Prosedur Audit Dan Rekonsiliasi Bank [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR AUDIT DAN REKONSILIASI BANK Dosen Pengampu : Widiar Onny Kurniawan, SE.M.AK



Kelompok 4 : 1. Putri Puji Lestari



161600009



2. Ajeng Maulidayani Ismadi



161600020



3. Anggi Wahyu Prastiya



161600087



4. Rizka Novitasari



161600116



5. Ika Dinastian



161600129



6. Ripta Ayu Rindi antika



161600135



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Pada masa sekarang orang-orang dan perusahaan semakin dimudahkan untuk melakukan transaksi tanpa



menggunakan uang cash, serta menyimpan uang mereka dengan



mendapatkan keuntungan seperti bunga. Itu semua dapat dilakukan dengan adanya bank. Bank memberikan kita kemudahan dalam bertransaksi namun kita juga sedikit dihadapkan dengan biaya atministrasi.



Karena banyaknya transaksi yang dilakukan antara perusahaan dengan bank sering sekali terjadi kesalahan pencatatan yang mengakibatkan ketidaksamaan antara saldo kas perusahaan dengan saldo bank. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukanlah rekonsiliasi bank.



Adanya rekonsiliasi bank membantu menentukan saldo kas (bank) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan (neraca) selain itu juga mengamankan kekayaan perusahaan dan mendeteksi kemungkinan adanya penyalah gunaan kas di bank.



2



BAB II PEMBAHASAN



PENGERTIAN DAN TUJUAN REKONSILIASI BANK



2.1 Pengertian Rekonsiliasi Bank Rekonsiliasi bank adalah suatu prosedur pengendalian terhadap kas di bank dengan membandingkan catatan kas perusahaan secara priodik. Bank mengirimkan laporan berupa kas statment yang berisi semua transaksi penyetoran selama priode tertentu. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menunjukkan dan menjelaskan adanya perbedaan antara catatan kas menurut bank dan menurut perusahaan. Jika perbedaan dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, maka catatan perusahaan dianggap benar. Sebaliknya, jika perbedaan dihasilkan dari kesalahan dalam catatan perusahaan dan catatan bank, maka diperlukan penyesuaian. Dokumen yang dibutuhkan dalam menysusun rekonsiliasi bank antara lain : 1. Jurnal penerimaan kas 2. Jurnal pengeluaran kas 3. Rekening Koran 4. Bukti setoran ke bank 5. Bukti penerimaan dan pengeluaran kas 2.2 Fungsi Rekonsiliasi bank antara lain sebagai berikut : 



Rekonsiliasi bank dilakukan untuk mengungkapkan setiap kesalahan dan ketidakwajaran yang ada pada catatan perusahaan di bank.







Prosedur rekonsiliasi dilakukan untuk mencari sebab-sebab ketidakcocokan yang terjadi antara saldo menurut catatan bank dan catatan perusahaan.







Rekonsiliasi bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank.







Rekonsiliasi juga berguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. 3



2.3 Tujuan PemeriksaanKas & Bank (Rekonsiliasi Bank) Beberapa tujuan pemeriksaan Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank) adalah: 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank (Rekonsiliasi Bank 4 kolom). 2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence). 3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan bank. 4. Untuk memeriksa, apabila ada saldo kas dan bank dalam valuta asing, apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke rugi tahun berjalar 5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (presentation and disclosure). 2.4 Cara Membuat Rekonsiliasi Bank Tidak ada aturan baku (standar) untuk melakukan proses rekonsiliasi. Setiap pegawai akuntansi atau pembukuan mungkin memilih teknik yang berbeda dalam melakukan rekonsiliasi bank. Ada yang memulai proses rekonsiliasi dengan mengidentifikasi dan mengumpulkan semua perbedaan. Lalu semua perbedaan itu dituangkan ke dalam lembar kerja rekonsiliasi. Baru dilakukan penjurnalan sekaligus. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat rekonsiliasi bank:



Langkah-1: Bandingkan Saldo Rekening Koran Vs Buku Kas Perusahaan Sama atau berbeda. Kemungkinan untuk persis sama sangatlah kecil. Biasanya selalu ada perbedaan. Misalnya ditemukan Saldo Rekening Koran Rp 8,550,000, sementara saldo Buku Kas Perusahaan Rp 36,380,000. Dari kedua saldo tersebut terdapat perbedaan yang besar.



