Proposal Penelitian REVISI - DGN Koreksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



Proposal Penelitian Pengembangan Modul Teks Negosiasi dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik pada Kelas X Sekolah Menengah Atas



I.



Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pentingnya bahan ajar (modul) dalam mencapai tujuan pembelajaran merupakan pegangan wajib atau landasan dasar yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik. Poin penting dalam pembelajaran adalah perlunya persiapan yang matang dari para guru. Lestari (2013:1) mengemukakan bahwa kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar. Kaitannya dalam merancang sebuah bahan ajar (modul)



harus disesuaikan dengan kurikulum yang ada



terutama kurikulum yang sedang berlaku saat ini. Di Indonesia telah banyak mengalami pergantian kurikulum dengan kuantitas dan kualitas tersendiri. Pengertian kurikulum yang terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman pemyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pada saat ini pun sudah diterapkan juga kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 menerapkan proses mulai dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu, dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka



2



sumber, dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah, dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi, dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu. Kurinasih (2014:47) menerangkan bahwa pada kurikulum 2013 ini siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Kurikulum 2013 ini disiapkan untuk mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan; atau dengan kata lain, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Untuk menunjukkan hal tersebut sudah tertera pada kompetensi dasar kurikulum 2013 tersebut terutama kaitannya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, diantaranya yaitu seperti 1) Memahami struktur dan kaidah teks;2) Membandingkan teks baik melalui lisan maupun tulisan; 3) Menganalisis teks; 4) Mengevaluasi teks; 5) Menginterpretasi makna teks; 6) Memproduksi teks yang koheren sesuai dengan karakteristik teks;7) Menyunting teks sesuai dengan struktur dan kaidah teks; 8) Mengabstraksi teks; 9) Mengonversi teks ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks yang baik. Sesuai dengan Kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran Bahasa



Indonesia



memuat



lima



poin



penting



dalam



pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran berbasis teks tersebut terdiri dari dua jenis teks faktual yaitu laporan hasil observasi dan prosedur kompleks; dua jenis teks tanggapan yaitu teks negosiasi dan teks eksposisi; dan satu jenis teks cerita, yaitu teks



3



anekdot. Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan atas dasar tujuan (yang tidak lain adalah fungsi sosial teks), struktur teks (tata organisasi), dan ciri-ciri kebahasaan teks-teks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki fungsi yang berbeda, struktur teks yang berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda. Mahsun (2014:2) mengemukakan bahwa karena teks digunakan untuk pernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks memiliki struktur tersendiri. Sementara itu, karnena tujuan sosial yang hendak dicapai manusia dalam kehidupan itu beragam, maka akan muncul beragam jenis teks dan tentunya dengan struktur teks atau struktur berpikir yang beragam pula. Hubungan proses pembelajaran yang terdapat pada buku siswa kelas X (Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik) dengan penguasaan materi masih membuat siswa merasa kesulitan untuk menguasai materi yang ada. Menurut Sanjaya (2013:41) materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran (Subject centered teaching) materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Pentingnya materi pelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi pelajaran tersebut terutama dalam menuntaskan isi dalam kurikulum. Konteks materi pelajaran pada kurikulum 2013 yang berkaitan dengan teks, maka peneliti dalam hal ini lebih tertuju pada teks negosiasi. Teks negosiasi yang disajikan dalam kompetensi dasar dengan berbagai indikator memberikan gambaran bahwa teks negosiasi masih membutuhkan kajian yang lebih jelas. Hal



4



tersebut dapat dilihat dari struktur kompetensi dasar dalam kurikulum 2013 yaitu membandingkan teks, menganalisis teks, mengevaluasi teks, menginterpretasi makna teks, memproduksi teks, menyunting teks, mengabstraksi teks, dan mengonversi teks. Pada proses pembelajaran tentang materi teks negosiasi tentunya harus didukung dengan sebuah pendekatan agar proses belajar yang dilaksanakan dapat terwujud secara potensial. Proses pendekatan itu berupa pendekatan ilmiah (scientific approach) pentingnya sebuah pendekatan memberikan hal yang berbeda dalam segi pembelajaran. Dengan pendekatan saintifik siswa akan lebih terstruktur untuk memahami materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Bentuk terstruktur dari pendekatan saintifik tersebut yaitu dimulai dengan mengamati,



menanya,



mengumpulkan



data(eksperimen/mengeksplorasi),



mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Kompetensi dasardengan berbagai indikator yang begitu banyak pada kurikulum 2013merupakan modal dasar untuk para tenaga pendidik menggunakan pendekatan saintifik. Penggunaan pendekatan saintifik akan memberikan kemudahan kepada siswa dalam menguasai materi pelajaran. Tetapi hal itu juga membutuhkan bahan ajar yang baik dan memiliki skala potensial yang memenuhi standar. Menurut Sanjaya (2013:151) kesesuaian antara pengemasan bahan pelajaran dengan tujuan yang harus dicapai, seperti yang dirumuskan dalam kurikulum secara teknis harus menjadi pertimbangan pertama sebab dalam pendekatan sistem tujuan adalah komponen yang utama dalam proses pembelajaran.



5



Jika dilihat dari indikator yang disajikan dalam kompetensi dasar dengan indikator yang cukup banyak membutuhkan pengembangan dalam bentuk bahan ajar (modul), karena kondisi bahan ajar sekarang lebih banyak berupa konteks yang belum jelas. Hal tersebut terlihat dari cara guru menyampaikan teknik mengajarnya yaitu hanya dengan teknik ceramah dan tanya jawab. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan bahan ajar (modul) untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang diberikan agar tujuan pembelajaran dapat terwujud sesuai yang diharapkan. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang terlampir dalam Permendiknas No. 23 tentang Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengembangkan bahan ajar berupa modul yaitu tentang teks negosiasi dengan menggunakan sebuah pendekatan ilmiah (saintifik). Oleh karena, itu penelitian ini penulis beri judul “Pengembangan Modul Teks Negosiasi



dengan Menggunakan



Pendekatan Saintifik pada Kelas X Sekolah Menengah Atas.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kebutuhan bahan ajar (modul) di sekolah lokasi penelitian dalam pembelajaran Teks Negosiasi yang akan dijadikan pengembangan pembelajaran? 2. Bagaimanakah bentuk prototipe modul teks negosiasi? 3. Bagaimanakah hasil validasi modulteks negosiasi?



6



4. Bagaimanakah keefektifan hasil uji lapangan bahan ajar (modul) Teks Negosiasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar sehingga terbentuklah bahan ajar yang berupa modul Teks Negosiasi dengan menggunakan pendekatan saintifik. Modul ini digunakan di kelas X Sekolah Menengah Atas dengan rincian tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan kebutuhan siswa dan guru di sekolah lokasi penelitian dalam pembelajaran Teks Negosiasi yang akan dijadikan bahan pengembangan bahan ajar pembelajaran. 2) Menghasilkan bentuk prototipe modul teks negosiasi 3) Mendeskripsikan hasil validasi modul teks negosiasi hasil pengembangan. 4) Mendeskripsikan hasil uji lapangan bahan ajar berupa modul Teks Negosiasi hasil pengembangan.



1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa, serta sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Hasil penelitian pengembangan bahan ajar modul menulis surat ini dapat menjadi tambahan literatur dan referensi dalam bidang pengembangan bahan ajar berupa modul Teks Negosiasi. Dengan adanya modul ini, diharapkan penelitian diharapkan bermanfaat secara praktis, yaitu dapat memberikan kontribusi atau sumbangan kepada siswa, guru, dan sekolah sebagai institusi. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Bahan Ajar



7



Proses pemberian pembelajaran yang berkualitas kepada siswa tentunya harus memiliki persiapan yang matang ketika ingin menyampaikannya di kelas yaitu berupa bahan ajar. Bahan ajar merupakan modal dasar setiap guru untuk menyampaikan teknik kegiatan belajar mengajar di kelas secara baik. Menurut Lestari (2013:1) bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun, dampak positif dari bahan ajar yaitu adalah bahwa guru akan mempunyai banyak waktu untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran, mambantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi yang digunakan dalam bahan ajar dan peranan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan menjadi berkurang Lestari (dalam Widodo & Jasmani, 2013:1). Bahan ajar tidak hanya memuat materi tentang pengetahuan tetapi juga berisi tentang keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.



2.2 Modul 2.2.1 Pengertian Modul Modul merupakan materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu



8



modul dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri (Asyhar, 2011:155). Modul juga merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis yang bahasa mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya, agar mereka dapat belajar secara mandiri (Prastowo,2011:106). Selanjutnya menurut Prawiradilaga (2005:6) modul adalah “Bahan ajar yang dinamis karena dapat digunakan untuk belajar mandiri atau kegiatan belajar mengajar konvensional (bersama vasilitator)”. Modul juga merupakan serangkaian yang memuat minimal tujuan pembelajaran, materi/ substansi belajar, dan evaluasi. Darmiatun (2013:9) mengatakan bahwa modul berfungsi sebagai sarana yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. Berdasarkan beberapa pendapatdi atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan ajar tertulis yang disusun secara sistematis dan didesain dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru.



