Proposal Usaha Kesehatan Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Penelitian Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah



upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar dan berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk



menghayati, menyenangi dan



melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Kemendikbud, 2014). Peserta didik merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai tingkat kesehatan yang lebih baik bila dibandingkan dengan berbagai kelompok masyarakat lainnya, meskipun demikian kelompok ini merupakan kelompok yang rawan



karena



berada



dalam



periode



pertumbuhan



dan



perkembangan



(Notoatmodjo, 2010). Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKGS dan dokter kecil). Tenaga kesehatan yang dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai Pembina UKS/UKGS disekolah dan telah



1 Universitas Esa Unggul



2



dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada umumnya, (Dinkes Riau, 2015). Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu indikator yang dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementrian Kesehatan. Kegiatan penjaringan kesehatan selain unutk mengetahui secara dini maslah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi Usaha Kegiatan Sekolah (UKS), (Dinkes Riau, 2015). UKS sebagai salah satu program yang langsung berhubungan dengan anak sekolah sudah dirintis sejak tahun 1976 dan sejak tahun 1984 diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama 4 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri yang diperbaharui pada tahun 2003. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, maka berbagai program pelaksanaan UKS disetiap daerah pada dasarnya sepenuhnya diserahkan kepada Tim Pembina UKS di



Universitas Esa Unggul



3



daerah



masing-masing untuk



menentukan



prioritas



programnya,



namun



berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS Pusat, ternyata pelaksanaan UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga untuk itu dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap jenjang dalam rangka memantapkan pelaksanaan program-program UKS, seperti kita ketahui bahwa UKS adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin (Depkes, 2008). Dalam program UKS yang dilaksanakan selama ini, kegiatan pendidikan kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan pengetahuan dan kurang menekankan pada segi praktis yang dapat diaplikasikan pada kehidupan seharihari. Pelayanan kesehatan pada anak sebagaimana kelompok lainnya, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan sosial (Tim Pembina UKS, 2008). Hasil penelitian maupun pengamatan yang dilakukan baik oleh Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri bahwa kegiatan UKS ditinjau dari segi sarana dan prasarana, pengetahuan, sikap peserta didik dibidang kesehatan, warung sekolah, makanan sehari-hari/gizi, kesehatan pribadi secara umum memperlihatkan bahwa prinsip hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik belum mencapai tingkat yang diharapkan. Begitu pula dengan sasaran upaya kesehatan ditinjau dari cakupan sekolah, peserta didik dikaitkan dengan wajib belajar, mutu penyelenggaraan, ketenagaan dan sarana prasarana belum seimbang dengan usaha



Universitas Esa Unggul



4



pencapaian tujuan UKS serta perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai tingkat yang diharapkan. Disamping itu ancaman sakit terhadap murid masih tinggi dengan adanya penyakit endemis dan kekurangan gizi (Soenarjo, 2007). UKS merupakan program pengembangan kesehatan fisik dan mental peserta didik. Jika program UKS tidak berjalan dengan baik, maka peserta didik tidak memiliki pengetahuan ataupun keterampilan untuk menjaga sendiri kesehatannya. Ketika dewasa, mereka bisa saja terlibat ke dalam seks bebas atau penggunaan narkoba (Soenarjo, 2007). Menurut Mahfud (2015), program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan derajat kesehatan peserta didik. Penyelenggaraan program kesehatan sekolah sebagai upaya untuk mencapai tujuan pengembangan kemampuan hidup, sebagai syarat utama tercapainya derajat kesehatan yang optimal, dan selanjutnya menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas. Peningkatan kualitas manusia Indonesia memerlukan berbagai upaya yang di antaranya melalui upaya pendidikan dan kesehatan baik di sekolah. Pendidikan kesehatan memiliki berbagai tujuan, yaitu memiliki pengetahuan tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat, memiliki ketrampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan, memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik tumbuh kembang secara harmonis, menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit, memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal. Sebagai tempat yang baik tumbuh dan kembangnya generasi penerus, maka sekolah perlu memerhatikan hal-hal yang mendukung



Universitas Esa Unggul



5



dalam proses perkembangan dan pertumbuhan, serta tercapainya status 4 kesehatan, baik di sekolah maupun di lingkungan hidupnya, sehingga mereka dapat tumbuh secara harmonis, efisien, dan optimal. Pada tahun 2015, cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk siswa kelas satu di Provinsi Riau sebesar 82% dan hanya mengalami peningkatan 1% dari tahun sebelumnya. Sedangkan cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) murid SD dan setingkat di kabupaten/kota sudah ada empat kabupaten yang cakupannya mencapai 100% yakni Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Dan yang belum memenuhi target Renstra 2014 sebesar 100% yaitu Kota Pekanbaru 62%. Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2013 yang ditetapkan oleh Kemenkes terhadap UKS yaitu 82%. Kecamatan Senapelan merupakan salah satu dari cakupan kota Pekanbaru. Di wilayah kerja Puskesmas Senapelan terdapat 16 sekolah dan salah satunya adalah SDN 003 Senapelan. Berdasarkan studi pendahuluan di SDN 003 Senapelan diketahui bahwa dari 10 siswa kelas IV dan kelas V yang diwawancarai, 70% tidak mengetahui program UKS yang ada di sekolah mereka. Responden mengaku hanya datang ke UKS ketika sakit atau ada yang pingsan saat upacara. Pada ruang UKS juga terdapat siswa yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan manfaat dari ruang UKS tersebut, baik pada jam pelajaran ataupun istirahat sekolah, seperti tempat untuk berbincang-bincang dengan teman. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Evaluasi Manajemen Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN 003 Senapelan Pekanbaru Tahun 2017”.



Universitas Esa Unggul



6



1.2.



Perumusan Masalah Dalam program UKS yang dilaksanakan selama ini, kegiatan pendidikan



kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan pengetahuan dan kurang menekankan pada segi praktis yang dapat diaplikasikan pada kehidupan seharihari. Pelayanan kesehatan pada anak sebagaimana kelompok lainnya, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan sosial. Berdasarkan studi pendahuluan di SDN 003 Senapelan diketahui bahwa dari 10 siswa kelas IV dan kelas V yang diwawancarai, 70% tidak mengetahui program UKS yang ada di sekolah mereka. Mereka mengaku hanya datang ke UKS ketika sakit atau ada yang pingsan saat upacara. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka judul penelitian ini adalah “Evaluasi Manajemen Program Usaha Kesehatan Sekolah di SDN 003 Senapelan Tahun 2017”



1.3.



Pertanyaan Penelitian



1.3.1. Bagaimana gambaran perencanaan pada program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017? 1.3.2. Bagaimana gambaran pengorganisasian pada program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017? 1.3.3. Bagaimana gambaran penggerakkan pada program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017? 1.3.4. Bagaimana gambaran pengawasan pada program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017?



Universitas Esa Unggul



7



1.4.



Tujuan Penelitian



1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui evaluasi manajemen program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN 003 Senapelan tahun 2017. 1.4.2. Tujuan Khusus 1.



Untuk mengetahui gambaran perencanaan program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017



2.



Untuk mengetahui gambaran pengorganisasian program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017



3.



Untuk mengetahui gambaran penggerakan program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017



4.



Untuk mengetahui gambaran pengawasan program UKS di SDN 003 Senapelan tahun 2017



1.5.



Manfaat Penelitian



1.5.1. Bagi SDN 003 Senapelan Pekanbaru Untuk memberikan masukan dan informasi mengenai manajemen program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah, sehingga ada peningkatan kegiatan UKS di sekolah. 1.5.2. Bagi Universitas Esa Unggul Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan tambahan keilmuan bagi Universitas Esa Unggul mengenai gambaran manajemen program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah, serta sebagai pedoman tambahan untuk penelitian selanjutnya.



Universitas Esa Unggul



8



1.5.3. Bagi Penulis Sebagai sarana belajar untuk menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.



1.6.



Ruang Lingkup Variabel pada penelitian ini meliputi perencanaan, pengorganisasian,



penggerakan dan pengawasan program kegiatan UKS di SDN 003 Senapelan Pekanbaru tahun 2017. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2017 dengan metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Subjek pada penelitian ini yaitu guru yang bertugas di UKS/kader UKS/Pembina UKS, kepala sekolah serta penanggung jawab UKS Puskesmas Senapelan, guru yang mengajar di sekolah, serta wali murid.



Universitas Esa Unggul



9



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1.



Landasan Teori



2.1.1. Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wahana belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Ditinjau dari sudut pembangunan bidang kesehatan, UKS ialah strategi untuk mencapai kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dan menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, yang selanjutnya akan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Soenarjo, 2007). Menurut Mahfud (2015), usaha kesehatan terutama ditujukan kepada usaha peningkatan kesehatan dengan mencakup antara lain: mencegah penyakit, memperpanjang hidup manusia, meningkatkan hidup yang sehat, memberantas penyakit menular, dan membina peran serta dalam rangka memelihara kesehatan. Usaha membina dan mengembangkan hidup sehat dilakukan secara terpadu, baik dengan program pendidikan di sekolah melalui pendidikan olahraga dan kesehatan, melalui usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemilaharaan kesehatan. Berdasarkan



Peraturan



Bersama



antara



Menteri



Pendidikan



dan



Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 6/X/Pb/2014 Nomor 73 Tahun 2014 Nomor 41 Tahun 2014 Nomor 81 Tahun



10 Universitas Esa Unggul



10



2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah, Usaha Kesehatan Sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Dimana kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha yang di lakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA/SMK/MA (Tim pembina UKS, 2010). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang di jalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran adalah anak-anak sekolah dan lingkunganya. Usaha



kesehatan



sekolah



merupakan



salah



satu



wahana



untuk



meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang sungguh sungguh di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau yang di kenal sebagai Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan kehidupan lingkungan yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaanya diutamakan di sekolah Dasar. Hal ini disebabkan karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap berbagai



Universitas Esa Unggul



11



penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah-sekolah lanjutan (Soenarjo, 2007). Sedangkan menurut Lutfi (2012) menyatakan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan yang ada di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaran utamanya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dan dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.