4



Langkah-2. Cari Transaksi Yang Bersifat ‘Auto’ Transaksi bersifat ‘Auto’ yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dikenakan oleh bank dengan langsung mendebit (memotong saldo) dan pendapatan yang diberikan oleh bank dengan langsung mengkredit (menambah saldo) rekening perusahaan, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, antara lain: biaya admin bank, bea meterai, biaya buku cek, bunga jasa giro, pajak atas bunga. Karena bank langsung melakukan transaksi tanpa pemberitahuan ke pihak perusahaan terlebih dahulu, maka perusahaan biasanya belum mencatat transaksi tersebut di dalam buku kas perusahaan.



Jenis transaksi ini rutin terjadi setiap bulannya, jumlahnya relatif sama dari bulan-ke-bulan, kisaran tanggal transaksi juga lebih banyak terjadi mendekati akhir-akhir bulan (kecuali biaya buku cek—tergantung tanggal pengambilan). Cari jenis transaksi ini di dalam rekening koran. Biasanya antara tanggal 25 hingga 31 untuk setiap bulannya. Misalnya ditemukan: 



Biaya admin bank Rp 500,000, belum dicatat ke dalam buku kas perusahaan







Biaya buku cek Rp 300,000, belum dicatat ke dalam buku kas perusahaan







Bea materai Rp 50,000, belum dicatat ke dalam buku kas perusahaan







Bunga jasa giro Rp 215,000, belum dicatat ke dalam buku perusahaan







Pajak atas bunga Rp 15,000, belum dicatat ke dalam buku perusahaan.



Masukkan transaksi-transaksi tersebut ke dalam buku kas perusahaan dengan jurnal, sbb: [Debit]. Biaya Admin Bank = Rp 850,000 [Credit]. Kas – Bank Mandiri = Rp 850,000 (Biaya admin bank 500,000 + buku cek 300,000 + bea materai 50,000) [Debit]. Kas – Bank Mandiri = Rp 200,000 [Debit]. Biaya Pajak atas bunga = Rp 15,000 [Credit]. Pendapatan Jasa Giro = Rp 215,000 (Untuk mencatat bunga jasa giro dan pajak atas bunga) 5



Dengan selesainya penjurnalan di atas berarti jenis biaya dan pendapatan auto telah dimasukan, dan saldo kas perusahaan akan berubah menjadi: 36,380,000 – 500,000 – 300,000 – 50,000 + 200,000 = Rp 35,730,000. Dibandingkan dengan saldo dalam rekening koran yang hanya Rp 8,550,000, berarti masih terdapat selisih sebesar Rp 27,180,000,Langkah-3. Buat ‘Lembar Kerja Rekonsiliasi’ Buat lembar kerja rekonsiliasi sederhana, lalu masukan saldo Buku Kas Perusahaan Rp 35,730,000 di ujung atas, dan saldo rekening koran sebesar Rp 8,550,000 di bagian bawah lembaran kerja, seperti berikut ini:



6



Langkah-4. Temukan Setoran Dalam Perjalanan ‘Setoran Dalam Perjalanan’ atau ‘Deposit in Transit’ yang dimaksudkan adalah cek (umumnya pembayaran dari pelanggan) yang sudah dicatat sebagai kas masuk akan tetapi belum disetorkan ke bank, atau sudah disetorkan tetapi belum berhasil di kliring sampai bank tutup buku, sehingga di rekening koran tidak muncul. Kumpulkan semua setoran untuk bulan itu (di dalam buku perusahaan pasti di sisi debit, terutama pada tanggal-tanggal menjelang tutup buku), cari setoran itu di dalam rekening koran satu-per-satu (biasanya di sisi credit rekening koran, dari tanggal 20 ke atas). Setoran manapun yang tidak muncul di rekening koran, masukan ke dalam ‘Lembaran Kerja Rekonsiliasi’ di bagian “Setoran Dalam Perjalanan”. Lalu Jumlahkan. Misalnya ditemukan 3 setoran dalam perjalanan, sbb: Setoran tanggal 29-Aug-2011 = Rp 15,000,000 Setoran tanggal 30-Aug-2011 = Rp 25,000,000 Setoran tanggal 31-Aug-2011 = Rp 10,000,000 Setoran Dalam Perjalanan



= Rp 50,000,000



(Catatan: Ini tidak perlu di jurnal, cukup di masukan ke dalam lembar kerja rekonsiliasi saja).



