Proposal Pemberdayaan Masyarakat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBERDAYAAN MENYUSUN PROPOSAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT



Disusun oleh : Putu Ayu Sutarini Dewi I Gede Andre Krisnandha Swara Ketut Elfirasani Gde Aryya Astawa Putrayana



(P07120216073) (P07120216074) (P07120216075) (P07120216076)



SEMESTER V / 3 B KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D IV JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2018/2019



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam memamfaatkan sumber daya yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA) yang tersedia dilingkungannya agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Namun upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa kemandirian masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang kuat dalam berpartisipasi dalam proses pemberdayaan. Masyarakat dalam hal ini menjadi pelaku atau pusat proses pemberdayaan. Hal ini juga dikuatkan oleh pendapat Sumodingrat (2009:7), yang mengemukakan bahwa masyarakat adalah makhluk hidup yang memiliki relasi sosial maupun ekonomi, maka pemberdayaan sosial merupakan suatu upaya untuk membangun semangat hidup secara mandiri dikalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing secara bersama-sama. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu adanya suatu strategi yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam mengaplikasikan strategistrategi pemberdayaan secara langsung kepada masyarakat, diperlukan suatu perencanaan dalam membuat suatu kegiatan. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan kompetensi yang cukup untuk menunjang hal-hal tersebut salah satunya adalah panduan penyusunan proposal pemberdayaan masyarakat. Dalam pembuatan makalah ini, akan dijelaskan mengenai panduan dalam menyusun proposal pemberdayaan masyarakat.



1.2 Rumusan Masalah Bagaimana tata cara penyusunan proposal pemberdayaan masyarakat?



2



1.3 Tujuan Mengetahui



tata



cara



pembuatan



proposal



pemberdayaan



masyarakat



guna



memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat berbasis pada optimalisasi potensi masyarakat agar mampu mendayagunakan dan mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada.



1.4 Manfaat Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang penyusunan proposal pemberdayaan masyarakat.



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Format Proposal Dalam penulisan proposal kegiatan, poin-poin yang harus ada dalam proposal antara lain:  Halaman Judul  Judul Proposal  Latar Belakang  Nama Kegiatan  Tema Kegiatan  Tujuan Kegiatan  Landasan Kegiatan  Waktu dan Tempat Pelaksanaan  Sasaran Kegiatan  Susunan Panitia  Susunan Acara  Rancangan Anggaran Biaya  Penutup  Pengesahan  Lampiran-Lampiran Poin-poin di atas perlu disesuaikan dengan jenis proposal yang diajukan. Jika memang tidak perlu, maka tidak ditulis. Contohnya, proposal pengajuan dana operasional poskesdes, maka tidak perlu menulis susunan panitia, susunan acara dan lain-lain yang memang sekiranya tidak perlu. 1. Halaman Judul Halaman judul merupakan lembar tersendiri, memuat : a. Judul kegiatan yang diajukan b. Departemen/divisi yang melaksanakan kegiatan c. Lambang Poltekkes Denpasar atau kegiatan yang diajukan d. Penempatan lambang kop surat instansi tertinggi sebelah kiri dan instansi yang melaksanakan sebelah kanan. 4



e. Penulisan instansi tidak boleh disingkat, contoh tulisan POLTEKKES ditulis Politeknik Kesehatan. Desain untuk memperindah halaman judul diperbolehkan dengan catatan :  Tetap menunjukan formalitas  Menarik dan tidak berlebih-lebihan  Memuat ketentuan pembuatan halaman judul 2. Judul Proposal Judul proposal kegiatan dibuat singkat dan jelas. Harus dapat mengambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan. Perlu diperhatikan pemenggalan kata yang tepat saat pergantian baris. Judul proposal diletakkan pada baris pertama sebelum latar belakang. 3. Latar Belakang Latar belakang berisi hal-hal yang melatarbelakangi keinginan/daya dorong untuk melaksanakan kegiatan yang diajukan. 4. Nama Kegiatan Nama kegiatan merupakan nama kegiatan yang diajukan. Disajikan secara menarik untuk publikasi. 5. Tema Kegiatan Tema kegiatan adalah tema dari pelaksanaan kegiatan yang diajukan, merupakan materi yang diangkat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. 6. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan adalah hal yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan yang diajukan. 7. Landasan Kegiatan Landasan kegiatan adalah hal yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang diajukan. 8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Harus dijelaskan waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan secara tepat dan jelas. 9. Sasaran Kegiatan



