Proposal Penelitian Edit Print [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EVALUASI PRODUKTIVITAS MESIN BOR PADA KEGIATAN EKSPLORASI PT. SUMBAWA TIMUR MINING KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROPOSAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Teknik Pertambangan



Oleh: SUPRIADIN 20310156



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI SUMBER DAYA ALAM INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA 2022



EVALUASI PRODUKTIVITAS MESIN BOR PADA KEGIATAN EKSPLORASI PT. SUMBAWA TIMUR MINING KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT



Disusun Oleh: Supriasdin 20310156



Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Tanggal :



Pembimbing Utama



Pembimbing Pendamping



Ika Arsi Anafiati, S.T., M.Sc NIDN: 0525118602 Andi Pranajati, S.T., M.T NIDN: 0512088001



Mengetahui, Ketua Prodi Teknik Pertambangan



Ika Arsi Anafiati, S.T., M.Sc NIDN: 0525118602



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur di panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul “Evaluasi Produktivitas Mesin Bor Pada Kegiatan Eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis mulai dari awal perkuliahan hingga tersusunnya proposal skripsi ini, terkhususkepada: 1.



Prof. Dr. Ir. H. Chafid Fandeli selaku Rektor Institut Teknologi Yokyakarta



2.



Warniningsih, S.T., M.Kes selaku Dekan Fakultas Sumber Daya Alam



3.



Ika Arsi Anafiati, S.T., M.Sc selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu dalam membantu penyusunan proposal skripsi.



4.



Andi Pranajati, S.T., M.T selaku dosen pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu dalam membantu penyusunan proposal skripsi.



5.



Hakim Erlangga Bernando Sakti, S.T., M.T selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam membantu penyusunan proposal skripsi.



6.



Seluruh pihak yang telah membantu. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan proposal



skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan nilai tambah bagi para pembaca.



Yogyakarta, 05 Oktober 2022



Penulis



iii



DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii KATA PENGANTAR.....................................................................................iii DAFTAR ISI...................................................................................................iv DAFTAR TABEL...........................................................................................v DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1.1 Latar Belakang.................................................................................1 1.2 Batasan Masalah...............................................................................2 1.3 Batasan Masalah...............................................................................2 1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................2 1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................3 1.6 Keaslian Penelitian...........................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 2.1 Pemboran Eksplorasi........................................................................9 2.2 Pengenalan Pemboran dan Pertimbangan Pemilihan Metode Pemboran...........................................................10 2.3 Sistem Klasifikasi Metode Pemboran..............................................11 2.3.1 Metode Pembuatan Lubang....................................................11 2.3.2 Metode Pembersihan Dan Penyetabilan Lubang....................12 2.3.3 Kedalaman Dan Ukuran Lubang............................................13 2.4 Sistem Pemboran Mekanik..............................................................14 2.5 Mesin Bor.........................................................................................17 2.6 Umur Dan Kondisi Mesin Bor.........................................................18 2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Mesin Bor.................20 2.8 Klasifikasi Massa Batuan Untuk Keperluan Pemboran...................22 2.9 Kerangka Berpikir............................................................................24 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 3.1 Deskripsi Wilayah............................................................................25 3.2 Objek Penelitian...............................................................................26



iv



3.3 Rancangan Penelitian.......................................................................26 3.4 Alat Dan Bahan Penelitian...............................................................26 3.5 Tahapan Penelitian...........................................................................27 3.6 Jadwal Penelitian..............................................................................29 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................



v



DAFTAR TABEL Tabel.1.1. Keaslian Penelitian......................................................................5 Tabel.2.1. Kekerasan dan Kekuatan.............................................................21 Table 3.1 Rencana Jadwal Penelitian...........................................................29



vi



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Tipe Pemboran Berdasarkan Center Lubang...........................13 Gambar 2.2. Contoh Tipe Pengeboran Berdasarkan Pembersihan Lubang...............................................................13 Gambar 2.3. Contoh Tipe Pengeboran Berdasarkan Kedalaman Dan Ukuran Lubang............................................14 Gambar 2.4. Peralatan Pemboran Pada Rotary Drilling...............................15 Gambar 2.5. Peralatan Pemboran Pada Percussive Drilling........................16 Gambar 2.6. Peralatan Pemboran Pada Rotary Pecussive Drilling..............17 Gambar 2.7. Peta Kesampaian Daerah.........................................................27 Gambar. 3.1. Kerangka Berpikir..................................................................25 Gambar 3.2. Tahapan Penelitian..................................................................28



