minat Manajemen Sumberdaya Lahan, Program Studi AgroekoteknologiFakultas Pertanian Universitas Brawaijaya, Malang yang mengkhususkan kajian Perencanaan tataguna lahan pertanian.Keluaran dari sudi magang ini diharapkan mahasiswa mampu dan mahir dalam pembuatan peta tematik berstandar nasional. Lokasi studi magang kerja adalah di Badan Informasi Geospasial (BIG).Lokasi ini dipilih karena sejalan dengan minat penulis yaitu Laboratorium PSISDL (Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan)di Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. 1.2



Tujuan Tujuan dari



pelaksanaan



magang



kerja



ialah



mempelajari



dan



memperdalam teknikpemetaan sesuai standarisasi berskala nasional yang telah ditetapkan oleh Badan Infomasi Geospasial. 1.1



Manfaat Manfaat dari sasaran kompetensi ini adalah mahasiswa diharapkan



memiliki ketrampilan teknik pemetaan tematik sesuai berstandar nasional, yang telah ditetapkan oleh Badan Infomasi Geospasial.



2



II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Peta Tematik Pengertian peta menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada tahun 2005 adalah peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Peta Tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll.) dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya. (Bakosurtanal,2014)Peta Tematik juga merupakan peta yang menggambarkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau konsep yang spesifikyang ada hubungannya dengan detil topografi tertentu (Bos, 1977). Menurut International Cartographig Association (1973), peta tematik adalah peta yang dibuat dan didesain untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan atau konsep-konsep khusus. Dari batasan tersebut dapat dikatakan secara garis besar bahwa peta tematik merupakan peta yang menggambarkan suatu data yang mempunyai tema khusus dan ada kaitannya dengan detail topografi tertentu. Contoh peta tematik yaitu, peta pengguaan lahan, peta tata guna lahan, peta pendaftaran tanah, peta iklim, peta geomorfologi, peta tanah, peta industri, peta penduduk, peta pariwisata dan lain-lain.



Kebutuhan Peta Tematik dalam Pembangunan Nasional Berkelanjutan Kebutuhan/penyediaan peta tematik akan selalu meningkat seiring dengan rencana pembangunan nasional berkelanjutan. Indoensia adalah negara yang mempunyai 13.466 pulau dan garis pantai terpanjang di dunia, inventarisasi peta tematik berdasarkan informasi geosapasial menjadi kebutuhan



untuk



memudahkan



pengorganisasian



perencanaan



pembangunan.Sebagaimana diketahui Undang-undang Informasi Geospasial dapat mendorong penggunaan referensi tunggal dalam penyelenggaraan



3



Informasi Geospasial Dasar (IGD) dan Informasi Geospasial Tematik (IGT).Ini dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi dan berbagi paihak antar pemangku kepentingan secara optimal sehingga perencanaan dan pembangunan nasional berbasis kewilayahan dapat dicapai. 2.2 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau biasa disebut SIG, adalah suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. Teknologi ini sangat memberikan kemudahan dalam pemuatan peta/ pemetaan suatu wilayah dengan tujuan tertentu Ilmu yang mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya. a. Pengumpulan data Pengumpulan data bisa didapat dari dua sumber data. Kedua sumber data tersebut adalah sumber data primer dan skunder. Data primer adalah data yang diukur secara langsung dengan melakukan survey, pengumpulan data lapangan



dan pengindraan jauh. Sedangkan data



skunder adalah data yang didapat dari peta yang sudah ada, table-tabel/ data atribut atau sumber data yang lain. b. Input data Input data geografik merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang cukup banyak (85 %). Data input berasal dari data primer dan data skunder. Sumber data ini ada dua jenis yaitu: a) data raster, dan b) data vector. 1) Data Raster Model data raster bertugas untuk menampilkan, menempatkan, dan menyimpan konten data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau susunan piksel-piksel yang membentuk suatu grid (segi



empat).



Setiap



piksel



atau



sel



ini



memiliki



atribut



4



tersendiri, termasuk koordinatnya



yang unik. Akurasi



spasial



model data ini sangat bergantung pada resolusi spasial atau ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi. Sebagai ilustrasi, beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra dijital satelit (ex: NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird), citra dijital radar, dan model ketinggian dijital (DTM atau DEM dalam model data raster)



Gambar 1 1 Data Raster berupa pixel 2) Data Vektor Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (poligon) .Ada tiga tipe data vektor (titik, garis, dan polygon) yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Contoh data vector Media analog cetakan di scan dengan resolusi sesuai kebutuhan (100 dpi, 200 dpi, 400 dpi).



