16 0 486 KB
STRATEGI KOMUNIKASI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN (Studi Kasus Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran Dalam Mempromosikan Objek Wisata Pantai Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19)
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi (kualitatif) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Dosen Pengampu : Adiyana Slamet, M.Si
Oleh : Faizal Rafsanzani 41818269
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan , proposal ini berjudul “Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Pangandaran
Dalam
Mempromosikan
Objek
Wisata
Pantai
Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19“. Shalawat serta salam tetap dan selalu kami hadiahkan kepada sang Revolusioner dunia yang telah membawa nilai-nilai keindahan yang diutus Allah SWT ke dunia tidak lain untuk menyempurnakan Akhlak, sehingga menjadikan agama islam sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin (Rahmat bagi seluruh Alam ). Penyusunan proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi (kualitatif). Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak , penulisan proposal ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Yth. Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, M.T. selaku Rektor dan juga pendiri Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) 2. Yth. Assoc. Prof. Dr. Lilis Puspitawati, S.E , M.Si , Ak selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung dan yang telah mengeluarkan surat penelitian ke Lapangan. 3. Yth. Dr. Melly Maulin P, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia sekaligus Dosen yang memberikan ilmu selama perkuliahan. 4. Dr. Manap Solihat, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia Bandung sekaligus
dosen wali yang telah membina peneliti baik dalam akademis maupun dalam organisasi. 5. Adiyana Slamet, S.IP, M.Si. dosen mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi II (Kualitatif) yang selalu membimbing dan memberi pengarahan untuk penulisan proposal yang baik dan benar. 6. Kedua orang tua, Bapak Jajang Nurjaman dan Mamah Umy Nasriah yang senantiasa memberikan doa restu dan dukungan secara moril, materil, dan spiritual. 7. Kedua kakak, Amalia Ilmasani dan Fariz Azzindani yang senantiasa memberikan dukungan dan keceriaan kepada peneliti. 8. Nazar, Opik, Tama, Disti, Adhel, Triksi, Nabila, Revilia, Fanny yang selalu menemani dan menyemangati peneliti disaat proses penyusunan proposal penelitian 9. Teman-teman IK-7 dan IK Humas 6, rekan seperjuangan yang sama-sama berjuang menyusun proposal penelitian masing-masing. 10. Dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat. Oleh karena itu, peneliti selalu terbuka menerima kritik dan saran yang membangun agar penyempurnaan penyusunan proposal penelitian ini tersusun dengan baik. Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini. Bandung, Agustus 2021 Peneliti
Faizal Rafsanzani 41818269
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2 DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 6 1.1
Latar Belakang Masalah........................................................................ 6
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................. 8
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................. 8
1.3.1 1.4
Maksud Penelitian ............................................................................. 8
Kegunaan Penelitian .............................................................................. 9
1.4.1
Kegunaan Teoritis ............................................................................. 9
1.4.2
Kegunaan Praktis .............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .............. 11 2.1
Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11
2.1.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu ........................................................ 11
2.1.2
Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ............................................... 13
2.1.3
Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi .......................................... 15
2.1.4
Tinjauan Tentang Komunikasi Pariwisata ...................................... 23
2.1.5 Tinjauan Tentang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran ................................................................................................... 24 2.2
Kerangka Pemikiran ............................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27 3.1
Desain Penelitian .................................................................................. 27
3.2
Informan Penelitian ............................................................................. 27
3.3
Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
3.3.1
Studi Pustaka ................................................................................... 28
3.3.2
Studi Lapangan................................................................................ 29
3.4
Uji Keabsahan Data ............................................................................. 30
3.5
Teknik Analisa Data ............................................................................. 31
3.6
Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran sektor pariwisata suatu daerah. Menurut
Soemanagara (2008:2),
pentingnya pemahaman tentang komunikasi ini ditujukan agar informasi yang disampaikan dapat memberikan dampak yang diinginkan dan mencapai sebuah kesamaan kehendak. Aplikasi komunikasi dalam pemasaran disebut komunikasi pemasaran. Soemanagara (2008:63) menyebutkan, komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen, antara lain perubahan knowledge (pengetahuan), perubahan sikap, dan perubahan perilaku. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan potensi pariwisata yang besar. Pentingnya aspek promosi wisata disadari betul oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. Hal tersebut terwujud melalui pembentukan Badan Promosi Pariwisata Jawa Barat yang telah menggelar serangkaian promosi dan expo dengan menghadirkan peserta para pelaku pariwisata
dari
dalam
dan
luar
negeri
(www.bapedajabar.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/ 79). Upaya dari pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengembangan sektor pariwisata tersebut memang beralasan. Pariwisata memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pilar dalam membangun perekonomian nasional. Seperti yang dikemukakan Lubis dan Osman (2014), pariwisata mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan negaranegara di Asia Tenggara serta di Asia pada umumnya. Sektor pariwisata dapat menciptakan peluang usaha, membuka lapangan pekerjaan, memperbaiki tingkat pendapatan, dan mendorong pemerataan pendapatan penduduk serta dapat meningktan pendapatan negara dari sektor pajak.