vii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang PT. Sumbawa Timur Mining (STM) adalah perusahaan swasta Indonesia pemegang Kontrak Karya Generasi ke-7 (Kontrak Karya). Saham STM dimiliki oleh Eastern Star Resources Pty Ltd (ESR), anak perusahaan yang 100% sahamnya dimilik Vale SA, dan PT Antam Tbk (Antam). ESR memiliki 80% dan Antam memiliki 20% sisanya. PT. Sumbawa Timur Mining sedang melakukan kegiatan eksplorasi detail tembaga dan emas di kawasan hutan Hu’u-Daha Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada Juni 2013 awal mula PT. STM melakukan kegiatan pemboran sehingga ditemukan deposit onto dengan lubang bor VHD034 memotong mineralisasi Cu-Au yang signifikan mulai dari kedalaman 548m hingga 835m (akhir lubang). Pengeboran lebih lanjut dilakukan di daerah sekitar lubang bor VHD034 dan menghasilkan irisan yang sangat signifikan dengan lubang bor VHD037 yang memberi keyakinan adanya temuan deposit Onto. Mesin yang digunakan oleh PT. Sumbawa Timur Mining masih dalam kategori mesin baru sehingga perusahaan menargetkan pengeboran pada kedalaman 1300–1500 meter dengan mengunakan jasa Boart Loangyear, tipe LF 90 c dan menggunakan metode Rotary Hydrolik. Menurut laporan PT. STM (2019) perkiraan potensi sumber daya mineral ini memiliki total tertunjuk sebesar 1,1 miliar ton tembaga dan 0,58 miliar ton emas dengan total potensi sumber daya mineral tereka sebesar 1,0 miliar ton tembaga dan 0,49 miliar ton emas yang diumumkan dari analisa 108 lubang bor dengan total kedalaman 115.591 meter di dalam kawasan Onto dan target eksplorasi sebesar 0,6-1,7 miliar ton tembaga dan 0,1-0,3 miliar ton emas yang ditetapkan di sekitar lokasi sumber daya mineral. (Siaran Pers PT. Sumbawa Timur Mining)



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Batuan induk sumber daya Onto terdiri dari batuan terobosan dan breksi polimik yang telah terubah menjadi kwarsa, alunit, piropilit advanced argillic, yang berada dibawah andesit dan sedimen yang kurang terubah. Tembaga pada umumnya terdapat sebagai covellite tersebar dan urat covellite-pirit dalam blok memanjang berukuran paling sedikit 1.5 x 1 km dengan ketebalan vertikal lebih dari 1 km. Zona mineralisasi terdapat pada ubahan advanced argillic yang menerus hingga ketebalan 1.300 m. Pada kegiatan pemboran eksplorasi di PT. Sumbawa Timur Mining, sering terjadi stang bor patah saat melakukan pemboran, sehingga mempengaruhi waktu produktivitas mesin bor. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Sumbawa Timur Mining dengan judul “Evaluasi Produktivitas Mesin Bor Pada Kegiatan Eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining”. 1.2



Rumusan Masalah 1.



Bagaimana pengeboran mesin bor pada kegiatan eksplorasi PT.Sumbawa Timur Mining?



2.



Faktor apa saja yang menghambat produktivitas mesin bor pada kegiatan eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining?



3.



Bagaimana upaya untuk meningkatkan target produksi pada kegiatan pengeboran eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining?



1.3



Batasan Masalah Untuk menghindari adanya salah penafsiran serta menjaga agar penelitian ini tetap fokus dalam membahas pokok permasalahan, maka masalah yang akan diteliti perlu dibatasi. Dari permasalahan di atas peneliti membatasi penelitian ini: 1.



Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sumbawa Timur Mining.



2.



Penelitian ini dilaksanakan pada kegiatan pemboran.



3.



Penelitian ini hanya membahas produktivitas mesin bor, faktor penghambat dan upaya meningkatkan target produksi.



1.4



Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



yang hendak dicapai yaitu : 1.



Mengetahui pengeboran mesin bor pada kegiatan eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining.



2.



Mengetahui faktor yang menghambat mesin bor pada kegiatan eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining.



3.



Mengetahui upaya untuk meningkatkan target produksi pada kegiatan



pengeboran PT. Sumbawa Timur Mining. 1.5



Manfaat Penelitian 1



Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai program studi strata satu (S1) program studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Sumberdaya Alam Institut Teknologi Yogyakarta. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain dalam melaksanakan tugas akhir.



2



Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan untuk mengatasi hambatan-hambatan dihadapi sehingga dapat mencapai target produksi yang diharapkan.



1.6



Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, Penelitian dengan Judul Evaluasi Produktivitas Mesin Bor Pada Kegiatan Eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat tema tentang pemboran (drilling). Perbedaan penelitian ini dengan peneliti lain yaitu : 1.



Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supratma, Anshariah, Hasbi Bakri 2017, pada PT. Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep bahwa mesin bor belum memenuhi atau mendukung target produksi pemboran secara keseluruhan, dimana target produksi yaitu 40-50 lubang ledak/hari.



2.



Hasil penelitian oleh Razak Karim, Roberto Djangu 2021, pada PT. Tri Usaha Baru di Kabupaten Halmahera Barat bahwa mesin bor belum memenuhi atau mendukung target pemboran secara maksimal karena waktu kerja yang seharusnya tersedia 02.41 menit.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



3.



Hasil penelitian dilakukan Haliq, et al. (2021), pada PT.Vale Indonesia. Tbk bahwa kecepatan mesin pengeboran akan cenderung menurun pada setiap lapisan karena semakin kerasnya lapisan tanah laterit. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa target produksi



pada kegiatan mesin bsor di perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mengalami penurunan kinerja mesin sehingga tidak mencapai target produksi.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No. 1.