2.2.2



Karakteristik Modul Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar,



pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik modul. Menurut Daryanto (2013:3 modul yang diperlukan harus memenuhi karakteristik diantaranya yaitu: 1. Self Instruction



9



Merupakan karakteristik penting dalam modul, pada tahap ini siswa mampu belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Maka dalam karakteristik ini modul harus: a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar. b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas; c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran; d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik; e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas f. g. h. i. j.



konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik; Menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif; Terdapat rangkuman materi pembelajaran; Terdapat instrumen penelitian; Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik; Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang



mendukung materi pembelajaran. 2. Self Containedmaksudnya yaitu memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas. 3. Berdiri sendiri (stand alone)yaitu merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/ media lain. 4. Adaptif yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. 5. Bersahabat/ Akrab (User Friendly)yaitu modul hendaknya memenuhi kaidah User Friendly atau bersahabat/ akrab dengan pemakainya. 2.2.3



Desain Modul Daryanto (2013:11) proses penyusunan modul terdiri dari tiga tahapan



pokok. Pertama, menetapkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang



Bagan



10



sesuai. Pada tahap ini perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari kompetensi yang akan dipelajari, karakteristik peserta didik, dan karakteristik konteks dan situasi dimana modul akan digunakan. Kedua, memproduksi atau mewujudkan fisik modul. Komponen isi modul antara lain meliputi: tujuan belajar, prasyarat pembelajar yang diperlukan, substansi atau materi belajar, bentuk-bentuk kegiatan belajar dan komponen pendukungnya. Ketiga, mengembangkan perangkat penilaian. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar semua aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait) dapat dinilai berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Modul yang telah selesai dan masih digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi untuk penjaminan kualitasnya.



2.2.4



Prosedur Penyusunan Modul Daryanto (2013:16) modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-



prinsip pengembangan modul. Modul yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip pengembangan modulyaitu meliputi; 1) analisis kebutuhan; 2) pengembangan desain modul; 3) implementasi; 4) penilaian; 5) evaluasi; dan 6) validas (jaminan kualitas).Widodo dan Jasmani dalam Asyhar (2011:159—161) mengemukakan langkah-langkah kegiatan dalam proses penyusunan modul sebagai berikut. a. b. c. d.



Analisis Kebutuhan Modul. Penyusunan Naskah/Draf Modul Uji Coba Validasi e. Revisi dan Produksi



2.2.5



PengembanganModul



11



Penelitian yang diarahkan untuk menghasilkan sesuatu produk, desain dan proses merupakan sesuatu yang diidentifikasi sebagai suatu penelitian pengembangan. Setyosari (2010:222) mengemukakan bahwa perhatian terhadap penelitian pengembangan ini memfokuskan kajiannya pada bidang desain atau rancangan apakah itu berupa model desain dan desain bahan ajar, produk misalnya modul, media, dan juga proses.



Dalam kaitannya dengan hal tersebut pada



penelitian ini menitikberatkan pada pengembangan modul. Darmiatun (2013:31) mengatakan bahwa pengembangan modul memiliki langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu 1) perencanaan, 2) penulisan, 3) review dan revisi, 4) finalisasi.



2.2.6



Tahap Perencanaan Penulisan Modul Daryanto (2013:32) dalam merencanakan penulisan modul, terlebih dahulu



harus menyusun garis-garis besar isi modul (GBIM). GBIM yang dihasilkan selanjutnya dijadikan pedoman dalam menulis modul. Ketika menyusun GBIM, faktor-faktor yang melandasi kegiatan penyusunan GBIM tersebut sebagai berikut: 1. Peserta didik. 2. Menentukan tujuan umum dan khusus. 3. Menentukan isi dan urutan materi pembelajaran. 4. Memilih dan menentukan media. 5. Menentukan strategi penilaian. 2.3.



Teks Negosiasi 2.3.1. Definisi Teks Negosiasi Teks Negosiasi adalah rangkaian-rangkaian kalimat yang berbentuk proses



transaksi dengan melibatkan dua orang atau lebih. Secara garis besar teks negosiasi merupakan interaksi sosial yang berupa dialog yang disampaikan secara lisan. Menurut Titscher (2009:47) teks merupakan ujaran apa pun pada dasarnya



12



bisa dipandang sebagai teks dalam sebuah konteks.tertentu. Halliday (dikutip Tistcher, 2009:48) menambahkan bahwa teks adalah segala sesuatu yang bermakna dalam suatu situasi tertentu: “Yang dimaksudkan dengan teks, kami memahaminya sebagai sebuah proses pilihan semantik yang terus-menerus. Jika hal tersebut dikaitkan dengan konteks negosiasi, maka teks negosiasi adalah teks yang berupa lisan dengan proses mengenali, menata, dan menyepakati “Syaratsyarat” sebuah transaksi. 2.3.2. Konteks Teks Negosiasi 1. Agen, konstituen, khalayak Aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam negosiasi adalah jumlah pihak yang terlibat baik yang hadir langsung, mempengaruhi proses yang berjalan, atau dipengaruhi oleh apa yang terjasi dalam negosiasi tersebut dengan kata lain memengaruhi dinamika negosiasi. Menurut Lewicki (2013:2) negosiasi dapat juga terjadi di dalam atau antara tim-tim negosiator. Satu tim adalah dua orang atau beberapa pihak yang beraliansi untuk mengungkapkan kepentingan dan posisi bersama. Lewicki (2013:2) juga menerangkan bahwa negosiasi juga semakin kompleks dengan tambahan agen, dan konstituen. Orang yang menjadi negosiator itu dapat dikatakan agen dan konstituen adalah sebagai orang yang diwakilinya, dengan kata lain konstituen adalah satu atau beberapa pihak yang menunjuk orang lain (agen) untuk menyampaikan posisi dan kepentingannya dalam negosiasi. Sedangkan untuk khalayak adalah individu atau kelompok yang tidak terlibat langsung dalam atau dipengaruhi oleh suatu organisasi, tetapi yang berkesempatan untuk mengamati dan bereaksi terhadap peristiwa yang



13



berlangsung dan sering kali juga dapat memberikan masukan, saran, atau kritik kepada negosiator. 2. Koalisi Koalisi diartikan sebagai perkumpulan dua atau lebih partai antara pengaturan sosial yang lebih besar yang bekerja sama untuk saling mengejar tujuan yang diinginkan. 3. Multipihak dan Multitim a. Negosiasi Multipihak merupakan ada lebih dari dua pihak yang bekerja sama untuk mencapai tujuan kolektif. b. Negosiasi multitim digambarkan yaitu dua ko-negosiator atau lebih yang memiliki kepentingan dan prioritas yang sama bernegosiasi dengan dua ko-negosiator atau lebih di pihak lain yang memiliki kepentingan dan prioriotas yana sama. 2.3.3. Karakteristik Teks Negosiasi Tabel 3.1 Karakteristik Teks Negosiasi N o



Aspek



Kompetisi (Negosiasi Distributif)



Kolaborasi (Negosiasi Integratif) Umumnya sumber daya untuk dibagikan dalam jumlah yang berbeda-beda. Pencapaian tujuan bersama dengan pihak lain.



1



Struktur Imbalan



Umumnya sejumlah sumber daya tetap untuk dibagikan.



2



Pencapaian tujuan



3



Hubungan



Pencapaian tujuan sendiri dengan mengorbankan tujuan pihak lain Fokus jangka pendek; pihak-pihak tidak memperkirakan untuk bekerja sama di masa depan.



Fokus jangka pangjang; pihakpihak memperkirakan untuk bekerja sama di masa depan.



Negosiasi Akomodatif (Negesiasi Strategi dan Perencanaan) Umumnya sejumlah sumber daya tetap untuk dibagikan. Subordinasi tujuan sendiri demi tujuan pihak lain. Dapat bersifat jangka pendek (membiarkan pihak lain menang untuk menjaga perdamaian) atau jangka panjang (membiarkan pihak lain menang untuk mendorong timbal balik di masa depan).



14



4



Motivasi utam



Memaksimalkan hasil sendiri



Memaksimalkan hasil bersama



5



Kepercayaan dan Keterbukaan



Kepercayaan dan kebutuhan, menyimak aktif, pengkajian alternatif secara bersama-sama.



6



Pengetahuan kebutuhan



6



Prediktabilita s



Kerahasiaan dan sikap defensif; sangat mempercayai diri sendiri; masingmasing pihak tidak membiarkan pihak lain mengetahui kebutuhan sebenarnya Masing-masing pihak mengetahui kebutuhan mereka sendiri; masingmasing tidak membiarkan pihak lain mengetahui kebutuhan mereka yang sebenarnya. Masing-masing pihak memanfaatkan unsur ketidakprediksian dan kejutan untuk membingungkan pihak lain.



7



Keagresifan



Masing-masing pihak menggunakan ancaman dan gertakan, dan mencoba meraih keunggulan.



8.



Perilaku mencari solusi



9.



Ukuran kesuksesan



Masing-masing pihak berupaya terlihat berkomitmen dengan posisi mereka menggunakan argumentasi dan manipulasi terhadap pihak lain. Kesuksesan diperkaya dengan menciptakan citra



Memaksimalkan hasil pihak lain atau membiarkan mereka menang untuk memperkaya hubungan. Salah satu pihak relatif terbuka, menampilkan kelemahannya kepada pihak lain.



Masing-masing pihak mengetahui dan menyampaikan kebutuhan mereka yang sebenarnya sambil meminta dan merespons kebutuhan pihak lain



Salah satu pihak terlalu responsif terhadap kebutuhan pihak lain sehingga mengabaikan kebutuhan mereka sendiri.



Masing-masing pihak dapat diprediksi dan bersikap fleksibel apabila momennya sesuai, dan mencoba tidak mengejutkan pihak lain. Masing-masing pihak berbagi informasi secara jujur, dan memperlakukan pihak lain dengan pemahaman dan penghargaan. Masing-masing pihak berupaya menemukan solusi yang samasama memuaskan menggunakan logika, kreatifitas, dan kekonstruksian.



Tindakan salah satu pihak dapat diprediksi sepenuhnya, yaitu selalu memenuhi kebutuhan pihak lain. Salah satu pihak menyerahkan posisinya demi mengamankan pihak lain.



Kesuksesan menuntut diabaikannya citra buruk dan



Kesuksesan ditentukan dengan meminimalkan atau



Salah satu pihak berupaya mencari cara untuk mengakomodasi pihak lain.