5



Sasaran kegiatan yang merupakan objek yang menjadi sasaran dari pelaksanaan kegiatan yang diajukan. Contoh dalam suatu kegiatan “Pelatihan Kader dalam Pengisian KMS Balita”, sasaran kegiatannya adalah para kader. 10. Susunan Panitia Susunan panitia merupakan pelaksana dari kegiatan yang diajukan. Harus disusun secara jelas dengan sistematika yang mudah dipahami. 11. Susunan Acara Susunan acara merupakan pelaksanaan dari kegiatan yang diajukan. Harus disusun secara jelas dengan sistematika yang mudah dipahami. Denngan minimal memuat unsur waktu, kegiatan, tempat dan penanggungjawab (contoh terlampir). 12. Rancangan Anggaran Biaya Merupakan rancangan perkiraan pengeluaran yang akan digunakan dalam kegiatan yang diajukan. Format anggaran terdiri atas, nomor urut, kebutuhan seksi, volume, jumlah (contoh terlampir). 13. Penutup Merupakan kata penutup dari proposal yang diajukan.Berisi kata harapan dan terima-kasih. 14. Pengesahan Bagian pengesahan digabung dengan sub bab sebelumnya (tidak dibuat dalam lembar tersendiri) yang berisi :  Tanggal pengesahan  Instansi pelaksana kegiatan  Pengesahan Lembar pengesahan memuat judul, nama penulis dan nomor identitas. Lembar pengesahan untuk kategori mahasiswa ditandatangani oleh Pembantu Dekan/ Ketua/Direktur Bidang Kemahasiswaan lengkap dengan stempel PerguruanTinggi. Jika berasal dari institusi atau lembaga lain ditandatangani oleh ketua lembaga. Lembar pengesahan diberi tanggal sesuai dengan tanggal pengesahan. 15. Lampiran-Lampiran



6



Keterangan lain yang perlu untuk dilampirkan dalam pembuatan proposal. Khusus proposal pendelegasian perlu dilampirkan secara terpisah proposal kegiatan yang akan diikuti, dalam hal ini proposal yang dibuat oleh pihak penyelenggaraan kegiatan. 16. Lain-Lain Untuk penulisan total rancangan anggaran dana, penutup dan pengesahan dijadikan 1 (satu) halaman.



2.2 Format Tulisan Tulisan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan : 1. Naskah mulai dari Pendahuluan sampai dengan Rincian Program pelaksanaan. Naskah diketik 1½ (satu setengah) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, Times New Roman, jarak pengetikan 4cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari batas atas, dan 3 cm dari batas bawah; 2. Judul



Proposal



ditulis



menggunakan



huruf



besar



(kapital)



dengan



font



style bold (cetak tebal) dengan posisi di tengah tanpa digaris bawahi. Jarak penulisan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, Sub-bab dan kalimat dibawahnya 1½spasi. Judul bab diketik ditengah-tengah menggunakan huruf besar (kapital) dengan font style bold (cetak tebal) dan dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpadigaris-bawahi. Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (huruf kapital), kecuali kata-kata sambung, seperti yang, dari,dan. Judul anak Sub bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indentasi 1 (satu) cm yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (huruf kapital), kecuali kata-kata sambung, seperti yang, dari, dan. Alinea baru ditulis menjorok ke dalam (diberi indentation) sebanyak 7-8 karakter (sekitar 1,25 cm). 3. Penomoran Halaman Bagian awal yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota kelompok menggunakan huruf kecil romawi. Bagian Inti (tubuh/pokok) sampai dengan bagian akhir memakai angka arab dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5cm dari tepi atas (1,2,3 dan seterusnya). Nomor halaman pertama dari tiap Bab tidak ditulis tetapi tetap diperhitungkan. 7



4. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka arab diawali huruf kapital tanpa titik. 5. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab diawali huruf kapital tanpa titik.



2.3 Penyusunan Daftar Pustaka 1. Contoh umum untuk jurnal: Cara penulisan : Nama pengarang, Tahun Terbit, Judul Karya



Ilmiah,



Nama



jurnal:



nomor



volume



(nomor



terbitan):



halaman.