Peneliti & Tahun Penelitian Supratma,



PT. Semen



Produktivitas



Untuk



Pengambilan



Hasil penelitian dari perhitungan produktivitas kinerja



Anshariah,



Tonasa,



Kinerja Mesin



mengetahui



data,



mesin bor dalam pembuatan lubang ledak, dapat



Hasbi



Kabupaten



Bor Dalam



kemampuan



pengolahan



diketahui jenis alat bor yang digunanakan yaitu alat



Bakri 2017



Pangkep



Pembuatan



kinerja mesin



data, analisis



bor Furukawa HCR 1500-ED menggunakan 3 steel



Lubang Ledak



bor dalam



data



dengan kemampuan pemboran yaitu 32 lubang



Di Quarry,



pembuatan



ledak/hari



Batugamping



lubang ledak.



meter/menit,efisiensi



Lokasi



Judul



Tujuan



Metode



Hasil



dengan



kecepatan



pemboran



kerja



bor



alat



76,73



1,51 %,



B6 Kabupaten,



ketersediaan alat (PA)84,99 %, efisiensi mekanis



Pangkep



(MA) 85,31 %, efisiensi pemakaian alat (UA) 90,23



Propinsi



%, dan efisiensi waktukerja (EU) 76,73 %. Dari hasil



Sulawesi



tersebut belummemenuhi atau mendukung target



Selatan



produksi pemboran secara keseluruhan, dimana target produksinya yaitu 40-50 lubang ledal/hari.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



No. 2



Peneliti & Tahun Lokasi Penelitian Razak PT. Tri Usaha



Studi



Untuk



Data Primer



Hasil penelitian dalam kegiatan pengeboran ini



Karim,



Baru



Produktivitas



mengetahui



Data



perlunya di lakukan perhitungan produktivitas kinerja



Roberto



yang berada



Kinerja



Alat



produktivita



Sekunder



dari alat bor tersebut agar dapat mengetahui dalam



Djangu



di Kabupaten



Bor



Pada



s kinerja alat



Pengolahan



satu kali pengambilan inti (core) memakan waktu



2021



Halmahera



Pengeboran



bor



data



berapa menit. PT. Tri Usaha Baru memiliki 3 unit Rig



Barat



Eksplorasi



hambatan



Jacro dengan cycle time yang di dapatkan pada



Endapan Emas



pada proses



masing- masing Rig yaitu Jacro 150 dalam satu kali



PT.Tri



pemboran



run length 30 menit dengan kedalaman 1.50 meter,



sendiri



Judul



Tujuan



Usaha



dan



Metode



Hasil



Baru di Loloda



kecepatan pemboran di peroleh 0,5 meter/menit,



Utara



dengan waktu membor dalam satu shift kerja 08 jam



Kabupaten



untuk Jacro 150 di peroleh kecepatan pemboran 1,69



Halmahera



meter/jam, dan di peroleh efesiensi kerja alat 15.49%,



Barat



Jacro 200 dalam satu kali run length 20 menit, dengan kedalaman 80 cm, kecepatan pemboran di peroleh 04 meter/menit, dengan waktu membor dalam satu shift kerja 08 jam untuk Jacro 200 di peroleh kecepatan pemboran 1.7.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



meter/jam. dan di peroleh efesiensi kerja alat 20.71%. dan Jacro 300 dalam satu kali run length adalah 30 menit dengan kedalaman 1.20 meter, di peroleh kecepatan pemboran 04 meter/menit, dengan waktu membor dalam satu shift 08 jam untuk Jacro 300 di peroleh kecepatan pemboran 2.18 meter/jam, dan di peroleh efesiensi kerja adalah 21,53%. Dari hasil efesiensi kerja alat tersebut belum memenuhi atau mendukung target pemboran secara maksimal, karena waktu kerja yang seharusnya dalm satu shift 8 jam, namun yang didapatkan pada ketiga Rig Jacro adalah : (1) Jacro 150. 07.09’jam dan waktu yang tersedia 51 menit. (2) Jacro 200. 07.25’jam dan waktu yang tersedia 35 menit. (3) Jacro 300. 05.19’jam dan waktu yang tersedia 02.41 menit.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Peneliti & Tahun Lokasi No. Penelitian 3 Haliq Tri PT. Vale Andono, Indonesia Tbk Deniyatno, Erwin unit Pomalaa Anshari 2021



Judul Analisis Kecepatan Pengeboran Eksplorasi Pada Zonasi Nikel Laterit PT. Vale Indonesia Tbk Blok 1 Unit Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



Tujuan Untuk menganalisis profil nikel laterit, menentukan kecepatan pengeboran disetiap lapisan profil nikel laterit dan menentukan hubungan antara kecepatan pengeboran dan karakteristik tanah



Metode Data primer, data sekunder, pengolahan data, analisis data



Hasil Hasil penelitian dari analisis pengolahan data ketebalan lapisan laterit bervariasi yang terdiri dari lapisan top soil, limonite, saprolite, dan bedrock. Kecepatan pengeboran zonasi nikel laterit pada titik bor C261713: Top soil ketebalan 2 meter 0,018 (m/s), Limonite ketebalan 3 meter 0,007 (m/s) Saprolite ketebalan 5 meter 0,001 (m/s). Semakin dalam memasuki zona laterit, maka kecepatan pengeboran mengalami penurunan. Hubungan kecepatan pengeboran zonasi nikel laterit dan karakteristik tanah pada titik bor C261713: Top soil yaitu 0,018 (m/s) dengan karakteristik tanah kuat tekan bebas 0,033 (kg/cm2). Limonite yaitu 0,007 (m/s) dengan karakteristik tanah kuat tekan bebas 0,035 (kg/cm2). Saprolite yaitu 0,001 (m/s) dengan karakteristik tanah kuat tekan bebas 0,041 (kg/cm2). Semakin keras lapisan tanah laterit, maka kecepatan pengeboran akan cenderung menurun disetiap lapisannya.



