Proposal Tata Laksana Gizi Buruk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL KEGIATAN IN HOUSE TRAINING RS. ‘AISYIYAH BOJONEGORO Rabu, 05 Desember 2018



I.



PENDAHULUAN Gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi dimana mengalami kurang gizi yang diketahui berdasarkan pengukuran antropometri seperti pertambahan berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan lain-lain. Menurut WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan karena keadaan gizi buruk pada anak. Anak yang mengalami gizi buruk memiliki risiko meninggal 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia mencapai 19,6%. Angka ini meningkat dibandingkan data Riskesdas 2010 sebesar 17,9%. Macam-Macam Gizi Buruk Ketika anak-anak kurang mendapat asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi, gizi buruk pun rentan mereka alami. Sayangnya, gizi buruk yang dialami anak bisa diperparah akibat kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi buruk dan cara menanganinya. Berikut macam-macam gizi buruk pada anak:







Kwashiorkor



Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk yang diakibatkan karena kurangnya konsumsi protein. Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas yaitu terdapat edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk. Apabila bengkak itu ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang. Tidak hanya itu, masih banyak ciri khususnya seperti anak memiliki wajah yang bulat dan sembab (moon face), timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak memiliki nafsu makan, rambut menipis dan berwarna merah seperti rambut jagung serta mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit. Untuk mendeteksi anak yang mengalami busung lapar, bisa dilakukan dengan menimbang berat badan anak secara teratur. Jika perbandingan berat badan dan umurnya di bawah 60 persen maka anak tersebut bisa dikatakan terindikasi busung lapar. 



Marasmus Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering dialami oleh balita karena kurangnya konsumsi energi. Penyebabnya pun beragam, seperti kurang makan, mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir, prematuritas, serta faktor lingkungan. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak usia 0-2 tahun. Ciri-ciri umum anak yang mengalami marasmus yaitu memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan kulit tubuh yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja. Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan mengalami diare kronik atau susah buang air kecil.  Marasmus – Kwashiorkor Marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan antara marasmus dan Kwashiorkor. Kondisi ini cukup serius dikarenakan kondisi marasmus maupun kwashiorkor menyerang tubuh anak. Bisa digambarkan anak yang mengalami kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok. Dampak kondisi ini bagi anak adalah penurunan tingkat kecerdasan, rabun senja, dan anak lebih rentan terkena penyakit infeksi. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi berupa sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, dan jagung serta makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan , dan daging.







Stunting/Pendek



Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek.. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Anak denganstunting memiliki IQ 510 poin lebih rendah dibanding dengan anak yang normal. II.



LATAR BELAKANG Walau saat ini era telah modern, pola kehidupan masyarakat di negara miskin dan berkembang umumnya masih memicu terjanjian gangguan gizi buruk pada bayi dan balita terutama berkaitan dengan faktor ekonomi dan pengetahuan mendasar akan kesehatan. Berbeda dengan pola masyarakat di negara maju, sistem pemerintahan yang sudah tertata dengan baik, khususnya dibidang kesehatan telah menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah sehingga gangguan gizi buruk dapat cepat teratasi. Berikut penyebab gizi buruk:







Keterbatasan Penghasilan Keluarga (Faktor Ekonomi) Penghasilan keluarga akan sangat menentukan makanan yang disajikan setiap harinya, baik kualitas maupun kuantitas makanan. Namun, bukan berarti makanan yang memenuhi kebutuhan gizi hanya dapat disajikan di lingkungan keluarga dengan penghasilan cukup saja, karena pada kenyataannya tidak demikian.







Pengetahuan Kesehatan tentang Gizi Makanan Banyak keluarga dengan penghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan kurang bergizi. Hal ini dikarenaka kurangnya pengetahuan mengenai gizi makanan sehingga cenderung manyajikan makanan cepat saji yang kurang sehat.







Jarak Kelahiran yang tidak Terencana Penelitian menunjukkan bahwa bayi dan anak yang mengalami gizi buruk dipicu karena seorang ibu yang sedang hamil lagi saat anaknya yang lain masih kecil, sehingga



kesempatan untuk memperhatikan asupan gizi saat hamil dan menyusui menjadi terabaikan. Oleh karena itu, sangatlah penting mengatur jarak kehamilan agar memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan asupan gizi calon bayi dan anak yang lain. 



Tradisi Pantangan yang Merugikan Di daerah pedesaan masih terdapat berbagai pantangan makanan, terutama bagi ibu hamil. Terdapat beberapa makanan yang dianggap tidak boleh dikonsumsi, padahal makanan tersebut memiliki zat gizi tinggi.







Kesukaan yang Berlebihan akan Makanan Tertentu Menyukai



makanan



tertentu



secara



berlebihan



akan



mengakibatkan



kurang



bervariasinya makanan sehingga tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. III.



TUJUAN 1. Meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan petugas gizi tentang Tata laksana dan penanganan pasien gizi buruk 2. Dapat mempraktekkan cara membuat formula WHO dan Modisco untuk pasien gizi buruk 3. Dapat memberikan nutrisi pada pasien sesuai dengan penyakitnya 4. Tertib administrasi penyelenggraan Diklat ( In House Training ) di RS. “aisyiyah Bojonegoro



IV.



SASARAN Petugas yang akan mengikuti In House Training adalah Ahli Gizi Rs “Aisyiyah Bojonegoro sebanyak 4 orang, PJ ruang Anak dan Ahli Gizi dari Puskesmas atau Rumah sakit di Bojonegoro sesuai dengan yang mendaftar 10 -15 orang dengan materi yang akan disampaikan adalah Tata Laksana dan Penanganan Pasien Gizi Buruk dan Pembicara dari Dosen Akademi Gizi Surabaya Bapak Rofiqi, SST



V.



PELAKSANAAN Pelaksanaan kursus masak dilaksanakan pada hari sabtu, 18 Desember 2018 pukul 8.00 WIB – selesai dan dilaksanakan di Ruang KOMKEP Rs ‘ Aisiyah Bojonegoro. Kegiatan yang dilaksanakan dibiayai oleh RS ‘Aisyiyah bojonegoro dan untuk undangan dari luar RS ‘Aisyiyah Bojonegoro dikenakan Biaya sebesar Rp 75.000



VI.



HASIL KEGIATAN DAN EVALUASI Peserta yang mengikuti InHouse Training di RS ‘Aisyiyah Bojonegoro dinyatakan lulus dan berhak menerima Serfikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh Diklat Rs A’isyiyah Bojonegoro



VII.



SARAN TINDAK LANJUT Untuk meningkatkan kompetensi petugas Gizi maka diharapkan petugas Gizi bisa mengikuti In House Training yang akan diadakan di Rs ‘Aisiyah Bojonegoro sampe selesai.



VIII.



PENUTUP Demikian proposal In House Training ini kami buat. Proposal ini masih banyak kekurangannya, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam mengaplikasikan hasil In House Training yang telah diikuti sehingga mampu memberi efek signifikan positif bagi rumah sakit dalam upaya memberikan pelayanan pasien.



Mengetahui, Kabag Diklat RS ‘Aisyiyah



Bojonegoro, 05 Desember 2018 Koordinator In HouseTraining,



Bojonegoro



Hayyin Mubarok, S.Psi



U’un Kurniawati, A.Md.Gz



PROPOSAL IN HOUSE TRAINING TATA LAKSANA DAN PENANGANAN PASIEN GIZI BURUK



OLEH :



INSTALASI GIZI RS “AISYIYAH BOJONEGORO TAHUN 2018