2.1.2. Tujuan UKS Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (SKB 4 Menteri tentang UKS/Madrasah, 2014). Menurut Lutfi (2012), tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat peserta didik agar



Universitas Esa Unggul



12



dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya. Menurut tujuannya, Usaha Kesehatan Sekolah dibedakan menjadi: 1.



Tujuan Umum UKS Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.



2.



Tujuan Khusus UKS Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertiggi derajat kesehatan peserta didik, yang didalamnya mencakup : a.



Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat, serta partisipasi aktif dalam usaha peningkatan usaha kesehatan di sekolah dan perguruan agama, di rumah tangga, maupun lingkungan masyarakat.



b.



Kondisi sehat, baik dalam arti fisik, mental, maupun sosial.



c.



Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya. Jadi tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu untuk meningkatkan



derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat peserta didik dan lingkungan masyarakat sekolah lainnya sehingga mampu memiliki pengetahuan, sikap dan



Universitas Esa Unggul



13



keterampilan hidup sehat dan peserta didik mampu tumbuh dan berkembang secara optimal.



2.1.3. Program UKS Menurut SKB 4 Menteri (2014) ada beberapa jenis kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah dan jenis kegiatan UKS disini dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Kegiatan pokok UKS dilaksanakan melalui Trias UKS. Bagian-bagian jenis kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai berikut: 1. Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga dan masyarakat (Heri, 2009). Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui kegitan intrakurikuler dan ekstrakurikuler (Kemendikbud, 2014). Menurut Tim Pembina UKS (2008), pendidikan kesehatan yang dimaksud dalam program UKS yaitu meliputi meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap dan keterampilan untuk hidup bersih dan sehat, penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya tangkal terhadap



Universitas Esa Unggul



14



pengaruh buruk dari luar dan pembudayaan pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. b. Tujuan Pendidikan Kesehatan. Menurut Kemendikbud (2014), tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik: 1) Memiliki pengetahuan tentang kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur; 2) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat; 3) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan; 4) Memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); 5) Mengerti



dan dapat



menerapkan prinsip-prinsip



pencegahan



penyakit. 6) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk diluar (narkoba, arus informasi, dan gaya hidup yang tidak sehat). Heri (2009) mengemukakan bahwa,



secara umum tujuan dari



pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat di bidang kesehatan. c. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Menurut Kemendikbud (2014), pelaksanaan pendidikan kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu kegiatan kurikuler dan ektra kulikuler. 1) Kegiatan Kurikuler Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran. Pelaksanaan



Universitas Esa Unggul



15



Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam Peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran. Di tingkat Sekolah Dasar (SD), pelaksanaan Pendidikan Kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam Peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. Materi pendidikan kesehatan mencakup: (1) Menjaga kebersihan diri; (2) Mengenal pentingnya imunisasi; (3) Mengenal makanan sehat; (4) Mengenal bahaya penyakit diare,demam berdarah dan influenza; (5) Menjaga kebersihan lingkungan (sekolah/madrasah dan rumah); (6) Membiasakan buang sampah pada tempatnya (7) Mengenal cara menjaga kebersihan alat reproduksi; (8) Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan;



Universitas Esa Unggul



16



(9) Mengenal bahaya minuman keras; (10) Mengenal bahaya narkoba; (11) Mengenal cara menolak ajakan menggunakan narkoba; (12) Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual. 2) Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah/madrasah ataupun diluar sekolah/ madrasah dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan,



pelayanan



kesehatan



dan



pembinaan



lingkungan



sekolah/madrasah sehat. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain; (1) Wisata siswa; (2) Kemah (Persami); (3) Ceramah, diskusi; (4) Lomba-lomba; (5) Bimbingan hidup sehat; (6) Apotik hidup; (7) Kebun sekolah; (8) Kerja bakti; (9) Majalah dinding;



Universitas Esa Unggul



17



(10) Pramuka; (11) Piket sekolah. Menurut Tim Pembina UKS (2008), Pendidikan kesehatan memiliki kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka mencapai tujuan dari pendidikan kesehatan itu sendiri. Contoh kegiatan pendidikan kesehatan ini meliputi: (1) Pelaksanaan pemeriksaan berkala (2) Pelaksanaan pemeriksaan rutin (3) Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah (4) Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan (5) Pengadaan alat peraga (6) Pelaksanaan dokter kecil d. Pendekatan dan Metode Pendidikan Kesehatan 1) Pendekatan Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain ialah: a) pendekatan individual b) pendekatan kelompok (1) kelompok kelas; (2) kelompok bebas; (3) lingkungan keluarga. Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:



Universitas Esa Unggul



18



a) Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik b) Diupayakan sebanyak-banyaknya melibatkan peran aktif peserta didik c) Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat d) Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih teknologi e) Memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional f) Mengikuti/memperhatikan perkembangan pengetahuan dan teknologi 2) Metode Dalam proses belajar mengajar guru dan Pembina dapat menggunakan metode: a) Belajar kelompok b) Kerja kelompok/penugasan c) Diskusi/ceramah d) Belajar perorangan e) Pemberian tugas f) Karya wisata g) Bermain peran h) Tanya jawab i) Simulasi 2. Pelayanan Kesehatan a. Pengertian Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan



Universitas Esa Unggul



19



kesehatan menurut Soekidjo (2010) adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Jadi, pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama



dalam



suatu



organisasi



untuk



memelihara



dan



meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan



kesehatan



peroorangan,



keluarga,



kelompok,



atau



masyarakat. b. Tujuan Pelayanan Kesehatan Menurut Kemendikbud (2014), tujuan pelayanan kesehatan di sekolah/madrasah adalah untuk: 1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. 2) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap Penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat. 3) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit,



kelainan,



pengembalian



fungsi



dan



peningkatan



kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal. c. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Menurut Kemendikbud (2014), Pelayanan Kesehatan di sekolah dilaksanakan oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas bekerjasama dengan guru dan kader kesehatan sekolah. Pelayanan Kesehatan sekolah dilaksanakan secara menyeluruh (komprehensif), dengan mengutamakan



Universitas Esa Unggul



20



kegiatan promotif dan preventif serta didukung kegiatan kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal meliputi: 1) Kegiatan Peningkatan (Promotif) Kegiatan promotif (peningkatan) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler, yaitu: a) Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain: (1) Dokter Kecil; (2) Kader Kesehatan Remaja; (3) Palang Merah Remaja; (4) Saka Bhakti Husada. b) Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah antara lain: (1) Pembinaan Kantin Sekolah Sehat (2) Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit. c) Pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Menurut Tim Pembina UKS (2008), dalam rangka mencapai tujuan dari pelayanan kesehatan, maka kegiatan yang dilakukan di sekolah meliputi: (1)



Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)



(2)



Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut



Universitas Esa Unggul



21



(3)



Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)



(4)



Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P)



(5)



Pemberian imunisasi



(6)



Tes kebugaran jasmani



(7)



Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)



(8)



Pemberian tablet tambah darah



(9)



Pemberian obat cacing



(10)



Pemanfaatan halaman sekolah sebagai Taman Obat Keluarga (TOGA)/apotek hidup



(11)



Penyuluhan kesehatan dan konseling



(12)



Pembinaan dan pengawasan kantin sehat



(13)



Informasi gizi



(14)



Pemulihan pasca sakit



(15)



Rujukan kesehatan ke puskesmas/rumah sakit



1. Kegiatan Pencegahan (Preventif) Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit, yaitu: a)



Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu, antara lain demam berdarah, kecacingan, muntaber.



b)



Penjaringan (screening) kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah.



c)



Pemeriksaan berkala kesehatan tiap 6 bulan.



Universitas Esa Unggul



22



d)



Mengikuti (memonitoring/memantau) pertumbuhan peserta didik.



e)



Immunisasi peserta didik kelas I dan kelas VI di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.



f)



Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan perguruan agama.



g)



Konseling kesehatan remaja di sekolah dan perguruan agama oleh kader kesehatan sekolah, guru BP dan guru agama dan Puskesmas oleh Dokter Puskesmas atau tenaga kesehatan lain.



2.



Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan dilakukan melalui kegiatan



mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal, yaitu: a)



Diagnosa dini;



b)



Pengobatan ringan;



c)



Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit; dan



d)



Rujukan medik. a.



Tempat Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan terhadap peserta didik dilakukan



1) Di sekolah/madrasah dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan 2) Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai kebutuhan.



Universitas Esa Unggul



23



b.



Metode Pelayanan Kesehatan 1) Pelayanan Kesehatan di Sekolah/madrasah Pelayanan kesehatan di sekolah/madrasah dilakukan sebagai berikut: a)



Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah/madrasah perlu di delegasikan kepada guru, setelah guru ditatar/dibimbing oleh petugas



Puskesmas.



Kegiatan



tersebut



adalah



kegiatan



peningkatan (promotif), pencegahan (preventif) dan dilakukan pengobatan sederhana pada waktu terjadi kecelakaan atau penyakit sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan, juga menjadi kegiatan pendidikan. b) Sebagian lagi pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh petugas Puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah



direncanakan



secara



terpadu



(antara



kepala



sekolah/madrasah dan petugas Puskesmas) 2) Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah/madrasah (khusus untuk kasus yang tidak dapat diatasi oleh sekolah/madrasah). Untuk itu perlu diadakan kesepakatan dalam rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta didik yang dirujuk ke Puskesmas. Sekolah/madrasah sebaiknya mengupayakan dana UKS untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah pembiayaan tidak menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan. Untuk ini setiap peserta didik harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan kesehatan.



Universitas Esa Unggul



24



Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka usaha kesehatan di sekolah dan perguruan agama yang mencakup: a)



Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan immuniasi dan lainnya yang dianggap perlu;



b) Merencanakan



pelaksanaan



kegiatan



dengan



pihak



yang



berhubungan dengan peserta didik (kepala sekolah, guru, orang tua peserta didik dan lain-lain); c)



Memberikan bimbingan teknis medik kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah;



d) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan UKS; e)



Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS (Dokter Kecil dan Kader Kesehatan Remaja);



f)



Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap kasus-kasus tertentu yang memerlukannya;



g) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling; h) Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya; i)



Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina UKS setempat meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan permasalahan yang dialami.