|



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Pemboran Eksplorasi Pemboran adalah pembuatan lubang eksplorasi yang diameter relatif kecil bila di bandingkan dengan kedalamannya. Pemboran ini biasanya di lakukan pada batuan atau formasi batuan dalam rangka pengumpulan data informasi dan pengambilan contoh (sample). Kegiatan pemboran merupakan salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan salah satu nya mineral logam (emas dan tembaga). Pengeboran adalah salah satu metode yang digunakan dalam suatu proses eksplorasi pertambangan untuk memberikan informasi data keadaan bawah tanah melalui garis lubang pengeboran. Dari setiap pemboran biasanya dibuat sebuah laporan pemboran dimana, di dalamnya dicatat dengan cermat material-material apa saja yang telah ditemukan, selain itu juga kecepatan penetrasai dan perilaku material terhadap alat pemboran. (Anggayana, 2005) Pemboran puncak



dari



eksplorasi



merupakan



seluruh kegiatan eksplorasi,



pekerjaan ini biasanya dilakukan kerjasama antara bagian eksplorasi dan pemboran. Operasi pemboran bertujuan membuat lubang secara cepat, murah dan aman hingga menembus formasi produktif di bawah permukaan. Hasil pemboran yang dinamakan lubang sumur atau well hole tersebut dilanjutkan dengan pemasangan pipa selubung berupa casing dan dilanjutkan dengan penyemenan. Langkah selanjutnya adalah pemasangan peralatan produksi untuk memproduksikan minyak atau gas dari formasi produktif. (Datu, 2014) Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang di lakukan adalah untuk menentukan zona mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat di hentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|9



2.2



Pengenalan Pemboran dan Pertimbangan Pemilihan Metode Pemboran Menurut Anggayana, K dan Haris, A (2005), sebelum dipaparkan lebih jauh tentang metode dan peralatan pemboran. Beberapa istilah yang dijumpai dalam operasi pengeboran antara lain: 1.



Tipe pemboran adalah jenis-jenis proses pengeboran dimana masingmasing tipe pemboran bisa menerapkan berbagai macam metode pembuatan lubang dan pembersihan lubang.



2.



Teknik pemboran adalah segala sesuatu yang berhubungan pada sebuah tipe pemboran sehingga proses pemboran menjadi lebih efektif dan efisien.



3.



Metode pembuatan lubang adalah prosedur untuk memberaikan material terkonsolidasi maupun tak terkonsolidasi dalam proses pemboran.



4.



Metode pembersihan lubang adalah prosedur untuk membersihkan cutting dari lubang bor.



5.



Metode penyetabilan lubang adalah prosedur untuk menjaga lubang bor tetap terbuka, mencengah terjadinya gua-gua atau terjadinya runtuhan dinding lubang bor. Pemilihan metode pemboran adalah metode untuk menentukan



metode dan jenis bor yang digunakan. (Tim Pusdiklat SDA, 2018) Hal ini tergantung dari : 1.



Kondisi topografi area pemboran. Topografi yang lerengnya terjal seperti di pegunungan maka jenis bornya berbeda kalau dilakukan di daerah yang landai.



2.



Kondisi formasi batuan/litologi dan Geohidrologi setempat. Untuk batuan atau litologi yang keras jenis mata bornya akan digunakan berbeda dengan batuan yang lunak. Untuk yang keras digunakan mata bor three cone bit, sedangkan pada batuan lunak menggunakan jenis drag bit.



3.



Kondisi medan/lokasi Lokasi pemboran mudah untuk dijangkau sehingga memudahkan untuk mobilisasi peralatan



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



4.



Debit rencana yang akan diperoleh. Debit yang besarnya diatas 10 liter/detik jenis bor yang digunakan akan berbeda dengan rencana debit dibawah 10 liter/detik. Debit yang diatas 10 liter/detik akan menggunakan jenis mesin bor yang lebih besar dari pada debit dibawah 10 liter per detik.



2.3



Sistem Klasifikasi Metode Pemboran Menurut Anggayana, K dan Haris, A (2005), klasifikasi pemboran dapat didasarkan pada beberapa bagian proses pemboran, diantaranya berdasarkan: 2.3.1 Metode Pembuatan Lubang Proses pembuatan lubang juga termasuk pembersihan pecahan dan material tak terkonsolidasi dari bawah mata bor sehingga pemberaian dapat terus berlangsung. Pembuatan lubang dapat berupa proses mekanik atau pun proses-proses yang lain. Metode-metode pembuatan lubang berdasarkan pemberaian mekanik. (Haris, 2005) 1



Pemboran Cable Tool adalah pengeboran memakai alat pahat berat untuk membuat lubang dengan cara menumbukkan.



2



Pemboran putar auger adalah pengeboran menggunakan sekrup berbentuk heliks besar untuk mengekstrak material dari tanah.



3



Pemboran putar adalah pemboran yang menggunakan aksi putaran untuk melakukan penetrasi terhadap batuan.



4



Pemboran top hammer adalah pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan.



5



Pemboran putar down hole hammer adalah pemboran tumbuk putar yang sumber dasarnya menggunakan udara bertekanan.



6



Pemboran putar slim hole adalah pengeboran sumur dengan diameter lebih kecil dari yang digunakan pada sumur.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Cable Tool



Auger



Top Hammer down hole hammer Slim Holer



Fluid Creaningmechannical



cassing



rock breacing mechannical



Gambar 2.1. Tipe Pemboran Berdasarkan Center Lubang 2.3.2 Metode Pembersihan Dan Penyetabilan Lubang Karena lubang bor telah dibuat maka cutting harus dibersihkan dari muka mata bor dan dilakukan penyetabilan dinding lubang bor. Jika lubang bor tidak terbuka dan bersih, maka proses pengeboran tidak bisa terus berlangsung. Penyetabilan lubang bisa dilakukan dengan casing, tekanan hidrostatik, atau pembuatan dinding. Metodemetode pembersihan lubang dapat diklasifikasikan. Anggayana, 2005) 1



Pembersihan mekanik, pada metode ini peralatan pengeboran dalam lubang akan melakukan pembersihan dengan sendirinya.