Sektor pariwisata dapat menstimulus berbagai sektor produksi, serta memberikan kontribusi secara langsung bagi kemajuan-kemajuan dalam usahausaha pembuatan dan perbaikan pelabuhan, jalan raya, pengangkutan, serta mendorong pelaksanaan program kebersihan dan kesehatan, proyek sarana budaya, pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya yang dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik kepada masyarakat setempat maupun wisatawan dari luar (Subagyo, 2012).
Sejalan
dengan
pendapat
Pendit,
Djayawangi
(2013)
menyampaikan kontribusi yang disumbangkan sektor pariwisata di Jawa Barat dapat dilihat dari nilai kontribusi positif berupa keuntungankeuntungan baik bagi pemerintah, pelaku pariwisata maupun masyarakat Perkembangan pariwisata yang cukup pesat di Indonesia umumnya serta di Provonsi Jawa Barat khususnya telah membawa banyak perubahan terutama dalam konsep dan tujuan berwisata. Wisatawan tidak lagi hanya cukup menikmati keindahaan alam tempat wisata dengan segala fasilitas wisatanya. Sekarang ini banyak wisatawan yang juga ingin menikmati keleluasaan berwisata dengan cara berinteraksi langsung dengan lingkungan dan masyarakat lokal. Perubahan inilah yang mendorong muculnya konsep pariwisata pedesaan yang ditandai dengan munculnya desa-desa wisata di berbagai provinsi di Indonesia (Suyanti, 2013). Untuk mengembangkan sebuah pariwisata di sebuah wilayah tertentu harus dikelola oleh sebuah instansi pemerintah yang khusus menangani tentang pariwisata khusunya ditengah pandemic Covid-19 seperti sekarang ini. Perlu adanya Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran yang melakukan kegiatan-kegiatan prioritasnya untuk kepentingan pariwisata yang tugas pokoknya adalah memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan jumlah pengunjung di massa pandemic Covid-19 ini di bidang pariwisata di Kabupaten Pangandaran.
Menurut
Andrianus
(2020)
Kabupaten Pangandaran sendiri
memiliki berbagai wisata menarik yang didominasi wisata alam, salah satunya adalah Pantai Barat dan Pantai Timur Pangandaran. Oleh karena itu dengan adanya Peran Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran yang sepatutnya memiliki kapasitas untuk mempromosikan Wisata Alam harus memiliki serangkaian perencanaan yang matang apalagi di masa pandemic covid-19 seperti sekarang. Dibutuhkannya sebuah strategi dalam hal ini, strategi yang direncanakan nantinya akan dilaksanakan sesuai dengan program - program pemerintah. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka fokus peneliti disini ingin mengetahui : a. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dalam mempromosikan objek wisata pantai pangandaran di masa pandemi covid-19? b. Apa faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan promosi? c. Apa faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan promosi serta solusi dalam mengatasi hal-hal tersebut?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dan menjelaskan Fenomena yang terjadi dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat
tentang
Strategi
Komunikasi
Dinas
Pariwisata
Kabupaten
Pangandaran Dalam Mempromosikan Objek Wisata Pantai Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang peniliti rumuskan pada penilitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata
dalam
mempromosikan
objek
wisata
pantai
pangandaran di masa pandemi covid-19 b. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan promosi c. Mengetahui
faktor-faktor
yang
menghambat
pelaksanaan
promosi serta solusi dalam mengatasi hal-hal tersebut 1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis maupun praktis. Mengenai penjelasannya akan dijabarkan seperti tertera di bawah ini, antara lain : 1.4.1
Kegunaan Teoritis Memperkaya
wawasan
mengenai
strategi
komunikasi
yang
dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran di masa Pandemi Covid-19 yang dalam hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tolak ukur mengenai Strategi komunikasi dalam mempromosikan sebuah objek wisata. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1.4.2.1 Kegunaan Untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran a. Dapat dijadikan bahan acuan sebagai pengambilan kebijakan dalam strategi kegiatan untuk kepentingan pariwisata . b. Dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah wisatawan di masa pandemic covid19. 1.4.2.2 Kegunaan Bagi Konsumen/Pengunjung a. Dapat menentukan kebijakan kunjungan wisatawan setelah mengetahui mengenai fenomena promosi yang sedang dihadapinya.