Universitas Esa Unggul



25



3) Peserta didik yang perlu dirujuk Adapun peserta didik yang perlu dirujuk adalah: a)



Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila masih memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat pengantar dan buku/kartu rujukan agar dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.



b) Bila Peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan disuruh pulang dan segera membutuhkan pertolongan secepatnya agar dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu agar segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke sarana pelayanan kesehatan tersebut. 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat a. Pengertian Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Menurut Lutfi (2012), pembinaan lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah yang harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar mengajar. b. Tujuan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Pembinaan lingkungan sekolah bertujuan untuk mewujudkan lingkungan sehat di sekolah/madrasah yang memungkinkan setiap warga sekolah/madrasah mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya dalam



Universitas Esa Unggul



26



rangka mendukung tercapainya proses belajar yang maksimal bagi setiap peserta didik. c. Pelaksanaan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Menurut WHO (Tim Pembina UKS, 2008) menyebutkan bahwa pembinaan kepada peserta didik agar dapat menerapkan pentingnya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diantaranya dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan terencana 2) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar sekolah 3) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah 4) Mengolah sampah organic menjadi kompos 5) Tidak mencoret-coret dinding dan bangku 6) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai 7) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman sekolah 8) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olahraga dan kesenian) 2.1.4. Sasaran UKS Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri (2014) mengenai UKS, sasaran UKS yaitu: peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat sekolah.



Universitas Esa Unggul



27



Sasaran Pembinaan dan Pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, guru pamong belajar / tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jejang sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah / TK sampai SLTA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga (institusi) pendidikan merupakan media penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan tata cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada anak-anak. Dengan demikian, akan dapat meberikan pengaruh terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik dikemudian hari diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup dengan norma-nrma kesehatan. Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS mempunyai peran yang sangat efektif sebab Sekolah Dasar, sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air, dari pedesaan hingga kota-kota besar. Di pandang dari segi pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa depan, pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar adalah ekonomis. Apalagi untuk kepentingan ini masyarakat (orang tua murid) selalu dilibatkan dalam berbagai bentuk, melalui POMG (Persatuan Orang tua Murid dan Guru), peserta didik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk perguruan tinggi beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari pembinaan UKS (Lutfi, 2012).



Universitas Esa Unggul



28



Didalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anakanak tidak dapat diabaikan. Anak-anak merupakan investment dalam bidang tenaga kerja, sehingga pembinaan terhadap golongan ini perlu dimulai sedini mungkin. Sehubungan dengan ini bidang pendidikan dan kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara organisasi sekolah berada dibawah Departemen Pendidikan Nasional, secara fungsional Departemen Kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan anak didik. Mengingat hal tersebut, Usaha Kesehatan Sekolah dijalankan atas dasar titik tolak pemikiran bahwa: 1.



Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek.



2.



Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada, untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat sekolah: a.



Mempunyai prosentase yang tinggi.



b.



Merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha kesehatan masyarakat,



c.



Peka terhadap pendidikan pada



umumnya,



dapat



menyebarkan



modernisasi (sebagai agent of change), karena dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan, mudah dibimbing dan di bina. Pada masa ini adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaankebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat meneruskan serta memperbaharui lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan datang. Masyarakat sehat yang akan datang merupakan salah satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu sekarang.



Universitas Esa Unggul



29



Menurut Kemendikbud (2014) sasaran UKS adalah peserta didik dari tingkat pendidikan dasar dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan menengah (TK, SD, SMP dan SMA/SMK) termasuk peserta didik di perguruan agama beserta lingkungannya. Sedangkan sasaran pembinaan UKS yaitu: 1.



Peserta didik



2.



Pembina teknis (guru dan petugas kesehatan)



3.



Pembina nonteknis (pengelola pendidikan, karyawan sekolah/madrasah)



4.



Sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan



5.



Lingkungan (lingkungan sekolah/madrasah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar sekolah/madrasah).



2.1.5. Ruang Lingkup UKS Menurut Kemendikbud (2014), ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tiga Program Pokok UKS (disebut Trias UKS) yang meliputi penyelenggaraan pendidikan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah/madrasah sehat. Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi: 1.



Penyusunan perencanaan program



2.



Pelaksanaan program



3.



Pengendalian program



4.



Penilaian dan penelitian,



5.



Manajemen dan organisasi termasuk ketenagaan, sarana dan prasarana serta pembiayaan



Universitas Esa Unggul



30



Keanggotaan Tim Pelaksanaan UKS di Sekolah ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Desa/ Kelurahan, Kepala Sekolah, Guru, Pamong Belajar, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Puskesmas, Orang Tua Murid, serta unsur lain yang relevan. Tugas Tim Pelaksanaan UKS antara lain sebagai berikut: 1.



Melaksanakan Tiga Program Pokok (UKS) yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat sesuai ketentuan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh pembinaan UKS.



2.



Menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS.



3.



Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan.



4.



Melaksanakan ketatausahaan Tim Pelaksanaan UKS sekolah



2.1.6. Pendanaan dan Pelaksanaan UKS Untuk pelaksanaan kegiatan UKS dana yang diperoleh adalah dana sehat. Dana sehat adalah uang/barang yang diterima atau dikumpulkan oleh tim pelaksana UKS baik dari peserta didik, komite sekolah, pemerintah maupun masyarakat untuk pelaksanaan program UKS (Weni, 2009). Pelaksanaan UKS menuntut garapan bersama. Oleh karena itu, pembentukan Badan Kerjasama Usaha Kesehatan Sekolah (BKUKS) di semua tingkat sangat penting. Kerja sama itu semakin diperlukan karena di sekolah tidak ada guru atau tenaga khusus untuk menangani UKS. Tulang punggung pelaksanaan UKS di Sekolah adalah guru, administratur dan koordinator pelaksana di sekolah-sekolah. Ditambah dengan



Universitas Esa Unggul



31



kerja sama yang baik dan penuh pengertian dengan berbagai tenaga kesehatan, seperti dokter, ahli gizi dan paramedis. Orang tua murid yang memiliki keahlian dibidang tersebut dapat diminta bantuannya. Guru Olahraga atau Pendidikan Jasmani dapat diikutsertakan dalam pembinaan UKS di sekolah. 1.



Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah a.



Lingkungan Kesehatan Dari lingkungan kesehatan meliputi pimpinan, pimpinan pelaksana, dan pelaksana; dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kotamadya hingga puskesmas. Di tingkat puskesmas, penanggung jawab dipegang oleh tenaga kesehatan tingkat sarjana muda, bidan, perawat, sanitarian yan semuanya dibekali pengetahuan dalam bidang public health. Sebagai pelaksana UKS, dapat diserahkan pada semua jenis petugas kesehatan yang ada.



b.



Lingkungan Pendidikan Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah jabatan secara struktural yang berhubungan dengan Departemen Pendidikan Nasional, yaitu: 1) Pengawas (pemilik) sekolah, guru dan petugas (pegawai) pembantu sekolah. 2) Peserta didik (siswa atau murid) 3) Orang tua murid Pada hakekatnya gurulah yang memegang peranan penting. Guru berhadapan langsung dengan peserta didik (murid) setiap hari. Petugas



Universitas Esa Unggul



32



kesehatan melakukan kegiatan teknis medis dan supervisi, atau memberi bimbingan serta nasehat. c.



Lembaga dan Instansi Lain Lembaga atau instansi lain keterkaitannya dengan UKS adalah sebagai pembantu yang melengkapi, misalnya PMI, Pramuka, Petugas dari berbagai dinas (pertanian, peternakan dan pekerjaan umum), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).



2.



Tugas/Kewajiban Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah a.



Petugas dari lingkungan kesehatan 1) Melaksanakan kegiatan UKS di sekolah-sekolah. 2) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan UKS. 3) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak didik, guru dan petugas sekolah secara berkala. 4) Membantu guru dalam mengawasi kebersihan perorangan anak didik dan kebersihan lingkungan sekolah. 5) Melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh guru, seperti imunisasi dan pengobatan. 6) Memberikan pendidikan kesehatan secara lansung maupun tidak langsung kepada anak didik. 7) Melakukan pencatatan dari segala kegiatan yang dijalankan dan mengumpulkan hasil pencatatan yang dilakukan guru. 8) Membuat laporan ke tingkat kabupaten/kotamadya berdasarkan hasil pencatatan kegiatan UKS di sekolah-sekolah.



Universitas Esa Unggul



33



9) Memupuk kerja sama yang baik antara petugas-petugas di lingkungan kesehatan dan diluar lingkungan kesehatan yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS pada umumnya dan anak didik pada khususnya. 10) Aktif



menggerakkan



masyarakat



untuk



turut



serta



dalam



penyelenggaraan UKS. b.



Pelaksana dari lingkungan pendidikan 1) Peranan guru didalam kegiatan UKS. Pelaku utama pelaksanaan UKS di sekolah adalah guru karena gurulah yang setiap hari berhadapan langsung dengan murid. Apalagi di sekolah dasar, guru adalah guru kelas, sehingga sangat mengenal anak asuhnya. Guru kelas mempunyai peran utama dalam: a) Menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didiknya. b) Melakukan pemeriksaan dan pengawasan kebersihan anak-anak didiknya secara berkala. c) Melakukan pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah. d) Melakukan



pemeriksaan



penglihatan,



pendengaran,



penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan anak didik secara berkala e) Membantu petugas kesehatan dalam tugasnya di sekolah. f)



Melakukan P3K dan pengobatan ringan dalam batas-batas kemampuannya, di bawah pengawasan petugas kesehatan. oleh karena itu, tiap sekolah sekurang-kurangnya mempunyai sebuah



Universitas Esa Unggul



34



kotak obat yang isinya dapat dikonsultasikan dengan puskesmas setempat. g) Mengenal tanda-tanda penyakit menular beserta masalahnya dan mengetahui usaha-usaha sebagai tindakan selanjutnya. h) Mengamati kelainan tingkah laku murid. i)



Mengisi waktu istirahat dan hari libur dengan berbagai kegiatan untuk mengembangkan kebiasaan hidup sehat.



j)



Mengawasi dan menyediakan makanan untuk warung sekolah.



k) Bekerja sama dengan guru olahraga dalam pembinaan UKS, untuk turut serta membimbing murid melakukan gerakan terampil dan efektif untuk segala aktifitasnya, termasuk pemupukan bakat



di



bidang keolahragaan. Turut serta



meningkatkan kondisi jantung, paru-paru, otot, dan sistem organ tubuh lainnya melalui latihan fisik. Pembinaan kebugaran jasmani dan pengembangan keterampilan fisik terhadap anakanak. l)