15



buruk pihak lain; meningkatnya tingkat permusuhan dan loyalitas yang kuat dalam kelompok.



pertimbangan ide-ide berdasarkan kelebihannya.



Ekstrem tidak sehat tercapai apabila salah satu pihak mengabaikan kepentingan diri demi kebaikan bersama, sehingga identitas diri dan tanggung jawab terhadap diri sendiri pun terhapuskan. Perilaku utama adalah “apa cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan semua pihak?” Jika timbul kesulitan, beberapa fasilitator dinamikan dapat diperlukan.



10 .



Bukti ekstrem tidak sehat



Ekstrem tidak sehat tercapai apabila salah satu pihak mengasumsikan permainan total zerosum; mengalahkan pihak lain menjadi tujuan itu sendiri.



11 .



Perilaku utama



Perilaku utama adalah “saya menang, anda kalah”



12 .



Solusi untuk kegagalan



Jika jalan buntu ditemukan, mediator atau arbitrator dapat diperlukan.



menghindari konflik dan meredakan segala permusuhan; perasaan sendiri diabaikan demi mengutamakan harmoni. Ekstrem tidak sehat tercapai apabila penyerahan diri terhadap pihak lain telah sempurna dengan mengorbankan tujuan pribadi dan/ atau konstituen. Perilaku utama adalah “Anda menang, saya kalah”



Jika diperlukan telah kronis, pihak menjadi bangkrut dalam negosiasi.



Sumber: Lewicki (2012:141) Diadaptasi dan dikembangkan dari Robert W. Johnson, Negotiation Strategis: Different Strokes For Different Folks, “Personal 59. Jika dilihat dari karakteristik teks negosiasi, dapat disimpulkan bahwa teks negosiasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikemukakan dengan cara lisan maupun tertulis. Jika dihubungkan karakteristik teks dengan konteks negosiasi danstruktur teks negosiasi dapat dilihat sebagai berikut.



16



Orientasi (Pengenalan)



PermintaanPemenuhan



Penutup



Pembelian



Penawaran



Persetujuan



Konteks Negosiasi Agen Koalisi Multipihak/ multitim



Negosiasi Distributif



Negosiasi Integratif



Negosiasi Strategi dan Perencanaan



Teks Negosiasi Bagan 3.2 Karakteristik teks negosiasi Dari bagan di atas bentuk alur negosiasi dimulai dengan tahap orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, dan penutup akan disesuaikan dengan konteks negosiasi. Konteks negosiasi yang diberikan pada tahap kedua di atas agar sebuah teks dapat memiliki prosedur yang baik. Setelah disesuaikan dengan konteks negosiasi alur negosiasi yang dibuat akan di cocokkan



dengan



tahap-tahap



negosiasi.



Setelah



dicocokkan



karakteristiknya maka akan terbentuklah pola teks negosiasi yang baik.



dengan



17



Berikut contoh teks negosiasi berupa dialog. Suatu hari ada seorang bapak-bapak datang ke rumah Andik.Andik empersilakan masuk Bapak yang memakai jas itu. Manajer



: "Selamat pagi,Pak"



Andik



: "Selamat pagi juga, Pak"



Manajer



: "Perkenalkan saya Indra, saya manajer dari klub ujungberung united.



Andik



: "Oh ya, ada keperluan apa ya Pak?"



Manajer



: "Begini klub saya kebetulan lagi membutuhkan pemain striker yang memiliki kecepatan dan kelincahan.Jadi, saya bermaksud untuk menganjak anda untuk bergabung ke klub saya. Saya berani bayar tinggi untuk anda,agar anda mau masuk klub kami".



Andik



: "Oh begitu, memang saya akan digaji berapa perbulan dan pertahun?



Manajer



:"Saya berani gaji anda sebesar Rp.10 juta perbulan dan Rp.200 juta per tahun.



Andik



: "Kalau sebanyak itu masih kurang,karena tidak sebanding dengan kebutuhan sehari hari seperti sepatu bola, pelindung,dll.



Manajer



: "Oh tenang saja, semua fasilitas untuk bermain bola sudah kami tanggung. Jadi gaji tersebut bersih"



Andik



: "Oh begitu,tapi tidak terimakasih Pak, Jika harga segitu saya tolak, karena masih ada klub lain yang berminat mentransfer saya ke klubnya dengan harga lebih tinggi"



Manajer



: "Baiklah saya naikkan menjadi Rp.12 juta perbulan dan Rp.220 juta pertahun. Bagaimana?"



Andik



: " Tetap tidak bisa, tidak sebanding dengan skill yang saya miliki. Jika harganya naik hingga Rp.18 juta Perbulan dan Rp.250 juta pertahun, dengan senang hari saya menerimanya. Dan saya juga akan bermain dengan sungguh-sungguh "



18



Manajer



: "Baiklah saya naikan hingga Rp.20 juta perbulan dan Rp.250 Juta pertahun dengan syarat kami tidak mengfasilitasi perlengkapan bermain anda.Bagaimana?"



Andik



: "Oke saya setuju (Berjabat tangan)



Manajer



: "Baiklah,Besok datang ke stadium untuk medical checkup.Setelah nya Anda sudah dibolehkan untuk berlatih dengan klub kami"



Andik



: " Baiklah pak. Terimakasih"



Manajer



:" Ya Sama sama"



2.3.4. Pembelajaran Berbasis Teks Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa sudut pandang semiotika sosial, teks merupakan proses sosial yang berorientasi



pada



satu



tujuan



sosial.



Jadi



dapat



diambil



kesimpulan bahwa, satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan lengkap adalah teks. Jika dihubungkan dengan pembelajaran berbasis teks maka setiap proses sosial akan mengungkapkan satuan bahasa dengan struktur berpikir (makna) yang lengkap disebut dengan teks. Mahsun (2014:112) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari pembelajaran teks ialah menjadikan pembelajaran memahami serta mampu menggunakan teks sesuai dengan tujuan sosial teks-teks yang dipelajarinya. Untuk mencapai kompetensi itu, mengingat bahwa teks adalah satuan bahasa terkecil dengan struktur makna yang lengkap, maka pembelajaran teks haruslah dilaksanakan dengan tahapan yang kompleks. Terkait dengan format bahasa tersebut, teks dapat berupa rangkaian pembelajaran yang harus diterapkan untuk memberikan pemahaman yang jelas kepada siswa tentang



19



sebuah teks.Dengan kata lain, proses sosial akan merefleksikan diri menjadi bahasa dalam konteks situasi tertentu sesuai tujuan proses sosial yang hendak dicapai. Bahasa yang muncul berdasarkan konteks situasi inilah yang menghasilkan register atau bahasa sebagai teks.Sedangkan menurut Pamungkas (2012: 159) menerangkan bahwa: Bahasa memiliki tiga fungsi yaitu pertama bahasa sebagai pengungkapan ide, gagasan, dan isi pikiran serta untuk merefleksikan realitas pengalaman partisipan. Kedua bahasa sebagai interpersonal berkaitan dengan bahasa untuk membangun dan memelihara hubungan sosial dan peranan komunikasi yang diciptakan oleh bahasa itu. Ketiga interpersonal ini tampak pada struktur yang melibatkan bermacam-macam modalitas dan sistem yang dibangunnya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan teks dapat berwujud teks



tulis



perpaduan



maupun teks



teks



lisan



lisan dan



(bahkan tulis



serta



dalam



multimodal



gambar/animasi/



film).Pamungkas (2012:160) menambahkan bahwa fungsi yang telah dikemukakan di atas menggambarkan hubungan sosial antarpartisipan dan interaksi sosial yang dapat direalisasikan melalui intonasi, tekanan kata, leksis yang digunakan, sistem modalitas, serta struktur teks secara menyeluruh. Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga di setiap penguasaan jenis teks tertentu, siswaakan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks (bahasa) yang dikuasainya. Dari hal di atas pembelajaran teks yang akan dikemukakan dapat berupa berupa pengungkapan ide, gagasan, dan isi pikiran berdasarkan konteks situasi. Bentuk konteks situasi tersebut



20



akan memberikan pemahaman tentang bentuk teks yang akan menjadi bahan pembelajaran pada siswa. Adapun bentuk tahapan pembelajaran teks dapat dilihat melalui gambar berikut.



Pemodalan Teks: Teks Informasi Kerjasama Pengembangan Teks Tentang Persiapan Teks :untuk Struktur bersama Teks, Ciri-ciri mengembangkan bentuk teks teks yang jenisnya sama: Seperti Observasi, mencatat, diskusi audiens Konteks: Guru dan siswa bersama-sama mengembangkan teks Pertanyaan-pertanyaan dalam konteks pengalaman bersama fungsional teks



Proses dalam Pembelajaran Teks



5



3



1



Eksplorasi kreatif terhadap sumber yang memungkinkan untuk membuat teksPersiapan mengembangkan teks secara mandiri : Riset dan mencatat Konsultasi pada guru. Observasi Bertukar pikiran/ konferensi dengan teman sejawat: tentang tulisannya



4



Bagan 2.2 Tahapan pembelajaran teks Penyuntingan dan menulis ulang penilaian kritis terhadap naskah publikasi Tiap siswa menulis teks secara mandiri 2.4.Pendekatan Saintifik



2



Proses pembelajaran merupakan jawaban sementara sebelum kita mengajukan hipotesis dan hal tersebut bisa dikatakan sebagai pendekatan ilmiah. Menurut Abidin (2013:125) proses pendekatan saintifik dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Kemudian dijelaskan kembali oleh Barringer dalam Abidin (2013:125) proses pembelajaran saintifik



21



merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Pada hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelaskelas bisa kita dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum



2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari



pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan Kemendikbud (dikutip Abidin, 2013:132) sebagai asumsi atau aksioma ilimiah yang melandasi proses pembelajaran. Menurut Setyosari (2013:17) proses ilmiah yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu, mulai dari menentukan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, dan akhirnya mengambil kesimpulan. Berdasarkan pengertian pendekatan ini, Abidin (2103: 134) menyajikan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut.



