8 0 53 KB
A. Prosedur Penerjemahan Prosedur dan metode penerjemahan berbeda arti. Prosedur penerjemahan adalah proses penerjemahan kalimat dan unit-unit terjemah yang lebih kecil, sedangkan metode penerjemahan adalah proses penerjemahan nas secara keseluruhan. Perbedaan antara metode dan prosedur terletak
pada objeknya. Objek metode adalah nas secara
keseluruhan, sedangkan objek prosedur berupa kalimat sebagai unit penerjemahan terkecil, dan kalimat ini merupakan bagian dari nas. Persamaan antara metode dan prosedur ialah bahwa keduanya merupakan cara yang digunakan oleh penerjemah dalam memecahkan masalah penerjemahan. Selanjutnya, secara konseptual metode digunakan sebagai prinsip umum atau pendekatan dalam menangani sebuah tek, sedangkan prosedur memperlihatkan adanya tahapan penanganan masalah. Karena objek prosedur itu berupa kalimat dan kalimat itu sendiri sangat banyak jenisnya dan sangat variatif, maka tidaklah mengheran jika jenis prosedur pun sangat banyak dan variatif. Meskipun jumlah prosedur itu banyak, ada jenis prosedur yang dianggap sangat pokok dan sering digunakan oleh penerjemah. Di antara prosedur penerjemahan yang pokok tersebut ialah yang dikemukakan oleh Newmark berikut ini : 1. Prosedur Literal Prosedur literal tidak dapat dihindari pemakaiannya tatkala prosedur ini dapat menjamin ekuivalensi pragmatis dan referensial dengan bahasa sumber. Maksudnya, prosedur ini digunakan jika makna bahasa sumber
berkorespondensi
dengan makna
bahasa penerima atau
mendekatinya, dan kata itu
hanya mengacu
pada benda yang sama,
bahkan memiliki asosiasi yang sama pula. Objek prosedur ini merentang mulai dari penerjemahan kata demi kata, frase demi frase, kolokasi demi kolokasi, hingga kalimat demi kalimat. Namun, semakin panjang unit terjemahan, semakin sulit prosedur literal diterapkan.
2. Prosedur Transfer dan Naturalisasi Transfer dipahami sebagai prosedur pengalihan suatu unit linguistik dari bahasa sumber ke dalam nas bahasa penerima dengan menyalin huruf atau melakukan transliterasi. Hal-hal yang biasa ditransfer ialah nama orang,
nama georafis
dan tofografis, judul jurnal, buku,
majalah, surah kabar, karya sastra, drama, nama institusi pemerintah, swasta, masyarakat, dan nama jalan serta alamat. Dalam nas sastra dan iklan, kata-kata kebudayaan sering ditransfer untuk memberi warna lokal, menarik perhatian pembaca, menimbulkan keintiman antara nas dan pembaca, dan untuk mengapresiasi budaya bahasa sumber. 3. Prosedur Ekuivalensi Budaya Dalam prosedur ini kata budaya bahasa sumber diterjemahkan dengan kata budaya bahasa penerima yang ekuivalen. Prosedur ini digunakan secara terbatas, karena tidak ada dua budaya yang persis sama, misalnya dalam nas yang bersifat umum, publikasi atau propaganda, dan dalam penjelasan singkat kepada
pembaca yang kurang mengetahui
budaya bahasa sumber. Dalam praktiknya, prosedur ini kerap dilengkapi dengan prosedur ekuivalensi fungsional dan deskriptif. 4. Prosedur Modulasi Prosedur ini dipahami sebagai pengubahan pandangan atau perspektif yang berkaitan dengan kategori pemikiran atau pengubahan unsur leksis suatu unit linguistik dengan unsur linguistik yang berbeda dalam bahasa penerima. Misalnya, bentuk jamak diterjemahkan dengan bentuk tunggal atau sebaliknya, kategori verba diterjemahkan menjadi nomina, dan kalimat aktif diterjemahkan dengan kalimat pasif. 5. Prosedur Transposisi Prosedur
ini berkaitan dengan pengubahan
dan
penyesuaian
struktur bahasa sumber dengan struktur bahasa sasaran. Prosedur
ini
ditempuh tatkala
penerjemah
penerima yang sama dengan
tidak struktur
menemukan struktur
bahasa
bahasa sumber. Penerjemah,
misalnya, dapat mengubah kalimat majemuk menjadi beberapa kalimat tunggal, bentuk tunggal menjadi jamak atau sebaliknya, atau kategori verba
menjadi
nomina. Karena prosedur ini sangat penting, maka
pembahasannya yang memadai akan disajikan pada bab tersendiri berikut teknik-tekniknya. B. Teknik Penerjemahan Teknik merupakan cara penerjemahan subunit dari unit nas yang terkecil. Atau teknik berarti cara penerjemahan kata dan frase (subunit) dengan segala variannya yang merupakan bagian dari kalimat dengan memperhatikan konteks kalimat itu (unit). Pada hakikatnya
teknik
tersebut merupakan penjabaran dari prosedur penerjemahan atau sebagai tahapan langkah dari sebuah prosedur. C. Hubungan antara Metode, Prosedur, dan Teknik Metode merupakan cara penerjemahan nas sumber secara keseluruhan, sedangkan prosedur merupakan cara penerjemahan kalimat yang merupakan bagian dari nas tersebut. Adapun teknik merupakan cara penerjemahan kata atau frase yang merupakan bagian dari sebuah kalimat. Teknik berfungsi untuk menjabarkan tahapantahapan pekerjaan yang mesti dilalui oleh sebuah prosedur, sedangkan prosedur berfungsi
sebagai
penjabaran dari metode penerjemahan sebuah nas. Metode, prosedur, dan teknik merupakan tahapan-tahapan kegiatan dari proses penerjemahan, yaitu proses pengungkapan makna nas sumber di dalam nas penerima. Ketiga cara di atas berinteraksi secara integratif
dalam
mengungkapkan dan mereproduksi amanat nas sumber, sehingga diperolehlah padanan yang wajar atau ekuivalensi yang dinamis di dalam nas penerima.