Membuat catatan dari segala kegiatannya dalam bidang UKS.



m) Berusaha menjadi suri tauladan dalam menjalankan kebiasaan hidup sehat bagi anak didiknya. n) Aktif



dalam



kegiatan



pramuka



sebagai



sarana



untuk



menanamkan pengertian dan dasar-dasar hidup sehat, misalnya melalui perkemahan. o) Menggerakkan masyarakat lingkungan sekolah untuk turut serta secara aktif dalam pelaksanaan UKS, terutama pada orang tua



Universitas Esa Unggul



35



murid agar segala usaha pendekatan pembinaan kesehatan anakanak dapat berkelanjutan. 2) Peranan pembantu sekolah. a) Membantu menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan sekolah. b) Dalam penyelenggaraan warung sekolah, harus selalu menjaga kebersihan dan mutu gizi makanan yang dijualnya. c) Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya beserta seluruh anggota keluarganya. 3) Peranan anak didik a) Memelihara kebersihan diri b) Menaati segala nasihat guru dan petugas kesehatan dalam hubungannya dengan usaha pemeliharaan badan dan pakaiannya c) Menyukai dan menghargai makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. d) Menjadi penghubung bagi masyarakat dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat. e) Menjadi contoh bagi anak-anak lain di luar sekolah dalam berlaku hidup sehat. 4) Peranan orang tua murid (melalui POMG atau BP3) a) Berusaha mempelajari apa yang didapat oleh anaknya di sekolah dalam bidang kesehatan. b) Turut serta mengawasi agar anak-anaknya melakukan kebiasaan hidup yang sehat.



Universitas Esa Unggul



36



c) Turut serta secara aktif dalam pelaksanaan UKS di sekolah. d) Dapat memberikan sumbangan berupa tenaga maupun pikiran demi kelangsungan dan tercapainya pendidikan UKS di sekolah.



2.1.7. Sarana dan Prasarana UKS Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan murid, guru dan unsur lain dari sekolah, serta peningkatan daya serap murid dalam proses belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan melalui konsep 7K yaitu: Kebersihan, Keindahan, Kesehatan, Kenyamanan, Ketertiban, Keamanan dan Kerindangan. Strata pelaksanaan UKS untuk pembinaan lingkungan Sekolah Dasar menurut Depkes (2008) berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi: a.



Sarana dan Prasarana Sederhana, meliputi: 1) Tempat tidur. 2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3) Kotak P3K (betadin, oralit, parasetamol). 4) Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan. 5) Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa.



b.



Sarana dan Prasarana Lengkap, meliputi: 1) Tempat tidur 2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3) Kotak P3K (betadin, oralit, parasetamol)



Universitas Esa Unggul



37



4) Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid. 5) Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan. 6) Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa. c.



Sarana dan Prasarana Ideal, meliputi: 1) Tempat tidur. 2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart 3) Kotak P3K (betadin, oralit, parasetamol) 4) Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid. 5) Peralatan gigi dan unit gigi. 6) Contoh-contoh model organ tubuh 7) Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Hidup Lingkungan kehidupan sekolah. 8) Memiliki kader Tiwisada/KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana dan



prasarana UKS secara umum meliputi: ruang UKS atau klinik sekolah termasuk perlengkapan yang ada didalamnya, alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, alatalat P3K dan obat-obatan sehari-hari yang diperlukan. Agar program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dapat berjalan dengan optimal, diperlukan pengelolaan manajemen yang baik untuk mencapai keberhasilan program. Pengelolaan manajemen merupakan suatu proses pemanfaatan sumber daya agar mencapai target yang diharapkan.



Universitas Esa Unggul



38



2.1.8. Manajemen Manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsifungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen terdiri dari berbagai unsur, yakni man, money, method, machine, market, material dan information, yaitu: a. Man : Sumber daya manusia b. Money : Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan c. Method : Cara atau sistem untuk mencapai tujuan d. Machine : Alat untuk yang digunakan untuk kegiatan/produksi e. Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan f. Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan Dengan kata lain, manajemen UKS adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh seluruh pelaksana UKS dalam rangka mencapai tujuan dalam program UKS.



2.1.9. Fungsi Manajemen Menurut Terry (2010), fungsi manajemen terbagi atas Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakkan dan Pengawasan. a. Perencanaan a) Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi yang paling utama dalam manajemen. Pada urut-urutan kegiatan, perencanaan merupakan awal kegiatan. Perencanaan adalah proses dasar manajemen untuk menentukan



Universitas Esa Unggul



39



tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai (Alam, 2007). Thomas dan Scott (2008) menyatakan bahwa perencanaan adalah memerinci tujuan-tujuan yang akan dicapai di awal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Aktivitas perencanaan meliputi menganalisis situasi-situasi saat ini, mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran-sasaran, menentukan jenis-jenis aktivitas yang akan dilakukan, memilih strategi-strategi dan menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Terry (2010) menyatakan bahwa perencanaan adalah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena



termasuk



dalam



pemilihan



alternatif-alternatif



keputusan.



Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang. b) Syarat Perencanaan Menurut Alam (2007), perencanaan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: (1) Memiliki tujuan yang jelas (2) Bersifat sederhana (simple) (3) Memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang akan dikerjakan (4) Bersifat fleksibel, dalam arti dapat berubah sesuai perkembangan yang ada



Universitas Esa Unggul



40



(5) Memiliki keseimbangan, yaitu keselarasan tanggung jawab dan tujuan tiap bagian organisasi dengan tujuan akhir yang telah ditetapkan (6) Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu tersedia serta dapat digunakan secara efektif dan berdaya guna c) Manfaat Perencanaan Sebagai langkah awal dari kegiatan untuk mencapai tujuan, perencanaan memiliki manfaat sebagai berikut: (1) Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan terorganisasi menuju arah yang sama (2) Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi (3) Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan (4) Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, sehingga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai tujuan d) Proses Perencanaan Proses perencanaan berisi langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menentukan tujuan perencanaan (2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan (3) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang (4) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan (5) Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya



Universitas Esa Unggul



41



e) Elemen Perencanaan Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana (plan). (1) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi. Sasaran juga sering disebut dengan tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan. (2) Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan dan frekuensi penggunaannya. f) Unsur-Unsur Perencanaan Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang tercakup dalam unsur-unsur perencanaan, yaitu: (1) Tindakan apa yang harus dikerjakan (2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-faktor penyebab dalam melakukan tindakan (3) Tindakan tersebut dilakukan (4) Kapan tindakan tersebut dilakukan (5) Siapa yang melakukan tindakan tersebut (6) Bagaimana cara melakukan tindakan tersebut



Universitas Esa Unggul



42



b. Pengorganisasian a) Pengertian Pengorganisasian Menurut Riko (2015), pengorganisasian yaitu pengaturan setelah adanya perencanaan, dalam hal ini akan diatur dan ditentukan tentang apa tugas dan pekerjaannya sesuai jenis serta sifat pekerjaan yang sesuai dengan karakter dan kemampuan yang dimiliki seseorang, juga demikian dapat dengan mudah diupayakan bagian yang sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh seseorang dalam setiap organisasi. Dan bisa mengatur setiap kegiatan sumber daya dengan tujuan agar terorganisasi dengan baik. Pengorganisasian



diartikan



sebagai



keseluruhan



proses



pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan yang dapat digerakkan dalam rangka mencapai tujuan. Pengorganisasian merupakan langkah kedua fungsi manajemen. Hasil pengorganisasian adalah suatu situasi di mana organisasi dapat digerakkan menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Alam, 2007). Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer



(Sugiyono,



2013).



Pengorganisasian



dilakukan



untuk



menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk



manusia,



sehingga



pekerjaan



yang



dikehendaki



dapat



dilaksanakan dengan berhasil. Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut: 1) Mempunyai tujuan dan sasaran;



Universitas Esa Unggul



43



2) Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati 3) Adanya kerjasama dari sekelompok orang 4) Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang. b) Unsur Pengorganisasian Alam (2007) menyatakan bahwa dalam organisasi terdapat unsureunsur sebagai berikut, yaitu: (1) Sekelompok manusia yang diarahkan untuk bekerja sama (2) Melakukan kegiatan yang telah ditetapkan (3) Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan c) Manfaat Pengorganisasian Kadarisman (2012) mengemukakan bahwa, pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut: 1) Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain 2) Setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab 3) Setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi 4) Dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang 5) Akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan dengan mudah



Universitas Esa Unggul



44



d) Fungsi Pengorganisasian Dalam Alim (2007), disebutkan bahwa ada hal-hal yang perlu diketahui dalam fungsi pengorganisasian adalah sebagai berikut: (1) Adanya pendelegasian wewenang (2) Adanya pembagian tugas yang jelas (3) Memiliki pemimpin yang professional untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan c. Penggerakan a) Pengertian Penggerakan Penggerakan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua SDM yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Menurut Kadarisman (2012), untuk mencapai sukses terbesar dalam penggerakan, orang senantiasa harus bersikap obyektif dalam penentuan dan penggunaannya. Pelaksanaan berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya merupakan pusat aktivitas aktivitas jalannya manajemen. Menggerakkan menimbulkan tantangan dan daya pikat yang luar biasa. Nilai-nilai, sikap, harapan, kebutuhan, ambisi, kepuasan seseorang dalam interaksinya dengan orang lain dan dengan lingkungan fisik kesemuanya bertautan dengan proses menggerakkan.



Universitas Esa Unggul



45



Penggerakan adalah suatu fungsi manajemen untuk menggerakkan orang-orang agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Banyak orang mengambil kesimpulan bahwa fungsi manajemen penggerakan merupakan fungsi yang paling penting karena berhubungan dengan sumber daya manusia. Pimpinan organisasi harus dapat member motivasi sehingga setiap orang mau bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan (alim, 2007). b) Unsur Penggerakan Menurut Sugiyono (2013), actuating (penggerakan) ini terdiri dari beberapa unsur, yaitu: 1) Staffing (pengaturan staf) Manajemen berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. 2) Reward (penghargaan) Menurut Riko (2015), penghargaan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan. Penghargaan (reward) dalam suatu organisasi bukan hanya dalam bentuk materi saja, tetapi juga dalam bentuk non materi seperti surat penghargaan, pujian secara lisan, kunjungan atasan kepada bawahan secara informal dan lain sebagainya. Pengakuan atau rekognasi berupa penghargaan pimpinan organisasi terhadap karyawan merupakan dorongan semangat kerja.