2



Pembersihan dengan fluida (sirkulasi langsung atau normal), pada metode ini digunakan fluida untuk membersihkan lubang bor. Sirkulasi normal adalah dimana fluida (udara, air, atau lumpur) dipompa dengan tekanan ke bawah melalui stang bor, mata bor, dan kemudian membawa cutting ke permukaan di antara dinding lubang bor dan stang bor.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



3



Pembersihan dengan fluida (sirkulasi terbalik), pada metode ini fluida dipompa ke bawah melalui lubang di antara dinding lubang bor dan stang bor, kemudian melewati mata bor, dan naik ke atas melalui lubang di dalam stang bor.



mechanicalfluidfluid reverse



Gambar 2.2. Contoh Tipe Pengeboran Berdasarkan Pembersihan Lubang. 2.3.3 Kedalaman Dan Ukuran Lubang Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman dan ukuran lubang bor yang diinginkan. Sebagai contoh bor auger tangan hanya dapat melakukan pengeboran pada beberapa meter kedalaman dan ukuran lubang yang kecil. Beberapa tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor tertentu. (Anggayana, K dan Haris, A 2005) 1.



Cable tool, ukuran lubang 100 mm s/d 400 mm (4-16 in) dan sampai kedalaman 1.500 m (5.000 ft).



2.



Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30 mm s/d 100 mm (1-4 in) dan sampai kedalaman 1.500 m (5.000 ft).



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Slim rotary



Cable tool



Gambar 2.3. Contoh Tipe Pengeboran Berdasarkan Kedalaman Dan Ukuran Lubang. 2.4



Sistem Pemboran Mekanik (Mechanical Drilling) Menurut Gemvita dan Gusman (2019), pemboran mekanik merupakan operasi pemboran yang peralatan pemborannya digerakkan secara mekanis sehingga operator pemboran dapat mengendalikan semua parameter pemboran lebih mudah. Pemboran mekanikmenggunakan mesin sehingga mampu membor hingga kedalaman sangat dalam dengan keadaan bawah permukaan sangat keras sekalipun. Menurut cara penetrasinya, metode pengeboran mekanik dibagi menjadi tiga jenis metode pengeboran yaitu sebagai berikut : 1.



Rotary Drilling Merupakan salah satu metode pengeboran mekanik yang menggunakan prisnsip aksi putaran untuk melakukan penetrasinya. Metode ini dapat menggunakan dua jenis mata bor yaitu tri cone bit, dan juga drag bit dengan hasil penetrasi dari metode pengeboran ini ialah berupa cutting.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Mesin bor yang digunakan pada metode ini adalah jenis mesin bor putar yang merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pengeboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan fluida.



Gambar 2.4. Peralatan Pemboran Pada Rotary Drilling 2.



Percussive Drilling Merupakan metode pengeboran mekanik yang menggunakan prinsip aksi tumbukan dalam melaksukan penetrasinya dengan komponen utama adalah piston dimana energi tumbukan piston ke batang bor beserta bit di alirkan dalam bentuk gelombang kejut yang bergerak sepanjang batang bor untuk meremukan permukaan dari pada batuan.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Mesin bor yang dipergunakan pada metode ini ialah mesin bor tumbuk yang dioperasikan dengan mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang-berulang ke dalam lubang bor. Mata bor memecahkan batuan yang terkonsolidasi menjadi kepingan kecil atau melepaskan butiran–butiran pada lapisan. Kepingan atau hancuran merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air perluditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry). Penambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pengeboran yang pada jumlah tertentu akan mengurangi daya tumbuk bor.



Gambar 2.5. Peralatan Pemboran Pada Percussive Drilling



3.



Rotary - Pecussive Drilling Merupakan metode pengeboran mekanik yan menggabungkan antara kedua prinsip rotary drilling dan juga percussive drilling sehingga



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



mengakibatkan proses peremukan dan juga penggerusan batuan.



Gambar 2.6. Peralatan Pemboran Pada Rotary Pecussive Drilling 2.5



Mesin Bor Mesin bor merupakan peralatan penting dalam operasi pengeboran sebagai tenaga penggerak dari rangkaian bor. Dalam setiap metode pengeboran maka akan digunakan jenis mesin bor yang berbeda pula tergantung dari mekanisme metode pengeboran. (Haris, 2005) Pada pengeboran cable tool, mesin bor berperan sebagai sumber tenaga yang menggerakkan rangkaian bor naik dan turun secara terusmenerus. Pada pengeboran putar, mesin bor berperan sebagai sumber tenaga yang memutar rangkaian bor. Pada sistem pengeboran putar hidrolik maka mesin bor sekaligus akan menjadi sumber tenaga sehingga pompa hidrolik akan bekerja memberikan tekanan pada rangkaian bor. Menurut Anggayana (2005), seorang ahli bor harus mampu memilih mesin bor sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan pengeboran yang dilakukan.



Beberapa



hal



penting



yang



harus



diperhatikan



dan



dipertimbangkan dalam pemilihan mesin bor yang akan digunakan antara lain: 1.



Tipe dan model mesin bor, aspek ini berhubungan dengan jenis metode pengeboran yang akan dilakukan.



2.



Kemampuan rotasi atau tumbuk per satuan waktu.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



3.



Momen puntir maksimum yaitu kekuatan maksimum mesin untuk bisa memutar stang bor (kg. m).