b. Sebagai wawasan mengenai strategi komunikasi dalam mempromosikan mengenai pariwisata di masa pandemic covid-19. 1.4.2.3 Bagi Penulis/umum
a. Dapat memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan strategi ini. b. Bahan acuan seandainya ingin menerapkan strategi komunikasi dalam hal promosi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Tinjauan Pustaka 2.1.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah
penelitian terdahulu yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapat rujukan pendukung, pelengkap, serta pembanding dalam menyusun skripsi ini hingga lebih memadai. Selain itu, telaah pada penelitian terdahulu berguna untuk memberikan gambaran awal mengenai kajian terkait dengan masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian Strategi Komunikasi
Dinas
Pariwisata
Kabupaten
Pangandaran
Dalam
Mempromosikan Objek Wisata Pantai Pangandaran di Masa Pandemi Covid-19. Untuk pengembangan pengetahuan, peneliti melakukan tinjauan terhadap penelitian terdahulu mengenai strategi komunikasi dan minat. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui teori dan indikator yang dilakukan peneliti terdahulu, sehingga menjadi rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Setelah peneliti melakukan peninjauan terhadap penelitian terdahulu, peneliti mendapatkan beberapa penelitian mengenai strategi komunikasi dan minat yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, yaitu:
No.
Penelitian
1.
Judul
Mika Perawati
Putra Dani Irawan
Diannor Mayasari
Tampubolon STRATEGI
STRATEGI
STRATEGI
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
PROMOSI
DINAS
DINAS
PARIWISATA
PARIWISATA
PARIWISATA
PULAU
(Studi Kualitatif PONOROGO
DERAWAN
tentang Strategi DALAM
(Studi Deskriptif
Komunikasi
MEMPROMOSIKAN Kualitatif
Dinas Pariwisata PROGRAM TAHUN Strategi Promosi dalam
WISATA 2019
Dinas Pariwisita
Mempromosikan
Kabupaten Berau
Objek
Kalimantan
Wisata
Rohani
Salib
Timur
di
Upaya
Kasih
Dalam
Kabupaten
Menjadikan
Tapanuli Utara)
Pulau
Derawan
Sebagai
Tujuan
Wisata) 2.
3.
Metode
Menggunakan
Menggunakan
Menggunakan
Penelitian
metode
penelitian yang
metode
pendekatan
bersifat deskriptif
pendekatan
deskriptif
dengan pendekatan
deskriptif
kualitatif
kualitatif
kualitatif
Universitas Universitas Sumatera Utara
4.
Tahun
2020
INSTITUT AGAMA Universitas ISLAM
NEGERI Muhammadiyah
(IAIN) PONOROGO
Yogyakarta
2019
2014
2.1.2
Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Definisi Ilmu Komunikasi Menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. (Effendy, 1993:3-4) Komunikasi berlangsung apabila antara orang – orang yang terlibat
kesamaan
makna
mengenai
suatu
hal
yang
dikomunikasikan. Jelasnya jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif (Effendy, 1993:4) Mengenai Pengertian komunikasi itu sendiri banyak dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu : Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 1993: 5) Ditinjau dari segi penyampaian pernyataan, komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif lebih sulit daripada komunikasi informatif karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. (Effendy, 1993:5-6)
2.1.2.2 Unsur Unsur dalam Proses Komunikasi Untuk melihat sebuah proses komunikasi secara lebih lengkap, seperti yang diungkapkan Laswell di mana komunikasi sebagai sebuah proses merupakan penyampaian pesan dari komunikator (source) kepada komunikan (receiver) melalui media yang menimbulkan efek tertentu, akan dijabarkan pada point – point berikut. a.
Komunikator Pengirim pesan yang dimaksud disini adalah manusia yang mengambil inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan komunikator untuk mewujukan motif komunikasi.
b.