Universitas Esa Unggul



46



3) Punishment (hukuman) Menurut Riko (2015), hukuman adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak menampilkan tingkah laku yang diharapkan. Dalam sebuah organisasi diperlukan aturan dan hukum yang berfungsi sebagai alat pengendali kinerja agar tujuan organisasi tercapai. Jika aturan dan hukuman tidak berjalan dengan baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik antar individu dalam organisasi maupun antar organisasi. 4) Motivasi Motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang yang diakibatkan oleh faktor dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut dengan faktor insternal dan eksternal. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dalam diri seseorang untuk mau bekerja dengan giat dan baik (Kadarisman, 2012). Motivasi menjadi berhubungan dengan produktivitas kerja karena motivasi menjadi penyebab, penyalur dan pendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2013).



Universitas Esa Unggul



47



c) Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Alim (2007), untuk mengerahkan orang-orang agar mau bekerja dibutuhkan kepemimpinan. Ada tiga gaya kepemimpinan yang dikenal secara umum dalam berbagai bentuk organisasi, yaitu otoriter, demokratis dan bebas. (1) Otoriter Pemimpin yang otoriter adalah pemimpin yang mengambil keputusan tanpa melibatkan bawahan. Pemimpin tersebut tidak meminta masukan pada waktu mengambil keputusan. Pemimpin seperti ini menganggap bawahan hanya sebatas melaksanakan pekerjaan dan bukan sebagai rekan sekerja. Pemimpin otoriter menganggap hubungan antara pimpinan dan bawahan adalah layaknya hubungan antara majikan dan buruh. (2) Demokratis Pemimpin



yang



demokratis



adalah



pemimpin



yang



mengakomodasikan pendapat bawahan dalam pengambilan keputusan. Pemimpin seperti ini menganggap dirinya dan bawahannya adalah satu tim. Pemimpin yang demokratis akan selalu mendengar keluhan bawahan. (3) Bebas Pemimpin bergaya bebas akan menyerahkan proses pengambilan keputusan pada bawahan. Dia hanya memberi arahan dan nasihat dalam pengambilan keputusan.



Universitas Esa Unggul



48



d. Pengawasan a) Pengertian Pengawasan Pengawasan merupakan pekerjaan pemimpin dalam menilai dan mengatur pekerjaan yang diselenggarakan dan yang telah selesai. Tujuan dari pengawasan adalah memastikan pekerjaan sesuaidengan rencana, mencegah adanya kesalahan, menciptakan kondisi agar sumber daya manusia bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, mengadakan koreksi terhadap kegagalan yang timbul dan memberi jalan keluar atas suatu kesalahan (Alam, 2007). Pengawasan dapat berjalan efektif apabila memperhatikan hal-hal berikut ini: (1) Jalur/urut-urutan (routing), yaitu agar pengawasan efektif dan efisien, seorang pemimpin harus dapat menetapkan jalur atau cara untuk mengetahui di mana sering terjadi kesalahan (2) Penetapan waktu (scheduling), yaitu seorang pemimpin yang melakukan pengawasan harus dapat menetapkan kapan sebaiknya tugas pengawasan itu dilakukan. Pengawasan yang terjadwal kadangkadang kurang efisien dalam menemukan kesalahan karena orangorang yang telah terlebih dahulu bersiap-siap untuk menyembunyikan kesalahan



yang



dilakukan.



Kadang-kadang



pengawasan



yang



dilakukan secara mendadak lebih berguna dengan pengawasan yang terjadwal. (3) Perintah



pelaksanaan



(dispatching),



yaitumerupakan



prinsip



pengawasan berupa perintah pelaksanaan terhadap suatu pekerjaan



Universitas Esa Unggul



49



dengan tujuan agar pekerjaan tersebut dapat selesai tepat pada waktunya. Melalui perintah ini, dapat dihindari suatu pelaksanaan pekerjaan yang terkatung-katung sehingga dapat diidentifikasi siapa yang berbuat salah. (4) Tindak lanjut (follow up), yaitu apabila pemimpin telah menemukan kesalahan, maka dia harus mencari jalan keluar atas kesalahan itu. Dia bisa member peringatan pada bawahan yang tidak sengaja berbuat salah atau member hukuman kepada bawahan yang sengaja berbuat salah. Selain itu, pemimpin harus dapat member petunjuk pada bawahan agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Menurut Yayat (2001), cara-cara pengawasan dalam manajemen diperoleh melalui: (a) Developing performance standard (perkembangan tingkat/derajat pekerjaan), yaitu pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pemimpin dalam menetapkan alat-alat pengukuran (yard-stick). Dengan alat itu, dinilainya hasil pekerjaan orang yang harus melapor kepadanya. Ukuran-ukuran ini dapat diambil dari tujuan organisasi, kebijakankebijakan dan anggaran belanja yang ditetapkan dan direncanakan. (b) Measuring



performance



(pengukuran



hasil



pekerjaan),



yaitu



menetapkan status pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan yang telah selesai. Hal ini dapat dicapai melalui pengamatan, laporan dan catatan berbagai kegiatan.



Universitas Esa Unggul



50



(c) Evaluating result (penilaian hasil pekerjaan), yaitu menetapkan perbedaan-perbedaan dan pengecualian dengan cara membandingkan hasil pekerjaan sebenarnya dengan hasil pengukuran pekerjaan. (d) Taking corrective action (pengambilan tindakan perbaikan), yaitu meluruskan dan mengadakan perbaikan terhadap penyimpanganpenyimpangan yang terjadi. Jadi, pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tahap-Tahap pengawasan, yaitu: (1) Penentuan standar (2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan (3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan (4) Pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan (5) Pengambilan tindakan koreksi apabila diperlukan b) Tipe-Tipe Pengawasan Tipe-tipe pengawasan terbagi 3, yaitu: a. Feedforwarded Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan b. Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan c. Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.



Universitas Esa Unggul



51



2.2. Kerangka Teori Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut: Trias UKS: 1. Pendidikan Kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan 3. Pembinaan Kesehatan



PROGRAM UKS



Manajemen Program UKS



Perencanaan



Pengorganisasian



Penggerakan



Pengawasan



Sumber: Modifikasi Terry (2010) dan Kemendikbud (2014) Gambar 2.1 Kerangka Teori



Universitas Esa Unggul



52



2.3. Penelitian Terkait Tabel 2.1 Penelitian Terkait No. 1.



2.



3.



Judul Penelitian Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah SeKecamatan Padureso Kabupaten Kebumen (2012) Pelaksanaan Program UKS di SDN SeKecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Siswa dalam Pelaksanaan Kegiatan Program UKS di SMA Negeri 11 Pekanbaru Tahun 2014



Penulis



Metode



Muh Isroi



Cross Sectional



Lutfi Afandi



Cross Sectional



Rivan Ramadana



Cross Sectional



Variabel



Hasil



Pendidikan Kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan 3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah 4. Sarana dan prasarana Pelaksanaan Program UKS



Tingkat pelaksanaan program UKS dalam kategori sedang (53,8%)



1. 2. 3.



Ada hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan pelaksanaan kegiatan program UKS.



1.



Pengetahuan Sikap Tindakan



Sangat baik (0%), baik (42,31%), sedang (50%), kurang (7,70%), sangat kurang (0%)



Universitas Esa Unggul



53



BAB III METODE PENELITIAN



4.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:



PROGRAM UKS



1. Pendidikan Kesehatan 2. Pelayanan kesehatan 3. Pembinaan Lingkungan



Perencanaan



Pengorganisasian



Penggerakan



Pengawasan



Gambar 3.1 Kerangka Konsep



53



Universitas Esa Unggul



54



4.2. Definisi Operasional Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Perencanaan



Definisi Operasional Penetapan rencana pada program UKS yang harus dilaksanakan oleh seluruh masyarakat di lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan dari program UKS



Alat Ukur Pedoman wawancara, lembar observasi



Cara Ukur Wawancara mendalam dan observasi



Pengorganis asian



Bentuk kegiatan penentuan tugas program UKS pada seluruh Sumber Daya Manusia yang berperan dalam pelaksanaan dan pencapaian program UKS



Pedoman wawancara, Lembar observasi



Wawancara mendalam dan observasi



Penggerakan



Usaha untuk menggerakkan sumber daya yang bertujuan untuk mencapai tujuan dari program UKS



Pedoman wawancara, Lembar observasi



Wawancara mendalam dan observasi



Pengawasan



Kegiatan untuk memonitor pelaksanaan program UKS secara keseluruhan sesuai dengan rencana program UKS



Pedoman wawancara, lembar observasi



Wawancara mendalam dan observasi



Hasil Ukur Gambaran pencapaian perencanaan program UKS dalam bentuk matriks wawancara mendalam dan lembar checklist Gambaran pengorganisasian program UKS dalam bentuk matriks wawancara dan lembar observasi Gambaran lingkup penggerakkan sumber daya program UKS dalam bentuk matriks wawancara mendalam dan lembar observasi Gambaran kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan program UKS dalam bentuk matriks wawancara mendalam dan lembar observasi



4.3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitiannya yaitu SDN 003 Senapelan Pekanbaru. Waktu penelitian yaitu Maret-Mei 2017.



Universitas Esa Unggul



55



4.4. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2012). Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang lebih menekankan analisisnya dengan proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.



4.5. Informan Penelitian Informan pada penelitian ini adalah 2 orang informan utama yaitu guru yang bertugas di UKS/kader UKS/Pembina UKS dan penanggung jawab UKS Puskesmas Senapelan, 1 orang informan kunci yaitu kepala sekolah serta 5 orang informan pendukung yang terdiri dari 2 orang guru dan 1 orang wali murid.



Tabel. 3.2 Informan Penelitian No.



Jenis Informan



Jumlah Informan



1.



Informan Utama



2



2.



Informan Kunci



1



3.