Mengamati



Menanya



Menalar



Mencoba



Menyimpulkan Mengomunikasikan



Bagan 4.1Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran Menurut Hosnan (2014:32) langkah pembelajaran pada scientific approach mencakup beberapa ranah pencapaian hasil belajar yang tertuang pada kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran tiga ranah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.



22



2.4.1 Karakteristik Pembelajaran dengan pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan motode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Berpusat pada siswa 2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip. 3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. 4. Dapat mengembangkan karakter siswa. Hosnan (2014:38) menambahkan pendekatan ilmiah (scientific approach) mempunyai kriteria proses pembelajaran sebagai berikut. 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata, 2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.



23



4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespons materi pembelajaran. 5. Berbasis pada konsep,



teori,



fakta,



dan



empiris



yag



dapat



dipertanggungjawabkan. 6. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Berikut kegiatan pembelajaran terlihat pada tabel berikut.



Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Mengamati



Melihat,



(Observing) Menanya



menyimak (tanpa dan dengan alat) Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke



(questioning)



yang bersifat hipotesis: diawali dengan bimbingan guru



Aktivitas Belajar mengamati, membaca,



sampai



dengan



mandiri



mendengar,



(menjadi



suatu



Pengumpulan data



kebiasaan). Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan



(Experimenting)



yang diajukan, menentukan sumber data (benda,



Mengasosiasi



dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data. Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,



(Associating)



menentukan hubungan data/ kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data; dimulai dari unstructed-uni



structure-multistructure-complicated structure. Mengomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya. Catatan: Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah:



24



1. 2. 3. 4.



Menyediakan sumber belajar Mendorong siswa berinteraksi dengan sumber belajar (menuggaskan) Mengajukan pertanyaan agar siswa memikirkan hasil interaksinya, Memantau persepsi dan proses berpikir siswa serta memberikan



scaffodling, 5. Mendorong siswa berdialog/ berbagi hasil pemikirannya, 6. Mengkonfirmasi pemahaman yang diperoleh, dan 7. Mendorong siswa untuk merefleksikan pengalaman belajarnya. Sejalan dengan keterangan di atas, Hosnan (2013:133) secara komprehensif dan terperinci menjelaskan keterampilan-keterampilan belajar yang membangun pendekatan ilmiah dalam belajar sebagai berikut. 1. Mengamati Mengutamakan kebermaknaan proses



pembelajaran



(Meaningfull



Learning). Kegiatan mengamati (observasi) dalam adalah salah satu strategi pembelajaran dilakukan dengan kontekstual dan media asli. menempuh langkahlangkah berikut ini. a. Menentukan tujuan observasi b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkun objek yang akan diobservasi. c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. d. Menentukan langkah-langkah observasi e. Pencatatan hasil observasi f. Aspek-aspek tingkah laku yang cocok dievaluasi dengan metode observasi. 2. Menanya Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. 3. Mengumpulkan informasi Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.



25



4. Mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar (associating) Merupakan proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yan dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meskipun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 5. Membentuk Jejaring (Networking) Pembelajaran berupa kerja sama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Setyosari (2013: 14) menerangkan tentang pendekatan ilmiah yaitu pendekatan ilmiah menuntut langkah-langkah secara sistematis, objektif, terukur, teram\ati (empiris), dan analisis yang kita identifikasi sebagai ciri-ciri pendekatan ilmiah. Pendekatan Saintifik memberikan kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan diri. Pendekatan saintifik yang berkaitan dengan mengemukakan teknik negosiasi dalam bentuk teks negosiasi yaitu berupa teks komunikatif. Titscher (2000:34) menerangkan bahwa teks sebagai sebuah peristiwa komunikatif yang harus memenuhi beberapa syarat. Oleh karena itu, gambaran bentuk teks yang digunakan pada kurikulum 2013 dapat dilihat melalui skema genre teks di bawah ini. Pendekatansaintifik



dirancang



untuk



menunjang



proses



belajar



siswaberkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yangterstruktur



dengan



baik



dan



dapat



dipelajari



selangkah



demi



selangkah.Implementasi pendekatan saintifik terhadap teks negosiasi yaitu terletak pada penggunaan konteks negosiasi yaitu konteks budaya dan konteks situasi



26



yang terdapat pada Indikator pembelajaran. Sedangkan untuk konteks teks yang dimaksud dapat dilihat berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pada tabel berikut. Dari kompetensi dasar yang dikemukakan pada kurikulum 2013 memiliki indikator yang dibutuhkan siswa berkaitan dengan teks negosiasi yaitu sebagai berikut. Tabel 4.1 Kompetensi Dasar dan Indikator No



Kompetensi



Indikator



Ket



Dasar 1.



Memahami struktur 1. 2. dan kaidah negosiasi 3. 4. baik melalui lisan



Mengenali struktur isi teks negosiasi Mengenali ciri bahasa teks negosiasi Memahami isi teks negosiasi Mengidentifikasi struktur teks negosiasi



maupun



(pembuka,



isi,



penutup)



tulisan, dilihat dari struktur isi dan kaidah



Indikatornya bahasa sesuai bahasa Indonesia secara santun. 5. Menjawab pertanyaan seputar teks



2.



3.



4.



negosiasi Membandingkan



Membandingkan teks negosiasi baik



persamaan/perbedaan struktur isi dan



melalui



ciri bahasa teks negosiasi.



lisan



maupun tulisan Menganalisis teks negosiasi



baik



melalui



lisan



maupun tulisan. Mengidentifikasi



Menganalisis isi teks negosiasi Menganalisis bahasa teks negosiasi



Menemukan karakteristik teks negosiasi



27



teks negosiasi baik



5.



secara lisan Mengevaluasi



teks



negosiasi



Memperbaiki struktur isi dan bahasa teks negosiasi.



berdasarkan kaidahkaidah



teks



baik



melalui



6.



lisan



maupun tulisan Menginterpretasi makna baik



Menyimpulkan makna kata, istilah,



negosiasi secara



ungkapan dalam teks negosiasi Mengasosiasikan isi teks negosiasi.



lisan



maupun tulisan



7.



Memproduksi



teks



Membuat langkah-langkah penulisan



negosiasi



yang



teks negosiasi sesuai dengan struktur



koheren



sesuai



isi (pernyataan pendapat, penegasan



dengan karakteristik



ulang



teks



argumentasi) dan ciri bahasa Membuat teks negosiasi sesuai dengan



yang



akan



pendapat,



dan



jumlah



dibuat baik secara struktur isi dan kaidah bahasa dengan lisan maupun tulisan penggunaan bahasa Indonesia yang



8.



Menyunting negosiasi



teks sesuai



santun. Menyunting isi sesuai dengan struktur isi teks negosiasi Menyunting bahasa sesuai dengan:



dengan struktur dan struktur kalimat, ejaan, dan tanda kaidah



teks



baik baca.



secara lisan maupun tulisan



28



9.



Mengabstraksi



teks



negosiasi baik secara



Membuat langkah-langkah membuat abstraksi teks negosiasi



lisan maupun tulisan



10.



Mengonversi



teks



Membuat langkah-langkah konversi



negosiasi ke dalam



teks negosiasi menjadi teks monolog. Membuat langkah-langkah konversi



bentuk



yang



lain teks negosiasi menjadi teks drama



sesuai



dengan pendek.



struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan. Dari kompetensi dasar dan Indikator yang ada di atas maka peneliti menghubungkan proses pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa berdasarkan pendekatan saintifik dapat di lihat di bawah ini. Siswa mengamati teks



GURU



Siswa Mencari makna teks



Siswa Mengidentifikasi teks



Siswa Menganalisis teks



Mencari teks, Menata kembali



Siswa Membuat teks/ menyampaikan hasil



Bagan 2.5 Proses Pembelajaran Saintifik Dari bagan di atas, proses pembelajarandifokuskan padapendekatan saintifik yang ingin diterapkan kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti berharap modul yang akan



29



dirancang akan terkonversi dengan baik, sehingga proses pembelajaran yang akan diharapkan dapat terwujud sesuai ketentuan kurikulum 2013.



Mahsun (2014:123)



menegaskan bahwa suatu hal yang perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwa dalam menghasilkan teks diperlukan data, informasi, atau fakta. Wujud data, informasi atau fakta yang diperlukan itu sangat terkait dengan jenis teks yang akan dihasilkan. Pada prinsipnya Mahsun juga menambahkan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan teks berdasarkan pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara/ metode, misalnya pengamatan, wawancara (bertanya), percobaan, dan pustaka.



Dari pelaksanaan implementasi pendekatan saintifik terhadap indikator pembelajaran di atas masih perlu membutuhkan teknik dan metode yang tepat untuk digunakan. Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut siswa untuk bisa mengamati secara baik, mampu bertanya



sesuai



konteksnya,



mampu



mengumpulkan



data



(eksperimen/mengeksplorasi) secara objektif, mampu mencoba semua bahan materi dengan baik, dan mampu melakukan pembelajaran kolaboratif/ mengkomunikasikan hasilnya secara tepat. Jadi, dapat disimpulkan semua tahapan yang dilakukan di atas harus dilalui secara sistematis, terkontrol, empirik, dan kritis sesuai dengan karakteristik pendekatan ilmiah/ saintifik.



3.