Komunikan Komunikan disebut juga penerima. Dalam konteks komunikasi massa,
komunikan
disebut
khalayak,
tujuan,
pemirsa,
pendengar, pembaca, target sasaran. c.
Pesan Pesan dalam Proses Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri dari isi dan lambang. Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan (Effendy, 2000:11)
d.
Saluran Komunikasi (Media) Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan dua atau tiga saluran secara simultan (Devito, 1997:28) Sebagai contoh dalam interaksi tatap muka ketika berbicara dan mendengar yang menghasilkan saluran suara, tetapi juga memberikan isyarat tubuh dan menerima syarat secara visual lalu memancarkan dan mencium bau – bauan
atau saluran olfaktori. Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan modern yang dewasa ini dipergunakan (Effendy,
200:37)
misalnya
seperti
kentongan,
bedug,
pagelaran seni, dan lain – lain sedangkan yang lebih modern seperti surat, papan pengumuman, telepon, majalah, film, spanduk, televisi dan yang lainnya yang diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio – visual. e.
Efek atau Timbal Balik Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Yang mana timbal balik atau efek tersebut dapat diartikan sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikatoryang disampaikan kepadanya. Dalam komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran. Karenanya, umpan balik pada dasarnya pesan juga, yakni ketika komunikan berperan sebagai komunikator.
2.1.3
Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi Strategi pada hakekatnya adalah paduan dari sebuah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan yang telah ditetapkan. Dan di dalam pencapaian tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga mampu menunjukkan bagaimana teknik operasionalnya di lapangan. Dapat dirumuskan arti strategi komunikasi adalah paduan perencanaan
komunikasi
(communication
planning)
dengan
manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Onong, 1989: 35). Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus
dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (aproach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Jadi dengan
demikian
perencanaaan,
strategi
taktik,
cara
komunikasi
adalah
keseluruhan
yang akan
dipergunakan
guna
melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2.1.3.1 Ruang Lingkup Strategi Komunikasi Quinn (1992) dalam Ruslan (2002) menyatakan, agar suatu strategi dapat efektif dilaksanakan dalam sebauh program, maka ia harus mencakup beberapa hal : a.
Objektif yang jelas dan menentukan semua ikhtiar diarahkan untuk mencapai pemahaman yang jelas, menentukan dan bisa mencapai keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak perlu dibuat secara tertulis namun yang penting bisa dipahami dan menentukan.
b.
Memelihara inisiatif.strategi inisiatif menjaga kebebasan bertindak
dan
memperkaya
omitmen.
Strategi
mesti
menentukan langkah dan menetapkan tindakan terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa. c.
Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat yang menentukan.
d.
Fleksibilitas.strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyanggad an dimensi untuk fleksibilitas dan maneuver.
e.
Kepemimpinan yang memilki komitmen dan terkoordinasi. Strategi hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok.
f.
Kejujuran.
Strategi
itu
hendaknya
dipersiapkan
untuk
memanfaatkan kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang lawan pada saat yang tidak terduga. g.
Keamanan. Strategi itu mesti mengamankan seluruh organisasi dan semua operasi penting organisasi.
2.1.3.2 Promosi Promosi merupakan salah satu strategi komunikasi yang dapat digunakan dalam memasarkan suatu produk maupun jasa. Promosi dalam komunikasi pemasaran meliputi penggunaan saluran komunikasi. Promosi adalah perusahaan dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang lain atau pihak yang tertarik untuk melakukan transaksi atau menukarkan produk atau layanan yang dipasarkan. Pengaruh promosi pada kualitas produk baru menyimpulkan kepercayaan dan penilaian konsumen pada kualitas dapat dibangun dengan membina hubungan dekat antara produsen dengan konsumen melalui pendekatan strategi promosi yang tepat. Promosi dapat diukur melalui daya tarik promosi, jangkauan promosi, frekuensi promosi dan efektifitas promosi. Adapun macam kegiatan promosi yang biasa dilakukan adalah: Advertising, personal selling, sales promotion, brochures printing, positioning, public relations, dan publicity (Yuti, Oka A, 2002:169). Keberadaan promosi tidak terlepas dari tujuan yang dicapai. Hal ini ditunjukkan oleh suatu jaringan kerja yang membimbing tindakan yang akan dilakukan, dan pada saat yang sama, promosi akan mempengaruhi hal tersebut. Terdapat beberapa tujuan promosi diantaranya untuk menginformasikan agar pelanggan dapat
mengetahui
karakteristik
suatu
produk.