Langkah-5. Temukan Cek Beredar ‘Cek Beredar’ atau ‘Outstanding Check‘ yang dimaksudkan di sini adalah cek keluar yang sudah dicatat sebagai kas keluar (biasanya pembayaran kepada pihak luar) tetapi belum dicairkan oleh si penerima cek hingga bank tutup buku, sehingga saldo buku kas perusahaan sudah berkurang tetapi saldo kas di rekening koran belum berkurang. Kumpulkan semua cek keluar bulan itu (di dalam buku perusahaan pasti di sisi kredit terutama pada tanggal-tanggal menjelang tutup buku), cari cek keluar tersebut di dalam rekening koran satu-per-satu (biasanya di sisi debit rekening koran). Setoran manapun yang tidak muncul di rekening koran, masukan ke dalam ‘Lembaran Kerja Rekonsiliasi’ di bagian “Cek Beredar”. Lalu Jumlahkan. Misalnya ditemukan 5 cek beredar, sbb: 7



Cek No. 389900 = Rp 3,500,000 Cek No. 389905 = Rp 5,200,000 Cek No. 389910 = Rp 2,000,000 Cek No. 389912 = Rp 8,000,000 Cek No. 389917 = Rp 4,300,000 Cek Beredar



= Rp 23,000,000



(Catatan: Ini tidak perlu di jurnal, cukup di masukan ke dalam lembar kerja rekonsiliasi saja). Setelah langkah-4 dan 5 di atas dilakukan, maka anda seharusnya akan menghasilkan lembar kerja seperti di bawah ini:



8



Dari data diatas menunjukkan masih terdapat selisih Rp 180,000.



Langkah-6. Periksa Ulang Dan Telusuri Pertama pastikan semua biaya-biaya bank dan pendapatan jasa giro (termasuk pajaknya) sudah dijurnal dan dimasukan ke dalam buku kas perusahaan. Jika tidak ada yang ketinggalan dan semuanya sudah dijurnal dengan benar. Lanjutkan periksa ulang ke



9



lembaran kerja rekonsiliasi, pastikan semua setoran dalam perjalanan dan cek beredar sudah dimasukan ke dalam lembar kerja rekonsiliasi dengan benar. Jika semuanya sudah dimasukan dengan benar, berarti anda perlu melakukan penelusuran satu-per-satu. Bagi para pemula, menelusuri transaksi satu-per-satu memang bukan pekerjaan yang bisa dilakukan dengan cepat. Apalagi jika jumlah transaksi cukup banyak. Tetapi ini adalah hal biasa bagi mereka yang sudah berpengalaman—bisa melakukan penelusuran dengan cepat, karena mereka biasanya sudah memiliki ‘sense’ (semacam instinct) yang bisa mengendus asal selisih yaitu : 



Jika selisihnya kecil (di bawah Rp 1,000,000), kemungkinan besar disebabkan oleh salah input angka. Artinya, kemungkinan semua cek dan slip setoran sudah terinput, hanya saja diinput lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.







Jika selisihnya besar (di atas Rp 1,000,000), kemungkinan besar disebabkan oleh: (a) adanya cek keluar/slip setoran yang belum terinput; atau (b) ada cek keluar/slip setoran diinput duakali; atau (c) ada cek batal (kembali) yang lupa dijurnal pembalik (reversal journal).



Lakukan penelusuran transaksi-per-transaksi. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan nomor cek dan nomor slip setoran yang ada di rekening koran (setiap transaksi pasti ada nomor cek/nomor slip-nya). Mulai dari transaksi yang paling atas, misalnya nomor cek 389815. Dalam contoh kasus ini misalnya anda menemukan Cek No. 389825 di rekening koran menunjukan nominal Rp 1,200,000 tetapi di buku kas perusahaan menunjukan nominal Rp 1,020,000. Mungkin cashier ngantuk saat input cek tersebut. Ambil dokumen terkait dengan transaksi tersebut, misalnya nota tagihan dari PT. XYZ atas pemebelian bahan baku. Periksa nominal tagihannya; apakah memang Rp 1,200,000 atau hanya Rp 1,020,000. Jika memang Rp 1,200,000 berarti terdapat kasus salah input. Berikut jurnal penyesuaian yang harus dibuat : [Debit]. Utang pada PT. XYZ



= Rp 180,000



[Credit]. Kas



= Rp 180,000 10



Setelah jurnal ini dimasukan, maka saldo buku kas perusahaan akan berkurang sebesar Rp 180,000, sehingga menjadi Rp 35,550,000. Ganti saldo akhir buku kas di lembar kerja rekonsiliasi (ujung atas) dari Rp 35,730,000 menjadi Rp 35,550,000, sehingga ‘Saldo Akhir Buku Kas Perusahaan Setelah Rekonsiliasi’ akan menjadi sama persis dengan ‘Saldo Akhir Kas Bank Mandiri, yaitu Rp 8,550,000.