Metode Penelitian Prosedur pengembangan yang peneliti akan adaptasi dari model Desain model Dick and Carey dan Banathy (dalam Sanjaya 2013:70—74). Alasan peneliti mengambil model desain Dick and Carey dan Banathy yaitu 1) karena kedua model desain ini memiliki kemiripan langkah dalam komponennya, 2)



30



dalam hal pengembangan bahan ajar berupa modul desain model Dick and Carey dan Banathy sangat cocok sekali untuk diterapkan karena komponen yang di jabarkan masing-masing model sangat jelas, 3) langkah-langkah yang dikemukakan dalam komponen-komponen yang disajikan Banathy dan Dick and Carey mempermudah peneliti untuk mengembangkan bahan ajar yang berbentuk modul karena bentuk yang komponen yang disajikan sangat jelas dan mudah. Adapun prosedur komponen desain yang dikemukakan oleh Banathy yaitu 1) Menganalisis dan merumuskan tujuan; 2) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; 3) Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar; 4) Merancang sistem; 5) Mengimplementasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem; 6) Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi. Selanjutnya sepuluh komponen Dick and Carey yang dikemukakan yaitu 1) mengidentifikasi sasaran instruksional/ pengajararan; 2) mengadakananalisis instruksional;3) menganalisis siswadan konteks;4) menulis tujuan tindakan, 5) mengembangkan instrumen penilaian;6)mengembangkan strategi instruksional; 7) mengembangkan dan menyeleksi bahan instruksional;8) mengadakan evaluasi formatif;9) merancang dan mengadakan evaluasi sumatif. Dari tahap komponen kedua model desain Dick and Carey dan Banathy yang telah dijelaskan tersebut maka peneliti mengadaptasi kedua model tersebut menjadi satu kesatuan yaitu sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan Peneliti melakukan identifikasi dengan menggunakan wawancara dan angket untuk mengetahui beberapa berkaitan dengan peserta didik maupun guru yang bersangkutan. Dari angket dan wawancara yang akan diajukan peneliti ada



31



beberapa hal informasi yang akan diterima yang berkaitan dengan kebutuhan siswa. hal-hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Keadaan peserta didik, berapa jumlah peserta didik yang menjadi sasaran belajar, berapa rata-rata usianya? Bagaimana lingkungan sosialnya? b. Motivasi, mengapa mereka mengikuti pembelajaran dengan modul? Mengapa mereka memilih belajar dengan modul? Apakah keinginan dari kegiatan pembelajaran ini? c. Kemampuan belajar, bagaimana kemampuan belajar mereka? Apakah mereka telah memiliki pengalaman belajar sebelumnya? Apakah mereka memiliki cukup waktu dan fasilitas untuk belajar? d. Latar belakang bidang studi, kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) apakah yang telah mereka kuasai sesuai dengan bidangnya/ materi yang akan dibelajarkan? Apakah mereka memiliki pengalaman yang sesuai? 2. Menjabarkan kebutuhan materi dengan merincikan tujuan umum dan tujuan khusus. Untuk memberikan hasil yang baik maka peneliti pada tahap ini akan mengetahui terlebih dahulu tujuan umum dan khusus dari KI dan KD pada kurikulum 2013 pada kelas X SMAN 3 Unggulan Kayuagung, terutama dalam kesesuaiannya dalam pembelajaran berkaitan dengan teks. Jika tujuan umum dan khusus berkaitan dengan teks sudah terlihat dengan baik, maka peneliti akan melakukan pengembangan pembelajaran teks yang belum sesuai dengan tujuan KI dan KD.Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran teksjika disesuaikan dengan KI dan KD dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 5.1 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Teks Negosiasi K-13 No 1.



Tujuan Umum (Indikator) 1. Mengenali



struktur



isi



teks



Tujuan Khusus (Pencapaian hasil) Siswa mampu mengenali,



32



negosiasi 2. Mengenali



ciri



bahasa



teks



negosiasi 3. Memahami isi teks negosiasi 4. Mengidentifikasi struktur teks negosiasi (pembuka, isi, penutup)



memahami, mengidentifikasi, dan menjawab hasil pembelajaran secara baik.



dilihat dari struktur isi dan kaidah bahasa sesuai bahasa Indonesia secara santun. 5. Menjawab pertanyaan seputar teks



2.



3.



negosiasi. Membandingkan persamaan/



Siswa



mampu



perbedaan struktur isi dan ciri



membandingkan



struktur



bahasa teks negosiasi.



isi dan ciri bahasa dengan benar. - Siswa mampu menalar dan



- Menganalisis isi teks negosiasi - Menganalisis bahasa teks negosiasi



memberikan



penjelasan



bagian-bagian



teks



negosiasi dan bahasa teks 4.



5.



6.



Menemukan karakteristik teks



negosiasi secara benar. Siswa mampu menemukan



negosiasi



karakteristik teks.



Memperbaiki struktur isi dan



Siswa mampu mencoba



bahasa teks negosiasi.



memperbaiki struktur isi



Menyimpulkan



makna



kata,



teks. Siswa mampu mencoba



istilah, ungkapan dalam teks



menyimpulkan



dan



negosiasi



mengasosiasikan



teks



33



Mengasosiasikan



7.



negosiasi. Membuat



isi



teks



langkah-langkah



secara benar. Siswa mampu membuat



penulisan teks negosiasi sesuai



langkah-langkah



dan



dengan struktur isi (pernyataan



membuat



teks



pendapat,



penegasan



ulang



pendapat,



dan



jumlah



argumentasi) dan ciri bahasa



sesuai kaidah



struktur



struktur



isi



penulisan



dan teks



negosiasi secara benar.



Membuat teks negosiasi sesuai dengan struktur isi dan kaidah bahasa



8.



dengan



penggunaan



bahasa Indonesia yang santun. Menyunting isi sesuai dengan



Siswa mampu menyunting



struktur isi teks negosiasi



isi struktur isi dan bahasa



Menyunting



bahasa



sesuai



secara benar.



dengan: struktur kalimat, ejaan, dan tanda baca. langkah-langkah



Siswa mampu membuat



membuat abstraksi teks negosiasi



langkah-langkah abstraksi



10



Membuat



langkah



teks negosiasi. Siswa mampu membuat



.



konversi teks negosiasi menjadi



langkah-langkah konversi



teks monolog



teks negosiasi menjadi teks



9.



Membuat



Membuat



langkah-



langkah-



langkah



konversi teks negosiasi menjadi teks drama pendek.



drama secara benar.



34



3. Proses pengembangan modul dengan menerapkan pendekatan saintifik Pada tahap ini peneliti akan mengemukakan konteks modul yang sesuai dengan kompetensi dasar yaitu berupa membandingkan teks, menganalisis teks, mengevaluasi teks, menginterpretasi makna teks, memproduksi teks, menyunting teks, mengabstraksi teks, dan mengonversi teks. Bentuk uraian dan penyajian akan dibuat secara sistematis berupa materi ajar. Teks yang akan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami, dipelajari, dan menggunakan kaidah baku Bahasa Indonesia yang benar. 4. Merancang sistem (layanan pendukung) Pada tahap ini peneliti akan memberikan dan mengorganisasikan bentuk teks sesuai dengan genre teks masing-masing terutama dalam mengemukakan teks negosiasi. Menentukan sarana pendukung untuk memudahkan siswa dalam memahami teks negosiasi. Hal ini dimaksudkan agar modul yang akan dikembangkan mudah direvisi jika siswa mudah memahami teks negosiasi. 5. Produksi Modul Pada tahap memproduksi modul peneliti akan terlebih dahulu mempersiapkan rancangan yang sesuai untuk pembelajaran, mengatur urutan materi yang disesuaikan dengan tujuan KI dan KD, dan mempersiapkan outline. Pendahuluan Secara sederhana bentuk dari bagian modul yang akan diproduksi secara berurutan sebagai berikut. Kegiatan Pembelajaran 1 Bagian Utama Sebuah Modul



Kegiatan Pembelajaran 2



Kegiatan Pembelajaran 3



Penutup



35



Bagan 5.1. Bagian Utama Modul Pendahuluan



Atau lihat bagan berikut:



Sampul Daftar Isi Kata Pengantar Petunjuk Belajar



Bagian Isi Judul Modul Kompetensi Inti/ Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran Latihan Rangkuman Bagan 5.2. Struktur Rinci Bagian Modul. Tes Formatif (Para pakar/ahli) Penilaian (Rubrik) tahap ini, setelah mengenal berbagai tindakan Jawabanberkaitan Tes Formatifdengan Regresi / Umpan Balik



Modul Teks Negosiasi



6. Validasi Pada



pengembangan modul yang sudah diproduksi. Peneliti akan mencari tahu apakah Penutup



modul yang sudah dikembangkan ini sudah baik atau belum. Maka dari itu peneliti akan memvalidasi modul yang sudah ada ke para ahli atau pakarnya yaitu dengan 3 pakar dengan ahli masing-masing yaitu: a. Bidang materi; b. Kurikulum; c. Desain Buku (kegrafikaan). Setelah divalidasi oleh beberapa pakar maka modul yang sudah ada siap disajikan untuk siswa. Gambaran Prosedur Pelaksanaan Uji Pakar Jumlah Pakar



: 3 Orang



Waktu



: Akan dikonsultasikan dengan para pakar



Fokus



: Kevalidan bidang materi, kurikulum, desain buku



(kegrafikaan). Metode



: Walk Through



36



Prosedur



: Peneliti memberikan bentuk dari bagian-bagian materi,



kurikulum, dan kegrafikaan kepada pakar untuk dievaluasi setiap bagiannya. Selanjutnya, para pakar mengevaluasi setiap bagian-bagian tersebut. Saran dan masukan dari para pakar dicatat dan dijadikan masukan sebagai bahan untuk merevisi modul. Dari prosedur di atas untuk uji pakar maka akan didapatkan saran dan masukan yang akan disajikan seperti berikut. Saran dan Keputusan Revisi Saran ------------------------------------------- Keputusan revisi



7. Perbaikan (Revisi) Setelah modul di validasi oleh para ahli modul akan dikembangkan berdasarkan masukan, kritikan, dan pendapat yang telah diberikan oleh para ahli. Modul yang mendapatkan kekurangan atau yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan di revisi. 8. Uji lapangan Setelah modul di revisi selanjutnya siswa akan menggunakan modul hasil pengembangan, tetapi sebelum penggunaan hasil pengembangan siswa dilakukan tes percobaan (pretes) atau dengan melakukan evaluasi formatif.Evaluasi formatif berfungsi untuk menilai efektivitas program. Pada tahap evaluasi formatif ini dilakukan dengan membandingkan hasil tes tunjuk kerja berupa teks negosiasi menggunakan bahan ajar yang lama dengan hasil tes tunjuk kerja siswa mengemukakan



teks negosiasi bahan ajar yang baru yaitu modul hasil



8 9



37



7 pengembangan. Akhir dari tujuan melakukan uji lapangan siswa akan dilakukan



6



postes untuk melihat efek potensial dari modul yang sudah ada. Adapun skema langkah pengembangan pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick Carey and Carey. Pengembangan bentuk pembelajaran yang dikemukakan 5 oleh Dick and Carey bertujuan agar format bentuk pembelajaran bersifat potensial dan memiliki kualiatas yang sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari skema pengembangan yang dikemukakan oleh Dick and Carey di bawah ini.