Membujuk/
mempesuasi pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan dengan berusaha mengembangkan sikap positif dari konsumen terhadap produk sehingga konsumen akan tetap membeli dan memakai produk yang ditawarkan. Mengingatkan pelanggan tentang kelebihan produk yang ditawarkan diharapkan pelanggan tetap membeli dan memakai produk ini dan menghindari produk sejenis lainnya. Diharapkan pengaruhnya
strategi
terhadap
promosi
keputusan
mampu
konsumen
memusatkan dalam
rangka
peningkatan volume penjualan. Komunikasi yang terjalin dalam promosi tidak hanya komunikasi bisnis satu arah. Komunikasi yang terbentuk diharapkan dapat menciptakan konidisi timbal balik sehingga konsumen dengan sendirinya bersedia dalam pembelian produk. Selain dari tujuan-tujuan yang telah disebutkan terdapat tujuan lain dari promosi yaitu ( Liliweri, 2011 : 505-506): a. Membangun kesadaran (build awerness) b. Menciptakan minat (create interest) c. Menyediakan informasi (provide information) d. Merangsang permintaan ( stimulate demand ) e. Memperkuat merek ( reinforce the brand ) Bagi suatu daerah seperti Kabupaten atau Kotamadya, perlu direncanakan strategi promosi secara terpadu yang terdiri dari beberapa metode yang mungkin dapat diterapkan pada daerah tersebut. Metode promosi seperti itu harus diciptakan untuk meyakinkan bahwa wisatawan dalam suatu target pasar tertentu dapat mengetahui secara persis apa yang ditawarkan oleh suatu daerah sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW).
2.1.3.3
Bauran Promosi (Promotional Mix) Bauran Promosi (Promotional Mix) Promosi adalah
sebuah upaya dari pemasar (marketer) dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain untuk tertarik melakukan transaksi atau untuk melakukan pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya Kombinasi spesifik dari metode-metode promosi yang digunakan untuk sebuah produk atau family product disebut dengan promotin mix (bauran promosi). Kotler (2001) menyatakan bahwa bauran promosi adalah tatanan alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya di dalam pasar sasaran. Lebih lanjut Kotler (2001: 264-312), menyatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu : a.
Periklanan (Advertising) Kotler (2001) menyatakan bahwa periklanan adalah egala
bentuk kehadiran dan promosi dari ide barang atau jasa yang nonpersonal oleh pihak tertentu. Sedangkan Madura (2001) menyatakan bahwa periklanan adalah penyajian penjualan non personal yang dikomunikasikan melalui bentuk media atau non media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen. Sementara itu, Swastha (2002) menyatakan bahwa periklanan adalah komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba serta individu-individu. Sunarto (2004) menyatakan periklanan sebagai biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk persentasi dan promosi non-pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa iklan adalah alat utama bagi perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya. Iklan
dapat dilakukan oleh perusahaan lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang di pasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis (Swastha, 2002). Menurut Kotler (2001), ada beberapa ciri yang membedakan periklanan dengan bauran promosi yang lain yaitu: 1) Public presentation, kehadiran periklanan pada publik menghasilkan semacam legitimasi atas produk. 2) Pervasiveness,
periklanan
memungkinkan
produsen
menampilkan produknya secara berulang-ulang agar makna pesannya dapat diserap dengan baik oleh khalayak luas. 3) Produk lebih ekspresif, dengan periklanan profil produk dan perusahaan dapat ditampilkan secara lebih dramatis. 4) Impersonality, periklanan adalah alat komunikasi yang impersonal, merupakan alat komunikasi satu arah dan pemirsanya
tidak
memiliki
obligasi
apa-apa
untuk
memperhatikannya, mengikutinya atau tidak. b.
Promosi Penjualan (Sales Promotion) Tjiptono (2004) menyatakan bahwa promosi penjualan
adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insetif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Sementara itu, Sunarto (2004) menyatakan bahwa promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Brannan (2004) menyatakan bahwa promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik pemasaran yang dirancang dalam kerangka pemasaran
strategis untuk menambah nilai produk atau jasa sehingga tercapai tujuan penjualan dan pemasaran yang spesifik. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong konsumen agar segera mencoba atau membeli sebuah produk atau jasa. Promosi penjualan seperti juga periklanan memiliki banyak variasi seperti, hadiah, kupon, voucher, diskon, bonus dan lain-lain. Akan tetapi umumnya, promosi penjualan memberikan manfaat sebagai berikut : 1)
Komunikasi, promosi penjualan menarik pemirsanya karena memberikan informasi yang menggiring orang terhadap suatu produk.