Gambar 1 2 Data Vektor



5



c. Pemrosesan Proses pemasukan data melibatkan : hardware, software, proses manajemen



data



serta output datanya. Pada proses analisis



dan



manipulasi data, yang merupakan gabungan data atribut dan data spasial hanya program‐ program GIS yang dapat dijalankan. Software ‐ software GIS umumnya dirancang untuk dapat melakukan keempat proses tersebut, misalnya software ArcGIS, Arc View GIS. dll. d. Penampilan/ Output Output data hasil



analisis



berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data



dalam proses GIS. Informasi. Subsistem ini



menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik dan peta. e. Standarisasi Peta Tematik Dalam kamus bahasa Indonesia pemetaan atau visualisasi adalah pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan gambar, tulisan, peta, dan grafik. Sementara itu Spasser (1997),



mengatakan



bahwa “peta adalah alat relasi (relational tools) yang menyediakan informasi antar hubungan entitas yang dipetakan.” Peta mempunyai fungsi sangat penting dalam perencanaan suatu tujuan, karena peta bisa memberikan informasi awal sebelum pelaksanaan dilakukan. Peta menjadi mempunyai fungsi sebagai ujung tombak dalam pembangunan dalam berbagai bidang. Dalam pemetaan tentu terdapat standarisasi berskala nasional baik sumber data (bahan) yang digunakan, cara, proses pembuatan bahkan hingga penyusunan hasil akhir (layout). Standar Nasional Indonesia ini dilaksanakan untuk mendukung persiapan dalam menjalankan otonomi daerah yang telah dituangkan dalam Undang-undang No. 22, Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 10, Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta dan Perencanaan Tataruang Nasional. Tujuan standarisasi



dalam hal ini adalah peta tematik,



yaitu



mengurangi duplikasi produk antar lembaga, meingkatkan kualitas dan 6



mengurangi biaya yang berkaitan dengan penyajian informasi tematik, membuat data lebih mudah diakses oleh publik, untuk meningkatkan manfaat data yang tersedia dan untuk membangun kemitraan serta meningkatkan ketersediaan data (Mulyanto, 2011). 2.3 Standarisasi Peta Tematik Terkait Manajemen Sumberdaya Lahan Peta tematik, adalah peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, peta kemampuan lahan,



peta



kesesuaian lahan, peta daerah rawan longsor, dan sebagainya (Miswar, 2013). Standarisasi peta bertujuan memperkecil duplikasi produk antar lembaga, meingkatkan kualitas dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan penyajian informasi tematik, membuat data lebih mudah diakses oleh publik, untuk meningkatkan manfaat data yang tersedia dan untuk membangun kemitraan serta meningkatkan ketersediaan data. Standarisasi pemetaan tematik meliputi mulai dari sistem klasifikasi klas, standard metadata, standar metode dan standar penyajian dan layout cetak. Penyelenggaraan pemetaan tematik



diantaranya



mengacu pada Undang-undang no 4 tahun 2011 (Mulyanto, 2011) Beberapa



ketentuan



umum



yang



menjadi



kaidah



penyelenggaraan dan pelaksanaan pemetaan tematik yaitu : 1) IGT wajib mengacu pada IGD (psl 19) , 2) Dilarang membuat skala IGT lebih besar daripada skala IGD yang diacunya (psl 20 ayat b), 3) IGT yang menggambarkan suatu batas yang mempunyai kekuatan hukum dibuat berdasarkan dokumen penetapan batas secara pasti oleh Instansi Pemerintah yang berwenang. (psl 21 ayat 1) 4) IGT dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang; (psl 23 ayat 1) 5) Pemerintah/Pemda dalam menyelenggarakan IGT dapat bekerjasama dengan BIG. (psl 23 ayat 3)



7



Beberapa standarisasi yang ada pada pemetaan tematik yaitu tersaji pada Tabel 1. Tabel 1 1 SNI yang dihasilkan pada pemetaan tematik



Standarisasi informasi tematik relatif lebih sulit, karena banyaknya pelaku yang menghasilkan IGT. Dalam dunia teknis standard sangat menentukan apa produknya diminati



masyarakat.



Misal peralatan



listrik, peralatan air dan termasuk Alat tulis kantor. Bisa dipastikan produk-produk yang tidak standard akan ditinggalkan, karena kesulitan pemakaiannya.



Demikian



pula



standarisasi



pemetaan



tematik



walaupun sulit tetap harus dilakukan, bisa dibayangkan pengguna kesulitan menggabungkan dua peta tematik apa bila tidak standard. Standard pada pemetaan tematik mulai dari sistem yang digunakan, sistem klasifikasi, metadata, metode dan penyajian dan layout cetak. Manajemen Sumberdaya Lahan (MSDL) adalah satu dari jurusan dari program studi Agroekoteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.ilmu MSDL (ilmu tanah) adalah suatu ilmu pemanfaatan suatu lahan dalam skala kecil ataupun besar secara optimal, namun pemanfaatan tersebut tentu mempunyai korelasi positif dengan hukum lingkungan. Yang bertindak sebagai obeknya adalah tanah hingga lahan dalam skala landsakap. Dari objek terssbut manusia sebagai subjek harus mengelola dengan berbagai cara dan sedemikian rupa sehingga objek tersebut dapat memberikan manfaat secra berkelanjutan.



