Proposal Technopreneurship [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

USULAN PROPOSAL ALAT PEMBERIAN PAKAN IKAN OTOMATIS TUGAS TECHNOPRENEURSHIP



Diajukan untuk memenuhi tugas Technopreneurship



Oleh Deri Rio Heryanto



1503711



Sham Adigunarto



1506941



Sidik Permana



1305306



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Budidaya ikan air tawar memiliki peran yang penting sebagai pemasok persediaan ikan di pasar lokal juga memiliki fungsi untuk menambah devisa Negara dari proses ekspor ikan yang dilakukan pembudidaya ikan lokal. Budidaya ikan menjadi sangat penting karena juga sebagai salah satu penunjang ketahanan pangan Indonesia. Tapi dalam kenyataannya produktifitas budidaya ikan air tawar masih jauh dari target Pemerintah. Hal tersebut diakibatkan karena belum maksimalnya produktifitas budidaya, sama halnya seperti di Indonesia yang memiliki potensi lahan budidya yang luas tetapi potensinya belum dimaksimalkan. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kelautan dan Perikanan telah melakukan berbagai upaya peningkatan produktifitas pembudidaya untuk menghasilkan ikan untuk mencukupi kebutuhan Nasional dan Internasional. Upaya tersebut seperti memberi subsidi pada pakan ikan, membentuk Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT), dan membentuk kelompok pembudidaya ikan air tawar. Diketahui bahwa hasil dari produktifitas perikanan Indonesia masih jauh dari target. Dan masih kurangnya warga yang mau terjun dalam budidaya ikan. Maka dengan itu kami menciptakan suatu alat yaitu pemberian pakan ikan secara otomatis, selain fungsinya untuk memermudah dalam budidaya ikan, dengan adanya alat ini kami ingin mengajak kepada masyarakat bahwasannya budidaya ikan dapat dilakukan dengan mudah serta dalam segi waktu pun dapat berjalan efisien. 1.2 Perumusan Masalah Dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan masalah diantaranya : 1. Bagaimana cara memberikan makan pada kolam budidaya ikan air tawar secara otomatis. 2. Berapa Estimasi biaya untuk pembuatan pakan ikan otomatis 3. Dapatkah teknologi pemberian pakan otomatis meningkatkan produktifitas dari budidaya ikan air tawar 1.3 Tujuan Dalam pembuatan laporan ini kami sebagai memiliki tujuan diantanya adalah: 1. Mengetahui cara pemberian pakan ikan secara otomatis. 2. Dapat mengetahui estimasi biaya yang diiginkan untuk pembuatan pakan ikan otomatis.



2



3. Dapat mengetahui cara meningkatkan produktifitas dan budidaya pakan ikan. 1.4 Visi Menjadikan usaha yang memproduksi alat pakan ikan otomatis yang terpercaya dan terbaik sebagai usaha kecil menengah yang diminati masyarakat serta agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. 1.5 Misi 1. Proses produksi yang sesuai standar nasional (SNI), alat dan bahan-bahan yang digunakan. 2. Menjaga kualitas alat yang diproduksi. 3. Dengan harga yang terjangkau dapat memuaskan konsumen. 4. Memperkenalkan alat pakan ikan otomatis kepada agen – agen penjual ikan atau alat elektronik. 1.6 Tujuan Usaha Adapun beberapa tujuan dalam usaha ini adalah : 1. Meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik untuk memperoleh keuntungan. 2. Untuk menerapkan jiwa berwirausaha 3. Melatih kemandirian.



3



BAB II ISI A. Budidaya Ikan Tawar Kolam budidaya ikan air tawar merupakan suatu lahan basah buatan manusia yang bentuknya cenderung persegi dan memiliki volume dibuat dengan tujuan untuk memelihara ikan air tawar. Indonesia merupakan negara dengan keadaan masyarakatnya yang suka mengkonsumsi ikan. Hal tersebut ditandai dengan mulai meningkatnya tingkat konsumsi ikan di indonesia.