4.



Rentang diameter lubang bor yang bisa dibuat (mm).



5.



Total kedalaman yang bisa dicapai (m).



6.



Hoisting capacity yaitu kapasitas pengerekan terhadap rangkaian bor dari mata bor sampai ke hoisting swivel termasuk di sini adalah sirkulasi fluida bor yang berada di dalamnya, (kg).



7.



Sliding stroke yaitu mobilisasi mesin bor tanpa memindahkan bantalan mesin atau tanpa kehilangan posisi titik lubang bor. Ada kalanya unit pemutar pada mesin bor harus digeser misalnya untuk melakukan pengangkatan rangkaian bor (mm).



8.



Dimensi (panjang x lebar x tinggi) dan (mm).



9.



Berat mesin bor (kg).



10. Power unit yaitu tenaga yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin bor (kW.P). 2.6



Umur dan Kondisi Mesin Bor Alat yang sudah lama digunakan dalam kegiatan pemboran, sangat berpengaruh pada kemampuan atau kecepatan mesin bor. Umur mata bor dan batang bor ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran. Estimasi produksi mesin bor dilakukan untuk mengetahui efisiensi dari mesin bor yang digunakan. Parameter yang dibutuhkan untuk menghitung estimasi produksi mesin bor pada pemboran eksplorasi: 1.



Estimasi produksi mesin bor Waktu Edar (Cycle Time) adalah waktu yang diperluhkan oleh mesin bor untuk menyelesaikan satu lubang bor dapat dihitung dengan persamaan. (Hult, 1998) Ct = Pt + St + At + Dt...........................................................................(1) Keterangan: Ct (cycle time) = Waktu edar (menit) Pt (positioning time) = Waktu pemboran (menit)



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



St (drill time) = Waktu menyambung batang bor (menit) At (stop time) = Waktu melepas batang bor (menit) Dt (delay time) = Waktu untuk mengatasi hambatan (menit) 2.



Efisiensi Alat Untuk menilai suatu kondisi alat bor dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat, setelah data tersebut didapatkan dihitung dengan menggunakan rumus “Prodjosumarto, P (1996)” yaitu : a. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Avaibility, MA) MA = W/T+R x 100%.....................................................................(2) b. Ketersediaan Fisik (Physical Avaibility, PA) PA = W+S/W+T+R x 100%...........................................................(3) c. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA) UA = W/W+S x 100%....................................................................(4) Keterangan: W = Working hours atau jumlah jam kerja alat, yaitu waktu yang dipergunakan oleh operator untuk melakukan kegiatan pemboran. R = Repair hours atau Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk perbaikan dan waktu yang hilang akibat menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu penyediaan suku cadang serta waktu perawatan. S = Standby hours atau jumlah jam kerja suatu alat yang tidak dapat dipergunakan ketika alat tersebut tidak rusak (siap beroperasi), meliputi hujan deras, tempat kerja belum siap, kerusakan pada mesin bor, dan lain-lain. Penilaian ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan alat bor untuk menyedikan lubang dalam kegiatan eksplorasi. Ketersediaan alat dikatakan baik jika > 90%, dikatan sedang jika ketersediaan alat antara 70% – 80%, dikatakan buruk jika < 70%.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



3.



Kecepatan pemboran rata – rata secara net penetration rate Kecepatan penembusan bersih yang diperoleh dalam waktu siklus untuk proses pemboran. Jadi untuk kerja pemboran ditentukan oleh waktu siklus pemboran. Makin dalam pemboran makin besar waktu siklus yang dibutuhkan. net penetration rate



NPR = H/Bt...........................................................................................(5) Keterangan: H (high) = Kedalaman lubang bor (meter) Bt (bor time) =Waktu untuk menembus batuan sampai dengan kedalaman lubang bor (menit) 4.



Produksi Mesin Bor Produksi mesin bor dapat dinyatakan dalam m³/m. Maka



persamaan produksi mesin bor adalah : P = Drr x Veq x Ek x 60.......................................................................(6) Keterangan: P = Produksi mesin bor (m³/menit) Drr (Drilling rate) = Kecepatan pemboran rata-rata (m/menit) Veq (Volume Equality) = Volume setara (m³/m) Ek = Effisiensi kerja pemboran (%) 2.7



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Mesin Bor Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di bor dan drilabilitas batuan. 1.



Sifat Batuan Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan metode pemboran yaitu: kekerasan, kekuatan, elastisitas, plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan karakteristik pembongkaran. a. Kekerasan Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap goresan. Batuan yang keras akan memerlukan energi yang besar



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



untuk menghancurkanya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai



kekuatan



yang



besar



pula.



Kekerasan



batuan



diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van Mohs (1882). b. Kekuatan Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap gaya dari luar, baik bersifat statik maupun dinamik. Kekuatan batuan dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan kuarsa. Batuan yang kuat memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya. Tabel.2.1. Kekerasan Dan Kekuatan Klasifikasi Sangat keras Keras Sedang Cukup lunak Lunak Sangat lunak



Skala mohs +7 6–7 4,5 – 6 3 – 4,5 2–3 1–2



Kuat tekan batuan (MPa) + 200 120 – 200 60 – 120 30 – 60 10 – 30 – 10



c. Abrasivitas Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang lebih keras. Sifat ini dipengaruhioleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogen batuan. d. Tekstur Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat batuan lainya. Semua aspek ini berpengaruh dalam keberhasilan operasi pemboran. e. Struktur Struktur adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di dalamnya bentuk atau kedudukannya. Struktur



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



batuan mengamati ciri-ciri batuan dalam sekala besar, yang dapat diamati di lapangan, seperti perlapisan, lineasi, kekar-kekar dan vasikularitas. f. Elastisitas Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus young. Modulus elastisitas batuan bergantung pada komposisi mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan elastisitas yang tinggi memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya. g. Plastisitas Plastisitas



batuan



merupakan



perilaku



batuan



yang



menyebabkan deformasi permanen setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusunya, terutama kuarsa. Batuan yang plastisitasnya tinggi memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya. 2.