Contoh : Kartini, Sutarto, dan Rudy Setyo Utomo. 2007. Potensi Air Kawasan Danau Sentarum Sebagai Air Baku Untuk PDAM Kalbar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Edisi Kebijakan:01:18-30. 2. Contoh umum untuk buku: Cara penulisan : Nama Pengarang, Tahun Terbit, Judul Buku, Nama Penerbit, Tempat Terbit. Contoh : Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta. 3. Organisasi sebagai pengarang Contoh : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar. 2009. Kalbar Dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar Pontianak. 4. Skripsi/ tesis/ desertasi Cara penulisan : Nama pengarang, Tahun terbit, Judul, Nama institusi



yang



menganugerahkan



gelar,



Tempat



institusi.



Contoh : Uray Ali Umran. 1998. Upaya Peningkatan Produksi Dan Pendapatan Pekebun Karet Rakyat Melalui Pola Unit Pelaksana Poyek (UPP). Program Pasca sarjana Universitas Brawijaya : Malang. 5. Publikasi Elektronik Cara penulisan : Nama pengarang, Tahun penerbitan, Judul Karya Ilmiah, Alamat website: diakses tanggal bulan dan tahun akses. Contoh : Khairul U. 2001. Pemanfaatan B ioteknologi Untuk Meningkatkan Produksi Pertania. http://tomoutou.net/3se112/ukhairul.htm : Diakses pada tanggal 22 Januari 2008.



8



2.4 Contoh Proposal Pemberdayaan Masyarakat



PROPOSAL PELATIHAN KADER “PENGISIAN KMS BALITA” I. PENDAHULUAN Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan dalam membina masyarakat agar mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam bentuk peran serta. Hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan pengertian kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat, yang berarti bahwa masyarakat berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kesehatan. Secara operasional, ditingkat desa atau kelurahan, upaya untuk menurunkan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran salah satunya dilakukan melalui Posyandu. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan. Posyandu sebagai suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu yang merupakan kegiatan oleh dan untuk masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat, terutama para ibu dalam menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak. Posyandu pada masa orde baru, yang berfungsi sebagai pelayanan informasi kesehatan ibu dan anak, dinilai sangat efektif dalam menurunkan angka kematian bayi di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, angka kematian bayi pada tahun 2009 adalah 44/1000 angka kelahiran hidup. Pada awal tahun 1990, peran dan fungsi posyandu sangat terlihat dan bergerak. Posyandu bukan sekedar tempat menimbang berat badan balita, namun juga pelayanan gizi dan pemeriksaan ibu hamil. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, sehingga masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan dan memanfaatkan posyandu sebaik-baiknya. Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pemanfaatan posyandu. Upaya meningkatkan peran serta masyarakat antara lain melalui sistem pengkaderan. Peran serta kader dalam upaya 9



peningkatan status gizi balita merupakan hal yang sangat penting guna mendukung program pemerintah untuk mengatasi agar gizi buruk pada anak tidak bertambah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan revitalisasi posyandu. Dalam melaksanakan tugasnya, kader kesehatan sebelumnya akan diberikan pelatihan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan peningkatan status gizi balita. Pelatihan ini biasanya diadakan dua kali dalam setahun. Pelatihan yang didapatkan oleh kader berhubungan dengan peran kader sesuai dengan sistem 5 meja yang terdapat di dalam posyandu. Kader harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang status gizi balita dan bagaimana cara meningkatkan status gizi balita pada keadaan gizi buruk. Namun, sering sekali pelatihan diberikan pada kader yang sama atau dengan kata lain kader-kader yang sering mengikuti pelatihan yang selalu diikutkan kembali dalam pelatihan, sehingga kader-kader lain tidak mendapat kesempatan. Hal inilah yang memicu kurangnya peran serta kader setiap posyandu diadakan. Kurangnya ilmu dan minimnya pengalaman adalah pemicu utama kurang aktifnya peran kader kesehatan. Pemicu lainnya adalah kesibukan para kader dalam urusan rumah tangganya. Kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan, menyebabkan kader kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada petugas kesehatan dan puskesmas. Oleh karena itulah, pada saat posyandu dilaksanakan, peran kader sering sekali tidak berjalan sebagaimana mestinya. Padahal upaya penanggulangan status gizi buruk memerlukan upaya yang tepat, cepat dan menyeluruh.



II. TUJUAN 1.



Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para kader posyandu dapat melaksanakan kegiatan pengisian KMS dengan benar.



2.