Gambar 1.1 Perkembangan Konsumsi Pangan Hewani Penduduk Indonesia 1993 - 2007. (Sumber : Nuhfil Hanani AR, Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015, Makalah Workshop II Ketahanan Pangan di Jawa Timur, 2009.) Lemahnya produktifitas Ikan mengakibatkan terganggunya ketahanan pangan Indonesia yang pada akhirnya berujung pada import ikan dari luar yang merugikan Negara. Yang seharusnya Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat banyak palah justru kekurangan ikan. Yang memprihatinkan adalah gempuran impor ikan yang menggila dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya kita hanya mengimpor tepung ikan, salmon, dan beberapa produk perikanan yang tidak bisa diproduksi di Indonesia dan dengan nilai yang tidak signifikan (kurang dari 50 juta dollar AS) per tahun. Sekarang komoditas yang diimpor termasuk yang ada di Indonesia dengan nilai lebih dari 200 juta dollar AS per tahun. Padahal, potensi produksi



4



perikanan Indonesia terbesar di dunia, 65 juta ton per tahun, dan baru dimanfaatkan 10,5 juta ton/ 16 % (Prospek Perikanan Indonesia, 2011) . Padahal dari sisi lain usaha budidaya ikan air tawar semakin hari semakin menggiurkan. Menurut laporan Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap. Mengapa demikian, karena produksi perikanan tangkap akan mengalami penurunan akibat overfishing. Ikan di laut semakin sulit didapatkan. Bahkan bila tidak ada perubahan model produksi, para peneliti meramalkan pada tahun 2048 tak ada lagi ikan untuk ditangkap. Dengan kata lain tidak akan ada lagi menu seafood di piring kita! Oleh karena itu diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai subtitusi ikan laut. Sehingga kita bisa memberikan ruang kepada biota laut untuk berkembang biak. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini menunjukkan konsumsi ikan perkapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara berkembang lainnya. Kalau kita menilik laporan KKP pada tahun 2011, konsumsi ikan masyarakat Indonesia hanya berada diangka 31,5 kg per tahun. Coba bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 55,4 kg per tahun! Kabar baiknya, pertumbuhan rata-rata konsumsi ikan di Indonesia cukup tinggi 5,04 persen per tahun. Jauh diatas Malaysia yang hanya 1,26 persen per tahun. Dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia, kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan adanya program Gemar Makan Ikan yang dikampanyekan KKP, angka konsumsi akan terus bergerak naik. Dari sisi produksi, pada tahun 2011 produksi perikanan nasional mencapai 12,39 juta ton. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak 5,41 juta ton dan produksi perikanan budidaya 6,98 juta ton. Dari total produksi perikanan budidaya, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan angka hingga 1,1 juta ton. Sisanya adalah budidaya tambak air payau, budidaya di laut, budidaya dalam keramba dan budidaya jaring apung. Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat yaitu berkisar 11 persen setiap tahun. Hal ini menujukkan ada gairah besar di masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar. Tentunya pertumbuhan produksi ini mengacu pada permintaan pasar yang terus meningkat. Lebih dari 70 persen produksi ikan air tawar diserap oleh pasar dalam negeri. Pulau Jawa menjadi penyerap terbesar mengingat jumlah penduduknya yang padat. Apabila dilihat dari potensinya, kebutuhan untuk pulau Jawa saja masih akan terus berkembang. Mengingat konsumsi per kapita ikan di Jawa masih di bawah konsumsi per kapita di luar Jawa.



5



B. Peningkatan Produksi



Gambar 2. Produksi Pangan Hewani Indonesia (Sumber: Nuhfil Hanani AR, Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015, Makalah Workshop II Ketahanan Pangan di Jawa Timur, 2009)



Indonesia mengalami peningkatan secara terus menerus setiap tahunnya dalam memproduksi pangan hewani. Salah satunya adalah produksi ikan yang pada tahun 2003 sekitar 5,9 juta. Hal tersebut mengalami peningkatan signifikan pada tahun 8,1 jt lebih diproduksi pada tahun 2008. Namun hal tersebut nampaknya masih belum cukup guna memenuhi kebutuhan akan konsumsi ikan di indonesia yang semakin bertambah. Hal tersebut di buktikannya masih adanya impor akan sumber protein ikan di indonesia. Impor ikan di indonesia telah mengalami kenaikan terus menerus setiap tahunnya. Hal terebut terjadi mulai tahun 2003 yang mengimport ikan dari luar negeri sebesar 1,6% dari total keseluruhan produksi pada tahun 2003. Dan puncak import untuk memenuhi kebutuhan akan ikan di indonesia



6



terjadi pada tahun 2006 sebesar 2,9 % dari keseluruhan total kebutuhan ikan di indonesia.