2)
Insentif, promosi penjualan memberikan sebuah insentif yang menjadi rangsangan bagi pemirsanya.
3)
Mengundang, penawaran pada promosi penjualan bersifat segera. Konsumennya diharapkan sesegera mungkin untuk bertindak.
c.
Hubungan Masyarakat (Humas) dan Publisitas Tjiptono (2004) menyatakan bahwa hubungan masyarakat
dan publisitas adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Dalam pengertian ini, yang dimaksud kelompok adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan
perusahaan
dalam
mencapai
tujuannya.
Kelompokkelompok tersebut bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak/orang-orang yang tinggal di sekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah, serta media masa.
Sunarto (2004) menyatakan bahwa hubungan masyarakat adalah kegiatan membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan. Sementara itu, Kotler (2001) menyatakan bahwa hubungan masyarakat adalah meliputi berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk. Kehumasan serta publisitas memang memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan bauran komunikasi yang lain, kelebihan tersebut antara lain sebagai berikut:
d.
1)
Kredibilitas yang tinggi
2)
Sebagai alternatif alat komunikasi
Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Tjiptono (2004) menyatakan bahwa pemasaran langsung
adalah
sistem
pemasaran
yang
bersifat
interaktif,
yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respons yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam pengertian ini, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan dating langsung ke tempat pemasar. Sunarto (2004) menyatakan bahwa pemasaran langsung adalah komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung melalui penggunaan surat, telepon, faks, e-mail, dan lainlain untuk berkomunikasi langsung
dengan konsumen tertentu atau usaha untuk mendapat tanggapan langsung. Kotler (2001) menyatakan bahwa ciri-ciri bauran promosi seperti ini adalah nonpublik, karena diarahkan langsung kepada pihak tertentu. juga bersifat segera dan customized secara cepat bisa disampaikan informasinya. Dan ciri lainya adalah interaktif karena pihak konsumen dapat segera merespon pesan yang disampaikan oleh pemasar. 2.1.4
Tinjauan Tentang Komunikasi Pariwisata Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah bisa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu ketertarikan antara daerah objek wisata yang memiliki daya tarik, masyarakat atau penduduk setempat, dan wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia.
Di
Indonesia
sendiri
kata
pariwisata
mulai
memasyarakat pada tahun 1958, yaitu setelah diadakannya Musyawarah Nasional Tourism II di Tretes Jawa Timur pada tanggal 12 sampai dengan 14 Juni 1958. Secara etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu: 1. “Pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan keliling. dan; 2. “Wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian.
Jadi, kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk memperjelasnya, maka dapat disimpulkan definisi pariwisata adalah sebagai berikut:23 “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beragam.” Robert Melntosh bersama Shasikant Gupta juga mencoba mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan daerah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainya 2.1.5 Tinjauan Tentang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan pemekaran dari Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM dan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran. Tugas Pokok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran tertuang dalam Peraturan Bupati Pangandaran Nomor 54 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan. Alamat : JL.Kidang Pananjung No. 3 Pangandaran 46396 West Java – Indonesia. Telephone : (0265) 631156 Contact : (0265) 631156
Email Homepage 2.2
: [email protected] : http://dispar.pangandarankab.go.id
Kerangka Pemikiran Secara sederhana kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel yang disusun dari berbagai teori yg telah dideskripsikan. Kerangka berpikir dapat diartikan sebagai penggambaran alur berpikir peneliti yang memberikan penjelasan tentang objek (variabel/fokus) permasalahan, mengapa peneliti mempunyai anggapan sebagaimana diutarakan dalam hipotesis penelitian. Kerangka berpikir yang baik dapat menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti, sehingga dapat dikatakan bahwa
secara
teoritis
perlu
dijelaskan
hubungan
antara variable
bebas dan variabel terikat, jika dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka ini juga perlu dijelaskan, mengapa variabel tersebut diikutsertakan. Hubungan antar variabel penelitian tersebut tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian yang didasarkan pada kerangka berpikir. Kerangka berpikir memiliki beberapa manfaat, diantaranya yaitu: 1. Kerangka menentukan apa dan siapa yang akan atau tidak akan dikaji 2. Kerangka menegaskan adanya hubungan yang ditunjukkan dengan tanda panah 3. Sebagai dasar rumusan hipotesis 4. Penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel pokok/pokok masalah yang ada dalam penelitian Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa :
“Kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan beragam faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerangka berpikir ialah sebuah pemahaman yang melandasi pemahamanpemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.” Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Fenomena Komunikasi dalam mempromosikan Objek Wisata Pantai Pangandaran
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran
Strategi Komunikasi menurut Philip Kotler
Menganalisis strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran
Menganalisis tujuan wisatawan yang datang berkunjung
Menganalisis faktor pendukung promosi dan penghambat serta cara mengatasinya
Sumber : Olahan Peneliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Desain Penelitian Desain penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.Menurut Nazir dalam Andi Prastowo (2011: 186), metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 60), penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok. Sedangkan metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy L. Moleong (2011: 4) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Data yang dihasilkan berupa katakata, gambar serta perilaku manusia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif.