Tujuan Khusus a. Kader dapat melakukan pengisian dan membaca Kartu Menuju Sehat (KMS). b. Kader mengetahui cara memantau pertumbuhan balita berdasarkan catatan KMS balita. c. Kader dapat melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita. d. Kader dapat memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan. 10



III. PESERTA PELATIHAN Peserta pelatihan adalah Kader-kader yang ada di posyandu Banjar Kertajiwa.



IV. PELATIH ATAU NARASUMBER Pelatih atau narasumber yang akan melatih peserta pelatihan adalah Ahli gizi merangkap dosen Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar atas nama Ir. Desak Putu Sukraniti, M.Kes dan Ni Made Dewantari, SKM, M.For. V. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN (Rencana Pelaksanaan Kegiatan Terlampir) Waktu



: Jumat, 29 Mei 2015



Pukul



: 08.00 – 11.00 WITA



Tempat



: Balai Banjar Kertajiwa, Biaung, Kertalangu



Alamat



: Jalan Biaung Asri, Denpasar Timur



Rencana Pelaksanaan Kegiatan



: (Terlampir)



VI. MATERI PELATIHAN A. Pengertian KMS Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya. KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke



11



Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya. B. Cara Memantau Pertumbuhan Balita Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000). a) Balita naik berat badannya bila: 



Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau







Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya



Gambar a. Indikator KMS bila balita naik berat badannya b) Balita tidak naik berat badannya bila: 



Garis pertumbuhan-nya turun, atau







Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau







Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya



12



Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya c) Berat badan balita dibawah garis merah: Artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.



Gambar c. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.



13



Gambar d. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.



Gambar e. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan f) Balita sehat, jika: Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.



C. Cara Pengisian KMS-Balita Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.



14



Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul, yaitu : 1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak. 2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir. 3. Kesalahan menimbang. 4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik. 5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan. 6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak. 7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS. 



Pada Penimbangan Pertama Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang



berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan Langkah ketiga. Langkah pertama: Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di posyandu. Langkah kedua: Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita. 1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar. 2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali. 3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS. 4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan. 5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal). 6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *) 7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0". 15



8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut. 9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap. Catatan *) 



Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut.







Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak sesuai jawaban ibu.







Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya dan catat.







Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak (dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.



Langkah ketiga: Mengisi kolom bulan lahir. Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua kolom bulan secara berurutan. Misalnya: Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya. Langkah keempat: Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita. Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan). Contoh: Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat. Langkah kelima: Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya. Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan. Misal: 



Anak tidak mau makan







Anak sakit panas







Anak diare







Anak diberi nasi tim







Ibu meninggal







Ayah di-PHK







Anak dikirim ke Puskesmas



16



Langkah keenam: Mengisi kolom pemberian imunisasi. Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan. Langkah ketujuh: Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada setiap bulan Februari dan Agustus. Langkah kedelapan: Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif. Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4. Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi dengan tanda kurang (-)







Pada Penimbangan Kedua dan Seterusnya



1. Lakukan langkah keempat Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya. 2. Lakukan langkah kelima Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan. 



Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.







Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari atau Agustus), maka jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh.







Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah kedelapan.



D. Tindakan Berdasarakan Catatan Dalam KMS Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMSBalita. 17



Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah grafik. Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah: 



Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi seimbang.







Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu.



Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya. Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan. Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan tersebut dicatat dalam KMSBalita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak naik atau di bawah garis merah (BGM). Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut: 1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi.. 2. Jika garis pertumbuhan tidak naik : a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya. b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain. c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan lain.



18



3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain a. Jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-Pemulihan). b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati jika ada penyakit penyerta.



VII. METODE PELATIHAN Metode pelatihan pada pelatihan kader dalam pencatatan KMS yang digunkan adalah ceramah, diskusi, dan simulasi. Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Metode diskusi adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. Materi tentang KMS beserta cara pengisian KMS akan disampaikan secara ceramah oleh narasumber dan didalam diskusi akan di praktekan secara langsung pengisian dari KMS tersebut. Simulasi adalah suatu kegiatan dan proses yang dikondisikan sama dengan keadaan aslinya.



VIII. PROSES PELATIHAN KADER a. Persiapan Adapun persiapan dalam proses pelatihan kader ini adalah : 



Menyiapkan tempat pelatihan.







Menyiapkan kader yang akan dilatih







Menyiapkan pelatih yang terlatih dan mampu







Menyiapkan alat bantu, media, dan metode yang akan digunakan.