Informan Pendukung



2



Keterangan Pembina UKS, Penanggung Jawab UKS Puskesmas Kepala Sekolah 1 guru, 1 orang wali murid



Universitas Esa Unggul



56



4.6. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu pedoman wawancara, alat perekam dan lembar observasi. Pedoman wawancara yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan metode wawancara mendalam. Pedoman wawancara terdiri dari dari empat kelompok pertanyaan utama yaitu tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Masing-masing kelompok pertanyaan dibagi menjadi beberapa pertanyaan mendalam. Alat perekam adalah sebuah media elektronik yang digunakan sebagai dokumentasi audio dan visual dalam melakukan penelitian. Alat perekam bisa berupa perekam audio atau kamera perekam video. Lembar



observasi



digunakan



untuk



melihat



dan



menilai



serta



mengobservasi perilaku siswa atau guru serta kondisi lingkungan sekolah dalam pelaksanaan kesehatan sekolah. 1.



Perencanaan Pada variabel perencanaan, pertanyaan yang diberikan kepada informan



diharapkan dapat memberikan gambaran dari rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam program UKS dengan menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, dan wawancara akan dilakukan secara mendalam serta menggunakan alat bantu perekam audio atau audio visual selama wawancara berlangsung.



Universitas Esa Unggul



57



2. Pengorganisasian Pada variabel pengorganisasian, pertanyaan yang diberikan diharapkan mampu memberi gambaran dari struktur organisasi pelaksana program UKS serta siapa saja yang turut membantu dalam kegiatan UKS dengan menggunakaan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, dan wawancara akan dilakukan secara mendalam serta menggunakan alat bantu perekam audio atau audio visual 9selama wawancara berlangsung. 3. Penggerakan Pada variabel penggerakan, pertanyaan yang diberikan kepada informan diharapkan mampu memberi gambaran terhadap lingkup penggerakan terhadap sasaran program UKS dan pelaksanaannya dalam bentuk matriks wawancara mendalam dan lembar observasi dengan menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, dan wawancara akan dilakukan secara mendalam serta menggunakan alat bantu perekam audio atau audio visual selama wawancara berlangsung. 4. Pengawasan Dan terakhir pada variabel pengawasan, pertanyaan yang diberikan kepada informan diharapkan dapat memberikan gambaran dari segala pencapaian dari program UKS dengan menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, dan wawancara akan dilakukan secara mendalam serta menggunakan alat bantu perekam audio atau audio visual selama wawancara berlangsung.



Universitas Esa Unggul



58



4.7. Analisis Data Menurut Ahmadi (2014), analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara mendalam Analisis data kualitatif dimulai dengan melakukan wawancara kepada informan dalam penelitian 2. Membuat transkip hasil wawancara mendalam, kemudian dilakukan penulisan transkip hasil wawancara mendalam, yaitu dengan cara memutar kembali rekaman hasil wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan kembali kata-kata yang sudah didengar sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. 3. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata- kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi



bahasanya



sesuai



dengan



bahasa



informan



kemudian



menyajikannya dalam bentuk matriks atau tabel. 4. Melakukan



kajian



isi



dokumen



(Content



Analysis



Document).



Penggunaan dokumen ini berkaitan dengan apa yang disebut analisa isi. Cara menganalisa isi dokumen ialah dengan memeriksa dokumen secara sistematik bentuk-bentuk komunikasi yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk dokumen secara obyektif. Analisis terhadap data dari hasil



Universitas Esa Unggul



59



wawancara mendalam menggunakan metode analisis isi (content analysis) dengan menggunakan matriks yang berisikan data ringkasan hasil wawancara mendalam.



Universitas Esa Unggul



60



BAB IV HASIL PENELITIAN



4.1. Deskripsi Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini yaitu penanggung jawab UKS dari Puskesmas Senapelan Pekanbaru sebagai informan utama, kepala sekolah sebagai informan kunci dan 1 orang guru serta 1 orang wali murid sebagai informan pendukung. 4.2. Hasil Penelitian Ketika penulis melakukan penelitian, banyak pengalaman dan jawaban yang didapat untuk menjawab rumusan masalah ini. Penulis mengamati kegiatan UKS yang dilakukan di SDN 003 Senapelan Pekanbaru, sehingga peneliti dapat mengetahui kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam pembinaan program UKS di SDN 003 Senapelan. 4.2.1. Gambaran Perencanaan Program UKS Perencanaan merupakan awal kegiatan. Perencanaan adalah proses dasar untuk menentukan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam perencanaan program UKS, Puskesmas sebagai sarana kesehatan tingkat I memiliki program kesehatan untuk para peserta didik di ruang lingkup kerjanya masing-masing. SDN 003 Senapelan berada di wilayah kerja Puskesmas Senapelan. Puskesmas Senapelan memiliki program untuk sekolah-sekolah di wilayahnya, seperti pemeriksaan gigi serta skrining untuk peserta didik baru. Seperti yang diungkapkan oleh Penanggung Jawab Program UKS dari Puskesmas Senapelan,



Universitas Esa Unggul



61



“Kita ada program ya, kan sudah ada dananya dari BOK, kemudian dari pemerintah juga ada programnya. Kita tinggal menjalankan. Biasanya kita kerja sama lintas unit. Kayak penjaringan kan sekali setahun, terus ada pemeriksaan kesehatan gigi kita tiap 6 bulan.” SDN 003 Senapelan



tidak memiliki perencanaan khusus seperti



yang ada dalam TRIAS UKS. SDN 003 Senapelan memiliki ruang UKS yang juga merangkap sebagai perpustakaan dan ruang pramuka, tetapi ruang UKS hanya digunakan ketika ada siswa yang sakit. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah SDN 003 Senapelan, “Kalau program khusus kita ga ada ya. Ruang UKS kita ada, biasanya dipakai untuk siswa yang pingsan kalau upacara, atau kalau ada yang sakit. Nanti kalau ada yang sakit bisa tunggu disana sampai dijemput sama orang tuanya. Nanti wali kelasnya yang bilang sama orang tua kalau anaknya ada di UKS. Kalau perencanaanperencanaan gitu ga ada kayaknya. Dari puskesmas ada datang, biasanya tiap berapa bulan datang. Sebelum datang mereka ngasih surat dulu. Kalau rapat sama orang tua gitu yang khusus membahas masalah UKS ga ada. Biasanya pertemuan orang tua gitu kalau ada siswa baru, atau pas siswa perpisahan, kalau rapat khusus kita dulu ada, tapi ga bahas soal UKS. Pembina UKS kita ga ada, karena memang ga ada khusus buat bahas program UKS nya, paling guru olahraga yang menangani. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah seorang guru, diketahui bahwa tidak ada perencanaan atau rapat khusus mengenai programprogram UKS, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang guru sebagai berikut “Kalau rapat khusus membahas itu ga ada kali ya, tapi kalau kegiatan kita adakan langsung, kayak gotong royong ya ada, tiap hari sabtu, itu guru olahraga yang memimpin. UKS biasanya kalau ada siswa sakit aja kan, yang pingsan pas upacara. Kalau orang puskesmas ada datang kesini, kalau ada yang sakit atau kesehatannya bermasalah biasanya orang puskesmas ada ngasih tau kami, misalnya ada anak yang karies gigi kan, nanti kita suruh rajin gosok gigi.” Menurut salah seorang wali murid, beliau tidak mengetahui soal program-program UKS. Wali murid juga mengungkapkan bahwa beliau



Universitas Esa Unggul



62



hanya mengetahui soal pemeriksaan kesehatan dari anaknya, bukan dari pihak sekolah. Berikut kutipan wawancaranya “Kurang tau juga ya kalau program UKS nya. Tau nya kalau siswa sakit ya datang ke UKS kan, mungkin itu ya, periksa kesehatan, kadang-kadang ada juga dari puskesmas datang kan, kata anak saya ada dokter datang periksa gigi, atau suntik. Kalau rapat gitu ga ada bahas UKS kayaknya.” 4.2.2. Gambaran Pengorganisasian Program UKS Pengorganisasian merupakan pengelompokan orang-orang beserta tugas dan tanggung jawabnya yang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan. Puskesmas Senapelan memiliki penanggung jawab khusus beserta tim dalam rangka kegiatan pelaksanaan program UKS di sekolah, seperti yang dinyatakan oleh penanggung jawab Puskesmas Senapelan berikut, “Kita ada timnya. Untuk ke sekolah-sekolah, kita selalu ada kunjungan. Timnya ada dokter, ada perawat. Biasanya dokternya 1 orang, perawatnya 3 atau 4 orang, tergantung ini buat kunjungan apa. Entah itu kunjungan buat imunisasi, atau pemeriksan gigi, itu semua beda-beda tim nya. Kalau struktur nya itu kan dari tiap sekolah masing-masing ya, kita serahkan sama sekolahnya masing-masing. Kalau dari puskesmasnya ya tiap kali turun ke sekolah ya adalah tugas sama tanggung jawabnya masing-masing. Nanti ada yang dokter yang periksa siswanya, terus ada perawat yang bantu. Kurang lebih seperti itu” SDN 003 Senapelan tidak memiliki struktur organisasi khusus untuk melaksanakan program atau kegiatan UKS. Pembina UKS digantikan oleh guru olahraga, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah dalam kutipan berikut “Kita ga ada struktur organisasi khusus kalau UKS ya. Mungkin guru olahraganya saja merangkap pembina. Biasanya kalau ada siswa sakit wali kelasnya lah yang bertanggung jawab. Nanti orang tuanya dihubungin, disuruh jemput anaknya. Nanti wali kelasnya yang bilang kalau anaknya ada di ruang UKS. Kalau dari puskesmas kurang tau juga ya, ada strukturnya atau engga, tapi kalau dari kitanya ga ada.”