4



Bagan 5.2 Desain pengembangan pembelajaran Dick and Carey. Adapun perincian langkah pengembangan modul teks negosiasi jika dihubungkan dengan pengembangan pembelajaran Banathy dan Dick and Carey yang didapatkan peneliti dapat dilihat pada skema pengembangan modul teks negosiasi berikut ini. Mengidentifikasi sasaran



1. Langkah 1, 2, dan 3 pada bagan Dick and Carey dikaitkan dengan modul Mengadakan analisis pembelajaran.



Identifikasi Kebutuhan



yaitu berupa identifikasi atau analisis kebutuhan. Menganalisis siswa dan konteks 2. Langkah 4, 5, 6, dan 7 yaitu tahap perancangan modul dan produksi Menjabarkan Kebutuhan Materi



Menulis tujuan-khusus pembelajaran.



modul. 3. Selanjutnya tahap berikutnya yaitu produksi modul (prototipe 1) Pengembangan instrumen 4. Langkah 8 yaitu tahap validasi ahli dan uji lapangan (postes dan pretes). Mengembangkan strategi pembelajaran



Berdasarkan langkah-langkah di



Proses Pengembangan Modul atas, makamenerapkan dapat diambil kesimpulan Dengan pendekatan saintifik



Mengembangkan dan menyeleksi bahan pembelajaran bahwa proses pengembangan modul dapat di lihat



pada bagan berikut. Produksi Modul



Validasi Ahli (Revisi) Mengadakan evaluasi formatif Uji lapangan (Pretes) (Postes)



38



Bagan 5.3. Proses Pengembangan Modul 9. Tahap PrototypingMenggunakan Alur Pengembangan di Atas Berdasarkan analisis identifikasi kebutuhan guru dan siswa, kajian teori, dan bahan ajar yang digunakan, dikembangkan modul teks negosiasi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa kelas X terhadap teks negosiasi. Proses untuk menghasilkan modul menggunakan langkah-langkah konsep pengembangan Dick and Carey dan Banathy seperti yang dikemukakan sebelumnya. Pada tahap ini peneliti mencoba untuk memasukkan pendekatan saintifik pada proses pengembangan modul (lihat bagan 3.4). Desain yang dibuat akan berupa daftar penguasaan konsep dalam pembelajaran berbasis teks yaitu dalam mengemukakan hasil pengamatan, wawancara (bertanya), mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Selanjutnya, dari desain penguasaan



39



konsep pembelajaran tersebut akan terbentuk prototype pertama yaitu produksi modul. Hal tersebut dapat dilihat melalui bagan berikut. Prototipe 1.



Pendekatan Saintifik (Pengamatan, bertanya/wawancara, eksperimen, mengasosiasi, dan meng PRODUKSI MODUL



Selanjutnya, setelah membentuk prototipe pertama untuk langkah akhir yaitu membuat prototipe yang kedua dengan melakukanevaluasi formatif yaitu validasi ahli (revisi) dan uji lapangan berupa pretes dan postes. Pretes ( sebelum menggunakan modul hasil pengembangan) dan postes (setelah menggunakan hasil pengembangan. Sehingga akan didapat efek potensial sebelum dan sesudah menggunakan hasil pengembangan. Sebagai langkah awal peneliti memberikan gambaran langkah kerja antara pendekatan saintifik, dan indikator pembelajaran dalam proses pembelajaran Teks negosiasi. Tabel 3.1. Langkah Kerja Penerapan Pendekatan Saintifikpada Proses Pembelajaran Teks Negosiasi No 1.



Pendekatan Saintifik Mengamati



Proses Pembelajaran Siswa



merumuskan



tujuan



dilakukan



pengamatan (observasi) dengan tahap sebagai berikut: 1. Membuat pedoman observasi sesuai



40



dengan lingkungan objek yang akan di observasi. 2. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu di observasi baik primer maupun sekunder. 3. Menentukan langkah-langkah observasi. 4. Melakukan observasi terhadap teks negosiasi. 5. Pencatatan hasil observasi. 6. Aspek-aspek tingkah laku yang cocok 2.



Menanya



dievaluasi dengan metode observasi. Siswa mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Siswa mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis dengan memanfaatkan fasilitas yang



3.



Mengumpulkan



ada di sekolah sebagai referensi. Siswa diberikan solusi agar ia mampu



Informasi



menguasai konsep teks negosiasi secara benar, yaitu dengan cara mengamati secara langsung teknik negosiasi (berupa teks, video, TV, dan media penunjang lainnya) atau siswa yang menjadi pelaku objek pelaksanaan negosiasi. Hal tersebut



41



dilakukan untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, dan ia mampu menerapkan kemampuan mengumpulkan



informasi



melalui



berbagai cara yang dipelajari. Dari hal di atas maka teks dapat dengan mudah di kumpulkan, karena merupakan produk teks negosiasi yang diperoleh dari pemahaman yang baik dari siswa terhadap teks negosiasi. Siswa mampu menganalisis isi dan bahasa 4.



Mengasosiasikan/



teks negosiasi. Siswa mencari karakteristik teks negosiasi



mengolah



dengan hasil yang sudah di dapatkan



informasi/



sebelumnya



menalar



mengumpulkan



(Associating)



eksperimen



melalui data



dan



kegiatan melakukan



(menalar). Sehingga



teks



negosiasi yang didapatkan dapat dengan mudah diperbaiki dan disimpulkan. Dari kegiatan ini siswa dapat menemukan keterkaitan



satu



informasi



dengan



informasi lainnya dan menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.



42



Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan



mengumpulkan/



eksperimen



maupun dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Hasil dari kegiatan ini akan menumbuhkan semangat kepada siswa secara menyeluruh dengan



membuat



langkah-langkah



penulisan teks negosiasi. Teks negosiasi yang



diharapkan



memenuhi



karakteristik negosiasi yaitu



tiga



negosiasi



distributif, integratif, dan akomodatif. Hasilnya



siswa



memproduksi



Teks



dapat



mencoba



negosiasi



dengan pemaknaan yang ada. Siswa mencoba sendiri



sesuai



melakukan



penyesuain teks negosiasi sesuai dengan 5.



Melaksanakan



indikator atau tujuan umum. Siswa melakukan proses kerja sama antara



Jejaring



siswa



Pembelajaran



merumuskan perbaikan untuk mencocokkan



(Kolaboratif) /



teks dengan data, keterangan, atau lainnya.



Networking



Pelaksanaan kegiatan jejaring ini bertujuan



atau



berkolaborasi



dalam



agar hasil teks negosiasi sesuai dengan karakteristik



negosiasi



yaitu



negosiasi



43



distributif, integratif, dan akomodatif. Siswa melakukan penilaian hasil yang telah dibuat secara kelompok dan individu. Dari gambaran di atas kaitannya dengan pendekatan saintifik, proses pembelajaran teks negosiasi idealnya bersifat kontekstual dengan menerapkan pendekatan saintifik. Berdasarkan kaidah negosiasi sendiripun ada 3 karakter yang harus diperhatikan yaitu negosiasi distributif, integratif, dan akomodatif. Sedangkan, perbedaan penyajian di dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas X (Ekspresi diri dan akademik) dari Kemendikbud hanya berfokus pada pemberian teoretis. Maka dari itu prototipe yang ditawarkan peneliti akan disesuaikan dengan karakteristik teks negosiasi. Peneliti akan menghubungkan pendekatan saintifik, indikator



pembelajaran,



dan



proses



pembelajaran



dengan



memasukkan



karakteristik negosiasi ke dalam modul yang dirancang. Dari hal tersebut akan didapatkan



proses



pembentukan



teks



negosiasi



secara



benar



dengan



memperhatikan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia.



4. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan metode penelitian yang telah di uraikan di atas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Dokumentasi Dokumentasi merupakan bentuk pengumpulan data yang bersifat langsung. Sudaryono (2013:41) menerangkan bahwa dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumentasi, dan data yang relevan penelitian.Pada tahap dokumentasi yang digunakan adalah kurikulum 2013 SMA, berkaitan dengan KI dan KD yaitu tentang teks negosiasi.