Menyiapkan materi yang akan dibawakan pada saat pelatihan kader.







Menyiapkan transportasi.







Menyiapkan snack untuk konsumsi.



19



b. Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader



Kegiatan No



Pelatihan



Kegiatan Pelatih



Kegiatan Kader



Waktu



Media



1. Administrasi



10



Form



menit



absen



2 menit



PPT



Kader 1.



Kegiatan



1. Administrasi



awal 2. Pembagian Snack



2. Pembagian Snack



3. Mempersilahkan dan



3. Menjawab



memberi salam



1 menit



salam



4. Memperkenalkan diri



4. Menyimak dan



3 menit



mendengarkan 5. Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan



5. Mendengar dan menyimak



6. Menggali permasalahan



6. Menjawab



3 menit



pertanyaan dan memberi informasi 7. Menyimpulkan



7. Mendengar dan 8 menit



permasalahan sementara 8. Melakukan pretest



menyimak 8. Mengisi KMS



dengan menguji



sesuai kasus



keterampilan kader



yang diberikan.



8 menit



KMS



20



PPT



dalam mengisi KMS. 2.



Kegiatan inti



1. Menjelaskan materi



1. Menyimak dan



penyuluhan yang



memperhatikan menit



dan



meliputi :



fotoco



a. Pengertian KMS



py



b. Manfaat KMS



materi 20



c. Cara memantau pertumbuhan balita d. Cara pengisian KMS balita e. Tindakan berdasarkan catatan dalam KMS f. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil penimbangan g. Nasehat perkembangan anak 2. Melakukan simulasi



2. Mengisi KMS



(pretest) pengisian KMS



15



KMS



menit



dengan kasus-kasus yang telah dipersiapkan oleh pelatih dengan alat peraga asli KMS. 3. Melakukan evaluasi



3. Menyimak dan



mengenai simulasi



3 menit



memperhatikan



4. Memberi kesempatan



4. Bertanya



2 menit



5. Menyimak dan



3 menit



kader bertanya 5. Menyimpulkan



memperhatikan 3.



Penutup



1. Memberikan ucapan



1. Mendengar dan 2 menit



terima kasih dan salam penutup



21



menjawab



PPT



c. Evaluasi Yang akan dievaluasi pada pelatihan kader ini adalah keterampilan kader dalam mengisi KMS. Cara evaluasinya adalah mengecek langsung hasil pengisian KMS kader pada saat simulasi dan langsung memberikan arahan. IX. Alat Bantu Adapun alat bantu yang digunakan dalam proses perencanaan pelatihan kader ini adalah : 



KMS







Soft copy materi







Power Point mengenai maateri pelatihan kader







Laptop







LCD



X. SUSUNAN KEPANITIAAN (terlampir)



XI. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (terlampir)



XII. PENUTUP Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperlukan dan tidak hanya bermanfaat bagi balita, tetapi juga bagi ibu-ibu, dan staf kesehatan. Dengan KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita dengan baik., Dengan dilaksanakannya pelatihan pengisian KMS, kader diharapkan dapat lebih tau mana yang benar tentang bagaimana cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi dan membaca KMS balita dengan benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan.



22



Lampiran



RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN KADER DI BANJAR KERTAJIWA, BIAUNG TANGGAL 29 MEI 2015



No



Memberitahukan 1



Tanggal



Kegiatan



pelatihan



22/5/155 24/5/155 25/05/155 26/5/15 28/5/15 29/05/15 30/05/15 rencana



kepada



klian



banjar 2



3 4 5



Membentuk



organisasi



pelaksana Menyiapkan



X tempat



pelatihan Menyiapkan alat



X



X



X



X



X



X



X



Mengundang peserta/sasaran



X



6



Menyiapkan susunan acara



7



Melaksanakan pelatihan



X



8



Melakukan evaluasi



X



9



Membuat laporan



X



X



X



23



Lampiran SUSUNAN KEPANITIAAN



Pelindung



: Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar



Penasehat



: Tim Dosen Mata Kuliah PKG II



Penanggung Jawab



: Ir. Desak Putu Sukraniti, M.Kes.