Universitas Esa Unggul



63



SDN 003 Senapelan tidak memiliki struktur organisasi khusus UKS, hal ini juga didukung oleh pernyataan guru seperti dalam kutipan berikut: “Ga ada kalau struktur organisasinya. Setau saya ga ada sih. Kalau ada kegiatan ya paling dipimpin aja langsung sama guru-guru disini, wali kelas masing-masing” Orang tua siswa tidak mengetahui mengenai struktur keorganisasian, hal ini juga didukung oleh pernyataan orang tua siswa seperti dalam kutipan berikut: “Ga tau juga ya. Kalau ada kegiatan gitu tau sih, biasanya dari puskesmas kan kalau ada suntik vaksin itu, biasanya anak saya cerita langsung, tapi kalau masalah struktur sama tanggung jawabnya kurang ngerti juga saya”



4.2.3. Gambaran Penggerakan Program UKS Penggerakan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama. Penggerakan atau pelaksanaan program UKS telah dilakukan di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru. Berikut kutipan wawancara dengan penanggung jawab dari Puskesmas Senapelan: “Kegiatan kita biasanya turun buat imunisasi, periksa gigi, periksa kesehatan siswa baru. Itu biasanya ada dokter sama perawat juga yang ikut. Siswanya kita data kesehatannya, kalau ada yang sakit kita kasih tau ke gurunya, kita teruskan ke gurunya. Kalau bisa langsung ditangani ya ditangani, kadang-kadang kita kasih penyuluhan, misalnya cara menyikat gigi yang benar. Sering kok kita turun ke sekolah, tiap bulan kita turun, ada jadwalnya. 1 sekolah biasanya tiap 6 bulan pasti ada kita kunjungi. Biasanya kita kasih surat pengantar dulu ke sekolah, kita koordinasi sama kepala sekolah atau sama gurunya.”



Universitas Esa Unggul



64



Program-program UKS



di SDN 003 Senapelan ada



yang



dilaksanakan dan ada juga yang sudah ditinggalkan. Program yang masih dilaksanakan yaitu gotong royong setiap minggunya serta pemeriksaan kesehatan dari puskesmas, hal ini



didukung oleh pernyataan kepala



sekolah seperti dalam kutipan berikut: “Kalau UKS ya kita disini ruangannya cuma sebagai ruangan saja, ruangan untuk siswa yang sakit, tidak ada kegiatan khusus. Kalau kegiatan kita ada gotong royong, itu tiap hari sabtu kita gotong royong. Dulu juga pernah digalakkan toga, disuruh siswa menyiram tanamannya, tapi sekarang belum ada saya lihat, entah sudah layu atau bagaimana. Pernah juga dulu diadakan lomba kelas terbersih, semacam itu, tapi yang semangat cuma wali kelasnya saja. Kalau dari murid partisipasinya masih sangat kurang. Dulu juga pernah ada dokter kecil, tapi sekarang sudah ga jalan lagi programnya. Ga ada lagi dokter kecilnya... Dulu pernah juga, misalnya siapa yang buang sampah sembarangan dihukum, tapi ga bertahan lama juga, soalnya anak-anak pada bebal. Kita ya kadang fokusnya kayakmana mereka mau datang ke sekolah. Karena di lingkungan sini orang tua nya terkadang tidak peduli sama anaknya. Ada yang seragamnya lama ga dicuci-cuci, ada yang ke sekolah terlambat terus, ada yang ke sekolah ga sarapan terus ga dikasih jajan juga. Kita fokus ke anaknya saja sudah banyak masalahnya. Mereka mau datang ke sekolah saja sudah bagus, kalau memberi pemahaman tentang kesehatan atau kebersihan itu agak susah juga. Kalau olahraga sudah jelas ada ya, ada guru olahraganya. Penyuluhan kesehatan juga ada dari puskesmas. Kalau pembina UKS nya ya ga ada. Tempat sampah itu kita sediakan di setiap ruangan. Poster kesehatan juga ada. Guru UKS kita ga ada. Ruang konseling ya mungkin di ruangan guru ini aja ya, karena kelas kita sedikit.” SDN 003 Senapelan memiliki kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan TRIAS UKS, salah satunya yaitu pelayanan kesehatan dari Puskesmas, hal ini didukung oleh pernyataan guru seperti dalam kutipan berikut: “Kegiatan mungkin yang berhubungan dengan kesehatan ya, itu kayak nya dari Puskesmas sering lah datang kesini. Imunisasi, periksa gigi. Anak-anak takut tuh kalau dah datang orang dari puskesmas, takut disuntik semua. Kalau kegiatan lain ya paling yang sakit dibawa ke UKS. Kalau dokter jaga di UKS nya ga ada. Dulu sih



Universitas Esa Unggul



65



ada dokter kecil tapi sekarang udah ga ada lagi. Dulu dokter kecil itu yang paling sering kita galakkan, kita ada pelatihannya juga buat jadi dokter kecil. Tapi ya sekarang udah ga jalan lagi” Wali murid di SDN 003 Senapelan tidak dilibatkan dalam program UKS yang dilakukan, sesuai dengan pernyataan wali murid berikut ini: “Ga tau juga saya kalau kegiatan-kegiatan gitu. UKS sih tau nya buat kalau ada murid sakit aja kan. Itu juga dokternya ga ada. Kalau kegiatan-kegiatan nya ga tau jugalah saya”



4.2.4. Gambaran Pengawasan Program UKS Pengawasan merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan tujuan kegiatan itu dilakukan, untuk mencegah adanya kesalahan, menciptakan kondisi sumber daya bertanggung jawab terhadap suatu pelaksanaan, serta mengadakan perbaikan untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya. Puskesmas Senapelan tidak memiliki pengawasan khusus terhadap kegiatan pelaksanaan program UKS di sekolah, seperti yang dinyatakan oleh penanggung jawab Puskesmas Senapelan berikut, “Kalau pengawasan ya kita itu aja berkunjung, terus kita lihat-lihat. Kalau ada yang bermasalah kita tegur sekolahnya. Kalau lembar evaluasi ga ada.” SDN 003 Senapelan tidak memiliki pengawasan atau evaluasi khusus mengenai kegiatan-kegiatan UKS. Pendataan siswa yang sakit kemudian menggunakan ruangan UKS juga belum dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah dalam kutipan berikut “Mungkin orang puskesmas tu aja ya. Kayak kemarin kita kantinnya ga sehat, terus kita ganti jadi warung sehat. Kalau lembar evaluasinya kita ga ada. Pengawasan ya kalau gotong royong itu wali kelas yang mengawasi. Kita kebanyakan kalau kegiatan-kegiatan begitu wali kelas yang mengawasi. Di UKS biasanya kalau ada siswa



Universitas Esa Unggul



66



yang pingsan waktu upacara ya langsung kita masukkan ruang UKS, tapi kalau didata, ditulis gitu ga ada.” Menurut informan guru, pengawasan tiap kegiatan dilakukan langsung oleh para wali murid, kemudian kalau ada masalah akan dilaporkan ke kepala sekolah, hal ini juga didukung oleh pernyataan guru seperti dalam kutipan berikut: “Iya kegiatan itu biasanya kita sebagai wali kelas langsung yang mengawasi. Misalnya gotong royong kan, itu nanti kita yang bagi, si ini bersihkan dimana, ini bersihkan yang dimana. Atau kalau ada orang puskesmas yang datang, kita awasi murid-muridnya, jangan sampai ada yang kabur atau sembunyi di wc. Yah biasanya kalau ada masalah aja baru kita laporkan ke kepala sekolah.” Menurut orang tua siswa, pengawasan kegiatan disekolah dilakukan oleh wali kelas dan kepala sekolah, hal ini didukung oleh pernyataan orang tua siswa seperti dalam kutipan berikut: “Pengawasan kayaknya wali kelas ya, atau kepala sekolah..”



Universitas Esa Unggul



67



BAB V PEMBAHASAN



5.1. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis merasakan keterbatasan seperti sulitnya membangun suasana yang mendukung dalam proses wawancara. Ketika mewawancara guru dan wali murid, proses wawancara dilakukan di ruang kelas dengan para siswa yang keluar masuk kelas membuat perhatian saat wawancara teralihkan dan wawancara berlangsung dalam keadaan ramai. Keterbukaan dari pihak puskesmas dan dari pihak sekolah sulit didapatkan pada awalnya, tetapi karena sudah melakukan beberapa kali kunjungan mereka mulai terbuka dan bisa diajak bekerja sama.



5.2. Pembahasan 5.2.1. Gambaran Perencanaan Program UKS di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa SDN 003 Senapelan tidak memiliki perencanaan khusus untuk programprogram UKS yang akan dilakukan. Ruangan UKS hanya digunakan untuk tempat beristirahat siswa yang sakit. Kegiatan perencanaan program dilakukan dari pihak puskesmas sebagai perencana dan penggerak. Pihak puskesmas memiliki beberapa program untuk dilaksanakan di sekolah. Program itu diantaranya imunisasi serta pemeriksaan kesehatan gigi.



67



Universitas Esa Unggul



68



Perencanaan



merupakan



fungsi



yang



paling



utama



dalam



manajemen. Pada urut-urutan kegiatan, perencanaan merupakan awal kegiatan. Perencanaan adalah proses dasar manajemen untuk menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai (Alam, 2007). Thomas dan Scott (2008) menyatakan bahwa perencanaan adalah memerinci tujuan-tujuan yang akan dicapai di awal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Aktivitas perencanaan meliputi menganalisis situasi-situasi saat ini, mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran-sasaran, menentukan jenis-jenis aktivitas yang akan dilakukan, memilih strategi-strategi dan menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan berisi tindakan yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan. SDN 003 Senapelan belum memiliki perencanaan untuk program UKS di Sekolah. Beberapa kegiatan dilakukan tanpa adanya perencanaan tertulis, misalnya gotong royong di sekolah. Perencanaan program kegiatan dilakukan oleh pihak puskesmas. Pihak puskesmas mengadakan program pelayanan kesehatan dimana pihak puskesmas sebagai penggerak langsung. Beberapa program yanng rutin dilakukan oleh puskesmas



yaitu imunisasi



sekali



setahun serta



pemeriksaan gigi. Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan di SDN 003 Senapelan sudah tidak dijalankan lagi, hal ini disebabkan oleh tidak adanya perencanaan yang baik. Perencanaan terdiri dari tujuan serta pembagian



Universitas Esa Unggul



69



tugas dan tanggung jawab masing-masing SDM. Tanpa adanya perencanaan suatu kegiatan dengan baik, suatu kegiatan tidak dapat fokus kepada tujuan dan SDM tidak mengetahui tugas serta tanggung jawabnya masing-masing. Kegiatan yang pernah dilakukan namun tidak dilanjutkan yaitu tanaman obat keluarga (TOGA) serta dokter kecil. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak ditemukan perencanaan ataupun dokumentasi dari dua kegiatan tersebut. Tanaman obat keluarga yang ada di kebun sekolah sudah dalam keadaan layu. Hal ini bisa disebabkan oleh tidak adanya pembagian tugas ataupun tanggung jawab terhadap perawatan tanaman secara berkala. Hal inilah yang membuat pentingnya suatu perencanaan dalam kegiatan. Kegiatan dokter kecil tidak memiliki waktu khusus untuk kegiatannya, baik itu kegiatan pelatihan maupun praktiknya. Kegiatan ini juga dianggap tidak mencapai tujuan, oleh karena itu kegiatan ini sudah lama tidak dijalankan oleh pihak sekolah.