11



PROSEDUR AUDIT KAS DAN SETARA KAS



Telah kita ketahui bahwa auditing merupakan suatu proses untuk membandingkan laporan keuangan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan keuangan yang dibuat telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Selain itu,dengan mengaudit suatu laporan keuangan dapat terlihat kecurangan-kecurangan apa saja yangada dalam suatu organsisasi. Dalam mengaudit, seorang auditor juga harus terlebih dahulu memahami bidang keahliannya, karena ketelitian dalam mengaudit merupakan faktor yang penting dalam mengaudit.



Banyak hal yang harus dipahami auditor dalam mengaudit, tetapi disini akan diterangkan sedikit mengenai prosedur audit kas. Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah diselewengkan. Hal itu karena banyaknya transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu, kas lebih mudah menjadi objek pencurian dibandingkan jenis aset lainnya karena kebanyakan aset harus dikonversikan terlebih dahulu ke dalam bentuk kas agar dapat diuangkan.



2.1 Prosedur Audit Kas Siapkan skedul utama dari kas dan setara kas 1. Lakukan perhitungan kas (cash count) secara mendadak dan serentak untuk semua jenis kas yang ada di perusahaan serta dibuatkan berita acara pemeriksaan. 2. Yakinkan bahwa buku kas telah ditutup per tanggal pemeriksaan dan semua bukti pengeluaran dan penerimaan telah dibukukan. 12



3. Bandingkan saldo kas menurut perhitungan kas dengan saldo buku kas. 4. Apabila perhitungan kas dilakukan sesudah tanggal neraca, lakukan prosedur penarikan mundur (trace back) ke tanggal neraca dan bila dilakukan sebelum tanggal neraca lakukan penarikan maju (trace forward) ke tanggal neraca. 5. Bandingkan saldo buku besar dengan saldo perhitungan kas setelah prosedur penarikan per tanggal neraca. 6. Periksa penjumlahan (footing/cross footing) lembaran-lembaran buku kas, perhatikan pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke lembaran berikutnya. 7. Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap (Imprest fund), teliti apakah sudah ada petanggungjawaban dari dana tetap sebelum diadakan pengisian kembali. 8. Pastikan bila ada kas yang dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam kurs yang benar per tanggal neraca. 9. Buat daftar koreksi yang diperlukan 10. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu diketahui oleh para partner serta saran perbaikan kepada pihak manajemen yang juga merupakan salah satu penilaian terhadap mutu audit.



2.2 Prosedur Audit Bank 1. Lakukan prosedur konfirmasi untuk semua akun bank, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. 2. Minta dari klien hasil rekonsiliasi bank dan periksa kebenaran rekonsiliasi tersebut (meliputi pencocokan saldo R/K dengan saldo buku besar bank, pemeriksaan cek/giro yang masih beredar (outstanding check) dan setoran dalam perjalanan (deposit in transit) ). 3. Yakinkan bahwa saldo bank dalam mata uang asing telah dikonversikan ke dalam kurs yang benar per tanggal neraca. 4. Yakinkan bahwa setiap pembukuan dan penutupan rekening bank mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. Mintalan informasi mengapa perlu dibuka rekening baru maupun alas an dari penutupan rekening. 13



5. Yakinkan bahwa tidak ada lapping/window dressing dengan memeriksa bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran akhir tanggal neraca. 6. Untuk rekening yang sudah tidak aktif, mintalah penjelasan dari klien dan sarankan untuk ditutup saja 7. Yakinkan bahwa semua rekening di bank atas nama perusahaan, bukan perorangan. 8. Perhatikan apakah ada kelebihan saldo di bank yang tidak digunakan dalam waktu singkat dan sarankan untuk didepositokan untuk mendapat tingkat bunga yang lebih tinggi. 9. Periksa pendebitan dan pengkeditan yang ada dalam jurnal dan dibukukan kedalam buku besar. 10. Catat hal-hal yang perlu diberikan saran kepada manajemen dalam surat manajemen (Management Letter). 11. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan bank yang perlu diketahui oleh partner.



14



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Rekonsiliasi bank adalah proses penyesuaian informasi catatan kas menurut sebuah perusahaan dan juga menurut bank. Rekonsiliasi bank dapat diartikan juga sebagai kegiatan merinci adanya perbedaan terhadap catatan transaksi milik bank sebagai pengelola transaksi serta catatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan pihak bank berupa rekening koran atau biasa disebut bank statement. Dalam proses rekonsiliasi, bank akan memperlihatkan seluruh transaksi yang telah dilakukan selama periode yang ditentukan. Jika ditemukan perbedaan, akuntan akan melakukan jurnal penyesuaian dengan menggunakan bukti yang dianggap sah dan juga valid.



15



16