Drilabilitas Batuan ( Drillability of Rock ) Drilabilitas batuan adalah bahan indikator mudah tidaknya mata bor melakukan penertasi ke dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan fungsi dari sifat batuan seperti komposisi mineral, tekstur, ukuran butir dan tingkat pelapukan. Drilabilitas dari bermacam-macam batuan dapat diperoleh dengan mengalikan kecepatan pemboran dalam Barre granite (batu granit yang yang berasal dari Barre, Vermont USA) dengan faktor Drillabilitas (drillability factor). Kecepatan pemboran dalam Barre granite ditetapkan harga drillability factor 100.



2.8



Klasifikasi Massa Batuan Untuk Keperluan Pemboran Klasifikasi massa batuan adalah untuk mengelompokkan jenis massa batuan berdasarkan perilakunya, sebagai dasar untuk memahami karakter masing-masing kelas, memberikan data kuantitatif untuk rancangan rekayasa batuan, dan sebagai dasar komunikasi di antara para perancang dan ahli rekayasa



batuan. Kondisi bawah pemukaan yang



kompleks



memberikan



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



gambaran karakteristik dari setiap lapisan batuan. (Sastrawan, 2020). Rock Quality Designation (RQD) klasifikasi yaitu persentase patahan batuan dari total panjang uji bor inti, semakin tinggi nilai RQD maka semakin baik kualitas batuan. Kelemahan RQD adalah pada saat pengeboran yang tidak menghasilkan sampel inti, kesulitan dalam mendapatkan data pada batuan aluvium (batuan lunak), hasil sampel inti akan terganggu saat ada isian di antara lapisan batuan dan hasil RQD yang hanya berdasar resentase retakan tidak merepresentasikan parameter kekuatan serta jenis batuannya. (Deere, 1967) Dalam sistem klasifikasi saat ini, indeks kemampuan bor massa batuan terbagi empat aturan berikut dengan dipertimbangkan: 1.



Jumlah parameter yang digunakan harus sedikit.



2.



Parameter ekivalen harus dihindari.



3.



Parameter harus dipertimbangkan dalam kelompok tertentu.



4.



Klasifikasi massa batuan harus dapat diterapkan di lapangan. Untuk menilai parameter, harus dipertimbangkan bahwa sifat yang



berkaitan dengan material batuan (tekstur dan ukuran butir, UCS, Mohs Hardness) lebih penting dari pada parameter struktural (joint spacing, dipping and filling) dari massa batuan. Hal ini terkait dengan kontak langsung mata bor dengan material batuan dan pengaruh besar sifat fisik batuan terhadap laju penetrasi sistem pemboran. Dengan demikian, dalam sistem klasifikasi yang berkaitan dengan material batuan telah diberikan bobot yang lebih besar daripada sifat kekarnya. Mempertimbangkan kepentingan relatif dari berbagai parameter yang digunakan untuk laju total massa batuan adalah maksimum 100, yang mewakili kondisi optimal untuk pengeboran.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



2.9



Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dimaksudkan untuk menggabarkan teori-teori sebagai dasar penyusunan. Kerangka berpikir merupakan suatu kerangka pemikiran yang bertujsuan untuk memperoleh kejelasan variabel. Seperti gambar dibawah ini. Pengeboran Eskplorasi



Eksplorasi sebaran mineral



Evaluasi produktivitas mesin bor Produktivitas mesin bor tidak tercapai



Menghitung produktivitas dan laju pemboran dengan parameter terget Produktivitas tidak tercapai sesuai target



Analisis hambatan-hambatan



Meminimalisir hambatan



Target pengeboran tercapai



Gambar 2.7. Kerangka Berpikir



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



BAB III METODE PENELITIAN 3.1



Deskripsi Wilayah PT. Sumbawa Timur Mining merupakan sebuah perusahaan di bidang industri pertambangan yang beroperasi di Wilayah Kabupaten Dompu. PT. Sumbawa Timur Mining secara administrasi terletak di Desa Marada-Hu’u Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasi menuju PT. Sumbawa Timur Mining dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua dan empat selama kurang lebih 1 jam dari kota Dompu, dengan menempuh jarak sejauh kurang lebih 80 Km ke arah Selatan.



Gambar. 3.1. Peta Kesampaian Daerah



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



3.2



Objek Penelitian Pada penelitian ini penulis memilih mesin bor sebagai objek penelitian. Seperti pada uraian sebelumnya mesin bor merupakan alat yang digunakan untuk membuat lubang bor pada kegiatan eksplorasi.



3.3



Rancangan Penelitian 3.3.1 Teknik pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan teknik studi literatur dan observasi lapangan. Pengambilan data dengan studi literatur dilakukan dengan bahan pustaka yang menunjang penelitian. Observasi dilakukan dengan melaksanakan pengamatan dilapangan mengenai hal-hal yang dianggap perlu diambil untuk diolah. Data yang diambil berupa : a. Data Primer Data primer ini dimaksud adalah data yang di ambil langsung dari kegiatan di lapangan. 1. Data pengeboran mesin bor selama 1 bulan. 2. Data hambatan mesin bor pada pemboran selama 1 bulan. b. Data Sekunder Data skunders ini dimaksud data yang diambil dari data arsip perusahaan. 1. Profil perusahaan. 2. Lokasi dan kesampaian daerah. 3. Iklim dan data curah hujan selama 5 tahun terakhir. 4. Geologi Regional Kecamatan Hu’u. 5. Stratigrafi.