5.2.2. Gambaran Pengorganisasian Program UKS di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru SDN 003 Senapelan tidak memiliki organisasi khusus dalam menjalankan kegiatan program UKS. Pembina UKS biasa digantikan oleh guru olahraga. Program yang ada dilaksanakan dengan arahan wali kelas masing-masing atas perintah kepala sekolah secara langsung. Program yang dilaksanakan oleh puskesmas direncanakan dan dilaksanakan langsung oleh pihak puskesmas.



Universitas Esa Unggul



70



Menurut Riko (2015), pengorganisasian yaitu pengaturan setelah adanya perencanaan, dalam hal ini akan diatur dan ditentukan tentang apa tugas dan pekerjaannya sesuai jenis serta sifat pekerjaan yang sesuai dengan karakter dan kemampuan yang dimiliki seseorang, juga demikian dapat dengan mudah diupayakan bagian yang sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh seseorang dalam setiap organisasi. Dan bisa mengatur setiap kegiatan sumber daya dengan tujuan agar terorganisasi dengan baik. Pengorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan yang dapat digerakkan dalam rangka mencapai tujuan. Pengorganisasian merupakan langkah kedua fungsi manajemen. Hasil pengorganisasian adalah suatu situasi di mana organisasi dapat digerakkan menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Alam, 2007). Suatu perencanaan yang baik memerlukan organisasi yang berisi tugas dan tanggung jawab tiap SDM, termasuk tujuan dari suatu kegiatan itu dilakukan. SDN 003 Senapelan tidak memiliki struktur organisasi khusus untuk kegiatan UKS. Beberapa program UKS, misalnya gotong royong, dipimpin oleh guru olahraga dan wali kelas masing-masing. Kegiatan lain yang juga diadakan yaitu kegiatan dari puskesmas. Kegiatan dari puskesmas ini dilaksanakan oleh tim dari Puskesmas yang terdiri dari dokter serta perawat atau bidan. Program yang dicanangkan oleh puskesmas secara teratur yaitu pemberian suntik imunisasi serta pemeriksaan gigi secara berkala.



Universitas Esa Unggul



71



Tidak adanya pengorganisasian ini menyebabkan ketidaktahuan tugas dan tanggung jawab masing-masing SDM dalam setiap kegiatan UKS. Padahal pengorganisasian dapat mempertegas hubungan antar anggota, membuat anggota mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan posisinya masing-masing dalam struktur organisasi. Tanpa adanya struktur organisasi yang jelas, tujuan suatu kegiatan tidak dapat dicapai sesuai yang diharapkan.



5.2.3. Gambaran Penggerakan Program UKS di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru Program UKS yang dilaksanakan di SDN 003 Senapelan yaitu dilaksanakannya pendidikan jasmani dan kesehatan secara kurikuler, dilaksanakannya penyuluhan kesehatan oleh puskesmas, dilaksanakan imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pengawasan terhadap warung/kantin sekolah sehat, ada air bersih dan tempat cuci tangan, ada wc, ada tempat sampah di setiap kelas, ada saluran pembuangan air limbah serta adanya halaman/pekarangan, adanya gotong royong yang diadakan setiap hari sabtu. Program lain yang pernah ada yaitu tanaman obat keluarga (toga) serta dokter kecil. Menurut Kadarisman (2012), penggerakan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang



Universitas Esa Unggul



72



bertanggung jawab. Untuk itu maka semua SDM yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Menurut Kadarisman (2012), untuk mencapai sukses terbesar dalam penggerakan, orang senantiasa harus bersikap obyektif dalam penentuan dan penggunaannya. Pelaksanaan berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya merupakan pusat aktivitas aktivitas jalannya manajemen. Menggerakkan menimbulkan tantangan dan daya pikat yang luar biasa. Nilai-nilai, sikap, harapan, kebutuhan, ambisi, kepuasan seseorang dalam interaksinya dengan orang lain dan dengan lingkungan fisik kesemuanya bertautan dengan proses menggerakkan. Penggerakan atau pelaksanaan program sebaiknya disesuaikan dengan perencanaan dan tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan kegiatan dari puskesmas dijalankan langsung oleh pihak puskesmas. Sedangkan pelaksanaan kegiatan di pihak sekolah masih terkendala karena tidak adanya perencanaan yang baik. Kegiatan yang berkaitan dengan UKS sebagian telah dilaksanakan dan sebagian lagi sudah tidak dilaksanakan. Kegiatan yang sudah tidak dilaksanakan diantaranya program dokter kecil dan tanaman obat keluarga. Kegiatan yang masih digerakkan secara rutin yaitu kegiatan gotong royong setiap minggunya serta kegiatan dari pihak puskesmas. Hendaknya kegiatan-kegiatan ini ditambahkan lagi untuk mencapai trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan kehidupan lingkungan yang sehat.



Universitas Esa Unggul



73



5.2.4. Gambaran Pengawasan Program UKS di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru Pengawasan mengenai kegiatan program UKS di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru tidak dilaksanakan. Dari pihak puskesmas tidak memiliki lembar evaluasi untuk kegiatan program UKS yang telah dilakukan. Begitu juga dari pihak sekolah, pihak sekolah tidak melakukan evaluasi atas kegiatan yang telah dilakukan. Pengawasan merupakan pekerjaan pemimpin dalam menilai dan mengatur pekerjaan yang diselenggarakan dan yang telah selesai. Tujuan dari pengawasan adalah memastikan pekerjaan sesuai dengan rencana, mencegah adanya kesalahan, menciptakan kondisi agar sumber daya manusia bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, mengadakan koreksi terhadap kegagalan yang timbul dan memberi jalan keluar atas suatu kesalahan (Alam, 2007). Menurut Yayat (2001), cara-cara pengawasan dapat diperoleh melalui perkembangan tingkat pekerja yaitu pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pemimpin dengan suatu alat-alat pengukuran, pengukuran hasil pekerjaan melalui pengamatan, laporan dan catatan berbagai kegiatan, penilaian hasil pekerjaan yaitu menetapkan perbedaan dan penegcualian dengan cara membandingkan hasil pekerjaan sebenarnya dengan hasil pengukuran pekerjaan, serta pengambilan tindakan perbaikan yaitu meluruskan dan mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi. Tidak adanya pengawasan dapat membuat beberapa kegiatan tidak dilanjutkan. Misalnya program penanaman tanaman obat keluarga (toga).



Universitas Esa Unggul



74



Tanaman obat yang sudah ditanam tidak dapat dipetik karena tanaman tersebut tidak tumbuh dengan baik. Keadaan ini bisa disebabkan karena tanaman tidak terurus secara teratur. Program lain yang sudah tidak dilaksanakan yaitu dokter kecil. Program yang masih rutin dijalankan oleh pihak sekolah yaitu gotong royong setiap minggunya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengawasan secara langsung oleh wali murid masing-masing yang mengatur anak didiknya. Pengawasan



yang



tidak



dilakukan



akan



menimbulkan



ketidaksesuaian antara pelaksanaan dan tujuan. Tanpa pengawasan yang baik, suatu kegiatan tidak dapat diketahui apakah berjalan dengan lancar atau tidak. Kita tidak dapat mengetahui kendala dari suatu kegiatan, serta tidak adanya kelanjutan dari kegiatan tersebut. Kita juga tidak dapat melihat apakah kegiatan tersebut sudah berjalan sesuai dengan perencanaan.



Universitas Esa Unggul



75



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN



6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. SDN 003 Senapelan tidak memiliki perencanaan khusus untuk programprogram UKS yang akan dilakukan. Ruangan UKS hanya digunakan untuk tempat beristirahat siswa yang sakit. 2. SDN 003 Senapelan tidak memiliki organisasi khusus dalam menjalankan kegiatan program UKS. Pembina UKS biasa digantikan oleh guru olahraga. Program yang ada dilaksanakan dengan arahan wali kelas masing-masing atas perintah kepala sekolah secara langsung. Program yang dilaksanakan oleh puskesmas direncanakan dan dilaksanakan langsung oleh pihak puskesmas. 3. Program UKS yang dilaksanakan di SDN 003 Senapelan yaitu dilaksanakannya pendidikan jasmani dan kesehatan secara kurikuler, dilaksanakannya penyuluhan kesehatan oleh puskesmas, dilaksanakan imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pengawasan terhadap warung/kantin sekolah sehat, ada air bersih dan tempat cuci tangan, ada wc, ada tempat sampah di setiap kelas, ada saluran pembuangan air limbah serta adanya halaman/pekarangan, adanya gotong royong yang diadakan setiap hari sabtu. Program lain yang pernah ada yaitu tanaman obat keluarga (toga) serta dokter kecil.



75 Universitas Esa Unggul



76



4. Pengawasan mengenai kegiatan program UKS di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru tidak dilaksanakan. Dari pihak puskesmas tidak memiliki lembar evaluasi untuk kegiatan program UKS yang telah dilakukan. Begitu juga dari pihak sekolah, pihak sekolah tidak melakukan evaluasi atas kegiatan yang telah dilakukan.



6.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai program UKS di SDN 003 Senapelan Kota Pekanbaru, saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Perlunya pembuatan perencanaan program UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanaan kesehatan serta pembinaan lingkungan sekolah sehat dari pihak sekolah. 2. Perlunya pembuatan struktur organisasi demi menggerakkan program yang telah direncanakan. 3. Diperlukan pengawasan dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan yang berhubungan dengan TRIAS UKS.



Universitas Esa Unggul