Pendekatan
kualitatif
diharapkan
mampu
menghasilkan uraian secara mendalam tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari individu, kelompok, masyarakat maupun organisasi tertentu. Penggunaan desain penelitian deskriptif kualitatif dalam
penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
mendeskripsikan
dan
menganalisis 3.2
Informan Penelitian Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang telah ditetapkan sebelumnya guna memenuhi kelengkapan data yang peneliti butuhkan. Informan dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya.Yang menjadi informan peneliti adalah tiga orang dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, dua orang pelaku ekonomi kreatif di objek wisata Pantai Pangandaran di Kabupaten Pangandarab, dan dua orang pengunjung yang pernah berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran. Pengunjung yang menjadi informan peneliti adalah pengunjung yang pernah berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Kabupaten Pangandaran minimal sekali setahun dalam tiga tahun terakhir. Alasan peneliti memilih pengunjung yang pernah berkunjung adalah karena pada waktu peneliti melakukan penelitian, dunia sedang menghadapi COVID-19. Hal ini mengakibatkan lokasi peneliti melakukan penelitian ditutup sampai waktu yang belum ditentukan. 3.3
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini selain menggunakan metode yang tepat, juga perlu
memilih
teknik
pengumpulan
data
yang
relevan.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.3.1 Studi Pustaka Penelitian ini juga melakukan pencarian data melalui sumbersumber tertulis untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini. Menurut penjelasan Rosady Ruslan, Studi pustaka merupakan : “Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi, dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan”. (Rosady Ruslan Metode penelitian public relations dan komunikasi 2003:21) 3.1.1.1 Studi literatur Dalam
Studi
Literatur
ini
penulis
menganut
sistem
kepustakaan terbuka dimana dengan mengumpulkan data atau keterangan melalui bahan bacaan mengenai masalah-masalah yang diteliti.
3.1.1.2 Penelusuran Data Online / Internet Searching Internet searching merupakan teknik pengumpulan data melalui bantuan teknologi yang berupa alat / mesin pencari di internet dimana segala informasi dari berbagai era tersedia didalamnya. Internet searching sangat memudahkan dalam rangka membantu peneliti menemukan suatu file / 33 data dimana kecepatan, kelengkapan dan ketersediaan data dari berbagai tahun tersedia. Mencari data di internet bisa dilakukan dengan cara searching, browsing, surfing ataupun downloading. 3.3.2
Studi Lapangan Studi Lapangan ( Field Research ) adalah pengumpulan data secara
langsung ke lapangan dengan mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 3.1.1.3 Observasi Observasi, yaitu : mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai orang luar atau pengamat, dengan tujuan untuk lebih memahami dan mendalami masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan proses penelitian. 3.1.1.4 Wawancara Menurut Black & Champion yaitu : “Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis karena bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dan responden dan juga cara yang paling baik untuk menentukan kenapa seseorang bertingkah laku, dengan menanyakan secara langsung.” (
Black & Champion, 1992: 305 ). Wawancara, yaitu mengadakan aktivitas tanya jawab secara langsung kepada responden. 3.1.1.5 Dokumentasi Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah
sebagai
kebalikan
daripada
kesaksian
lisan,
artefak,
peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya 3.4
Uji Keabsahan Data Data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini perlu diuji keabsahannya dengan menggunakan triangulasi. Suwendra (2018:66) menjelaskan triangulasi adalah pengumpulan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi) yang dibandingkan, dicari persamaan dan perbedaannya, ditarik benang merahnya dan dirumuskan makna yang terkandung di balik fenomena/peristiwa yang terjadi. Terdapat beberapa macam triangulasi data yaitu, triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teori, triangulasi penelitian, dan triangulasi metode. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber yang berarti membandingkan, mencek ulang derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui sumber data yang berbeda (Bachri, 2010:56). Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan (Paton, 1987) : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dengan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasanalasan terjadinya perbedaan (Moleong, 2006: 330, Bardiansyah, 2006: 145) dalam (Bungin, 2007:264). 3.5
Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh menggunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti, wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi seperti rekaman video/audio dengan cara mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting dan dipelajari, serta membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang Terdapat beberapa tahap dalam analisa data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu (Huberman dan Miles dalam Bungin, 2003:69). a. Reduksi Data Reduksi data merupakan tahap dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi
data
merupakan
penyederhanaan,
penggolongan,
dan
membuang yang tidak perlu data sedemikian rupa sehingga data tersebut
dapat
menghasilkan
informasi
yang
bermakna
dan
memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Banyaknya jumlah data dan kompleksnya data, diperlukan analisis data melalui tahap reduksi. Tahap reduksi ini dilakukan untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan tujuan akhir.