BAB III METODE PENGERJAAN



Secara garis besar rancang bangun PEMBUATAN PAKAN IKAN OTOMATIS sebagai berikut: START Pembuatan Alat



Studi Literatur



Tidak Pengujian Alat Pembelajaran Kasus



Berhasil Evaluasi dan Penyempurnaan Desain, Modeling dan simulasi Komputer



7 STOP



Gambar 3.1 Flowchart Pengerjaan



Berikut penjelasan dari flowchart pada gambar 3.1: 1. Studi Literatur Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian sumber-sumber yang relevan dalam pengumpulan materi yang digunakan sebagai acuan penulisan Proposal ini. 2. Pembelajaran Kasus Studi literature saja tidak cukup dalam pengembangan dan penggalian ide. Karena teori saja tidak cukup untuk menjadi patokan, maka kami mengambil referensi lain dari berbagai kasus nyata tetntang prototype mengenai pemberian pakan otomatis 3. Desain, Modeling dan Simulasi Komputer Pada tahap ini dilakukan proses modeling 3D dari rencana desain awal yang telah dibuat menggunakan software Autodesk Autocad dan untuk desain 2D dibuat menggunakan Adobe Photoshop. Pembuatan Alat 4. Pengujian Alat Setelah pembuatan prototype perlu dilakukan pengujian terhadap protorype ini yang hasilnya kemudian bisa digunakan untuk menentukan kekurangan dan ketidaksempurnaan dari prototype, kemudian dilakukan juga dilakukan pengujian terhadap konsistensi kerja dari prototype ini. 5. Evaluasi dan Penyempurnaan Pada tahap ini hasil evaluasi pada saat pengujian alat digunakan untuk penyempurnaan prototype. Sehingga prototype tersebut dapat bekerja dengan baik.



8



BAB IV LAMPIRAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN



No .



Kegiatan



Bulan I



Bulan II



Bulan III



Bulan IV



Bulan V



1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1



Desain, modeling, dan simulasi komputer



2



Pembuatan Alat



3



Pengujian Alat



4



Evaluasi dan Penyempurnaa n



5



Pembuatan Laporan 4.1 Jadwal Kegiatan



9



Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Program



4.2 Lampiran 1. Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian Toolkit Alat Perakit Solder Alat Perakit Obeng Kecil Alat Perakit Obeng + Alat Perakit Obeng Alat Perakit Tespen Alat Perakit Pengupas Alat Perakit Kabel Gunting Alat Perakit Multimeter Alat Perakit Cutter Alat Perakit Tang Jepit Alat Perakit Gergaji Alat Perakit Mesin Amplas Alat Perakit Tang Potong Alat Perakit Lakban Alat Perakit Hitam Selotip Alat Perakit Palu Alat Perakit Sub Total



Kuantitas



Jumlah



1 set 1 buah 1 set 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah



Harga Satuan(Rp) Rp900.000 Rp115.000 Rp60.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp15.000 Rp30.000



1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 bulan



Rp5.000 Rp350.000 Rp6.000 Rp40.000 Rp500.000



Rp5.000 Rp350.000 Rp6.000 Rp40.000 Rp500.000



8 buah 1 buah 3 buah



Rp5.000 Rp35.000 Rp3.000



Rp40.000 Rp35.000 Rp9.000



5 buah 2 buah



Rp5.000 Rp35.000



Rp25.000 Rp70.000 Rp2.220.000



Rp900.000 Rp115.000 Rp60.000 Rp10.000 Rp10.000 Rp15.000 Rp30.000



2. Perjalanan Material



Justifikasi Pemakaian



Kuantitas



Satuan Harga (Rp)