Ketua



: I Made Sulang Aryawan



Sekretaris



: Komang Indah Satya Dewi



Bendahara



: Ni Wayan Riska Pratiwi



Seksi-Seksi 1. Sie Acara Koordinator



: Ida Ayu Widiastuti



Anggota



: Ni Nyoman Mia Anggreni



2. Sie Demontrasi Koordinator



: Wayan Putri Cahyani



Anggota



: Kadek dwi antari



3. Sie Dokumentasi Koordinator



: Nyoman Kusuma Wardhani



Anggota



: Luh Wy. Ricka Putri Artajaya



4. Sie Humas Koordinator



: Debby Santika Gunawan



5. Sie Perlengkapan Koordinator



: Kadek Rendra Prastya



Anggota



: Gusti Ari Sunia Dewi



6. Sie Kerohanian Koordinator



: Ni Wayan Ratih Puspa Dewi



7. Sie Kebersihan dan Keamanan Koordinator



: Dewa Putu Handika Gautama



8. Sie Konsumsi Koordinator



: Putu Ayu Ratih Adnyani



Anggota



: Gusti Ayu Made Ratih Muliani 24



Lampiran RANCANGAN ANGGARAN BIAYA PENGISIAN KMS



1. Sie Sekretariat a. Biaya print dan foto copy proposal



Rp. 100.000



2. Sie Demontrasi a. Biaya print dan foto copy KMS



Rp. 30.000



3. Sie Dokumentasi a. Biaya cetak foto : 20 lembar @1500



Rp. 30.000



4. Sie Humas a. Biaya Print dan Foto Copy



Rp. 50.000



5. Sie Perlengkapan a. Meja : 5 buah @10.000



Rp. 50.000



b. Kursi : 50 buah @1.000



Rp. 50.000



c. Timbangan anak : 1 buah



Rp. 400.000



d. Spanduk: 2 buah @50.000



Rp. 100.000



e. Banner: 1 buah @90.000



Rp. 90.000



f. Leaflet : 100 lembar @150



Rp. 15.000



g. Poster : 3 lembar @10.000



Rp. 30.000



6. Sie Rohani a. Pejati: 3 buah @50.000



Rp. 150.000



b. Canang: 1 bungkus @12.000



Rp. 12.000



c. Dupa: 1 bungkus @10.000



Rp. 10.000



d. Rarapan: 1 bungkus @10.000



Rp. 10.000



e. Sesari



Rp. 50.000



7. Sie Kebersihan dan Keamanan a. Sapu : 2 buah @4.000



Rp. 8.000



b. Serok : 1 buah @3.000



Rp. 3.000



c. Tempat Sampah : 2 buah @ 5.000



Rp. 10.000



d. Polybag: 10 buah @1500



Rp. 15.000 25



8. Sie Konsumsi a. Snack : 25 kotak



Rp. 150.000



b. Nasi Kotak : 25 kotak @10.000



Rp. 250.000



c. Aqua : 2 dus @24.000



Rp. 48.000 ----------------TOTAL



:



26



Rp.1.661.000



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam upaya pemberdayaan masyarakat perlu adanya suatu strategi yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam mengaplikasikan strategi-strategi pemberdayaan secara langsung kepada masyarakat, diperlukan suatu perencanaan dalam membuat suatu kegiatan. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan kompetensi yang cukup untuk menunjang hal-hal tersebut salah satunya adalah panduan penyusunan proposal pemberdayaan masyarakat. Dalam menyusun proposal pemberdayaan terdapat beberapa yang perlu diperhatikan antara lain format proposal , format penulisan daftar pustaka serta format tulisan dalam pembuatan proposal. Dengan adanya panduan pembuatan proposal pemberdayaan diharapkan dapat membantu penulis membuat proposal pemberdayaan yang baik dan benar.



27



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2009. Terdapat pada: http://re-shanez.blogspot.com/2009/03/pengisian-kms.html Diakses pada tanggal: 20 September 2018. Anonim.



Terdapat



pada:



http://www.slideshare.net/Sukistinah/metode-promosi-kesehatan



Diakses pada tanggal: 20 September 2018. Tersedia pada : http://www.academia.edu/9347479/Modul_Pelatihan_Posyandu diakses pada tanggal 20 September 2018. Tersedia



pada



:



http://www.academia.edu/9983979/Pedoman_pelatihan_kader_posyanduPresentation_Tr anscript diakses pada tanggal 25 Mei 2015 Tersedia pada : https://gizimu.wordpress.com/download/pelatihan-kader-posyandu-2/ diakses pada tanggal 20 September 2018.



28