8



III METODE PELAKSANAAN 3.1



Waktu dan Tempat Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada bulan Juli2014 –



September 2014 bertempat di Badan Informasi Geospasial (BIG). 3.2 Metode Pelaksanaan Bentuk pelaksanaan kegiatan ini ialah magang kerja di Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan metode yang digunakan meliputi: a. Orientasi Orientasi keadaan secara umum di Observasi keadaan umum di Badan Informasi Geospasial (BIG) yang meliputi: lokasi, area, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja dan kegiatan pemetaan yang dilakukan. b. Partisipasi aktif Keikutsertaan dalam setiap kegiatan pemetaan yang meliputi: pengorganisasian pekerja, pengamatan teknik pembuataan peta, dan teknik produksi peta berstandarkan nasional. c. Diskusi dan wawancara Diskusi dan wawancara merupakan bentuk pelaksanaan praktek kerja langsung untuk memperoleh informasi, penjelasan dan pemahaman dari kegiatan yang dilakukan serta memperoleh keterangan dari pihak instansi mengenai hal-hal yang ingin diketahui dan dibutuhkan berkaitan dengan tujuan praktek baik secara langsung maupun tidak langsung. d. Pengumpulan data Pengumpulan data dari magang kerja meliputi : a. Pengumpulan data primer Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan ikut serta praktek kerja secara langsung sesuai dengan aktivitas yang sedang berlangsung di Badan Informasi Geospasial (BIG), serta diskusi dan wawancara dengan staff Badan Informasi Geospasial (BIG).mengenai teknik pembuatan peta yang baik dan benar. b. Teknologi Pengindraan Jauh



9



Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala c. Pengumpulan data sekunder Data sekunder diperoleh dari data luar seperti literatur-literatur yang memuat tentang tanaman jagung atau segala sesuatu yang menyangkut pemetaan. e. Input Data a. Data Vektor i. Koreksi Geometri Koreksi geometrik merupakan proses yang mutlak dilakukan apabila posisi citra akan disesuaikan atau ditumpang-susunkan dengan peta-peta atau citra lainnya yang mempunyai sistem proyeksi peta. ii. Digitasi Kegiatan digitasi peta merupakan konversi data analog ke dalam format digital yaitu data raster ataupun data vektor. iii. Pengisian Atribut Pengisian data atribut ini berdasarkan data skunder yang berupa tabel b. Data Raster i. Rasterisasi Data Proses pengubahan data vektor menjadi data raster. Dengan kata lain, mengubah data yang merupakan satu rangkaian poin-poin ke dalam bentuk data yang merupakan satu rangkaian sel terpisah dengan nilainya masing-masing. Rasterisasi berguna dalam hal SIG, khususnya dalam hal pemetaan, yaitu saat ingin mengetahui koordinat suatu titik di suatu daerah, rasterisasi juga memudahkan dalam operasi overlay. ii. Interpolasi Metode untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang telah diketahui. Dalam pemetaan, interpolasi adalah proses



10



estimasi nilai pada wilayah yang tidak disampel atau diukur, sehingga terbentuk peta atau sebaran nilai pada seluruh wilayah.



f. Analisa Data Analisa data ini tahap interpretasi suatu data. Analisis harus mem g. Penyusunan Layout Penyusunan layout peta mengacu pada layout BIG yang merupakan layout berdasarkan SNI.Layout peta harus memperhatikan unsur peta yang berpedoman pada standar peta yang disusun BIG, meliputi judul, mata angin, skala, koordinat, legenda, penyusun, dan tahun pembuatan peta. 3.3



Jadwal Kegiatan Magang Kegiatan magang kerja ini akan dilaksanakan selama 3 bulan, pada



bulan Juli 2014- September 2014 di Badan Informasi Geospasial (BIG). Saran dan rekomendasi sangat penulis perlukan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan.



11



DAFTAR PUSTAKA Kraak, M.J., Ormeling, F., 2007, Kartografi Visualisasi Data Geospasial, Edisi kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Miswar Dedy, 2013. Kartografi Tematik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung Mulyanto Darmawan,2011. Sistem informasi Geografi (SIG) dan Standarisasi Pemetaan Tematik1. Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) Wiradisastra.Daftar Pustaka Barus.Baba.Laboraturium Pengindraan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. 2002.



12