Jumlah



Prakegiatan



Survey dan pencarian alat dan bahan



60 liter



Rp9.000



Rp540.000



Pelaksanaan Kegiatan



Perancangan desain, pembuatan



40 liter



Rp9000



Rp320.000



10



dan perakitan Pasca Kegiatan



Uji coba, evaluasi, dan pembuatan laporan



40 liter



Rp9000



Rp320.000



Total



Rp1.060.000



3.Promosi barang Material



Justifikasi Pemakaian



Kuantitas



Harga Satuan (Rp)



Jumlah



Pengadaan dan Jilid Laporan



Pembuatan dan penggadaan Laporan



1 set



Rp200.000



Rp200.000



Sewa Kamera



Dokumentasi



4 hari



Rp70.000



Rp280.000



X- Banner



Pameran



1 buah



Rp120.000



Rp120.000



Sub Total



Rp600.000



4.Peralatan pokok



No.



Nama Komponen



Jumlah



Satuan



Harga



Jumlah



1.



Tabung plastik



1



Unit



3.000



3.000



2.



Motor DC 9V



1



Unit



15.000



15.000



3.



CMOS ic 7555



1



Unit



5.000



5.000



4.



Pipa air



1



Unit



2.500



2.500



5.



PCB



1



Unit



5.000



5.000



6.



Relay 9V



1



Unit



6.000



6.000



7.



Saklar



2



Unit



1.000



2.000



8



Saklar step



1



Unit



1.000



1.000



9



Baterai 9V



1



Unit



23.500



23.500



10.



Kapasitor 33uF



1



Unit



1.500



1.500



11.



Kapasitor 100n



1



Unit



1.000



1.000



12.



Transistor BC109C



1



Unit



1.000



1.000



11



NPN 13.



1N4004 DIODA



1



Unit



500



500



14.



Resistor 8.2M



6



Unit



1.000



6.000



15.



Resistor 100k



1



Unit



1.000



1.000



16.



Resistor 4.7k



1



Unit



500



500 Rp71.500



5. Akomodasi Material



Harga



Jumlah



Sewa Rumah



Rp20.000.000 /tahun



Rp20.000.000



Mobil Daihatsu Grand Max



Rp70.000.000



Rp70.000.000 Rp90.000.000



6. Upah Pegawai Empat pegawai akan mendapatkan upah sebesar Rp8.000/unit dan kapasitas produksi sebesar 3.000unit/tahun 4.3 Perhitungan Laba Fixed Cost Variable Cost Price Capacity



BEP (R) =



= Rp93.880.000 = Rp101.500/unit = Rp135.000/unit =250 unit/bulan



Rp 150.000 .000 Rp 50.000−Rp 20.000



93.880 .000 135 .000−101.500



= ±2.800 unit



12



13



BAB V PENUTUP



5.1.



Kesimpulan



Penetapan harga jual produk pemberi pakan ikan otomatis sebesar Rp135.000/unit dan terjual sebanyak 250 unit selama 1 bulan, sehingga dalam satu tahun produk akan terjual sebanyak 3.000 unit. BEP dari produk pemberi pakan ikan otomatis adalah Rp378.000.000 atau 2.500 unit sehingga usaha pemberi pakan otomatis akan berbalik modal saat kurang dari satu tahun. Produk pemberi pakan ikan otomatis merupakan sebuah produk baru yang memiliki efisiensi dan akurasi yang baik. Dengan adanya produk pemberi pakan ikan otomatis diharapkan dapat mengurangi biaya pekerja untuk memberi pakan ikan di sektor budidaya perikanan. Pekerja dari usaha pemberi pakan ikan otomatis berjumlah empat pegawai yang setiap pegawainya akan diberi upah sebesar Rp8.000 setiap unit yang diselesaikannya. Apabila sesuai target setiap pegawai akan mendapatkan upah sebesar Rp2.000.000 setiap bulannya.



14