44



Kemudian peneliti mendesain perangkat bahan ajar berupa modul dengan menggunakan pendekatan saintifik. Bentuk desain sementara peneliti membuat sebuah perangkat pembelajaran dengan menghubungkan pendekatan saintifik terhadap indikator yang ingin dicapai. b. Angket Pada tahap ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sugiyono (2011:142) menerangkan bahwa angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Pada penelitian ini peneliti lebih mengutamakan untuk membuat angket yang lebih sederhana sehingga para responden mampun memberikan informasinya dengan senang hati. Peneliti juga mengharapkan masukan dari para pakar atau ahli apabila nanti angket yang diberikan pada responden merupakan instrumen penelitian yang mudah dipahami. Angket yang akan diberikan kepada para ahli atau pakar dan yang sudah ada hasilnya dapat diterima responden dengan memberikan informasi yang sebaik-baiknya. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun angket yaitu memperhatikan isi angket. Sugiyono (2011:142) menertangkan bahwa prinsip yang ada dalam penyusunan angket yaitu isi dan tujuan pertanyaan, bahasa, yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup-terbuka negatif-positif, pertnyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertnyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.



45



Modul hasil pengembangan divalidasi oleh pakar atau ahli dengan menggunakan angket yaitu menggunakan skala likert. Validasi ahli memberikan penilaian dengan mengisi atau memilih alternatif jawaban pada angket. c. Wawancara Wawancara



sebagai



teknik



pengumpulan



data



melakukan



studi



pendahuluan. Wawancara dilakukan kepada siswa setelah dilakukan analisis kebutuhan.



Sugiyono



(2011:137)



wawancara



digunakan



sebagai



teknik



pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur. Sugiyono (2011:138) menambahkan bahwa dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Isi wawancara yang akan dikemukakan oleh peneliti yaitu berkaitan dengan teks negosiasi yang disesuaikan dengan KI dan KD. Hal yang akan disampaikan dalam wawancara berupa tanggapan responden (siswa) terhadap materi, harapan, dan tingkat kesukaran yang seperti apa yang ditemui dalam pembelajaran teks negosiasi. Hasil dari wawancara dapat memberikan gambaran pada peneliti tentang harapan pembelajar berkaitan tentang modul pengembangan teks negosiasi yang akan digunakan pada SMA. d. Tes Tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi dan hal itu berdasarkan patokan acuan. Sanjaya (2008:235) menerangkan bahwa tes pengukur keberhasilan atau yang sering kita kenal dengan istilah Criterion Referenced Test (CRT) adalah tes yang terdiri atas item-item yang secara langsung mengukur tingkah laku yang harus



46



dicapai oleh suatu proses pembelajaran. Sudaryono, dkk. (2013:65) penyusunan dan pengembangan tes dimaksudkan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing individu peserta tes setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti akan memberikan tahapan tes yaitu berupa rubrik penilaian yang akan dihubungkan dengan tujuh kompetensi dasar dengan pendekatan saintifik. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.



Tabel 7.1 Format Tes Bentuk tes berupa proses kegiatan pembelajaran dan pertanyaanberdasarkan pendekatan saintifik. Pendekatan Saintifik Observasi (pengamatan)



Proses kegiatan



Tes



Siswa melakukan pengamatan sebuah Dari pengamatan tentang teks teks yang mengandung unsur negosiasi. negosiasi tersebut pertanyaan Teks negosiasi akan diambil dari yang akan diajukan kepada beberapa sumber yaitu dari internet, siswa yaitu: media cetak (koran, majalah, dll), TV, 1. Berikanlah komentar dan kehidupan di lingkungan tempat positif dari teks negosiasi tinggal. tersebut 2. Bagian manakah yang menunjukkan sebuah hasil negosiasi. 3. Apakah ada manfaat atau hal yang mengandung hikmah kehidupan dari teks negosiasi tersebut. 4. Dari segi kebahasaan teks negosiasi dapat di kelompokkan sebagai teks yang seperti apa? 5. Apakah struktur teks negosiasi tersebut sudah tersusun secara sistematis.



47



Menanya



Pada bagian ini siswa akan melakukan diskusi dengan teman sejawat dibantu guru untuk merumuskan tentang proses pelaksanaan membuat sistematika pertanyaan.



Menalar



Tahap ini siswa melakukan pengidentifikasian untuk memberikan aspek negosiasi baik berupa struktur teks negosiasi maupun karakteristik negosiasi.



Mencoba



Tahap ini siswa berusaha membuat struktur teks negosiasi berupa Pembukaan, isi, penutup atau yang disesuaikan dengan bagian-bagian teks negosiasi yaitu orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, penutup.



Mengomunikasikan



Pada tahap ini siswa menyampaikan hasil hasil kerja.



Membandingkan persamaan/ perbedaan struktur isi dan karakter teks negosiasi berupa kompetisi (negosiasi distributif), kolaborasi (negosiasi integratif), dan akomodatif (negosiasi strategi dan perencanaan).Kemudian siswa membuat draft pertnyaan yang akan disesuaikan dengan informasi yang ingin diperoleh. 1. Memberikan tanggapan positif dan negatif dari teks negosiasi yang diamatinya 2. Memberi komentar tentang kaidah bahasa dalam teks negosiasi. 1. Mencari dari berbagai sumber tentang struktur dan kaidah teks negosiasi, kemudian siswa menunjukkan pada teks negosiasi yang sudah ada untuk di tentukan kaidah teks negosiasi 2. Mendiskusikan tentang struktur dan kaidah teks negosiasi 3. Menyimpulkan hal-hal terpenting dalam struktur dan kaidah teks negosiasi. Siswa menuliskan laporan kerja berupa kertas kerja ataupun artikel tentang struktur dan kaidah teks negosiasi yang disesuaikan dengan isi, struktur teks, kosakata, kalimat, dan ejaan.



Dari hasil bentuk tes di atas dapat disimpulkan bahwa tes akan terus berlanjut sampai terpenuhinya tujuh kompetensi dasar dengan rincian penilaian dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Format Penilaian



48



PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI Nama : Judul :



Tanggal Skor



ISI



27 – 30



22 – 26



17 – 21



Struktur Teks



13 – 16



18 – 20



14 – 17



Kriteria Sangat baik—sempurna: menguasai topik tulisan; substantif; pengembangan pernyataan umum atau klasifikasi anggota/aspek yang dilaporkan secara lengkap; relevan dengan topik yang dibahas, dan memenuhi karakter teks negosiasi berupa kompetisi (negosiasi distributif), kolaborasi (negosiasi integratif), dan akomodatif (negosiasi strategi dan perencanaan). Cukup—baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, memenuhi karakter teks negosiasi berupa kompetisi (negosiasi distributif), kolaborasi (negosiasi integratif), dan akomodatif (negosiasi strategi dan perencanaan), tetapi kurang terperinci Sedang—cukup: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai, dan tidak memenuhi karakter teks negosiasi berupa kompetisi (negosiasi distributif), kolaborasi (negosiasi integratif), dan akomodatif (negosiasi strategi dan perencanaan). Sangat kurang—kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai Sangat baik—sempurna: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat dengan jelas (mengandung konteks ; tertata dengan baik; urutan logis (Orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, dan penutup);kohesif Cukup—baik: kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan;



Komenta r



49



PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI Nama : Judul :



Tanggal Skor



10 – 13



7–9



KOSAKATA



18 – 20



14 – 17



10 – 13



KALIMAT



7–9



18 – 20 14 – 17



Kriteria pendukung terbatas; logis(Orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, dan penutup), tetapi tidak lengkap. Sedang—cukup: tidak lancar; gagasan kacau atau tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis(orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, dan penutup). Sangat kurang—kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai Sangat baik—sempurna: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat Cukup—baik: penguasaan kata memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu Sedang—cukup: penguasaan kata terbatas; sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas Sangat kurang—kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai Sangat baik—sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) Cukup—baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi



Komenta r



50



PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI Nama : Judul :



Tanggal Skor



10 – 13



7–9



9 – 10



EJAAN



7–8



4–6



1–3



Kriteria



Komenta r



makna cukup jelas Sedang—cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (seringterjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur Sangat kurang—kurang: tidak menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai Sangat baik—sempurna: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf Cukup—baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna. Sedang—cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur Sangat kurang—kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai



KOMENTAR : ..1. ................................................................................................ .... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ......................................................................................................



JUMLAH :



PENILAI :



51



PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI Nama : Judul :



Tanggal Skor



Kriteria



Komenta r



...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... Patokan nilai yang diperoleh rata-rata siswa ≥ 85 dan tidak ada nilai < 60, makarencana pembelajaran itu tidak perlu direvisi. Begitu pula bila terjadi sebaliknya. Format penilaian di atas untuk rentang masing-masing bagian dapat dirincikan sebagai berikut. 1. 2. 3. 6. 7.



Isi Kosakata Struktur Teks Kalimat Ejaan Total nilai



= 30 = 20 = 20 = 20 = 10 = 100



Dari gambaran nilai di atas dapat dikatakan bahwa, setiap siswa wajib untuk memahami teks negosiasi secara benar agar ketercapaian aspek potensial dapat terpenuhi. Siswa yang dikatakan berhasil harus memenuhi standar nilai minimal yang sudah tertera di atas.



5. Teknik Analisis Data



52



Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti yaitu teknik deskripsi dengan memberikan penguatan melalui statistik deskriptif. Sugiyono (2011:147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 1. Teknik Analisis data angket Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan juga dengan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi, dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Berikut hasil analisis data angket yang memungkinkan untuk di pergunakan sebagai bahan dasar pengembangan modul yaitu memberi pengelompokan sesuai dengan hasil angket, mempersiapkan hasil angket secara objektif, menentukan kesimpulan. Dari hasil di atas bahwa dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi. Sementara data angket hasil validasi dari para ahli/ para pakat akan diolah dengan menggunakan skor masing-masing komponen evaluasi hal yang tersebut dengan menggunakan skala Likert yaitu dengan rincian sebagai berikut.