b. Display Data Display data atau penyajian data juga merupakan tahap dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data merupakan kegiatan saat sekumpulan data disusun secara sistematis dan mudah dipahami, sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif bisa berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan ataupun bagan. Melalui penyajian data tersebut, maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. c. Kesimpulan dan Verifikasi Penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan tahap akhir dalam teknik analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai. Tahap ini bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan memungkinan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan yang dihasilkan merupakan kesimpulan yang kredibel. Verifikasi dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep dasar analisis tersebut lebih tepat dan obyektif. Salah satu cara dapat dilakukan adalah dengan Peer debriefing. 3.6
Lokasi dan Waktu Penelitian 3.6.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran yang berada di Jalan Kidang Pananjung No.3
Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dan 3.6.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama masa pandemi covid-19 yaitu dari bulan Februari tahun 2021 hingga bulan Juli tahun 2021.
DAFTAR PUSTAKA Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Kottler, Philip and Andreasen, Alan R., 1994. Strategi pemasaran untuk organisasi nirlaba. Edisi ketiga, Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Nyoman S. 1990. Pendit. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Oka A. H, Yoeti. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa Bandung. Rismawaty. Desayu Eka Surya, dan Sangra Juliano. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Rekayasa Sains. Sanjaya, H. Wina. 2014. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur). Jakarta : Kencana. Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta. Swastha, Basu, 2002. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta : Andi Offset. Tjiptono, Fandy, 2004. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Yogyakarta : Andi Offset. Skripsi : Mayasari, Diannor. 2014. STRATEGI PROMOSI PARIWISATA PULAU DERAWAN (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Promosi Dinas Pariwisita Kabupaten Berau Kalimantan Timur Dalam Upaya Menjadikan Pulau Derawan Sebagai Tujuan Wisata). Skripsi. Perawati Tampubolon, Mika. 2020 STRATEGI KOMUNIKASI DINAS PARIWISATA (Studi Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata dalam Mempromosikan Objek Wisata Rohani Salib Kasih di Kabupaten Tapanuli Utara). Skripsi.
Jurnal : Lubis, Zulkarenain & Osman, Abdullah. 2014. Indonesian Tourism Sector: A Potential Sector That Has Not Been Optimized. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 8(23): 286-290. Maman, Chatamallah. Strategi “Public Relations” dalam promosi Pariwisata: Studi Kasus dengan Pendekatan “Marketing Public Relations” di Provinsi Banten. (Jurnal: 2005) Suyanti, Dewi Winarni. 2013. Potensi Desa Melalui Pariwisata Pedesaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 12(1): 33-36. Internet Source : -
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28653/160904007.p df?sequence=1&isAllowed=y
-
https://www.dqlab.id/data-analisis-pahami-teknik-pengumpulan-data
-
https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/2714/4453
-
http://eprints.umm.ac.id/35206/3/jiptummpp-gdl-handayanif-48982-3bab2.pdf
-
https://eprints.uny.ac.id/53641/4/BAB%20III_NOVIE%20ISTORIA_1341 7141014.pdf
-
https://www.asikbelajar.com/hipotesis-penelitian-menurut-sugiyono/
-
https://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasipengertian-dan.html