3.4



Alat Dan Bahan Penelitian Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Alat a. Camera



adalah



alat



yang



digunakan



oleh



penulis



untuk



mendokumentasikan setiap kegiatan di lapangan serta fenomena lainya yang penulis jumpai.



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



b. Alat tulis adalah alat untuk mencatat tentang informasi selama di lapangan. c. 2. Bahan a. Peta topografi b. 3.5



Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: 1.



Studi Literatur Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan yakni dengan melakukan studi literatur di perpustakaan, majalah dan brosur-brosur yang bertujuan untuk mempelajari materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan di amati/teliti dilapangan.



2.



Observasi Lapangan (Pengamatan Langsung) Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan atau peninjauan secara langsung di lapangan guna mendapatkan informasi dan kondisi kerja serta lingkungan sekitar.



3.



Pengambilan Data Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan untuk memperoleh data baik itu data primer maupun data sekunder yang diperlukan untuk menyusun skripsi.



4.



Pengolahan Data Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, tahapan selanjutnya yaitu pengolahan data. Data dari hasil kegiatan mesin bor, habatan dan upaya peningkatan pemboran yang di ambil dari perusahaan, kemudian diolah dengan program microsoft excel dalam bentuk tabel maupun grafik.



5.



Kesimpulan



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Studi Literatur



Alat dan Bahan



Peta Administrasi



Pengambilan Data



Data Sekunder



Data Primer



Profil Perusahaan, lokasi dan kesampaian Data pengeboran mesin bor selama 1 bulan, data hambatan mesin bor pada pemboran selama 1daerah, bulan ikl da kecamatan Hu’u dan stratigrafi. meningkatkankegiatan



Pengolahan Data



Produktivitas Bor



Gambar 3.2. Tahapan Penelitian



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



3.6



Jadwal Penelitian Rencana penelitian akan di laksanakan selama satu bulan di PT. Sumbawa Timur Mining Desa Marada-Hu’u Kabupaten Dompu. Penelitian rencananya akan dilakukan pada bulan Oktober 2022 dengan perincian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi: Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian



Kegiatan Penyusunan Proposal Observasi Lapangan Pengambilan Data Pengolahan Data Analisis Data Penyusunan Skripsi



1



2



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



Bulan 3



4



5



|



DAFTAR PUSTAKA Anggayan, K., & Haris, K. (2005). Pengeboran Eksplorasi dan Penampang Lubang Bor. Bandung. Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral ITB. Andono Tri., Deniyatno., & Anshari, E. (2021). Analisis Kecepatan Pengeboran Eksplorasi Pada Zonasi Nikel Laterit PT. Vale Indonesia Tbk Blok 1 Unit Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Riset Teknologi Pertambangan (J-Ristam) Vol. 1 No. 2. Hult, (1998). Estimasi Produktivitas Mesin Bor dan Cycle Tim. New York Gemvita, O., & Gusman, M. (2019). Analisis Penentuan Waktu Standar Operasi Pemboran dan Produktivitas Jumbo Drill pada Pembuatan Lubang Ledak Menggunakan Metode Analisa Elemen Kerja dan Waktu Baku di Tambang Emas Bawah Tanah PT. Cibaliung Sumberdaya, Kabupaten Pandagelang, Provinsi Banten. Jurnal Bina Tambang, Vol. 5, No. 2. Kramadibrata, S. ( 2000). Teknik Pengeboran dan Penggalian. Bandung. JurusanTeknik Pertambangan ITB. Siswanto & Anggraini Dyah (2017). Perbandingan Klasifikasi Massa Batuan Kuantitatif: Q, RMR, dan RMi. Universitas Diponegoro, Semarang Dinas PUPR Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Koesnaryo, S. (2001). Pemboran untuk Penyediaan Lubang Ledak. Jurusan TeknikPertambangan UPN “VETERAN” Yogyakarta. Karim, R., & Djangu, R. (2021). Studi Produktivitas Kinerja Alat Bor Pada Pengeboran Eksplorasi Endapan Emas PT.Tri Usaha Baru di Loloda Utara Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Teknik Vol. 14, No. 1. Mokh, W., & Ajie, (2000). “Bahan Galian Industri”. UPN Veteran. Yogyakarta. Suhascaryo., N. (2020). Teknologi Peralatan Teknik Pemboran. Pusat Kajian Geoteknologi



Mineral



LPPM



Universitas



Pembangunan



Nasional.



Yogyakarta. Supratman, Anshariah & Bakri, H., (2017). Produktivitas Kinerja Mesin Bor DalamPembuatan Lubang Ledak Di Quarry Batugamping B6 Kabupaten



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|



Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Geomine, Vol. 5, No. 2. Tim Pusdikllat SDA, (2018). Modul 1 Dasar-Dasar Pemboran Pelatihan Pemboran. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. Bandung. Siaran Pers PT. Sumbawa Timur Mining, (2019).Deposit Tembaga Emas Onto Di Sumbawa Indonesia Catat Kemenerusan Mineralisasi Lebih Dari 500 Meter Secara. Oktober 26, 2022. https://sumbawatimurmining.co.id/



Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi



|