5 = Sangat tinggi/sangat penting/sangat benar 4. = Tinggi/penting/benar 2 = Cukup tinggi/cukup penting/cukup benar 2 =Rendah/kurang penting/salah 1 = Rendah sekali/tidak penting/sangat salah



53



Berikut contoh tabel yang akan digunakan sesuai dengan skala Likert dengan memanfaatkan hasil validator dari para ahli. a. Validasi ahli berkaitan dengan materi No 1.



Pertanyaan



Alternatif Jawaban 5 4 3 2 1 SS S N TS STS



Isi materi yang disajikan sesuai dengan konteks pembelajaran teks



2.



negosiasi. Materi kaidah dan struktur teks



3.



negosiasi sudah sesuai. Teks yang disajikan



telah



memberikan pemahaman kepada 4.



siswa. Materi yang disajikan merupakan bentuk yang sederhana dan mudah



5.



dipahami. Materi memberikan



6.



disajikan



gambaran



secara



jelas tentang teks negosiasi. Isi materi merupakan bentuk teks yang teks



7.



yang



mencirikan yang



pembelajaran



sesuai



dengan



karakteristik teks negosiasi. Isi materi telah mewakili kompetensi pembelajaran yang



8.



diharapkan. Materi merupakan konsep yang



54



jelas dan memudahkan siswa 9.



untuk memahaminya. Materi yang disajikan



bisa



mendorong siswa untuk lebih 10.



aktif dalam pembelajaran. Memberikan gambaran yang jelas untuk pembelajaran berbasis teks.



b. Validasi pakar/ ahli berdasarkan kurikulum No



Pertanyaan



Alternatif Jawaban 5 4 3 2 1 SS S N TS STS



1.



Teks negosiasi sesuai dengan KI



2.



dan KD Penyajian sudah sesuai dengan KI



3.



dan KD. Bentuk isi



4.



dengan keperluan siswa. Sudah sesuai untuk



5.



ketuntasan. Memiliki



modul



berkaitan



pemaparan



syarat yang



sistematis sesuai dengan KI dan 6.



KD. Memiliki



7.



penuntasan yang baik. Bentuk yang disajikan memiliki urutan



8. 9. 10.



unsur



yang



jelas



pencapaian



berkaitan



dengan KI dan KD. Tersaji sesuai dengan KI dan KD KD dan indikator tersaji jelas. Memiliki efek potensial.



55



c. Validasi pakar berdasarkan kegrafikaan. No



Pertanyaan



Alternatif Jawaban 5 4 3 2 1 SS S N TS STS



1. 2. 3.



Gambar dan tulisan menarik. Mengandung unsur ketertarikan. Bentuk tulisan dan gambar tersaji



4.



dengan baik. Penyajian teks dan ambar tidak



5.



mengandung unsur negatif. Tulisan hanya sebagai penerangan



6.



gambar. Format disampaikan



penyajian



teks



melalui



bentuk



7.



tulisan yang baik. Setiap penyajian



8.



topik tertentu. Tulisan dan gambar sudah sangat membantu



mengandung



siswa



dalam



9.



pembelajaran kurikulum. Format tulisan tersampaikan



10.



secara lugas. Tidak mengandung unsur plagiat.



Berdasarkan tabel di atas peneliti membuat formatpenghitungan yang akan disesuaikan dengan pilihan jawaban oleh para ahli. Nilai yang diharapkan berdasarkan rentang pilihan point 1—5, adapun rincian nilai setiap pilihan point dari para ahli/ pakar dapat dilihat sebagai berikut. Alternatif Jawaban:



56



1 = Sangat tidak Setuju 2 3 4



= Tidak Setuju = Netral = Setuju



5 = Sangat Setuju Jika dilihat berdasarkan alternatif jawaban di atas maka nilai dari setiap pilihan memiliki kompleksitas dari lima aspek dengan rincian sebagai berikut. Kriteria penilaian 4,6 —5



= Sangat Setuju



(5)



3,6—4,5 = Setuju



(4)



2,6— 3,5 = Netral



(3)



1,6—2,5 = Tidak Setuju (2) 0,6—1,5 = Sangat Setuju



(1)



Berdasarkan rincian poin dari masing-masing alternatif jawabab di atas, maka angket yang memiliki efek potensial harus memenuhi nilai standar minimal 3,6—4,5 atau 5. Nilai angket yang telah memiliki nilai standar yaitu 4,6 ke atas akan menjadi acuan untuk bahan pertimbangan kelayakan modul.Selanjutnya, modul akan diberikan kepada siswa sehingga mereka dapat memahami pembelajaran teks negosiasi secara benar dan menyeluruh.



Dari hal tersebut peneliti juga akan memberikan penjelasan proses pembentukan teks negosiasi yang disesuaikan dengan pencapaian indikator. Pencapaian indikator telah ditunjukkan melalui tes yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya. Kaitannya dalam pencapaian indikator melalui angket yang



57



diberikan kepada para ahli/ validator akan dimasukkan beberapa poin tentang negosiasi yaitu negosiasi distributif, integratif, dan akomodatif (lihat hal. 22) 3 Teknik Analisis Data Wawancara Data dari hasil wawancara akan disesuaikan dengan analisis data angket, disesuaikan, dideskripsikan, dan disimpulkan. Hasil validasi dari para pakar dan para ahli akan dimasukkan pokok penting sebagai bahan revisi. 6. Kriteria Keberhasilan (Indikator Kerja) Kriteria keberhasilan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah produk yang berupa modul menggunakan pendekatan saintifik. Modul ini harus sesuai dengan harapan penerapan kurikulum 2013 (KI dan KD) pembelajaran Bahasa Indonesia, hasil validasi para pakar (kurikulum, kegrafikaan, dan isi/materi) bersifat praktis, dan memiliki efek potensial. Kesesuaian modul tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil validasi pakar (expert review) pada jalur formative evaluation. Sedangkan kepraktisan modul dapat diketahui dari hasilpraktik siswa dengan pendekatan saintifik dan hasil tes. Kepraktisan berarti mudah dipakai oleh siswa, dapat diadministrasi dan dapat diinterpretasikan. Efek potensial dapat diketahui dari hasil field test dengan rincian nilai siswa rata-rata ≥ 80. Hasil dari tes tersebut merupakan bentuk pelaksanaan dari beberapa KD sehingga akan meningkatkan kemampuan pembelajaran teksterutama pembelajran teks negosiasi dengan pendekatan saintifik.



7. Subjek, Waktu, dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X antara umur 15-16 tahun di SMA Negeri 3 Unggulan



58



Kayuagung. SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung terdiri dari 6 rombongan belajar (rombel) yang terdiri dari 35 siswasetiap rombongan belajar. Jadi jumlah seluruh subjek untuk dilapangan terdiri dari 210



siswa, dan yang dijadikan sampel



penelitian 10% dari jumlah populasi yaitu 35 siswa. Karena siswa kelas X di SMA Negeri 3 Unggulan Kayuagung terbagi dalam 6 rombongan belajar.Subjek yang akan dijadikan penelitian adalahsatu rombel kelas X IPA yang dianggap memiliki prestasi heterogen sebagai kelas normal, bukan kelas yang unggul. Oleh karena itu, komponen yang akan digunakan untuk menentukan ciri kelompok adalah nilai rata-rata kelas mata pelajaran bahasa indonesia ujian tengah semester (MID) tahun pelajaran 2014-2015.



8. Langkah Kerja dan Jadwal Penelitian 8.1. Langkah Kerja Berikut langkah kerja yang akan dilakukan oleh peneliti melalui beberapa tahap yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



8.2.



Tahap penyusunan Tahap pengumpulan instrumen Seminar proposal Tahap pengumpulan data Tahap penganalisisan Pembuatan dan penyusunan draft laporan Penyempurnaan laporan



Jadwal Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan,



terhitung dimulainya tehap seminar proposal. Dari bulan Oktober 2014 —Februari



59



2015. Berikut rincian jadwal penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut. No



Proses Kegiatan 10 Penyusunan 



1.



Tahap



2.



proposal. Tahap



3. 4. 5. 6.



instrumen. Seminar Proposal Tahap Pengumpulan Data Tahap penganalisisan Pembuatan dan



7.



penyusunan draft laporan Penyempurnaan Laporan



pengumpulan



11



Bulan Ke 12 1 -



-



     



Daftar Pustaka Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:Gaung Persada. Dalman, 2011. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Darmiatun, Suryatri. 2013. Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.



60



Depdiknas, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 tahun 2006.



Standar Kompetensi Lulusan untuk



Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifikdan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Imas, Kurinasih. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: YRAMA WIDYA. Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Permata. Lewicki, Roy. J. 2012. Negosiasi (Edisi 6, Buku 1). Jakarta: Salemba Humanika. Sda



. 2012. Negosiasi (Edisi 6, Buku 2). Jakarta: Salemba



Humanika. Muzamiroh, Mida. L. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Kurikulaum 2013. Jakarta: Rineka. Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesias dalam Berbagai Perspektifnya.Yogyakarta: Andi Offset. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.



61



Prawiradilaga, Dewi Salma dan Siregar Eveline. 2005. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM). Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: Diva Press. Ricouer, Paul. 2012. Teori Interpretasi: Memahami Teks, Penafsiran, dan Metodologinya. Jogjakarta: IRCISOD. Sanjaya, Wina. 2013. Sistem Pembelajaran: Perencanaan dan Desain. Jakarta: Kencana. Sarwono, Sarlito. W. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian: Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: kencana. Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks dan Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Tangerang: Graha Ilmu. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tessmer, Martin. 1993. Planning and Conducting Formating Evaluations. London: Kogan Page Limited. Titscher, Stefan. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



62



Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Uji Publik Kurikulum 2013:Penyederhanaan, TematikIntegratif.http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum2013-1. (Diakses 20 Juli 2014).